ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK

2y ago
191 Views
55 Downloads
712.48 KB
26 Pages
Last View : 3d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Troy Oden
Transcription

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK SMAKELAS X IPA DI KECAMATAN TALANG UBI PADAMATERI VIRUSSKRIPSIOLEHJUSSI AGUSTINENIM 342014080PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANGJANUARI 2019i

2ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK SMAKELAS X IPA DI KECAMATAN TALANG UBI PADAMATERI VIRUSSKRIPSIDiajukan kepadaUniversitas Muhammadiyah Palembanguntuk memenuhi salah satu persyaratandalam menyelesaikan program Sarjana PendidikanOlehJussi AgustineNIM 342014080PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANGJanuari 2019ii2

3iii3

4iv4

5v5

6ABSTRAKAgustine, Jussi. 2019. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik SMAKelas X IPA di Kecamatan Talang Ubi pada Materi Virus. Skripsi. Program StudiPendidikan Biologi, Program Sarjana (S1) Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah Palembang. Pembimbing (I) Drs. Nizkon, M.Si. (II)Sulton Nawawi, S.Pd., M.Pd.Kata Kunci: Analisis, kemampuan berpikir kritis, dan materi virus.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan Berpikir Kritispeserta didik kelas X IPA di Kecamatan Talang Ubi pada materi Virus. Jenispenelitian deksriptif kualitatif dan kuantitatif. Populasi seluruh peserta didik kelas XIPA di Kecamatan Talang Ubi. Sampel yang digunakan kelas X IPA 1 di SMANegeri 1 Talang Ubi, SMA Negeri 2 Unggulan Talang Ubi dan SMA YKPPPendopo. Teknik pengambilan data secara purposive sampling, memilih berdasarkanrekomendasi dari pendidik yang memiliki nilai akademik tertinggi. Pengambilan datamenggunakan soal kemampuan berpikir kritis yang menggunakan indikator Facioneyaitu: interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi dan pengaturan diri. Hasilpenelitian Kemampuan Berpikir Kritis di Kecamatan Talang Ubi dapat dikategorikanrendah dengan nilai persentase sebesar 59,26%. Untuk jumlah rata-rata indikatoryang didapatkan di Kecamatan Talang Ubi yaitu: indikator interpretasi memilikipersentase sebesar 87,94%, indikator analisis sebesar 60,27%, indikator evaluasisebesar 45,52%, indikator inferensi sebesar 52,83%, indikator eksplanasi sebesar40,00% dan indikator pengaturan diri sebesar 69,01%.vi6

7KATA PENGANTARPuji syukur atas karunia Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan kasihsayangnya serta petunjuk yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikanskripsi yang berjudul “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik SMAKelas X IPA di Kecamatan Talang Ubi pada Materi Virus”.Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasihkepada semua pihak yang telah memberikan bantuan berupa bimbingan, arahan,motivasi dan doa selama proses penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih danpenghargaan penulis sampaikan kepada dosen pembimbing I saya yaitu: Drs.Nizkon., M.Si dan dosen pembimbing II saya yaitu: Sulton Nawawi, S.Pd., M.Pdyang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasinya, sehingga penulisanskripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Selain itu ucapan terima kasih danpenghargaan penulis sampaikan juga kepada:1. Rektor Universitas Muhammadiyah Palembang yaitu: Dr. Abid Djazuli, S.E.,M.M. yang telah banyak membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat terwujud.2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas MuhammadiyahPalembang yaitu: Dr. H. Rusdy A. Siroj, M.Pd.3. Kepala Program Studi Pendidikan Biologi yaitu: Susi Dewiyeti, S.Si., M.Si sertapara dosen yang telah menyampaikan ilmu pengetahuannya.4. Kedua orang tua ku tercinta Ayahanda Sutimin dan Ibunda Yuliati yang telahmemberikan semangat serta dukungannya demi kelancaran dalam penulisan skripsiini.7vii

85. Kepala SMA di Kecamatan Talang Ubi beserta para Guru dan Staff Tata Usaha.6. Guru Biologi yang ada di SMA Kecamatan Talang Ubi.7. Teman-teman seperjuanganku kelas Biologi C angkatan 2014 yang telah membantu dalam proses penulisan skripsi ini.8. Almamaterku.Teriring harapan dan doa semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikandari berbagai pihak tersebut. Tentunya masih ada kekurangan dalam penulisan skripsiini, untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan dari pembaca dan semoga karyailmiah ini bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Amin.Palembang, Januari 2019Penulis8viii

