Cinta Dan Kebahagiaan: Sebuah Tinjauan Filosofis

2y ago
15 Views
2 Downloads
354.29 KB
9 Pages
Last View : Today
Last Download : 3m ago
Upload by : Angela Sonnier
Transcription

BETANG FILSAFAT039/Bet.Fil./R.B./XII/2020Cinta dan Kebahagiaan: Sebuah Tinjauan FilosofisTeofilus Emanuel Christian(Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang, Semester I)PendahuluanManusia adalah makhluk hidup yang memiliki perasaan dan hati. Manusia mudah untukmerasakan cinta bila diberikan kasih sayang oleh sesamanya manusia. Itulah manusia, insan yangharus dicintai dan dikasihi oleh orang lain. Setiap orang pasti tahu bahwa cinta adalah apa yangdirasakan oleh hati. Lebih dalam lagi bahwa cinta adalah pengorbanan. Pengorbanan yangdilakukan oleh manusia mampu menumbuhkan cinta yang besar kepada sesamanya.Cinta itu seperti kopi yang dipadukan dengan gula. Bila tidak dipadukan dengan gula,maka rasa pahitlah yang mendominasi. Sebaliknya pula apabila kopi tersebut diberikan sentuhangula, maka rasa nikmatlah yang tercipta. Analogi gula dan kopi ini hendak memberikanpermenungan bahwa hidup tanpa cinta bagaikan hidup tanpa nyawa dan warna, bagaikan bungayang enggan untuk menyapa. Demikian pula baju yang merasa celana bukanlah pasanganserasinya dan manusia pun tidak merasakan sejatinya hidup dan cinta.Tentu dengan memiliki cinta manusia akan menemukan kebahagiaannya. Bahagia adalahtujuan utama manusia dari suatu peziarahan hidup. Melakukan banyak aktivitas dalampeziarahan akan menghasilkan kebahagiaan. Tujuan utama itulah yang menjadikan manusia luarbiasa dalam menghadapi pertarungan dengan tantangan dan rintangan di dunia, maka tidak heranbahwa manusia rela menderita demi mengambil kebahagiaannya yang telah direncanakan olehSang Penguasa.Definisi CintaCinta merupakan bagian kehidupan yang diidam-idamkan oleh manusia. Tanpa kehadirancinta dalam diri manusia, hidup akan menjadi tidak bermakna. Siapapun akan merasa tidakbergairah menjalani hidup tanpa kekuatan dari cinta. Demikian pula jiwa manusia akan lemahtanpa adanya kekuatan cinta. Oleh sebab itu, cinta sangat diharapkan oleh manusia demi1 www.betangfilsafat.org

