INTERAKSI SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR SANTRI PONDOK . - UIN Alauddin

1y ago
9 Views
2 Downloads
590.37 KB
77 Pages
Last View : 16d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Baylee Stein
Transcription

INTERAKSI SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR SANTRIPONDOK PESANTREN AL-AMANAH DESA PANNARAKECAMATAN BINAMU KABUPATEN JENEPONTOSkripsiDiajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih GelarSarjana Sosial (S.Sos) Jurusan/Prodi Sosiologi Agamapada Fakultas Ushuluddin dan FilsafatUIN Alauddin MakassarOleh:NURHANANIM.30400111022FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFATUIN ALAUDDIN MAKASSAR2016

KATA PENGANTARSegala puji bagi Allah Swt, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapatmenyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu persyaratan untuk dapat memperolehgelar sarjana pada Jurusan/Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin danFilsafat, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Shalawat dan salamsemoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad saw, parasahabat, keluarga serta pengikutnya hingga akhir zaman.Ucapan terimah kasih yang tak terhingga dan penghargaan yang setinggitingginya kepada Ayahanda H. Baso dan Ibunda Hj. Soho yang telahmembesarkan, mengasuh dan mendidik penulis sejak lahir sampai sekarangdengan tulus, penuh kasih sayang dan pengorbanan lahir dan batin, dan jugasaudara saudariku tercinta Asri, Raja Hindi dan Nurjanni yang telah memberikusemangat dan inspirasi. Seluruh keluarga besarku atas dukungannya baik berupamoril maupun materi dari awal hingga akhir pendidikan penulis. Kemudianucapan terima kasih kepada segenap pihak yang telah meluangkan waktu, pikiran,dan tenaganya hingga penulisan skripsi ini selesai.Ucapan terima kasih yang sama penulis sampaikan kepada:1. Bapak Prof. Dr. H. Musafir Pababari, M. Si, selaku Rektor UIN AlauddinMakassar, serta seluruh stafnya yang telah berusaha mengembangkan danmenjadikan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar menjadi kampusyang bernuansa Islami, berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur.v

vi2. Bapak Prof. Dr. H. Muh. Natsir Siola, M. A, selaku Dekan FakultasUshuluddin dan Filsafat beserta staf dan dosen-dosen Fakultas Ushuluddindan Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, atas segalabimbingan dan pelayanan yang diberikan selama empat tahun penulismenuntut ilmu pengetahuan.3. Ibu Wahyuni, S.Sos, M.Si dan Ibu Dewi Anggariani, S.Sos, M.Si selakuKetua Jurusan/Prodi dan Sekretaris Jurusan/Prodi Sosiologi Agama padaFakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri AlauddinMakassar.4. Ibu Dra. Hj. Andi Nirwana, M. HI dan Bapak Drs. Santri M. Si sebagaipembimbing I dan II yang telah membimbing dan mengarahkan penulisdalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.5. Para asisten, staf, beserta pegawai dan karyawan Fakultas Ushuluddin danFilsafat yang ikut memberi bantuan langsung maupun tidak langsung danKepala perpustakaan UIN Alauddin Makassar serta seluruh stafnya yangtelah berkenan meminjamkan buku-buku referensi kepada penulis selamamenyusun skripsi ini.6. Kepala Sekolah Pondok Pesantren Al-Amanah Desa Pannara KecamatanBinamu Kabupaten Jeneponto beserta seluruh stafnya yang telahmemberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.7. Sahabat-sahabatku, serta seluruh rekan-rekan seperjuanganku angkatan2011 Jurusan/Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

viiUIN Alauddin Makassar, serta saudara-saudariku di Asrama Ratatamayang telah banyak memberikan bantuan.Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangandan masih jauh dari kesempurnaan, olehnya itu penulis mengharapkan saran dankritik yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat sertamenambah wawasan ilmu pengetahuan kepada pembaca.Wassalam.Makassar, 05 September 2016PenulisNURHANANim : 30400111022