9DAFTAR ISIHalamanHALAMAN JUDUL . iPENULISAN SKRIPSI . iiLEMBAR PERSETUJUAN . iiiLEMBAR PENGESAHAN . ivSURAT KEASLIAN SKRIPSI . vMOTTO DAN PERSEMBAHAN . viABSTRAK . viiKATA PENGANTAR . viiiDAFTAR ISI. xDAFTAR TABEL . xiiDAFTAR GAMBAR . xiiiDAFTAR LAMPIRAN . xivBAB IPENDAHULUAN . 1A. Latar Belakang. 1B. Rumusan Masalah . 5C. Tujuan Penelitian . 6D. Manfaat Penelitian . 6E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian . 7BAB II KAJIAN PUSTAKA . 9A. Pengertian Berpikir . 9B. Kemampuan Berpikir Kritis . 12C. Penelitian Relavan . 21BAB III METODE PENELITIAN . 24A. Tempat dan Waktu Penelitian . 24B. Rancangan Penelitian. 25C. Populasi Sampel. 25D. Teknik Pengumpulan Data . 26E. Instrumen Penelitian . 28F. Teknik Analisis Data . 36ix9

10BAB IV HASIL PENELITIAN . 40A. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas X SMA diKecamatan Talang Ubi . 40B. Hasil Persentase Tes Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik KelasX SMA di Kecamatan Talang Ubi . 42BAB V PEMBAHASAN . 44A. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas X SMA diKecamatan Talang Ubi . 44B. Hasil Persentase Tes Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik KelasX SMA di Kecamatan Talang Ubi . 51BAB VI PENUTUP . 61A. Kesimpulan . 61B. Saran . 61DAFTAR PUSTAKA . 63LAMPIRAN . 71RIWAYAT HIDUP . 174x10

11BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPendidikan merupakan suatu usaha yang sadar dan terencana demimewujudkan suasana pembelajaran dan proses pembelajaran, sehingga peserta didikdapat secara aktif mengembangkan potensi yang dimiliki dirinya untuk memilikikekuatan spiritual keagamaan, pengendalian terhadap diri sendiri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang mungkin diperlukan olehmasyarakat, Bangsa dan Negara (Pidarta, 2009).Pendidikan adalah sebuah sistem, aktivitas pendidikan tercipta dari beberapakomponen penyusun yaitu: pendidik, peserta didik, tujuan pendidikan, alatpendidikan, dan lingkungan pendidikan. Semua komponen yang membangun sebuahsistem pendidikan, saling berhubungan satu sama lain, saling ketergantungan satusama lain, dan saling menentukan satu sama lain. Setiap komponen pendidikantersebut memiliki fungsinya masing-masing dalam rangka untuk mencapai tujuanpendidikan (Saat, 2015). Pendidikan merupakan sebuah tolak ukur dari kemajuansuatu bangsa, sehingga tidak salah jika perkembangan pendidikan di Indonesia harusterus ditingkatkan seiring dengan kemajuan peradaban (Sagap dkk, 2014).Kemajuan pendidikan di abad 21 terdapat berbagai macam kompetensi ataukeahlian yang mungkin harus dimiliki oleh peserta didik, salah satunya adalah:kemampuan peserta didik dalam berpikir kritis dan memecahkan masalah (criticalthinking and problem solving skills), dapat berpikir secara kritis, lateral, dan111