BETANG FILSAFAT039/Bet.Fil./R.B./XII/2020menemukan jiwa yang sesungguhnya agar jiwa mampu menggairahkan raga untuk bergerak danberaktivitas.Cinta adalah itu yang dirindukan semua orang. Segala manusia merindukannya,mengharapkannya, jatuh bangun mewujudkan dan menghidupinya. “Segala manusia”mengatakan tidak ada yang dikecualikan, dari zaman kapan pun cinta adalah kerinduanmanusia. Cinta identik dengan kehidupan itu sendiri. Semua yang memandangnya bangkit dariketerpurukan. Semua yang memeluknya seolah seperti menyeberangi kematian kepadakehidupan. 1Sangat jelas bahwa cinta itu adalah keutamaan bagi manusia karena cinta sangatdiinginkan dan dirindukan oleh manusia. Cinta itu sangat diharapkan perannya dalam hidupmanusia karena cinta merupakan jiwa manusia. Maka dari itu, cinta menjadi sumber kekuatanmanusia itu sendiri dalam menghadapi peziarahan hidup di dunia.Relasi itu berciri “Aku dan Kamu” (I and You).2 Relasi itu mengacu kepada relasi yangtimbal-balik dan bersamaan yang dilengkapi dengan sikap empati. Dalam relasi cinta, seseorangmembawa dirinya kepada orang lain dalam “cara berontak”. Dalam cinta, ada pengalamanbersentuhan yang bersifat disengaja dan dimaui. Namun sentuhan itu adalah pengalaman batindalam diri seseorang. Dalam sentuhan batin itu, orang mengalami apa yang namanyapengalaman diterima.3Cinta itu mampu menghipnotis seseorang melakukan hal yang mungkin berbahaya untukdilakukan, tetapi senang-bahagia bila dirasakan. Banyak orang nekat melakukan aktivitasmenantang kematian karena kecintaannya pada aktivitas tersebut. Karena hasil lebih pentingdaripada resiko yang menanti. Lauren Slater mengatakan:Sehubungan dengan jatuh cinta berasal dari proses khusus kimiawi. Jatuh cinta berhubungandengan inti otak manusia karena jatuh cinta menempati pada bagian-bagian yang padat (dalamotak) sebagai penerima untuk saraf-saraf pengirim yang disebut sebagai dopamine; (hal ini)dipikirkan sebagai bagian dari rasa cinta yang berlangsung. Dalam proporsi yang tepat,dopamine menciptakan energi yang hebat, kegembiraan, perhatian khusus, dan dorongan untukmemenangkan hadiah. Itulah mengapa, ketika kamu sedang jatuh cinta, kamu dapatmenghabiskan waktu sepanjang malam, memandang keindahan matahari terbit, berlari tanpalelah, bermain ski dengan tantangan maut. Jatuh cinta membuat kamu penuh kesan, membuatkamu penuh keceriaan, membuat kamu berani menghadapi tantangan. 41Armada Riyanto, Menjadi Mencintai, (Yogyakarta, Kanisius, 2013), 157.I and You adalah istilah dari Martin Buber (1878-1965). Istilah ini mau mengungkapkan bahwa relasi antara Akudan Kamu berada dalam wilayah suci bahwa Aku berada dalam keunikanku dan Kamu berada dalam keunikanmuyang masing-masing mempunyai kekayaannya yang tak tergantikan. Lebih jauh, wilayah suci relasi Aku dan Kamumenegaskan bahwa Kamu adalah misteri bagiku dan Aku misteri bagimu.3Peter Hadreas, A Phenomenology Of Love and Hatred, 17.4Lauren Slater, Love Chemical Reaction (National Geographic, 2008), 25.22 www.betangfilsafat.org

BETANG FILSAFAT039/Bet.Fil./R.B./XII/2020Betapa dahsyat kekuatan cinta, sehingga siapapun mau mengorbankan nyawa demisesuatu yang disukai. Siapapun luluh karena cinta. Sebab itulah cinta dikatakan sebagai kekuatanyang menghipnotis.Apa dan Mengapa Cinta?Cinta sederhananya bisa dilihat dari ekspresi cinta sepasang kekasih. Tentu padaumumnya orang-orang mengetahui bahwa sepasang kekasih itu adalah hubungan pria dan wanitayang saling mencintai. Cinta itu tumbuh ketika seorang pria menyukai wanitanya atau sebaliknyaseorang wanita menyukai prianya. Sering kali rasa suka itu tumbuh dari kecantikan atauketampanan yang dimiliki oleh masing-masing pasangan. Setelah mengenal lebih dalam pribadipasangannya tersebut, barulah rasa cinta itu perlahan tumbuh di lubuk hati yang paling dalamdan kemudian jiwanya akan menjadi satu.Lukisan platonian adalah demikian, bila orang jatuh cinta, keinginannya yang terdalam adalahpenyatuan jiwa. Di atas segala kecantikan atau kemolekan fisik, Cinta adalah perkara jiwa.Cinta sejati memiliki karakter transcendental. Maksudnya, kesatuan yang dirindukan bukankesatuan fisik melainkan menyeberangi realitas fisik ke keabadian. 5Harus manusia akui kalau cinta itu bersifat abadi yang tidak dapat dihilangkan darikehidupan manusia, sebab cinta itu diharapkan manusia. Cinta akan menjadikan hubungan yangharmonis antara pria dan wanita. Maka dari itu cinta adalah pemersatu dari dua jiwa yangberbeda.Siapapun manusia pasti tidak ingin dibeda-bedakan dan dibanding-bandingkan. Sikapmau menerima satu sama lain adalah toleransi dari cinta itu sendiri. Bila mau diterima berartiharus mau menerima. Seperti itulah sikap cinta yang sejati. Gagasan ini agaknya serasi denganpendapat yang disampai oleh Leo Agung Srie Gunawan bahwa,“Istilah „cinta‟ mau menyatakan relasi yang tidak diwarnai permusuhan; relasi yang tidakdiwarnai kebencian; relasi yang tidak diwarnai penghancuran relasi antarsesama manusia.Sebaliknya, relasi dalam cinta adalah relasi yang berciri harmonis. Keharmonisan dalam relasiitu diwarnai oleh rasa kasih sayang antarsesama manusia. Keharmonisan dalam cinta itu berciriuniversal. Artinya, keharmonisan antarmanusia dapat dilakukan untuk siapa saja. Karena itu,relasi ini berciri tanpa pandang bulu. Relasi manusia yang tidak dibatasi dengan jenis kelamin,umur, suku, bahasa, keturunan, status sosial. Cinta mengungkapkan relasi yang harmonisantarmanusia yang memungkinkan potensi kemanusiaan berkembang secara wajar.” 65Armada Riyanto, Menjadi Mencintai, 157-158.Leo Agung Srie Gunawan, Problematika Jatuh Cinta: Sebuah Tinjauan Filosofis, (Jurnal Filsafat-Teologi, 2018),2-3.63 www.betangfilsafat.org

