APLIKASI PARADIGMA FENOMENOLOGI DALAM PENELITIAN

2y ago
29 Views
2 Downloads
225.80 KB
10 Pages
Last View : 8d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Luis Waller
Transcription

Aplikasi Paradigma Naturalistik Fenomenologi dalam Penelitian Arsitektur (Anisa)APLIKASI PARADIGMA NATURALISTIK FENOMENOLOGIDALAM PENELITIAN ARSITEKTURAnisaJurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah JakartaSasa909691@yahoo.comABSTRAK. Ada tiga macam paradigma keilmuan yang lazim digunakan dalam penelitian.Ketiga paradigma tersebut adalah positivisme, rasionalisme dan fenomenologi. (Muhadjir,1989). Penelitian dengan paradigma fenomenologi menuntun peneliti untuk terjun ke lapangantanpa berbekal kerangka teori yang kuat sehingga memberikan peluang terjadinyaperkembangan topik kajian selama penelitian di lapangan berlangsung.Penelitian arsitektur dengan paradigma fenomenologi bisa dilakukan sesuai dengan tujuanyang akan dicapai dalam sebuah penelitian. Fenomenologi memungkinkan sebuah penelitianberada tetap dalam konteks naturalnya serta tidak bertujuan untuk membuat generalisasi.Teori-teori lokal akan dimunculkan dari penelitian dengan paradigma fenomenologi tersebut.copyrightKata kunci : paradigma, fenomenologi, penelitian arsitektur73

NALARs Volume 9 Nomor 1 Januari 2010 : 73-82PENDAHULUANAda tiga macam paradigma keilmuan yang lazim digunakan dalam penelitian. Ketigaparadigma tersebut adalah positivisme, rasionalisme dan fenomenologi. Ketigamacam penelitian ini dapat dibedakan dalam beberapa sudut pandang yaitu sumberkebenaran/teori dan teori yang dihasilkan dari penelitian (Muhadjir, 1989).Dalam penelitian arsitektur, paradigma yang sering digunakan adalah paradigmarasionalisme dan naturalistik fenomenologi. Paradigma ini memungkinkan penelitiuntuk menggali realitas yang ada di lapangan tanpa terbatasi oleh teori-teori maupunpustaka. Sebaliknya, penelitian yang menggunakan paradigma naturalistikfenomenologi seringkali memunculkan sebuah teori baru. Teori yang dimunculkansebagai hasil penelitian tersebut bisa berupa teori kecil maupun teori lokal.copyrightPemilihan penggunaan paradigma naturalistik fenomenologi tersebut sudah pastididasarkan oleh beberapa pertimbangan. Salah satu pertimbangan adalah belumadanya teori atau pustaka yang menjawab atau mengarahkan permasalahan yangakan diselesaikan dalam penelitian. Selain itu juga tergantung pada tujuan penelitianyang diajukan.PARADIGMA FENOMENOLOGI/NATURALISTIKDari sudut pandang sumber kebenaran, paradigma positivisme percaya bahwakebenaran hanya bersumber dari empiri sensual, yaitu yang dapat ditangkap olehpancaindera. Sedangkan paradigma rasionalisme percaya bahwa sumberkebenaran tidak hanya empiri sensual tetapi juga empiri logik (pikiran) dan empirietik (idealisasi realitas). Paradigma fenomenologi menambah semua empiri yangdipercaya sebagai sumber kebenaran oleh rasionalisme dengan satu lagi yaituempiri transendental (keyakinan atau yang berkaitan dengan keTuhanan).Dari pandangan teori yang dihasilkan, penelitian dengan berbasis paradigma ilmunomotetik (prediksi dan hukum-hukum dari generalisasi). Di lain pihak, penelitianberbasis fenomenologi tidak berupaya membangun ilmu dari generalisasi tapi ilmuidiografik (khusus berlaku untuk obyek yang diteliti). Sering ditanyakan manfaat dariilmu yang berlaku lokal dibandingkan ilmu yang berlaku umum.74

