Penerapan Metode Terbimbing Untuk Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis .

1y ago
20 Views
2 Downloads
506.00 KB
17 Pages
Last View : 2d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Joao Adcock
Transcription

PENERAPAN METODE TERBIMBING UNTUK PENINGKATANKEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAMPEMBELAJARAN IPALili KasminiSTKIP Bina Bangsa GetsempenaE-mail: lili@stkipgetsempena.ac.idABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode penemuanterbimbing terhadap kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran IPA siswa BandaAceh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis eksperimen,dengan rancangan one group pre testand posttest design. Populasi penelitian seluruhsiswa kelas IV berjumlah 30 siswa, seluruh siswa dijadikan sampel penelitian.Pengumpulan data dilakukan melalui tes. Data dianalisis menggunakan uji statistik-tpihak kanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh metodepenemuan terbimbing terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SD BandaAceh, yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata tes sebelum dan setelahpenggunaan metode terbimbing yaitu 54,5 meningkat menjadi 62,17. Selain itu, hasilpengujian hipotesis menunjukkan bahwa harga thitung harga ttabel (8,04 1,69).Dengan demikian dapat dismpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan metodepenemuan terbimbing terhadap kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran IPAsiswa kelas IV SD Banda Aceh.Kata kunci: Penemuan Terbimbing, Kemampuan Berfikir Kritis, IPA.PENDAHULUANPendidikanformalyangdialami seseorang dimulai di tingkatsekolah dasar. Di tingkat ini, siswadibimbing dan dididik untukmemperoleh pengetahuan sebagaibekal di jenjang selanjutnya. Salahsatun mata pelajaran di SD adalahIlmu pengetahuan Alam yang disingkat dengan IPAPembelajaran IPA menuntutsiswa supaya dapat menganalisisberbagai materi yang disajikandalam pembelajaran, apalagi dalamKurikulum 2013 mengarahkan siswauntuk mampu memahami sesuaidengan tujuan pembelajaran yangditetapkan. Kemampuan penalaranmerupakan bagian dari berpikirkritis, kiranya sangat perlu padapendidikandiIndonesiamenumbuhkan budaya menalarsejak dini (Amri, 2013:55).Berpikir kritis merupakansuatu kegiatan melalui cara berpikirtentang ide atau gagasan yangberhubungan dengan konsep yangdiberikan atau masalah yangdipaparkan (Susanto, 2013:121).UsiaanakSDmemiliki2018 Seminar Nasional Pendidikan Dasar 666

kecenderungan dan kemampuanuntuk berpikir, kecenderungan ituterlihat ketika ia memandangsesuatu disekitarnya, menyentuh,bahkan meraba sebagai bentukkeingintahuannya. Melatih berpikirkritis sangat penting diterapkansejak usia anak. Pembentukan danpembinaan cara berpikir yang lebihkritis pada anak jika dibina denganbaikakanmampumenumbuhkembangkan kesadaranberpikir sejak dini.Kurangnya variasi metodedalam pembelajaran digunakanguru akan menjadi salah satupenyebab siswa kurang antusiasdengan kegiatan pembelajaran IPA.PembelajaranIPAharusmenggunakan strategi ataupunmetode yang cocok diterapkansesuai materi yang dipelajari. Olehkarena itu pembelajaran IPA yangideal bagi tingkatan siswa SD yaitumenekankan pengalaman siswasecara langsung. Hal ini bertujuanagar dapat merangsang daya pikirsiswa terhadap gejala alam yangtimbul, menumbuhkan motivasipola pikir aktif siswa fenomena alam yang timbul. Selainitu pembelajaran IPABerdasarkan hasil observasidari data nilai dan wawancaraterhadap guru kelas 1V di SD negri46 Banda Aceh, bahwa nilai matapelajaran IPA masih banyak yang dibawahKKM.Salahsatupenyebabnya adalah masih banyaksiswa saat proses belajar kurangfokus dan terkesan kurang menarikpelajaran IPA.Di samping itu gurumasih banyak mengajar secarakonvensional,seharusnyagurumencari metode metode yang tepatagar siswa mempunyai ketrampilanberpikir kritis dalam pembelajaranIPASalah satu metode pengajaraninteraktifadalahMetodepenemuan terbimbing metode inimengajar yang memajukan carabelajar aktif, berorientasi padaproses,mengarahkansendiri,mencari sendiri, dan nmodelpenemuan terbimbing mendorongsiswa untuk belajar aktif melaluiketerlibatan aktif mereka sendiridengan konsep atau prinsip, sertaguru mendorong siswa memilikipengalaman dalam melakukanpercobaan yang membantu siswadalam menemukan prinsip untukdirinya.Wisudawati dan Sulistyowati(2015: 81) menjelaskan upakanpembelajaranyangselalumelibatkan peserta didik dalampembangunan konsep IPA yangmelibatkan proses mental yang2018 Seminar Nasional Pendidikan Dasar 667

