Sintesis Dan Uji Toksisitas Senyawa Analog Kalkon Turunan 2 . - Core

1y ago
10 Views
2 Downloads
577.26 KB
7 Pages
Last View : 9d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Lucca Devoe
Transcription

Jurnal PhotonVol. 5 No.1, Oktober 2014SINTESIS DAN UJI TOKSISITAS SENYAWA ANALOG KALKONTURUNAN 2’-HIDROKSIASETOFENON DAN HALOBENZALDEHIDIhsan Ikhtiarudin, Lelani, Adel Zamri, Hilwan Yuda Teruna, YuharmenGrup Riset Sintesis Organik, Jurusan Kimia, FMIPA, Unversitas RiauEmail: ihsan ikhtiarudin@yahoo.comABSTRAKKalkon merupakan senyawa metabolit sekunder golongan flavonoid yang terdapat pada beberapa jenis tumbuhan.Senyawa ini dikenal memiliki berbagai bioaktivitas yang menarik. Dalam bidang sintesis, senyawa ini digunakanuntuk mensintesis berbagai macam senyawa heterosiklik seperti benzodiazepin, pirazolin, flavanon, flavonol, dansenyawa turunan kalkon lainnya yang juga memiliki bioaktivitas yang menarik. Oleh karena itu, senyawa inibanyak dijadikan sebagai molekul target untuk keperluan pencarian senyawa-senyawa aktif sebagai kandidat obat,salah satunya adalah sebagai obat antikanker. Pada penelitian ini, tiga analog kalkon turunan 2’-hidroksiasetofenondan halobenzaldehid telah disintesis menggunakan metode stirer dengan katalis KOH dan pelarut PEG-400. Struktursetiap produk dikarakterisasi dengan spektroskopi UV-Vis, FTIR, 1H NMR, 13C NMR, dan HRMS. Uji toksisitasdilakukan menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Berdasarkan hasil uji BSLT, ketiga senyawatersebut berpotensi sebagai senyawa antikanker dengan nilai LC50 200 µg/mL.Kata Kunci: kalkon, uji toksisitas, Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)1. PENDAHULUANKanker merupakan penyakit yang ditandaidengan pertumbuhan yang tidak terkontrol darisel-sel abnormal dan menjadi masalah utama diseluruh dunia. Penyakit ini adalah penyakit fataldan diprediksikan sebagai salah satu penyakitpenyebab utama kematian di masa depan.Meskipun penelitian tentang kanker telahmenghasilkan sejumlah solusi baru, obat-obatanyang digunakan dalam pengobatan kanker masihmemiliki banyak keterbatasan. Oleh karena itu,hingga saat ini penelitian yang berhubungandengan penemuan obat antikanker baru yangampuh, aman dan selektif masih terus dilakukanoleh para peneliti.Kalkon merupakan senyawa metabolitsekunder golongan flavonoid yang dapatditemukan pada beberapa jenis tumbuhan.Senyawa kalkon dan turunannya dikenalmemiliki beragam aktivitas biologi yangmenarik, seperti antimikroba (Tiwari et al.,FMIPA-UMRI2010), antimalaria, antioksidan, antitumor(Prasad et al., 2006), anti-inflamasi (Yadav etal., 2011), antikanker (Syam et al., 2012) danlain sebagainya. Dalam bidang sintesis, senyawakalkon telah banyak digunakan untuk membuatberbagai macam senyawa heterosiklik (Tiwari etal., 2010) seperti isoksazol, quinolinon,tiadiazin, benzodiazepin, flavon (Jayapal et al.,2010b), ketimin , tak jenuh (Lonkar et al.,2011), pirazolin dan turunannya (Sharshira &Hamada, 2011; Sing et al., 2009), flavonol(Britton et al., 2012; Jadhav et al., 2008),flavanonol (Patil, 2012) flavanon (Kulkarni,2012) dan senyawa turunan lainnya (Gambar 9)yang juga memiliki aktivitas biologi yangmenarik. Oleh karena itu, senyawa-senyawaanalog kalkon dan turunannya banyak dijadikansebagai molekul target untuk keperluanpencarian senyawa-senyawa aktif sebagaikandidat obat, salah satunya adalah sebagai obatantikanker.57

