Penilaian Gizi Kerja Pada Penyelenggaraan Makan Siang Di Pt . - Core

4m ago
15 Views
1 Downloads
869.06 KB
69 Pages
Last View : 1d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Camryn Boren
Transcription

LAPORAN KHUSUS PENILAIAN GIZI KERJA PADA PENYELENGGARAAN MAKAN SIANG DI PT. PETROSEA, Tbk GUNUNG BAYAN PROJECT KALIMANTAN TIMUR Oleh: Afitta Suryaningrum NIM. R0006089 PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 ii

PENGESAHAN Laporan khusus dengan judul : Penilaian Gizi Kerja Pada Penyelenggaraan Makan Siang di PT. Petrosea, Tbk Gunung Bayan Project Kalimantan Timur dengan peneliti : Afitta Suryaningrum NIM. R0006089 Telah diuji dan disahkan pada: Hari : Senin, tanggal : 8 Juni, Tahun : 2009 Pembimbing I Pembimbing II Vitri Widyaningsih, dr. NIP. 19820423 200801 2 0 11 Reni Wijayanti, dr. An. Ketua Program D. III Hiperkes dan keselamatan Kerja FK UNS Sekretaris, Sumardiyono, SKM, M. Kes NIP. 19650706 198803 1 002 iii

ABSTRAK Afitta Suryaningum, 2009. PENILAIAN GIZI KERJA PADA PENYELENGGARAAN MAKAN SIANG DI PT. PETROSEA, Tbk GUNUNG BAYAN PROJECT KALIMANTAN TIMUR. PROGRAM D-III HIPERKES DAN KK FK UNS. Tunjuan penelitian ini adalah mencari jawaban atas permasalahan apakah kalori yang tersedia pada menu makan telah memenuhi kalori yang dibutuhkan oleh masing-masing tenaga kerja sesuai dengan jenis pekerjaanya (baik pekerjaan ringan sampai pekerjaan berat). Kerangka pemikiran penelitian ini menjelaskan bahwa kebutuhan kalori kerja di pengaruhi oleh umur, berat badan, jenis kelamin, tingkat pekerjaan, dan tinggi badan. Kemudian analisa hubungan pemenuhan kebutuhan kalori dengan tempat tinggal. Selanjutnya menjelaskan tentang status gizi. Penelitian ini menggunakan metode survey yang bersifat analitik observasi. Sampel penelitian adalah tenaga kerja administratif (beban kerja ringan), tenaga kerja bagian operator (beban kerja sedang), dan tenaga kerja mekanik (beban kerja berat). Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu pengambilan sample berdasarkan ciri-ciri dan sifat-sifat tertentu. Jumlah sample penelitian adalah 33 tenaga kerja. Hasil penilaian menunjukkan kesesuaian pemenuhan kebutuhan kalori responden di dalam camp sebesar 44% dan responden di luar camp sebesar 7%. Untuk responden yang tinggal di luar camp kebutuhan kalorinya belum terpenuhi dari pada responden di luar camp, sehingga status gizi responden di dalam camp lebih baik dari pada responden di luar camp. Saran yang diberikan adalah perbaikan system penyelenggaraan makan siang untuk pekerja di luar camp dengan memberikan makanan dari catering perusahaan sama seperti pekerja di dalam camp. Selain itu perbaikan mutu dan kualitas makanan dengan adanya pemantau (ahli gizi) dari pihak perusahaan. Kata kunci : Gizi Kerja, Kalori Kerja, Penyelenggaraan Makan Kepustakaan :17, 1990-2008 iv

KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil „alamin, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat dan berkahnya sehingga penulis dapat melaksanakan praktek kerja lapangan dan dapat menyelesaikan penulisan laporan khusus dengan judul “ Penilaian Gizi Kerja Pada Penyelenggaraan Makan Siang di PT. Petrosea, Tbk Gunung Bayan Project Kalimantan Timur”. Penulisan laporan magang ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi pendidikan di Program D-III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Disamping itu praktek kerja lapangan ini dilaksanakan untuk menambah wawasan penulis di bidang keselamatan dan kesehatan kerja. Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam memberikan bimbingan dan dukungan, baik bersifat meterial dan spiritual kepada penulis. Untuk itu ucapan terima kasih penulis haturkan kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. A.A. Subiyanto, dr. MS selaku Dekan Fakultas Kedoteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta. 2. Bapak Putu Suriyasa, dr, MS, PKK, Sp.OK selaku ketua program D-III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. v