212sistematik, terutama dalam konteks memecahkan sebuah permasalahan (Kono dkk,2016).Pendidikan abad 21 sudah menerapkan perubahan orientasi dalam sistempembelajaran yaitu dengan menguasai berbagai macam perpaduan antara isi daripengetahuan, keterampilan, serta keahlian dan kemahiran. Pendidikan di Abad 21juga telah menerapkan agar peserta didik memiliki kecakapan dalam berpikir,kecakapan dalam bertindak, dan kecakapan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.Partnership for 21st Century Skills menjelakan tentang salah satu kecakapan ataukeahlian yang harus dimiliki oleh peserta didik pada abad 21 yaitu kecakapan ataukeahlian dalam berpikir tingkat tinggi (Higher order thinking skill) (Yanuarta dkk,2016).High Order Thingking Skills (HOTS) adalah kemampuan yang dapatmenghubungkan, memanipulasi, serta mengubah pengetahuan maupun pengalamanyang sudah dimiliki baik secara kritis dan kreatif dalam menentukan sebuahkeputusan untuk menyelesaikan permasalahan pada situasi yang baru (Dinni, 2018).Hal ini juga disampaikan oleh Arifin (2016) Higher Order Thinking (HOTS) terdiridari kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir kreatif. Kemampuanberpikir kritis dan kemampuan berpikir kreatif merupakan suatu kemampuan yangsangat penting untuk dimiliki oleh peserta didik dalam memecahkan permasalahanpermasalahan yang dihadapi di dunia yang senantiasa berubah seiring berjalannyawaktu (Istianah, 2013). Namun Beberapa tahun ini, Indonesia telah mulaimencanangkan untuk menerapkan kurikulum dengan tujuan utamanya ialah untukmenuntut peserta didik mulai terbiasa untuk berpikir kritis disemua mata pelajaran12

313yang di pelajari di sekolah, kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu bagiandari keterampilan berpikir tingkat tinggi yang penting diajarkan kepada peserta didikselain dari keterampilan berpikir kreatif (Surya dan Zuhur: 2017).Kemampuan berpikir kritis merupakan suatu kemampuan dalam menganalisisdan mengevaluasi informasi yang ada dalam menentukan informasi yang dapatdipercaya sehingga bisa digunakan dalam menarik kesimpulan secara valid (Fithriyahdkk, 2016). Kemampuan Berpikir kritis menurut Facione (2013), meliputi enamkecakapan antara lain: 1) interpretasi (Interpretation); 2) analisis (Analysis); 3)evaluasi (Evaluation); 4) inferensi (Inference); 5) penjelasan (Explanation); dan 6)pengaturan diri (Self Regulation).Pentingnya kemampuan berpikir kritis di Indonesia yaitu: 1) kemampuanberpikir kritis merupakan modal dasar atau modal intelektual (pengetahuan) yangsangat penting bagi setiap orang 2) kemampuan berpikir kritis merupakan suatubagian yang fundamental dari kematangan manusia 3) kemampuan berpikir kritisialah keterampilan yang mesti diajarkan kepada peserta didik melalui berbagaimacam ilmu pengetahuan alam atau disiplin ilmu yang lain guna mempersiapkanpeserta didik agar dapat berhasil dalam kehidupan (Utami, 2017).Kemampuan berpikir kritis telah diterapkan dalam kurikulum 2013 (K13).Penerapan kurikulum 2013 (K13) bertujuan mempersiapkan peserta didik diIndonesia supaya mempunyai kemampuan hidup sebagai peserta didik dan warganegara yang memiliki sikap beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif sertadapat berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara serta didalam peradaban dunia. Kecakapan hidup yang dibekalkan itu diyakini dapat13

414digunakan untuk menghadapi tantangan hidup secara cerdas, mandiri, rasional, kreatifdan kritis (Windarti, 2013).Selain itu, pentingnya dari berpikir kritis bagi peserta didik adalah untukmeningkatkan kemampuan kognitif peserta didik pada level yang jauh lebih tinggi,terutama dalam hal yang berkaitan dengan kemampuan dalam menerima menggunakanberbagaipengetahuan yang dimiliki serta membuat keputusan dalam situasi yang kompleks.Hasil penelitian yang dilakukan oleh Laila dkk (2015) di SMA KabupatenMaluku Tengah juga menyatakan bahwa rendahnya kemampuan berpikir kritis akanberimplikasi pada proses dan hasil belajar biologi. Hal ini dikarenakan di sekolahyang ada di Kabupaten tersebut didapatkan hasil bahwa pendidikterlalu cepatmenyampaikan seluruh materi pembelajaran, sehingga tidak memperhatikankemampuan pemahaman dan kemampuan berpikir kritis peserta didik tersebut.Penelitian yang dilakukan oleh Falahudin dkk (2016) di SMP Negeri 2Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin yang menyebutkan bahwa tingkat kemampuanberpikir kritis peserta didik yang ada di sekolah tersebut masih rendah, hal inidikarenakan peserta didik tidak dilatih menganalisis permasalahan dan informasiyang ada sehingga dampaknya sedikit sekali kreativitas yang dapat dibangun olehpeserta didik disekolah tersebut.Penelitian yang dilakukan oleh Karmana (2013) di SMA Negeri 8 Mataramyang menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis pesertadidik masih sangat rendah, hal ini diperoleh dari informasi secara kualitatif tentangkemampuan berpikir kritis, kemampuan metakognisi, dan hasil belajar peserta didik14

