IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MASYARAKAT PADA .

3y ago
53 Views
2 Downloads
446.44 KB
14 Pages
Last View : 22d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Kamden Hassan
Transcription

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASISMASYARAKAT PADA KEGIATAN STUDENT EXCHANGESD MUHAMMADIYAH PAESAN PEKALONGANOleh: Hermawan1AbstrakSalah satu metode pendidikan karakter adalah student exchange berbasis masyarakat, metodeini dapat diimplementasikan kepada siswa karena di dalam masyarakat terdapat nilai-nilaireligius, sosial dan budaya. Oleh sebab itu, pendidikan karakter tidak dapat dilepaskan daripengaruh masyarakat dan pendidikan karakter pula tidak dapat diajarkan tanpa peranmasyarakat. Sehingga pendidikan dan masyarakat merupakan satu kesatuan utuh yang tidakbisa berdiri sendiri. Penelitian ini berupa penelitian kualitatif dengan menggunakanpendekatan fenomenologis untuk mengungkap implementasi pendidikan karakter berbasismasyarakat melalui kegiatan student exchange SD Muhammadiyah Paesan KedungwuniPekalongan di masyarakat desa Kranggan Tersono Batang. Penelitian diawali denganmerumuskan masalah penelitian, kemudian menelusuri hasil penelitian yang relevan. Teknikpengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi partisipatif, dandokumentasi. Analisis data dilakukan dengan model Miles dan Huberman. Berdasarkan hasilanalisis dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat desa Kranggan Tersono Batangdalam kegiatan student exchange dapat dikatakatan aktif dan baik. Prinsip-prinsip yangmuncul dan tampak diantaranya adalah localization, integred delivery of service, acceptdiversity, Institusional responsive. Nilai-nilai karakter yang muncul dalam kegiatan studentexchange, yakni sholeh dan kreatif, bersahabat dan peduli sosial maupun lingkungan. Namundalam sikap kemandirian masih belum tampak dengan baik. Factor pendukung dalamkegiatan ini adalah hubungan kekeluargaan dan kesamaan dalam organisasi, sehingga mudahuntuk koordinasi. Sedangkan faktor penghambat adalah mayoritas orang tua kandungmenjenguk anak-anaknya di desa, dan masyarakan desa Kranggan juga kadang merasa malujika tidak melayani anak dengan baik. Maka dari itu diperlukan komitmen antara guru, walimurid, dan masyarakat Kranggan terhadap aturan-aturan yang sudah disepakati.Kata kunci: pendidikan karakter, masyarakat, student exchangeA. PENDAHULUANSekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan merupakan salah satu lembagayang bertanggung jawab terhadap pembentukan karakter anak (character building).Oleh karena itu, peran dan kontribusi guru sangat dominan. Sebagai sebuahlembaga, sekolah memiliki tanggung jawab moral untuk mendidik anak agar pintar,cerdas, serta memiliki karakter positif sebagaimana diharapkan setiap orang tua.Namun sekarang ini, banyak orang mengeluh bahwa pendidikan karakter di sekolahtelah diabaikan. Maka dari itu sekolah harus merespons kenyataan tersebut dengan1 Dosen di Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Purworejo email: her mawano@yahoo.comJurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 15 No. 2 - 2017113