DAFTAR ISIJUDUL .iPERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .iiPENGESAHAN SKRIPSI .iiiKATA PENGANTAR.ivDAFTAR ISI.vDAFTAR TABEL .xiABSTARK .xiiBAB I PENDAHULUAN.1-8A.B.C.D.E.Latar Belakang Masalah.Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus .Rumusan Masalah .Kajian Pustaka.Tujuan dan Manfaat Penelitian .14568BAB II TINJAUAN TEORITIS .9-35A. Interaksi Sosial .B. Motivasi Belajar .C. Prestasi Belajar.92527BAB III METODE PENELITIAN . 36-40A.B.C.D.E.F.G.Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian .Pendekatan Penelitian .Sumber Data.Teknik Pengumpulan Data.Instrumen Penelitian.Informan.Teknik Analisis Data.36363737383839BAB IV HASIL PENELITIAN. 41-62A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Al-Amanah Desa Pannara KecamatanBinamu Kabupaten Jeneponto . 41B. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Santri Pondok Pesantren Al-Amanah DesaPannara Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto. 44C. Interaksi Sosial Terhadap Motivasi Belajar Pondok Pesantren Al-Amanah. .53D. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Interaksi Sosial Santri PondokPesantren Al-Amanah Desa Pannara Kecamatan Binamu KabupatenJeneponto . 55BAB V PENUTUP. 63-65x

xiA. Kesimpulan .B. Implikasi Penelitian .6365DAFTAR PUSTAKA .67DAFTAR INFORMAN.69LAMPIRAN-LAMPIRAN .70DAFTAR RIWAYAT HIDUP .73

DAFTAR TABELTabel 1: Jumlah Perangkat Pondok Pesantren al-Amanah 2015 43DAFTAR BAGANBagan 1: Struktur Administrasi Pondok Pesantren al-Amanah .44xii

ABSTRAKNamaNimJudul: NURHANA: 30400111022: Interaksi Sosial dan Motivasi Belajar Santri Pondok PesantrenAl-Amanah Desa Pannara Kec. Binamu Kab. JenepontoSkripsi ini berjudul “Interaksi Sosial dan Motivasi Belajar Santri PondokPesantren Al-Amanah Desa Pannara Kec. Binamu Kab. Jeneponto”. Adapun rumusanmasalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana bentuk interaksi sosial santriPondok Pesantren Al-Amanah di Desa Pannara Kecamatan Binamu KabupatenJeneponto, 2) Bagaimana interaksi sosial dan Motivasi belajar Santri PondokPesantren Al-Amanah di Desa Pannara Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto, 3)Apa Faktor-faktor pendukung dan penghambat interaksi sosial santri PondokPesantren Al-Amanah Desa Pannara Kecamatan Binamu Kab. Jeneponto.Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan pendekatan sosiologiAgama. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.Selanjutnya, metode pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi,dan dokumentasi. Kemudian, tehnik pengolahan dan analisis data dilakukan denganmelalui tiga tahapan, yaitu reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk interaksi sosial dalam PesantrenAl-Amanah terdiri dari asosiatif dan disosiatif, serta pengaruh interaksi sosialterhadap prestasi belajar siswa di Pesantren Al-Amanah yaitu dapat menciptakankepribadian yang baik dan pergaulan yang baik pula, adapun faktor pendukung santridiantaranya peran orang tua dan peran guru, serta faktor penghambat santri adalahperbedaan kelas sosial.Implikasi penelitian ini adalah : 1) Sebagai masyarakat pada umumnyahendaknya kita menjaga segala bentuk interaksi sosial yang positif baik dalammasyarakat luas maupun dalam kalangan pondok pesantren. 2) Sekiranya dalampenulisan ini masih ditemukan kejanggalan, maka sudah menjadi tugas penulisdengan lapang dada untuk menerima segala kritikan yang membangun.xiii

