PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN DI DESA AIR PAYANG .

3y ago
80 Views
4 Downloads
268.46 KB
18 Pages
Last View : 16d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Ciara Libby
Transcription

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYANDI DESA AIR PAYANG KECAMATAN PULAU LAUTKABUPATEN NATUNASendri, Rumzi Samin, Wahjoe PangestoetiProgram Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas Maritim Raja Ali HajiABSTRAKDesa Air Payang merupakan salah satu desa yang berada diwilayahKabupaten Natuna tepatnya di Kecamatan Pulau Laut yang memiliki potensisumber daya kelautan dan perikanan yang cukup besar. Kondisi seperti ini telahmembuat sebagian besar masyarakat di Air Payang menjadikan laut sebagaitempat untuk menggantungkan hidup sehari hari dengan berprofesi sebagainelayan baik menjadi nelayan penuh maupun menjadi nelayan sambilan. Teknikanalisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode DeskriptifKualitatif. Besrdasarkan hasil penelitian ini maka dapat diketahui bahwaPemberdayaan Masyarakat Nelayan di Desa Air Payang Kecamatan Pulau LautKabupaten Natuna, menyangkut kehidupan nelayan adalah kurang berdayanyanelayan dalam mengelola hasil laut yang ada serta kurangnya kesadaran nelayandalam mengelola hasil laut secara arif dan bijaksana agar sumber daya kelautandan perikanan dapat dikelola secara berkelanjutan. Adanya faktor yang menjadikendala pemberdayaan masyarakat nelayan di desa Air Payang yaitu, sulitnyamerubah pola pikir dan paradigma masyarakat nelayan, Adanya keterbatasandana, dan Tingkat pendidikan rendah dan kurang terampilnya masyarakat nelayandalam melakukan inovasi dan kreasi terhadap pengelolaan sumber perikanan.Kata kunci : pemberdayaan, pengembangan, masyarakat nelayan.A. PENDAHULUANMasyarakat nelayan sebagai kelompok yang secara langsung memanfaatkandan mengusahakan sumber daya perikanan melalui kegiatan tangkap danbudidaya juga tidak terlepas dari masalah kemiskinan. Manusia dalam fitrahnyamerupakan mahkluk sosial yang tidak dapat hidup dengan sebaik-baiknya tanpa1

menjalin keserasian dan bergantung kepada Penciptanya, berdampingan bersamamanusia lainnya, dan interaksi dengan ciptaan-Nya baik alam lingkungan hidupdan berbagai jenis hewan. Tanpa hal itu manusia belum dikatakan memiliki arti,nilai, dan makna dalam hidupnya di dunia ini. Berdampingan berarti salingmendukung dan melindungi. Melalui pendapat Gajanayake (1993, h.6)disampaikan bahwa pemberdayaan adalah konsep di atas partisipasi, yangterpenting darinya adalah upaya untuk membantu orang dalam membebaskan dirisecara fisik maupun mental.Masyarakat nelayan merupakan bagian dari kelompok masyarakat yangtinggal di daerah pesisir. Pada umumnya mereka adalah kelompok masyarakattertinggal yang berada pada level paling bawah, baik tertinggal secara ekonomi,sosial, maupun budaya. Karena penghasilan mereka masih tergantung padakondisi alam, maka sulit bagi mereka untuk merubah kehidupannya menjadi lebihbaik. Sebagai nelayan tradisional bukan saja berhadapan dengan ketidakpastianpendapatan dan tekanan musim paceklik ikan yang panjang, tetapi mereka jugadihadapkan manajemen pengelolaan keuangan dan pemasaran hasil produksinya.Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk berusahameningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan, baik melalui pemberianbantuan peralatan tangkap, kemudahan akses permodalan, maupun melaluiprogram pemberdayaan masyarakat pesisir. Dimana semua program tersebutbertujuan untuk meningkatkan kesejehteraan masyarakat pesisir, termasuknelayan. Akan tetapi tidak semua program tersebut tepat sasaran dan hasil yangdiperoleh belum sesuai dengan yang diharapkan.2

