BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Tentang Kurikulum 2013

3y ago
28 Views
2 Downloads
1.59 MB
40 Pages
Last View : 27d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Pierre Damon
Transcription

BAB IIKAJIAN TEORIA. Kajian Tentang Kurikulum 2013Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 juli 2013, dankurikulum ini sudah dilaksanakan pada tahun pelajaran 2013/2014 padasekolah-sekolah tertentu saja.1Kurikulum 2013 merupakan serentetanrangkaian penyempurnaan terhadap kurikulum yang telah dirintis 2004 yangberbasis kompetensi lalu diteruskan dengan kurikulum 2006 (KTSP). Jadiperubahan kurikulum pendidikan suatu tuntutan yang mau tidak mau harustetap dilakukan tinggal penetapan tentang waktu saja.Tiga aspek yang menjadi landasan pengembangan kurikulum secara jelasterangkum dalam isi materi uji kurikulum sebagai berikut :21. Landasan Filosofis Kurikulum 2013Landasan filosofis kurikulum 2013 adalah UU No. 20/2003Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 Butir 1 yangmenyatakan bahwa “ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untukmewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didiksecara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatanspiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlakmulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan1Rono Sarwan, “ Peluncuran Kurikulum Baru,” Topik pilihan list, diakses darihttp://lipsus.kompas.com/ , pada tanggal 15 Maret 2014.2Imas Kurinasih – Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep & Penerapan(Surabaya:kata pena, 2014), 33-39.7

8negara “. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan membawa amanah harusmampu menumbuhkan nilai-nilai pancasila dalam jiwa peserta didik.Landasan filosofi pengembangan kurikulum 2013 adalah berakar padabudaya lokal dan bangsa, pandangan filsafat eksperimentalisme,rekonstruksi sosial, pandangan filsafat esensialisme dan perenialisme,pandangan filsafat eksistensialisme, dan romantik naturalisme.Menurut pandangan filsafat ini, setiap individu peserta didik adalahunik, memiliki kebutuhan belajar yang unik, perlu mendapatkan perhatiansecara individual, dan memiliki kebebasan untuk menentukan kehidupanmereka. Pada intinya kurikulum harus mampu mengembangkan seluruhpotensi manusia yaitu menjadikan peserta didik sebagai manusiaseutuhnya. Manusia yang memiliki kekuatan yang berguna bagi dirinyamasyarakat, bangsa, dan negara.2. Landasan Yuridis dan Empiris Kurikulum rmendikbud Nomor 71 Tahun 2013 tentang buku teks pelajaran danbuku panduan guru. Setiap guru harus memahami baik buku siswamaupun buku guru dan mampu menggunakannya dalam pembelajaran.Selain itu, Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar ProsesPendidikan Dasar dan Menengah juga menjadi landasan yuridis danempiris kurikulum 2013. Implementasi kurikulum akan sesuai denganharapan apabila guru mampu menyusun RPP serta melaksanaan danmemahami konsep peniaian autentik serta melaksanakannya.

9Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab IV, Bagian kedua, Pasal 7 ayat(1) dan (2). Amanat yang tertuang dalam undang-undang ini menunjukkanbahwa penyelenggaraan pendidikan, termasuk guru, berkewajiban untukmemberikan informasi kepada orang tua tentang perkembangan yang telahdicapai anaknya.3. Aspek KonseptualAspek ini mencakup relevansi, model kurikulum berbasiskompetensi, kurikulum lebih dari sekedar dokumen, proses pembelajaranmencakup aktivitas belajar, output belajar dan outcome belajar sertacakupan mengenai penilaian. Jika melihat dari ketiga aspek ini maka kitadapat melihat dan juga menilai bahwasannya apakah pergantian kurikulumini telah memang dirasakan perlu dengan kondisi rill di lingkungan kitamasing-masing disetiap satuan pendidikan.Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof.Ir.Muhammad Nuh, DEAmengatakan bahwa kurikulum 2013 ini lebih ditekankan pada kompetensidengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan.Adapun ciri kurikulum 2013 yang paling mendasar ialah3a. menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahupengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa pada zaman sekarangtelah mudah mencari informasi dan bebas melalui perkembanganteknologi dan informasi.3Ibid, halaman 21-22.