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahManusia adalah makhluk Tuhan yang tidak bisa hidup sendiri, merekamembutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan fisik maupunrohani serta kebutuhan lain untuk kelangsungan hidupnya. Individu memiliki potensiuntuk memenuhi kebutuhan tersebut, namun potensi yang ada pada setiap individusangat terbatas sehingga harus meminta bantuan kepada individu lain yang samasama hidup di lingkungan sekitarnya.1Interaksi tersebut terjadi apabila individu atau kelompok saling bertemukemudian melakukan kontak atau komunikasi. Bentuk interaksi tersebut tidak hanyabersifat asosiatif yang mengarah pada bentuk kerjasama, akomodasi untuk mencapaikestabilan dan asimilasi tetapi dapat berupa tindakan disosiatif yang lebih mengarahpada hal yang bersifat persaingan, perlawanan dan sejenisnya. 2Menurut Herbert Blumer, bahwa interaksi merujuk pada hubungan khususyang berlangsung antar manusia dengan cara menafsirkan setiap tindakan orang lain.Interaksi tersebut akan berlangsung selama pihak-pihak yang bersangkutan salingmendapatkan keuntungan dan mendapatkan tujuan tertentu atau adanya hubungan1Soeryono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: UI Pres, 1981), h. 192.Muhammad Basrowi & Soenyono, Memahami Sosiologi (Surabaya: Lutfansah Mediatama,2004), h. 172.21

2timbal balik dari kelangsungan proses tersebut. 3 Selain itu, kecenderungan manusiauntuk berhubungan menciptakan bentuk komunikasi melalui bahasa dan tindakan.Melalui interaksi manusia belajar memahami ciri-ciri yang ada dalam sebuahkelompok. Interaksi yang terjadi dapat terlaksana, baik secara individu maupunberkelompok. Interaksi sosial secara berkelompok biasanya berlangsung padainstitusi-institusi tertentu termasuk institusi pendidikan, seperti halnya pondokpesantren.Pondok pesantren merupakan dua istilah yang menunjukkan satu pengertian.Pesantren menurut pengertian dasarnya adalah tempat belajar para santri, sedangkanpondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana terbuat dari bambu. Selain itu,kata pondok berasal dari Bahasa Arab “funduuq” yang berarti asrama atau hotel. DiJawa termasuk Sunda dan Madura umumnya digunakan istilah pondok dan pesantren,sedang di Aceh dikenal dengan istilah dayah atau rangkang atau menuasa, sedangkandi Minangkabau disebut surau.4Pondok Al-Amanah merupakan Pondok Pesantren yang membina duainstutusi pendidikan yakni Madrasah Tsanawiyah (M.Ts) serta Madrasah Aliyah(M.A) yang secara keseluruhannya terbagi dalam tiga kategori jenjang di masingmasing institusi yakni untuk M.Ts dimulai dari kelas 7, 8 dan 9 serta untuk M.Aterbagi dalam kelas 10, 11 dan 12.3Phill A Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial (Bandung; Bhineka Cipta,1979), h. 44.4Clifford Geertz, Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa. Terj. Aswab Mahasin.(Jakarta; Pustaka Jaya, 1989), h. 17.

3Istilah prestasi belajar dalam dunia pendidikan menjadi sesuatu hal yangmenarikuntuk dibahas, karena keberadaannya sangat bermanfaat bagi pendidik,peserta didik, maupun orang tua. Prestasi belajar bagi pendidik dapat dijadikan tolakukur tentang sejauh mana keberhasilan kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukanterhadap peserta didiknya. Bagi peserta didik pencapaianprestasi belajar dapatmemberi gambaran tentang hasil dari usaha yang telah dilaksanakannya, sedangkanbagi orang tua dengan mengetahui prestasi belajar peserta didik, maka akan dapatmengetahui tingkat keberhasilan putra–putrinya di sekolah, selanjutnya dijadikanbahan pertimbangan untuk memberikan dorongan dan pengawasan di rumah.Kehidupan sosial yang berproses, seiring waktu dituntut oleh banyak faktoryang akan mempengaruhi perubahan yang terjadi didalamnya. Kompetisi dalammeraih tujuan merupakan hal yang aksiomatik dalam mewujudkan keinginanindividu-individu dalam sebuah kelompok.5 Prestasi belajar menjadi prestisetersendiri yang lahir dari ajang kompetisi dalam dunia pendidikan. Namun, tidak bisadipungkiri bahwa usaha-usaha menuju setiap tujuan manusia dengan segalakompleksitasnya selalu saja berbeda-beda. Oleh penulis, menilai dalam interaksisosial di Pondok Pesantren Al-Amanah menarik untuk penulis angkat dalam judul“Interaksi Sosial dan Motivasi Belajar Santri Pondok Pesantren Al-Amanah di DesaPannara Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto”5W. A. Gerungan, Dipl. Psych Psikologi Sosial (Bandung: Refika Aditama, 2004), Edisiketiga cetakan pertama, h. 100-102.

