ANALISIS PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD . - Unismuh

1y ago
19 Views
2 Downloads
1.10 MB
91 Pages
Last View : 20d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Shaun Edmunds
Transcription

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKANBALANCED SCORECARD PADA RUMAH SAKITUMUM DAERAH KABUPATEN BULUKUMBASKRIPSIANDI NUR AZIZA105730458413JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2018

ii

iii

iv

v

ABSTRAKAndi Nur Aziza (105730458413) “Analisis Pengukuran Kinerja denganPendekatan Balanced Scorecard pada Rumah Sakit umum daerahkabupaten Bulukumba”. (dibimbing oleh Andi Rustam dan Ismail Rasulong).penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja rumah sakit umum daerahkabupaten Bulukumba apabila diukur dengan menggunakan pendekatan BalancedScorecard. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, merupakan penelitianyang dilakukan dengan melakukan penilaian dari aspek keuangan dan aspek nonkeuangan dengan pendekatan 4 (empat) perspektif balanced scorecard yakniperspektif pelanggan, perspektif keuangan, perspektif bisnis internal, danperspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Metode analisis yang digunakanadalah analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif menggunakan indikatorkinerja rumah sakit dalam melakukan pengukuran kinerja.Hasil penelitian menunjukkan secara umum bahwa 1) Rumah Sakit Sultan Dg.Raja Bulukumba memungkinkan untuk menerapkan Balanced Scorecardpengukur kinerja organisasi, karena dengan Balanced Scorecard semua aspekdapat diukur. Penerapan Balanced Scorecard dimungkinkan karena Rumah SakitSultan Dg. Raja Bulukumba telah memformulasikan visi, misi dan starteginyadan hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja Rumah Sakit Sultan Dg. RajaBulukumba dikatakan cukup baik apabila menggunakan Balanced Scorecard.Dan 2) pengukuran kinerja Rumah Sakit Sultan Dg. Raja Bulukumbamenggunakan Balanced Scorecard periode 2 tahun menunjukkan hasil yang baik.Dengan balanced Scorecard, rumah sakit dapat mengukur kinerja rumah sakitdengan lebih komprehensip, sehingga dapat meningkatkan kinerjanya dimasayang akan datang.Kata kunci: pengukuran kinerja, balanced scorecard, kinerja rumah sakitvi

ABSTRACTAndi Nur Aziza (105730458413) "Analysis of Performance Measurement withthe Balanced Scorecard Approach at Sultan Hospital Dg. Raja of Bulukumba ".(guided by Andi Rustam and Ismail Rasulong).This study aims to determine the performance of Sultan Hospital Dg. King ofBulukumba when measured using the Balanced Scorecard approach. This type ofresearch is field research, which is a research conducted by assessing the financialaspects and non-financial aspects with the approach of 4 (four) balanced scorecardperspectives namely customer perspective, financial perspective, internal businessperspective, and learning and growth perspective. The analytical method used isdescriptive analysis with a quantitative approach using hospital performanceindicators in performing performance measurementsThe results of the study show generally that 1) Sultan Hospital Dg. RajaBulukumba allows to apply the Balanced Scorecard to measure organizationalperformance, because with the Balanced Scorecard all aspects can be measured.The application of the Balanced Scorecard is possible because the Sultan HospitalDg. The King of Bulukumba has formulated his vision, mission and strategy andthe results of the research show that the performance of Sultan Hospital Dg. TheKing of Bulukumba is said to be quite good when using the Balanced Scorecard.And 2) performance measurement of Sultan Hospital Dg. The King of Bulukumbausing the Balanced Scorecard for a period of 2 years shows good results. Withbalanced scorecards, hospitals can measure hospital performance morecomprehensively, so that they can improve their performance in the future.Keywords: card,hospital