HermawanPendidikan Islam sebagai Alat Rekayasa Sosialmembumikan gagasan pendidikan karakter melalui berbagai strategi untukmembentuk peserta didik yang berkarakter.2 Salah satu strategi tersebut adalahdengan menjalin kerjasama dengan masyarakat sekitar.Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan bentuk hubungankomunikasi eksternal yang dilaksanakan atas dasar kesamaan tanggung jawab dantujuan. Hubungan masyarakat dan sekolah adalah suatu proses komunikasi antarasekolah dengan masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentangkebutuhan, kegiatan pendidikan, serta mendorong minat dan kerjasama untukmasyarakat dalam peningkatan dan pengembangan sekolah. Hal ini sebagaimanadalam UU Sisdiknas no.20 tahun 2003 tentang peran serta masyarakat dalampendidikan yang tertuang pada pasal 54 ayat (1) bahwa peran serta masyarakatdalam pendidikan meliputi peran serta perorangan, kelompok, keluarga, organisasi,profesi, pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam menyelenggarakan danpengendalian mutu pada satuan pendidikan. Kemudian dalam ayat (2) masyarakatdapat berperan serta sebagai sumber pelaksanaan dan pengguna hasil pendidikan.Maka peran serta masyarakat dalam pendidikan sangatlah diperlukan.3Masyarakat adalah sebuah miniature kecil dari sebuah negara. Dewasa inihampir setiap kegiatan kehidupan masyarakat selalu dikaitkan dengan nilai-nilaipendidikan. Oleh karena itu, sulit dipisahkan antara pendidikan dengan kehidupanmasyarakat. Pendidikan membutuhkan dukungan dari masyarakat, baik berupapenyediaan fasilitas, sistem sosial, budaya dan lain-lain, karena disini masyarakatdiposisikan sebagai suatu subsistem yang ikut mensukseskan pelaksanaan prosespendidikan.4SD Muhammadiyah Paesan merupakan salah satu sekolah yang berada diwilayah Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan yang termasuk dalamwilayah perkotaan. Menurut pengamat sosiologi dikatakan bahwa rasa salingmengenal dengan tetangga dalam masyarakat perkotaan telah tergerus disebabkanaktivitas mereka yang heterogen, ditambah lagi asal daerah tempat tinggal mereka.Hal ini tentunya akan berdampak pada sebagian besar peserta didik yang jugaberasal dari lingkungan perkotaan. Atas dasar pemikiran itulah SD MuhammadiyahPaesan mengadakan kegiatan yang berbasis masyarakat.Salah satu kegiatan SD Muhammadiyah Paesan yang berbasis masyarakatadalah student exchange dengan lembaga pendidikan islam lain yang berada di suatudaerah dan masyarakat tertentu. Kegiatan student exchange SD MuhammadiyahPaesan Kedungwuni dilaksanakan melalui kerjasama dengan SD MuhammadiyahKranggan Tersono, serta melibatkan beberapa masyarakat desa Kranggan Tersono.2 Wiyani, Novan Ardy, “Membumikan Pendidikan Karakter di SD, Konsep, Praktik, danStrategi”, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm: 213 UU Sisdiknas no.23 tahun 2003 Pasal 54 ayat 1 dan 24 Sukmadinata, Nana Syaodih. “Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek”,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), hlm: 24114Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 15 No. 2 - 2017

Pendidikan Islam sebagai Alat Rekayasa SosialB.HermawanPENELITIAN TERDAHULUSetidaknya ada beberapa penelitian terdahulu yang masih relevan dengan judulyang diangkat peneliti, diantaranya sebagai berikut:1. Schaeffer, Esther F, dalam penelitiannya yang berjudul “It’s Time ForSchool to Implement Character Education”Hasil dari penelitian tersebut bahwa implementasi pendidikan karaktermerupakan proses panjang dalam membantu generasi muda untukmengembangkan sifat-sifat baik, seperti menjadi peduli, adil, jujur, tanggungjawab, menghargai diri sendiri dan orang lain. CEP telah mengembangkan 11prinsip efektif pendidikan karakter, diantaranya adalah (1) komitmen dalammenyebarkan nilai-nilai positif, (2) membantu seluruh komponen sekolah untukpeduli, (3) menyertakan nilai positif dalam program sekolah, (4) mendorongrasa peduli dalam sekolah, (5) memberi kesempatan siswa untuk menerapkannilai moral, (6) memadukan nilai moral dengan akademik, (7) mengembangkanmotivasi siswa, (8) melibatkan seluruh komponen sekolah, (9) menggerakkanpemimpin untuk mencapai tujuan, (10) bekerjasama dengan orang tua danmasyarakat, serta (11) menilai hasil kerja.5Sedangkan dalam penelitian ini akan membahas tentang implementasipendidikan karakter yang berbasis masyarakat, sehingga hasil penelitiannyadapat dijadikan tolak ukur sejauh mana keberhasilan pendidikan di sekolahdalam membangun karakter anak, dengan salah satu indikatornya adalah anakmampu beradaptasi dan bersosial di masyarakat.2. Moh. Hasim, dalam penelitiannya yang berjudul “Implementasi PendidikanBerbasis Masyarakat (Case Study Pelaksanaan Proses Pembelajaran diSLTP Alternatif Qoryah Thoyyibah Salatiga)”Hasil dari penelitian tersebut bahwa pelaksanaan pendidikan berbasismasyarakat di SLTP Qoryah Thoyyibah Salatiga mengedepankan sikapkemandirian siswa dalam belajar melalui pendekatan CTL (ContextualLearning), sehingga mampu menjalin hubungan yang baik antara sekolah5Schaeffer, Esther F, “It’s Time For School to Implement Character Education”,(NASSP Bulletin, Oktober, 1999, 83;1), hlm: 4Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 15 No. 2 - 2017115