4B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus1. Fokus PenelitianBerdasarkan latar belakang di atas maka penulis memfokuskan penelitian inipada Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Motivasi Belajar Santri Pondok PesantrenAl-Amanah Desa Pannara Kecamatan Binamu Kabupaten jeneponto.2. Deskripsi FokusBerdasarkan pada fokus penelitian dari judul di atas, dapat dideskripsikanberdasarkan subtansi permasalahan dan subtansi pendekatan penelitian ini, terbataskepada Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Motivasi Belajar Santri. Maka penulismemberikan deskripsi fokus sebagai berikut:Pengaruh dapat diartikan sebagai daya yang ada atau yang timbul dari sesuatuyang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. 6 Pengaruh jugamerupakan efek, dampak atau akibat yang dihasilkan dari sesuatu perbuatan yangdipercaya mampu untuk menempatkan sesuatu pada posisinya. 7. Interaksisosialadalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih, perilaku individu tersebutsaling mempengaruhi mengubah, dan memperbaiki kelakuan individu yang lain atausebaliknya.8Interaksi sosial juga kunci dari semua kehidupan sosial, oleh karena tanpainteraksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama maupun secara timbal6Qonita Alya, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Bulan Bintang, 2011), h. 536.Kartowijoyo Sulekan, Cara Mendidik Anak (Surabaya: Bima Persada, 2002), h. 159.8Abu Ahmadi dkk, Psikologi Sosial (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 53-55.7

5balik antara perorangan dengan kelompok. pengaruh interaksi sosial dapat diartikansebagai hubungan timbal balik baik perorangan maupun dalam kelompok dari suatuyang ikut membentuk watak atau kepercayaan diri seseorang.Santri adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan Ilmu AgamaIslam di suatu tempat yang dinamakan Pesantren, biasanya menetap di tempattersebut sampai pendidikan selesai. Sedangkan pesantren adalah sebuah pendidikantradisional yang para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guruyang lebih dikenaldengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk tempatmenginap santri. pondok pesantren merupakan dua istilah yang menunjukkan satupengertian. pesantren menurut pengertian dasarnya adalah tempat belajar para santri,sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana terbuat dari bambu.9C. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian terdahulu maka permasalahan pokok yang akan dibahasdalam penelitian ini adalah Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Motivasi BelajarSantri Pondok Pesantren Al-Amanah Desa Pannara Kecamatan Binamu KabupatenJeneponto. Namun untuk menghindari kekeliruan dalam mewujudkan pembahasanyang terarah, maka penulis merumuskan hal-hal yang akan dibahas dalam penelitianini.1. Bagaimana bentuk interaksi sosial santri Pondok Pesantren Al-Amanah DesaPannara Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto ?9“Pesantren”, http://id.m.wikipedia.org/wiki/Pesantren (3 Mei 2015).