terjadi di dalam diri peserta nemukan konsep sendiri daripermasalahanyangtelahditemukannya.Berdasarkan pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwapenemuanterbimbingadalahmodel pembelajaran penemuanyang mendorong siswa untukbelajar aktif dan berpikir melaluiketerlibatan aktif mereka sendiridengan konsep atau prinsip, sertaguru mendorong siswa memilikipengalaman dalam melakukanpercobaan yang membantu siswadalam menemukan prinsip untukdirinya. Guru bertindak sebagaipenunjuk jalan, membantu siswaagar mempergunakan konsep, ideide dan keterampilan yang telahdipelajarisebelumnyauntukmemperoleh pengetahuan yangbaru.Pembelajaran menggunakanmetodepenemuan terbimbingmenurut Westwood (2012: 29)adalah sebagai berikut.a. Topik yang akan dipelajarisudah diketahui terlebih dahulu.b. Guru dan siswa bekerja samadalam menyelidiki suatu topik,tetapidalam hal ini, siswa yanglebih berperan aktif.c. Dalam pembelajaran ini, siswadapat bekerja secara mandiriataupundalam kelompok keciluntukmemperolehdanmenasirkan data.d. Dapat dilakukan juga antarlintas grup dalam menemukankesimpulan,maksudnyasiswadapat saling bertukar pikirandengan kelompok emukanataupunmerangkum kesimpulanpada diri siswaMetode pengajaran yang tepatakan membawa siswa untukberpikir kritis, menurut Basshamet.al (Rusyna, 2014: 25-26), sesorangberpikir kritis memiliki ciri-ciri: (1)memiliki semangat untuk belajar,(2) memiliki kemampuan mbuat kesimpulan sendiri, (4)jujurdanpercayaterhadapkemampuan yang dimiliki, (5)terbuka dan mau menerimaargumen, (6) berpikir secaramandiri dan tidak takut untuk tidaksetuju dengan pendapat grup, (7)memiliki rasa ingin tahu, dan (8)berani mengambil risikoMenurut Facione (Fithriyah,Sa’dijah, dan Sisworo,2016: 582),indikator kemampuan berpikir kritisantara lain interpretation, analysis,evaluation, inference, puan berpikir kritis yang2018 Seminar Nasional Pendidikan Dasar 668

dikemukakanFacionedijabarkankembali oleh peneliti menjadibeberapa subskill sebagai berikut.a. Interpretasi : dapat menuliskanmakna atau arti permasalahan,dapat menuliskan apa yangditanyakan dengan jelas danbenarb. Analisis : dapat menuliskanhubungan konsep-konsep yangdigunakan dalam menyelesaikansoal, dapat menuliskan apa yangharusdilakukandalammenyelesaikan soalc. Evaluasi : dapat menuliskanpenyelesaian soald. Inferensi : dapat menarikkesimpulane. Eksplanasi : dapat menuliskanhasil akhir, dapat memberikanalasan mengenai kesimpulanyang diambilf. Selfregulation:dapatmenjelaskan ulang jawaban yangdipaparkanTercatat beberapa penelitianyang relevan dengan penelitian inidiantaranya adalah penelitian olehMimi Hariyani (2012) tentangpenerapanmetodepenemuanterbimbing untuk meningkatkanpemahamankonsepdankemampuan penalaran matematiksiswa Sekolah Dasar di KecamatanRokan IV Koto Kabupaten RokanHulu.Penelitian oleh Rani Nopia,Julia, dan Atep Sujana hadapketerampilan berpikir kritis siswasekolah dasar pada materi daur air .Selanjutnya penelitian yangdilakukan oleh Junaidi (2017),penelitian yang bertujuan untukmeningkatkan kemampuan ponseModels di SMANegeri 1 Sakti.Penelitianberikutnyadilakukan oleh Inayatul Fitriyah(2015), penelitian ini bertujuanuntuk mendeskripsikan kemampuanberfikir kritis siswa kelas I-D SMP17Malang. Kesimpulan hasil analisisdatamenunjukkanbahwakemampuan berfikir kritis siswatergolong rendah. Hal tersebutkarena kurang memahami masalahsetelah melakukan wawancarasiswa mengutarakan bahwa merekalupa dengan materi segitiga dabsegi empat dan mereka dapatkanketika duduk di kelas VII. Namunpenelitian tentang penggunaanmodel penemuan terbimbing untukmeningkatkanberpikirkritiskhususnya Mahluk hidup besertalingkunganku pada siswa SD 46belum pernah di lakukan,Berdasarkan analisis di tpengaruhantarapenggunaanmetodepenemuan terbimbing2018 Seminar Nasional Pendidikan Dasar 669