HermawanPendidikan Islam sebagai Alat Rekayasa Sosialdengan masyarakat. Peran serta masyarakat sangat efektif dalam memberikandukungan dan pemanfaatan sumber daya lokal.6Sedangkan dalam penelitian akan membahas tentang partisipasi masyarakatdesa Kranggan Tersono dalam menerima dan memberikan dukunganpendidikan bagi peserta didik SD Muhammadiyah Paesan, sehingga akanterbentuk nilai-nilai dan karakter yang baik bagi anak-anak, khususnya dalamhal bersosial dengan masyarakat.C. METODE PENELITIAN1. Jenis dan Pendekatan PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatanfenomenologis. Penelitian ini membahas tentang implementasi pendidikankarakter berbasis masyarakat melalui kegiatan student exchange SDMuhammadiyah Paesan di masyarakat desa Kranggan Tersono Batang,sehingga penelitian kualitatif sangat sesuai untuk mengungkap permasalahantersebut.2. Teknik Pengambilan SubjekTeknik pengambilan subjek pada penelitian ini adalah menggunakanpurposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data denganpertimbangan tertentu. Informan dalam penelitian ini adalah kepala SDMuhammadiyah Paesan, kepala SD Muhammadiyah Kranggan, sertamasyarakat desa Kranggan yang berpartisipasi dalam kegiatan studentexchange.3. Teknik Pengumpulan Dataa. WawancaraWawancara dilakukan untuk menggali data-data terkait tentangimplementasi pendidikan karakter berbasis masyarakat melalui kegiatanstudent exchange SD Muhammadiyah Paesan di masyarakat desaKranggan Tersono Batang,b. Observasi PartisipatifObservasi partisipatif dilakukan oleh peneliti yang juga bertugas sebagaiguru pendamping dalam kegiatan student exchange tersebut.6 Moh. Hasim, “Implementasi Pendidikan Berbasis Masyarakat (Case Study PelaksanaanProses Pembelajaran di SLTP Alternatif Qoryah Thoyyibah Salatiga)”, (Tesis:Universitas Negeri Semarang, 2007)116Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 15 No. 2 - 2017

Pendidikan Islam sebagai Alat Rekayasa SosialHermawanc. DokumentasiDokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh databerupa catatan, buku panduan, dan foto-foto kegiatan student exchange.4. Teknik Analisis DataAnalisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan teori Milles danHubberman yang komponennya meliputi pengumpulan data, reduksi data (datareduction), sajian data (data display), dan penarikan kesimpulan dan verivikasi(conclusion drawing and verification).7D. TINJAUAN PUSTAKA1. Definisi Pendidikan Karakter Berbasis MasyarakatKarakter menurut Suyanto (dalam Muslich, 2011) adalah cara berpikir danberprilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama,baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.8 Sedangkanpendidikan karakter menurut Ratna Megawangi (dalam Kesuma, 2011) adalahsebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusandengan bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehinggamereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya. 9 Jadidapat dikatakan bahwa pendidikan karakter merupakan usaha dalam mendidikanak-anak agar dapat berpikir dan bertindak secara bijaksana, baik dalamlingkup keluarga, masyarakat, maupun bangsa. Maka pendidikan karakterberbasis masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting guna menunjangpendidikan di sekolah.Istilah pendidikan berbasis masyarakat pada awalnya diperkenalkan olehComton and Mc Clusky dengan menggunakan istilah community education fordevelopment, yang diartikan sebagai sebuah proses dimana setiap anggotamasyarakat hadir untuk mengemukakan setiap persoalan dan kebutuhan,mencari solusi di antara mereka, mengerahkan sumber daya yang tersedia danmelaksanakan suatu rencana kegiatan atau pembelajaran atau keduanya.Pendidikan berbasis masyarakat (Community based education) adalahsebuah model pendidikan yang mengikutsertakan masyarakat di dalam7 Suprayogo, Imam dan Tabrani, “Metodologi Penelitian dalam Penelitian SosialAgama”. (Remaja Rosdakarya, 2001), hlm: 1938 Muslich, Masnur, “Pendidikan Karakter, Menjawab Tantangan KrisisMultidimensional”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm: 709 Kesuma, Dharma, dkk, “Pendidikan Karakter, Kajian Teori dan Praktik di Sekolah”,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm: 5Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 15 No. 2 - 2017117