BETANG FILSAFAT039/Bet.Fil./R.B./XII/2020Cinta adalah ungkapan perasaan manusia dengan tidak memandang perbedaan. Cintatidak memandang derajat ataupun pangkat. Cinta tidak memandang kaya atau miskin. Cinta jugatidak memandang kulit dan rambut. Cinta menjadi alasan yang mempersatukan semua perbedaanitu di dalam alunan keharmonisan.The Power Of LoveFilosof Sophocles menulis bahwa cinta itu seperti seorang pembesar atau bos yangkemauannya tidak bisa ditunda. Kehadirannya memaksa. Tidak ada manusia yang mengelak daripaksaan sang cinta itu. Personifikasi cinta ini memberikan gambaran efek besar dari sebuahcinta.7 Maksudnya cinta tidak dapat disangkal, dihindari, dan ditepis dari kehidupan, karena cintaitu sendiri akan memaksa untuk terus hadir dan datang ke dalam ruang hati manusia. Alhasil,cinta itu akan terus bernaung di dalam ranah peziarahan hidup manusia sampai manusia itukembali kepada Sang Penguasa. Hal ini berbanding terbalik dengan filosof Nietzsche yangdirefleksikan oleh Armada Riyanto,“Nietzsche justru lebih tertarik untuk memerdalam apa itu nothingness ketimbang Cinta itusendiri. Paulus, menurut Nietzsche, telah jatuh dalam dogmatisasi Cinta yang ujungnya adalahsimplifikasi kehidupan manusia. Hidup manusia sangat kaya hingga tidak mungkin direduksipada Cinta. “Nothingness” tidak sama dengan tanpa makna. Itu (“nothingness”) dapat menjadisebuah pengalaman yang menampilkan sisi manusiawi yang tiada tara.” 8Pendapat Nietzsche ini menjadi suatu hal yang kontra dengan pendapat para filosof lain.Berbeda sekali dengan pendapat Erich Fromm yang mengatakan bahwa “cinta adalah energiseksual yang dilekatkan kepada suatu objek; cinta tak lain daripada naluri yang berakar secarafisiologis yang diarahkan kepada suatu objek.”9 Dapat disimpulkan bahwa cinta itu seperti dayatarik magnet kepada benda-benda yang serasi dengan dirinya, sehingga menjadi satu kesatuan.Orang yang saling mencintai adalah orang yang mampu menerima kelemahan dankekurangannya masing-masing. Dengan menerima kelemahan dan kekurangan ini, hubunganakan selalu baik dan menghantarkan diri pada kebahagiaan sejati sekalipun banyak tantanganyang dihadapi. Cinta itu bersifat mempersatukan dan orang yang mau mencintai adalah orang7Armada Riyanto, Menjadi Mencintai, 157.Armada Riyanto, Menjadi Mencintai, 159.9Erich Fromm, Kebesaran dan Batas-batas Pemikiran Freud, 24.84 www.betangfilsafat.org

