Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Model . - Core

1y ago
16 Views
2 Downloads
5.67 MB
172 Pages
Last View : 3d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Mia Martinelli
Transcription

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWAMELALUI MODEL COOPERATIVE TIPE THINK PAIR SHAREDALAM PEMBELAJARAN PKN SISWA KELAS VSD NEGERI 3 PULUHAN TRUCUK KLATENSKRIPSIDiajukan kepada Fakultas Ilmu PendidikanUniversitas Negeri Yogyakartauntuk Memenuhi Sebagai Persyaratanguna Memperoleh Gelar Sarjana PendidikanOlehNurul Ma’rifahNIM 10108247033PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARJURUSAN PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH DASARFAKULTAS ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTAMARET 2014i

ii

PERNYATAANDengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atauditerbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tatacara dan penulisan karya ilmiah yang telah lazim.Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli.Jika tidak benar, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periodeberikutnya.Yogyakarta, Januari 2014Yang menyatakan,Nurul Ma’rifahNIM 10108247033iii

iv

MOTTOIkatlah ilmu dengan menuliskannya (Imam Ali Bin Abi Thalib )Success is a journey, not a destination ( Ben Sweetland)Sesungguhnya sesudah kesulitan itu kemudahan (arti dari Q.S Al-Insyirah ayat 6)v

PERSEMBAHANKarya ini dipersembahkan kepada orang-orang yang berada dalam hati penulis:1. Kedua orang tua tercinta atas cinta, kasih sayang, doa dan dukungan baikmoril maupun materi selama ini.2. Almamater UNY sebagai wujud dedikasiku.vi

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITS SISWAMELALUI MODEL COOPERATIVE TIPE THINK PAIR SHAREDALAM PEMBELAJARAN PKN SISWA KELAS V SD NEGERI 3PULUHAN KLATENOlehNurul Ma’rifahNIM 10108247033ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritissiswa dalam pelajaran PKn pada siswa kelas V SD Negeri 3 Puluhan, Trucuk,Klaten dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative tipe Think PairShare.Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitianadalah siswa kelas V SDN 3 Puluhan. Objek penelitian adalah keseluruhan prosesdan hasil pembelajaran PKn dengan penerapan model Cooperative tipe Think PairShare (TPS). Instrumen instrument yang digunakan adalah lembar observasi.Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif. Penelitian inidilaksanakan dalam 2 siklus dengan menerapkan model cooperative tipe thinkpair share. Langkah-lagkah pembelajaran yang dilaksanaka yaitu perubahandalam penyampaian materi pelajaran, siswa menganalisis permasalahan (think),pembentukan kelompok diskusi dengan mengubah pengelompokan siswa yangdidasari dari prestasinya, siswa berpasangan untuk berdiskusi (pair), perwakilankelompok siswa menyampaikan hasil diskusi di depan kelas (share).Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa kelasV SD Negeri 3 Puluhan Klaten meningkat setelah digunakannya modelCooperative tipe think pair share dalam pembelajaran PKn dengan materi pokokMenjaga Keutuhan NKRI. Peningkatan ini terbukti pada peningkatan kemampuanberpikir kritis siswa dari skor rerata pratindakan sebesar 64.25 menjadi 69.63 padasiklus I dan meningkat menjadi 78.25 pada siklus II. Siswa yang mencapai kriteriakeberhasilan mengalami peningkatan dari 43.75% pada pratindakan menjadi62.5% pada siklus I dan meningkat menjadi 87.5% pada siklus II. Hasil observasijuga menunjukkan peningkatan aktifitas siswa dari siklus I ke siklus II, yaitusebanyak 25% siswa kegiatannya meningkat antara lain: siswa aktif dalampembelajaran, siswa lebih leluasa dalam mencari dan mengumpulkan informasiyang diinginkan, dan siswa juga memiliki lebih banyak kesempatan untuk belajarbersama teman.Kata kunci : kemampuan berpikir kritis siswa, model Cooperative tipe think pairsharevii