Vol. 5 No.1, Oktober 2014Jurnal PhotonGambar 4. Berbagai senyawa turunan 2’-hidroksikalkonAktivitas biologis kalkon, selain disebabkanoleh gugus karbonil α,β tak jenuh, jugadipengaruhi oleh subtituen yang terikat padakedua cincin aromatik (Kamble et al., 2011).Oleh karena itu, variasi subtituen pada cincinaromatik akan menghasilkan kalkon denganstruktur yang beragam. Kalkon dengan variasistruktur yang luas hanya dapat diperoleh melaluisintesis secara kombinatorial. Untuk maksudtersebut, penulis telah mencanangkan programsintesis 100 molekul kalkon untuk dipelajarisifat fisiko-kimia dan bioaktivitasnya. Padapenelitian ini hanya dillaporkan sintesis tigaanalog kalkon menggunakan senyawa awal 2’hidroksiasetofenon dan halobenzaldehid.Salah satu metode baru untuk sintesis analog2’-hidroksikalkon adalah dengan penggunaanPEG-400 (polietilenglikol–400) sebagai pelarutalternatif. Penggunaan PEG-400 ini bertujuanuntuk mengurangi penggunaan pelarut organikvolatil (Jayapal et al., 2010b), sehingga dapatdikatakan lebih ramah lingkungan. Sintesisdilakukan melalui reaksi kondensasi ClaisenSchmidt menggunakan bahan baku yang tersediadi pasaran. Reaksi ini juga telah dikenal sebagai58reaksi yang ramah lingkungan. Sintesismenggunakan pendekatan metode ramahlingkungan yang dibantu dengan penggunaanpelarut non volatil ini dilakukan untukmeningkatkan efisiensi dalam produksi danmengurangidampaknegatifterhadaplingkungan.Ada dua masalah utama dalam mensintesisanalog 2’-hidroksikalkon. Pertama, rendemenyang dihasilkan sedikit. Hal ini dikarenakanterjadinya reaksi pembentukan produk sampingberupa senyawa flavanon akibat siklisasi produk2’-hidroksikalkon (Patil et al., 2009; Stoyanov etal., 2002). Kedua, adanya substituen hidroksipada cincin aromatik reaktan dapat menurunkanefektifitas dari katalis basa yang digunakan(Patil et al., 2009). Selain menyerang hidrogen yang bersifat asam, katalis basa juga dapatmenyerang hidrogen fenolik pada reaktan yangjuga bersifat asam, sehingga dapat menghambatproses pembentukan ion enolat. Oleh karena itu,untuk mensintesis analog kalkon dengansubstituen hidroksi diperlukan konsentrasikatalis basa yang lebih tinggi dibandingkandengan konsentrasi reaktannya.FMIPA-UMRI

