Modul 3 OBYEK DAN METODE PENELITIAN PSIKOLOGI AGAMA

2y ago
97 Views
2 Downloads
442.78 KB
10 Pages
Last View : 15d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Shaun Edmunds
Transcription

Obyek dan Metode Penelitian Psikologi AgamaModul 3OBYEK DAN METODE PENELITIAN PSIKOLOGI AGAMAPENDAHULUANPsikologi Agama pada jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) disajikanuntuk membantu mahasiswa memahami perkembangan jiwa keagamaanmanusia mulai dari masa kanak-kanak sampai lanjut usia, dimana perkembanganjiwa keagamaan tersebut dipengaruhi oleh dinamika kejiwaan.Hal ini penting untuk diketahui karena mahasiswa PAI disiapkan untukmenjadi guru agama yang bukan hanya bertugas untuk memahamkan materipelajaraan keagamaan, namun tugas yang lebih berat adalah membentuk jiwakeagamaan anak didiknya agar menjadi lebih baik.Pada modul 3 ini, mahasiswa akan diajak untuk memahami tentangObyek dan Metode Penelitian Psikologi Agama. Untuk membantu pemahamantersebut, maka pada Modul 3 ini akan dibagi menjadi:Kegiatan Belajar 1 : Obyek Penelitian Psikologi AgamaKegiatan Belajar 2 : Metode Penelitian Psikologi AgamaSetelah mempelajari Modul 3, mahasiswa diharapkan dapat:1. Menjelaskan tentang obyek penelitian Psikologi Agama2. Menjelaskan tentang metode penelitian Psikologi Agama3. Mempraktekkan penelitian Psikologi Agama (dalam studi kasus)Untuk membantu mahasiswa dalam mempelajari modul 3 ini, ada baiknyadiperhatikan petunjuk berikut ini:1. Lakukan diskusi dengan teman2. Baca dan pelajari sumber-sumber lain yang relevan3. Kerjakan latihan yang disediakan.Selamat Belajar19

Modul Psikologi AgamaA. PengantarSalah satu syarat utama dalam kehidupan manusia adalah keyakinanyang oleh sebagaian orang dianggap sebagai “Agama”. Agama bertujuan untukmencapai kedamaian rohani dan kesejahteraan jasmani. Dan untuk mencapaikedamaian ini harus diikuti dengan satu syarat, yaitu: percaya dengan adanyaTuhan Yang Maha Esa. Tuhan yang menciptakan, dan memberikanperlindungan, serta memelihara semua yang ada di alam ini. Namun kemudiansatu permasalahan mendorong para filosof dan ilmuwan, yaitu untukmenelusuri asal usul Agama.Menurut Koentjoroningrat, bahwa para ahli yang pertama meneliti danmembahas tentang asal usul agama adalah: ahli sejarah C. De Brosses, ahlifilsafat August Comte, ahli filologi F. Max Muller, dan lainnya. Kemudianmuncul teori dari para ahli antropologi seperti: E.B. Tylor, R.R. Marett, J.G.Frazer, E. Durkheim, W. Schmidt, Nixon, dan David Home. Pendapat para ahlitersebut adalah sebagai berikut:1. Teori TylorTylor berpendapat bahwa asal mula agama adalah kepercayaan manusiaterhadap adanya Jira atau anima. Hal ini ditandai dengan adanya: peristiwahidup dan mati yang ditandai dengan adanya Jira atau hilangnya jiwa,peristiwa mimpi ketika tubuh manusia dalam keadaan diam maka jiwagentayangan kemana-mana berupa mimpi. Jiwa yang sudah lepas daritubuh itulah yang disebuh dengan roh halus, spirit, jin, hantu, dan lain-lainyang berada di hutan, sungai, kuburan, rumah kosong dan lain-lain.Manusia yang lemah jiwanya atau anak-anak akan mudah kesurupan.Untuk mengusir mahluk halus yang masuk kedalam jiwa manusiatersebut, diperlukan upacara dan ada orang yang ahli memimpin upacaratersebut disebut “dukun, paranormal, atau pawang”. Kepercayaan inidisebut Animisme, yaitu kepercayaan manusia tentang adanya jiwa20