pada mata pelajaran IPA denganketerampilan berpikir kritis siswaSekolah Dasar.METODE endenganpendekatan penelitian kuantitatif,yaitu pengaruh model penemuanterbimbing(X)terhadapkemampuan berpikir kritis (Y).Desain penelitian(one grouppre testand posttest design). Onegroup pre and posttest design, sertamelakukan pengukuran sebelumdiberikan perlakuan (pretest) dansesudahdiberikanperlakuan(posttest). Perbedaan kedua hasilpengukurantersebutdianggapsebagai efek perlakuan.Pemilihanpendekatankuantitatif dan jenis ankemampuan berfikir kritis siswadenganmenggunakanmetodepenemuan terbimbing pada tema 3peduli terhadap makhluk hidup,subtema 1 hewan dan tumbuhandilingkungan rumahku.Kela Pretes Perlakua PosttesstntIVQ1XQ2Sumber:Arikunto, (2013:123)Penelitian ini dilaksanakan diSD Negeri 46 Banda Aceh yangberalamat di Jalan Utama LorongLhok Bangka, Rukoh, KecamatanSyiah Kuala, Kota Banda AcehPropinsi Aceh. Lokasi tersebutdipilih karena memiliki n di mulaipada awal bulan Juni sampaidengan bulan Agustus. Dengantema mata pelajaran IPA. Yaitutema 3 peduli terhadap makhlukhidup, subtema 1 hewan dantumbuhan dilingkungan rumahku.Populasi dalam penelitian iniadalah seluruh siswa kelas IV SDNegeri 46 Banda Aceh tahunpelajaran 2017/2018 sejumlah 30siswa, terdiri dari 14 laki-laki dan16 perempuan. Data di peroleh darites yang di lakukan sebelum dansesudah perlakuan yaitu denganmetode terbimbing dan instrumenpenelitian merupakan semua datayang terkumpul dalam metodepenemuan terbimbing terhadapkemampuan berpikir kritis siswakelas 1V SDN 46 Banda Aceh.Instrumen penelitian anterbimbing terhadap kemampuanberpikir kritis siswa kelas IV SDN 46Banda Aceh.1. Tes kemampuan berfikir kritisInstrumenpenelitianmenggunakan tes uraian karenauntuk mengetahui sejauh manasiswa telah memahami apa yangdipelajari dan sejauh mana siswadapat mengungkapkan hasil2018 Seminar Nasional Pendidikan Dasar 670