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL .iHALAMAN PERSETUJUAN .iiABSTRAK . iiiKATA PENGANTAR . ivDAFTAR ISI .vDAFTAR TABEL . viBAB IBAB IIPENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah .1B. Rumusan Masalah .5C. Tujuan Penelitian .6D. Manfaat Penelitian .6TINJAUAN PUSTAKAA. Sistem Pengukuran Kinerja .71.Pengertian Pengukuran Kinerja .72.Manfaat Pengukuran Kinerja Sektor Publik .83.Fungsi Penilaian Kinerja .9B. Balanced Scorecard .91.Konsep dan Evolusi Perkembangan Balanced Scorecard .92.Pengertian Balanced Scorecard . 153.Balanced Scorecard untuk sektor publik . 164.Tiga Perspektif Balanced Scorecard . 185.Faktor yang Memacu Pengimplementasian BalancedScorecard . 20viii

C. Indikator Pengukuran Kinerja Rumah Sakit . 20D. Pengertian Rumah Sakit . 24BAB III METODE PENELITIANA. Tempat dan Waktu Penelitian . 26B. Tipe Penelitian . 26C. Teknik Pengumpulan Data . 26D. Populasi dan Sampel . 27E. Jenis dan Sumber Data . 29F. Metode Analisis . 29BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian . 311. Gambaran Umum Rumah Sakit . 312. Sejarah Singkat Rumah Sakit . 313. Fungsi Rumah Sakit . 324. Lokasi. 345. Sarana dan Fasilitas . 346. Personel. 367. Pengukuran Kinerja . 36B. PEMBAHASAN . 471. Perspektif Keuangan . 472. Perspektif Pelanggan. 483. Perspektif Bisnis Internal . 494. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan . 525. Hasil keseluruhan Analisis Pengukuran Kinerja . 53ix

BAB V HASIL PENELITIANA. HASIL . 571. Gambaran Umum Rumah Sakit . 572. Sejarah Singkat . 583. Tugas Pokok Rumah Sakit . 594. Lokasi. 605. Sarana dan Fasilitas . 606. Pengukuran Kinerja . 627. Perspektif Pelanggan . 638. Perspektif Bisnis Internal . 66BAB VI KESIMPULAN DAN SARANA. KESIMPULAN . 83B. SARAN . 83DAFTAR PUSTAKALAMPIRANx

DAFTAR TABELHalamanTabel 2.1 Pola pikir Balanced Scorecard sebagai suatu rangka strategis . 12Tabel 2.2 Balanced Scorecard Sebagai Alat. 15Tabel 2.3 Balanced Scorecard untuk organisasi nirlaba . 17Tabel 3.1 Distribusi Pengambilan Sampel Pasien Rumah Sakit SultanDg. Raja. 28Tabel 3.2 Distribusi Pengambilan Sampel Karyawan Rumah SakitSultan Dg. Raja . 28Tabel 4.1 Sarana dan Fasilitas Rumah Sakit Sultan Dg. Raja . 34Tabel 4.2 Personel Rumah Sakit Sultan Dg. Raja . 36Tabel 4.3 Perhitungan Rasio Ekonomi RS. Sultan Dg. Raja . 37Tabel 4.4 Perhitungan Rasio Efektivitas RS. Sultan Dg. Raja . 37Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Kuesioner Pasien RS. Sultan Dg. Raja . 38Tabel 4.6 Hasil Uji Realibilitas Kuesioner Pasien RS. Sultan Dg. Raja . 39Tabel 4.7 Skor Penilaian Kepuasan Pasien RS. Sultan Dg. Raja . 40Tabel 4.8 Pengukuran Kinerja Perspektif Bisnis Internal RS. Sultan Dg. Raja. 41Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Kuesioner Karyawan RS. Sultan Dg. Raja . 43Tabel 4.10 Hasil Uji Realibilitas Kuesioner karyawan . 44Tabel 4.11 Skor Penilaian Kepuasan Karyawan . 45Tabel 4.12 Pendapatan dan Jumlah Karyawan . 46Tabel 4.13 Pendapatan dan Jumlah Karyawan . 54Tabel 5.1 Sarana dan Fasilitas RS Sultan Dg. Raja . 60Tabel 5.2 Perhitungan Rasio Ekonomi RS. Sultan Dg. Raja . 63xi