Obyek dan Metode Penelitian Psikologi Agamatermasuk pada mahluk hidup, mahluk halus dan benda-benda mati sepertimatahari, bulan, bintang, dan lain-lain.2. Teori MarettMarett berpendapat bahwa masyarakat yang budayanya masih sangatrendah belum mengenal jiwa-jiwa keagamaan muncul karena rasa rendahdiri. Untuk mengatasinya, maka manusia mempercayai adanya kekuatanyang bersifat supranatural diluar manusia.3. Teori FrazerFrazer berpendapat bahwa, agama berasal dari ketidakmampuan akal danpikiran manusia untuk memecahkan permasalahan. Kemudian merekamenggunakan magic, atau ilmu ghaib atau sihir untuk memecahkanmasalah tersebut. Namun ketika kekuatan magicbarulahmanusiapercayapadaadanyajuga tidak mampu,kekuatanTuhanyangmengendalikan alam beserta seluruh isinya.4. Teori SchmidtSchmidt berpendapat bahwa agama sudah dikenal manusia sejak zamanpurba. Dimana dalam budayanya yang masih sangat sederhana, manuisasudah percaya akan adanya Dewa Tunggal/ Penguasa Tunggal. Namunkarena tangan-tangan manusia yang menyebabkan kepercayaan kepadaTuhan itu menjadi rusak, hal ini dipengaruhi oleh berbagai bentukpemujaan manusia kepada makhluk halus, kepada roh, dan dewa yangdiciptakan oleh akal pikir manusia itu sendiri.5. Teori DurkheimDurkheim menjelaskan bahwa munculnya agama disebabkan oleh adanyasuatu getaran jiwa yang menimbulkan emosi keagamaan. Emosikeagamaan yang timbul karena rasa sentimen kemasyarakatan seperti rasacinta, rasa bakti, dan lain-lain. Untuk menjaga emosi keagamaan dansentimen kemasyarakatan diperlukan tujuan yang sama, maka disinilahdiperlukan upacara-upacara dan lambang-lambang keagamaan.21

Modul Psikologi Agama6. Teori NixonNixon berpendapat bahwa pada awalnya manusia tidak pernahmemikirkan soal agama dan Tuhan pada khususnya. Hal ini karenakesederhanaan pola pikir dan budaya mereka. Namun kemudian merekamelakukan ritual keagamaan sebagai upaya mengusir roh jahatdikarenakan rasa jengkel mereka terhadap roh-roh jahat yang seringmengganggu mereka. Unsur inilah yang kemudian menjadi unsur agamamanusia.7. Teori David HomeDavid home berpendapat, bahwa sesungguhnya manusia sejak 1700 tahunyang lalu berada dalam keadaan menyembah berhala, patung-patung, danarca. Kemudian sedikit demi sedikit mulai memiliki pengertian yang lebihtinggi dalam memahami soal ketuhanan. Tetapi masih secara meraba-rabadan mengira-ngira. Lama kelamaan timbul pikiran yang agak pasti tentangTuhan dengan sifat-sifat yang terbatas, sekalipun sifat-sifat itu masih jauhdari sempurna. Demikianlah selanjutnya, berkat lamanya masa sampailahmanusia mengenal Tuhan yang sempurna menurut ukuran dan pendapatmereka pada masa itu.Pendapat ahli-ahli Islam tentang sejarah asal-usul munculnya agamabertentangan dengan pendapat ahli barat. Pada dasarnya manusia itu padaawalnya dalam keadaan satu dan menyembah kepada Tuhan yang satu, dimanakepercayaan tersebut merupakan ajaran yang dibawa oleh para Nabi. NabiAdam sebagai nenek moyang manusia pertama diberi dan ditugaskan untukmengajarkan tauhid kepada anak cucunya, kemudian setelah wafat umatnyakehilangan pemimpin dan mulai ada penyimpangan dan kekacauan umattersebut. Kemudian datanglah nabi Idris dan Nuh as yang memimpin umat yangtelah menyimpang tersebut dan meneruskan ajaran Nabi Adam as. Dan setelahNabi Nuh wafat, umat manusia mengalami kekacauan kembali sampi datanglah22

