Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Penolakan Orang Tua Terhadap .

1y ago
6 Views
2 Downloads
542.44 KB
12 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Lilly Kaiser
Transcription

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENOLAKAN ORANG TUATERHADAP VAKSIN MEASLES RUBELLA DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS LEMPAKE KECAMATAN SAMARINDA UTARAAnissa Fitri1), Sutrisno2), Nilam Noorma2)1Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Keperawatan, Poltekkes Kaltim2 Dosen Jurusan Keperawatan, Poltekkes KaltimPendahuluan: Sejak tahun 2000, komplikasi penyakit Measles dan Rubella menyebabkankematian 562.000 anak di seluruh dunia. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas diwilayah kerja Puskesmas Lempake, cakupan vaksin Measles dan Rubella pada bulan September2018 hanya mencapai 30%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yangberhubungan dengan penolakan orang tua terhadap vaksin Measles dan Rubella di WilayahPuskesmas LempakeMetode: Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional dan metode ConsecutiveSampling. Sampel sebanyak 44 orang menggunakan teori Rule of Thumb. Instrumen yangdigunakan berupa kuesioner yang telah dilakukan uji validitas, kemudian data dianalisis secaraunivariat dan bivariat dengan uji Chi Square. Hasil bivariat kemudian di uji kandidat untukmemilih kandidat uji multivariat.Hasil: Didapatkan nilai dari variabel religius p 0,000. Hasil p value 0,05 maka dapat disimpulkan secara statistik ada hubungan faktor religius dengan penolakan vaksin MR. Variabelpengetahuan 0,526, variabel tradisi 0,104, dan variabel KIPI 1,000. Hasil p value 0,05 makadapat di simpulkan secara statistik tidak ada hubungan faktor pengetahuan, tradisi, dan KIPIdengan penolakan vaksin MR.Kesimpulan: Ada hubungan faktor religius dengan penolakan orang tua terhadap vaksin MR.Saran: Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan menyertakanvariabel lain yang belum diteliti yang berhubungan dengan penolakan vaksin MR sepertidukungan keluarga, sikap, dan substansi hukum.Kata Kunci: Vaksin Measles Rubella, Penolakan Orang Tua, Religius, Tradisi, Pengetahuan,KIPI

FACTORS RELATED THE REJECTION PARENTS TO VACCINE MEASLESRUBELLA IN THE LEMPAKE HEALTH CENTER WORKING AREASUB-DISTRICT NORTH SAMARINDAAnissa Firi1), Sutrisno2), Nilam Noorma2)1Applied Nursing Student, Health Polytechnics East Borneo2Lecture, Health Polytechnics East BorneoBackground: Since 2000, complications of Measles and Rubella have caused the deaths of562,000 children worldwide. Based on the results of interviews with officers in the LempakeHealth Center work area, Measles and Rubella vaccine in September 2018 only reached 30%.The purpose of this study was to determine the factors associated with parental rejection of theMeasles and Rubella vaccine in the Lempake Health Center AreaMethod: Type of quantitative research with Cross Sectional approach and ConsecutiveSampling method. A sample of 44 people used the Rule of Thumb theory. The instrument usedin the form of a questionnaire that has been tested for validity, then the data is analyzed byunivariate and bivariate by Chi Square test. Bivariate results were then tested for candidates tochoose multivariate test candidateResult: Obtained values from religious variables p 0,000. The results of p value 0.05 can beconcluded statistically there is a relationship between religious factors and rejection of the MRvaccine. Knowledge variable is 0.526, traditional variable is 0.104, and KIPI variable is 1,000.The results of p value 0.05 can be concluded statistically that there is no correlation betweenknowledge, tradition, and KIPI factors with the rejection of the MR vaccineConclusion: There was a relationship between religious factors and parental rejection of the MRvaccineSuggestion: For further research, it is expected to conduct research by including other variablesthat have not been studied that relate to rejection of MR vaccines such as family support,attitudes, and legal substance.Keywords: Measles Rubella Vaccine, Parental Rejection, Religious, Tradition, Knowledge,KIPI