Aplikasi Paradigma Naturalistik Fenomenologi dalam Penelitian Arsitektur (Anisa)Keduanya saling melengkapi. Karena ilmu lokal menjelaskan kekhasan obyekdibandingkan yang umum. Untuk lebih menjelaskan perbedaan antar ketiga macampenelitian berbasis tiga macam paradigma yang berbeda tersebut dibawah inidibahas satu persatu. Sumber : Muhadjir, 1989.Tabel 1. Perbedaan Tiga Paradigma KeilmuanSegiKerangka teorisebagai persiapanpenelitianPositivismeKerangka teoridirumuskansespesifik mungkindan menolak ulasanmeluas yang tidakrelevanRasionalismeKonsepsualisasiteoritik (sebagaigrand teori ataugrand concept)diperlukanFenomenologiKerangka teorisebelum penelitiantidak diperkenankan(hasil penelitiandapat menjadiproduk artificial, jauhdari sifat naturalnya)Obyek dilihat dalamkonteks naturalnya(pendekatan holistic)copyrightKedudukan obyekdenganlingkungannyaObyek dispesifikkandan dipisahkan dariobyek-obyek lainyang tidak ditelitiHubungan obyekdengan penelitiPemilahan subyekpeneliti dari obyekpenelitiannya danpendukungnyaGeneralisasi hasilGeneralisasi satutahap (berpangkaldari obyek spesifikdan berakhir padahasil analisis obyekyang spesifik pula)Obyek dilihat dalamkonteksnya(konstruksi teoritikyang lebihmencakup)Pemilahan subyekpeneliti dari obyekpenelitiannya danpendukungnyaGeneralisasi duatahap : (1)generalisasi dariobyek spesifik atashasil uji-maknaempirik, (2)pemaknaan hasil ujireflektif kerangkakonseptualissasiteoritik (grand theory)dengan pemaknaanindikasi empiricBersatunya subyekpeneliti dengansubyek pendukungobyek penelitianya(untuk peghayatanobyek)Tidak bertujuanmembuatgeneralisasi (karenahasil penelitianberupa ilmulocal/khas)75

NALARs Volume 9 Nomor 1 Januari 2010 : 73-82APLIKASI PARADIGMA FENOMENOLOGIPembahasan mengenai aplikasi paradigma fenomenologi dijelaskan denganmengambil beberapa contoh penelitian arsitektur.Penelitian tentang ‘Konsep Privasi Rumah Tinggal di Kampung KaumanYogyakarta’ yang dilakukan oleh Sativa pada tahun 2004.PengantarPrivasi sering difahami sebagai kemampuan kontrol seseorang atau sekelompokorang dalam mewujudkan inteaksinya dengan pihak lain. Privasi membantuseseorang atau sekelompok orang untuk mengatur jarak personalnya –kapan inginmendekat dan kapan ingin menjauh. Privasi akan selalu dibutuhkan oleh siapapun,kapanpun dan dimanapun, agar diperoleh perasaan aman dan nyaman di dalammelakukan aktivitasnya termasuk juga saat berada dalam rumahnya.copyrightTujuan penelitianPenelitian ini bertujuan untuk menemukan konsep privasi pada rumah tinggalmasyarakat kampung Kauman Yogyakarta, khususnya di Kampung KaumanYogyakarta serta menemukan faktor-faktor yang melatarbelakangi konsep tersebut.Dari penelitian ini diharapkan akan muncul teori lokal (idiografis)yang hanya berlakudi Kauman Yogyakarta atau hanya mungkin ditransfer di lokasi lain yang memilikikarakter sejenis dengan kampung kauman Yogyakarta.Metodologi penelitianPenelitian ini menggunakan metode kualitatif naturalistik/fenomenologi, yangmenarik kesimpulan penelitian secara induktif dari tema-tema temuan pada saatpelaksanaan penelitian di lapangan. Penelitian naturalistik tidak dituntun oleh teoritertentu tetapi mengabstraksikan realitas ke dalam konstruksi konsepsual danmenggunakan peneliti sebagai instrumen utama penelitian (Muhadjir, 1989).Penelitian dilakukan dengan observasi langsung ke lapangan dan melakukanwawancara untuk mengungkap makna yang terdapat di dalam kasus penelitian.Dalam metoda ini, fakta empiris dipandang dan difahami secara holistik, terkait dantidak terpisahkan. Penelitian dilakukan dengan cara meneliti dan menganalisissecara kualitatif kasus demi kasus untuk merumuskan teori yang dibangun dari76