Obyek dan Metode Penelitian Psikologi AgamaNabi utusan Allah, yaitu Nabi Ibrahim as yang melanjutkan ajaran tauhid NabiNabi sebelumnya.Penadapat para ilmuwan Muslim ini didasarkan atas firman Allah SWTdalam QS. Al-Baqarah ayat 213: “Manusia itu adalah umat yang satu (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutuspara Nabi, sebagai pemberi peringatan dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yangbenar, untuk memberi keputusan diantara manusia tentang perkara yang merekaperselisihkan. Tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkankepada mereka kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yangnyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orangyang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengankehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepadajalan yang lurus”Berdasarkan ayat tersebut diatas dapat dipahami bahwa manusia itu padamulanya semua dalam keadaan satu agama dan kepercayaan, yaitu percaya padaAllah atau bersatu dalam ketauhidan.B. Obyek Penelitian Psikologi AgamaObyek utama yang menjadi kajian Psikologi Agama adalah: (1)kesadaran beragama (religious counsciousness) ,dan (2) pengalaman beragama(religious experience). Kesadaran beragama adalah bagian atau segi yang hadir23

Modul Psikologi Agama(terasa) dalam pikiran dan dapat diuji melalui introspeksi, atau dapat dikatankesadaran beragama adalah aspek mental dan aktivitas agama. Sedangkanpengalaman beragama adalah unsur perasaan dalam kesadaran beragama, yaituperasaan yang membawa kepada keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan(amaliah). Secara lebih spesifik dapat disimpulkan bahwa obyek kajian penelitianpsikologi agama adalah proses beragama, perasaan, dan kesadaran beragamadengan pengaruh dan akibat-akibat yang dirasakan sebagai hasil dari keyakinan.Psikologi agama tidak mencampuri dasar-dasar atau pokok keyakinansuatu agama, apakah keyakinan itu benar atau salah, masuk akal atau tidak,semua itu bukan wilayah kajian psikologi agama. Dan yang menjadi wilayahkajian psikologi agama adalah bagaimana pengaruh dari dasar-dasar atau pokokkeyakinan suatu agama terhadap perilaku seseorang. Misalnya pengertiantentang Tuhan mungkin berbeda antara satu agama dengan agama yang lain.Siapa Tuhan itu, apa sifatnya, dan seterusnya tidak dibahas didalam psikologiagama, karena persoalan-persoalan tersebut berada diluar kemampuan psikologiagama untuk membuktikan dengan metode penelitian yang empiris tentang dzatTuhan dan sifat-sifat-Nya. Namun yang terpenting dalam psikologi agamahanyalah, bagaimana perasaan dan pengalaman seseorang terhadap Tuhantersebut, misalnya bagaimana rasa tentram dan leganya batin orang yangmerasakan dengan sungguh-sungguh bahwa Tuhan Maha Pengasih danPenyayang dan merasa bahwa ia tergolong orang yang disayang Tuhan. Hal inidapat dilihat dan diteliti pengaruhnya dalam tingkah laku dan cara hidupnya.Demikian juga tentang pengertian surga dan neraka, dan hubungannyadengan imbalan pahala dan dosa. Semuanya adalah hal-hal yang bersifat abstrakdan tidak dapat diteliti dengan metode penelitian yang empiris. Namunbagaimana pengaruh keyakinan terhadap surga dan neraka dalam pembentukansikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari seseorang dapat diteliti denganmetode penelitian yang empiris.24

Obyek dan Metode Penelitian Psikologi AgamaOleh karena itu, menurut Zakiah Daradjat, ruang lingkup yang menjadiobyek kajian Psikologi Agama meliputi kajian tentang:1) Bermacam-macam emosi yang menjalar diluar kesadaran yang ikutmenyertai kehidupan beragama orang biasa (umum). Seperti rasa legadan tentram setelah shalat, rasa lepas dari ketegangan batin sesudahberdoa atau membaca ayat-ayat suci, perasaan tenang, pasrah, danmenyerah setelah berdzikir dan ingat kepada Allah ketika mengalamikesedihan dan kekecewaan yang bersangkutan.2) Bagaimana perasaan dan pengalaman seseorang secara individualterhadap Tuhannya, misalnya rasa tawakkal dan menerima apa adanya.3) Mempelajari, meneliti, dan menganalisis pengaruh kepercayaan akanadanya hidup sesudah mati (alam akhirat) pada tiap-tiap orang.4) Meneliti dan mempelajari kesadaran dan perasaan orang terhadapkepercayaan yang berhubungan dengan surga dan neraka, serta dosa danpahala yang turut memberi pengaruh terhadap sikap dan tingkahlakunya dalam kehidupan.5) Meneliti dan mempelajari bagaimana pengaruh penghayatan seseorangterhadap ayat-ayat suci untuk kelegaan batinnya.Jadi, dapat disimpulkan bahwa obyek dan bidang kajian psikologi agamaadalah mempelajari kesadaran beragama pada orang. Akan tetapi kesadaranberagama tersebut tidak dapat diteliti sendirian, tanpa meneliti pulapengaruhnya terhadap perilaku atau tindakan keberagamaan seseorang dalamhidupnya.C. Metode Penelitian Psikologi AgamaSuatu teori bisa dikatakan memiliki kemandirian dan akan mendapatkanpengakuan secara ilmiah, ketika telah melewati proses penelitian secaraberulang-ulang sebagai upaya membuktikan kebenaran dari teori tersebut.Demikian juga dengan bidang keilmuan Psikologi Agama dalam menetapkankonsep teoritisnya.25

