TELAAH KONSEP PENANGGULANGAN BENCANA INDONESIA

3y ago
70 Views
2 Downloads
259.72 KB
25 Pages
Last View : 11d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Albert Barnett
Transcription

TELAAH KONSEPPENANGGULANGANBENCANA INDONESIAPenyunting:Muhamad Ali Yusuf

Judul:TELAAH KONSEP PENANGGULANGAN BENCANA INDONESIAPerpustakaan Nasional:Katalog Dalam Terbitan (KDT)xi 167 hlm.; 16 x 24 cmISBN: 978-602-5562-15-0Cetakan Pertama, 2017Penulis:Ujianto Singgih PrayitnoSri Nurhayati QodriyatunRohani Budi PrihatinSali SusianaYulia IndahriMohammad MulyadiPenyunting:M. Ali YusufDesain Sampul:Dino Sanggrha IrnandaTata Letak:Yulia IndahriDiterbitkan oleh:Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RIGedung Nusantara I Lt. 2Jl. Jenderal Gatot Subroto Jakarta Pusat 10270Telp. (021) 5715409 Fax. (021) 571525Bekerja sama dengan:Intelgensia Intrans Publishing, Anggota IKAPI JatimJl. Joyosuko Metro 2 Malang, JatimTelp. 0341-573 Fax. 0341-588010www.intranspublishing.comSanksi Pelanggaran Pasal 113Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak CiptaSetiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau pemeganghak melakukan pelanggaran hak ekonomi penciptaan ssebagaimana dimaksuddalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g, untukpenggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4(empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satumiliar rupiah).Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yangdilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00(empat miliar rupiah).

Kata PengantarPuji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, yangatas perkenan-Nya para peneliti Kesejahteraan Sosial, PusatPenelitian, Badan Keahlian DPR RI dapat menyelesaikankarya tulis ilmiahnya yang tersusun dalam buku yang berjudul“TELAAH KONSEP PENANGGULANGAN BENCANAINDONESIA”.Buku ini terbit sebagai hasil kajian dan penelitianmengenai penanggulangan bencana oleh para penulis yang turutdiperkaya dengan diskusi langsung dengan berbagai pemangkukepentingan saat turun lapangan di beberapa kabupaten/kotadi Indonesia. Tulisan ilmiah dalam buku ini dirangkai untukmelihat apa yang dapat menjadi pemikiran alternatif dalammenjawab tuntutan pengelolaan penanggulangan bencana.Buku ini berisikan karya tulis ilmiah dari enam penulisyang mengacu pada pemahaman sosial dalam menanganipermasalahan dinamika penanggulangan bencana. Saya menilaikeenam tulisan ini memiliki sekuensi dan konektivitas yang baikdalam mendukung penanganan permasalahan penanggulanganbencana. Buku ini diharapkan dapat memberikan sumbangpemikiran tentang konsep, strategi, dan implementasipenanggulangan bencana di Indonesia.Saya berkeyakinan bahwa invensi dan inovasi yangdihasilkan dalam buku ini akan memberikan sumbanganpemikiran yang berarti dalam perumusan kebijakanpenanggulangan bencana yang lebih baik dan komprehensif diIndonesia.Pada kesempatan yang baik ini, saya sampaikan apresiasiyang mendalam kepada penulis yang secara inovatif dankonstruktif telah berusaha memberikan sumbang pikir yangterbaik dalam pembangunan masyarakat dan bangsanya. Sayaberikan penghargaan dan terima kasih mendalam kepada M.iii

ivPenanggulangan Bencana IndonesiaAli Yusuf atas sumbangan pemikirannya dalam merancangdan melakukan kegiatan penyuntingan, sehingga buku inilayak untuk dibaca dan dapat bermanfaat bagi pengembangankebijakan penanggulangan bencana di Indonesia. Amin.Jakarta, September 2017Kepala Pusat PenelitianBadan Keahlian DPR RIDr. Indra Pahlevi, S.IP.,, M.Si.

