PENERAPAN MODEL MIND MAPPING PADA MATA

2y ago
10 Views
2 Downloads
2.36 MB
24 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Camille Dion
Transcription

PENERAPAN MODEL MIND MAPPING PADA MATAPELAJARAN SEJARAH INDONESIA(Studi Kasus di SMK N 3 Salatiga)Artikel IlmiahDiajukan KepadaFakultas Teknologi InformasiUntuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan KomputerPeneliti :Widodo (702011053)Adriyanto Juliastomo Gundo S.Si., M.PdProgram Studi Pendidikan Teknik Informatika & KomputerFakultas Teknologi InformasiUniversitas Kristen SatyaWacanaSalatiga20161

2

3

4

5

6

PENERAPAN MODEL MIND MAPPING PADAMATA PELAJARAN SEJARAH DISMK NEGERI 3 SALATIGA1.)Widodo, 2.)Adriyanto Juliastomo Gundo S.Si., M.PdFakultas Teknologi InformasiUniversitas Kristen Satya WacanaJl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia1.)702011101@student.uksw.edu , 2.)adriyanto.gundo@staff.uksw.eduAbstractProblems in this research is the low students learning activity and 55% of its valueis below 78 students in the school standards subjects Sejarah Indonesia. The purpose forthis research to increase the students learning activity and student grade test in subjectsSejarah Indonesia. This research using the method of quasi experimental nonequivalentcontrol group design. The learning method used is mind mapping. After the treatment usingMind Mapping methods assisted by freemind, the average students learning activitybecomes 81,54%, and the value of completeness to 89,2%. So that the application of themethod of Mind mapping was able to increase the students learning activity.Keyword :Mind mapping, student learning activity.AbstrakMasalah dalam penelitian ini adalah rendahnya aktivitas belajar siswa dan sebesar55% dari 78 siswa nilainya berada dibawah standart sekolah dalam mata pelajaran SejarahIndonesia. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil ulangan siswadalam mata pelajaran sejarah Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakanmetode quasi eksperimental dengan nonequivalent control group design. Metodepembelajaran yang digunakan adalah Mind Mapping. Hasil setelah diadakan treatmentberupa metode pembelajaran Mind Mapping berbantuan aplikasi Freemind, rata-rataaktivitas belajar siswa menjadi 81,54%, dan nilai ketuntasan dalam tes menjadi 89,2%.Penerapan metode Mind Mapping mampu untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa.Kata Kunci :Mind mapping, Aktivitas Belajar Siswa1.2.Mahasiswa Fakultas Teknologi Informatika Jurusan Pendidikan Teknik Informatika danKomputer Universitas Kristen Satya WacanaStaff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana7

1. PendahuluanSejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asalusul dan perkembangan serta peranan masyarakat di masa lampau berdasarkanmetode dan metodologi tertentu. Pembelajaran sejarah saat ini didominasikenyataan bahwa siswa diharuskan menghafal fakta sejarah, nama-nama konsepseperti yang digunakan dalam sebuah cerita sejarah (kerajaan, negara,pemerintahan, pemberontakan, pahlawan, peristiwa), menghafalkan jalan ceritasuatu peristiwa, faktor penyebab, akibat suatu peristiwa, dan sebagainya [14].Penggunaan mata pelajaran sejarah dalam penilitian ini didasari olehrekomendasikan dari bagian kurikulum SMK N 3 Salatiga agar mempergunakanmata pelajaran Sejarah Indonesia sebagai matapelajaran yang diteliti.Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru mata pelajaran sejarah kelas XOtotronika3 Smk N 3 Salatiga pada observasi awal. Permasalahan yang dihadapiGuru adalah aktivitas belajar siswa yang rendah. Siswa kurang memperhatikan ataukurang serius mendengarkan pejelasan materi ajar dari guru, siswa kurang mampumemikirkan cara untuk memecahkan soal, saat siswa berkelompok mengerjakantugas dari guru tidak semua siswa mengerjakan, hanya satu atau dua anak saja.Kondisi ini menunjukan bahwa aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaranrendah. Aktivitas belajar siswa yang rendah ini berdampak pada hasil nilai ulangansiswa kelas X Ototronika 3 dan kelas X Mekatronika 3 didapatkan hasil yang jauhdari standar ketuntasan minimal, dari jumlah 38 siswa kelas X Ototronika 60% tidaktuntas dan kelas X Mekatronika 1 dengan jumlah 40 siswa ada 50% tidak tuntas.Data tersebut didapat dari salah satu pengajar mata pelajaran Sejarah Indonesia diSMK Negeri 3 Salatiga. Penerapan metode pembelajaran Mind mappingberbantuan aplikasi diharapkan sebagai solusi.Mengacu pada latar belakang masalah dapat diidentifikasikan sebagaiberikut: (1)Apakah terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa denganmenggunakan model pembelajarann Mind Mapping dengan berbantuan aplikasidibandingkan dengan metode konvensional pada mata pelajaran Sejarah Indonesia?(2)Apakah penggunaan Mind Mapping dengan berbantuan aplikasi mempengaruhihasil ulangan siswa?. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkanaktivitas belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Mind Mappingberbantuan aplikasi Freemind, serta tanggapan siswa terhadap penerapan metodepembelajaran Mind Mapping yang diterapkan dalam mata pelajaran SejarahIndonesia dan Mendapatkan tanggapan positif dari siswa terhadap penerapanmetode pembelajaran Mind Mapping berbantuan aplikasi.8

2. Tinjauan PustakaHasil penelitian terdahulu dilaksanakan oleh Natriani Syam dan Ramlahmemperoleh hasil bahwa penerapkan model pembelajaran Mind Mappingmenunjukkan hasil yang positif, karena dalam mind mapping siswa selamapembelajaran diberikan kesempatan berkomunikasi denganm teman lainnya dalammemecahkan masalah yang diberikan, siswa juga dapat mengembangkankreativitas melalui kerjasama merancang peta pikiran dari materi pelajaran yangtelah dibahas. Siswa tidak lagi disulitkan dengan mencatat keseluruhan pembahasanpembelajaran, siswa hanya mencatat kata kunci kemudian merancang petapikirannya dengan begitu siswa lebih mudah mengingat dan memahamipembelajaran. Pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran Mind Mappingdengan baik dan benar dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa [1]. Sementaraitu, penelitian yang dilakukan oleh I Wayan Darmayoga, I wayan Lasmawan,A.A.I.N Marhaeni adalah model pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkanhasil belajar IPS siswa kelas IV SD Sathya Sai Denpasar. Adapun temuannyaadalah sebagai berikut. Penelitian ini membuktikan bahwa, hasil belajar IPS siswayang mengikuti metode pembelajaran Mind Mapping berbeda secara signifikandengan hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Hasilbelajar IPS siswa yang mengikuti metode pembelajaran Mind Mapping berbedadengan kemampuan hasil belajar IPS siswa yang mengikuti metode pembelajarankonvensional [2]. Persamaan dalam penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitusecara umum adalah penggunaan metode yang sama yaitu Mind Mapping.Sedangkan perbedaanya adalah penggunaan aplikasi untuk membantu siswa dalammembuat Mind Mapping dan penelitian ini bertujuan untuk meningkatan aktivitasbelajar siswa.Aktivitas belajar Aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalaminteraksi pembelajaran. Tanpa adanya aktivitas, proses belajar tidak mungkinterjadi. Klasifikasi macam aktivitas belajar siswa antara lain dapat digolongkansebagai berikut: (1) Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya,membaca, memerhatikan gambar demontrasi, percobaan, pekerjaan orang lain; (2)Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi; (3) Listeningactivities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi,musik,pidato; (4) Writing activities, seperti misalnya: menulis cerita, karangan, laporan,angket, menyalin; (5) Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik,peta, diagram; (6) Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain:melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun,beternak; (7) Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan; (8)Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira,bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup [5].9