DAFTAR ISIHalHALAMAN JUDUL. iPERSETUJUAN . iiPERNYATAAN. iiiPENGESAHAN . ivMOTTO .vPERSEMBAHAN . viABSTRAK . viiKATA PENGANTAR . viiiDAFTAR ISI .xDAFTAR TABEL . xiiiDAFTAR GAMBAR .xvDAFTAR LAMPIRAN . xviBAB I PENDAHULUAN .1A. Latar Belakang Masalah .1B. Identifikasi Masalah .10C. Batasan Masalah .10D. Rumusan Maslah .11E. Tujuan Penelitian.11F. Manfaat Penelitian.11G. Definisi Operasional .12BAB II KAJIAN PUSTAKA .14A. Kemampuan Berpikir Kritis .141.Pengertian Berpikir Kritis .142.Kemampuan Berpikir .173.Aktivitas dan Ciri-ciri Berpikir Kritis .204.Tujuan Berpikir Kritis .22B. Model Cooperative Tipe Think Pair Share.23viii

1.Pengertian Model Cooperative .232.Ciri-ciri Model Cooperative .243.Unsur-unsur Model Cooperative .254.Think Pair Share.26C. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD .301.Tujuan PKn .302.Ruang Lingkup PKn .313.Paradigma Baru PKn .334.Pembelajaran PKn di SD .34D. Penelitian yang Relevan .35E. Kerangka Pikir .36F. Hipotesis Tindakan.38BAB III METODE PENELITIAN .39A. Jenis Penelitian .39B. Desain Penelitian .40C. Prosedur Penelitian.41D. Subyek dan Objek Penelitian .43E. Tempat dan Waktu Penelitian .43F. Pengumpulan Data .44G. Istrumen Penelitian.46H. Uji Validitas Instrumen .49I. Tehnik Analisis Data .49J. Kriteria Keberhasilan Tindakan .50BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.51A. Hasil Penelitian .511.Deskripsi Lokasi Penelitian .512.Deskripsi Subjek Penelitian .513.Data Pratindakan .514.Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran PKndengan Menggunakan Model Cooperative Tipe Think Pair Share .535.Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaranix

PKn dengan Menggunakan Model Cooperative tipe Think Pair Share.78B. Pembahasan .81C. Keterbatasan Penelitian .87BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .88A. Kesimpulan .88B. Saran .88DAFTAR PUSTAKA .91LAMPIRAN .93x

DAFTAR TABELHalTabel 1 Lembar Penilaian Observasi Berpikir Kritis Siswa .47Tabel 2 Kisi-kisi Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.48Tabel 3 Hasil Ulangan Akhir Semester 2 Kelas V .52Tabel 4 Persentase Hasil Skala Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus I.61Tabel 5 Hasil Observasi Berpikir Kritis Siswa Siklus I .63Tabel 6 Persentase Hasil Skala Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus II .73Tabel 7 Hasil Observasi Berpikir Kritis Siswi Siklus II .75Tabel 8 Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pratindakan,Siklus I, Siklus II.79xi

DAFTAR GAMBARHalGambar 1 Desain Penelitian .40Gambar 2 Hasil Penilaian Produk Pratindakan .53Gambar 3 Hasil Penilaian Produk Siklus I.62Gambar 4 Hasil Penilaian Observasi Berpikir Kritis Siswa Siklus I .64Gambar 5 Hasil Penilaian Produk Siklus II .74Gambar 6 Hasil Penilaian Observasi Berpikir Kritis Siswa Siklus II .76Gambar 7 Peningkatan Nilai Rerata Tes Kemampuan Berpikir Kritis .79Gambar 8 Peningkatan Pencapaian Keberhasilan Siswa .80xii

DAFTAR LAMPIRANHalLampiran 1 Aspek-aspek Berpikir Kritis .94Lampiran 2 Rubrik Penelitian Berpikir Kritis .95Lampiran 3 Kriteria Penilaian Observasi Berpikir Kritis .96Lampiran 4 Lembar Hasil Observasi .99Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .101Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa (LKS) .115Lampiran 7 Profil SD .151Lampiran 8 Dokumentasi .152Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian .155xiii