Tabel 5.3 Hasil Uji Validitas Kuesioner Pasien RS Sultan Dg. Raja . 64Tabel 5.4 Hasil Uji Realibilitas Kuesioner Pasien RS Sultan Dg. Raja . 64Tabel 5.5 Skor Penilaian Kepuasan Pasien RS. Sultan Dg. Raja . 66Tabel 5.6 Pengukuran Kinerja Perspektif Bisnis Internal RS. Sultan Dg. Raja . 67Tabel 5.7 Hasil Uji Validitas Kuesioner Karyawan RS. Sultan Dg. Raja . 69Tabel 5.8 Hasil Uji Realibilitas Kuesioner karyawan RS.Sultan Dg. Raja . 69Tabel 5.9 Skor Penilaian Kepuasan Karyawan RS. Sultan Dg. Raja . 70Tabel 5.10 Pendapatan dan Jumlah Karyawan RS. Sultan Dg. Raja . 71Tabel 5.11 Rangkuman Hasil Pengukuran Kinerja RS. Sultan Dg. Raja . 79xii

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangDewasa ini pengukuran kinerja telah menjadi topik yang hangat dibanyak negara maju. Perusahaan-perusahaan nasional maupun internasionalberusaha selangkah lebih maju dalam mewujudkan lingkungan yangkompetitif. Manajemen organisasi yang baik merupakan hal yang urgentdalam memenangkan persaingan bisnis tersebut. Untuk itu, berdasarkanlingkungan usahanya, maka setiap organisasi perlu merumuskan strategimanajemen untuk mencapai pelayanan prima. Maksimalisasi pelayanandiharapkan mampu memberikan value added bagi suatu organisasi dalamrangka pencapaian tujuan yang efektif dan efisien.Tujuan suatu organisasiberbeda-beda sesuai dengan orientasinya.Organisasi profit oriented yaitu mengharapkan profitabilitas yang tinggi,berbeda dengan organisasi nirlaba yaitu orientasinya fokus pada pelayananyang terbaik terhadap masyarakat. Dalam mewujudkan pencapaian pelayananprima, maka suatu organisasi harus menetapkan strategi dalam aktivitaspengelolaan usahanya. Strategi tersebut merupakan suatu landasan untukpencapaian sasaran kerja yang telah ditetapkan oleh manajemen. Untukmengetahui efektivitas dan efisiensi pencapaian strategi tersebut, makadibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja, Proses penilaian kinerjamerupakan hal yang sangat penting untuk mengevaluasi proses pencapai

2tujuan, sehingga akan terdeteksi kelemahan pada suatu organisasi sehinggabisa dilakukan improvement di masa mendatang.Rumah Sakit Sultan Dg. Raja Bulukumba merupakan salah satuorganisasi nirlaba sebagai sarana kesehatan tempat meyelenggarakan upayakesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memeliharan danmeningkatkan kesehatan bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yangoptimal bagi masyarakat. Rumah Sakit Sultan Dg. Raja Bulukumba sebagaisalah satu instansi pemerintah harus mampu memberikan pertanggungjawabanbaik secara finansial maupun non finansial kepada pemerintah dan masyarakatsebagai pengguna jasa kesehatan.Suatu manajemen Rumah Sakit membutuhkan alat pengukuran yanglebih baik dengan memperhatikan segala aspek yang berorientasi jangkapanjang. Balanced Scorecard merupakan suatu alat ukur yang lebihkonperhensif untuk menilai performance suatu organisasi. Metode BalancedScorecard tersebut lebih kompleks untuk diterapkan, dibandingkan denganmetode tradisional karena tidak hanya dinilai dari sisi keuangan saja tetapijuga dari sisi non keuangan. Sehingga Balanced Scorecard ini merupakanmetode yang dapat menyeimbangkan pengukuran aspek keuangan denganaspek non keuangan.Mulyadi (2014:8) menjelaskan bahwa Balanced Scorecard merupakansalah satu sistem pengukuran kinerja yang menerapkan visi dan strategiperusahaan, sehingga tercapainya keselarasan tujuan dan mendorongkaryawan untuk bertindak yang terbaik bagi organisasi. Pengukuran ini