10b. Siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepadalingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun memilikikemampuan berpikir kritis.c. memiliki tujuan agar terbentuknya generasi produktif, kreatif, inovatif,dan afektif.d. Khusus untuk tingkat SD, pendekatan tematik integrative memberkesempatan siswa untuk mengenal dan memahami sustu tema dalamberbagai mata pelajaran.e. Pelajaran IPA dan IPS diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.Terdapat empat aspek yang menjadi fokus dalam rencana implementasidan keterlaksanaan kurikulum 2013. Adapun aspek tersebut sebagai berikut: 4a. Kompetensi guru dalam pemahaman substansi bahan ajar, yangmenyangkut metodologi pembelajaran, yang nilainya pada pelaksanaanuji kompetensi guru (UKG) baru mencapai rata-rata 44,46.b. Kompetensi akademik di mana guru harus menguasai metodepenyampaian ilmu pengetahuan kepada siswa.c. Kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar tidak bertindak asosialkepada siswa dan teman sejawat lainnya.d. Kompetensi manajerial atau kepemimpinan guru sebagai seorang yangakan digugu dan ditiru siswa.Kesiapan guru sangat urgen dalam pelaksanaan kurikulum ini. Kesiapanguru ini akan berdampak pada kegiatan guru dalam mendorong mampu lebih4Ibid, halaman 22.

11baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar dan mengkomunikasikanapa yang telah mereka peroleh setelah menerima materi pembelajaran.Adapun urgensi pemberlakuan kurikulum 2013 adalah 5 yang pertama,butuh penekanan agar materi pelajaran sesuai dengan tahap jaranyangmampumengembangkan kreativitas siswa. Yang ketiga, masih sangat diperlukannyapendidikan karakter.Secara umum pemberlakuan setiap kurikulum diharapkan dapat menjadipenentu masa depan anak bangsa. Setiap kurikulum yang berlaku di Indonesiadari periode sebelum tahun 1945 hingga kurikulum tahun 2006, tentu sajamemiliki beberapa perbedaan dalam sistem yang diterapkan.Pemberlakuan kurikulum 2013 yaitu pada tahun ajaran 2013-2014 gsiapmelaksanakannya. Meskipun masih prematur, namun ada beberapa hal yangdirasakan oleh banyak kalangan terutama yang langsung berhadapan dengankurikulum itu sendiri.Terdapat beberapa hal penting dari pengembangan atau penyempurnaankurikulum tersebut, yaitu keunggulan dan kekurangan yang terdapat disanasini.65Mulyoto, Strategi Pembelajaran Di Era Kurikulum 2013, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher,2013), 102-104.6Ilo Jayanti, “ Kurikulum 2013”, Dunia Pendidikan, diakses dari http://www.beritahu.me, padatanggal 10 Maret 2014.

121. Keunggulan Kurikulum 2013Adapun beberapa keunggulan pada kurikulum 2013 ini adalah sebagaiberikut:a. Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam setiappemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah.b. Adanya penilaian dari semua aspek meliputi nilai kesopanan, religi,praktek, sikap dan lain-lain.c. Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yangtelah diintegrasikan kedalam semua program studi.d. Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi danpendidikan nasional.e. Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistic domainsikap, keterampilan, dan pengetahuan.f. Kurikulum ini sangat tanggap dengan fenomena dan perubahan sosial.g. Standar penilaian mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensiseperti sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara proporsional.h. Mengharuskan adanya remidiasi secara berkala.i. Sifat pembelajaran sangat kontekstual.j. Buku dan kelengkapan dokumen disiapkan lengkap oleh pemerintah.2. Kelemahan Kurikulum 2013Adapun beberapa kekurangan yang terdapat pada kurikulum 2013 adalahsebagai berikut:

13a. Guru banyak salah paham, karena beranggapan dengan kurikulum2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas,padahal banyak mata pelajaran yang harus tetap ada penjelasan dariguru.b. Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental dengankurikulum 2013 ini.c. Kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan Scientific.d. Kurangnya keterampilan guru merancang RPP.e. Guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik.f. Terlalu banyak materi yang dikuasai siswa.g. Beban belajar siswa dan termasuk guru terlalu berat, sehingga waktubelajar di sekolah terlalu lama.B. Perbedaan Kurikulum 2013 dengan Kurikulum SebelumnyaSetiap perubahan kurikulum memiliki beberapa perbedaan dalam sistemyang diterapkan. Perbedaan sistem yang terjadi bisa merupakan kelebihanmaupun kekurangan dari kurikulum itu sendiri. Kekurangan dan kelebihantersebut dapat berasal dari landasan, komponen, evaluasi, prinsip, metode,maupun model pengembangan kurikulum. Adapun perubahan-perubahan yangada dalam kurikulum 2013 dari kurikulum sebelumnya antara lain :1. Perubahan Standar Kompetensi LulusanPenyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan memperhatikanpengembangan nilai, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu

14dengan fokus pada pencapaian kompetensi. Pada setiap jenjangpendidikan, terdapat empat kompetensi inti yaitu penghayatan danpengamalan agama, sikap, keterampilan dan pengetahuan. engembangankompetensi dasar pada setiap kelas.2. Perubahan Standar engembangkan kompetensi dari mata pelajaran menjadi fokus padakompetensi yang dikembangkan menjadi mata pelajaran melaluipendekatan tematik integratif (Standar Proses).3. Perubahan Standar ProsesPerubahan pada Standar Proses berarti perubahan strategipembelajaran. Guru wajib merancang dan mengola proses pembelajaranaktif yang menyenangkan. Peserta didik difasilitasi untuk mengamati,menanya, menalar, mencoba, dan menyimpulkan.4. Perubahan Standar EvaluasiPenilaian pada kurikulum 2013 ini menggunakan penilaianautentik. Penilaian autentik merupakan penilaian yang mengukur sikap,keterampilan, dan pengetahuan. Sebelum kurikulum 2013 ini, penilianyang digunakan adalah penilaian yang hanya mengukur hasil kompetensi.Dari perubahan keempat aspek pada kurikulum 2013, berikut ini dijabarkandalam tabel 2.1 perbedaan kurikulum 2013 dengan kurikulum KTSP.77Imas Kurinasih – Berlin Sani, Op. Cit., hal 45-46.

15Tabel 2.1Perbedaan kurikulum 2013 dengan KTSP1.2.3.4.5.6.7.8.9.Kurikulum 2013SKL (Standar Kompetensi Lulusan)ditentukan terlebih dahulu, melaluiPermendikbud No 54 Tahun 2013.Setelah itu baru ditentukan StandarIsi yang berbentuk Kerangka DasarKurikulum, yang dituangkan dalamPermendikbud No 67, 68, 69, dan70 Tahun 2013.Aspek kompetensi lulusan adakeseimbangan soft skill dan hardskill yang meliputi aspekkompetensi sikap, keterampilan,dan pengetahuan.Di jenjang SD Tematik Terpaduuntuk kelas I-IV.Jumlah jam pelajaran perminggulebih banyak dan jumlah matapelajaran lebih sedikit dibandingKTSP.Proses pembelajaran setiap tema dijenjang SD dan semua matapelajaran di jenjangSMP/SMA/SMK dilakukan denganpendekatan saintifik yaitu standarproses dalam pembelajaran terdiridari mengamati, menanya, menalar,mencoba, dan menyimpulkan.TIK (Teknologi Informasi danKomunikasi) bukan sebagai matapelajaran, melainkan sebagai mediapembelajaran.Standar penilaian menggunakanpenilaian autentik yaitu mengukursemua kompetensi sikap,keterampilan, dan pengetahuanberdasarkan proses dan hasil.Pramuka menjadi ekstrakurikulerwajib.Penjurusan mulai kelas X untukKurikulum KTSPStandar isi ditentukan terlebih dahulumelalui Permendiknas No 22 Tahun2006. Setelah itu ditentukan SKL(Standar Kompetensi Lulusan) melaluiPermendiknas No 23 Tahun 2006.Lebih menekankan pada aspekpengetahuanDi jenjang SD tematik Terpadu untukkelas I-IIIJumlah jam pelajaran lebih sedikit danjumlah mata pelajaran lebih banyakdibanding Kurikulum 2013Standar proses dalam pembelajaranterdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, danKonfirmasi.TIK sebagai mata pelajaran.Penilaiannya lebih dominan pada aspekpengetahuan.Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib.Penjurusan mulai kelas XI.