HermawanPendidikan Islam sebagai Alat Rekayasa Sosialpenyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan, maka pendidikan tersebutberakar dari masyarakat dan di dalam kebudayaan.10 Pendidikan berbasismasyarakat merupakan pendidikan yang dirancang oleh masyarakat untukmembelajarkan masyarakat sehingga mereka berdaya, dalam arti memilikikekuatan untuk membangun dirinya sendiri yang sudah barang tentu melaluiinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian konsep pendidikan berbasismasyarakat mencakup: dari masyarakat, oleh masyarakat dan untukmasyarakat.11Pendidikan dari masyarakat artinya pendidikan merupakan jawaban terhadapapa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Pendidikan oleh masyarakat artinyamasyarakat merupakan pelaku atau subyek pendidikan yang aktif, bukan hanyasekadar obyek pendidikan. Pendidikan untuk masyarakat artinya masyarakatdiikutsertakan dalam semua program yang dirancang untuk menjawabkebutuhan mereka.12Berdasarkan konsep di atas, dapat diketahui bahwa pendidikan karakterberbasis masyarakat adalah pendidikan yang dikelola oleh masyarakat, baikberbentuk formal maupun informal dengan memanfaatkan fasilitas yang adamenekankan pentingnya partisipasi masyarakat yang bertujuan untukmenanamkan nilai-nilai dan karakter yang baik, sehingga mampu menjawabkebutuhan masyarakat.2. Tujuan Pendidikan Karakter Berbasis MasyarakatPendidikan berbasis masyarakat lebih diarahkan untuk membentuk disposisimental dan emosional, mensosialisasikan pemaknaan dan mengajarkan pesertadidik ilmu pengetahuan sebagai strategi dalam menyongsong masa depan.Pendidikan berbasis masyarakat tidak hanya menuntut adanya keterlibatan danperan aktif masyarakat, tetapi hasil dari penyelenggaraan pendidikan, dituntutuntuk mampu memecahkan berbagai macam problematika masyarakat.13Berdasarkan hal diatas, maka dapat diketahui bahwa usaha sekolah dalammengajarkan nilai dan karakter kepada peserta didik membutuhkan partisipasidari masyarakat.10 Tilaar, H.AR, “Paradigma Baru Pendidikan Nasional”, (Jakarta:Rineka Cipta, 2000),hlm: 17511 Sihombing, Umberto, “Konsep dan Pengembangan Pendidikan Berbasis Masyarakat”,(Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2001), hlm: 18612 Sumpeno, Wahyudin. “Sekolah Masyarakat; Penerapan Rapid-Training-Design DalamPelatihan Berbasis Masyarakat”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm: 2713 Bagong, Suyanto, “Pendidikan Berbasis Masyarakat:Prasyarat yang Dibutuhkan”,(Jurnal Edukasi, Vol I, No 1, 2005), hlm: 11118Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 15 No. 2 - 2017