Mind map (peta pikiran) juga merupakan teknik meringkas bahan yang akandipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atauteknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya. Pembelajaran denganmenggunakan metode Mind Map (peta pikiran) akan meningkatkan daya hafal danmotivasi belajar siswa yang kuat, serta siswa menjadi lebih kreatif [4]. Mindmapping juga merupakan metode mencatat secara menyeluruh dalam satu halaman[5]. Mind mapping menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik dalamsuatu pola dari ide-ide yang berkaitan. Peta pikiran atau mind mapping padadasarnya menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentukkesan pada otak. Mind map adalah cara termudah untuk menempatkan informasikedalam otak dan mengambil informasi keluar dari otak. Mind map adalah carayang kreatif,efektif, dan secara harafiah akan "memetakan" pikiran-pikiran kita.Pengaplikasian Mind map dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah ada4 tahap yang harus dilakukan secara step by step [7],yaitu : (1) Tahap Persiapan :dalam tahap ini baik siswa dan guru harus diberi pelatihan yang cukup mengenaiMind mapping khususnya mengenai How to Mind mappingserta latihan latihanuntuk BOIs dan mencari kata kunci. (2) Tahap Pendahuluan : pada tahap ini, MindMapping hanya akan digunakan pada langkah Overview dan Preview diawalpembelajaran serta Review diakhir pembelajaran sementara untuk langkah Inviewmasih tetap menggunakan Catatan Liner yang digunakan selama ini. Pada tahap ini,Mind mapping yang dibuat baru pada level Central Topic dan BOIs nya serta dapatpula dilengkapi dengan satu level informasi pendukung lainya. (3) Tahap Transisi: Pada tahap ini, Inview mulai menggunakan Mind map secara parsialyang dikenaldengan Cluster Map (Adam Khoo, AKLTG Singapore). Cluster Map adalah suatuHibrida dari catatan linier dengan Mind map yang dapat dipakai dalam masa transisidari catatan linier ke Mind map. Clauster Map sudah menggunakan struktur radiannamun seluruh BOIs dan cabang-cabangnya belum berbentuk Key-words sepertiyang diatur dalam Law of Mind map tapi masih menggunakan kalimat-kalimatpendek seperti dalam catatan Linier namun harus diletakan dalam suatu kotak ataulingkaran sehingga membentuk suatu Clulster. Dengan demikian siswa dan Guruterhindar dari kesulitan untuk mencari dan menentukan key-words dari suatu bahanyang biasanya menjadi faktor yang paling sulit dalam membuat sebuah Mind mapdisamping kesulitan dalam menentukan BOIs. Siswa diharapkan beralih daricatatan Linier ke Mind map. (4) Tahap Implementasi : pada tahap ini, Inviewsudah sepenuhnya menggunakan Mind map dan seluruh catatan yang dibuatberbentuk Mind map. Hal ini dapat dilakukan bila siswa dan Guru sudah terbiasadan mahir dalam menentukan BOIs dan mencari Key-wods dari bahan yang sedangdipelajari.Dalam membuat Mind mapping terdapat langkah-langkah sebagai berikut:(1) siswa menentukan tema atau topik dari mind map. (2) siswa mengunakangambar pada topik utama. (3) penggunakan berbagai warna. (4) siswa mencaritopik-topik cabang yang berhubungan dengan topik utama. Tuliskan pula dengansatu kata kunci untuk tiap-tiap topik cabang. (5) penggunakan gambar atau kodekode sederhana untuk tiap topik cabang. (6) siswa mencari hubungan antara topikcabang dengan topik utama. (7) sisakan ruangan kosong pada kertas untuk10