Daftar IsiTELAAH KONSEPPENANGGULANGAN BENCANA INDONESIAM. Ali Yusuf(Penyunting)Kata Pengantar.Daftar Isi.Daftar Gambar dan Tabel.Prolog.iiivviiiixPENANGGULANGAN BENCANADAN KEBERSAMAAN:PERSPEKTIF PARTISIPASI MASYARAKATUjianto Singgih PrayitnoPendahuluan.Gempa Bumi dan Tsunami.Partisipasi Masyarakat.Bencana dan Kerentanan.Peran Relawan.Amanat Konstitusi.Penutup: Membangun Karakter.Daftar Pustaka.134711131617BENCANA EKOLOGISDALAM PERSPEKTIF PENANGGULANGAN BENCANASri Nurhayati QodriyatunPendahuluan .Bencana Ekologis dan Bagaimana Menghadapinya.Sistem Pananggulangan Bencanadalam UU Penanggulangan Bencana.192027v

viPenanggulangan Bencana IndonesiaPenanggulangan Bencana EkologisMengacu UU Penanggulangan Bencana.Penutup.Daftar Pustaka.364748ANTISIPASI BENCANA ALAM DI INDONESIAMENUJU MASYARAKAT SADAR BENCANARohani Budi PrihatinPendahuluan.Sadar Bencana.Kasus Bencana Longsor Banjarnegara.Kasus Erupsi Gunung Sinabung Karo.Kurang Antisipasi.Belajar dari Jepang.Penutup.Daftar Pustaka.5356596471727577PENANGGULANGAN BENCANABERPERSPEKTIF GENDERSali SusianaPendahuluan.Penanggulangan Bencana menurut UU PenanggulanganBencana.Perspektif Gender dalam Penanggulangan Bencana.Pengarusutamaan Gender dalam Penanggulangan Bencana.Pengurangan Risiko Bencana Berperspektif Gender.Penutup.Daftar Pustaka.79828587929596PENANGGULANGAN BENCANADAN PERAN MASYARAKATYulia IndahriPendahuluan. 99Definisi Bencana. 101Pendekatan Sosiologis Bencana. 103Penanggulangan Bencana. 107

Penanggulangan Bencana IndonesiaPeran Multi-Stakeholder.Model Peran Masyarakat dalam Penanggulangan Bencana.Penutup.Daftar Pustaka.vii112119126128TELAAH KONSEPEFEKTIVITAS KEBIJAKANPENANGGULANGAN BENCANAMohammad MulyadiPendahuluan.Telaah Konsep Efektivitas Penanggulangan Bencana.A. Dimensi Pengkajian secara Cepat dan Tepatterhadap Lokasi, Kerusakan, dan Sumber Daya.B. Dimensi Kemudahan Akses.C. Dimensi Penentuan Status Keadaan Darurat Bencana.D. Dimensi Penyelamatan dan Evakuasi MasyarakatTerkena Bencana.E. Dimensi Pemenuhan Kebutuhan Dasar.F. Dimensi Perlindungan terhadap Kelompok Rentan.G. Dimensi Metode dan Bentuk Perlindungan terhadapKelompok Rentan.H. Dimensi Penanganan Masyarakat dan Pengungsiyang Terkena Bencana.I. Dimensi Pemulihan dengan Segera Prasaranadan Sarana Vital.Penutup.Daftar Pustaka.131133Epilog.Indeks.Biografi Penyunting.Biografi 153

Daftar Gambar dan TabelGambar 2.1.Gambar 2.2.Gambar 2.3.Gambar 2.4.Gambar 2.5.Grafik Bencana, 2002–2017.Posisi Bencana Ekologis dalamPembangunan Berkelanjutan.Sistem Penanggulangan Bencana Indonesia.Matriks Titik Panas TERRA/AQUA (LAPAN),2016.Matriks Titik Panas TERRA/AQUA (LAPAN),2017.19Tabel 2.1.Perkembangan Hotspot dan Kebakaran Hutandan Lahan di Seluruh Indonesia, 2006–2009. 3723384646Gambar 3.1. Peta Risiko Bencana, 2016. 53Gambar 5.1. Kelompok Pemikiran Bencana. 104Gambar 5.2. Siklus Tahapan Bencana. 113viii