515yang relatif masih rendah. Selain itu, sebelumnya juga tidak pernah dilakukanpenelitian untuk mengukur kemampuan berpikir kritis di sekolah tersebut.Hasil wawancara yang berupa lembar wawancara yang diberikan kepadapendidik, diketahui bahwa pendidik ternyata tidak pernah memberikan soal yangberhubungan dengan kemampuan berpikir kritis kepada peserta didik. Selain itumenurut hasil wawancara yang berupa lembar wawancara yang diberikan kepadapeserta didik juga diketahui bahwa hampir rata-rata peserta didik mengalamikesulitan dalam belajar Biologi yaitu pada materi tentang virus, padahal materitentang virus tersebut, merupakan salah satu materi yang membahas mengenaipermasalahan yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, namun padakenyataanya dalam mempelajari materi virus tersebut nilai ulangan harian yangdidapatkan peserta didik relatif lebih rendah, dan ketika melihat kondisi tersebut,maka diperlukanlah suatu pemikiran yang kritis dalam menyelesaikan suatupermasalahan mengenai materi tentang virus tersebut sehingga dapat memperbaikinilai kognitif peserta didik agar dapat berpengaruh terhadap kualitas pembelajaranyang lebih baik. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti sangat tertarik untukmelakukan penelitian yang berjudul “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis PesertaDidik SMA Kelas X IPA Di Kecamatan Talang Ubi Pada Materi Virus”.B. Rumusan masalah:Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:“Bagaimanakah kemampuanBerpikir Kritis peserta didik kelas X IPA di Kecamatan Talang Ubi pada materi VirusPada Tahun Ajaran 2018/2019 ?”15

616C. Tujuan Penelitian:Tujuan penelitian ini untuk: “Mengetahui kemampuan Berpikir Kritis pesertadidik kelas X IPA di Kecamatan Talang Ubi pada materi Virus”.D. Manfaat Penelitian:Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap beberapa pihak,antara lain:1. Bagi Peserta didik.a. Peserta didik mampu menganalisis pemikiran dirinya sendiri dan dipastikanbahwa dia telah menemukan pilihan serta dapat menarik kesimpulan denganbaik.b. Membantu peserta didik memahami bagaimana dia memandang dirinyasendiri, bagaimana dia memandang dunia, dan bagaimana dia ketikaberhubungan dengan orang lain serta membantu meneliti perilaku dirisendiri, dan menilai diri sendiri.c. Sebagai bahan latihan bagi peserta didik apabila diberikan soal yangberhubungan dengan kemampuan berpikir kritis maka peserta didik sudahmampu mengerjakannya dengan baik.2. Bagi Guru atau Pendidik.a. Untuk mengetahui Kemampuan Berpikir Kritis peserta didik kelas X IPAyang terdapat di masing-masing sekolah yang ada di Kecamatan Talang Ubi.b. Untuk membantu pendidik dalam mengetahui peserta didik yang menguasaimateri pelajaran atau tidak, maupun mengetahui peserta didik yang memiliki16

717kemampuan berpikir kritis yang tinggi atau rendah. Sehingga menjadi bahanacuan bagi pendidik bahwa tidak semua peserta didik memiliki kemampuanyang sama. Untuk itu, sebaiknya tidak mensamaratakan dalam prosespembelajaran.3. Bagi Sekolah.a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi kepala sekolah, untuk dapatmembuat kebijakan-kebijakan yang tepat guna meningkatkan mutupendidikan di sekolah.b. Memberikan sumbangan pemikiran bagi kepala sekolah untuk dapatmemperbaiki proses pembelajaran agar dapat menghasilkan peserta didikyang memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi ataupun berpikir kritis.4. Bagi Peneliti.Untuk mengetahui tingkat kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik KelasX IPA Di Kecamatan Talang Ubi Pada Materi Virus.E. Ruang Lingkup Dan Keterbatasan Penelitian.Agar penelitian ini dapat berjalan dengan baik dan terarah serta mudahdipahami maka perlu dibatasi permasalahan sebagai berikut:1. Penelitian ini hanya dibatasi pada materi tentang Virus.2. Penelitian ini hanya dibatasi pada kelas X IPA SMA di Kecamatan Talang Ubiyaitu: SMA Negeri 1 Talang Ubi, SMA N 2 Unggulan Talang Ubi dan SMAYKPP Pendopo yang telah memiliki Akreditasi A (Amat Baik) dan telahmenerapkan Kurikulum 2013.17