Aplikasi Paradigma Naturalistik Fenomenologi dalam Penelitian Arsitektur (Anisa)lapangan secara induktif reflektif (Muhadjir, 1989). Jumlah kasus tidak bisaditentukan karena tergantung kejenuhan kasus di lapangan.Hasil penelitianKonsep privasi khas pada rumah tinggal orang Kauman Yogyakarta terdiri ataskontrol interaksi yang bersifat profan (hubungan horisontal sesama manusia) dansakral (hubungan vertikal manusia dengan Tuhannya). Pada kedua macam interaksitersebut terdapat gradasi privasi yang ditentukan oleh aspek gender, khususnyaperempuan. Semakin ke belakang/menjauh dari pintu utama, ruang-ruang lebihsering digunakan oleh perempuan. Karena perempuan dianggap lebih memiliki rasamalu dan wilayah aurat yang lebih banyak daripada laki-laki.Adanya sifat khas pada konsep privasi tersebut dilatarbelakangi oleh adanya sifatkhas komunitas yaitu sebagai orang Jawa yang memiliki nilai keislaman sebagaiacuan kehidupannya. Di dalam hal ini, aspek jawa dan Islam sama-samaberpengaruh terhadap faktor gender di dalam penggunaan ruang. Meskipun dasarpemikirannya berbeda, tetapi pada tataran teknis hal itu justru memudahkankompromi di dalam pola peruangannya.copyrightPenelitian tentang ‘Identifikasi elemen-elemen lingkungan sebagai upayarevitalisasi kawasan pantai dan pelabuhan kota lama kendari’ oleh IrmaNurjannah pada tahun 2002PengantarIdentifikasi elemen-elemen fisik dan nonfisik yang layak divitalkan pada suatukawasan dilakukan dengan cara mengkategorisasikan data-data yang diperolehdilapangan maupun literatur, melalui dua tahap. Kedua tahap tersebut yaitu urbanbackground yang merupakan pengelompokan elemen-elemen dan urban structureyang terdiri dari elemen fisik yang menyangkut tipe, karakter dari elemen-elemenyang menunjang lingkungan kawasan yang diteliti.Keterkaitan dua tahap dari kategorisasi data-data ini dapat digunakan untukmengidentifikasikan elemen-elemen yang dominan untuk lebih dikembangkan lagisehingga membentuk urutan dan daftar layak divitalkan. Identifikasi elemenmemberikan suatu pemahaman bahwa ada elemen masa lalu yang dapat menjiwaidan menunjang keberlangsungan aktivitas masyarakat saat ini dan akan datang.77

NALARs Volume 9 Nomor 1 Januari 2010 : 73-82Tujuan penelitianPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi elemen-elemen lingkungan yang layakdivitalkan kembali pada kawasan pelabuhan kota lama kendari. Selain itu juga untukmengetahui bagaimana keberadaan elemen-elemen tersebut dapat mengangkatcitra kawasan pantai khususnya kawasan pelabuhan.Metode penelitianPenelitian ini menggunakan metode pendekatan naturalistik kualitatif yang mencobamencari kebenaran dari pemaknaan empiri sensual untuk menjangkau nilai-nilailogic, etik, emik dan transendental. Penelitian ini diawali dengan survey awal yangdidukung dengan literatur dalam upaya untuk mendapatkan referensi yang kuatmelakui data primer dan sekunder yang memungkinkan peneliti melihat seluruhfenomena yang ada di lapangan. Tahap berikutnya adalah pengamatan lapangandalam rangka akumulasi data yang meliputi kegiatan pemetaan, pencatatan,perekaman dan sketsa. Penelitian ini bersifat empiris dengan melakukanpengamatan langsung di lapangan terhadap fenomena khas yang ada. Analisa yangdigunakan adalah urban structure untuk mengetahui tingkat kelayakan suatuelemen. Sedangkan untuk mengidentifikasi hubungan elemen yang layak divitalkan,dianalisa dengan urban background melalui data primer dan sekunder.copyrightHasil penelitianKawasan pantai dan pelabuhan kendari secara umum jika ditinjau dari aspektopografinya memiliki ciri tersendiri yaitu terletak di Teluk Kendari yang dikelilingioleh daratan dan tidak jauh dari laut terdapat perbukitan yang dijadikan sebagaitempat bermukim penduduk setempat. Hal ini menjadikan setiap elemen yang adasangat penting keberadaannya antara satu dengan yang lainnya untuk memperkuatcitra suatu kawasan.Pelabuhan terletak pada urutan pertama sebagai elemen yang perlu dikembangkandalam penempatannya sebagai elemen primer. Pertimbangan ini didasarkan potensielemen yang lebih dominan untuk dikembangkan sebagai elemen yang dapatmenunjang citra suatu kawasan, sosial budaya kawasan setempat, sejarah,komersial dan nilai arsitektural yang kian terancam. Elemen nonfisik yang diwadahioleh elemen-elemen fisik maupun yang diwakilkan dalam bentuk fisik pada elemenfisik dapat memberikan corak dan daya tarik bagi masyarakat luar.78