PrologBerlokasi di Cincin Api Pasifik (sebuah area dengan banyak aktivitastektonik), Indonesia harus beradaptasi dengan risiko letusan gunungberapi, gempa bumi, banjir, serta tsunami yang sering terjadi. Padabeberapa peristiwa selama 15 tahun terakhir, Indonesia menjadiheadline di media-media dunia karena bencana-bencana alam yangmengerikan dan menyebabkan kematian ratusan ribu manusia danhewan, dan juga menghancurkan wilayah daratannya (termasukbanyak infrastruktur sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi).Musim hujan atau kemarau yang ekstrem bisa menghancurkan panenbahan makanan, memicu terjadinya inflasi dan menyebabkan tekananfinansial yang berat bagi kalangan kurang mampu di masyarakatIndonesia. Terakhir, bencana-bencana alam akibat ulah manusia(seperti kebakaran hutan yang disebabkan karena kebudayaanpembakaran ladang) bisa menyebabkan dampak-dampak yang sangatbesar bagi lingkungan hidup.Buku TELAAH KONSEP PENANGGULANGAN BENCANAINDONESIA terdiri dari enam KTI yang beberapa di antaranyamerupakan hasil penelitian di beberapa daerah di Indonesia. KTIpertama ditulis oleh Ujianto Singgih Prayitno, dengan judul“Penanggulangan Bencana dan Kebersamaan: Perspektif PartisipasiMasyarakat”. Penulis melihat masih seringnya masyarakat Indonesiamenyalahkan alam ketika terjadi bencana. Kurang ada upaya untukbercermin pada proses pengrusakan yang dilakukan masyarakat dandilanggengkan pemerintah melalui kebijakan-kebijakannya. Kalaupunada pengakuan bahwa faktor lingkungan hidup menjadi faktorpenyebab dari terjadinya bencana tersebut, hal itu sebatas diskursus ditingkat eksekutif dan legislatif. Bahkan, terkesan malah sebagai bagiandari ‘berebut’ proyek antardepartemen pascabencana.Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana(BNPB), bencana alam yang terjadi di Indonesia dalam kurun waktu2002–2017 didominasi oleh bencana ekologis, seperti banjir tanahlongsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla). KTI keduayang ditulis oleh Sri Nurhayati Qodriyatun, mengangkat tema bagaimanamenghadapi bencana ekologis dalam perspektif penanggulangan bencanaix

xPenanggulangan Bencana Indonesiadan mengangkat bencana karhutla sebagai salah satu kajian empirisnya.Tulisan sarat informasi ini diberi judul “Bencana Ekologis dalam PerspektifPenanggulangan Bencana”.Selain faktor alam, faktor manusia juga berpengaruh besardalam penanggulangan bencana. Masih kurangnya kesadaranmasyarakat akan bencana menyebabkan penulis ketiga, Rohani BudiPrihatin menjadikan pengalaman bencana longsor di Banjarnegaradan erupsi Gunung Sinabung sebagai fokus kajiannya. KTI berjudul“Menuju Masyarakat Indonesia Sadar Bencana” mengungkap bahwadalam kurun waktu 25 tahun terakhir, tak kurang dari 20 kebijakanpenanggulangan bencana alam telah dibuat pemerintah. Kesemuanyamemiliki substansi yang sama, yakni berupaya melindungi masyarakatdari dampak bencana. Namun, sejauh ini pemerintah belum terbuktisecara nyata mampu menggerakkan masyarakat untuk lebih siapmenghadapi bencana.Hal yang juga kurang mendapat perhatian adalah“Penanggulangan Bencana Berperspektif Gender” yang merupakanjudul dari KTI keempat yang ditulis oleh Sali Susiana. Penulis melihatpentingnya perspektif gender menjadi inti dari penanggulanganbencana mengingat sebagaimana halnya kelompok rentan lainnyaseperti anak, penduduk lanjut usia, dan penyandang disabilitas,perempuan memiliki kebutuhan yang khusus dan berbeda dengankelompok rentan lainnya, sehingga membutuhkan penanganan yangberbeda pula.Penulis kelima, Yulia Indahri, mengeksplorasi berbagai alasanagar masyarakat perlu disiapkan dalam menghadapi bencana.Pelaksanaan Kampung Siaga Bencana dan Desa/Kelurahan TangguhBencana menjadi contoh dalam tulisan berjudul “PemberdayaanMasyarakat dalam Penanggulangan Bencana”.Tulisan terakhir, yang disusun oleh Mohammad Mulyadidimaksudkan untuk menjadi pedoman dalam mengkaji konseppenanggulangan bencana di Indonesia di masa yang akan datang.Setelah mempelajari beragam permasalahan dalam penanggulanganbencana di Indonesia dengan berbagai kekurangannya, KTIberjudul “Telaah Konsep Efektivitas Kebijakan PenanggulanganBencana” ini mempunyai arti penting dalam pengkajian lebih lanjutmengenai penanggulangan bencana. Tulisan membahas kajiankonsep penanggulangan bencana berdasarkan beberapa indikatoryang mengacu pada Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana IndonesiaxiPenanggulangan Bencana (UU Penanggulangan Bencana). Perlu adapemahaman tentang dimensi dan indikator efektivitas penanggulanganbencana agar ada variabel operasional yang dapat mempermudahpeneliti dalam mengukur instrumen penelitiannya.Jakarta, September 2017Muhamad Ali Yusuf