Oleh karena itu, diperlukan suatu kajian mendalam untuk mengetahuifaktor-faktor yang menghambat program pemberdayaan masyarakat nelayan diDesa Air Payang Kecamatan Pulau Laut, serta untuk merumuskan kembalistrategi kebijakan pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Air Payang. Dimanasebagian besar dari mereka termasuk nelayan tradisional dengan tingkatpendidikan yang relative npemberdayaan masyarakat, pemerintah memiliki peran yangkegiatanbesar dan bisadikatakan merupakan suatu keharusan bagi pemerintah untuk melakukanpemberdayaan terhadap kelompok-kelompok masyarakat yang dinilai belummemiliki daya saing dalam kehidupannya. Dengan demikian pemerintah haruslebih jeli melihat kondisi masyarakat yang belum berdaya diwilayahnya sehinggadapat mengambil langkah-langkah strategis dalam memecahkan masalah yang adadalam masyarakat dengan harapan masyarakat dapat lebih memiliki daya saingdan kualitas hidup dalam kehidupannya.Desa Air Payang merupakan salah satu desa yang berada diwilayahKabupaten Natuna tepatnya di Kecamatan Pulau Laut yang memiliki potensisumber daya kelautan dan perikanan yang cukup besar. Kondisi seperti ini telahmembuat sebagian besar masyarakat di Air Payang menjadikan laut sebagaitempat untuk menggantungkan hidup sehari hari dengan berprofesi sebagainelayan baik menjadi nelayan penuh maupun menjadi nelayan sambilan.Permasalahan yang ada di Desa Air Payang menyangkut kehidupan nelayanadalah kurang berdayanya nelayan dalam mengelola hasil laut yang ada sertakurangnya kesadaran nelayan dalam mengelola hasil laut secara arif dan bijaksana3

raberkelanjutan.Masalah tersebut menjadi kondisi kehidupan ekonomi masyarakatnelayan di Desa ini dapat dikatakan lebih banyak tertinggal jika di bandingkandengan kondisi ekonomi masyarakat yang berprofesi sebagai non nelayan.Dalam hal ini pemberdayaan Mardikanto dan Soebianto (2013:109)mengatakan ”Pemberdayaan merupakan implikasi dari strategi pembangunanyang berbasis pada masyarakat (People centered development)”. Terkait denganhal ini, pembangunan, apapun pengertian yang diberikan kepadanya selalumerujuk pada upaya perbaikan, baik secara fisik, mental, ekonomi maupun socialbudayanya”.Sejalan dengan hal itu, dalam pembangunan kelautan dan perikanan tujuanpemberdayaan diarahkan pada terwujudnya perbaikan teknis pengelolaan kelautandan perikanan, perbaikan usaha perikanan dan perbaikan kehidupan nelayan danmasyarakatnya. Kurang berdayanya masyarakat nelayan di Desa Air Payang telahmenjadikan sebagian besar dari mereka tertinggal jika dilihat dari segi kehidupanekonomi mereka. Belum terampilnya nelayan dalam pengelolaan hasil kelautandan perikanan, terbatasnya sarana dan prasarana yang menunjang dalampengelolaan hasil kelautan dan perikanan, terbatasnya modal yang dimiliki dalampengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan dan mahalnya biaya yang harusdikeluarkan nelayan untuk sekali melakukan penangkapan ikan serta susahnyabagi nelayan untuk mendapatkan bantuan modal baik dari pemerintah maupundari pihak swasta merupakan rangkaian permasalahan dari kehidupan nelayanyang ada di Desa Air Payang. Jika para nelayan mampu mengelola hasil laut yangdidapat maka hal ini tentunya akan sangat membantu kehidupan ekonomi4

