BAB II A. Deskripsi Konseptual Manajemen Bimbingan Dan .

2y ago
66 Views
2 Downloads
217.31 KB
47 Pages
Last View : 16d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Harley Spears
Transcription

BAB IIKAJIAN TEORITIKA. Deskripsi Konseptual Manajemen Bimbingan dan Konseling1.Pengertian Manajemen Bimbingan dan KonselingSebagai dasar perumusan makna manajemen pelaksanaan BK, terlebihdahulu dikemukakan makna manajemen secara umum. Rumusan manajemen telahbanyak disebutkan dalam literatur. Berbagai rumusan itu menunjukkan perbedaandalam redaksional, namun cenderung memiliki makna konsep yang sama.Didalam al Qur’an dikatakan : Artinya: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yangselalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. danjanganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamuuntuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepadatakwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apayang kamu kerjakan.Hal ini juga dapat dilihat dalam rumusan yang dikemukakan oleh para ahlimanajemen, yaitu:

16Menurut Terry dalam Husaini Usman, ”management is a distinct processconsisting of planning, organizing, actuating, and controling, performed todetermine and accomplish stated objectives by the use of human beings and otherresources”.1Terry, manajemen mencakup kegiatan untuk mencapai tujuan, dilakukanoleh individu-individu yang menyumbangkan upayanya yang terbaik melaluitindakan-tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal tersebut meliputipengetahuan tentang apa yang harus dilakukan, menetapkan cara bagaimanamelakukannya, memahami bagaimana melakukannya, dan mengukur efektifitasdari usaha yang telah dilakukan.2T. Hanni Handoko, menyatakan bahwa manajemen adalah merupakan senidalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain”.3 Sedangkan Kamarsberpendapat bahwa fungsi manajemen ada sembilan, yakni: 1) planning, 2)Budgetting, 3) Staffing, 4) Organizing, 5) Actuating, 6) Supervising, 7)Controlling, 8) Evaluating, 9) Communicating.4Sondang P. Siagian, menyatakan bahwa fungsi-fungsi manajemen adalah:1) Perencanaan, 2) Pengorganisasian, 3) Penggerakan, 4) pengawasan, 5) danPenilaian.51Husaini Usman, Teori,Praktik dan Riset Pendidikan,(Jakarta,Bumi Aksara 2006), h. 3George R. Terry, terj. J. Smith D. F. M. Prinsip-prinsip Manajemen, (Jakarta, BumiAksara, 1993). h. 93T. Hanni Handoko, Manajemen ; ed.2, (Yogyakarta, BPFE,1999). h. 104M.Dachnel kamars, Administrasi Pendidikan : Teori dan Praktek, ( Padang,UniversitasPutra Indonesia Pers 2004 ), h. 115Sondang P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, (Jakarta, Bina Aksara, cet. 1, 1989), h.44.2

17Dari berbagai macam definisi mengenai manajemen dan fungsinya yangdikemukakan oleh para ahli, maka penulis berpendapat bahwa manajemen tiperencanaan,pengorganisasian, pengarahan pelaksanaan dan pengawasan seluruh anggotaorganisasi dan seluruh sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan organisasi.Beberapa masalah psikologis yang menjadi latar belakang perlunya layananbimbingan konseling di sekolah, yaitu pertama, masalah perkembangan individu.Siswa yang dibimbing merupakan individu yang sedang berada dalam prosesperkembangan menuju kedewasaan. Agar tercapai perkembangan yang optimalmemerlukan asuhan yang terarah. Asuhan guna mencapai tingkat perkembanganyang optimal bisa dilakukan melalui proses pendidikan dan pembelajaran,sedangkan bimbingan dan konseling merupakan bantuan individu di dalammemperoleh penyesuaian diri sesuai dengan tingkat perkembangannya. Melaluilayanan bimbingan dan konseling, siswa (individu) dibantu agar dapat mencapaitugas-tugas perkembangannya secara baik.Kedua, masalah perbedaan individu. Tidak ada dua orang individu yangsama dalam aspek-aspek pribadinya. Individu satu berbeda dengan individulainnya. Di sekolah, masalah perbedaan individu (siswa) tampak dengan jelasseperti adanya siswa yang pintar atau cerdas, cepat dan lambat dalam belajar,berbakat, kreatif, dan lain sebagainya. Kenyataan ini akan membawa konsekuensidalam pelayanan pendidikan kepada para siswa; terutama yang menyangkut bahanajar, metode, media, evaluasi, dan lain sebagainya. Selain itu, perbedaan individujuga bisa menimbulkan masalah bagi siswa itu sendiri maupun lingkungannya.