BETANG FILSAFAT039/Bet.Fil./R.B./XII/2020yang mau menyatukan diri dengan orang lain. Hal ini juga disampaikan oleh Plato bahwa “orangyang mencintai adalah orang yang menyatukan diri.”10Spinoza melihat cinta itu sebagai kegembiraan. Tanpa cinta orang masuk ke jurangkesedihan. Penuh cinta menjadi emblem kemakmuran, dirinya tak kekurangan apa pun. Yangada adalah kegembiraan.11 Dari pendapat Spinoza dapat direfleksikan cinta itu sebagai sesuatuyang diagung-agungkan. Cinta menjadi pencipta kegembiraan itu sendiri. Cinta juga dapatmembuat orang merasa bahagia. Kenapa bahagia? Bahagia karena dicintai oleh orang laindengan sepenuh hati. Tidak diragukan lagi kekuatan cinta bagi manusia. Cinta seolah-olahpenyejuk bagi orang yang sedang berada dalam keterpurukan.Cinta: Sebuah PemberianCinta dapat diartikan sebagai sebuah pemberian berupa kasih sayang seseorang kepadasesamanya. Pemberian yang menjadi pemicu munculnya kebahagiaan. Pemberian tersebut dapatdilihat dari tindakan yang dilakukan oleh seorang ayah menafkahi isteri dan anak-anaknyadengan makan dan minum secukupnya (bukti kasih sayang seorang ayah kepada keluargatercinta). Pengertian ini juga serupa dengan pendapatnya Sigmund Freud yang mengatakanbahwa, “Cinta pada laki-laki, kebanyakan dari tipe “pelekatan”, yakni pelekatan kepada orangorang yang telah menjadi berharga karena memuaskan kebutuhan-kebutuhan vital lainnya(makan dan minum); cinta orang dewasa tidak berbeda dari cinta anak-anak, keduanya mencintaiorang yang memberi mereka makan. Hal ini tak diragukan lagi kebenarannya bagi banyak orang;cinta ini adalah sejenis ucapan terima kasih yang penuh kasih sayang karena telah diberimakan.”12Dapat disimpulkan bahwa cinta adalah pemberian. Pemberian yang penuh denganketulusan hati. Bukti kasih sayang dan pengorbanan yang mempereratkan segala bentukhubungan. Pemberian ayah yang tulus itu mampu memberikan kebahagiaan bagi isteri dan anakanaknya, sebab cinta telah membuat dirinya rela berkorban demi kesejahteraan keluarganya. Inimerupakan fakta bahwa cinta sungguh besar kekuatannya bagi manusia. Cinta tidak bisa dielak,10Armada Riyanto, Menjadi Mencintai, 157.Armada Riyanto, Menjadi Mencintai, 158.12Fromm, Kebesaran dan Batas-batas Pemikiran Freud, 25.115 www.betangfilsafat.org