Modul Psikologi AgamaSetiap proses penelitian dilakukan dengan menggunakan metode yangilmiah dan universal. Maksudnya, dalam proses penelitian menuntut adanyametode yang sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah dan kaidah tersebut sudahdiakui secara universal oleh para ilmuwan/ penelitian secara mendunia.Psikologi Agama, merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentangmanusia (objek material), namun psikologi dilain pihak berwajah banyak (objekformal). Sedangkan objek formal Psikologi Agama adalah gejala-gejala jiwa dantingkah laku manusia yang berhubungan dengan realisasi keagamaan. Berbagaimacam metode penelitian Psikologi Agama telah dikembangkan sesuai denganperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun secara garis besar,metode penelitian Psikologi Agama dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:1) Pertama: metode filosofis yang meliputi:a) Metode intuitifb) Metode kontemplatif (merenungkan sesuatu objek)c) Metode filosofis religius seperti yang banyak digunakan para ahlitafsir maupun tokoh-tokoh agama seperti Imam Al-Ghazalimaupun tokoh Psikologi seperti William James.2) Kedua: metode empiris yang meliputi:a) Observasi, yaitu pengamatan secara mendalam terhadap obyekpenelitian dan mencatat hal-hal yang dianggap penting. Metodeini digunakan untuk mempelajari tingkah laku atau adieksperimenkan.b) Introspeksi, yaitu mengamati kejadian psikologis kedalam dirisendiri pada saat berlangsungnya peristiwa atau kejadiantersebut.c) Ekstrospeksi, yaitu pengamatan kejadian psikologis terhadaporang lain dan mencoba mengambil kesimpulan dengan26

Obyek dan Metode Penelitian Psikologi Agamamengamati gejala-gejala jiwa yang ditunjukkan dari perilakuorang tersebut.d) Introspeksi eksperimen, yaitu metode introspeksi yang dilakukandengan mengadakan eksperimen/ percobaan secara sengaja dandalam suasana yang dikondisikan.e) Wawancara/interview pada orang-orang yang dijadikan subyekpenelitian.f) Angket/ kuisioner, berisi sejumlah pertanyaan pada subyekpenelitian tentang indikator-indikator penelitiang) Eksperimen, yaitu metode penelitian dengan menerapkan suatuperlakuan (treatmant) tertentu pada subyek penelitian dengansituasi yang dikondisikan sedemikian rupa, untuk kemudiandilihat pengaruh dari perlakuan tersebut pada pembentukantingkah laku seseorang.h) Metode klinis, metode ini dilakukan dengan melihat rikeseimbangan antara kondisi jiwa dan perilaku keagamaannya,dan bagaimana kemampuan seseorang untuk menyesuaikan jiwakeagamaannya dengan lingkungan sekitarnya.i) Biografi, metode ini dilakukan dengan cara mengolah data ataubahan-bahan yang diperoleh dari kumpulan bahan-bahanriwayat hidup seseorang, baik yang ditulis oleh orang lain(biografi) maupun yang ditulis sendiri (autobiografi).j) Observasi sosial dan antropologi agama, yaitu denganmelakukan pengamatan secara mendalam terhadap perilakusosial keagamaan seseorang yang disesuaikan dengan kondisisosiologis masyarakat.k) Studi kasus, yaitu dengan mempelajari kasus-kasus tertentu yangdianggap penting untuk dilakukan pengkajian secara mendalam27