PENDAHULUANkasus campak 2015-2017 menunjukkanCampak menjadi salah satu penyakit yangbahwa terdapatmendapat perhatian serius pada tahun 2000,Kalimantantercatat bahwa komplikasi penyakit campakpeningkatan, pada tahun 2017 sebanyak 148menyebabkan kematian sebanyak 562.000orang dinyatakan positif Rubella dan sejakanak di seluruh dunia. Data surveilansJanuari hingga Agustus 2018 ditemukan 7selama lima tahun terakhir menunjukkankasus Rubella di Kalimantan Timur (Ditjen70% kasus Rubela terjadi pada kelompokP2P, Kemenkes RI, 2018).usia kurang dari 15 tahun (IDAI, 2018).18 Provinsi,TimuryangtermasukmengalamiCakupan imunisasi Measles dan Rubella di(GVAP)Indonesia mengalami penurunan hinggamenargetkan eliminasi campak pada tahun89,8% di tahun 2017 sedangkan target2020 dengan cara meningkatkan kekebalanpencapaian adalah lebih dari 95%. Tercatatmasyarakatvaksincakupan imunisasi Measles dan Rubella dicampak dan rubella dengan cakupan yangKalimantan Timur hanya mencapai 51,03%tinggi. Semua negara harus menerapkansedangkan di Provinsi Kutai Barat mencapaiprogram pemberian vaksin rubella termasuk98.45%. Kota Samarinda termasuk cakupannegara yang sudah memasukkan campak kerendah dengan jumlah 37.23% dari 225.000dalam imunisasi dasar (WHO, 2011).masyarakat usia kurang dari 15 n P2P, Kemenkes RI, 2018). DiSejak tahun 2000 hingga 2012, Negara-Samarinda dilaporkan 2 orang anak giprogramtelahimunisasisehingga kematian akibat campak dandari 15tahun positifRubelasepanjang 2018. (Dinkes, Kota Samarinda,2018)rubella mengalami penurunan sebanyak78%. Indonesia merupakan salah satu negaraBerdasarkan hasil studi pendahuluan yangdengan kasus campak terbesar di duniadilakukanpeneliti(Kementerian Kesehatan RI, esember 2018, tercatat cakupan imunisasiDalamrentangwaktu2010-2015,diperkirakan terdapat 23.164 kasus campakdan 30.463 kasus Rubella. Data distribusiMeasles dan Rubella pada bulan September2018 hanya mencapai 30%.

BAHAN DAN METODE PENELITIANTabel 1Karakteristik Responden berdasarkanLokasi PenelitianPenelitiandilakukanPuskesmasLempakeUsia Ayah, Usia Ibu, Pendidikan Ayah,dikerjaPendidikan Ibu, dan Jumlah anak diWaktuWilayah Kerja Puskesmas LempakewilayahSamrinda.Tahun 2019penelitian dilaksanakan pada bulan maret2019.Rancangan PenelitianJenis penelitian kuantitatif dengan studianalitik dan desain cross sectional.Populasi Dan SampelPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruhorang tua yang memiliki anak usia 5 tahundi Wilayah Kerja Puskesmas LempakeKecamatan Samarinda Utara tahun 2019.Dengan sampel menggunakan teori rule ofthumb sebanyak 44 sampel.Metode Pengambilan DataDilakukiandengancaraVariabelUsia Ayah26-3536-45Usia PendidikanIbuSDSLTPSLTAPerguruanTinggiJumlah anak 2 37,557,52,5241660,040,0Berdasarkan tabel 1, data karakteristikmenyebarkanresponden yang diperoleh menunjukkankuesioner vaksin MR yang sudah diujibahwa :validitas dan reabilitas sebelumnya.a. HampirberusiaHASIL PENELITIANAnalisis UnivariatKarakteristik Respondena. Usia Ayah, Usia Ibu, Pendidikan Ayah,Pendidikan Ibu, dan Jumlah anakseluruh responden ayah26-35tahun(77,5%),dansebagian kecil responden ayah berusia36-45 tahun (22,5%).b. Hampirseluruhrespondenibuberusia 26-35 tahun (90%), dan sebagiankecil responden ibu berusia 36-45 tahun(10%).