Jurnal PhotonSenyawa hasil sintesis dikarakterisasiberdasarkan interpretasi data spektroskopi UVVis, FTIR, 1H NMR, 13C NMR, dan HRMSkemudian diuji sifat toksiknya dengan metodeBrine Shrimp Lethality Test (BSLT). Uji BSLTmerupakan salah satu teknik pendahuluan untukmenentukan letalitas atau toksisitas suatusenyawa. Uji ini merupakan uji pendahuluanuntuk menentukan aktivitas antikanker darisuatu senyawa. Hal ini didasarkan padapemikiran bahwa sebagian besar senyawaantikanker adalah bersifat toksik. Pengujianletalitas sederhana ini tidak spesifik untukantikanker, tetapi merupakan indikator sitotoksikyang baik (Meyer et al., 1982). Berdasarkanmetode BSLT, suatu tanaman atau hasil isolasidianggap menunjukkan aktivitas sitotoksik bilamempunyai nilai LC50 kecil dari 1000 ppm,sedangkan untuk senyawa murni i nilai LC50 kecil dari 200 ppm(Anderson et al., 1991)2. METODOLOGI PENELITIANBahan dan PeralatanBahan-bahan yang digunakan dalampenelitian ini adalah 2’-hidroksi asetofenon(Merck), 2-klorobenzaldehid (Merck), 3bromobenzaldehid (Merck), ck),dimetilsulfoksida (Merck), kalium hidroksida(Merck), asam klorida 1 N, telur udang (Artemiasalina Leach), air laut dan pelarut-pelarut organikyang umum digunakan.Alat-alat yang digunakan dalam penelitianini adalah alat pengukur titik leleh (Fisher John),HPLC (Shimadzu LCsolution, jenis kolom ShimPack VP-ODS dengan panjang dan diameternya150 x 4,6 mm), spektrofotometer UV-Vis(Genesys 10S UV-VIS v4.002 2L9N175013),spektrofotometer FTIR (Shimadzu, IR Prestige21), spektroskopi 1H NMR dan 13C NMR(Agilent 500 MHz) di Institut TeknologiBandung, spektroskopi massa (MS water LCTpremier XE positive mode) di Institut TeknologiBandung, alat-alat untuk sintesis dan uji toksisitasyang umum digunakan di laboratorium.FMIPA-UMRIVol. 5 No.1, Oktober 2014Prosedur Kerja Sintesis2’-hidroksiasetofenon (5 mmol) dan masingmasing halobenzaldehid (5 mmol) dilarutkandengan dalam 5 mL PEG-400 di dalam labu bulatyang telah dilengkapi magnet stirrer, kemudiandistirer selama 2 menit. Setelah itu, sebanyak 15mmol KOH padat ditambahkan ke dalam labuyang berisi campuran reaktan tersebut, kemudiandistirer selama 8-12 jam. Tahapan reaksi dipantaumelalui uji KLT. Setelah reaksi selesai, ke dalamcampuran reaksi ditambahkan HCl 1N dinginsebanyak 10 mL atau hingga pH netral danterbentuk endapan. Endapan disaring dengancorong bunchner, kemudian dicuci denganakuades dan n-heksan dingin. Selanjutnya Crudeproduct diuji KLT, jika terdapat lebih dari satunoda, maka dilakukan rekristalisasi denganEtOAc panas dan n-heksan untuk mendapatkansenyawa murni.Uji Toksisitas dengan Metode BrineShrimp Lethality Test (BSLT)Uji toksisitas dengan metode BSLTdilakukan berdasarkan metode yang telahdilakukan oleh Meyer et al. (1982). Kista udangA. salina ditetaskan dalam wadah pembiakanyang berisi air laut, dan digunakan setelah aerasiselama 48 jam (setelah terbentuk larva). Vial ujidikalibrasi dengan 5 mL aquades. Pengujiandilakukan dengan konsentrasi 100, 10 dan 1μg/mL masing-masing dengan tiga kalipengulangan. Sampel sebanyak 20 mg dilarutkandalam 2 mL metanol (larutan induk, konsentrasi10000 μg/mL), kemudian dari larutan indukdibuat konsentrasi larutan uji 100 μg/mL, 10μg/mL, dan 1 μg/mL dengan cara pengenceranbertingkat. Sampel dipipet kedalam masingmasing vial sebanyak 0,5 mL, lalu pelarutdiuapkan hingga mengering. Selanjutnya,ditambahkan 50 μL DMSO, 10 ekor larvaArtemia salina Leach dan air laut sampai bataskalibrasi 5 mL. Kematian larva dihitung dalamselang waktu 24 jam. Pengujian dilakukansebanyak tiga kali pengulangan dengan perlakuanyang sama untuk masing-masing konsentrasi.Data yang diperoleh dianalisis untuk menentukannilai LC50 dengan metode kurva menggunakantabel analisis probit (Harefa, 1997).59