masyarakat nelayan di Desa Air Payang. Sebagai contoh, hasil laut yang didapatnelayan bisa diolah menjadi kerupuk, abon ikan dan ikan asin. Namun sejauh inipara nelayan hanya bisa mampu mengelola hasil laut yang didapat dalam bentukpembuatan kerupuk ikan saja.Nelayan di Desa Air Payang dalam melakukan kegiatan penangkapan ikanmasih menggunakan cara-cara dan alat tradisional yang selama ini selalu digunakan oleh pendahulu mereka. Kondisi ini dikarenakan kurangnya sarana danprasarana serta kurang terampilnya nelayan di Desa Air Payang dalam melakukaninovasi dan kreasi terhadap pengelolaan sumber perikanan. Dengan cara-cara danalat tradisional yang mereka gunakan tersebut tentunya akan sangat berpengaruhterhadap tingkat pendapatan mereka sehingga pendapatan mereka bisa dikatakanmasih kurang jika dibandingkan dengan kelompok social lainnya misalnya petaniyang rata-rata pendapatannya Rp 1.800.000 per bulan, pedagang yangpendapatannya Rp 2.600.000 per bulan, dan pegawai negeri yang rata-ratapendapatannya Rp 4.100.000 per bulan.B. BAHAN DAN METODEPenelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatankualitatif. Menurut Rumengan (2013:47) Desain Deskriptif merupakan penelitianuntuk mendapatkan gambaran deskripsi variable-variabel utama penelitian sesuaidengan tujuan utama penelitian.1.Sumber dan Jenis Dataa. Data primerMerupakan data yang diproses langsung oleh penulis yang menjadisasaran dalam sebuah penelitian. Dalam hal yang menjadi data primer5

adalah pelaksanaan pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa AirPayang.b. Data SekunderData sekunder merupakan data yang dikumpulkan untuk suatu maksudyang lain tetapi digunakan kembali oleh analisis desai penelitian. Dalampenelitian ini data skunder penulis peroleh langsung dari UPT DinasKelautan dan Perikanan Kecamatan Pulau Laut serta dokumen yangberhubungan dengan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat nelayan diDesa Air Payang.2. Tehnik dan Alat Pengumpulan DataUntuk mengumpulkan data dalam penelitian ini penulis menggunakanbeberapa tehnik sebagai berikut:a. ObservasiMenurut Arikunto (2013:199), ‘’Observasi atau yang disebut denganpengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objekdengan menggunakan seluruh alat indra’’.Sejalan dengan hal tersebutmaka dalam pra-penelitian, penulis melakukan pengamatan langsunguntuk melihat secara jelas mengenai kondisi objek penelitian untukmendapatkan data yang akurat tanpa ikut serta dalam kegiatan objek yangpenulis teliti, dimana dalam hal ini penulis menggunakan lembarpengamatan untuk mencatat setiap kejadian yang penulis temukandilapangan hasilnya adalah daftar analisa6

b. WawancaraMenurut Arikunto (2013:198), ‘’Wawancara (interview) adalah sebuahdialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperolehinformasi dari terwawancara (interviewer)’’. Lebih jauh menurut Arikunto(2013:199) ditinjau dari pelaksanaannya wawancara dapat dibedakan ataswawancara bebas (inguided interview),wawancara terpimpin (guidedinterview) dan wawancara bebas terpimpin.Berdasarkan beberapa hal diatas,maka penulis dalam melakukanpengumpulan data menggunakan tehnik wawancara bebas terpimpindimana penulis hanya mempersiapkan pedoman yang akan ditanyakansecara garis besar. Dalam hal ini penulis akan mempersiapkan pedomanyang akan ditanyakan kepada informan secara garis besar yang menjaditujuan penulis dalam memperoleh informasi. Selebihnya penulis akanmendengarkan penuturan yang akan disampaikan oleh para informan yangkemudian penuturan tersebut akan penulis jadikan sebagai sumberinformasi yang kemudian akan ditarik sebuah kesimpulan dari masalahyang diteliti guna mendapatkan hasil penelitian.Adapun informasi bagi penulis dalam melakukan wawancaramenggunakan alat – alat berupa pedoman wawancara yang akan ditujukankepada subjek penelitian penulis yakni UPT Dinas Kelautan dan PerikananAir Payang, Ketua Kelompok Nelayan Desa Air Payang 3(tiga) orang danmasyarakat Nelayan Desa Air Payang 8(delapan) orang.c. Dokumentasi7