pemikirannya melalui tulisan.Indikator yang dikemukakanolehFacionedanEnnisdijabarkan menjadiindikatorsebagai berikut.Tabel 3.2 Indikator Berfikir KritisNoAspek1InterpretasiIndikatorMenjelaskan konsepMemaknai hasil percobaan suatu peristiwa2AnalisisMengidentifikasi hubungan antar pernyataan/pertanyaan3EvaluasiMenjawab pertanyaan analitik4InferensiMenyimpulkan hasil percobaan/pengujian5EksplanasiMenuliskan hasil percobaan/pengujianMemberikan alasan mengenai kesimpulan yangdiambil6Self regulation Mereview ulang jawaban yang diberikan/dituliskan7MengaturMenentukan tindakan yang harus dilakukan dalamstrategipemecahan masalahSumber: Jabaran dari Facione (Fithriyah, Sa’dijah, dan Sisworo, 2016: 582)2. Lembar observasiTabel 3.3 Sintaks Metode Penemuan TerbimbingTahapTingkah Laku GuruTingkah Laku SiswaTahap 1Guru menyajikan contoh & Siswa menemukanMenemukannoncontohkejadian- permasalahanmasalahkejadian atau fenomena berdasarkan contoh danyang memungkinkan siswa noncontoh kejadian yangmenemukan masalahdisajikan oleh guruTahap 2Guru membimbing siswaSiswa merumuskanMerumuskanmerumuskan masalahmasalahmasalahberdasarkan kejadian danberdasarkan kejadian danfenomena yangfenomena yang disajikandisajikannya.guruTahap 3Guru membimbing siswaSiswa menetapkanMerumuskanuntuk mengajukanjawabanHipotesishipotesis terhadap masalah sementara (hipotesis).yang telah dirumuskannyaTahap 4Guru membimbing siswaSiswa mencari informasi,2018 Seminar Nasional Pendidikan Dasar 671

ieksperimenatau cara lain)untuk merencanakanpemecahan masalah,membantu menyiapkanalat dan bahan yangdiperlukan dan menyusunprosedur kerja yang tepat.Tahap 5MelakukanpengamatandanpengumpulandataGuru membimbingsiswa melakukanpengamatan tentanghal-halyang penting danmemfasilitasi kebutuhansiswa dalammengumpulkan danmengorganisasi dataTahap 6Guru membantu siswaAnalisismenganalisis data supayadatadanmenemukan suatu konsep.penarikanSetelah itu gurukesimpulanmembimbing siswaatau penemuan mengambil kesimpulanberdasarkan data dankonsep yanginginditanamkan kepada siswa.Tahap 7Guru membimbing siswaEvaluasimengevaluasi hasilkesimpulan yang diperolehsiswaData di olah sebagai berikut:1. Uji normalitas datadata, fakta yangdiperlukan untukmenjawab permasalahan/hipotesis. Siswa dapatmencari data atauketerangan yang dapatdigunakan untukmemecahkan masalahtersebut, misalnyadengan membaca buku,meneliti, bertanya,berdiskusi dan lain-lain.Siswa kemudian mengujikebenaran hipotesistersebutberdasarkan data yangdiperolehSiswa menganalisis datauntuk menemukan suatukonsep. Lalu siswamenarik kesimpulan,merumuskan kaidah,prinsip, idegeneralisasi atau konsepberdasarkan data yangdiperolehSiswa mengevaluasi hasilkesimpulan yang telahdipaparkanUntuk menguji normalitas datadigunakan rumus:2018 Seminar Nasional Pendidikan Dasar 672

k 2 i Ei 2iEi(Sudjana, 2009:273)Kriteria pengujian menurutSudjana (2009: 273): tolakH0jika X2hitung X2tabel dengan α 0,05, dalam hal lain H0diterima.2. Uji homogenitas variansUji homogenitas dilakukanuntuk mengetahui apakah datapre-test dan post-test bersifathomogeny atau tidak. Sudjana(2009:249) sebagai berikut:Varians TerbesarF Varians Terkecil3. Uji Hipotesis menggunakanstatistik uji t, digunakan rumusmenurut Arikunto (2006:306)Mdt x2dsebagai berikut:N ( N 1)Untuk pengujian hipotesis,penulismenggunakantarafsignifikan 5% atau 0.05 denganderajat kebebasan dk n-2. Untuktaraf signifikan α maka:Ho µ1 µ2 Tidak terdapat pengaruh penggunaan metode penemuanterbimbing terhadap kemampuan berpikir kritis dalampembelajaran IPAHa µ1 µ2 Terdapat pengaruh penggunaan metode penemuan terbimbingterhadap kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran IPATabel 3.4 Matriks ikir kritispadapembelajaranIPA siswakelas IV SD46 BandaAcehVariabelSubjekMetodeSiswapenemuankelas IVterbimbingSD NegeriKemampun berikir 46 BandaAceh yangkritisberjumlah30 tistik(uji-t)2018 Seminar Nasional Pendidikan Dasar 673