amhalperkembangannya, siswa di sekolah juga berbeda dalam kebutuhannya. Tingkahlaku individu berkaitan dengan upaya pemenuhan kebutuhannya, artinya dalamrangka memenuhi kebutuhan, akan muncul prilaku tertentu dari individu. Apabilaindividu mampu memenuhi kebutuhannya ia akan merasa puas, sebaliknyaapabila siswa tidak mampu memenuhi kebutuhannya akan menimbulkan masalahbaik bagi dirinya maupun lingkungannya. Tidak semua individu mampumemenuhi kebutuhannya secara sendiri. Upaya memenuhi kebutuhan siswa disekolah dapat diwujudkan melalui proram pelayanan bimbingan dan konseling.Keempat, masalah penyesuaian diri. Individu harus menyesuaikan diridengan berbagai lingkungannya baik di sekolah, di rumah, maupun di tengahtengah masyarakat. Apabila individu tidak mampu menyesuaikan diri, maka akantimbul banyak masalah. Siswa yang tidak mampu melakukan penyesuaian dirisecara baik berpeluang untuk mengalami kegagalan dalam proses pendidikan danpembelajarannya. Dalam kondisi seperti itu, sekolah hendaknya memberikanbantuan agar setiap siswa dapat menyesuaikan diri secara baik dan terhindar darigejala-gejala prilaku maladjusted atau maladatif. Upaya pemberian bantuankepada siswa agar mampu menyesuaikan diri secara baik dapat diwujudkanmelalui pelayanan bimbingan dan konseling.Kelima, masalah belajar. Kegiatan belajar merupakan inti dari kegiatanproses pendidikan secara keseluruhan di sekolah. Siswa sebagai pelajar akanbanyak dihadapkan pada persoalan-persoalan belajar. Di antara masalah-masalahbelajar yang dihadapi siswa meliputi: pengaturan waktu belajar, memilih cara

19belajar yang tepat, menggunakan buku-buku pelajaran, belajar berkelompok,memilih mata pelajaran yan cocok, memlilih studi lanjutan, kesulitan konsentrasi,mudah lupa, mempersiapkan ujian, dan lain sebagainya.6Seluruh fungsi manajemen yang dikemukakan oleh para ahli banyak yangtidak sama dan ada juga yang sama. Hal ini disebabkan adanya perbedaan dalamhal latar belakang ahli, pendekatan yan digunakan, terminologi, dan kompleksitasmasalah yang dihadapi dalam organisasi. Oleh karena itu, dalam penelitian inipenulis tidak akan mempermasalahkan perbedaan tersebut.Berdasarkan fungsi-fungsi yang dikemukakan oleh para ahli, maka dalampenelitian ini penulis mengutip pendapat yang dikemukakan Tery, bahwa dalamorganisasi paling sedikit terdapat empat fungsi manajemen, yaitu: 1. Perencanaan,2. Pengorganisasian, 3. Pengarahan/pelaksanaan, dan 4. Pengawasan.Kemudian, perlu juga mengartikan bimbingan dan konseling, bimbingan adalahproses layanan yang diberikan kepada individu-individu guna membantu merekamemperoleh pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalammembuat pilihan-pilihan, rencana-rencana dan interpretasi-interpretasi yangdiperlukan untuk menyesuaikan diri yang baik.7Dalam rangka inovasi dibidang pendidikan, program bimbingan dankonseling merupakan salah satu keharusan didalam meningkatkan kualitaspendidikan, dengan istilah lain proram-program disekolah akan berhasil bila manaditunjang dengan program kegiatan bimbingan dan konseling.6Ibid, h. 117Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling,(Jakarta, PenerbitRineka Cipta, 2004), h. 94