c. giPerguruan Tinggi) (57,5%), dan hampirsetengahnyaberpendidikanterakhirrendah (SD dan SLTP) (42,5%).d. nPerguruan Tinggi) (60%), dan hampirsetengahnyaberpendidikanterakhirrendah (SD dan SLTP) (40%).Berdasarkan tabel 2, data distribusifrekuensi yang diperoleh menunjukkanbahwa :a. Sebagian besar responden memilikitingkat pengetahuan yang kurang baik(55%),dan hampirsetengahnyamemiliki tingkat pengetahuan yang baik(45%).b. Sebagian besar responden memilikitradisi keluarga vaksin (57,5%), danhampir setengahnya memiliki tradisikeluarga tidak vaksin (42,5%).e. Sebagian besar responden memilikianak kurang dari dua (57,5%), danhampir setengahnya memiliki anak lebihdari dua (42,5%)c. Sebagian besar responden meyakinivaksin MR haram (75%), dan sebagiankecil meyakini vaksin MR tidak haram(25%)d. Sebagian besar responden tidakmemiliki pengalaman KIPI (72,5%), danhampirsetengahnyamemilikipengalaman KIPI (27,5%)Distribusi Variabela. Distribusi Responden berdasarkantingkat Pengetahuan, Tradisi, KIPIdan ReligiusTabel 2Distribusi Variabel Independen diPuskesmas Lempake Kecamatan SamarindaUtara tahun 2019VariabelPengetahuanBaikKurang BaikTradisiKebiasaan VaksinKebiasaan Tidak VaksinReligiusKeyakinan HaramKeyakinan Tidak HaramKIPIPernah mengalamiTidak Pernah 172,527,5b. Distribusi Responden berdasarkanvariable dependenTabel 3Distribusi Variabel Dependen diPuskesmas Lempake KecamatanSamarinda UtaraVariabelStatus Imunisasi MRMenolakMenerimaN%162440,060,0Sebagian besar responden menerimavaksin MR (60%), dan hampir setengahnyamenolak vaksin MR (40%)

Analisa Bivariatsebesar 0,000 (p 0,05). dan OR a. Hubungan Variabel Independen0,375.dengan Variabel Dependend.Status Vaksin MRDeterminanReligiusKeyakinan HaramKeyakinanTidakHaramTradisiKebiasaan idakPernahMengalami KIPIPengetahuanKurang BaikBaikMenolakn(%)Meneriman(%)61024020100800Tidak terdapat hubungan signifikandengan penolakan orang tuaTotal faktor KIPIPORterhaVdaalpue vaks(i9n5%MCRI) dengan nilai pN%sebesar 1,000 (p 0,05) dan OR 1,23530 P1E0,3750M0,0BAH0,A00S0AN10 3,5111347,876,5100,00,1043,54523 antara religius dengan penolakan orang tua17 3,3121254,566,7terhadap vaksin MR nilai p sebesar 0,000 (p100,01,235(0,295) : 0,199-0,706) 0,05) OR 0,375 (-C5,I19851%29 100,0proporsi221,000respondenyangmemiliki100,0 0,5261,6676,a05v6a) ksin MR haramke10y0a,k0inan religiu(s0,b45a9h-w18Berdasarkan hasil analisis bivariat ujichi-squaredenganFisherTestExactmenunjukkan bahwa:a.responden yang memiliki keyakinan religiusfaktor pengetahuan dengan penolakanbahwa vaksin MR tidak haram. Religiusnilai p sebesar 0,526 (p 0,05) danmemiliki hubungan paling dominan denganOR 1,667.penolakan orang tua terhadap vaksin MR.Tidak terdapat hubungan signifikanHal tersebut didukung oleh data hasilfaktor tradisi dengan penolakan orangtua terhadap vaksin MR dengan nilai pc.kecil untuk menerima vaksin MR dibandingTidak terdapat hubungan signifikanorang tua terhadap vaksin MR denganb.memiliki kecenderungan 1,04 kali lebihpenelitian yang telah dilakukan uji regresisebesar 0,104 (p 0,05) dan OR logistik3,545.memiliki nilai p sebesar 0,000 (p 0,25)Terdapat hubungan signifikan faktorreligius dengan penolakan orang tuaterhadap vaksin MR dengan nilai psederhana,variabel(OR 0,374 (CI95%: 0,199-0,706)religius