3. Ibu Vitri Widyaningsih, dr selaku dosen pembimbing I dalam penulisan laporan ini. 4. Ibu Reni Wijayanti, dr selaku dosen pembimbing II dalam penulisan laporan ini. 5. Ibu Maria Paskanita selaku HSE System Support Officer yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melakukan magang di PT. Petrosea, Tbk dan atas bimbingannya selama ini. 6. Bapak Joko Suratmo selaku HSE Superintendent yang telah membimbing penulis dalam melaksanakan magang di PT. Petrosea, Tbk Gunung Bayan Project. 7. Bapak Ngatman, Bapak Bambang, Mbak Cindy, Bapak Beckam dan Bapak Heri serta seluruh tim crew GBP PT. Petrosea yang telah membantu penulis selama melaksanakan magang. 8. Bapak, Ibu dan Saudaraku tercinta yang tidak henti-hentinya memberikan curahan kasih sayang, cinta kasih, dukungan dan do‟a demi kesuksesan penulis. 9. Sahabat-sahabatku Ema, Isti, Yessi, Agus, Aries, Mas Ninu, Mbak Dian, Mbak-mbak dan adik-adik WB kost, Keluarga BBH yang selalu memberiku semangat, dukungan dan motivasi serta Teman-temanku angkatan 2006 dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan dukungan sehingga penulis dapat melaksanakan magang dan menyelesaikan laporan ini. vi

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan guna penyempurnaan lebih lanjut. Harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta, April 2009 Penulis Afitta Suryaningrum vii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. i HALAMAN PENGESAHAN . ii HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN . iii ABSTRAK . iv KATA PENGANTAR . v DAFTAR ISI . viii DAFTAR TABEL . x DAFTAR GAMBAR . xi DAFTAR LAMPIRAN . xii BAB I PENDAHULUAN . 1 A. Latar Belakang . 1 B. Rumusan Masalah . 2 C. Tujuan Penelitian. 3 D. Manfaat Penelitian. 3 BAB II LANDASAN TEORI . 5 A. Tinjauan Pustaka . 5 B. Kerangka Pemikiran . 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN . 24 A. Jenis Penelitian . 24 B. Lokasi Penelitian . 24 viii

C. Subyek Penelitian . 24 D. Teknik Sampling . 25 E. Teknik Pengumpulan Data . 25 F. Variabel Penelitian . 26 G. Sumber Data . 26 H. Instrument Penelitian . 27 I. Analisis Data . 28 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN . 29 A. Hasil Penelitian . 29 B. Pembahasan . 45 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN . 53 A. Kesimpulan . 53 B. Implikasi . 54 C. Saran . 55 DAFTAR PUSTAKA . 57 LAMPIRAN ix

DAFTAR TABEL Tabel 1. Kebutuhan zat makanan menurut jenis kelamin (AKG 2005) . 15 Tabel 2. Penyesuaiaan kebutuhan kalori menurut usia . 16 Tabel 3. Penyesuaiaan kebutuhan kalori menurut tingkat kegiatan . 17 Tabel 4. Kategori IMT untuk Indonesia, . 22 Tabel 5. Distribusi Frekuensi Jenis kelamin dan Tempat Tinggal Responden . 30 Tabel 6. Distribusi Frekuensi Tinggi badan . 33 Tabel 7. Nilai Signifikansi Persamaan Regresi linier dan besarnya pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent (kebutuhan kalori). 43 x