Pendidikan Islam sebagai Alat Rekayasa SosialHermawan3. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter Berbasis MasyarakatMenurut Michael W. Galbraith, pendidikan berbasis masyarakat memilikibeberapa prinsip, diantaranya adalah:a. Self determination (menentukan sendiri)Setiap anggota masyarakat memiliki hak dan tanggung jawab untukterlibat dalam menentukan kebutuhan masyarakat.b. Self help (menolong sendiri)Masyarakat didorong untuk menolong diri mereka sendiri, merekamenjadi bagian dari solusi dan membangun kemandirian.c. Leadership development (pengembangan kepemimpinan)Pemimpin lokal memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah,mengambil keputusan, dan memandirikan kelompok untukmengembangkan masyarakat secara berkesinambungan.d. Localization (lokalitas)Partisipasi masyarakat akan berjalan secara maksimal apabilamasyarakat mendapatkan kesempatan untuk terlibat dalam programprogram yang ada dilingkungan tempat tinggalnya.e. Integred delivery of service (keterpaduan pemberian layanan)Setiap organisasi yang ada dalam masyarakat secara bersama-samamelayani masyarakat untuk mencapai tujuan yang diinginkan.f. Reduce duplication of service (mengurangi duplikasi jasa)Masyarakat perlu mengkoordinasikan segala bentuk pelayanan,keuangan dan sumber daya manusia untuk menghindari duplikasi.14g. Accept diversity (menerima keaekaragaman)Pendidikan berbasis masyarakat hendaknya menghindari adanyapemisahan orang-orang disebabkan oleh perbedaan usia, kelas sosial,jenis kelamin, ras, etnik, agama, yang menyebabkan terhalangnyapengembangan masyarakat secara optimal.h. Institusional responsive (tanggung jawab kelembagaan)Lembaga pendidikan harus memiliki kepekaan terhadap kebutuhanmasyarakat yang selalu berubah.i. Life long learning (pembelajaran seumur hidup)Peluang untuk belajar secara formal harus tersedia untuk semuaanggota masyarakat dengan beragam latar belakang.1514 Zubaedi, “Pendidikan Berbasis Masyarakat”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006),hlm: 3415 Ibid, hlm: 34Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 15 No. 2 - 2017119

HermawanPendidikan Islam sebagai Alat Rekayasa SosialBerdasarkan prinsip-prinsip diatas, maka masyarakat juga merasa ikutmemiliki dan bertanggung jawab atas kesuksesan dari proses pendidikantersebut.4. Peran Serta Masyarakat Dalam Pendidikan Karakter Berbasis MasyarakatKunci keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter tidak hanya ditentukanoleh keterlibatan orang-orang dalam. Melainkan ia juga ditentukan oleh adanyaketerlibatan “orang-orang luar” sekolah. Mereka adalah orang tua siswa dankomunitas karakter. Sekolah perlu menggerakkan mereka agar terlibat secaraoptimal dalam mewujudkan sekolah karakter.16Maka peran serta masyarakat terhadap pengembangan konsep pendidikanberbasis masyarakat dapat dilihat melalui beberapa kriteria, diantaranya sebagaiberikut:a. Peran serta masyarakat tidak hanya berwujud pemberian bantuan uangatau fisik, tetapi juga hal-hal akademik.b. Kewajiban sekolah (monitoring dan accountability) yang tinggi terhadappemerintah maupun masyarakatc. Memberi kesempatan luas kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalampengelolaan lembaga pendidikan termasuk dalam partisipassi dalampembuatan keputusan-keputusand. Program sekolah disusun dan dilaksanakan dengan mengutamakankepentingan tujuan pendidikan, bukan hanya untuk kepentinganadministratif atau birokrasi.e. Program pendidikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat baik sekarangmaupun mendatang, berorientasi pada peningkatan mutu bukan untukkepentingan birokrasi.f. Laporan pertanggungjawaban terbuka untuk semua pihak yangberkepentingan.17Dari beberapa kriteria partisipasi masyarakat diatas, maka masyarakatmemiliki posisi yang urgen dalam keberlangsungan pelaksanaan pendidikanberbasis masyarakat, dan peran serta yang diambil oleh masyarakat tidak hanyasebagai donatur sekolah tetapi juga meliputi kebijakan-kebijakan yang akandiambil oleh sekolah tersebut dalam pelaksanaan pendidikan tersebut.16 Saptono, “Dimensi-dimensi Pendidikan Karakter, Wawasan, Strategi, dan LangkahPraktis”, (Jakarta: Erlangga, 2011), hlm: 3317 Haris, A.S. “Pengembangan Sekolah Melalui Partisipasi Masyarakat: Sebuah KajianOperasional Tingkat Sekolah”, (Seminar Program Pasca Sarjana Universitas NegeriYogyakarta, 19 Mei 2001.120Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 15 No. 2 - 2017