20Setiap manusia dibidang apapun tentu pernah mengalami kesulitan/hambatan dalam mencapai tujuannya, begitu pula dengan pendidikan, anak didiktidak jarang bahwa ia mengalami hambatan-hambatan dalam usahanya mendidikdiri sendiri untuk mencapai tingkat kedewasaannya dan tidak semua kesulitan itumampu untuk diatasinya, akan tetapi membutuhkan waktu dan pertolongan oranglain atas dasar inilah perlu dilaksanakan bimbingan dan konseling.Untuk mencapai pada arti suatu bimbingan, maka peran ahli mendefinisikansecara etimologi kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidance”berasal dari kata “to guide” yang mempunyai arti menunjukkan, membimbing,menuntun ataupun membantu, sesuai dengan istilah secara umum bimbingandiartikan sebagai suatu bantuan atau tuntutan.8Pengertian bimbingan secara umum adalah bantuan atau pertolongan yangdiberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari ataumengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atausekumpulanindividu tersebutdapatmencapaikesejahteraan hidupnya.9Sedangkan Pendapat Jones dalam Prayitno, bimbingan adalah bantuan yangdiberikan kepada individu-individu dalammembuat pilihan-pilihan danpenyesuaian-penyesuaian yang bijaksana. Bantuan itu berdasarkan atas prinsipdemokrasi yang merupakan tugas dan hak setiap individu untuk memilih jalan89Hallen, bimbingan konseling, Ciputat Pres, Jakarta, 2002,hlm.3Lahmuddin Lubis, Bimbingan Konseling Islami, (Jakarta, Hijri Pustaka Utama 2007),h. 2

21hidupnya sendiri sejauh tidak mencampuri hak orang lain. Kemampuan membuatpilihan seperti itu tidak diturunkan (diwarisi), tetapi harus dikembangkan. 10Selanjutnya Surya dalam Lahmuddin, bimbingan ialah suatu prosespemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing (konselor)kepada yang dibimbing (konseli) agar tercapai kemandirian dalam pemahamandiri, penerimaan diri, pengarahan dan perwujudan diri dalam mencapai tingkatanperkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.11Menurut Abu Bakar, bimbingan adalah proses untuk membantu individumemahami dirinya dan dunia di sekelilingnya supaya ia dapat menggunakankemampuan dan bakat yang ada dengan optimal.12Al-Qur’an telah menyatakan bimbingan kepada manusia yaitu merekayang menghadapi kesulitan agar mampu mengatasinya atas dasariman dantakwa. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Yunus ayat 57: Artinya : “wahai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamupelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada)dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”.131011Prayitno, Dasar-Dasar, h. 95Lahmuddin, Bimbingan, h. 312Abu Bakar M. Luddin, Kinerja Kepala Sekolah dalam Kegiatan Bimbingan danKonseling, (Bandung, Cita Pustaka Media Printis, 2009), h. 10.

22Maksud dari ayat di atas, Allah telah memberikan pengajaran berupabimbingan kepada manusia agar dapat melakukan kebaikan dan menjauhikemungkaran.Menurut (Crow & Crow ) Bimbingan adalah bantuan yang diberikan olehseseorang laki-laki atau perempuan, yang dimiliki kepribadian yang memadai danterlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunyamengatur kegiatan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggungbebannya sendiri.14Dari berbagai macam pengertian bimbingan di atas, maka penulismenyimpulkan makna bimbingan yaitu suatu proses membantu individu (siswa)melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannyaagar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.Sedangkan pengertian konseling (counseling) merupakan bagian integraldari bimbingan. Konseling juga merupakan salah satu teknik dalam bimbingan.Konseling merupakan inti dari bimbingan. Ada yang menyatakan bahwakonseling merupakan “jantungnya” bimbingan. Sebagai kegiatan inti ataujantungnya bimbingan, praktik bimbingan bisa dianggap belum ada apabila tidakdilakukan konseling.Pengertian Konseling adalah proses untuk membantu individu apaiperkembangan13Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, PT. Syamil Cipta Media,Bandung, 2005, hlm.8914Prayitno Erman , Dasar-Dasar BK, Rieneka Cipta, Jakarta, 2008, hlm.94