Hasil penelitian tersebut didukungManfaatvaksinmanfaatoleh Sulistiyan et.al, (2017) menyebutkanpenyakit kelainan bawaan seperti gangguanbahwa faktor-faktor penolakan imunisasipendengaran,salah satunya adalah religius. Menurutkelainan jantung, dan retardasi mental yangsubjek penelitian vaksin yang digunakandisebabkan oleh infeksi Rubella saat masaharam karena mengandung babi. Informasikehamilan.yang didapatkan subjek penelitian tentangdiimunisasi akan menyebaban kematian,imunisasi merupakan isu yang disebarkanpenyakit berat, atau kecacatan permanenpuluhan tahun lalu oleh orang-orang yangyangbukan ahli vaksin.pertimbangan para ahli yang kompeten dantelah menjelaskan dalam Fatwa MUI ) sebagai bentuk penglihatan,yangtidakberdasarkandipercaya, maka hukumnya adalah wajib(Depkes RI, 2009)bahwadibolehkanmelindungimemilikioleh hasil penelitian yang telah dilakukanMajelis Ulama Indonesia (MUI)untukMRVaksinyangdigunakantelahmendapat rekomendasi dari badan kesehatanuntukdunia (WHO) dan izin edar dari Badanmewujudkan kekebalan tubuh (imunitas)POM. Vaksin MR 95% efektif untukdan mencegah terjadinya suatu penyakitmencegah penyakit campak dan Rubella.tertentu. Enzim tripsin dari pankreas babiVaksin ini terbukti aman dan digunakan didibutuhkan dalam proses pembuatan vaksinlebih dari 141 negara didunia. Beberapauntuk menumbuhkan bibit beberapa vaksin.responden yang memiliki keyakinan religiusHingga saat ini belum ditemukan penggantiharambahan pembuatan tripsin tersebut.dikarenakan faktor pengetahuan yang baiktetapmenerimavaksinMR

serta tradisi keluarga dengan kebiasaanhubungan signifikan antara pengetahuanvaksin.denganpenolakanorangtua terhadapTidak terdapat hubungan signifikanvaksin. Penyebab seseorang berperilakuantara pengetahuan dengan penolakan orangtertentu salah satunya yaitu pengetahuan,tua terhadap vaksin MR. Nilai dengan pseorang ibu akan mengimunisasi anaknyasebesar 0,526 (p 0,05) dan OR 1,667setelah melihat anak tetangganya karena(CI95%: 0,459-6,056). Proporsi respondenpenyakitdengan nilai pengetahuan yang kurang baikanakmemiliki kecenderungan 0,6 kali lebih kecilmendapatkan imunisasi polio. Apabila suatuuntuk menerima vaksin MR dibandingprogramdenganmemilikiimunisasi ingin dilaksanakan secara seriuspengetahuan yang baik dan tidak adadalam menjawab perubahan pola penyakithubungan bermakna secara statistik. Dilihatmaka perbaikan dalam evaluasi perilakudari data distribusi frekuensi respondenkesehatanberdasarkanpengetahuan sangat tahuan,sebagianbesarresponden memiliki nilai pengetahuan baikberjumlah 18 orang (45,0%), dan hampirsetengahnya memiliki pengetahuan burukberjumlah 22 orang (55,0%).Hasil penelitian yang dilakukan olehRahmawati dan Umbul (2012), denganmetode wawancara menunjukkan adanyapoliosehingga yarakatdankarenasepertipeningkatanHasil penelitian yang berbeda antarapenelitiansekarangdenganpenelitiansebelumnya menunjukkan bahwa pandanganorang tua di Wilayah Kerja dabaikUtarameskipunkurangnya pengetahuan. Alasan respondenmenolak vaksin tidak selalu karena kurang