HASIL PENELITIAN DANsoal isian yang diberikan kepadaPEMBAHASANsiswa.Data diperoleh dari data hasilpretestdan posttest melalui lembarTabel 4.1 Hasil Tes Awal dan Tes 27282930Inisial 65317476348548604072893653805470646875455855842018 Seminar Nasional Pendidikan Dasar 674

Sumber: Hasil Penelitian 2017Daftar Distribusi Frekuensi Tes Awal dan Tes AkhirTabel 4.2 DistribusiFrekuensiNilaiTesAwalFrekuensi Titik TengahDaftarNilai( )( )26 – 35430,5930,25122372136 – 45740,51640,25283,511481,7546 – 55550,52550,25252,512751,2556 – 65660,53660,2536321961,566 – 75370,54970,25211,514910,7576 – 85580,56480,25402,532401,251.63597.227,530Sumber: HasilPenelitian 2017Rata rata 54,5 dan standar deviasi 16,73Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Kelas Ekperimen31 – 40Frekuensi( )4Titik Tengah( )35,51260,25142504141 – 50345,52070,25136,56210,7551 – 60755,53080,25388,521561,7561 – 70665,54290,2539325741,571 – 80575,55700,25377,528501,2581 – ai30Sumber: Hasil Penelitian2017Rata rata 62,17 dan standardeviasi 16,25.Pengujian Normalitas Data TesAwal dan Data Tes Akhir1. Pengujian Normalitas Data TesAwalBerdasarkan hasil di atas,yaitunilai rata-rata ( x2 54,5 ) danstandar deviasi ( s 2 16,73 ). Makadapat dicari uji normalitas data danselanjutnya ditentukan batas-batas2018 Seminar Nasional Pendidikan Dasar 675

kelas interval untuk menghitungluas dibawah kurva normal bagitiap-tiap kelas interval. Dengankriteria pengujian:jika ℎ lain Ho diterima.Tolak Hodalam halTabel 4.3 Uji Normalitas Nilai TesA walNilaiTesBatasKelas(x)Z untukBataskelas25,5-1,73Batas luasdaerahkurvanormal0,458226 – 3535,5-1,13Lus 60,1494,4730,07342,20450,370836 – ,250,394446 – 5556 – 6566 – 7576 – 8585,51,850,4678Sumber :HasilPenelitian 2017x xZ untuk batas kelas SMakanilai chi-kuadra thitung diperoleh:ℎ 5,59Banyaknya kelas intervalK 6, pada taraf signifikan α 0,05dengan derajat kebebasan (dk) (k-3) (6-3) 3, maka dari tabelchi-kuadratdiperoleh2 ( 0,95 )(3) 7,81karenaℎ yaitu 5,59 7,81, maka Ho diterima dan dapatdisimpulkan bahwa sebaran datanilaitesawalberdistribusi normal.2. Pengujian Normalitas Data TesAkhirBerdasarkanhasil di atas,yaitu nilai rata-rata ( x1 60,83 ) danstandar deviasi ( s1 16,55 ). Dengankriteria pengujian: Tolak Ho jikaℎ dalam hal lainHo diterima.2018 Seminar Nasional Pendidikan Dasar 676

Tabel 4.4 Uji Normalitas Nilai Tes AkhirNilaiTesBatasKelas(x)Z untukBataskelas30,5-1,94Batas 10,261260,5-0,100,039870,50,510,195031 – 4041 – 5051 – 6061 – 7071 – 5,20850,09022,71550,368681 – 9090,5Lus tiapkelasinterval1,740,4591Sumber :HasilPenelitian 2017Banyaknya kelas interval K 6,pada taraf signifikan α 0,05dengan derajat kebebasan (dk) (k-3) (6-3) 3, maka dari tabelchi-kuadrat diperoleh 2 ( 0,95 )(3) Pengujian HipotesisPengujian hipotesis denganmenggunakan taraf signifikan 5%atau0.05denganderajatkebebasan dk n-2. Untuk tarafsignifikan α maka:Jikathitung ttabel, maka Ha diterima,dilain pihak Ho ditolak.Jikathitung ttabel, maka Ho diterima,dilain pihak Haditolakkarenaℎ yaitu 4,87 7,81, makaHo diterima dan dapat disimpulkanbahwa sebaran data nilai tes akhirberdistribusi normal.Tabel 4.5 Pengujian 0(d)151819446( Md ,4Xd257,76112,36134,5611,5611,561,962018 Seminar Nasional Pendidikan Dasar 677