23kemampuan pribadi yang dimilikinya secara optimal.15 Sedangkan menurutMuhammad Surya konseling adalah usaha untuk membantu seseorang menolongdirinya sendiri.16Didalam konseling yang diharapkan adalah adanya perubahan tingkah lakukonseli dari keadaan yang kutang menguntutungkan ke arah yang menguntungkanbagi dirinya antara lain pemahaman diri dan kepercayaan terhadap diri sendiriserta adanya kegairahan untuk hidup. Dan konseling juga sebagai penemuan padaawal abad ke dua puluh. Untuk memahami konsep dasar konseling diperlukanpemahaman terhadap akar historis dan kultural perkembangan layanan bantuanini.Pengertian lain tentang konseling menurut Dewa Ketut Sukardi adalahmerupakan suatu upaya bantuan yang dilakukan dengan empat mata/ tatap mukaantara konselor dan konseli yang berisi usaha yang laras, unik, human yangdilakukan dalam suasana keahlian dan yang didasarkan atas norma-norma yangberlaku, agar klien memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri dalammemperbaiki tingkah lakunya pada saat ini dan mungkin pada masa yang akandatang.17Dalam konseling adalah proses belajar yang bertujuan agar konseli(siswa)dapat mengenal diri sendiri, menerima diri sendiri serta realistis dalam proses15Abu Dakar Barajo, Psikologi Konseling dan Teknik Konseling, Studio Press, Jakarta,2004, hlm.111617M. Surya, Psikologi Konseling, Bani Quraisy, Jakarta, 2003, hlm. 2Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah,Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hlm.22

24penyesuian dengan lingkungannya. Suatu hubungan pribadi unik dalam konselingdapat membantu individu(siswa) membuat keputusan, pemilihan dan rencanayang bijaksana, serta dapat berkembang berperan lebih baik dalam lingkungan.Mortensen dalam kutipan buku Tohirin menyatakan bahwa konselingmerupakan proses hubungan antar pribadi di mana orang yang satu membantuyang lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan menemukanmasalahnya.18Konseling adalah hubungan antara konselor dengan seseorang yangmembutuhkan pertolongan yang sifatnya dari hati ke hati, artinya pertemuan inibukan bersifat paksaan melainkan suatu kesadaran diri untuk menghadap kepadakonselor untuk memohon bantuan di dalam memecahkan masalah yangdihadapinya. Sedangkan tujuan konseling adalah untuk membantu individu dalammenghadapi, memecahkan dan menanggulangi masalah terutama masalah padapenyesuian diri.Dari pengertian dan penjelasan diatas, dapat ditarik suatu kesimpulanbahwa konseling adalah hubungan timbal balik antara konselor dan konseling.Dengan memperhatikan beberapa rumusan penngertian diatas, dirumuskansuatu kesimpulan bahwa bimbingan dan konseling adalah bantuan yang diberikanseseorang individu kepada individu atau sekelompok individu yang dilakukansecara face to face (berhadapan muka satu sama lain) dalam memecahakanmasalah yang dihadapinya agar tercapainya kemampuan untuk memahami,18Tohirin, Bimbingan, h. 22

25menerima, mengarahkan dan merealisasi diri sesuai dengan lingkungan baikkeluarga ataupun sekolah dan masyarakat yang dihadapinya untuk kehidupanhidupnya.Dalam konteks pelaksanaan Bimbingan dan Konseling, berdasarkanpengertian di atas manajemen Bimbingan dan Konseling dapat berarti prosesperencanaan, pengorganisasian, pengarahan pelaksanaan dan pengawasanaktivitas-aktivitas pelayanan bimbingan dan konseling dan penggunaan sumberdaya-sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Manajemen pelaksanaanBimbingan dan Konseling juga bisa berartibekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan ngdenganpengorganisasian(organizing), pengarahan pelaksanaan (actuatin) dan pengawasan (controling).19Pelaksanaan bimbingan dan konseling meniscayakan manajemen agartercapai efesiensi dan efektifitas serta tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.Oleh sebab itu, setidaknya ada tiga alasan mengapa manajemen itu diperlukantermasuk dalam dunia pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu, pertama, untukmencapai tujuan. Kedua, untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuanyang saling bertentangan (apabila ada). Manajemen diperlukan untuk menjagakeseimbangan untuk tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan apabilaada yang bertentangan dari pihak-pihak tertentu, seperti kepala sekolah, para guru,tenaga administrsi, para siswa, orang tua siswa, komite sekolah, dan pihak-piha19Ibid, h. 272-273