Vol. 5 No.1, Oktober 2014Jurnal Photon3. HASIL DAN PEMBAHASANSintesis dilakukan menggunakan metodestirer dengan katalis KOH padat dan pelarutPEG-400 pada suhu ruangan. Skema reaksisintesis senyawa kalkon tersebut dapat dilihatpada Gambar 10.Rendemen yang dihasilkan cukup baik(56-80%). Kemurnian senyawa kalkon hasilsintesis ditentukan melalui uji KLT, uji titikleleh, dan analisis HPLC. Uji KLT dilakukanmenggunakan eluen n-heksana:etil asetat(9:1) menunjukkan satu noda. Uji titik lelehmenunjukkan kisaran titik leleh 2oC.AnalisiskemurniandenganHPLCmanghasilkan kromatogram dengan satupuncak dominan pada tR 16 menit untuksenyawa (1), tR 17 menit untuk senyawa (2),dan tR 16,20 menit untuk senyawa (3). SifatFisik senyawa (1)-(3) dapat dilihat padaTabel 1.(1)R1 Cl,R2 H, R3 H(2)R1 H,R2 Br,R3 H(3)R1 H,R2 H, R3 ClGambar 1. Reaksi sintesis senyawa kalkon turunan 2’-hidroksiasetofenonTabel 1. Sifat fisik senyawa analog kalkon 537Rendemen(%)566280Spektrum UV senyawa (1)-(3) dalam pelarutmethanol (MeOH) sebagaimana dapat dilihatpada Gambar 2 berturut-turut memperlihatkanadanya serapan maksimum pada λ 208 nm dan309 nm dan puncak bahu pada 232 nm dan 366nm untuk senyawa (1), serapan maksimum padaλ 205 nm dan 319 nm dan puncak bahu pada 225nm dan 364 nm untuk senyawa (2), serapanmaksimum pada λ 204 nm dan 319 nm danpuncak bahu pada 223 nm dan 365 nm untuksenyawa (3) menunjukkan adanya ikatanrangkap terkonjugasi yang merupakan ciri khasdari senyawa kalkon.SpektrumFTIRsenyawa(1)-(3)memperlihatkan adanya serapan pada bilangangelombang (cm-1) 1640-1644 mengindikasikanadanya gugus C O terkonjugasi dengan ikatan60WarnaKuningKuningOrangeTitik leleh(oC)84-8582-8380-81Rf(n-heksan:EtOAc)0,51 (9:1)0,61 (9:1)0,64 (9:1)rangkap α,β tak jenuh. Serapan pada bilangangelombang 1578-1583 mengindikasikan adanyaikatan C C alkena yang terkonjugasi dengankarbonil dan cincin aromatik. Serapan padabilangangelombang3067-3086mengindikasikan adanya ikatan C-H aromatik.Serapan pada bilangan gelombang 2937-2958mengindikasikan adanya ikatan C–H alifatik.Serapan pada bilangan gelombang 1204-1206mengindikasikan adanya ikatan C–O alkohol.Vibrasi ikatan C–X pada senyawa (1)-(3)masing-masing ditunjukkan pada bilangangelombang (cm-1) 751 (C-Cl) 673 (C-Br), dan761 (C-Cl). Serapan pada daerah bilangangelombang tersebut sangat sesuai untukmendeskripsikan gugus fungsi yang terdapatpada ketiga senyawa kalkon.FMIPA-UMRI

Jurnal PhotonVol. 5 No.1, Oktober 2014Gambar 2. Spektrum UV Senyawa (1)-(3) dalam pelarut MeOH1SpektrumHNMRsenyawa(1)menunjukkan pergeseran kimia yang khas pada 7,82- 8,32 ppm (d, 1H, J 15-15,5 Hz) dan 7,62-7,66 ppm (d, 1H, J 15-15,5 Hz) berturutturut menunjukkan adanya proton pada C danC . Berdasarkan harga tetapan kopling (J) dapatditentukan bahwa senyawa kalkon tersebutNomorAtom123456C C 1’2’3’4’5’6’memiliki konfigurasi trans (E). Adanya protonpada 12,7-12,74 ppm menunjukkan bahwapada ketiga senyawa kalkon terdapat proton darisubstituen hidroksi (-OH) yang terikat padacincin aromatik. Interpretasi spektrum 1H NMRsenyawa analog kalkon (1)-(3) dapat dilihat padaTabel 2.Tabel 2. Interpretasi data 1H NMR senyawa analog kalkon (1), (2), dan (3)Senyawa (1)Senyawa (2)Senyawa (3) H (ppm) H (ppm) H (ppm)7,81 (t, 1H, J 2 Hz)7,59 (d, 1H) J 9 Hz7,47 (dd, 1H)7,41 (d, 1H) J 8,5 Hz7,36 (m, 1H)7,55 (td, 1H) J 8; 1,5 Hz7,36 (m, 1H)7,31 (t, 1H) J 7,5 Hz7,41 (d, 1H) J 8,5 Hz7,78 (dd, 1H)7,55 (td, 1H) J 8; 1,5 Hz7,59 (d, 1H) J 9 Hz7,66 (d, 1H, J 15 Hz)7,63 (d, 1H, J 15,5 Hz)7,62 (d, 1H, J 15,5 Hz)8,32 (d, 1H, J 7,82 (d, 1H, J 15,5 Hz)7,86 (d, 1H, J 15,5 Hz) 15 Hz)12,73 (s, 1H, -OH)12,7 (s, 1H, -OH)12,74 (s, 1H, -OH)7,05 (dd, 1H)7,04 (dd, 1H) J 8,5; 0,5 Hz7,03 (d, 1H) J 8,5 Hz7,52 (t, 1H)7,51 (t, 1H) J 7,5 Hz7,51 (t, 1H) J 7,75 Hz6,96 (t, 1H)6,96 (t, 1H) J 8 Hz6,95 (t, 1H) J 7,5 Hz7,92 (dd, 1H)7,91 (dd, 1H) J 8; 1,5 Hz7,90 (dd, 1H) J 8; 1,5 HzSpektrum 13C NMR senyawa (1)-(3)menunjukkan pergeseran kimia pada 193,3193,49 ppm yang menunjukkan adanya atom Ckarbonil pada ketiga senyawa kalkon.Pergeseran kimia karbon pada 163,6-163,62ppm menunjukkan adanya substituen hidroksi(OH) yang terikat pada cincin aromatik.FMIPA-UMRIInterpretasi data spektrum 1H NMR dan 13CNMR senyawa (1) telah dikonfirmasi denganspektrum HMQC dan HMBC yang secarakeseluruhan menunjukkan korelasi ikatan yangsesuai untuk struktur senyawa tersebutsebagaimana ditunjukkan masing-masing padaGambar 3.61