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangBadan Standar Nasional Pendidikan (2006) mengemukakan bahwa tujuanpendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikanlebih lanjut. Dalam hal ini berarti proses pendidikan berujung pada tualsertapengembanganketerampilan siswa sesuai kemampuan dan kebutuhan. Ketiga aspek ini (sikap,kecerdasan dan keterampilan) adalah arah dan tujuan pendidikan yang harusdiupayakan.Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar merupakan salah satu mata pelajaranyang memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan, terutama dalampenanaman karakter siswa. Dalam masa transisi atau proses perjalanan bangsamenuju masyarakat madani (civic society), PKn sebagai salah satu mata pelajarandi sekolah yang perlu menyesuaikan diri sejalan dengan kebutuhan dan tuntutanmasyarakat yang sedang berubah. Perubahan yang akan terjadi dalam masyarakatdiharapkan sesuai dengan paradigma baru PKn. Tugas PKn paradigma baru yaitumengembangkan pendidikan yang demokrasi. Keunggulan dari paradigma baruPKn dengan model pembelajaran yang memfokuskan pada kegiatan belajar siswaaktif (active student learning) dan pendekatan inkuiri ( inquiry approach).1

Model pembelajaran PKn menurut BSNP (2006), memiliki karakteristiksebagai berikut: (1) melatih siswa berpikir kritis; (2) melatih siswa mengenal,memilih dan memecahkan masalah sendiri; (3) melatih siswa untuk berpikirsesuai dengan kenyataan; (4) melatih siswa untuk berpikir dan bersosialisasidengan lingkungan sekitar.Berdasarkan hal di atas, maka pembelajaran PKn adalah pembelajaranyang bertujuan untuk melakukan proses pembangunan karakter bangsa.Harapannya dalam melaksanakan proses pembelajaran harus membantu siswauntuk menghadapi berbagai masalah kehidupan, baik fisik maupun sosial budayadi lingkungan sosial kehidupan siswa. Untuk mencapai hal tersebut, makadiperlukan kombinasi antar komponen pembelajaran baik itu guru, siswa, model/metode pembelajaran, sarana, dan lain sebagainya. Hal penting agar pembelajaranPKn dapat dikemas dengan menarik, tidak membosankan dan mudah diterimaoleh siswa salah satunya adalah kemampuan guru dalam mengembangkan materipembelajaran PKn dan menentukan strategi pembelajaran serta sistemevaluasinya. Untuk itu guru PKn khususnya pendidikan dasar diharapkanmendesain pembelajaran yang demokratif kreatif, dimana siswa terlibat langsungsebagai subjek maupun objek pembelajaran dalam hal ini strategi pembelajaranyang digunakan guru haruslah memiliki kadar keterlibatan siswa setinggimungkin sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai.Hal tersebut sering kali bertentangan dengan kenyataan yang dilihat dibeberapa sekolah dasar dalam melaksanakan pembelajaran PKn, siswa kurangdidorong untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dan hanya siap2

merekam apa yang disampaikan guru di depan kelas. Padahal sesuai denganperkembangan di era moderen sekarang ini, pendidikan semakin bergantungdengan tingkat kualitas yang dihasilkan. Untuk itu guru harus mampumenemukan solusi yang tepat dan bisa memanfaatkan sumber-sumber yangtersedia secara optimal agar dapat merangsang siswa untuk berpikir kritis dankreatif.Berdasarkan pengamatan yang ada di lapangan, yaitu hasil analisis dariobservasi yang telah dilakukan pada pembelajaran Pkn kelas V di SDN 3 PuluhanPuluhan Trucuk Klaten menunjukkan rendahnya tingkat berpikir kritis siswadalam proses pembelajaran PKn. Hal ini terlihat, siswa tidak mampu merumuskanpokok-pokok permasalahan, tidak mampu berpendapat sesuai dengan materipelajaran, dan tidak dapat menyelesaikan soal dengan baik dan benar.Selain itu model pembelajaran yang digunakan masih bersifat monotonbelum bervariasi yaitu ketika guru melaksanakan proses kegiatan belajarmengajar di kelas masih sering menggunakan model ceramah, sedangkan sekolahsudah memiliki media pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk membantudalam menyampaikan materi pelajaran tetapi tidak dimanfaatkan dengan baikoleh guru untuk membantu siswa dalam proses belajar mengajar di kelas. Haltersebut terlihat ketika guru menyampaikan materi di depan kelas guru hanyamembacakan materi yang ada dalam buku yang tersedia. Proses pembelajaranjuga masih menerapkan pembelajaran teacher centered dimana siswa hanyamemperhatikan penjelasan guru. Hal tersebut mengakibatkan siswa tidak dapatmengeluarkan pendapat baik secara lisan maupun tertulis. Dapat dilihat ketika3