26lainnya. Ketiga, untuk mencapai efisiensi dan efektifitas. Efesiensi kemampuanuntuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar atau merupakan perhitunganrasio antara keluaran (output) dengan masukan (input). Efektifitas merupakankemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untukmencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepala sekolah yang efektif ataukoordinator layanan Bimbingan dan Konseling yang efektif dapat memilihpekerjaan yang harus dilakukan atau metode (cara) yang tepat untuk mencapaitujuan sekolah atau tujuan layanan Bimbingan dan utiperencanaan(Planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan/pelaksanaan (actuating),dan pengawasan (controling). Prinsip-prinsip manajemen apabila diterapkandalam pelayanan bimbingan dan konseling berkenaan dengan bagaimanapelaksanaan bimbingan dan konseling direncanakan dan diorganisasikan,bagaimana menyusun personalia (orang-orang) yang terlibat dalam pelayananbimbingan dan konseling, bagaimana mengarahkan dan melaksanakan prosespelayanan Bimbingan dan Konseling, dan bagaimana mengawasi ataumengevaluasi pelayanan bimbingan dan konseling Penerapan prinsip-cprinsipmanajemen di atas secara terintegrasi dalam pelayanan bimbingan dan konselingakan berkenaan dengan bagaimana secara umum pelayanan bimbingan dankonseling itu dikelola.

272.Perencanaan Bimbingan dan Konseling.Salah satu faktor yang mendukung tercapainya tujuan bimbingan dankonseling ialah adanya program yang terencana dan sistematis, yang meliputiseluruh elemen yang terkait dengan induvidu seperti lingkungan sekolah,lingkungan rumah dan seluruh unsur-unsur yang mengitarinya.20Perencanaan (planning). Merencanakan pada hakikatnya menentukankegiatan yang hendak dilakukan pada masa depan. Kegiatan ini dilakukan untukmengatur berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai dengan yangdiharapkan. Sedangkan Sukanto, menyatakan pada hakikatnya perencanaan adalahpemilihan berbagai alternatif tujuan, strategi, kebijakan, taktik, prosedur danprogram-program. Inti perencanaan itu dengan demikian, adalah pemilihan jalanyang akan ditempuh. Ini merupakan prinsip utama perencanaan.21Menurut H.J. Burbach dan I.E. Decher Perencanaan adalah suatu prosesyang kontinu. Proses dalam hal ini berarti mengantisipasi dan menyiapkanberbagaikemungkinanatau usaha untukmenentukan danmengontrolkemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.22Dalam setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang meskipundapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnyadalam proses perencanaan. Ketiga kegiatan itu adalah; 1) perumusan tujuan yang20Mahmud Hanna, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan, Jilid I & II, alih bahasa ZakiahDaradjat, (Jakarta, Bulan Bintang), 1978), h. 21421Sukanto, Dasar-dasar Manajemen ; Ed.5 (Yogyakarta, Universitas Gajah Mada, 1992).h. 2422H.J. Burbach dan I.E. Decher, Planning and Assesment in Community Education.(Michigan Pendell Publihing Companu, 1977), h. 32.

28akan dicapai, 2) pemilihan program untuk mencapai tujuan itu, 3) identifikasi danpengarahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas.Perencanaan merupakan tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yangakan dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, apa yang harus dikerjakan dan siapayang harus mengerjakannya. Perencanaan sering juga disebut jembatan yangmenghubungkan kesenjangan atau jurang antara keadaan masa kini dan keadaanyang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang. Meskipun keadaan masadepan yang tepat itu sukar diperkirakan, karena banyak faktor di luar penguasaanmanusia yang berpengaruh terhadap rencana, tetapi tanpa perencanaan kita akanmengarahkan keadaan pada masa yang akan datang itu kepada kebetulankebetulan. Itulah sebabnya Koontz menyerahkan perencanaan sebagai suatuproses intelektual yang menentukan secara sadar tindakan yang akan ditempuhdan mendasarkan keputusan-keputusan pada tujuan yang hendak dicapai,informasi yang tepat waktu dan dapat terpercaya, serta memperhatikan perkiraan,keadaan yang akan datang. Oleh karena itu, perencanaan membutuhkanpendekatan rasional kearah tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa perencanaan merupakantulang punggung kegiatan. Organisasi yang mengadakan perencanaan dapatdikatakan akan lebih berhasil dibandingkan dengan organisasi yang tidakmempunyai perencanaan, karena sifat-sifat yang baik dari perencanaan danrencana itu.Manfaat dilakukannya perencanaan program secara matang yaitu: a).Adanya kejelasan arah pelaksanaan program bimbingan, b). Adanya kemudahan