8293075455855846838554080773154 d 57,7611,562 Xd 735,2Sumber :HasilPenelitian 2017Terima Hajikat hitung t(t-α)didapat dari daftar t dengan dk n-2. Dan tolak Ha mempunyaiharga lain, dan terima H0 jika thitung ttable dan tolak H0 jika mempunyaiharga lain.HASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan perhitungan yangtelah dilakukan, diperoleh hargathitung adalah 8,04. Selanjutnya,harga t yang diperoleh (thitung)tersebutdibandingkandenganharga t dalam tabel (ttabel) nilaipersentil untuk distribusi (ttabel) padataraf signifikan α 0,05 denganderajat kebebasan db N-1 30-1 pat disimpulkan bahwa hargathitung harga ttabel (8,04 1,69).Dengandemikian,terdapatpengaruh penggunaan metodepenemuan terbimbing terhadap2018 Seminar Nasional Pendidikan Dasar 679

kemampuan berpikir kritis dalampembelajaran IPA siswa kelas IVSDN 46 Banda Aceh.Berdasarkanuraianpelaksanaan pembelajaran IPA danhasilpenelitiankemampuanberpikir kritis, dapat disimpulkanbahwaterdapatpengaruhpenggunaan metode penemuanterbimbing terhadap kemampuanberpikir kritis dalam pembelajaranIPA siswa kelas IV SDN 46 BandaAceh.Kesimpulan diperoleh darihasil tes awal dan tes akhir yangdilakukan, dimana nilai rata-rata tesawal sebanyak 54,5 dan nilai ratarata tes akhir 62,17. Hasil inimenunjukkan terjadi peningkatankemampuan berpikir kritis siswasetelah pembelajaran menggunakanmetode penemuan terbimbing.Hasil ini juga dibuktikan denganpengujian hipotesis dimana hasilpengujian menunjukkan harga thitung harga ttabel (8,04 1,69).Dengan demikian, terdapatpengaruh penggunaan metodepenemuan terbimbing terhadapkemampuan berpikir kritis dalampembelajaran IPA.Metodepenemuanterbimbingdilandasi oleh endiriolehsiswa.Gurumemberikan bimbingan kepadasiswaagardapatmengikutipembelajaran dengan baik danmeminimalisirkesulitanyangditemui siswa. Hal ini sejalandengan pendapat Eggen danKauchak (2012: 177) bahwa modelpenemuan terbimbing menyajikanpembelajaran yang memberikankesempatankepadasiswauntukmenemukan informasi yangberupa konsep-konsep dan prinsipprinsip dalam suatu topik, yangdilakukanmelaluikegiatanpercobaan dengan bimbingan danpetunjuk dari guru.Wisudawati dan Sulistyowati(2015: 81) juga menjelaskan upakanpembelajaranyangselalumelibatkan peserta didik dalampembangunan konsep IPA yangmelibatkan proses mental yangterjadi di dalam diri peserta nemukan konsep sendiri daripermasalahanyangtelahditemukannya. Siswa mengalamiaktivitas langsung dan memperolehpengalaman langsung selama prosespembelajaran. Sejalan dengan haltersebutmodelpenemuanterbimbing adalah model dimanagurusebagaifasilitatordanpengarah sedangkan siswa aktifmelakukan kegiatan sesuai n2018 Seminar Nasional Pendidikan Dasar 680