Vol. 5 No.1, Oktober 2014Jurnal 2127,11HHOHHHHH(a)(b)Gambar 3. Korelasi ikatan pada senyawa (1): Korelasi ikatan pada spektrum HMQC (a), dan HMBC(b).Berat molekul senyawa-senyawa hasilTabel 3. Hasil uji toksisitasSenyawaNilai LC50 (µg/mL)sintesis dikonfirmasi melalui spektroskopimassa (HRMS). Berat molekul senyawa (1)(1)2,839ditunjukkan oleh spektrum massa yang dihitung(2)1,495 sebagai C15H12O2Cl [M H] dengan puncak ion(3)3,328molekul 259,0526 m/z dan ditemukan padaspektrum massa dengan puncak ion molekulBerdasarkan uji BSLT yang telah259,0515 m/z, selisih massa molekul tersebutdilakukan, dapat dikatakan bahwa senyawa0,0011. Berat molekul senyawa (2) ditunjukkansenyawa kalkon turunan 2’-hidroksiasetofenonoleh spektrum massa yang dihitung sebagaitersebut berpotensi aktif sebagai senyawaC15H12O2Br [M H] dengan puncak ionantikanker yang dibuktikan dengan nilaimolekul 303,0021 m/z dan ditemukan padaLC50 200 µg/mL.spektrum massa dengan puncak ion molekul303,0030 m/z, selisih massa molekul tersebut4. KESIMPULAN0,0009. Berat molekul senyawa (3) ditunjukkanMelalui penelitian ini telah dihasilkan tigaoleh spektrum massa yang dihitung sebagaianalogkalkon turunan 2’hidroksi asetofenon denganC15H12O2Cl [M H] dengan puncak ionrendemen yang cukup baik (56-80 %). Sintesismolekul 259,0526 m/z dan ditemukan padadilakukan melalui reaksi kondensasi Claisen-Schmidtspektrum massa dengan puncak ion molekulmenggunakan metode stirer dengan katalis KOH259,0537 m/z, selisih massa 0,0011. Selisihpadat dan menggunakan PEG-400 sebagai pelarutmassa berdasarkan spektrum massa denganyang bersifat non volatil dan lebih ramah lingkungan,massa perhitungan menunjukkan perbedaansehingga dapat meminimalisir polusi. Hasilyang sangat kecil antara senyawa yangkarakterisasi melalui spektroskopi UV-Vis, FTIR, 1Hdiharapkan dengan senyawa kalkon yangNMR, 13C NMR, dan HRMS menunjukkan bahwadiperoleh dan dapat dikatakan bahwa senyawaketiga senyawa hasil sintesis memiliki struktur sesuaikalkon tersebut sangat murni.Dengandengan yang diharapkan. Berdasarkan hasil ujidemikian dapat dikatakan bahwa senyawapendahuluan menggunakan metode BSLT dapatkalkon tersebut mempunyai struktur sesuaidisimpulkan bahwa ketiga senyawa hasil sintesisdengan yang diharapkan .berpotensi aktif sebagai senyawa antikanker yangUji toksisitas terhadap senyawa-senyawadibuktikan dengan nilai LC50 200 an menggunakan metode BSLT. Hasil5. DAFTAR PUSTAKAuji toksisitas terhadap senyawa kalkon tersebutAnderson, J.E. Goetz, C.M., dan Mclaughlin,dapat dilihat pada Tabel 3.J.L. 1991. A Blind Comparison of SimpleBench Top Bioassay and Human TumorCell Cytotoxicity as Antitumor Prescreens.Pytochemical Analysis. 2(3): 107-111.62FMIPA-UMRI