siswa mengerjakan soal, hanya dikerjakan semaunya sendiri sesuai yangpengetahuan yang didapat siswa.Selain hal di atas, masalah lain yang muncul di kelas tersebut yaitukegiatan belajar lebih ditandai dengan hafalan dengan kata lain siswa hanyadisuruh untuk menghafalkan isi materi pelajaran dari pada di ajak untuk berpikirkritis mengembangkan daya berpikir siswa. Disisi lain kegiatan belajar hanyamenekankan pada penguasaan materi sebanyak–banyaknya, sehingga siswamenganggap materi pembelajaran PKn hanya untuk dihafalkan, tidak untukdimengerti dan dikembangkan, sehingga dari pengamatan yang dilakukanbeberapa siswa merasa bosan dan tidak tertarik mengikuti pelajaran.Dalam pelaksanaan pembelajaran PKn di kelas, siswa kurang belajar lebihaktif, kreatif dan tidak mandiri. Separuh lebih dari jumlah siswa di kelas tersebuttidak melakukan sesuatu untuk mengembangkan dirinya dan rasa ingin tahu siswacenderung rendah terhadap materi yang sedang diajarkan, hal tersebut dapatdilihat dari hasil pengamatan yang dilakukan di kelas, siswa merasa cuek ketikamengikuti proses pembelajaran. Siswa malah ribut dan asik bermain sendiriketika proses pembelajaran berlangsung, sehingga ketika ditanya siswa tidak bisamenjawab, dan kalaupun bisa menjawab jawaban tersebut terkadang menyimpangdari pertanyaan guru. Apabila hal tersebut berjalan terus menerus, maka dapatmengakibatkan daya berfikir siswa menjadi rendah yang membuat siswa tidakmampu untuk mengembangkan dirinya untuk lebih kritis dalam berpikir. Haltersebut kurang sesuai dengan pengertian berfikir kritis menurut Fahruddin Faiz,(2012 : 3), yaitu aktifitas mental yang dilakukan untuk mengevaluasi kebenaran4

sebuah pernyataan. Sesuai dengan hal itu, umumnya evaluasi berakhir denganputusan untuk menerima, menyangkal, atau meragukan kebenaran pernyataanyang dimaksud. Disisi lain, berpikir kritis merupakan keharusan, dalam usahapemecahan masalah, pembuatan keputusan, sebagai pendekatan, menganalisisasumsi–asumsi dan penemuan–penemuan keilmuan.Terkait dengan hal di atas, berpikir kritis dapat dikembangkan melaluipembelajaran PKn karena PKn sendiri memiliki karakteristik yang salah satunyayaitu melatih siswa berpikir kritis. Aktivitas berpikir kritis siswa dapat dilihat darikemampuan siswa dalam menyelesaikan soal dengan lengkap dansesuai denganjawaban yang ditentukan. PKn merupakan salah satu mata pelajaran yangmemiliki peranan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.Berpikir kritis diterapkan siswa untuk belajar memecahkan masalah secara tepatdan memberi gambaran solusi yang tepat dan mendasar (Eti Nurhayati, 2011:67).Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan berpikir kritis dapatmembantu setiap siswa untuk memahami persoalan yang dihadapi dan siswa jugamampu memberikan solusi dengan tepat. Dalam hal ini tugas guru sebagaiseorang pendidik diharapkan dapat memberikan rangsangan untuk membuatsiswa berpikir kritis. Atau dapat juga dengan memberi kebebasan kepada siswalebih mandiri dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi dan disesuaikandengan materi pelajaran. Hal tersebut dapat merangsang siswa agar mampumengembangkan dirinya untuk berfikir kritis.5