BETANG FILSAFAT039/Bet.Fil./R.B./XII/2020dihindari, dan ditolak. Karena cinta akan selalu memaksa untuk masuk ke dalam hidup manusiauntuk melakukan sesuatu yang baik.Definisi BahagiaOrang-orang merasa bahagia ketika dirinya dapat menghabiskan waktu berdua bersamaorang yang dicintainya. Melakukan banyak obrolan dan aktivitas bersama orang yang terkasihmenjadi inti daripada rasa bahagia itu sendiri. Siapapun tidak dapat mengingkari hal tersebut.Bahagia diartikan sebagai rasa senang, bangga, syukur, dan suka. Bahagia itu sendiri berupaluapan emosi yang positif yang tidak menginginkan kehadiran emosi negatif. “Aristotelesmengajar dengan baik bahwa bahagia itu bukan pertama-tama keadaan fisik atau status jiwa.Bahagia merupakan aktivitas manuisawi.”13Menurut Aquinas, kebahagiaan tidak terletak pada barang-barang ataupun makanan,pakaian dan lain sebagainya, itu termasuk ke dalam kebahagiaan yang tidak sempurna, sepertiyang dapat dimiliki dalam kehidupan ini, barang-barang eksterior diperlukan, bukan sebagaiesensi dari kebahagiaan, tetapi sebagai alat untuk kebahagiaan .14 Bahagia di sini diartikan sebagaisuatu aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Aktivitas yang dapat memicu emosi positif padamanusia kepada kebahagiaan. Tentu aktivitas ini juga berarti kegiatan bermain yang dilakukanoleh seorang anak yang sedang melakukan hobinya, yaitu bermain bola bersama teman-temansebayanya ataupun bersama ayahnya. Akibatnya muncullah emosi positif dari anak tersebut.Bahagia bukanlah perkara materi seperti memiliki banyak uang. Pada umumnya orangorang beranggapan bahwa kebahagiaan itu hanya dimiliki oleh para pengusaha. Mengapademikian? Karena mereka memiliki banyak uang. Apa pun inginkan dapat mereka beli denganuang. Namun anggapan ini adalah anggapan yang keliru. Tidak semua pengusaha hidupnyasejahtera atau pun bahagia. Mungkin semuanya bisa dibeli dengan uang, tetapi kebahagiaan tidakdapat dibeli dengan uang. Gagasan ini serupa dengan gagasan Armada Riyanto yangmengatakan, “Sebagian orang menyebut bahagia berarti punya banyak uang. Kebahagiaan laludisamakan dengan kekayaan. Meskipun aku melihat kemiskinan adalah situasi yang tidak ideal1314Armada Riyanto, Menjadi Mencintai, 56.Rahmadon, Kebahagiaan Dalam Pandangan Thomas Aquinas Dan Hamka, 3.6 www.betangfilsafat.org

BETANG FILSAFAT039/Bet.Fil./R.B./XII/2020dan tidak manusiawi, banyak teman yang kaya merasa tidak bahagia. Sebab, mereka begitucemas dengan kekayaan itu dan karena uang bukan segalanya.” 15Tidak salah bila seseorang beranggapan dengan memiliki banyak uang dapat memperolehhidup yang bahagia. Nyatanya banyak orang yang tidak bahagia walaupun memiliki segalanya.Orang miskin pun dapat merasakan kebahagiaan dalam hidup karena mereka mau mensyukuriapa yang mereka miliki walaupun sedikit. Oleh sebab itu, bahagia dapat dirasakan bila seseorangmau bersyukur atas apa yang dia miliki walaupun tidak banyak. Aristoteles pun menolak bahwaharta merupakan unsur kebahagiaan. Menurut Aristoteles harta merupakan unsur di luar manusia(terpisah dari badan manusia), sedangkan bahagia merupakan sesuatu yang melekat pada dirimanusia, di mana bahagia yang bersifat immateri (berupa intuisi, yang dirasa) selalu berada didalam materi (jasmani manusia), sehingga bahagia tidak mungkin berada di luar tubuhmanusia.16Selain uang, kuasa juga tidak menjamin kebahagiaan. Kebanyakan orang yang memilikikuasa atas orang lain belum pasti hidupnya bahagia. Orang tersebut akan merasa tertekan dangelisah karena dirinya tidak disenangi oleh orang lain, seperti presiden misalnya. Ini adalahcontoh nyata terjadi pada orang-orang yang memiliki kuasa atas orang lain. Banyak sekalitantangan, fitnahan, umpatan, dan komentar negatif. Itulah sebabnya kuasa tidak menjaminkebahagiaan. Pengalaman ini pun serupa dengan hal yang dikatakan oleh Armada Riyantobahwa, “Sebagian orang berimaginasi, Bahagia identik dengan berkuasa. Mereka yang berkuasaadalah orang yang berbahagia karena bisa berbuat apa saja menurut kehendaknya. Mungkin iniada benarnya sepintas. Tetapi banyak orang berkuasa, bahkan apabila kekuasaan mereka itubegitu besar (sebutlah para presiden atau kepala negara), mereka pun dilanda banyak masalahyang menggerogoti kehidupan sehari-harinya.17 Pengalaman ini mau mengatakan para penguasatidak selalu bahagia dalam hidup di dunia. Sebagian dari mereka justru menderita menjadiseorang penguasa. Berbagai umpatan, komentar pedas, sindiran, dan bahkan teror menyelimutikehidupan mereka setiap harinya. Barang kali kebahagiaan tidak berpihak pada mereka, sebabbanyak masalah datang untuk membuat hidup mereka menderita.15Armada Riyanto, Menjadi Mencintai, 55.Franz Magnis Suseno, Bahagia menurut Aristoteles, 2009.17Armada Riyanto, Menjadi Mencintai, 55.167 www.betangfilsafat.org