3berusaha untuk membuat perpaduan pengukuran strategi yaitu pengukurankeuangan dan non keuangan, serta pengukuran internal dan pengukuraneksternal.Rumah Sakit Sultan Dg. Raja Bulukumba merupakan Rumah sakitumum yang merupakan unsur pelaksana kesehatan, RS. Sultan Dg. RajaBulukumba salah satu Rumah Sakit Pemerintah yang memberikan pelayanankesehatan secara profesionalisme dan meningkatkan mutu terus-menerus.Rumah Sakit Sultan Dg. Raja Bulukumba selalu memperbaiki kinerjanya, agardapat menambah kepercayaan masyarakat atas pelayanan Rumah Sakit SultanDg. Raja Bulukumba. Kepercayaan ini sangatlah penting, mengingatmasyarakat merupakan pengguna jasa kesehatan tersebut. Diharapkan denganpeningkatan kepercayaan masyarakat terhadap Rumah Sakit menpunyaidampak pada income Rumah Sakit.Kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan Rumah Sakit haruslahberada dalam kondisi yang baik, dimana dapat memuaskan para pengguna jasapelayanan kesehatan di Rumah Sakit tersebut. Oleh karena, itu kualitaspelayanan kesehatan semestinya menjadi fokus utama dari pihak manajemenRumah Sakit. Kualitas pelayanan yang baik dapat dihasilkan melaluiperbaikan kinerja yang terus menerus. Untuk memonitor dan mengevaluasikinerja yang dihasilkan secara berkesinambungan, manajemen memerlukanalat bantu dalam pengambilan keputusan strategis bagi organisasinya, yangbertujuan meningkatkan performance organisasi.

4Penomena pengukuran kinerja yang dilakukan oleh Rumah SakitSultan Dg. Raja Bulukumba selama ini masih diukur dari aspek keuangan danpelayanan. Diperlukan sebuah alat ukur yang mampu menilai kinerja darisegala aspek, baik dari aspek keuangan maupun aspek non keuangan.Sehingga mampu diterapkan sebagai instrumen manajemen pengukurankinerja. Ukuran kinerja yang digunakan yang dikembangkan oleh Kaplan danNorton (2000:23) balanced scorecard dibagi menjadi 4 (empat) perspektifyaitu : (1) perspektif keuangan, (2) perspektif customer, (3) perspektif prosesbisnis internal, (4) perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fitria (2010) dengan judul“Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolak Ukur Pada Rumah SakitUmum Daerah (RSUD) Lamaddukelleng Kabupaten Wajo” yang h(RSUD)Lamaddukelleng Kabupaten Wajo dengan menggunakan Balanced Scorecardsebagai alat ukur kinerja rumah sakit tersebut dilihat dari aspek keuangan dannon keuangan. Penelitian tersebut menggunakan pendekatan BalancedScorecard deskriptif analisis. Metode pengambilan sampel untuk karyawandan pasien RSUD Lamaddukeleng Kabupaten Wajo adalah Non RandomSampling yaitu Convenience Sampling. Data yang digunakan adalahwawancara, kuisioner, dan studi pustaka. Hasil dari pengukuran kinerja yangdilakukan menunjukkan bahwa Rumah Sakit tersebut memiliki kinerja yangbaik. Selanjutnya penelitian juga dilakukan oleh Susanti (2015) dengan judul“Pengukuran Kinerja menggunakan Metode Balanced Scorecard Pada Badan