29mengontrol dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan bimbingan yang dilakukan, danc). Terlaksananya program bimbingan kegiatan bimbingan secara lancar, efesiendan efektif.Dalam konteks program konseling yang ideal dan konprehensip, Frank danMiller mengemukakan bahwa program konseling yang ideal adalah program yangdisusun secara sistematis mulai dari program tahunan, bulanan, mingguan sampaiprogram harian, serta mencakup keempat dimensi konseling. Adapun ciri-ciriprogram konseling yang ideal dan konprehensip menurut Frank W. Dan Milleradalah sebagai berikut: a). Program yang ada pada program semesteran, bulanan,mingguan dan harian merupakan penjabaran dan pengembangan dari programtahunan yang disusun secara bertahap dengan melibatkan unsur-unsur yang ada disekolah, b) program-program tersebut mempunyai tujuan dan target yang realistisdan fleksibel, c) program-program tersebut mencerminkan komunikasi yangkontinyu antara staf dan pegawai sekolah, d) program-program tersebut sesuaidengan program dan pengajaran yang ada di sekolah bersangkutan, e) programprogram tersebut memberi layanan kepada seluruh murid, f) program-programtersebut mencakup keempat dimensi konseling yang ada secara seimbang danmempunyai orientasi prepentif/antisipasi dan orientasi remediasi, g) programtersebut menjamin keseimbangan antara layanan konseling individu dan layanankonseling kelompok, h) program tersebut sesuai dengan perkembangan zaman daperkembangan iptek.2323Frank W, dan Miller, Guidance: Principles and Carvies, (Colombia,Merciks Books, 1961), h. 89-107

30Dalam hubungannya dengan perencanaan program layanan bimbingan dankonseling di SMA, ada beberapa aspek kegiatan penting yang perlu dilakukanyaitu: a). Analisis kebutuhan dan permasalahan siswa, b). Penentuan tujuanprogram layanan bimbingan yang hendak dicapai, c). Analisis situasi dan kondisidi sekolah, d). Penentuan jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan, e). Penetapanmetode dan teknik yang akan digunakan dalam kegiatan, f). Penetapan personelpersonel yang akan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan, g).Persiapan fasilitas dan biaya pelaksanaan kegiatan-kegiatan bimbingan yangdirencanakan, dan h). Perkiraan tentang hambatan-hambatan yang akan ditemuidan usaha-usaha apa yang akan dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatanitu.24Sementara itu Burks Jr, Herbert M. Dan Bufford S. Menyebutkan bahwa ada limaciri program konseling yang ideal, konprehensip dan disesuaikan denganperkembangan individu dan IPTEK. Kelima ciri tersebut adalah sebagai berikut:1)ElastisHendaknya pelayanan yang diberikan merupakan pelayanan yang dinamisdengan pengertian tidak terbatas hanya kepada satu priode pengajaran dankelompok individu tertentu saja, akan tetapi juga untuk seluruh priode dan seluruhsiswa2)TotalPelayanan yang diberikan dalam konseling harus disusun sedemikian rupa.Orientasinya tidak hanya terbatas kepada penyelesaian permasalahan yang timbul24Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudinto, Manajemen Bimbingan dan Konseling diSMA, (Jakarta, Penerbit PT Grasindo, 2005), h. 28

31secara insidental, akan tetapi juga faktor-faktor penyebabnya, sehingga ketikaproblem yang sama muncul di masa yang akan datang solusi pemecahannya sudahada.3)Inklusif.Maksudnya, program konseling yang disusun tersebut harus sesuai denganpelayanan konseling yang dilakukan pada lembaga-lembaga di luar sekolahseperti : kantor usrusan pekerjaan, kantor penempatan tenaga kerja, klinik jiwa,klinik mental, konseling industri dan lain sebagainya serta menerima kritikankritikan yang kondusif.4)ProfessionalProgram konseling harus berorientasi kepada pembentukan individu yangkompoten di bidangnya, dilakukan oleh para ahli dan prosesnya indipenden,meskipun tidak melupakan asas kerjasama (cooperative).25Yang juga harus diperhatikan dalam merencanakan program bimbingan dankonseling adalah faktor waktu. Dalam perencanaan program bimbingan dankonseling, guru pembimbing harus dapat mengatur waktu dan menyusun,melaksanakan, menilai, menganalisis, dan menindaklanjuti program kegiatanbimbingan dan konseling dengan memperhatikan: 1) semua jenis programbimbingan dan konseling (tahunan, semester, bulanan, mingguan dan harian), 2)kontak langsung dengan siswa yang dilayani, 3). Kegiatan bimbingan dan25Burks Jr., Herbert M., and Buford Stefflre, Theories Of Counseling,McGraw-Hill Company, New York, 1979) h. 199-157