baiknya pengetahuan melainkan karenapada responden yang memiliki bayi ataufaktor lain seperti religius. Seperti kita tahubalita dengan status imunisasi lengkapbahwa di Indonesia sempat beredar kabarmenyatakanbahwa vaksin MR mengandung enzim babiterbiasa memberikan imunisasi pada bayisehingga haram digunakanaik dari segiatau balita mereka, sedangkan respondenmanfaat.yang memiliki bayi atau balita dengan statusTidak terdapat hubungan signifikanantara tradisi keluarga dengan penolakanorang tua terhadap vaksin MR dengan nilaip sebesar 0,104 (p 0,05) 104 (p 0,05) danbahwadikeluargamerekaimunisasi tidak lengkap menyatakan bahwadikeluargamerekaterbiasatidakmemberikan imunisasi pada bayi atau balitamereka.OR 3,545 (CI95%: 0,885-14,199). ProporsiPerbedaan dengan penelitian padaresponden dengan tradisi keluarga terbiasasaat ini turut dipengaruhi oleh faktor lainnyavaksin memiliki kecenderungan 0,0003 kaliseperti religius dan pengetahuan. Beberapalebih kecilvaksin dibandingresponden yang memiliki tradisi keluargaresponden dengan keluarga tidak terbiasamelakukan vaksin justru memilih menolakvaksin dan secara statistik tidak bermakna.vaksin MR karena keyakinan religius bahwaBerbeda dengan hasil penelitian analisisvaksin MR haram dan beberapa karenayang dilakukan oleh Rahmawati dan Umbulpengetahuan yang kurang baikmenolak(2012) yang menunjukkan terdapat adanyapengaruhantaratradisiterhadapkelengkapan status imunisasi pada bayi ataubalita. Hal ini dapat terjadi karena pada hasilpenelitian terlihat adanya kecenderunganTidak terdapat hubungan signifikanantara KIPI dengan penolakan orang tuaterhadap vaksin MR dengan nilai p sebesar1,000 (p 0,05) dan OR 1,235 (CI95%:0,295-5,181). Proporsi responden yang tidak

pernahmengalamiKIPImemilikikecenderungan 0,8 kali lebih kecil untuksebagian lagi mereka takut anaknya menjadirewel, dan dapat pula menyebabkan kejang.menolak imunisasi MR dibanding denganrespondenyangmemilikipengalamandengan KIPI dan secara statistik tidakbermakna. Berdasarkan penelitian yangdilakukan oleh Rahmawati dan gianbahwaKIPIterdapatberdasarkanbesaryang memiliki bayi atau balitarespondenSebagian masyarakat yang berada diwilayah daerah tersebut berkeyakinan bahwaimunisasi hanya akan menyebabkan anakmereka sakit, sehingga anak yang menurutmereka sehat tidak perlu diberikan imunisasikarena pemberian imunisasi hanya akanmenyebabkan mereka menjadi sakit danmenyusahkan orang tua mereka.denganBerbeda dengan penelitian saat ini,status imunisasi tidak lengkap mempercayaibahwa imunisasi membawa dampak burukterhadap bayi atau balita mereka, sepertipanas, kejang, dan rewel. Berdasarkan hasilwawancaradenganrespondenyangmemiliki anak dengan status imunisasi tidaklengkap, sebagian besar meyakini bahwaimunisasi membawa dampak buruk terhadapanakmereka,seperti terjadinya panassetelah diberikanimunisasi,menurutmereka semua imnisasi akan membawasamping panas terhadap anak mereka,beberaparespondenyangmemilikipengalaman dengan KIPI tetap menerimavaksin MR, hal ini dipengaruhi faktor lainseperti tradisi keluarga dan pengetahuan.Tradisi keluarga besar yang melakukanvaksin rutin serta pengetahuan yang baikbahwa Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi(KIPI) adalah hal yang lumrah terjadiselamaorangtuamengetahuicarapenanganannya. Namun beberapa respondenpun ada yang tidak pernah memiliki

pengalaman KIPI tetapi menolak vaksin MRkarena faktor religius dan pengetahuan.KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan dari penelitianiniadalahterdapat hubungan signifikan antara faktorreligiusdenganpenolakanorangtuaterhadap vaksin MR dan tidak terdapathubungan signifikan antara faktor tradisi,KIPI, dan pengetahuan dengan penolakanorang tua terhadap vaksin MR.primary care provider. Journal of theAmericanAcademyofNursePractitioners, 23, 336–345.Fredrickson, et al. (2004). ChildhoodImmunization Refusal Provider andParentPerceptions.ClinicalResearch and MethodsIDAI. (2017). Imunisasi Campak - nik/imunisasi/imunisasi-campak-rubella-mr.Jolley, Daniel. (2014). The Effect of AntiVaccine Conspiracy Theories onVaccination Intentions. PLOS.Kementrian Kesehatan RI. (2017). PetunjukTeknis Kampanye Imunisasi MeaslesRubella (MR)DAFTAR PUSTAKAArikunto, (2010). Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka CiptaDharma, K. K. (2017). MetodologiPenelitian Keperawatan: PanduanMelaksanakan dan Menerapkan HasilPenelitian. Jakarta: Trans Info Media.DEPKES RI, (2009). Kategori /umur/kategori-umur-dewasa.Dr. Nata Siswanto, (2017). Buku PejamasPuskesmas Lempake. SamarindaFernbach, Alison. (2011). Parental rightsand decision making regardingvaccinations:Ethical dilemmas for theMajelis Ulama Indonesia. (2016). FatwaMUI No.4 Tahun 2016 tentangImunisasi. Komisi Fatwa MajelisUlama Indonesia.Merlinta. (2018). Hubungan Pengetahuantentang Vaksin Measles Rubela (Mr)dan Pendidikan Ibu terhadap MinatKeikutsertaan Vaksinasi MR diPuskesmas Kartasura. Jurnal IlmiahKesehatan Universitas 354/Notoatmodjo. (2015). Metodologi PenelitianKesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.Prabandari, Gayuh. dkk. (2018) BeberapaFaktor Yang Berhubungan DenganPenerimaan Ibu Terhadap ImunisasiMeasles Rubella pada Anak SD di