Di sisi lain, SD tersebut sudah ada berbagai macam media pembelajaranyang bisa dimanfaatkan oleh guru untuk menyampaikan pelajaran. Diantaranyayaitu komputer, internet, gambar, dan buku–buku di perpustakaan. Akan tetapimedia tersebut belum digunakan secara optimal untuk menunjang prosespembelajaran terutama media elektronik. Hal tersebut dikarenakan tidak semuaguru bisa mumpuni dalam penggunaan media elektronik. Selain itu, walaupun adaperpustakaan lengkap dengan berbagai macam buku, siswa masih jarang pergi keperpustakaan untuk membaca ataupun meminjam buku-buku. Kalaupun siswameminjam buku di perpustakaan, itu pun atas perintah guru, bukan inisiatif darisiswa sendiri. Guru dalam menyampaikan pelajaran lebih sering berceramah danmenulis di papan tulis daripada menggunakan media yang ada di sekolah. Haltersebut mengakibatkan siswa menjadi kurang antusias dalam mengikutipelajaran.Di sekolah dasar, tingkatan kelas dapat dibagi menjadi dua yaitu kelasrendah (kelas satu, dua, dan tiga) dan kelas tinggi (kelas empat, lima, dan enam).Siswa kelas tinggi mempunyai perkembangan sosial yang sangat cepat.perubahan anak dari self centered, egoistis, senang bertengkar menjadi anak pok.Ciri–ciriperkembangan siswa kelas tinggi menurut Piaget (Eti Nurhayati, 2011: 5) yaitu :1) mulai dapat berpikir hipotesis deduktif (memberikan jawaban sementaraterhadap sebuah masalah); 2) mulai mampu mengembangkan eneralisasikan dari berbagai kategori.6mampunengiferensiatau

Bertolak dari hal di atas, guru diharapkan dapat menciptakan pembelajaranyang efektifdan efisien. Pemilihan metode pembelajaran harus disesuaikandengan tujuan pembelajaran, bervariasi, inovatif dan dapat menumbuhkan peranaktif siswa agar proses pembelajaran yang berlangsung lebih menarik dan hidup.Siswa juga lebih semangat dan antusias untuk mengikuti pelajaran, dan haltersebut juga dapat memancing siswa untuk mengembangkan dirinya agar berfikirkritis. Pemilihan metode pembelajaran sebaiknya disesuaikan dengan dunia anak,mampu memicu keberanian dan emosi siswa untuk berani berbicara danmelakukan suatu interaksi dengan teman yang lain. Ketika proses pembelajaranberlangsung guru hendaknya selalu memperhatikan siswa dan memberikesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Pembelajaranperlu dirancang dengan melibatkan aktifitas kelompok sesuai dengan karakteristikanak sekolah dasar.Berdasarkan masalah di atas, maka untuk mengatasi pembelajaran tersebutperlu dilakukan perubahan dalam metodepembelajaran yang dilaksanakan.Usaha yang ditempuh penulis adalah dengan menerapkan model pembelajarancooperative tipe think pair share dalam proses pembelajaran dengan mengunakanPTK (Penelitian Tindakan Kelas). Alasan penggunaan model pembelajarancooperative tipe think pair share dalam penelitian ini adalah disesuaikan denganperkembangan karakteristik siswa SD kelas V yaitu tahap perkembanganoperasional konkret dan untuk menarik semua siswa agar lebih berpikir kritis dandapat berpartisipasi dalam proses atau kegiatan pembelajaran PKn yang sedangberlangsung di kelas. Selain itu, model pembelajaran cooperative tipe think pair7