Aplikasi Paradigma Naturalistik Fenomenologi dalam Penelitian Arsitektur (Anisa)Penelitian tentang ‘Struktur Tata Bangunan di Sekitar Alaman BolakSelangseutang Pada Permukiman Suku Batak Mandailing Sumatera Utara’ olehCut Nuraini pada tahun 2002PengantarAlaman Bolak Selangseutang di Mandailing Julu adalah sebuah halaman yanghanya terdapat di depan bangunan adat Bagas Godang dan mempunyai maknakhusus bagi masyarakatnya. Alaman Bolak merupakan pusat tempat dilakukannyaaktivitas adat di dalam sebuah huta yang ada di Mandailing pada masa lampau,sehingga perletakannya di dalam sebuah huta adat selalu mempertimbangkanbanyak hal yang berkaitan dengan adat masyarakatnya. Di sekitar Alaman Bolakselalu terdapat bangunan-bangunan adat yang membentuk struktur tertentu denganpola beragam, namun letak Alaman Bolak selalu berada di depan Bagas Godang.Seiring dengan perkembangan yang terjadi di tiap-tiap desa, banyak terjadiperubahan pada hampir semua elemen yang terdapat di desa termasuk AlamanBolak dan bangunan-bangunan yang terdapat di sekitarnya. Namun demikian,Alaman Bolak tetap dapat mempertahankan fungsinya sebagai pusat aktivitas didesa-desa tersebut. Hal ini merupakan sesuatu yang menarik untuk dikaji gunamemperoleh suatu gambaran konsepsi yang melandasi perletakan Alaman Bolakdan bangunan-bangunan yang ada di sekitarnya pada lingkungan permukimanMandailing Julu.copyrightTujuan penelitianPenelitian tentang Alaman Bolak di permukiman Mandailing ini memiliki tujuanmemperoleh gambaran struktur tata-bangunan dan konsepsi yang melandasiperletakan Alaman Bolak dengan bangunan-bangunan yang ada di sekitarnya.Metode PenelitianPenelitian ini diawali dengan pengamatan fenomena lapangan yang berkaitandengan keberadaan dan perletakan Alaman Bolak di desa-desa Mandailing Juludengan pola tata-bangunan yang ada di sekitarnya. Kemudian, dilanjutkan dengankajian tentang konsepsi yang melatarbelakanginya. Penelitian ini menerapkanmetode penelitian kualitatif dengan model paradigma naturalistik yang menuntunpeneliti untuk terjun ke lapangan tanpa berbekal kerangka teori yang kuat sehinggamemberikan peluang terjadinya perkembangan topik kajian selama penelitian dilapangan berlangsung. Dalam menetapkan kasus penelitian, seluruh objek yang79