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Diagram Distribusi Frekuensi Umur Responden . 31 Gambar 2. Diagram Distribusi Frekuensi Tingkat pekerjaan responden . 31 Gambar 3. Diagram Distribusi Frekuensi Berat badan . 32 Gambar 4. Diagram Persentase Pemenuhan Kandungan Nilai Zat Gizi Responden . 33 Gambar 5. Diagram Frekuensi Makan Dalam Sehari Responden . 34 Gambar 6. Diagram Kebiasaan Sarapan Responden. 35 Gambar 7. Diagram Konsumsi Makanan Pemicu Diabetus Militus, Asam Urat, Hipertensi . 35 Gambar 8. Diagram Menu Makan Lengkap Responden . 36 Gambar 9. Diagram Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Gizi . 37 Gambar 10. Diagram Persepsi Subyektif Responden Tentang Menu Makanan . 37 Gambar 11. Diagram persepsi subyektif responden tentang rasa dari makanan . 38 Gambar 12. Diagram persepsi subyektif responden tentang adanya benda yang tidak semestinya pada makanan . 38 Gambar 13. Diagram status gizi responden berdasarkan IMT . 41 Gambar 14. Diagram. rata-rata kebutuhan kalori di tempat kerja responden dalam camp (dalam satuan ribuan kalori). 42 Gambar 15. Diagram rata-rata kebutuhan kalori di tempat kerja responden luar camp (dalam satuan ribuan kalori) . 42 Gambar 16. Diagram kesesuaian pemenuhan kebutuhan kalori . 44 xi

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner tentang gizi. Lampiran 2. Wawancara tentang gizi pada responden di dalam camp. Lampiran 3. Wawancara tentang gizi pada responden di luar camp. Lampiran 4. Daftar menu makan siang yang dinilai pada PBU. Lampiran 5. Hasil kandungan nilai zat gizi pada menu makanan di Prasmanindo Boga Utama dengan instrument nutrisurvey. Lampiran 6. Hasil kandungan nilai zat gizi pada menu makanan yang dikonsumsi responden di luar camp dengan instrument nutrisurvey. Lampiran 7. Daftar menu yang disajikan oleh PBU. Lampiran 8. Daftar menu dari kantor pusat PBU. Lampiran 9. Tabel frekuensi tinggi badan responden. Lampiran 10. Daftar hasil penilaian kebutuhan kalori responden. Lampiran 11. Data hasil penelitian pada responden di dalam dan di luar camp. Lampiran 12.Hasil SPSS analisis regresi linear berganda variabel independent yang mempengaruhi kebutuhan kalori Lampiran 13. Hasil SPSS analisis correlation bivariate variabel independent yang mempengaruhi kesesuaian pemenuhan kebutuhan kalori. Lampiran 14. Surat keterangan magang. Lampiran 15. Jadwal kegiatan magang. xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kerja merupakan salah satu aset yang dimiliki perusahaan, keberadaannya secara langsung ikut menentukan maju mundurnya perusahaan. Suatu perusahaan mempunyai peluang maju lebih besar atau cepat dibandingkan perusahaan lain apabila ia memiliki tenaga kerja yang tingkat kesehatan dan produktivitasnya tinggi. Tingkat kesehatan dan produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu diantaranya adalah gizi kerja (Suma‟mur, 1996). Gizi kerja adalah pemberian gizi yang diterapkan kepada masyarakat pekerja dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan, efisiensi dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya. Sedangkan manfaat yang diharapkan dari pemenuhan gizi kerja adalah untuk mempertahankan kebutuhan gizi dan kalori terhadap tuntutan tugas pekerja (Tarwaka, 2004). Penyelenggaraan gizi kerja dalam bentuk pemberian makan, perlu mendapat perhatian yang serius. Makanan yang dihidangkan untuk tenaga kerja hendaknya memenuhi syarat-syarat gizi, yaitu mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur. Komposisi antara ketiga zat tersebut harus seimbang dan diberikan dalam jumlah dan kandungan kalori yang tepat (Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja nasional, 1994). xiii

Berdasarkan ketentuan yang dimaksud dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2003 tentang Kesehatan pasal 20 ayat 1 menyebutkan bahwa perbaikan gizi diselenggarakan untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan gizi. Dan dalam pasal 20 ayat 2 menyebutkan bahwa perbaikan gizi meliputi upaya peningkatan status dan mutu gizi, pencegahan, penyembuhan, dan atau pemulihan akibat gizi yang salah. Maka perusahaan wajib memperhatikan gizi kerja para tenaga kerjanya sehingga kebutuhan gizi terpenuhi dan status gizi meningkat. Selain itu dengan perbaikan gizi kerja dapat menjaga dan meningkatkan produktivitas, proteksi terhadap penyakit akibat kerja, peningkatan imunitas, meningkatkan derajat kesehatan dengan menurunkan absensi kerja. PT. PETROSEA, Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam Service, Construction dan Mining, dalam produksinya perusahaan ini banyak melibatkan tenaga manusia disamping mesin, dan pekerjaan yang dihadapi oleh tenaga kerja belum tentu sama dengan tenaga kerja lain. Oleh karena itu perlu analisis keadaan gizi kerjanya. Hal-hal yang perlu dianalisis antara lain, bagaimana penyelenggaraannya, unsur-unsur gizinya, dan kecukupan nilai kalorinya terhadap besar kalori yang dibutuhkan pekerja. Oleh karena itu penulis mengambil judul penelitian “ Penilaian Gizi Kerja Pada Penyelenggaraan Makan Siang di PT. Petrosea, Tbk Gunung Bayan Project Kalimantan Timur”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : xiv