62. Bagaimana interaksi sosial dan motivasi belajar santri Pondok Pesantren AlAmanah Desa Pannara Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto ?3. Faktor-faktor apa yang mendukung dan penghambat interaksi sosial santripondok pesantren Al-Amanah Desa Pannara Kecamatan Binamu Kab.Jeneponto ?D. Kajian PustakaInteraksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yangmenyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompokmanusia, maupun orang perorangan dengan kelompok manusia. Apabila dua orangbertemu interaksi sosial dimulai pada saat itu. Mereka saling menegur, berjabattangan, atau saling berbicara.10Penelitian yang membahas tentang interaksi sosial yang memiliki keterkaitanlangsung dengan prestasi belajar, sepengetahuan penulis belum begitu banyakdilakukan meskipun dalam penelitian sebelumnya sudah ada yang meneliti terkaitprestasi belajar yang hanya membahas tentang analisa psikologis-edukatif dalamskripsi berjudul “Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Prestasi Belajar; StudiKasus pada Kelas IV MI Miftahul Falah Dusun Gayam Desa Kadirejo KecamatanPabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012” yang diteliti olehBudiyono mahasiswa Jurusan Tarbiyah pada Program Studi Pendidikan Agama IslamFakultas Tarbiyah STAIN Semarang yang meraih sarjana pada tahun 2012. Dalam10Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar , h.61.

7penelitian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa kondisi kejiwaan anak dalam fasepra-pubertas merupakan masa-masa seorang anak perlu mendapatkan perhatian orangtua dalam hal bimbingan khususnya dalam hal pembelajaran di sekolah. Hal inisesuai dengan temuan peneliti yang menggambarkan 97% responden dengan nilaidiatas rata-rata adalah anak-anak dengan perhatian orang tua yang didasarkan padapengaturan jadwal belajar, bermain serta peran serta orang tua dalam membimbinganaknya dalam pengerjaan tugas rumah.Penelitian lain yang berjudul “Interaksi Sosial Antara Masyarakat MinoritasKristen dan Masyarakat Mayoritas Muslim di Desa Tamannyeleng KecamatanBarombong Kabupaten Gowa” yang diteliti oleh Muhammad Nur mahasiswa padaProgram Studi Kajian Agama-Agama Jurusan Perbandingan Agama FakultasUshuluddin, Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar yang meraih sarjana padatahun 2015, peneliti membahas tentang interaksi sosial masyarakat muslim danKristen yaitu asosiatif yang meliputi bentuk kerjasama dan musyawarah, dandisosiatif yang meliputi kontroversi serta bentuk-bentuk interaksi sosial yang terjadidi masyarakat dan hal-hal pendukung dan penghambat interaksi sosial di DesaTamannyeleng.

8E. Tujuan dan Manfaat Penelitian1. Tujuan PenelitianAdapun tujuan dari penelitian ini adalah:a. Untuk mengetahui bentuk interaksi sosial santri Pondok Pesantren Al-AmanahDesa Pannara Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto.b. Untuk mengetahui interaksi sosial dan motivasi belajar santri Pondok PesantrenAl-Amanah Desa Pannara Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto.c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan penghambat interaksisosial santri Pondok pesantren Al-Amanah Desa Pannara Kecamatan BinamuKabupaten Jeneponto.2. Manfaat PenelitianAdapun manfaat dari penelitian ini adalah:a. Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi secara ide bagipenelitian sejenis untuk kemudian dimungkinkannya dilakukan pengembanganserta menjadi inspirasi bagi jenis penelitian serupa.b. Secara praktis penelitian ini diharapkan menjadi instrumen bagi stake-holderterkait, dimulai dari institusi pendidikan Pondok Pesantren Al-Amanah, hinggapemerintahan daerah Kabupaten Jeneponto.

BAB IITINJAUAN TEORITISA. Interaksi Sosial1. Pengertian Interaksi SosialMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, interaksi berarti aksi timbal balik1.Sedangkan sosial adalah berkenaan dengan masyarakat, perlu adanya komunikasi. 2Seorang ahli dalam bidang sosiologi juga memaparkan defenisi tentang interaksisosial yakni Soerjono Soekanto yang mengatakan bahwa interaksi sosial adalahproses sosial mengenai cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika individu dankelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem dan hubungansosial.3 Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat sejatinya tidakdapat dipisahkan dengan interaksi sosial karena individu dengan individu lainnyaterhubung dengan interaksi sosial.Kehidupan sehari-hari, manusia selalu berhubungan antara yang satu dan yanglainnya, sejak bangun pagi hingga tidur malam. Hubungan antar manusia sebagaimakhluk sosial dapat dicirikan dengan adanya tindakan untuk berhubungan. Tindakantersebut dapat mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki perilaku individu lain,atau sebaliknya. Tindakan tersebut dinamakan interaksi sosial. Interaksi sosial akanmelakukan kegiatan hidup seseorang semakin bervariasi dan kompleks.11Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat penelitian bahasa Departemen Pendidikan Nasional(Jakarta: 2008) h. 594.2Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 1522.3Soejono Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar, h. 78.9