16jenjang SMA/MA10. BK lebih menekankanmengembangkan potensi siswa.BK lebih pada menyelesaikan masalahsiswa.C. Pendekatan Saintifik pada Kurikulum 2013Titik berat kurikulum 2013 bertujuan agar peserta didik atau siswamemiliki kemampuan yang lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya,bernalar, dan mengkomunikasikannya.Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses PendidikanDasar dan Menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya prosespembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik atauilmiah. 8 Upaya penerapan pendekatan saintifik atau ilmiah dalam prosespembelajaran ini sering disebut-sebut sebagai ciri khas dan menjadi kekuatantersendiri dari keberadaan kurikulum 2013, yang tentunya menarik untukdipelajari dan dielaborasi lebih lanjut.Langkah pembelajaran pada pendekatan saintifik menggamit beberaparanah pencapaian hasil belajar yang tertuang pada kegiatan pembelajaran.Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, danketerampilan. Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif,inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuanyang terintegrasi. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini:98Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Depdikbud, Standar ProsesPendidikan Dasar dan Menengah (Jakarta: Depdikbud, 2013), 15.9Sunaryo, “Pendekatan pada Kurikulum 2013”, Kurikulum di Indonesia, diakses darihttp://bdksemarang.kemenag.go.id/?p read&id 271#sthash.1GjpIO0T.dpbs, pada tanggal 14Maret 2014

17Gambar 2.1.Ranah dalam pendekatan saintifikRanah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agarpeserta didik “tahu mengapa”. Ranah keterampilan menggamit transformasisubstansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranahpengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar pesertadidik “tahu apa”. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antarakemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skill) dan manusia yangmemiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skill)dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, danketerampilan.10Kemendikbud (2013) memberikan konsepsi tersendiri bahwa pendekatanilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran di dalamnya mencakupkomponen: observing (mengamati), questioning (menanya), associating10Ibid, halaman 72.

18(menalar), experimenting (mencoba), dan networking (membentuk jejaring).Komponen-komponen tersebut seyogyanya dapat dimunculkan dalam setiappraktik pembelajaran, tetapi bukanlah sebuah siklus pembelajaran.11 Adapungambaran langkah-langkah pembelajaran pendekatan saintifik seperti padagambar 2.2 di bawah ini.12Gambar 2.2Langkah-langkah pendekatan saintifikKomponen pendekatan saintifik atau ilmiah akan disajikan berikut ini:131. Observing prosespembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulantertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didiksenang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatanmengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu11Imas Kurniasih - Berlin Sani, Op. Cit., hal 141.Sunaryo, Loc. Cit.13Imas Kurniasih - Berlin Sani, Op. Cit., hal 141-149.12

19persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jikatidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.Metode mengamati sangat bemanfaat bagi pemenuhan rasa ingintahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaanyang tinggi. Dengan metode mengamati peserta didik menemukan faktabahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materipembelajaran yang digunakan oleh guru.Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh guru dan peserta didikselama observasi pembelajaran disajikan berikut ini:a. Cermat, objektif, dan jujur serta terfokus pada objek yang diamatiuntuk kepentingan pembelajaran.b. Banyak atau sedikit serta homogenitas atau hiterogenitas subjek,objek, atau situasi yang diamati. Makin banyak dan hiterogensubjek, objek, atau situasi yang diamati, makin sulit kegiatanmengamati itu dilakukan. Sebelum mengamati dilaksanakan, gurudan peserta didik sebaiknya menentukan dan menyepakati cara danprosedur pengamatan.c. Guru dan peserta didik perlu memahami apa yang hendak dicatat,direkam, dan sejenisnya, serta bagaimana membuat catatan atasperolehan observasi.2. Questioning (menanya)Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untukmeningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan

20pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula diamembimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketikaguru menjawab pertanyaan peserta didik, ketika itu pula dia mendorongasuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.14Berbeda dengan penugasan yang menginginkan tindakan nyata,pertanyaan dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal. Istilah“pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan jugadapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkantanggapan verbal. Adapun fungsi bertanya sebagai berikut:a. membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didiktentang suatu tema atau topik pembelajaran.b. mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar,serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.c. enyampaikan ancangan untuk mencari solusi.d. menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepadapeserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, danpemahamnnya atas substansi pemebelajaran yang diberikan.e. membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,mengajukan pertanyaan, dan member jawaban yang logis,sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.14Ibid, halaman 142.