5Layanan Umum Rumah Sakit Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka” yangbertujuan untuk melakukan pengukuran kinerja pada Rumah Sakit tersebutdengan menggunakan metode Balanced Scorecard. Hasil penelitian tersebutmenyatakan bahwa pengukuran kinerja pada BLUD Rumah Sakit BenyaminGuluh dengan menggunakan metode balanced scorecard mampu memberikangambaran kinerja Rumah Sakit secara keseluruhan. Sesuai dengan intervalpengukuran yang digunakan, kinerja BLUD Rumah Sakit Benyamin Guluhberada pada interval 60-80% dengan kategori baik.Efektivitas penggunaan metode Balanced Scorecard, Penulis dapatmemberikan alternatif kepada manajemen Rumah Sakit tersebut untukmenerapkan metode Balanced Scorecard yang lebih komprehensif, koheren,berimbang, dan terukur dari aspek keuangan dan aspek non keuangan. erjadenganPendekatan Balanced Scorecard pada Rumah Sakit Sultan Dg. RajaBulukumba”.B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, makarumusan masalah penelitian ini yaitu:Bagaimana kinerja Rumah Sakit Sultan Dg. Raja Bulukumba apabila diukurmenggunakan pendekatan Balanced Scorecard ?

6C. Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja Rumah Sakit SultanDg. Raja Bulukumba apabila diukur menggunakan pendekatan BalancedScorecard.D. Manfaat PenelitianHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagiberbagai pihak. Manfaat tersebut digolongkan menjadi dua yaitu:1. Manfaat AkademisManfaat penelitian ini bagi pihak lain dan peneliti berikutnyadalam kajian sejenis yaitu agar dapat memperoleh pengetahuan yang dapatdipahami dan dikembangkan lebih lanjut tentang penerapan BalancedScorecard sebagai alat pengukuran kinerja pada sektor Rumah Sakit.2. Manfaat PraktisManfaat penelitian ini secara praktis dapat memberikan informasiyang berguna bagi manajemen Rumah Sakit, sebagai masukan dalammerancang sistem pengukuran kinerja yang tepat dan bermanfaat dalamperancangan dan evaluasi kinerja Rumah Sakit.

7BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Sistem Pengukuran Kinerja1. Pengertian Pengukuran KinerjaKinerja menurutMoeheriono (2010:60) merupakan gambaranmengenai tingkat pencapaian suatu program kegiatan atau kebijakan dalammewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkanmemlalui perencanaan strategis suatu organisasi. Sedangkan penilaian kinerjaadalah penentuan secara periodik efektivitas operasi suatu organisasi, bagianorganisasi dan personelnya, berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yangtelah ditetapkan sebelumnya. Mulyadi (2001:419), menyatakan bahwaorganisasi pada dasarnya dioperasikan oleh sumber daya manusia, makapengukuran kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusiadalam melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam organisasi.Mardiasmo (2009:121) kemudian menjelaskan bahwa penilaian kinerjasangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi (sektor publik) dalammenghasilkan pelayanan publik yang lebih baik. Akuntabilitas tidak hanyafokus tentang pengalokasian keuangan publik dibelanjakan, namun jugaterkait mengenai kemampuan untuk menunjjukan bahwa bahwa sumber dayatelah digunakan secara ekonomis, efisien, dan efektif.Berdasarakan definisi-definisi tersebut, maka penilaian kinerja sangatdiperlukan agar menjadi landasan untuk mendesain sistem pengukuran kinerja

8menghasilkan kinerjanya yang sejalan dengan kinerja yang diharapkan olehorganisasi. Penilaian kinerja juga bermanfaat bagi manajemen agar dapatmemperoleh dasar yang obyektif untuk memberikan kompensasi usatpertanggungjawaban kepada perusahaan secara keseluruhan. Semua inidiharapkan dapat memberikan motivasi dan rangsangan pada masing-masingbagian untuk bekerja lebih efektif dan efisien.2. Manfaat Pengukuran Kinerja Sektor PublikMenurut Mahsun (2006:33) menyatakan bahwa Sektor publik tidakbisa lepas dari kepentingan umum sehingga pengukuran kinerja mutlakdiperlukan untuk mengetahui seberapa berhasil misi sektor publik tersebutdapat dicapai penyedia jasa dan barang-barang publik. Pengukuran kinerjasangat bermanfaat untuk membantu kegiatan manajerial keorganisasian.Manfaat pengukuran kinerja menurut Mahsun (2006:33-34) baik untukinternal maupun eksternal organisasi sektor publik, antara lain:.a. Memastikan pemahaman para pelaksana akan ukuran yang digunakanuntuk pencapaian kinerja.b. Memastikan tercapainya rencana kinerja yang telah disepakati.c. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan membandingkannyadengan rencana kerja serta melakukan tindakan untuk memperbaikikinerja.