8183. Penelitian ini mencakup soal Essay yang menggunakan indikator Berpikir KritisMenurut Facione pada tahun 2013 yang terdiri dari 6 indikator yaitu: Interpretasi,Analisis, Evaluasi, Inferensi, Penjelasan dan Pengaturan Diri.18

19DAFTAR PUSTAKAAdinda, A. (2016). Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Matematika. JurnalLogaritma, 4 (1), 125-138.Ahmadi, Y. (2016). Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa padaMateri Segitiga. Skripsi. Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan. UniversitasIslam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. Jakarta.Aini, Y., & Syarifudin. (2016). Pengaruh Status S

kemampuan berpikir kritis, kemampuan metakognisi, dan hasil belajar peserta didik 4 . 15 15 yang relatif masih rendah. Selain itu, sebelumnya juga tidak pernah dilakukan penelitian untuk mengukur kemampuan berpikir kritis di sekolah tersebut. Hasil wawanca

Related Documents:

PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP PADA MATERI GEOMETRI MELALUI PEMBELAJARAN . Indikator Keterampilan Berpikir Kritis . 18 TABEL 2.2. : Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis dan Profil Kemampuan . 20 TABEL 2.3 : Kisi-kisi dan Butir Tes Berpikir Kritis Matematis SMP.

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palembang. Pembimbing 1) Drs. Nizkon, M.Si. 2) Sapta Handaiyani, S.Pd., M.Si. Kata Kunci: Kemampuan, Berpikir Kritis, Siswa MTS Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu skill kemampuan yang dituntut pada abad 21. Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu kecakapan hidup

Kisi-kisi Tes Uji Coba Keterampilan Berpikir Kritis Teori Berpikir Kritis Ennis Berpikir kritis itu adalah sebuah proses berpikir yang kompleks yang melibatkan banyak hal. Proses dasar berpikir kritis adalah menemukan hubungan, menghubungkan sebab akibat, mentransformasi,

Kemampuan berpikir kritis siswa mengacu pada 4 kategori yaitu: interpretasi, analisis, evaluasi dan inferensi. Hasil penelitian yang menjadi subjek wawancara yaitu subjek penelitian dari masing-masing tingkatan, Tinggi (KT) mampu . kritis siswa agar menjadi dasar peningkatan kemampuan siswa terkhusus pada cara berpikir kritis siswa. Maka .

berpikir kreatif tingkat 4 (sangat kreatif). Siswa dengan kemampuan matematika sedang cenderung memiliki kemampuan berpikir kreatif tingkat 4 (sangat kreatif), sedangkan siswa dengan kemampuan matematika rendah tidak dapat memenuhi ketiga indikator berpikir kreatif. Kata Kunci: Berpikir Kreatif, Menyelesaikan Soa Open Ended, Keliling dan Luas

Rofi’uddin. 2000. Model pendidikan Berpikir Kritis-Kreatif untuk Siswa Sekolah Dasar. Informasi Pendidikan Nasional, (Online), (www.infodiknas.com) diakses 15 Januari 2018. Setyawan , D. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Oidde Pada Matakuliah Zoologi Vertebrata Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan

Kreatif), sedangkan satu subjek lain hanya dapat memenuhi dua aspek berpikir kreatif yaitu kelancaran dan keluwesan sehingga kemampuan berpikir kreatifnya masuk pada tingkat ke-3 (Kreatif). Hal ini menunjukkan adanya perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa yang berada pada jenjang pendidikan dan kemampuan akademik yang sama.

Aliens' Behaviour Connectives Game This game was originally developed in 2006 for Year 5/6 at Dunkirk Primary School in Nottingham. It has also been used at KS3. We have chosen this topic because we hope it will encourage children to produce their own alien names (a useful use of phonically regular nonsense words!), portraits and sentences .