EpilogBuku TELAAH KONSEP PENANGGULANGAN BENCANAINDONESIA terdiri dari enam KTI yang beberapa di antaranyamerupakan hasil penelitian di beberapa daerah di Indonesia. KTIpertama ditulis oleh Ujianto Singgih Prayitno, dengan judul“Penanggulangan Bencana dan Kebersamaan: Perspektif PartisipasiMasyarakat”. Penulis menyimpulkan bahwa penanaman kebencanaansecara umum perlu diarahkan untuk: (1) mengembalikan kondisifisik dan mental masyarakat dan kelompok yang rentan sebagai akibatdari bencana termasuk pemberian bantuan material serta dukunganspiritual dan psikologis kepada para korban; (2) meningkatkanpartisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusankebijakan publik dan penyelesaian persoalan sosial kemasyarakatan;(3) meningkatkan kapasitas institusi agama dan adat untuk berperanaktif dalam pembangunan kembali daerah yang terkena bencana;serta (4) menata kembali sistem sosial dan budaya masyarakat, danmerevitalisasi sistem nilai lokal.KTI kedua yang ditulis oleh Sri Nurhayati Qodriyatun, berjudul“Bencana Ekologis dalam Perspektif Penanggulangan Bencana”.Pelajaran yang dapat diambil dari tulisan kedua ini adalah setelahlahirnya UU Penanggulangan Bencana, penanganan bencana ekologisdilakukan mengacu pada sistem penanggulangan bencana. Hanyasaja, dalam penanggulangan bencana ekologis, aspek pencegahan danmenempatkan masyarakat sebagai subjek, objek, dan sasaran adalahutama.Rohani Budi Prihatin dalam KTI ketiga berjudul “MenujuMasyarakat Indonesia Sadar Bencana” mengungkap bahwa fakta dilapangan membuktikan bahwa pemerintah pusat, pemerintah daerah,dan masyarakat sering kali lebih fokus pada bantuan-bantuan logistik(sandang, pangan, dan papan) yang diperlukan individu dan bersifatjangka pendek. Ke depan, BPBD dan BNPB, serta semua pihak jugaharus memfokuskan pada perbaikan lembaga-lembaga level komunitasyang ikut hancur pada waktu terjadi bencana dan yang tak kalahpentingnya adalah membangun kesadaran warga di benak seluruhwarga.155

156Penanggulangan Bencana Indonesia“Penanggulangan Bencana Berperspektif Gender” yangmerupakan judul dari KTI keempat yang ditulis oleh Sali Susiana,menyimpulkan bahwa penanggulangan bencana yang diatur dalam UUPenanggulangan Bencana masih bersifat netral gender. Dalam undangundang tersebut, belum semua kebutuhan perempuan diakomodasi.Hal ini terlihat dalam Pasal 53 UU Penanggulangan Bencana yangtidak membedakan kebutuhan dasar antara laki-laki dan perempuan,padahal perempuan memiliki kebutuhan khusus yang berbeda denganlaki-laki, misalnya yang terkait dengan fungsi reproduksi. Yang lebihmendapat perhatian dalam UU Penanggulangan Bencana barusebatas perempuan yang termasuk ke dalam kelompok rentan, yaituperempuan yang sedang mengandung atau menyusui, sementaraperempuan di luar kriteria tersebut tidak mendapatkan perlakuankhusus.Penulis kelima, Yulia Indahri, telah mengeksplorasi bahwapelibatan masyarakat dalam penanggulangan bencana dapatmendorong terjadinya perubahan sikap yang siaga terhadap ancamanbencana serta adanya kebijakan berkaitan dengan pengurangan risikobencana. Pemerintah perlu menjadikan hasil kajian mengenai kinerjaKSB dan Destana sebagai landasan penyusunan atau penyempurnaanrencana penanggulangan bencana. Kegiatan sebelum bencanaterjadi, saat bencana terjadi, dan setelah bencana terjadi merupakansatu kesatuan yang tidak berdiri sendiri. Harus ada upaya menjagakesinambungan program, karena posisi geografis Indonesia sepertihalnya dua sisi mata uang, dapat menguntungkan tetapi juga dapatmerugikan kehidupan masyarakat, seperti tertuang dalam tulisanberjudul “Pemberdayaan Masyarakat dalam Penanggulangan Bencana”.Tulisan terakhir, yang disusun oleh Mohammad Mulyadimenekankan bahwa pihak yang ingin melakukan kajian mengenaibencana perlu memahami arti penting identifikasi terhadap dimensidan indikator efektivitas penanggulangan bencana. Panduan yangdisampaikan dalam kajian ini dapat digunakan sebagai operasionalisasivariabel agar memudahkan berbagai pihak yang ingin melakukankajian untuk mengukur instrumen penelitiannya. KTI berjudul“Telaah Konsep Efektivitas Kebijakan Penanggulangan Bencana”ini menjadi pamungkas dalam buku yang disusun dengan melihatdinamika di masyarakat dan praktik penerapan UU PenanggulanganBencana.