1. Apakah kandungan nilai zat gizi yang didapat tenaga kerja sesuai dengan nilai gizi yang dibutuhkan? 2. Apakah kandungan nilai kalori yang didapat tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan kalori berdasarkan tingkat pekerjaan? 3. Adakah pengaruh usia, jenis kelamin, tingkat kerja, berat badan, tinggi badan terhadap kebutuhan kalori? 4. Adakah hubungan tempat tinggal terhadap pemenuhan kebutuhan kalori? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui kandungan nilai zat gizi yang didapat tenaga kerja apakah sesuai dengan kebutuhan zat gizinya. 2. Mengetahui kandungan kalori yang didapat tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan kalori masing-masing tenaga kerja berdasarkan pada tingkat pekerjaan. 3. Mengetahui adakah pengaruh usia, jenis kelamin, tingkat kerja, berat badan, dan tinggi badan terhadap kebutuhan kalori. 4. Mengetahui adakah hubungan tempat tinggal terhadap pemenuhan kebutuhan kalori. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat bagi : xv

1. a. Perusahaan Dapat sebagai masukan, informasi, evaluasi dan saran untuk penyelenggaraan makan siang bagi tenaga kerja sehingga kebutuhan gizi kerja di tempat kerja terpenuhi. b. Dapat sebagai bahan penilaian dan pertimbangan bagi perusahaan dalam perencanaan penyusunan menu yang seimbang guna pemenuhan kebutuhan kalori kerja bagi tenaga kerja sesuai dengan jenis pekerjaannya, dan produktivitas kerja tetap terjaga dengan baik melalui upaya perbaikan kesehatan dan gizi kerja di PT. PETROSEA, Tbk Indonesia. 2. Tenaga Kerja Sebagai upaya peningkatan derajat kesehatan tenaga kerja dan memberikan pengetahuan serta informasi bagi tenaga kerja bahwa produktivitas kerja dan kesehatan kerja ikut dipengaruhi oleh gizi kerja. 3. Penulis Sebagai sarana untuk menerapkan teori tentang gizi di lingkungan perusahaan, menambah pengalaman, wawasan dan pengetahuan tentang gizi kerja. xvi

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Beban Kerja dan Jenis Pekerjaan Setiap jenis pekerjaan apapun merupakan suatu beban bagi pelakunya, beban ini dapat berupa beban fisik, beban mental atau beban sosial sesuai dengan pekerjaan si pelaku. Masing-masing orang mempunyai kemampuan yang berbeda dalam hubungannya dengan beban kerja. Ada orang yang lebih cocok untuk melakukan pekerjaan yang banyak pada beban mental, atau fisik atau sosial. Namun pada umumnya mereka hanya mampu memikul beban sampai suatu berat tertentu (Suma‟mur, 1996). Beban kerja adalah beban pekerjaan yang diberikan kepada tenaga kerja dan menjadi tanggung jawabnya, baik berupa fisik maupun mental harus sesuai dengan kemampuan dari tenaga kerja (Suma‟mur, 1996). Manusia dan beban kerja serta faktor-faktor dalam lingkungan kerja merupakan satu-kesatuan yang tak terpisahkan. Kemampuan kerja seorang pekerja dalam melakukan pekerjaan selain ditentukan oleh kapasitasnya juga dipengaruhi oleh pendidikan, pengalaman, kesehatan, gizi, jenis kelamin, dan ukuran-ukuran tubuh (Suma‟mur, 1996). Klasifikasi beban kerja menurut Badan Standarisasi Nasional adalah sebagai berikut: 5 xvii