Desa Gumpang. Jurnal KesehatanMasyarakat, 6(04). Retrieved amasari, Ika. (2015). Dilema EtikPenolakan Imunisasi antara HakOrang Tua dan Tanggung JawabPemberi Pelayanan Kesehatan. JurnalManajemen Keperawatan, 3(01), x.php/JMK/article/view/4018Sastroasmoro, S. 2008. Dasar-dasarMetodologi Penelitian Klinis. Jakarta:Binarupa Aksara.Sulistiyani, Pratiwi. dkk. (2017). GambaranPenolakanMasyarakatterhadapImunisasi Dasar Lengkap Bagi BalitadiKelurahanSendangmulyo,Kecamatan Tembalang. p/jkmWorld Health Organization (WHO). (2017).Measles and RubellaWorld Health Organization (WHO). (2011).Global Vaccine Action Plan (GVAP)Yulviana, Rina. (2018). Faktor-Faktor yangBerhubungan denganKetidaklengkapan Imunisasi Dasarpada Bayi. Jurnal PenelitianKesehatan Suara Forikes, 9(01).Retrieved from http://forikesjournal.com/index.php/SF

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENOLAKAN ORANG TUA TERHADAP VAKSIN MEASLES RUBELLA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LEMPAKE KECAMATAN SAMARINDA UTARA Anissa Fitri1), Sutrisno2), Nilam Noorma2) . untuk menumbuhkan bibit beberapa vaksin. Hingga saat ini belum ditemukan pengganti bahan pembuatan tripsin tersebut. Manfaat vaksin MR memiliki

Related Documents:

lintas diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu faktor pengendara, faktor kendaraan, faktor lingkungan dan faktor jalanan yaitu sarana dan prasarana.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Safety Riding Remaja di SMAN 7 Kota Bengkulu.

penurunan pada tahun 2019. Hal yang mendasari ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat. Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan antenatal care (ANC) pada ibu hamil selama masa pandemi COVID-19 di Kota Makassar.

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 DI KLINIK UTAMA VIDYAN MEDIKA . Terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap pada bayi selama masa pandemi COVID-19 yaitu umur ibu, pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, .

SKRIPSI . Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) . dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pengetahuan merupakan faktor yang dominan dalam membentuk suatu . penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan WUS dalam memilih jenis kontrasepsi di Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK JAMBI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Skripsi Oleh : Marsis Mayanti 1903021419 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL INSYRIAH . Beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanan IMD seperti faktor

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN LOW BACK PAIN (LBP) PADA PEKERJA KONSTRUKSI PROYEK PEMBANGUNAN 6 RUAS TOL DALAM KOTA JAKARTA SEKSI 1A SKRIPSI ZEFANYA GERALDINE RUTHIN 1710713108 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA . Low Back Pain (LBP) dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor individu, lingkungan, dan juga .

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN TIDAK AMAN PADA PELAKU USAHA RPH UNGGAS RAWA KEPITING TAHUN 2019 SKRIPSI DIAN KOMALASARI 1510713027 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN" JAKARTA . Tindakan tidak aman disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor manajemen, desain peralatan, lingkungan fisik, pekerjaan, lingkungan .

Skripsi yang berjudul "Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker Payudara di RSUD Kota Yogyakarta Tahun 2016" adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Tia Arsittasari NIM : P07124213036 Tanggal : 05 Juli 2017 Yang menyatakan, ( Tia Arsittasari )