32konseling tidak merugikan waktu di sekolah, 4). Kegiatan bimbingan dankonseling di luar jam sekolah dapat sampai 50%.Perencanaan dalam pelayanan bimbingan dan konseling akan sangatmenentukan proses dan hasil pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri.Pelayanan bimbingan dan konseling sebagai suatu proses kegiatan, membutuhkanperencanaan yang matang dan sistematis dari mulai penyusunan program hinggapelaksanaannya. Agar pelayanan bimbingan dan konseling memperoleh hasilsesuai tujuan yang telah dirumuskan, maka harus dilakukan perencanaan. Disekolah, fungsi ini dilaksanakan oleh kepala sekolah, koordinator Bimbingan danKonseling (apabila di sekolah yang bersangkutan memiliki banyak tenaga ataupetugas bimbingan dan konseling) dan guru Bimbingan dan Konseling.3.Pengorganisasian Bimbingan dan tanyangmenghubungkan rencana dengan pelaksanaan, yakni penggerakan atau penggiatanorang-orang yang akan dilibatkan dalam pencapaian tujuan. Pengorganisasianadalah kegiatan membagi-bagikan tugas kepada komponen-komponen aktivitas diantara para anggota kelompok. Di sini “the right man in the right place”memegang peranan yang sangat penting, sebab efektifitas dan efesiensi banyakditentukan oleh ketepatan orannya. Efektif berarti berhasil mencapai tujuan serayamemuaskan semua pihak yang dilibatkan dalam pencapaian tujuan tersebut.Efesien berarti ketepatan dalam mencapai tujuan dengan biaya yang telahditetapkan.

arahanhubungan-hubungan resmi antara orang-orang dan sumber daya-sumber dayauntuk menyelesaikan tujuan-tujuan.26 Adapun manfaat dari upaya melakukanpengorganisasian adalah untuk memadukan sumber daya dasar dan orang-orangyang bekerja dalam suatu aturan atau dengan cara-cara yang teratur dalam suatupola yang dapat diterima, sehingga mereka dapat memperlihatkan si.Dengandemikianpengorganisasian akan menggabungkan orang-orang dalam pekerjaan yang salingterkait, sehingga satu kelompok dapat membantu kelompok lain, demi pencapaiantujuan-tujuan tertentu.Dalam pengorganisasian tersebut pengelompokan dan pendistribusiantugas dilakukan sedemikian rupa, sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan nantitidak terjadi benturan-benturan psikologis di kalangan para komponen aktivitasdan tidak terjadi tumpang tindih dalam penggarapan tugas. Dengan demikiandapat diciptakan kondisi yang integratif, suatu kerjasama yang terpaduberdasarkan mekanisme kerja yang mapan.Personel dan tugas yang berkaitan dengan kegiatan layanan bimbingan dankonseling di sekolah sebagai berikut:a.Kepala SekolahKepala sekolah sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan, yangmeliputi kegiatan pengajaran, pelatihan dan bimbingan di sekolah bertugas:26Husaini Usman, Teori, Praktik, h. 59

34(1)Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan, yang meliputi kegiatanpengajaran, pelatihan dan bimbingan.(2)Menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana yan diperlukandalam kegiatan bimbingan dan konseling.(3)Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan dankonseling.(4)Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling.(5)Menetapkan koordinator guru pembimbing yang bertanggung jawab ataskoordinasi pelaksanaan bimbingan dan konseling berdasarkan kesepakatanbersama guru pembimbing.(6)Membuat surat tugas guru dalam proses bimbingan dan konseling padasetiap awal catur wulan.(7)Menyiapkan surat pernyataan melakukan kegiatan bimbingan dankonseling sebagai bahan usulan angka kredit bagi guru pembimbing.(8)Mengadakan kerjasama dengan instansi lain yang terkait dalampelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling.(9)Melaksanakan bimbingan dan konseling minimal 40 siswa, bagi kepalasekolah yang berlatar belakang bimbingan dan konseling.b.Wakil Kepala Sekolah.Wakil kepala sekolah membantu kepala sekolah dalam hal :(1)Mengkoordinasikan pelaksanaan layanan bimbingan dankonselingkepada semua personel sekolah.