share ini merupakan salah satu model pembelajaran yang cocok denganpembelajaran PKn di SD, dimana strategi tersebut membantu siswa untukberpartisipasi aktif, berpikir kritis, bekerjasama, dan meningkatkan kepekaansosial. Sependapat dengan hal tersebut, model pembelajaran cooperative tipethink pair share memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri sertabekerja sama dengan orang lain Frank Lyman (Isjoni, 2012:112 ). Keunggulandari model pembelajaran ini adalah optimalisasi partisipasi siswa yaitu memberikesempatan delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali danmenunjukkan partisipasi siswa satu dengan siswa lain. Di lain sisi, modelpembelajaran cooperative tipe think pair share bertujuan untuk meningkatkanpartisipasi siswa dalam kelas melalui diskusi, baik kelompok berpasangan maupundengan seluruh kelas. Siswa akan terbiasa menemukan jawaban dari pertanyaan yangdiajukan, memahami konsep serta melatih siswa untuk bisa belajar secara mandiri,maupun kelompok, dan berbagi dengan teman sekelas. Berdasarkan hal tersebut,model pembelajaran cooperative tipe think pair share dapat membantu para ajaran,mengembangkan kemampuan untuk berbagi informasi dan menarik kesimpulanserta mengembangkan kemampuan mempertimbangkan nilai–nilai dari suatumateri pelajaran.Penggunaan metode tersebut juga disesuaikan dengan karakteristik siswakelas V SD yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan suka berkelompok.Dengan model pembelajaran cooperative tipe think pair share ini semua siswadapat terlibat untuk aktif dalam pembelajaran, tidak hanya siswa yang pandai saja8

yang dominan, karena di dalam model cooperative tipe think pair share terdiridari tiga tahap kegiatan siswa yang menekankan pada apa yang dikerjakan siswapada setiap tahapannya. Tahap yang pertama adalah berfikir (think). Pada tahap iniguru mengajukan pertanyaan yang terkait dengan pelajaran dan siswa berfikir sendirimengenai jawaban tersebut. Waktu berfikir ditentukan oleh guru. Pada tahapselanjutnya siswa berpasangan (pair) dengan temannya dan mendiskusikan mengenaijawaban masing-masing. Sedangkan pada tahap terakhir, siswa berbagi (share) yaituguru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi atau bekerja sama dengankelas secara keseluruhan untuk mengungkapkan mengenai apa yang telah merekadiskusikan. Dengan berdiskusi dan berfikir sendiri dengan teman, diharapkan siswalebih bisa memahami konsep, menambah pengetahuannya serta dapat menemukankemungkinan solusi dari permasalahan (Agus Suprijono, 2013: 91). Berpedomanpada penelitian yang telah dilakukan oleh Ika Setyaningsih mengenai peningkatankemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPA dan instrumen yangdigunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis yaitu berupa soal.Penelitian tersebut dapat diketahui dengan melihat hasil nilai yang diperolehsiswa dari mengerjakan soal menunjukkan bahwa pada setiap siklusnya sebagianbesar siswa mengalami peningkatan. Hal itu berarti bahwa kemampuan berpikirkritis siswa meningkat. Oleh karena itu melalui Penelitian Tindakan Kelas,penulis memilih judul mengenai “ Peningkatan Kemampuan Berpikir KritisSiswa Melalui Model Cooperative Tipe Think Pair Share Dalam PembelajaranPKn Siswa Kelas V SD Negeri 3 Puluhan Puluhan Trucuk Klaten”, sehinggaketerampilan berpikir kritis siswa dapat mengalami peningkatan.9

B. Identifikasi MasalahBertolak dari latar belakang permasalahan yang ada, maka dapatdirumuskan identifikasi masalah sebagai berikut:1. Kemampuan berpikir kritis dari sebagian siswa di kelas V SDN 3 Puluhanmasih tergolong rendah;2. Model pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar masihmonoton belum bervariasi yaitu dengan metode ceramah;3. Kegiatan pembelajaran masih ditandai dengan menghafal materi pelajaransaja, siswa kurang diajak untuk berpikir kritis;4. Keadaan kelas pasif karena pada saat guru melakukan tanya jawab, hanyabeberapa siswa saja yang merespon sedangkan siswa yang lain cuek;5. Media pembelajaran yang ada tidak digunakan secara optimal karena gurudi SD tersebut dalam menyampaikan materi hanya berceramah danmenulis di papan tulis;C. Pembatasan MasalahBerdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada:1. Kemampuan berpikir kritis dari beberapa siswa di kelas V SDN 3 Puluhanmasih tergolong rendah.2. Model pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar masihmonoton belum bervariasi yaitu dengan menggunakan metode ceramah.10