taaslinyadokumen,yang artinya barang-barang tertulis seperti buku-buku, dokumendan sebagainya’’.Berdasarkan hal tersebut,penulis untuk mendapatkan informasi tentangdata yang diperoleh dengan cara memperlajari dokumen, peraturanperaturan, dan catatan resmi yang ada kaitannya dengan objek yang akanpenulis teliti.C. HASIL PENELITIANDengan memperhatikan sejumlah bantuan yang telah diterima olehmasyarakat nelayan tersebut, maka sangat diharapkan adanya perbaikan dalamusaha yang dilakukan oleh nelayan. Berdasarkan penelitian penulis dilapagan,bahwa bantuan yang diberikan tersebut sampai sejauh ini belum memberikandampak yang baik bagi perkembangan usaha nelayan. Kondisi bantuan yangdiberikan tersebut sampai saat ini sudah ada sebagian yang mengalami kerusakandan sudah ada yang beralih fungsi dari yang direncanakan. Untuk lebih jelasnyamengenai keadaan dari sarana dan prasarana yang telah diterima oleh masyarakatnelayan Desa Air Payang adalah sebagai berikut:1. Kapal tangkap ikan yang diberikan sebanyak 5 buah sudah ada satu buahyang mengalami kerusakan dan satu buah yang beralih fungsi dari yangseharusnya. Kerusakan tersebut dikarenakan kurangnya kesadaran darikelompok yang telah menerima untuk merawat kapal tersebut denganbaik sehingga pada akhirnya kapal tersebut menjadi bocor dan mesinnyamenjadi rusak akibat kemasukan air. Peralihan fungsi dari seharusnyadimana kapal tangkap ikan yang seharusnya digunakan untuk melakukan8

kegiatan penangkapan ikan digunakan untuk mengangkut penumpangkapal yang akan turun maupun naik dari kapal ke pelabuhan penumpang.2. Bantuan kawat bubu yang diterima oleh nelayan sampai sejauh ini telahmengalami kerusakan secara keseluruhan. Kerusakan ini merupakankerusakan yang terjadi secara alamiah karena pada dasarnya kawat yangdigunakan untuk membuat bubu atau perangkap ikan adalah dari bahanbesi yang hanya bertahan antara 2 sampai dengan 3 tahun untukdigunakan didalam air. Selain digunakan untuk membuat bubu, kawatyang diterima juga ada yang digunakan nelayan untuk dijadikanpelindung jaring keramba mereka agar tidak terkena gigitan ataugangguan ikan lain yang dapat mengganggu keramba mereka.3. PLTS yang diterima nelayan sampai saat ini banyak disalahgunakan olehyang menerima bantuan ini. PLTS yang seharusnya ditempatkan dikapaltangkap ikan nelayan agar menjadi penerang saat nelayan melaut padamalam hari namun ditempatkan dirumah nelayan yang bersangkutankarena mengingat listrik di Desa Air Payang hanya sampai jam 24.00 danuntuk menerangi rumahnya mereka menggunakan PLTS yang diberikan.Akibat yang ditimbulkan dari keadaan tersebut adalah sampai sejauh inimasyarakat nelayan di Desa Air Payang masih belum bisa dikatakansebagai kelompok masyarakat yang berdaya dalam mengelola sumberdaya kelautan dan perikanan yang ada. Kodisi di lapangan menunjukkanada beberapa kesulitan yang sampai saat ini masih dihadapi nelayan.Adapun beberapa kesulitan tersebut adalah:9

1. Tidak tersedianya pasar yang dapat digunakan nelayan dalam menjualhasil tangkapan yang berupa ikan mati seperti tongkol, ikan karangdan jenis ikan lainnya. Dengan keadaan yang demikian makamembuat nelayan dalam menjual hasil tangkapannya dengan caramenjajakannya dengan menggunakan sepeda motor.2. Modal yang dikeluarkan nelayan sangat besar dalam melakukanpenangkapan ikan dan hasil yang mereka dapatkan kadang-kadanghanya cukup untuk membayar modal dan bahkan kurang dari itusehingga mereka harus berhutang dengan toke atau bos mereka. Hargaminyak solar yang ada di Desa Air Payang saat ini adalah Rp 9.500per liter. Sekali melakukan kegiatan penangkapan ikan atau melaut,nelayan rata-rata membutuhkan paling sedikitnya 10 liter solar.Artinya dalam sekali melaut saja biaya untuk minyak yang harusdikeluarkan paling sedikit Rp 95.000 oleh nelayan dan ditambah lagidengan perlengkapan lainnya seperti mata pancing, tali pancing, bekalmakanan dan minuman yang semuanya mencapai diatas Rp 100.000.Untuk semua biaya yang dikeluarkan tersebut akan terbayar jika hasiltangkapan yang didapat nelayan cukup baik dan jika tidak maka untukmenutupi modal saja kadang-kadang mereka kesulitan.3. Kondisi kelembagaan kelompok masyarakat nelayan hanya bersifatformalitas. Ini dikarenakan tidak adanya penataan yang baik antarasesama nelayan tersebut sehingga kelompok nelayan di Desa AirPayang seakan-akan tidak pernah ada.10