penambahan tema/gagasan/ topik. Ruang kosong digunakan untuk menempatkanide yang tiba-tiba muncul [8].Freemind merupakan aplikasi yang sangat bagus untuk membuat mind map.Mind maps menunjukkan diagram hirarki, menggunakan node dan garis, yangditampilkan secara grafis. Mind map adalah alat pengorganisasian pengetahuanyang digunakan untuk memancing ide dari satu atau lebih orang. Kegunaan utamaaplikasi mind mapping adalah mengorganisir, mengaitkan, dan mengintegrasikanpikiran-pikiran. Fokus utama sebuah peta pikiran yaitu pengaturan hubungan antarakata dan gambar, dimana konsep utama diletakkan di tengah atau bagian atashalaman sementara kata-kata atau konsep-konsep cabang dikaitkan dengan konseputama dengan bantuan garis dan panah [9]. Keunggulan aplikasi ini dibandingkanpenggunaan media kertas sebagai alat bantu untuk membuat Mind Mapping adalahsiswa dapat mengakses kembali hasil Mind Mapping yang mereka buat, saat merekamemerlukanya kembali. Hasil projek dari aplikasi ini dapat dibuat dalam formatgambar, jadi dapat dilihat pada Hanphone atau smartfone yang siswa miliki untukdigunakan dalam belajar dimanapun siswa berada selama membawa handphone.3. Metode PenelitianJenis Penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang berusaha mencaripengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yangterkontrol secara ketat [10]. Desain penelitian yang akan digunakan dalampenelitian ini yaitu non equivalent control group design. Non equivalent controlgroup design yaitu desain kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidakdipilih secara random. [10] Dalam desain ini, baik kelompok eksperimen maupunkelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih danditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pretes,kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan posttes. Rancanganpenelitian sebagai berikut:Tabel 3.1 nonequivalent Control Group DesignKelompok(Group)Kelas EksperimenKelas n :O1 : pretest ikelompok eksperimenO2 : posttest kelompok eksperimen3O : pretest kelompok kontrolO4 : posttest kelompok kontrolX : treatment kelompok eksperiment- : tidak ada treatmentPopulasi dari penelitian ini adalah siswa kelas X SMK N 3 Salatiga tahunajaran 2015/2016. Sampel yang digunakan adalah kelas X Ototronika 3 denganjumlah siswa 38 orang dan X Mekatronika 1 memiliki siswa bejumlah 40 orang.Sampel yang diambil adalah dua kelas dimana dari jumlah keseluruhan kelas Xyang berjumlah 12 kelas, Kelas X Ototronika 3 dan X Mekatronika 1. Pemilihansampel penelitian berdasarkan wawacara dan observasi kepada guru sejarah diSMK N 3 Salatiga. Sampel penelitian adalah sebagian populasi yang diambilsebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi, teknik pengambilansampel yang digunakan adalah purposive sample. Menurut Sugiyono (2010)11