tahunya. Hal tersebut menunjukkanbahwamodelpenemuanterbimbing juga dirancang untukmembantu siswa mengembangkankemampuan berpikir kritis mereka(Eggen dan Kauchak, 2012: 212).Berdasarkan analisis deskriptifdan hasil uji hipotesis di atas dapatdikatakanbahwakemampuanberpikir kritis siswa pada matapelajaran IPA dipengaruhi olehpenggunaan metode pembelajaranpenemuan terbimbing. Dengandemikian,dapatdisimpulkanbahwa terdapat pengaruh positifpenggunaan metode penemuanterbimbing terhadap kemampuanberpikir kritis dalam pembelajaranIPA siswa kelas IV SDN 46 BandaAceh.Metodepenemuanterbimbing yang diterapkan iplinaryapproach), maka dapat digunakandalampembelajaranilmuserumpun yang relevan secaraterpadu, yang dimaksud denganilmu serumpun ialah ilmu-ilmuyang berada dalam rumpun ilmutertentu, yaitu rumpun ilmu-ilmukealaman, rumpun ilmu-ilmu sosial,atau rumpun ilmu-ilmu budayasebagai alternatif. Ilmu yangrelevan maksudnya ilmu-ilmu yangcocok digunakan dalam pemecahansuatu masalah melalui metodepenemuan ansdisciplinaryapproach),makametodepenemuan terbimbing sanga tepatdigunakan diluar kegiatan-kegiatanpembelajaran atau yang tidakrelevan dengan masalah, karenametodepenemuan terbimbingpenekanannyapadaaspekmenemukan masalah, merumuskanmasalah,merencanakandanmelaksanakan pemecahan masalahyang salah satunya dilakuka melaluieksperimen. Selain itu, dalammetode penemuan terbimbing jugadilakukanpengamatan,pengumpulan data dan analisisdata.Metodepenemuanterbimbing bila ditinjau daripendekatanmultidisipliner(multidisciplinary approach), makadapatdigunakanataudikolaborasikan dengan modelmodel lainnya, hal ini karenakanmetodepenemuan terbimbingdapat mendukung pelaksanaanpembelajaranyangdilakukandengan model-model pembelajaranserumpuan atau tipe-tipe dalammodel kooperatif.KESIMPULANPenelitian yang gdalamMeningkatkanKemampuanBerpikir Kritis pada Pembelajaran2018 Seminar Nasional Pendidikan Dasar 681

IPA Siswa Kelas IV SDN 46 depenemuan terbimbing terhadapkemampuan berpikir kritis siswakelas IV SDN 46 Banda Aceh, yangditunjukkan dengan peningkatannilai rata-rata tes sebelum dansetelahpenggunaanmetodetermbimbing yaitu 54,5 meningkatmenjadi 62,17. Selain itu, hasilpengujian hipotesis menunjukkanbahwa harga thitung harga ttabel(8,04 1,69). Dengan demikian,terdapat pengaruh penggunaanmetodepenemuan terbimbingterhadap kemampuan berpikir kritisdalam pembelajaran IPA siswakelas IV SDN 46 Banda purnakan penelitian rbimbingdenganmetode lainnya.DAFTAR PUSTAKAAmri, S. 2013. Pengembangan danModel Pembelajaran dalamKurikulum2013. Jakarta:Prestasi Pustakaraya.Arikunto, Suharsimi. 2013. ProsedurPenelitian Suatu PendekatanPraktik. Jakarta: Rineka Cipta.Eggen, P & Kauchak, D. 2012.StrategidanModelPembelajaran: MengajarkanKontendanKeterampilanBerpikir Edisi 6. (TerjemahanSatrio Wibowo). Jakarta:Indeks.Fitriyah,Inayatul. 2016. AnalisisKemampuan Berfikir Kritispada Siswa Kelas IX-D SMPN17Malang.Malang:Universitas Negeri Malang.Hariyani, Mimi. 2012. PemahamanKonsep Dan KemampuanPenalaran Matematik n Syarif Kasim Riau.Junaidi, 2017. Analisis KemampuanBerfikir Kritis MatematikaSiswa Dengan MenggunakanGraded Response Models diSMA Negeri 1 Sakti. Volume4. Nomor 1. April 2017 ǀ ǀ14Muhfahroyin.2009.Memberdayakan KemampuanBerpikir Kritis Siswa melaluiPembelajaran danpembelajaran diakses pada 21Agustus 2017.Rani Nopia, Julia, Atep Sujana.Pengaruh Model ProblemBasedLearningterhadapKeterampilan Berpikir Kritis2018 Seminar Nasional Pendidikan Dasar 682