Jurnal PhotonBritton, R.G., Horner-Glister, E., Pomenya,O.A., Smith, E.E., Denton, R., Jenkins,P.R., Steward, W.P., Brown, K., Gescher,A., dan Sale, S. 2012. Synthesis andBiological Evaluation of Novel Flavonolsas Potential Anti-Prostate Cancer Agent.European Journal of Medicinal Chemistry.54: 952-958.Harefa, F. 1997. Pembudidayaan Artemia salinauntuk Pakan Udang dan Ikan. Swadaya,Jakarta.Jadhav, S.B., Bagul, K.R., Bagul, P.R., danGaikwad, K.V. 2008. Synthesis of SomeNovel Flavonol Derivatives and ItsAntimicrobial Activity. Oriental Journal ofChemistry. 24(2): 583-588.Jayapal, M.R., Prasad, K.S., dan Sreedhar, N.Y.2010. Synthesis and Characterization of2,6-dihydroxy Substituted Chalcones UsingPEG-400 as a Recyclable Solvent. J.Pharm. Sci & Res. 2(8):450-458Kamble, V.M., Hatnapure, G.D., Keche, A.P.,Birajdar, S., Patil, S.G., Tale, R.H., Rodge,A.H., Turkar, S.S., dan Gour, K. 2011.Sintesis and Biological Evaluation of aNovel Series of Methoxylated Chalcones asAntioxidant and Anti-microbial agents. J.Chem. Pharm. Res. 3(6):639-648.Kulkarni, P., Wagh, P., dan Zubaidha, P. 2012.An Improved and Eco-Friendly Method forThe Synthesis of Flavanone by TheCyclization of 2’-Hydroxy Chalcone usingMethane Sulphonic Acid as Catalyst.Chemistry Journal. 2(3): 106-110.Lonkar, S.M., Mokle, S.S., Vibhute, A.Y., danVibhute, Y.B. 2011. Green Approach forThe Synthesis of Some New α,βUnsaturated Ketimines under WaterSuspension. Orbital Elec. J. Chem.3(4):197-203.Meyer, B.N., Ferrigni, N.R., Putnam, J.E.,Jacosen, L.B., Nichols D.E., danFMIPA-UMRIVol. 5 No.1, Oktober 2014McLaughin, J.L. 1982. Brine Shrimp: AConvenient General Bioassay for ActivePlant Constituens. Journal of MedicinalPlant Research Planta Medica. 45: 31-34.Patil, C.B., Mahajan, S.K., dan Katti, S.A. 2009.Chalcone: a Versatile Molecule. Journal ofPharmaceutical Science and Research.1(3): 11-12.Patil, V.J. 2012. Synthesis and In VitroAntiplaque Activity of Chalcone, Flavonoland Flavanol Derivatives. IJPSR. 3(12):5006-5014.Prasad, Y.R., Kumar, P.R., Deepti, C.H.A., danRamana, M.V. 2006. Synthesis andantimicrobial activity of some novelchalcones of 2-hydroxy-1-acetonapthoneand 3-acetyl coumarin. E-Journal ofChemistry. 3(4): 236-241.Sharshira, E.M. dan Hamada, N.M.M. 2011.Synthesis and In Vitro AntimicrobialActivity of Some Pyrazolyl-1-carboxamideDerivatives. Molecules. 16: 7736-7745.Sing, P., Negi, J.S., Pant, G.J.N., Rawat, M.S.M.& Budakoti, A. 2009. Synthesis andCharacterization of a Novel 2-Pyrazoline.Molbank, 613: 1-4.Syam, S., Abdelwahab, S.I., Al-Mamary, M.A.,dan Mohan, S. 2012. Synthesis ofchalcones with anticancer activities.Molecules. 17: 6179-6195.Tiwari, B., Pratapwar, A.S., Tapas, A.R., Butle,S.R., dan Vatkar, B.S. 2010. Synthesis andAntimicrobial Activity of some chalconederivatives. International Journal ofChemTech Research. 2(1): 499-503.Yadav, H.L., Gupta, P., Pawar, R.S., Singour,P.K., dan Patil, U.K. 2011. Synthesis andbiological evaluation of anti-inflammatoryactivity of 1,3 diphenyl propenonederivatives. Medicinal Chemistry Research.20: 461-465.63