purposive sample merupakan teknik pengambilan sampel sumber data denganpertimbangan tertentu.Dalam penelitian ini kelas X Ototronika disini sebagai kelas eksperimen.Pemilihan kelas eksperimen dilihat dari hasil observasi dikelas dan wawancaradengan guru sejarah. Kelompok eksperimen sudah menggunakan mind mapmenggunakan aplikasi sebagai media pembelajaran. Sedangkan kelompokkontrol adalah kelas X Mekatronika 1 yang menggunakan pembelajarankonvensional dimana media pembelajaran yang dipakai adalah media yang telahdigunakan siswa sebelumnya yaitu buku paket (panduan). Pemilihan kelas kelaseksperimen yang menggunakan metode mind map didasari dari hasil wawancarasaat observasi pra penelitian dengan guru sejarah di SMK N 3 Salatiga.Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan ataulatihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi,kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok[9]. Dalampenelitian ini, teknik yang digunakan dalam tes adalah pretest dan posttest untukmengukur hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol. Bentuk tes yangdigunakan yaitu tes bentuk pilihan ganda yang berjumlah 25 butir soal dengan limaalternatif jawaban. Soal yang dipakai dalam pretest dan posttest adalah soal yangdiambil dari materi bahan ajar dan telah dinyatakan valid dan reliabel dari hasil ujicoba yang telah dilakukan.Tahapan Penelitian, Penelitian ini dilakasanakan melalui tiga tahap, yaitu(1) Tahap persiapan, (2) Tahap pelaksanaan, (3) Tahap pengolahan dan analisisdata:Tabel 3.2. Tahapan penelitian [11]No1Tahapan PenelitianTahap persiapan2Tahap pelaksanaan3Pengolahan dananalisis data-KeteranganWawancaraStudi LiteratureMenentukan populasi dan sampelMenyiapkan materiMenyusun angketMenyusun Lembar ObservasiMenyusun soal tesMemberikan tes awal (pretest)Memberikan perlakuan (treatment)Memberikan tes akhir (posttest)Penilaian Aktivitas belajar siswaMengolah hasil pretestMengolah hasil posttestMengolah hasil angketMengolah hasil lembar observasiaktivitas belajar siswaTahap pertama dalam penelitian ini adalah tahap persiapan yang meliputiwawancara dengan guru atau pengajar untuk mengetahui permasalahan yang12

diahadapi dalam proses belajar mengajar. Dalam penelitian ini yang diwawancaraadalah guru mata pelajaran sejarah di Smk N 3 Salatiga. Studi literature dilakukanuntuk memperoleh teori mengenai permasalahan yang akan diteliti. Menentukanpopulasi dan sampel penelitian yang nantinya akan akan diterapkan mediapembelajaran, menyiapkan materi dan perancangan media pembelajaran MindMapping dengan berbantuan aplikasi, menyusun instrumen penelitian berupaangket, lembar observasi, soal tes dan menganalisa instrumen penelitian yangkemudian akan diterapkan dalam penelitian.Tahap kedua yaitu tahap pelaksanaan kegiatan, yang akan dilakukan pada tahappelaksanaan adalah memberikan tes awal (pretest) untuk kelas kontrol dan jugakelas eksperimen, kemudian memberikan perlakuan (treatment) menggunakanMind mapping dengan berbantuan aplikasi. Memberikan penilaian terhadapaktivitas belajar siswa pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen menggunakanlembar observasi yang dibantu oleh Guru sejarah indonesia. Selanjutnyamemberikan tes akhir (postest) untuk mengetahui nilai tes siswa baik dari kelaskontrol maupun kelas eksperimen. Angket diberikan kepada siswa kelaseksperimen untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap metode pembelajaranMind Mapping dengan berbantuan dengan aplikasi.Tahap ketiga yaitu pengolahan dan analisis data, kegiatan yang dilaksanakanadalah mengolah data hasil observasi aktivitas belajar siswa. Observasi dilakukanpada kelas kontrol dan eksperimen saat pembelajaran sedang berlangsung. Hasilperhitungan lembar observasi akan dibandingkan antara kelas kontol daneksperimen. Langkah berikutnya adalah mengolah data hasil pretest dan posttest.Hasil tes akan dibandingakan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen untukmelihat apakah ada peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen setelahdiberikan treatmen menggunakan model pembelajaran Mind mapping denganberbantuan aplikasi. Langkah terakhir adalah menghitung skor dan persentaseangket tanggapan siswa yang diberikan pada kelas eksperimen. Semua hasil akandianalisa kemudian diambil kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh daripengolahan data. Pembuatan laporan penelitian dibuat berdasarkan hasil yangdiperoleh selama penelitian.Populasi dan sampel. Populasi merupakan totalitas semua nilai yang mungkin,hasil menghitung maupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenaikrakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yangingin dipelajari sifat-sifatnya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswaSMK Negeri 3 Salatiga. Sampel yaitu sebagian populasi yang akan di jadikanpenelitian. Sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki populasi.Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive samplingatau sampel bertujuan. Sampel yang digunakan adalah X Ototronika 3 denganjumlah siswa 38 orang dan X Mekatronika 1 dengan jumlah siswa sebanyak 40orang.Penelitian ini dilakukan selama tiga pertemuan pada mata pelajaran sejarahdengan materi Masuknya agama hindu budha dikepulauan indonesia dan kerajaankerajaan Hindu Budha di Indonesia. Penerapan metode mind map di kelasmengikuti tahapan yang diajukan oleh Djohan Yoga [7] sebagai berikut:13