BETANG FILSAFAT039/Bet.Fil./R.B./XII/2020Banyak para filsuf mengutarakan pendapatnya terhadap kebahagiaan, salah satunyaadalah Thomas Aquinas. Menurut Aquinas jika kebahagiaan identik dengan produk aktivitasvirtus (keutamaan) dan bukan kejahatan, haruslah diandaikan bahwa aktivitas membela danmengejar virtus adalah aktivitas yang membahagiakan.”18KesimpulanCinta didefinisikan sebagai jiwa yang hidup. Cinta itu sendiri identik dengan perasaanmanusia. Bila manusia punya cinta di hidupnya berarti manusia punya perasaan. Cintamemberikan kedamaian sejati. Perbuatan cinta adalah pemberian manusia terhadap sesamanyamanusia. Kemampuan memberi itu berakar dari cinta. Cinta mampu menggerakkan manusiauntuk berkorban diri demi sesamanya yang dicintai. Begitu besar kekuatan cinta kepada manusia,sehingga ia rela menderita sakit demi mendapatkan suatu hal yang baik. Seseorang yangberjuang dalam hidupnya akan mendapatkan cinta yang besar dari orang lain yang juga sangatmencintainya. Cinta itu sendiri akan menuntunnya kepada kebahagiaan yang tak terperikan.Bahagia pada umumnya adalah ekspresi syukur manusia terhadap apa yang ia telahterima dari pencapaiannya. Siapapun pasti menginginkan kebahagiaan dalam hidup.Kebahagiaan menjadi tujuan utama manusia. Kebahagiaan menjadi pengalaman manusia demimemenuhi kepenuhan hidupnya. Kebahagiaan tidak semata-mata punya harta, kuasa, dan nama,melainkan wujud syukur seseorang terhadap suatu pemberian. Rasa nikmat itu hanya sementara.Oleh karena itu, rasa nikmat tidak menjamin abadinya kebahagiaan, justru tahu bersyukurlahyang mengabadikan kebahagiaan itu sendiri, sebab bersyukur adalah sikap dari kebijaksanaanmanusia. Manusia mau bersyukur berarti ia mau menerima apapun yang diberikan. Bila mauditerima dan dianggap oleh orang lain, dia juga harus mau menerima orang lain dalam segalakekurangan dan kelemahan. Kebahagiaan sejati adalah ketika seseorang diterima orang laindengan penuh ketulusan. Itulah kebahagiaan sejati manusia.18Armada Riyanto, Menjadi Mencintai, 57.8 www.betangfilsafat.org