a. Kerja Ringan 1). Menulis, mengetik 2). Menjahit, merajut 3). Mengendarai mobi (sopir) pribadi 4). Kerja kantor 5). Kerja laboratorium 6). Menyapu lantai 7). Kerja lain yang sedikit sekali menggunakan otot. b. Kerja Sedang 1). Bertani, berkebun 2). Mengemudikan traktor dan alat-alat berat 3). Mencuci, memeras, dan menjemur makanan 4). Memotong kayu di hutan 5). Menarik/mendayung becak 6). Kerja tambang dan sejenisnya 7). Kerja-kerja lain c. Kerja Berat 1). Kerja buruh kasar 2). Pandai besi 3). Mekanik, angkat-angkut beban berat 4). Kuli bangunan Salah satu kebutuhan utama dalam pergerakan otot adalah kebutuhan akan oksigen yang dibawa oleh darah ke otot untuk pembakaran zat dalam xviii

menghasilkan energi sehingga jumlah oksigen dapat digunakan sebagai salah satu indikator pembebanan selama bekerja. Dengan demikian, setiap aktivitas pekerjaan membutuhkan energi yang dihasilkan dari pembakaran. Semakin berat pekerjaan yang dilakukan semakin besar juga energi yang dihasilkan. Berdasarkan hal tersebut maka besarnya jumlah kalori dapat digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan berat ringannya beban kerja (Tarwaka, 2004). 2. Gizi kerja Gizi kerja adalah nutrisi atau zat makanan yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaannya dengan tujuan untuk meningkat daya kerja dan kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya dengan tingkat gizi seseorang (Suma‟mur, 1996). Menurut Reni Wijayanti (2007), gizi kerja yang baik akan meningkat derajat kesehatan tenaga kerja yang tinggi dan akan mempengaruhi produktivitas perusahaan dan produktivitas nasional. Sedangkan gizi kerja yang buruk akan menyebabkan: a. Daya tahan tubuh menurun dan sering menderita sakit dengan akibat absensi yang tinggi. b. Daya kerja fisik turun sehingga prestasi rendah. Dengan absensi tinggi ditambah lagi dengan prestasi kerja rendah maka akan menyebabkan produktivitas rendah pula. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal mutlak diperlukan sejumlah zat gizi yang harus didapatkan dari makanan dengan jumlah sesuai xix

dengan yang dianjurkan. Bila jumlah yang diperlukan tidak terpenuhi atau berlebihan, maka kesehatan yang optimal tidak dapat dicapai. Salah satu untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas tenaga kerja adalah mengatasi masalah gizinya, yaitu dengan penyelenggaraan makan ditempat kerja yang memenuhi nilai gizi makanan berimbang (Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional,1994). 3. Unsur-unsur Gizi Pada umumnya zat makanan atau nutrisi dapat digolongkan menjadi dua yaitu zat makanan yang diperlukan dalam volume besar yang disebut makronutrien. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah karbohidrat, protein, dan lemak yang mana dapat menghasilkan energi. Sedangkan zat makanan seperti vitamin dan mineral yang berfungsi sebagai pengatur tubuh dibutuhkan dalam jumlah sedikit yang disebut mikronutrien (Sunita Almatsier, 2002). Ada beberapa jenis atau unsur zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Unsur-unsur tersebut adalah karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan air. Enam unsur tersebut dapat dikelompokkan lagi menjadi tiga golongan besar, yaitu: a. Unsur gizi pemberi energi, yaitu : karbohidrat, protein, dan lemak. b. Unsur gizi pembangun sel-sel jaringan tubuh, yaitu : protein, mineral, dan air. c. Unsur gizi pengatur fungsi faal tubuh, yaitu : mineral, vitamin, dan air. Untuk mencapai keadaan gizi yang sempurna, ketiga golongan unsur gizi tersebut harus terdapat dalam makanan kita sehari-hari dalam porsi yang sesuai menurut kebutuhan masing-masing orang (Sunita Almatsier, 2002). xx