Tabel 3.3.Penerapan Metode Mind Map (Memodifikasi dari tahapan Djohan yoga)PrtemuanPertamaTahapanPersiapanKegiatan guru Mengawasi jalanya preetest Menjelaskan apa itu mind map danhukum mind map. Pengenalan metode mind map danaplikasi Mind mapping .Pendahuluan KeduaTransisi KetigaImplementasi Meminta siswa untuk membuatkelompok dan berdiskusi.Pada langkah overview gurumemberikan gambaran sepenuhnyamind mapPada l

jumlah siswa 38 orang dan X Mekatronika 1 memiliki siswa bejumlah 40 orang. Sampel yang diambil adalah dua kelas dimana dari jumlah keseluruhan kelas X yang berjumlah 12 kelas, Kelas X Ototronika 3 dan X Mekatronika 1. Pemilihan sampel penelitian berdasarkan wawaca

Related Documents:

concept mapping has been developed to address these limitations of mind mapping. 3.2 Concept Mapping Concept mapping is often confused with mind mapping (Ahlberg, 1993, 2004; Slotte & Lonka, 1999). However, unlike mind mapping, concept mapping is more structured, and less pictorial in nature.

Mind mapping Mind mapping (or ‘‘idea’’ mapping) has been defined as ‘visual, non-linear representations of ideas and their relationships’ (Biktimirov and Nilson 2006). Mind maps comprise a network of connected and related concepts. However, in mind mapping, any idea can be connected to

Argument mapping is different from mind mapping and concept mapping (Figure 1). As Davies described, while mind mapping is based on the associative connections among images and topics and concept mapping is concerned about the interrelationships among concepts, argument mapping “ is interested in the inferential basis for a claim

bagaimanakah penerapan sistem informasi pemasaran yang dijalankan oleh Bank Nagari dalam melakukan aktivitas bisnis. Oleh karena itu, penulis memilih judul laporan,"Penerapan Sistem Informasi Pemasaran Pada Bank Nagari". 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana penerapan sistem informasi pemasaran pada Bank Nagari dalam memajukan perusahaan? 2.

pada Bank Riau Syariah Pekanbaru. Sedangkan yang menjadi objek pada penelitian ini yaitu penerapan sistem deposito pada Bank Riau Syariah Pekanbaru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem deposito pada Bank Riau Syariah Pekanbaru telah

Animalia. (3) Untuk mengkaji perbedaan peningkatan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menerapkan e-modul pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan yang tidak menerapkan e-modul pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada konsep Animalia. (4) Untuk mengkaji respon siswa terhadap penerapan e-modul pada model

Mind Mapping Software Concept and mind mapping has been embraced by the corporate world as a planning and management tool (Moon et al, 2010xi) as well as in clinical care (Schmehl, 2013xii). In a survey of mind mapping software users by Frey (2011)xiii, over 50% of the respondents reported that mind mapping software increased their productivity .

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DENGAN . MEDIA . GEOFIELD. PADA MATERI LINGKARAN . Siswa SMP Melalui Pembelejaran Inkuiri Model Alberta. Jurnal Pengajaran MIPA, 20 (1), 18-26. . Penerapan Model Discovery Terbimbing pada Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. UPEJ Unnes Physics Education Journal, 1 (1), 1 .