NALARs Volume 9 Nomor 1 Januari 2010 : 73-82ditemukan di lapangan ditetapkan sebagai kasus bahasan penelitian, mengingatkemajemukan karakter objek yang ada. Narasumber dipilih atas pertimbanganperkiraan tingkat pengetahuannya tentang objek atau berdasarkan petunjuk-petunjuklain yang diperoleh di lapangan.Topik bahasan penelitian pada awalnya bertujuan mengkaji konsepsi keberadaandan perletakan Alaman Bolak Selangseutang di Mandailing Julu, namun akhirnyamenjadi terfokus juga pada huta adat yang pada masa sekarang disebut desa dandinilai menarik untuk dikaji. Kepastian ini diperoleh setelah dilakukan survei lanjutantentang aspek non-fisik objek dan ditemukan berbagai fenomena unik tentangkeberadaan dan perletakan Alaman Bolak Selangseutang yang terkait denganadanya sebuah huta adat.copyrightProses analisis yang dilakukan pada penelitian naturalistik ini merupakan analisisinduktif yang merumuskan kesimpulan penelitian berdasarkan temuan-temuan dilapangan. Proses analisis dilakukan bersamaan dengan proses pencarian data dilapangan. Peneliti melakukan analisis terhadap setiap data, informasi dariwawancara tidak terstruktur yang dilakukan. Hasil analisis tersebut menjadipenuntun arah pengamatan dan pembicaraan yang dilakukan peneliti untukmendapatkan data dan informasi tentang objek selanjutnya.Pada saat pengamatan dan wawancara selanjutnya, proses analisis juga berperandalam upaya untuk memperoleh hasil berupa tema temuan yang akan didialogkandengan hasil analisis informasi yang diperoleh sebelumnya. Proses analisisdilakukan secara terpisah pada setiap kasus untuk memperoleh kesimpulansementara dari masing-masing kasus. Selanjutnya, pada tahap akhir penelitian,seluruh temuan di masing-masing kasus akan didialogkan untuk merumuskanabstraksi temuan. Abstraksi temuan yang diperoleh akan kembali dikaitkan dengankonsepsi budaya Mandailing agar didapatkan sebuah kesimpulan akhir daripenelitian ini.Hasil penelitianTata bangunan yang terdapat di sekitar Alaman Bolak Selangseutang pada tataranmakro memiliki struktur tertentu berdasarkan konsep kosmologi 3 banua yangmerupakan ciri permukiman masyarakat Mandailing. Struktur tatanan bangunanbangunan tersebut selain berpedoman pada konsep kosmologi juga dipengaruhi80

Aplikasi Paradigma Naturalistik Fenomenologi dalam Penelitian Arsitektur (Anisa)sistem kepercayaan terhadap sungai dan matahari serta kondisi geografis setempat.Tiga unsur pokok yang mempengaruhi struktur tata-bangunan di sekitar AlamanBolak tersebut menyebabkan munculnya variasi-variasi lain berupa bentukan polapola pada tataran meso yang sangat fleksibel sesuai dengan kondisi alamsekitarnya. Struktur tata-bangunan tersebut mencerminkan upaya masyarakatMandailing dalam menyelaraskan dan menggabungkan budaya mereka denganlingkungan alam sekitarnya.Tiga unsur yang mempengaruhi struktur tata-bangunan tersebut ditegaskan jugamelalui keberadaan satu elemen penting di dalam huta yaitu, sungai. Sungai tidakhanya menjadi obyek penentu zona banua di dalam desa, tetapi juga memberikanarah orientasi bagi setiap elemen-elemen lain di sekitarnya melalui istilah-istilah jae,julu, tonga, dolok dan lombang. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya fenomenaatas-bawah yang dalam pemikiran masyarakat Mandailing berbeda denganpengertian atas-bawah secara umum pada masyarakat lain di manapun. Fenomenaini semakin jelas pada pembagian zona huta yang selalu merupakan BanuaParginjang jika terdapat sungai di daerah tersebut.copyrightKESIMPULANPenelitian yang dilakukan oleh Sativa dan Cut Nuraini berawal dari adanyafenomena di lapangan yang memunculkan permasalahan penelitian. Keduapenelitian tersebut menggali permasalahan sampai pada konsepsi, sehingga metodeyang digunakan adalah naturalistik fenomenologi. Penelitian dengan paradigmatersebut menuntun peneliti untuk terjun ke lapangan tanpa berbekal kerangka teoriyang kuat sehingga memberikan peluang terjadinya perkembangan topik kajianselama penelitian di lapangan berlangsung.Penelitian yang dilakukan oleh Irma Nurjannah apabila diamati sekilas seolahmenggunakan paradigma rasionalistik, dalam arti ada sebuah teori yangmengarahkan di lapangan. Tetapi ketika dicermati lebih lanjut, proses identifikasielemen-elemen lingkungan dilakukan tanpa adanya teori pendukung. Analisa urbanstructure digunakan hanya untuk mengetahui tingkat kelayakan suatu elemen dananalisa urban background dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan elemen yanglayak untuk divitalkan.81