21f. mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, beragumen,mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik kesimpulan.g. membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan tamengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.h. membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigapdalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.i. ampuan berempati satu sama lain.j. memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang.k. merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif.l. merangsang proses interaksi.Adapun kriteria pertanyaan yang baik sebagai berikut:a. Singkat dan jelasb. Menginspirasi jawabanc. Memiliki fokusd. Bersifat probing atau divergene. Bersifat validatif atau penguatan3. Associating (menalar)Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran untukmenggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif.Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih

22aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dansistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diamati untuk memperolehsimpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaranilmiah, meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.15Istilah menalar di sini merupakan penalaran dari associating,bukan merupakan terjemahan dari reasonsing, meski istilah ini jugabermakna menalar atau penalaran. Karena itu, istilah aktivitas menalardalam konteks pembelajaran pada kurikulum 2013 dengan pendekatanilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaranasosiatif.Menurut teori asosiasi, proses pembelajaran akan berhasil secaraefektif jika terjadi interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik.Pola interaksi itu dilakukan melalui stimulus dan respon (S-R). Teori inidikembangkan berdasarkan hasil eksperimen Thorndike, yang kemudiandikenal dengan teori asosiasi. Jadi, prinsip dasar proses pembelajaran yangdianut oleh Thorndike adalah asosiasi, yang dikenal dengan teori StimulusRespo

Aspek ini mencakup relevansi, model kurikulum berbasis kompetensi, kurikulum lebih dari sekedar dokumen, proses pembelajaran mencakup aktivitas belajar, output belajar dan outcome belajar serta cakupan mengenai penilaian. Jika melihat dari ketiga aspek ini maka kita dapat melihat dan juga menilai bahwasa

Related Documents:

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori Kajian teori merupakan deskripsi hubungan antara masalah yang diteliti dengan kerangka teoretik yang dipakai. Kajian teori dalam penelitian dijadikan sebagai bahan rujukan untuk memperkuat teori dan mem

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori Kajian teori berfungsi sebagai landasan teoretik yang digunakan oleh peneliti untuk membahas dan menganalisis masalah yang diteliti. Kajian teori disusun berdasarkan perkembangan terkini bidang ilmu yang berkaitan dengan inti penel

tentang teori-teori hukum yang berkembang dalam sejarah perkembangan hukum misalnya : Teori Hukum Positif, Teori Hukum Alam, Teori Mazhab Sejarah, Teori Sosiologi Hukum, Teori Hukum Progresif, Teori Hukum Bebas dan teori-teori yang berekembang pada abad modern. Dengan diterbitkannya modul ini diharapkan dapat dijadikan pedoman oleh para

29 BAB II KAJIAN TEORI A. Landasar Teori 1. Teori Ekonomi Ekonomi atau economic dalam banyak literature ekonomi disebutkan berasal dari bahasa Yunani yaitu kata “Oios atau Oiuku” dan “Nomos” yang berarti peraturan rumah tangga.

BAB II KAJIAN TEORETIK Bab kedua ini penulis sebut dengan kajian teoretik yang dikenal juga dengan istilah kerangka teoritik; isinya membahas tentang teori-teori yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Sehingga pada bab ini, penulis akan menguraikan teori mengenai

22 BAB II KAJIAN TEORI Dalam teori ini berisi tentang kajian-kajian yang dijadikan sebagai rujukan langsung penelitian dan penulisan, serta sebagai pisau pembedah masalah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Beberapa tulisan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur seperti tesis, . teori manajemen, dan teori analisis SWOT. Perbedaan penelitian tersebut di atas adalah perbedaaan

A. Teori-teori sosial moden timbul sebagai tin& bdas kepada teori-teori sosial klasik yang melihat am perubahan rnasyarakat manusia dengan pendekatan yang pesimistik. Teori sosial moden telah berjaya menerangkan semua gejala sosial kesan perindustrian dan perbandaran. Teori sosial moden adalah lanjutan teori klasik dalam kaedah dan faIsafah. B. C.