35(2)Melaksanakan kebijakan pimpinan sekolah terutama dalam pelaksanaanlayanan bimbingan dan konseling.(3)Melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap minimal 75 siswa bagiwakil kepala sekolah yang berlatar belakang bimbingan dan konseling.c.Koordinator Guru Pembimbing (konselor)Tugas-tugas koordinator guru pembimbing yaitu:(1)(2)Mengkoordinasikan para guru pembimbing dalam:(a)Memasyarakatkan pelayanan bimbingan,(b)Menyusun program,(c)Melaksanakan program(d)Mengadministrasikan bimbingan,(e)Menilai program,(f)Mengadakan tindak lanjut.Membuat usulan kepada kepala sekolah dan mengusahakan terpenuhinyatenaga, sarana dan prasarana,(3)Mempertanggung jawabkan pelaksaan ke

A. Deskripsi Konseptual Manajemen Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Manajemen Bimbingan dan Konseling Sebagai dasar perumusan makna manajemen pelaksanaan BK, terlebih dahulu dikemukakan makna manajemen secara umum. Rumusan manajemen telah banyak disebutkan da

Related Documents:

8 BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual a. Self Awareness Menurut Solso dkk (2007:240), “kesadaran adalah kesiapan (awareness) terhadap peristiwa yang di lingkungan sekitarnya dan peristiwa kogniti

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

bab ii penerimaan pegawai . bab iii waktu kerja, istirahat kerja, dan lembur . bab iv hubungan kerja dan pemberdayaan pegawai . bab v penilaian kinerja . bab vi pelatihan dan pengembangan . bab vii kewajiban pengupahan, perlindungan, dan kesejahteraan . bab viii perjalanan dinas . bab ix tata tertib dan disiplin kerja . bab x penyelesaian perselisihan dan .

Bab 24: Hukum sihir 132 Bab 25: Macam macam sihir 135 Bab 26:Dukun,tukang ramal dan sejenisnya 138 Bab 27: Nusyrah 142 Bab 28: Tathayyur 144 Bab 29: Ilmu nujum (Perbintangan) 150 Bab 30: Menisbatkan turunnya hujan kepada bintang 152 Bab 31: [Cinta kepada Allah]. 156 Bab 32: [Takut kepada Allah] 161

bab iii. jenis-jenis perawatan 7 . bab iv. perawatan yang direncanakan 12 . bab v. faktor penunjang pada sistem perawatan 18 . bab vi. perawatan di industri 28 . bab vii. peningkatan jadwal kerja perawatan 32 . bab viii. penerapan jadwal kritis 41 . bab ix. perawatan preventif 46 . bab x. pengelolaan dan pengontrolan suku cadang 59 . bab xi.

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Pelaksanaan penelitian Penelitian dengan judul "Analisis Penalaran siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika pada Materi Peluang Ditinjau dari Persepsi siswa di SMP Islam Terpadu Sunan Kalijaga Blitar" merupakan sebuah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan .

BAB 1 Akuntansi Keuangan & Standar Akuntansi Keuangan 1 BAB 2 Laporan Laba Rugi, Neraca dan Arus Kas 11 BAB 3 Pengawasan Terhadap Kas 25 BAB 4 P i u t a n g 33 BAB 5 Wesel dan Promes 47 BAB 6 Persediaan Barang Dagang 53 BAB 7 Penilaian Persediaan Berdasarkan Selain Harga Pokok 71 BAB 8 Amortisasi Aktiva Tak Berwujud 81 . Modul Akuntansi Keuangan 1 Dy Ilham Satria 1 1 AKUNTANSI KEUANGAN DAN .

The packet includes problems from different areas of the 2nd grade curriculum. It is expected that the students are entering into 3rd grade having mastered these areas. Particular areas of strength and growth are noted in your child’s report card. If your child completes the packet in June and doesn’t solve any math problems for the