10Interaksi sosial merupakan intisari kehidupan sosial. Artinya kehidupan sosialdapat terwujud dalam berbagai bentuk pergaulan misalnya bersalaman, menyapa,berbicara dengan orang lain, sampai perdebatan yang terjadi di sekolah merupakancontoh interaksi sosial. Pada gejala seperti itulah, kita menyaksikan salah satu bentukkehidupan sosial.Manusia mulai berinteraksi sejak dilahirkan ke dunia, proses interaksi sudahmulai dilakukan walaupun terbatas pada hubungan yang dilakukan seorang bayiterhadap ibunya. Interaksi sosial erat kaitannya dengan naluri manusia untuk selaluhidup bersama dengan orang lain dan ingin bersatu dengan lingkungan sosialnya.Interaksi dapat terjadi apabila salah seorang individu melakukan aksi terhadap oranglain dan kemudian mendapatkan balasan sebagai reaksinya. Jika salah satu pihakmelakukan aksi dan pihak yang lain tidak melakukan reaksi, maka interaksi tidakakan terjadi misalnya, seseorang berbicara dengan patung atau gambar maka tidakakan menimbulkan reaksi apapun. Oleh karena itu, interaksi sosial dapat terjadiapabila dua belah pihak saling berhubungan dan melakukan tindakan timbal balikatau lebih dikenal dengan istilah aksi-reaksi.4Secara etimologi, interaksi berasal dari bahasa Inggris (interaction) yangberarti pengaruh timbal-balik atau proses saling mempengaruhi. Interaksi merupakandinamika kehidupan manusia, baik secara individu maupun kelompok dalammasyarakat, dengan kata lain, interaksi berarti suatu rangkaian tingkah laku yangterjadi antara dua orang atau lebih yang saling mengadakan respon secara timbal4Soejono Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar, h. 58.

11balik. Oleh karena itu interaksi dapat pula diartikan sebagai saling mempengaruhiprilaku masing-masing yang bisa terjadi antara individu dan kelompok, ataukelompok dengan kelompok lain.5Menurut Soerjono Soekanto, membagi proses terjadinya interaksi dalam duabagian, yaitu pola hubungan asosiatif meliputi kerjasama (coopperation) danakomodasi (accommodation) atau sebuah upaya untuk meredakan pertentangandengan cara mengurangi tuntutan-tuntutan. Penulis menggunakan dua bentuk,diantaranya kompromi (compromise) dan toleransi. Konteks yang dibahas tentangketeraturan masyarakat yang diartikan dengan tidak adanya konflik, penulis tetaptidak mengingkari tentang konsep teori disosiatif sebagai pola interaksi. Prosesdisasosiatif, meliputi bentuk persaingan (compotition). Adapun upaya untuk mencarihubungannya penulis menggunakan teori konflik (conflict).6Menurut teori struktural fungsional, masyarakat yang ada dalam kondisi statisatau lebih tepatnya bergerak dalam kondisi keseimbangan, selalu melihat dalamanggota masyarakat terikat secara informal oleh norma-norma, nilai-nilai danmoralitas umum. Teori struktural fungsional ini juga menerangkan bahwa masyarakatmerupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian atau elemen yang salingmenyatu dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi pada suatu bagian akanmembawa perubahan pula terhadap bagian lain. Asumsi dasarnya adalah bahwa5E. Jusuf Nusyriwan, Interaksi Sosial dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jilid 7. (jakarta:PT. Cipta Adi Pustaka, 1989), h. 192.6Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1990),h. 76.