4. Keterampilan nelayan yang kurang dalam mengelola hasil laut yangada sehingga pemanfaatan hasil laut sangat minim bagi kehidupannelayan. Sejauh ini usaha yang dikembangkan dalam pengelolaanhasil laut dan perikanan masih sangat rendah. Ini dikarenakan selamaini usaha dalam pemanfaatan potensi laut hanya sebatas penjualanikan mentah, pengasapan ikan, pengeringan ikan teri dan pembuatankerupuk ikan. Semua jenis usaha tersebut hanya akan dilakukanapabila ikan yang didapat oleh nelayan cukup banyak dan tidak habistejual. Apabila nelayan hanya mendapatkan sedikit ikan dan semuanyahabis tejual maka tidak dapat digunakan untuk membuat kerupuk,diasapkan dan dikeringkan. Kondisi seperti ini telah lama terjadidalam kehidupan masyarakat nelayan di Desa Air Payang. Penuliskatakana demikian karena pada dasarnya dari kecil sampai penulismenempuh pendidikan tingkat SMA penulis berada ditengah-tengahmasyarakat nelayan.5. Tidak tersedianya pasokan es yang cukup bagi nelayan dalammemelihara ikan yang telah mereka dapatkan. Awalnya pada tahun2002 pernah ada pembangunan pabrik es oleh Pemerintah KabupatenNatuna yang tujuannya untuk memenuhi kebutuhan es bagi nelayannamun hanya berjalan sekitar satu tahun dan sampai saat ini pabriktersebut sudah tidak bisa digunakan lagi bahkan bangunannya sudahtidak ada. Dengan kondisi ini maka sering kali terjadi ikan yang telahmereka dapatkan kadang-kadang menjadi busuk. Akibatnya ikantersebut tidak laku lagi untuk dijual secara mentah sehingga harus11

dilakukan pengelolaan dalam bentuk yang lain yang bisa dikerjakanoleh nelayan misalnya dikeringkan dan dibuat kerupuk.VMelihat kondisi tersebut maka perlu adanya sebuah upaya yang harusdilakukan oleh Pemerintah terutama Pemerintah Kabupaten Natuna yaitumelakukan pemberdayaan terhadap masyarakat nelayan. Tujuannya adalah agarmasyarakat nelayan di Natuna Khususnya di Desa Air Payang dapatmeningkatkan pendapatan mereka dan dapat menjadi masyarakat yang mampupemberdayaan masyarakat, menurutMardikanto dan Soebianto (2013:29-31)perberdayaan dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu;1. menciptakansuasana atau iklim yang memungkinkan potensimasyarakat berkembang (enabling). Disini titik tolaknya adalahpengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat,memilikipotensi yang dapat dikembangkan.2. powering). Dalam rangka ini diperlukan langkah-lamgkah lebihpositif, salain dari hanya menciptakan iklim dan suasana. Perkuatanini meliputi langkah-langkah nyata dan menyangkutpenyediaanberbagai masukan (input), serta pembukaan akses kedalam berbagaipeluang (opportunities) yang akan membuat masyarakat kutpembangunan prasarana dan sarana dasar fisik serta ketersediaanlembaga-lembaga pendanaan,pelatihan dan pemasaran di pedesaan,dimana terkonsentasi penduduk yang keberadaannya amat kurang.12

3. emberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi tambah lemah, olehkarena kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Maksudnyaadalah melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk mencegahterjadinya persaingan yang tidak seimbang,serta eksploitasi yang kuatatas yang lemah.Sejalan dengan hal tersebut jika dikaitkan dengan keadaan masyarakatmasyarakat nelayan di Desa Air Payang maka mereka bisa dikatakan masih belummendapatkan penguatan dalam usaha mereka dimana sampai saat ini merekamasih kesulitan dalam mengelola usaha mereka dikarenakan terbatasnyakemampuan manajemen, modal serta pemasaran, maka hal yang harus dilakukanadalah meyakinkan masyarakat nelayan yang ada di Desa Air Payang bahwamereka mempunyai sumber daya yang bisa mereka kembangkan baik dari dirimereka sendiri ataupun dari sumber daya bidang kelautan dan perikanan.Nelayan-nelayan di Desa Air Payang masih mengalami masih mengalamiketidakseimbangan. Ketidaksimbangan disini maksudnya nelayan yang sudahmaju dengan segala perlengkapan yang ada dengan mudah mendapatkan hasiltanggapan yang baik sementara nelayan kecil masih mengalami kesulitan dalammelakukan penagkapan ikan.A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Pemberdayaan MasyarakatNelayan di Desa Air Payang Kecamatan Pulau Laut Kabupaten NatunaSetiap pelaksanaan kegiatan sudah pasti mempunyai beberapa faktor yangmempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor yang mendukungmaupun faktor yang menghambat jalannya kegiatan tersebut. Sama halnya dengan13