Siswa Sekolah Dasar padaMateri Daur Air. Jurnal PenaIlmiah: Vol. 1, No. 1 (2016).Roslina,danMurni,2017.Meningkatkan Kualitas BrfikirKritis Calon Guru SekolahDasar pada Pembelajaran SoalCerita Matematika denganPendekatanMetakognitif.Volume 8 Nomor 1. JanuariJuni 2017 ǀ184.Rusyna, A. 2014. KeterampilanBerpikir. Yogyakarta: siStandar Proses Pendidikan.Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group.Santrock,J.W.2007.Perkembangan Anak. Jakarta:Erlangga.Sudjana. 2009. MetodeStatistika.Bandung: Tarsito.Sugiyono. 2012. Metode PenelitianKuantitatifKualitatifdanR&D. Bandung: AlfabetaSukmadinata, N. S. 2010. a.Suprihatiningrum, J. 2012. StrategiPembelajaran(TeoridanAplikasi). Yogyakarta: Ar-RuzzMedia.Susanto, Ahmad. 2013. TeoriBelajar dan Pembelajaran diSekolah Dasar. Jakarta:Wisudawati, A. W danSulistyowati,E.2015.MetodologiPembelajaran IPA. Jakarta:BumiAksara.2018 Seminar Nasional Pendidikan Dasar 683

PENERAPAN METODE TERBIMBING UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Lili Kasmini STKIP Bina Bangsa Getsempena E-mail: lili@stkipgetsempena.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode penemuan terbimbing terhadap kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran IPA siswa Banda Aceh.

Related Documents:

Inkuiri terbimbing adalah suatu pendekatan dimana siswa diarahkan untuk mendapatkan suatu kesimpulan dari serangkaian aktivitas yang dilakukan sehingga siswa seolah-olah mendapatkan sendiri pengetahuan tersebut (Asy'ari, 2006: 51). Penerapan model pembelajaran ini Penerapan Model Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DENGAN . MEDIA . GEOFIELD. PADA MATERI LINGKARAN . Siswa SMP Melalui Pembelejaran Inkuiri Model Alberta. Jurnal Pengajaran MIPA, 20 (1), 18-26. . Penerapan Model Discovery Terbimbing pada Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. UPEJ Unnes Physics Education Journal, 1 (1), 1 .

Untuk penelitian ini, model inkuiri yang digunakan adalah model inkuiri terbimbing. Inkuiri terbimbing (guided inquiry) adalah inkuiri yang mengacu pada tindakan utama guru mengajukan permasalahan, peserta didik menentukan proses dan penyelesaian masalah. (Zulfiani, 2009, hlm. 121-122). Pembelajaran yang menggunakan model inkuiri terbimbing .

7. Metode Exstended Quadratic Interior Point (EQIP) Sama dengan metode Karmakar, metode EQIP merupakan salah satu metode untuk menyelesaikan masalah program linier. Metode EQIP adalah metode deterministik yang merupakan pengembangan metode Karmakar. Metode EQIP dikembangakan oleh James A. Momoh. Metode EQIP bisa digunakan untuk

PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dapat dipilih sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Secara umum, metode yang digunakan dalam penelitian yaitu (a) metode deskriptif, (b) metode eksperimen, (c) metode historis, (d) metode pengembangan, (e) metode tindakan, dan (f) metode kualitatif.

hasil belajar dengan berpikir kreatif siswa setelah penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan nilai korelasi sebesar 0,455 termasuk dalam kategori cukup dengan taraf signifikansi 0,033 0,05; (4) pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar dan berpikir kreatif siswa pada .

Metode drill dan metode demonstrasi merupakan metode yang cocok digunakan untuk melatih kemandirian anak tunagrahita menjalankan ibadah mahdhah. Sebab mereka memiliki keterbatasan IQ, memori yang sangat pendek dan selalu bergantung dengan orang lain. Dan kedua metode tersebut bisa digabungkan dengan metode-metode yang

Longair: “High Energy Astrophysics” Rohlfs and Wilson: “Tools of Radio Astronomy” Dyson and Williams: “The Physics of the Interstellar Medium” Shu: “The Physics of Astrophysics I: Radiation” Radiation Processes We can measure the following quantities: The energy in the radiation as a function of a) position on the sky b) frequency The radiation’s .