Penanggulangan Bencana Indonesia157Demikian epilog dari empat tulisan dalam buku bunga rampaiini. Semoga memperkaya khazanah pengetahuan dan memperluaspemahaman kita semua.Jakarta, September 2017Muhamad Ali Yusuf

158Penanggulangan Bencana Indonesia

IndeksACAceh 1, 2, 7, 10, 56, 57, 64, 71,73, 74, 81, 109, 132, 136akses 12, 64, 80, 87, 89, 90, 94,95, 106, 110, 136, 137,138, 143, 149, 152alokasi 25, 28, 41, 42, 66, 67ancaman bencana 28, 30, 37,38, 39, 55, 71, 103, 111,112, 113, 118, 123, 127,131antisipasi 13, 29, 43, 47, 53, 58,60, 61, 71, 76, 112, 114,116, 117, 135, 136, 152APBD 33, 41, 42, 125, 126,138, 139, 146APBN 32, 42, 126, 138, 139Asia 2, 79Australia 2, 79, 131Cincin Api Pasifik (Pacific Ringof Fire) 1coping mechanism 9, 58BBanjarnegara x, 59, 60, 61, 62,63, 64, 71, 76, 138bencana alam 3, 7,

“Penanggulangan Bencana Berperspektif Gender” yang merupakan judul dari KTI keempat yang ditulis oleh Sali Susiana, menyimpulkan bahwa penanggulangan bencana yang diatur dalam UU Penanggulangan Bencana masih bersifat netral gender. Dalam undang-undang tersebut, belum semua kebutuhan perempuan diakomodasi.

Related Documents:

penanggulangan bencana di Desa Windurejo sudah diketahui oleh masyarakat.Selama ini peran BPBD dalam penanggulangan bencana dimulai dari sebelum terjadi bencana, saat tanggap darurat (saat bencana) dan pasca bencana.Peran BPBD dalam penanggulangan bencana ini berkaitan dengan perannya sebagai coordinator.Semua koordinasi dalam

Penanggulangan bencana sebagai sebuah rangkaian atau siklus. Penanggulangan bencana dimulai dari penetapan kebijakan pembangunan yang didasari risiko bencana dan diikuti tahap kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. Penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud dalam UU No. 24 tahun 2007 secara

Penanggulangan Bencana, khususnya dalam Pasal 36, Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesua-i dengan kewenangannya, diwajibkan untuk menyusun Rencana Penanggulangan Bencana (RPB). Penyusunan ini akan dikoordinasikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Sehubungan dengan hal ini, BPBD Provinsi Jawa Tengah telah mengadakan

Peta Risiko Bencana Banjir Bandang di Kabupaten Kendal.40 Gambar 10. Peta Risiko Bencana Cuaca Ekstrim di Kabupaten Kendal.41 Gambar 11. . bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kendal sebagai perangkat daerah yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten Kendal.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebong Page 10 1) Meningkatkan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan dalam rangka pengurangan resiko bencana. 2) Memantapkan pelaksanaan penanggulangan bencana pada setiap tahapan bencana. 3) Meningkatkan upaya Rehabilitasi dan Rekonstruksi Infrastruktur publik pasca bencana.

9. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 3 Tahun 2008, tentang Pedoman Pembentukan BPBD; 10. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13 Tahun 2008, tentang Pedoman Manajemen Logistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana; D. Pengertian 1.

pengenalan bahaya / anaman bencana yang mengancam wilayah tersebut. Kemudian bahaya / ancaman tersebut di buat daftar dan di disusun langkah-langkah / kegiatan untuk penangulangannya. Sebagai prinsip dasar dalam melakukan Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana ini adalah menerapkan paradigma pengelolaan risiko bencana secara holistik.

Grade 5-10-Alex Rider is giving it up. Being a teenage secret agent is just too dangerous. He wants his old life back. As he lies in the hospital bed recovering from a gunshot wound, he contemplates the end of his career with MI6, the British secret service. But then he saves the life of Paul Drevin, son of multibillionaire Nikolei Drevin, and once again he is pulled into service. This time .