Tiga unsur gizi pemberi energi yaitu karbohidrat, protein, dan lemak pada proses oksidasi dalam tubuh menghasilkan energi dalam bentuk panas, yang oleh tubuh diubah menjadi energi gerak atau mekanis. Energi yang dihasilkan ketiga zat gizi itu dinyatakan dalam satuan ukuran panas yaitu kalori. Kalori yang dihasilkan oleh oksidasi ketiga zat tersebut kemudian diubah oleh tubuh menjadi tenaga yang digunakan untuk aktivitas otot. Unsur zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh adalah sebagai berikut: a. Karbohidrat Fungsi karbohidrat yang paling utama adalah sebagai sumber energi atau tenaga bagi kebutuhan jaringan tubuh. Disamping itu karbohidrat juga berfungsi sebagai pelindung protein jaringan tubuh. Karbohidrat banyak terdapat pada bahan-bahan makanan yang berasal dari tumbuhan seperti nasi, singkong, roti, kentang, jagung, terigu, dan hasil olahannya. 1 gram karbohidrat dapat menghasilkan 4 kalori. b. Protein Fungsi protein adalah untuk membangun sel-sel jaringan tubuh, mengganti sel-sel tubuh yang rusak, membuat air susu, enzim-enzim dan hormon-hormon, membuat protein darah, menjaga asam basa cairan tubuh dan juga pemberi kalori setelah kerbohidrat dan lemak. Protein banyak terdapat pada bahan hewan (protein hewani) dan tumbuhan (protein nabati), 1 gram protein menghasilkan 4 kalori (H. Marsetyo dkk, 1991). xxi

c. Lemak Fungsi lemak adalah untuk memberi kalori, melarutkan dan asam-asam lemak essensial. Sedangkan sisa dari penggunaan tersebut, disimpan oleh tubuh dan dijadikan sebagai cadangan tenaga, bantalan alat-alat tubuh (seperti ginjal dan mata), mempertahankan tubuh dari gangguan-gangguan luar (seperti pukulan, bahan-bahan kimia yang dapat merusak jaringan otot), dan memberikan garisgaris bentuk tubuh yang baik. 1 gram lemak dapat menghasilkan 9 kalori (H. Marsetyo dkk, 1991). d. Vitamin Fungsi vitamin adalah merangsang dan melindungi metabolisme serta mempercepat perubahan-perubahan zat makanan (katalisator). Vitamin terdapatdua macam, yaitu: 1). Larut dalam air dan tidak larut dalam lemak, misalnya vitamin B komplek dan vitamin C. 2). Tidak larut dalam air tetapi larut dalam lemak, misalnya vitamin A, D, E, dan K. Vitamin-vitamin banyak yang terdapat dalam sayur-sayuran, buah-buahan yang berwarna, biji-bijian, hati, ikan, susu, keju, mentega, dsb. e. Mineral Fungsi mineral adalah sebagai pembentuk struktur tubuh, pengatur keseimbangan asam basa tubuh, pengatur keseimbangan air, dan fraksi penting dalam suatu enzim (Sunita Almatsier, 2002). xxii

Mineral dapat diklasifikasikan menjadi 4 yaitu: 1). Dalam jumlah sedikit, tetapi mutlak dibutuhkan oleh tubuh yaitu Cu, Co, Mn, Zn, dan Y. 2). Dalam jumlah banyak dibutuhkan oleh tubuh, yaitu Ca, P, Mg, Na, K, dan Cl. 3). Dalam jumlah sedikit dibutuhkan oleh tubuh, tetapi belum terang peranannya yaitu Al, As dan Br. 4). Dalam jumlah sedikit dibutuhkan oleh tubuh dan dapat meracun seperti Se, F, dan Pb. f. Air Fungsi air bagi tubuh adalah membentuk cairan tubuh, sebagai alat pengangkut unsur gizi, katalisator berbagai reaksi biologis dalam sel, sisa pembakaran yang tidak dapat digunakan lagi oleh tubuh dan untuk mengatur panas tubuh (Sunita Almatsier, 2002). 4. Pedoman Gizi Kerja Pedoman dalam menyusun jenis dan banyaknya makanan menurut Sunita Almatsier, menggunakan pedoman pola menu 4 sehat 5 sempurna terdiri dari: a. Makanan pokok, untuk memberi rasa kenyang berupa nasi, jagung, ubi jalar, singkong, talas, sagu, serta hasil olahan, seperti mie, bihun, makaroni, dan sebagainya. b. Lauk-pauk, sebagai sumber protein selain itu dapat memberi rasa nikmat, sehingga makanan pokok yang pada umumnya mempunyai rasa netral lebih terasa enak. xxiii