9d. Memberikan penghargaan dan hukuman yang objektif atas prestasipelaksana yang telah diukur sesuai dengan system pengukuran kinerjayang telah disepakati.e. Menjadi alat komunikasi antar bawahan dan pimpinan dalam upayamemperbaiki kinerja organisasi.f. Mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi.g. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.h. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif.i. Menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan.j. Mengungkapkan permasalahan yang terjadi.3. Fungsi Penilaian inerjadimanfaatkan oleh suatu organisasi untuk:a. Mengelolah operasi organisasi secara efektif dan efisien melaluipemotivasian personel secara maksimal;b. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penghargaanpersonel, seperti: promosi, transfer, dan pemberhentian;c. Menidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan personel, danuntuk menyediakan kriterian dan evaluasi program pelatihan personel;d. Menyediakan suatu dasar untuk mendistribusikan penghargaan.

10B. Balanced Scorecard1. Konsep dan Evolusi Perkembangan Balanced ScorecardKonsep Balanced Scorecard pertama kali dikembangkan oleh Kaplandan Norton (1996:7) dalam bukunya yang berjudul Translating Strategy IntoAction : The Balanced Scorecard. Balanced Scorecard (BSC) merupakansalah satu metode pengukuran dan management performance untuk faktorinternal dan eksternal dari suatu perusahaanMulyadi (2014:3) menjelaskan bahwa Balanced Scorecard terdiri daridua kata: (1) kartu skor (scorecard) dan (2) berimbang (balanced). Pada tahapeksperimen awal, Balanced Scorecard merupakan kartu skor yangdimanfaatkan untuk mencatat skor hasil kinerja ekskutif. Melalui kartu skor,skor yang hendak diwujudkan eksekutif di masa depan dibandingkan denganhasil kinerja sesungguhnya. Kata berimbang dimaksudkan untuk mewujudkanbahwa kinerja eksekutif diukur secara berimbang dari dua perspektif:keuangan dan nonkeuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern danekstern. Oleh karena eksekutif akan dinilai kinerja mereka berdasarkan kartuskor yang dirumuskan secara berimbang, eksekutif diharapkan akanmemusatkan perhatian dan usaha mereka pada ukuran kinnerja nonkeuangandan ukuran jangka panjang.Horngren (2008:4) menjelaskan Balanced Scorecard tidak hanyasemata-mata berfokus pada mencapai tujuan finansial tapi juga menekankanpada tujuan nonfinansial yang harus dicapai organisasi untuk mencapai tujuanfinansialnya. Balanced Scorecard mengukur kinerja organisasi berdasar 4

11segi: 1) Finansial, 2) Pelanggan, 3) Proses bisnis internal, 4) Pembelajaran danPertumbuhan. Strategi perusahaan mempengaruhi tolok ukur yang digunakanuntuk menilai kinerja pada masing-masing sudut pandang tersebut. Disebutbalanced scorecard karena ia menyeimbangkan penggunaan kinerja finansialdan nonfinansial untuk mengvaluasi kinerja jangka pendek dan jangkapanjang di dalam laporan tunggal.Mulyadi (2014:3) melanjutkan penjelasannya bahwa konsep BalancedScorecard berkembang sejalan dengan perkembangan penginplementasiankonsep tersebut. Balanced Scorecard telah mengalami evolusi perkembangan:(1) Balanced Scorecard sebagai perbaikan atas sistem pengukuran kinerjaeksekutif, (2) Balanced Scorecard sebagai rerangka perencanaan strategik,dan (3) Balanced Scorecard sebagai basis sistem terpadu pengelolaan kinerjapersonel. Evolusi perkembangan Balanced Scorecard dilukiskan pada gambartersebut.Balanced Scorecardsebagai basis sistemterpadu pengelolaanBalanced Scorecardsebagai rerangkaperencanaan strategikBalanced Scorecardsebagai perbaikanatas sistempengukuran kinerjaGambar 2.1 Evolusi Perkembangan Balanced Scorecard.Sumber: Mulyadi (2014:4)