12setiap struktur dalam sistem sosial fungsional terhadap yang lain. Sebaliknya jikatidak fungsional, maka struktur ini tidak akan ada atau hilang dengan sendirinya.7Talcott Parson sebagai pengemuka dalam teori ini menyatakan bahwa suatukeadaan teratur ini disebut “ masyarakat”. Mengingat bahwa masyarakat terdiri dariindividu yang berbeda, maka timbul masalah. “Bagaimana hal itu mungkin?”. Apayang melatarbelakangi kesatuan masyarakat? oleh karena itu ia menyusun beberapabagian tentang sebab yang melatar belakangi perpaduan masyarakat tersebutdisebabkan karena:a. Adanya nilai-nilai budaya yang dibagi bersama.b. Yang dikembangkan menjadi norma-norma sosial.c. Dibatinkan oleh individu-individu menjadi motivasi-motivasinya.8Teori struktural fungsional Parsons memandang bahwa masyarakat sebagaibagian dari suatu lembaga sosial yang berada dalam keseimbangan, yangmempolakan kehidupan manusia berdasarkan norma-norma yang dianut bersamaserta dianggap sah dan mengikuti peran serta manusia itu sendiri.9 Prasyaratfungsional yang harus dipenuhi masyarakat tersebut diatas, dalam buku TeoriSosiologi Klasik dan Modern karya Dhoyle Paul Johnson, Parsons menyebutnyadengan kerangka A-G-I-L, adapun penjelasannya sebagai berikut:7Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar h. 29.K. J. Vegeer, Realitas Sosial, Refleksi Filsafat Sosial Atas Hubungan Masyarakat dalamCakrawala Sejarah Sosiologi, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 1986), h. 199.9George Ritser, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berpradigma Ganda, h. 25.8

131) A-adaptation, menunjuk pada keharusan bagi sistem-sistem sosial untukmenghadapi lingkungannya. Ada dua dimensi permasalahan yang dapatdibedakan. Pertama, harus ada “ suatu penyesuaian dari sistem itu terhadap ‘tuntutan masyarakat’ yang keras tak dapat diubah ”. Kedua, ada proses“transpormasi aktif dari situasi itu”.2) G-GoalAttainment, merupakan persyaratan fungsional yang muncul daripandangan Parsons bahwa tindakan itu diarahkan pada tujuan-tujuannya.Namun, perhatian yang diutamakan disini bukanlah tujuan pribadi individu,melainkan tujuan bersama para anggota dalam sistem sosial.3) I-Integration merupakan persyaratan yang berhubungan dengan interelasiantara para anggota dalam sistem sosial itu berfungsi secara efektif sebagaisuatu kesatuan, harus ada paling kurang suatu tingkat solidaritas diantaraindividu yang termasuk didalamnya, masalah integrasi menunjuk cukupmenghasilkan solidaritas dan kerelaan untuk bekerjasama dikembangkan dandipertahankan.4) L-Latent Patteren Maitenance, konsep laten (latency) menunjukkan padaberhentinya interaksi. Para anggota dalam sistem sosial lainnya yang mungkinakan mereka terlibat. Karena itu, semua sistem sosial harus berjaga-jaga

14bilamana sistem sosial itu sewaktu-waktu kocar-kacir dan para anggotanyatidak lagi bertindak atau berinteraksi sebagai suatu sistem.10Teori struktural fungsional, Parsons juga mengatakan adanya beberapastruktural institusional fungsioanl dalam mekanisme untuk menemui persyaratanfungsional yang diberikan sehingga mencapai hasil sebuah identifikasi tipe strukturaltertentu yang ada didalam masyarakat. Parsons dalam hal ini menunjukkan ada empatstruktur diantaranya yaitu:a. Struktur kekerabatan, struktur ini berhubungan dengan pengaturan ungkapanperasaan seksual, pemeliharaan, dan pendidikan anak usia muda.b. Struktur prestasi instrumental dan stratifikasi, struktur ini menyalurkan semangatdorongan individu dalam memenuhi tugas yang perlu untuk mempertahankankesejahteraan masyarakat keseluruhan sesuai dengan nilai-nilai yang dianutbersama.c. Teritorialitas, kekuasaan dan integrasi dalam sistem kekuasaan. Semuamasyarakat harus memiliki suatu bentuk organisasi teritorial. Hal ini perlu untukmengontrol konflik internal dan untuk berhubungan dengan masyarakat lainnya,atau masyarakat memiliki suatu bentuk organisasi politik.d. Agama dan integrasi nilai. Pentingnya nilai-nilai yang dianut bersama sudahseringkali ditekankan. Masalah membatasi nilai dan komitmen yang kuat terhadapnilai-nilai itu sangat erat hubungannya dengan institusi agama. Secara tradisional,10Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, jilid I. (Jakarta: Gramedia PustakaUtama, 1990), h. 130-131.