1). Lauk hewani : Daging, ayam, ikan, telur, kerang dan sebagainya. 2). Lauk nabati : Kacang-kacangan dan hasil olahan, seperti kacang kedelai, kacang hijau, kacang merah, tahu, tempe, dan oncom. c. Sayur-sayuran sebagai sumber vitamin dan mineral selain itu dapat memberi rasa segar dan melancarkan proses menelan makanan karena biasanya dihidangkan dalam bentuk berkuah. Sayuran daun-daunan, umbi-umbian, kacang-kacangan, dan sebagainya. d. Buah, untuk melengkapi vitamin dan mineral, berupa pepaya, pisang, jeruk, nanas, sawo, jambu, rambutan, apel, dan sebagainya. e. Susu, merupakan bahan makanan yang kaya nilai gizinya, dan merupakan tambahan kesempurnaan nilai gizi. Pola menu 4 sehat 5 sempurna adalah pola menu seimbang yang bila disususn dengan baik mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Selain memperhatikan pola menu seimbang dengan 4 sehat 5 sempurna untuk tenaga kerja yang bekerja lebih dari 8 jam perhari sebaiknya makanan dan minuman yang disediakan di tempat kerja paling sedikit 2/5 (40%) dari kecukupan energi selama 24 jam atau berdasarkan anjuran departemen kesehatan RI, yaitu komposisi pemberian makanan sebagai berikut: - Makan pagi 20% - Selingan pagi 10 % - Makan siang 30% - Selingan siang 10 % - Makan malam 30 % xxiv

Sedangkan komposisi makanan seimbang anjuran Departemen Kesehatan RI adalah sebagi berikut: - Karbohidrat 65-70 % - Protein 10-15 % - Lemak 20-25 % (minimal 15% dan maksimal 30 %) 5. Kebutuhan Kalori bagi Tenaga Kerja Kebutuhan makanan yang dikonsumsi tenaga kerja harus memenuhi gizi yang sesuai dan diberikan dalam volume dan kandungan kalori yang tepat, serta dihidangkan pada saat yang tepat, dan disajikan secara menarik serta sesuai dengan selera sehingga akan mempertinggi prestasi kerja. Zat gizi pada proses oksidasi dalam tubuh menghasilkan energi dalam bentuk panas, yang oleh tubuh diubah menjadi energi gerak atau mekanis. Kebutuhan gizi seseorang dengan orang lain belum tentu sama. Menurut Suma‟mur (1996), kebutuhan gizi seseorang tergantung beberapa faktor, yaitu: a. Ukuran tubuh Makin besar ukuran tubuh seseorang makin besar pula kebutuhan kalorinya, meskipun jenis kelamin, kegiatan, dan usianya sama. b. Usia Makin tua usia seseorang makin berkurang kebutuhan kalorinya, pada anak-anak, dan orang muda yang sedang dalam pertumbuhan membutuhkan kalori relatif lebih besar. xxv

c. Jenis kelamin Laki-laki lebih banyak membutuhkan kalori dari pada wanita. Karena lakilaki lebih banyak mempunyai otot dan lebih aktif melakukan pekerjaan sehingga mengeluarkan kalori lebih banyak. d. Kondisi tubuh tertentu Wanita hamil dan menyusui membutuhkan kalori dan zat gizi yang lebih besar dari pada keadaan biasa. Demikian pula orang baru sembuh dari sakit memerlukan kalori dan zat gizi yang lebih besar guna rehabilitas sel tubuh atau bagian-bagian yang rusak selama sakit. e. Pengaruh pekerjaan Semakin berat pekerjaan atau bagian seseorang sehingga semakin besar pula kalori yang mereka butuhkan. f. Iklim dan suhu lingkungan Kalori yang dibutuhkan di tempat kerja yang dingin lebih tinggi dari pada di tempat panas, karena untuk mempertahankan suhu tubuh. Menurut Suma‟mur (1996), jumlah kalori yang dibutuhkan orang dewasa ditentukan oleh: a. Metabolisme basal, yaitu sejumlah tenaga yang diperlukan oleh tubuh dalam keadaan istirahat. b. Pengaruh makanan atas kegiatan tubuh (aktivitas tubuh), kira-kira 10% dari metabolisme basal. c. Kerja otot. xxvi