Modul Psikologi Agamasehingga akan didapatkan wawasan/ pengetahuan tentang kasustersebut sekaligus dengan solusinya.l) Testing, yaitu dengan melakukan tes psikologi (psikotes)m) Statistik, yaitu dengan melihat data-data kuantitatif yangdidapatkan dari angket, chek list, atau dari dokumentasi.n) Pendapat umum, yaitu dengan merekam dan menganalisispendapat masyarakat umum tentang obyek penelitian yangsedang dikaji.D. RangkumanObyek utama yang menjadi kajian Psikologi Agama adalah: (1)kesadaran beragama (religious counsciousness) ,dan (2) pengalaman beragama(religious experience). Sedangkan objek formal Psikologi Agama adalah gejala-gejalajiwa dan tingkah laku manusia yang berhubungan dengan realisasi keagamaan.Berbagai macam metode penelitian Psikologi Agama telah dikembangkan sesuaidengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun secara garisbesar, metode penelitian Psikologi Agama dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:metode filosofis dan metode empirisE. Latihan1. Apa yang menjadi obyek kajian psikologi agama?2. Jelaskan masing-masing obyek psikologi agama.3. Jelaskan dengan contoh yang jelas tentang metode penelitian psikologiagama baik secara filosofis maupun empiris.28

Obyek dan Metode Penelitian Psikologi Agama 19 Modul 3 OBYEK DAN METODE PENELITIAN PSIKOLOGI AGAMA PENDAHULUAN Psikologi Agama pada jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) disajikan untuk membantu mahasiswa memahami perkembangan jiwa keagamaan manusia mulai dari masa kanak-kanak sampai lan

Related Documents:

E. Dasar Hukum F. Materi Pokok dan Sub Materi MATERI POKOK 1 KARAKTERISTIK MODUL A. Self Instructional B. Self Contain C. Stand Alone D. Adaptive E. User Friendly MATERI POKOK 2 PENGEMBANGAN MODUL DAN MUTUNYA A. Pengembangan Modul B. Mutu Modul MATERI POKOK 3 PROSEDUR PENYUSUNAN MODUL A. Analisa Kebutuhan Modul B. Penyusunan Modul PENUTUP A .

PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dapat dipilih sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Secara umum, metode yang digunakan dalam penelitian yaitu (a) metode deskriptif, (b) metode eksperimen, (c) metode historis, (d) metode pengembangan, (e) metode tindakan, dan (f) metode kualitatif.

4.11.1 Merancang sketsa rancangan obyek 3D 4.11.2 Membuat sketsa rancangan obyek 3D D. Tujuan Pembelajaran Melalui tahapan pembelajaran model discovery learning, dengan metode diskusi, praktik dan presentasi, peserta didik mampu: 1. Menjelaskan karakteristik obyek 3D dengan percaya diri 2. Menggambarkan sketsa rancangan obyek 3D dengan kreatif

7. Metode Exstended Quadratic Interior Point (EQIP) Sama dengan metode Karmakar, metode EQIP merupakan salah satu metode untuk menyelesaikan masalah program linier. Metode EQIP adalah metode deterministik yang merupakan pengembangan metode Karmakar. Metode EQIP dikembangakan oleh James A. Momoh. Metode EQIP bisa digunakan untuk

Metode drill dan metode demonstrasi merupakan metode yang cocok digunakan untuk melatih kemandirian anak tunagrahita menjalankan ibadah mahdhah. Sebab mereka memiliki keterbatasan IQ, memori yang sangat pendek dan selalu bergantung dengan orang lain. Dan kedua metode tersebut bisa digabungkan dengan metode-metode yang

9. Modul OC IV (Organische Stoffklassen und Synthesen) 13 10. Modul PC I (Allgemeine Chemie) 14 11. Modul PC II (Physikalische Chemie II) 15 12. Modul PC III (Physikalische Chemie III) 16 13. Modul PC IV (Physikalische Chemie IV) 17 14. Modul MC (Makromolekulare Chemie) 18 15. Modul BC (Biochemie und Zellbiologie) 19 16. Modul Physik 20 17.

biasa digunakan dalam pembelajaran IPA diantaranya metode ceramah, demonstrasi, eksperimen dan diskusi. Selain itu ada metode-metode lain yang dapat dilakukan seperti metode proyek, brainstorming, bermain peran dan karyawisata. Pada pelaksanaannya setiap metode pembelajaran memiliki langkah-langkah yang berbeda.

automotive EMC requirements and detailed description of the design recommendations for meeting them. 3. Exploring the MPC5606E Reference board 6-layer design NOTE The main design considerations are described here using the example of the 6-layer Freescale automotive BroadR-Reach board. For best performance, it is critical to closely follow these design guidelines. NOTE Use this document in .