sifat fisiko-kimia dan bioaktivitasnya. Pada . 150 x 4,6 mm), spektrofotometer UV-Vis (Genesys 10S UV-V IS v4.002 2L9N175013), . adanya serapan maksimum pada λ 208 nm dan 309 nm dan puncak bahu pada 232 nm dan 366 nm untuk senyawa (1), serapan maksimum pada .

Related Documents:

menerima deterjen atau toksisitas tersebut, maka perlu dilakukan suatu uji awal yang dikenal dengan uji toksisitas. Uji toksisitas digunakan unuk menentukan tingkat toksisitas limbah deterjen. Dalam penelitian ini ditinjau efek toksik terhadap suatu species ikan tertentu sebagai biota uji, khususnya yang hidup di air

Alkylbenzene Sulfonat (LAS) dan Timbal (Pb) terhadap ikan mas. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji toksisitas akut Linear (LAS) dan Timbal (Pb) yang dilakukan selama 96 jam (4 hari) terhadap Ikan Mas (Cyprinus carpio L.). Variasi konsentrasi pada uji toksisitas akut diperoleh dari range finding test awal. Konsentrasi setelah uji

16O 2 A r: C 12, H 1, O 16 3. Ca(HSO 3) 2 A r: Ca 40, S 32 4. (NH 4) 2HPO 4 A r: N 14, P 31 Mol dari senyawa. Konsep mol dapat diterapkan pada senyawa apa saja, baik dalam bentuk senyawa ion maupun senyawa netral. Jadi, satu mol senyawa adalah jumlah senyawa yang mengandung 6,02 x 1023 partikel. Contoh 3-1 Hitung jumlah mol dalam .

tahapan, yaitu uji pendahuluan dan toksisitas letal (LC 50-96 jam), setiap perlakuan diulang tiga kali. Data uji toksisitas letal dianalisis probit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai LC 50-96 jam Cr 6 terhadap ikan nila adalah 61,2 ppm. Kata kunci: kromium, LC 50-96 jam, pencemar ABSTRACT

Sintesis senyawa kompleks inti tunggal diperoleh berdasarkan perbandingan mol 1:3 dan senyawa kompleks inti ganda ini disintesis dengan mereaksikan besi(III) dari senyawa FeCl3.6H2O, ligan 2,2’-bipiridin serta ligan jembatan oksalat sesuai dengan perbandingan mol besi(III):2,2’-bipiridin:oksalat 2:4:1.

mensintesis senyawa alkanolamida dengan mereaksikan asam palmitat dan etanolamina dengan perbandingan 1:10. Reaksi dilakukan pada temperatur 50-60 ºC selama 8 jam dan didapatkan produk berupa N-(2-hidroksietil)-palmitamida dengan rendemen 95 %. Awang dkk., (2006) telah melakukan sintesis senyawa alkanolamida dari asam 9,10-

Konsep-konsep Dasar Kimia Organik Dr. Ratnaningsih Eko Sardjono, M.Si. Gambar 1.1. Kimia organik adalah ilmu yang mempelajari senyawa organik. Lebih dari 80% senyawa yang telah ditemukan di dunia ini adalah senyawa organik, mencakup senyawa-senyawa material biologis (tanaman, hewan), produk pabrikan (cat, obat, kosmetik, makanan, pewarna), material

Organization 67 SECTION 2: ORGANIZATIONAL BEHAVIOR IN GROUP LEVEL Chapter 6 Organizational Communication in Islamic Management 91 Chapter 7 Organizational Conflict Management in Islamic Management 111. SECTION 3: ORGANIZATIONAL BEHAVIOR IN ORGANIZATION LEVEL Chapter 8 Influence and Leader–Follower Relations in Hereafter-oriented Organizations 137 Chapter 9 Leadership Styles in Islamic .