NALARs Volume 9 Nomor 1 Januari 2010 : 73-82Penelitian arsitektur dengan paradigma fenomenologi bisa dilakukan sesuai dengantujuan yang akan dicapai dalam sebuah penelitian. Fenomenologi memungkinkansebuah penelitian berada tetap dalam konteks naturalnya serta tidak bertujuan untukmembuat generalisasi. Teori-teori lokal akan dimunculkan dari penelitian denganparadigma fenomenologi tersebut.DAFTAR PUSTAKAMuhadjir, N. (1989). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : Rake Sarasin.Nuraini, Cut. (2002). Struktur Tata Bangunan di Sekitar alaman bolakSelangseutang Pada Permukiman Suku Batak Mandailing SumateraUtara. Thesis program Studi Teknik arsitektur Program pascasarjanaUniversitas Gadjah Mada Yogyakarta.Nurjannah, Irma. (2007). Identifikasi Elemen-elemen Lingkungan sebagai upayaRevitalisasi Kawasan Pantai dan Pelabuhan Kota Lama Kendari.Makalah pada Jurnal Ilmiah NALARs Volume 6 Nomor 1. Januari 2007.Sativa. (2005). Konsep Privasi Rumah Tinggal di Kampung KaumanYogyakarta. Makalah pada Jurnal Ilmiah NALARs Volume 4 Nomor 1Januari 2005.copyright82

APLIKASI PARADIGMA NATURALISTIK FENOMENOLOGI DALAM PENELITIAN ARSITEKTUR Anisa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta Sasa909691@yahoo.com ABSTRAK. Ada tiga macam paradigma keilmuan yang lazim digunakan dalam penelitian. Ketiga paradigma tersebut adal

Related Documents:

Mar 17, 2012 · fenomenologi dalam arsitektur dan perencanaan. Keberadaannya bukan berarti bahwa sudah lengkap-sempurna menciptakan pemahaman tentang fenomenologi dalam arsitektur dan perencanaan. Disadari, keluas-dalaman lautan fenomenologi tak pernah cukup terpa

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian terkait implementasi kebijakan Kepmenhan RI No.138 Tahun 2018 tentang wilayah pertahanan dan rencana wilayah pertahanan ini terlebih dahulu dimulai . penelitian sudah akurat dari sudut pandang peneliti, partisipan, atau pembaca secara umum (Creswell danMiller, dalam Creswell .

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Dalam penelitian dekriptif, penelitian diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan di dalam suatu komunitas atau masyarakat. Dalam penelitian ini mendeskripsikan gambaran perilaku remaja putri dalam .

METODE PENELITIAN A. Penelitian Eksperimen Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Seperti yang dijelaskan dalam sugiyono (2010, hlm.11) bahwa metode penelitian eksperimen meruoakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu. Adapun, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

berbeda pula. Lincoln dan Guba dalam Naturalistic Inquiry (1985: 70-91) menjelaskan lebih mendetail tentang pendekatan penelitian kualitatif. Pertama, secara ontologis penelitian kualitatif ditandai oleh fakta bahwa peneliti mengkonstruk/membangun realitas yang dia lihat. Dalam gagasan penelitian kualitatif

Kebanyakan penelitian kualitatif bersifat diskriptif, yait 74 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian tentang keharmonisan pernikahan pemuda dewasa dini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian kualitatif menurut

wawancara, dan kuesioner. Hasil aplikasi ini yaitu aplikasi dilengkapi dengan gambar, suara, dan kuis. Serta pengguna bisa menggunakan aplikasi dengan mudah. Aplikasi diimplementasikan menggunakan software eclipse [3]. Ali dan Patambongi (2016) memuat aplikasi pembelajaran kepada anak-anak tentang ilmu pembelajaran membaca. Aplikasi .

researchers agree that something important is missing from modern AIs (e.g., Hofs-tadter 2006). While this subfield of Artificial Intelligence is only just coalescing, “Artificial Gen-eral Intelligence” (hereafter, AGI) is the emerging term of art used to denote “real” AI (see, e.g., the edited volume Goertzel and Pennachin [2007]). As .