Pendidikan Islam sebagai Alat Rekayasa SosialHermawan5. Nilai-nilai Dalam Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat.Nilai-nilai dalam pendidikan karakter berbasis masyarakat dapat bersumberdari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, sebagaimanatabel di bawah ini:Tabel 1Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidkan Karakter NasionalNoNilaiDeskripsi Nilai Pendidikan Karakter1ReligiusSikap dan prilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaranagama yang di anutnya, toleran dalam pelaksanaan ibadahagama lain, hidup rukun dengan pemeluk agama lain.2JujurPerilaku yang didasarkan pada upaya yang menjadikandirinya dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, danpekerjaan.3ToleransiSikap dan toleransi yang menghargai perbedaan agama,suku, etnis, pendapat, sikap, dan tidakan orang lain yangberbeda dengan dirinya.4DisiplinTindakan yang menunjukan prilaku tertib dan patuh padaberbagai ketentuan dan peraturan.5Kerja kerasPerilaku yang menunjukkan upaya yang sunggu

Hermawan Pendidikan Islam sebagai Alat Rekayasa Sosial 116 Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 15 No. 2 2017 dengan masyarakat. Peran serta masyarakat sangat efektif dalam memberikan dukungan dan pemanfaatan sumber daya lokal.6 Sedangkan dalam penelitian akan membahas tentang partisipasi masyarakat

Related Documents:

IMPLEMENTASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER . MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA . PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR . FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN . UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG . 2017 . i IMPLEMENTASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER . Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di SD Negeri Purwantoro 2 Malang .

PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (SIPBM) Rangga Perdhana, SE Kasubbid Pendidikan dan Pemerintahan BAPPEDA KAB. SITUBONDO. S I PENDIDIKAN B M. 3 Sistem Informasi Pendidikan Berbasis Masyarakat Sistem Informasi Pembangunan Berbasis Masyarakat Jumlah anak pra sekolah yang akan memasuki P

pembelajaran karakter di sekolah-sekolah dan bentuk model teoretis integrasi pendidikan karakter lintas agama. Key words: lintas agama, pendidkan karakter, penelitian dan pengembangan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah .

pendidikan karakter yang efektif bagi pembangunan budi pekerti subjek didik. Semoga kehadiran buku ini makin memperkaya khazanah wacana pendidikan karakter sekaligus dapat menjadi rujukan yang baik dalam pengembangan pendidikan karakter di perguruan tinggi di negeri ini. Dengan

Penguatan Pendidikan Karakter bukanlah suatu kebijakan baru sama sekali karena sejak tahun 2010 pendidikan karakter di sekolah sudah menjadi Gerakan Nasional. Satuan pendidikan menjadi sarana strategis bagi pembentukan karakter bangsa karena memiliki sistem, infrastruktur, dan dukungan ekosistem pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia,

Pendidikan berbasis masyarakat dapat merujuk pada pengertian jika sesuatu berbasis masyarakat maka sesuatu itu menjadi milik masyarakat. Kepemilikan mengimplikasikan adanya pengendalian secara penuh terhadap pengambilan keputusan. Kepemilikan penuh berarti bahwa masyarakat memutuskan tujuan,

PENANAMAN DAN IMPLEMENTASI NILAI KARAKTER TANGGUNG JAWAB Paningkat Siburian Abstrak Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada mahasiswa agar mampu mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupannya sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk ber-Ketuhanan.

C. FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS BOARD In 1973, an independent full-time organization called the Financial Accounting Standards Board (FASB) was established, and it has determined GAAP since then. 1. Statements of Financial Accounting Standards (SFAS) These statements establish GAAP and define the specific methods and procedures for