Untuk menilai kebutuhan kalori seseorang berdasarkan tingkat kerja ringan, sedang, dan berat dapat dilakukan dengan memperhatikan standart sebagai berikut: Tabel 1. Kebutuhan zat makanan menurut jenis kelamin (AKG 2005) Kelamin Laki-laki Wanita Hamil Menyusui Usia (tahun) Berat badan Kalori (kilo kalori) 19-29 56 2550 30-49 62 50-64 62 2250 19-29 52 1900 30-49 55 1800 50-64 55 175 2350 Trimeter 1 180 Trimeter 2 300 Trimeter 3 300 6 bulan pertama 500 6 bulan kedua 550 Sumber: Kepmenkes RI/No. 1593/5K/XI/2005 (Lampiran I) xxvii

Standar ini untuk seorang tenaga kerja tertentu harus dikoreksi dengan faktor-faktor sebagai berikut: 1. Usia menurut presentasi (lihat tabel 2) 2. Derajat kegiatan (tabel 3) Tabel 2. Penyesuaiaan kebutuhan kalori menurut usia. Usia (tahun) Presentase (%) 20-30 100 30-40 97 40-50 94 50-60 86,5 60-70 79 70 69 Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan

responden di luar camp dengan instrument nutrisurvey. Lampiran 7. Daftar menu yang disajikan oleh PBU. Lampiran 8. Daftar menu dari kantor pusat PBU. Lampiran 9. Tabel frekuensi tinggi badan responden. Lampiran 10. Daftar hasil penilaian kebutuhan kalori responden. Lampiran 11. Data hasil penelitian pada responden di dalam dan di luar camp.

Related Documents:

Keadaan gizi dan kesehatan masyarakat tergantung pada tingkat konsumsi, Dewasa ini Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yakni masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Di satu pihak masalah gizi kurang yang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan .

kerja terlalu padat, lingkungan kerja kurang bersih, berisik, tentu besar pengaruhnya pada kenyamanan kerja (Tanjung, 2016). Dari uraian mengenai beban kerja dan lingkungan kerja, dapat saya simpulkan bahwa pengaruh beban kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan sangat berpengaruh, dimana pemberian beban kerja

kerja tinggi, dan 4 orang pegawai termasuk dalam kategori beban kerja sedang. Kata kunci: beban kerja, IFRC, kelelahan kerja, NASA-TLX, SSRT 1. Pendahuluan Beban kerja adalah salah satu permasalahan yang dihadapi pada setiap pegawai. Beban kerja dapat dibagi kedalam beban secara fisik maupun mental. Rizqiansyah (2017), menganalisis beban kerja .

penilaian, prinsip penilaian, serta penilaian dalam Kurikulum 2013. B. Pendekatan Penilaian Penilaian selama ini cenderung dilakukan untuk mengukur hasil belajar peserta didik. Dalam konteks ini, penilaian diposisikan seolah-olah sebagai kegiatan yang terpisah dari proses pem

Konseling gizi yang diberikan pada ibu nifas agar dapat memberikan dampak pada status gizi ibu, terutama anemia gizi serta meningkatkan kesehatan bayi yang baru dilahirkan. Berdasarkan hal tersebut di tasa, maka perlu dilakukan penelitian hubungan Konseling

Pengaruh Komitmen Kerja, Motivasi Kerja, Stres Kerja, Lingkungan Kerja Non Fisik, dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Guru SMA Kartika I-5 Padang . penulisan skripsi yang telah memberikan bantuan, kritik dan saran dalam . menengah maupun tinggi.Menggagas persoalan pendidikan pada dasarnya adalah menggagas persoalan kebudayaan dan peradaban. .

d. Penilaian prestasi belajar oleh pendidik diterapkan dalam versi penilaian Autentik dan non-autentik. e. Penilaian Autentik sebagaimana yang berbunyi pada ayat (1) sebagai pendekatan pokok dalam Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik. f. Bentuk penilaian Autentik sebagaimana dimaksud dari ayat (1) meliputi

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN GIZI DENGAN SISA MAKANAN PASIEN DI RUANG VIP RS PANTI RAPIH YOGYAKARTA BERNADETH DWI WAHYUNANI NIM : P07131216054 . Asuhan gizi pasien rawat jalan 2) Asuhan gizi pasien rawat inap 3) Penyelenggaraan makanan 4) Penelitian dan pengembangan gizi (Kemenkes, 2013). .