15agama memberikan kerangka arti simbolis yang bersifat umum karenanya nilaidalam masyarakat memperoleh makna akhir atau mutlak.Teori struktural fungsional menurut pandangan Parsons, ada juga teori yangdikemukakan oleh Robert K. Merton yakni seorang pantolan dari teori ini. Iaberpendapat bahwa objek analisa sosiologi adalah fakta sosial, seperti peranan sosial,pola-pola institusional, proses sosial, organisasi kelompok, pengendalian sosial dansebagainya. Hampir semua penganut teori ini cenderung memusatkan pe

Ketua Jurusan/Prodi dan Sekretaris Jurusan/Prodi Sosiologi Agama pada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. 4. Ibu Dra. Hj. Andi Nirwana, M. HI dan Bapak Drs. Santri M. Si sebagai pembimbing I dan II yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. 5.

Related Documents:

interaksi sosial, faktor lingkungan, faktor pribadi anak juga ikut berperan dalam pembentukan kode moral. Interaksi Sosial Menurut Herimanto (2008), Interaksi Sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan timbal balik antar individu, antar kelompok manusia, maupun antara

Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMPN 13 Semarang. Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran. Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang 69 halaman. Kata Kunci: Motivasi Belajar, Hasil Belajar Motivasi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi

Dalam Perspektif Georg Simmel (Studi tentang Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Islam-Kristen Di Dusun Mutersari Desa Ngrimbi Kabupaten Jombang), Skripsi Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Ampel Surabaya Kata Kunci : Interaksi Sosial, Masyarakat Islam dan Kristen, Perspektif Georg Simmel

didik. Motivasi belajar peserta didik memiliki pengaruh yang kuat terhadap keberhasilan proses maupun hasil belajar peserta didik. Salah satu indikator kualitas pembelajaran adalah adanya minat belajar yang besar dan motivasi yang didapatkan baik dari diri sendiri maupun dari guru. Motivasi memiliki pengaruh

Motivasi sebagai penggerak yang mendorong aktivitas belajar lahir karena adanya minat. Minat merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali potensi. (2) Motivasi intrinsik lebih utama dari motivasi belajar. Meskipun motivasi intrinsik lebih

Motivasi dan disiplin belajar yang tinggi dengan sendirinya membuat peserta didik dengan kesadaran penuh belajar dengan sendirinya tanpa adanya dorongan atau perintah dari pihak tertentu karena ia merasa bahwa belajar sudah menjadi hal yang biasa sehinngga perilaku belajar lebih eksploratif

pelaksanaan layanan bimbingan pribadi dan bimbingan belajar secara efektif dalam membentuk pemahaman dan potensi diri siswa yang positif sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar dan tercapai tujuan pembelajaran di sekolah. Kata kunci : layanan bimbingan pribadi, bimbingan belajar, motivasi belajar

belajar IPS Terpadu kelas VIII SMP PGRI 16 Brangsong Kabupaten Kendal (2) Mengetahui pengaruh metode pembelajaran terhadap hasil belajar IPS Terpadu kelas VIII SMP PGRI 16 Brangsong Kabupaten Kendal (3) Mengetahui motivasi belajar dan metode pembelajaran ter-hadap hasil belajar IPS Terpadu kelas VIII SMP PGRI 16 Brangsong Kabupaten Kendal. METODE