D. Rumusan MasalahBerdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas,maka dapat disusun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagaiberikut: “Bagaimana model cooperative tipe think pair share dapatmeningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis pada pembelajaran Pknsiswa kelas V SDN 3 Puluhan?”E. Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikirkritis siswa dalam pelajaran PKn pada siswa kelas V SD Negeri 3 mbelajarancooperative tipe Think Pair Share.F. Manfaat PenelitianHasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:Manfaat secara praktisSecara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukanmasukan yang berguna bagi peningkatan kualitas pembelajaran, terutamapihak-pihak yang berhubungan dengan dunia pendidikan, yaitu :a. Bagi guru SDMelalui penerapan model pembelajaran cooperative tipe ThinkPair Share dapat memperbaiki proses pembelajaran Pkn khususnyadalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.11

b. Bagi siswaDapat meningkatkan motivasi siswa sehingga dapat terlibataktif dalam proses belajar di kelas dan dapat meningkatkanketerampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Pkn sehinggadapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari.c. Bagi memperoleh pengalaman berfikir dalam memecahkan persoalankhususnya mengenai model pembelajaran cooperative tipe t

Peningkatan ini terbukti pada peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dari skor rerata pratindakan sebesar 64.25 menjadi 69.63 pada siklus I dan meningkat menjadi 78.25 pada siklus II. Siswa yang mencapai kriteria keberhasilan mengalami peningkatan dari 43.75% pada pratindakan menjadi 62.5% pada siklus I dan meningkat menjadi 87.5% pada .

Related Documents:

PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP PADA MATERI GEOMETRI MELALUI PEMBELAJARAN . Indikator Keterampilan Berpikir Kritis . 18 TABEL 2.2. : Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis dan Profil Kemampuan . 20 TABEL 2.3 : Kisi-kisi dan Butir Tes Berpikir Kritis Matematis SMP.

Kemampuan berpikir kritis siswa mengacu pada 4 kategori yaitu: interpretasi, analisis, evaluasi dan inferensi. Hasil penelitian yang menjadi subjek wawancara yaitu subjek penelitian dari masing-masing tingkatan, Tinggi (KT) mampu . kritis siswa agar menjadi dasar peningkatan kemampuan siswa terkhusus pada cara berpikir kritis siswa. Maka .

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palembang. Pembimbing 1) Drs. Nizkon, M.Si. 2) Sapta Handaiyani, S.Pd., M.Si. Kata Kunci: Kemampuan, Berpikir Kritis, Siswa MTS Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu skill kemampuan yang dituntut pada abad 21. Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu kecakapan hidup

Kisi-kisi Tes Uji Coba Keterampilan Berpikir Kritis Teori Berpikir Kritis Ennis Berpikir kritis itu adalah sebuah proses berpikir yang kompleks yang melibatkan banyak hal. Proses dasar berpikir kritis adalah menemukan hubungan, menghubungkan sebab akibat, mentransformasi,

PENERAPAN METODE TERBIMBING UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Lili Kasmini STKIP Bina Bangsa Getsempena E-mail: lili@stkipgetsempena.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode penemuan terbimbing terhadap kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran IPA siswa Banda Aceh.

berpikir kreatif tingkat 4 (sangat kreatif). Siswa dengan kemampuan matematika sedang cenderung memiliki kemampuan berpikir kreatif tingkat 4 (sangat kreatif), sedangkan siswa dengan kemampuan matematika rendah tidak dapat memenuhi ketiga indikator berpikir kreatif. Kata Kunci: Berpikir Kreatif, Menyelesaikan Soa Open Ended, Keliling dan Luas

kemampuan berpikir kritis, kemampuan metakognisi, dan hasil belajar peserta didik 4 . 15 15 yang relatif masih rendah. Selain itu, sebelumnya juga tidak pernah dilakukan penelitian untuk mengukur kemampuan berpikir kritis di sekolah tersebut. Hasil wawanca

Your sheet-pile program FADSPABW (B-9) is a special case of this method. It was separately written, although several subroutines are the same, because there are special features involved in sheet-pile design. These additional considerations would in-troduce unnecessary complexity into a program for lateral piles so that it would be a little more difficult to use. Many consider it difficult in .