kegiatan pada umumnya, kegiatan pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa AirPayang juga memiliki beberapa faktor yang mempengaruhinya1. Faktor PendukungAdapun faktor yang dapat mendukung dalam kegiatan pemberdayaanmasyarakat nelayan di Desa Air Payang adalah:1. Desa Air Payang mempunyai potensi sumber daya kelautan danperikanan yang cukup besar. Jika potensi ini mampu

kendala pemberdayaan masyarakat nelayan di desa Air Payang yaitu, sulitnya merubah pola pikir dan paradigma masyarakat nelayan, Adanya keterbatasan dana, dan Tingkat pendidikan rendah dan kurang terampilnya masyarakat nelayan dalam melakukan inovasi dan kreasi terhadap pengelolaan sumber perikanan.

Related Documents:

(1) Dalam rangka melaksanakan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pemerintah Daerah menyusun perencanaan program Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. (2) Perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada program prioritas pembangunan desa yang akan dilaksanakan berdasarkan model Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

KEBIJAKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DESA Rp 280,3 juta / desa Rp 643,6 juta / desa Rp 800,4 juta / desa 82,72% 74.093 desa 97,65% 74.754 desa 98,41% 74.910 desa Penyerapan sebesar Penyerapan sebesar Penyerapan tahap I sebesar 2 Kesejahteraan Masyarakat Desa KEBIJAKAN DANA DESA . REKAPITULASI HASIL PEMANFAATAN DANA DESA TAHUN 2015, 2016 DAN TAHUN 2017 TAHAP 1 . 1 2 3 Terlambatnya .

meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan. Namun dalam perkembangannya pelabuhan tersebut tidak dapat dimanfaatkan dengan maksimal oleh para nelayan. Hal tersebut dihadapkan oleh rendahnya kualitas SDM khususnya para nelayan setempat. Selain itu, masyarakat nelayan di Desa Dadap merupakan kelompok masyarakat

kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat. Produk hukum desa terdiri dari Perdes, Peraturan Bersama Kepala Desa dan Peraturan Kepala Desa. Jika perdes yang menjadi pedoman tersebut lazimnya terkait perencanaan, anggaran, tata ruang dan organanisasi pemerintah desa, maka peraturan bersama Kepala Desa

“KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESA” Kamis/ 6 Oktober 2016 a. mendampingi desa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan peman-tauan terhadap pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa; b. mendampingi desa dalam melaksanakan pengelolaan pelayanan sosial dasar, pengembangan usaha ekonomi desa, pendayagunaan

Tata Kelola (Tata Pemerintahan) Desa Tata Kelola Supra Desa Desa Sebagai SUBYEK Pembangunan: Konsolidasi program/kegiatan di desa. Konsolidasi dan penguatan kelembagaan desa. Kesatuan perencanaan dan keuangan desa (one village, one plan,one budget). Penguatan mekanisme representasi dan akuntabilitas di tingkat lokal.

2. Pendamping Desa Pendampingan desa merupakan mandat Undang-Undang Desa kepada negara dalam rangka mendorong desa yang kuat, maju, mandiri, demokratis dan sejahtera. Berdasarkan Peraturan Menteri Desa Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pendampingan Desa, pengertian pendampingan desa

Immersive Adventure Tourism is about building up to the adventure activity with soft immersion in the natural and culture assets that make a place distinct from any other. The aging population is a big driver of this trend. 2/3 rd’s Of travellers cite adventure 42% costs, on avg. are spent directly in activities as the focus of their holidays, the lions share of which are “soft .