BETANG FILSAFAT039/Bet.Fil./R.B./XII/2020Daftar PustakaFromm, Erich. Kebesaran & Batas-Batas Pemikiran Freud. Yogyakarta: IRCiSoD, 2020.Hadreas, Peter. A Phenomenology Of Love and Hatred. Roudledge: 23 Mar, 2006.Leo Agung Srie Gunawan, Rrie, Agung, Leo. Problematika Jatuh Cinta: Sebuah TinjauanFilosofis. Jurnal Filsafat-Teologi, Vol 15, No. 2, Juni, 2018.Riyanto, Armada CM. Menjadi Mencintai. Yogyakarta: Kanisius, 2013.Rahmadon. Kebahagiaan Dalam Pandangan Thomas Aquinas Dan Hamka. Jakarta:Jurnal, 2016.Slater, Lauren. Love Chemical Reaction. National Geographic, 2008.Suseno, Magnis, Franz. Bahagia menurut Aristoteles. 2009.T.Z. Lavine. From Socrates To Sartre: the Philosophy Quest. New York, 1984.9 www.betangfilsafat.org

Cinta sederhananya bisa dilihat dari ekspresi cinta sepasang kekasih. Tentu pada umumnya orang-orang mengetahui bahwa sepasang kekasih itu adalah hubungan pria dan wanita yang saling mencintai. Cinta itu tumbuh ketika seorang pria menyukai wanitanya atau seb

Related Documents:

B. Konsep Kebahagiaan Dari Kimiya’ Sa’aadah Sebuah gagasan tentang kebahagiaan yang diutarakan oleh Al-Ghazali merupakan sebuah paham tentang pengetahuan keagamaan yang meliputi ilmu tentang Allah Swt yang diurai dengan menggapai pengetahuan jati diri manusia, pengetahuan tentang Allah Swt, dan uraian manusia dalam menjalani hidup di

Kata Kunci: Al-Fārābī, Kebahagiaan, Kebaikan. Al-Fārābī adalah tokoh filsuf yang terkenal akan pemikirannya yang sangat rasional. Tulisan ini memfokuskan pada kebahagiaan menurut al-Fārābī yang terdapat dalam buku salah satunya yakni Tahshil al-Sa’ādah. Al-Fārābī menjelaskan pengertian kebahagiaan, menurut al-Fārābī, setiap .

komposisi ini menceritakan tentang sebuah perjalanan cinta seorang gadis dari awal pertemuan, masa pendekatan, jatuh cinta, konflik hingga perpisahan. Secara lebih rinci pemaparan dari komposisi ini dapat dicermati pada penjelasan bagian demi bagian berikut: A. Sebuah Pertemuan Lagu ini menceritakan ten

3. Selalu mendorong pemiliknya untuk kembali kepada Allah Tidak ada kehidupan, kebahagiaan, dan kenikmatan kecuali dengan rida-Nya dan dekat dengan-Nya. Berzikir kepada Allah adalah makanan pokoknya, rindu kepada Allah adalah kehidupan dan kenikmatannya. 4. Tidak pernah lupa dari mengingat Allah (berzikir kepada Allah),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini menggunakan beberapa pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini berfungsi untuk pedoman dan pembanding penelitian yang akan dilakukan. Urfan (2017) melakukan penelitian berjudul Aplikasi Kalender Event Seni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini mengacu pada beberapa sumber dan tinjauan yang sudah ada dimana masing-masing penulis menggunakan metode yang berbeda sesuai dengan permasalahan yang di

penjelasan, bagian konsep ini telah ada dalam formasi pendidikan khsusnya di Indonesia, dilihat dari lembaga pendidikan yang formal maupun non-formal bisa ditemui kajian tentang tauhid, aqidah, dan semacamnya yang merupakan unsur kimia kebahagiaan dalam sudut pandang Al-Ghazali.

Araling Panlipunan Grade 10 . Alternative Delivery Mode . Ikalawang Markahan- Modyul 3: Mga Dahilan at Epekto ng Migrasyon . Unang Edisyon, 2020 . Isinasaad ng Batas Republika 8293, Seksiyon 176na “Hindi maaaring magkaroon ng karapatang- sipi sa anomang akda ang Pamahalaan ng Pilipinas. Gayon pa man, kailangan muna ang pahintulot ng ahensiya o tanggapan ng pamahalaan na naghanda ng akda kung .