12Penciptaan Balanced Scorecard menurut Kaplan dan Norton (1996:8),membuat pernyataan tentang kekuatan sesungguhnya Balanced Scorecardberikut ini:The real power of the Balanced Scorecard, however, occurs when it istransformed from a measurement system to a management system.(Namun, kekuatan sesungguhnya Balanced Scorecard terjadi pada saatBalanced Scorecard diubah dari suatu system pengukuran kinerjamenjadi system manajemen)Tahun yang sama, kedua pencipta Balanced Scorecard tersebutmenegaskan kembali tentang perkembangan peran Balanced Scorecard yangtidak lagisekedarsebagaisistempengukurankinerjayang telahdisempurnakan melalui pernyataan mereka sebagai berikut: BalancedScorecard had evolved from an improved measurement system to a coremanagement system. (Balanced Scorecard telah berubah dari suatu systempengukuran kinerja yang telah disempuranakan menjadi inti systemmanajemen)Tahun 2004, banyak perusahaan yang menerapkan BalancedScorecard sebagai rerangka berpikir strategik dalam penyusunan peta strategi(strategy map).

13PERSPEKTIFRERANGKA BERPIKIRKEUANGANCUSTOMERPROSESPEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHANKinerja Keuangan LuarBiasa BerkesinambunganCustomer ValueProses yang Produktifdan Cost EffectiveModal ManusiaModal InformasiModal OrganisasiGambar 2.2 Rerangka Berpikir Balance Scorecard dalam PenciptaanKekayaan Sumber: Mulyadi (2014:11)Tiap ukuran pada Balance Scorecard membahas suatu aspek daristrategi perusahaan. Dalam menciptakan Balanced Scorecard, eksekutif harusmemilih bauran dari ukuran yang (1) secara akurat mencerminkan faktor kunciyang akan menentukan keberhasilan strategi perusahaan; (2) menunjukkanhubungan antara ukuran-ukuran individual dala hubungan sebab akibat,mengindikasi bagaimana ukuran-ukuran non keuangan memengaruhi hasilkeuangan jangka panjang; dan (3) memberikan pandangan luas menegenaikondisi perusaaan saat ini. Anthony & Govindarajan (2005:173)Berikut akan disajikan pola pikir Balanced Scorecard menurut Kaplan& Norton (2000:11), sebagai suatu rerangka tindakan strategis:

14Mengklarifikasi danMenerjemahkan Visidan StrategiMengkomunikasikan dan MengaitkanBalancedScorecardUmpan Balik danPembelajaranStrategisMerencanakan danMenetapkan TargetGambar 2.3 Pola pikir Balanced Scorecard sebagai suatu rerangkatindakan strategis. Sumber: Kaplan & Norton (2000:239)Dalam perkembangannya balanced scorecard tidak hanya sekedar alatpengukuran kinerja, tetapi telah bertransformasi sebagai sebuah sistemmanajemen strategik perusahaan yang digunakan untuk menterjemahkan visi,misi, tujuan dan strategi kedalam sasaran strategik dan inisiatif strategik yangkomprehensif, koheren dan terukur.Menurut Mahmudi (2010:22) perkembangannya balanced scorecardtelah mengalami beberapa penyempurnaan, pada generasi pertama yaitu padaawal tahun 90an, balanced scorecard hanya didesain sebgai alat pengukurankinerja manajemen dalam empat perspektif yang harus dapat memberikanjawaban terhadap empat pertanyaan dasar yaitu:

151) Apa yang harus kita perlihatkan kepada pelanggan kita?2) Apa yang harus kita perlihatkan kepada para pemegang saham?3) Proses bisnis apa yang harus kita kuasai?4) Bagaimana kita memelihara kemampuan kita untuk berubah danmeningkatkan diri?Kaplan dan Norton (1996:7) menyatakan Evaluasi kinerja dillakukandengan cara membandingkan rencana kerja yang ingin diwujudkan denganrealisasi hasil kerja, model balanced scorecard generasi pertama inimenimbulkan kesulitan terutama terkait dengan penetuan ukuran kinerja sertapengelompokkan ukuran kinerja ke setiap perspektif.KEUANGANApa yang harus kitaperlihatkan kepada parapemegang saham ?PELANGGANApa yang harus kitaperlihatkan kepadapelanggan kita ?STARATEGIBISNIS INTERNALProses bisnis apa yangharus kita kuasai ?PERTUMBUHAN DANPEMBELAJARANBagaimana kemampuan untukberubah dan meningkatkan diri?GAMBAR 2.4 Balanced Scorecard Untuk Pengukuran Kinerja.Sumber: Kaplan dan Norton (1996:7)Kaplan dan Norton (1996:9) melanjutkan penjelasannya bahwa untukmengatasi kesulitan tersebut diatas, pada generasi kedua balanced scorecard

16mulai dikembangkan dengan sistem hubungan kausalitas (sebab-akibat) antaraberbagai item ukuran

menyatakan bahwa pengukuran kinerja pada BLUD Rumah Sakit Benyamin Guluh dengan menggunakan metode balanced scorecard mampu memberikan gambaran kinerja Rumah Sakit secara keseluruhan. Sesuai dengan interval pengukuran yang digunakan, kinerja BLUD Rumah Sakit Benyamin Guluh berada pada interval 60-80% dengan kategori baik.

Related Documents:

Pengukuran kinerja bisnis yang tepat merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan perusahaan. Sistem pengukuran kinerja dalam manajemen tradisional ditekankan pada aspek keuangan saja, disisi lain aspek non keuangan sangat penting. Untuk itu pengukuran kinerja bisnis yang tepat yaitu dengan menggunakan Balanced Scorecard.

Selama ini sistem pengukuran kinerja di PT Petrokimia Gresik belum merepresentasikan kinerja organisasi secara komprehensif dan integratif karena hanya menggunakan pengukuran kinerja berdasarkan individu (SKI). Perancangan dan pengukuran kinerja dengan metode Performance Prism digunakan karena dapat merefleksikan

Sulistyowati (2005) menggunakan metode BSC untuk merancang sistem pengukuran kinerja yang akan diimplementasikan pada suatu perguruan tinggi swasta. Yuniaristanto dkk (2016) juga menggunakan metode BSC untuk mengukur kinerja pada perusahaan printpo. Dengan melakukan analisis tersebut maka akan didapatkan hasil pengukuran kinerja suatu

Pengukuran kinerja Pengertian pengukuran kinerja menurut Mulyadi (2007:419) dalam (Sapardianto, 2013) adalah sebagai penentu secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah di tetapkan sebelumnya. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA PT. X . RIAN AZHARI DHANUMAYA . NRP 2512 100 102 . Dosen Pembimbing . Dr. Ir. Bambang Syairudin, MT . . 5.4.8 Analisis Uji Coba Pengukuran Kinerja Karyawan Produksi . 115 5.5 Analisis Penyusunan KPI Properties .

Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja terhadap Kinerja Karyawan dihubungkan dengan pekerjaan yan Sistem pengukuran kinerja merupakan mekanisme perbaikan secara periodik terhadap keefektifan tenaga kerja dalam melaksanakan kegiatan operasional di perusahaan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Tujuan pengukuran

karyawan menggunakan analisis faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja PT Bank Jateng dengan menggunakan konsep Balanced Scorecard. Dengan menggunakan penilaian kinerja tersebut, dapat diketahui bahwa hubungan sebab akibat antara faktor pendukung kinerja dengan hasil yang dicapai.

The Power of the Mind Copyright 2000-2008 A. Thomas Perhacs http://www.advancedmindpower.com 3 Laws of the Mind Law #1 Every Mental Image Which You Allow to Take