PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK PENINGKATAN KUALITAS .

3y ago
565 Views
231 Downloads
98.12 KB
11 Pages
Last View : 14d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Josiah Pursley
Transcription

Didaktika, Vol.2 No.1 Maret 2007: 216-226PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK PENINGKATANKUALITAS PEMBELAJARAN PROGRAM PENDIDIKANPEMBELAJAR SEKOLAH DASAR *Oleh:Mohammad Harijanto**AbstrakPenelitian dan pengembangan ini bertujuan menghasilkan bahan ajar untukpeningkatan kualitas pembelajaran mahasiswa DII-PGSD UT menggunakanmodel Dick and Carey. Sebanyak 20 mahasiswa dari Kecamatan Pademawudijadikan sampel penelitian dalam uji coba lapangan terbatas. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa bahan ajar sebagai produk pengembangan mampumeningkatkan hasil belajar mahasiswaKata kunci : bahan ajar, kualitas pembelajaran, pendidikan pembelajarsekolah dasar.AbstractThis research and development was aimed to create of learning material toimprove learning quality of DII PGSD UT students using Dick and Careymodel. Twenty students from Pademawu regency be participated as samplesin restricted field test. The result of research was shown that learning materialproduct could improvement of student’s achivement.Key words : learning material, learning quality, elementary teacher trainingschool.PendahuluanSBJJ secara sistemik dikembangkanberpijak pada empat subsistem, yaitu:pengelolaan (registrasi, evaluasi, dandistribusi), bahan ajar, tutorial, dan ujian(UT, 2005). Dari keempat subsistem SBJJtadi, bahan ajar merupakan salah satusubsistem pokok yang berfungsi sebagaibahan ajar yang relevan agar mahasiswamemiliki banyak pengalaman belajar.Muslim (1999:3) mengemukakanbahwa sebanyak 80% modul UT telahberusia lebih dari 10 tahun. Karenanya,sudah saatnya modul-modul tersebut dikajiulang dan disesuaikan dengan perkembang*iptek.Hasil penelitian Tim Pengembangan Model Tutorial (1992:2) juga menunjukkan bahwa dari segi substansi, nilaikebenaran materi modul hanya berkisarantara 75--99%. Suatu petunjuk bahwamasih sangat longgarnya tingkat kebenaran bahan ajar di UT, yang dapat dipersoalkan maupun diperdebatkan sesuaidengan prosedur dan kaidah-kaidah ilmiah.Penelitian metaanalisis terhadapenam studi tentang kualitas modul UTyang dilakukan oleh Tim PengembanganModel Tutorial (1992:2) menemukanbahwa: (1) terdapat ketumpangtindihan maditurunkan dari Tesis Penulis dalam rangka memperoleh gelar Magister Pendidikan dalam bidangTeknologi Pembelajaran.**Dosen FKIP-UT di UPBJJ Surabaya.216

Pengembangan Bahan Ajar untuk Peningkakan Kualitas Pembelajaran Program PGSD (M. Harijanto)materi, (2) ketidaksesuaian antara GBPPdengan isi modul, antara TIU dan TIKdengan materi, antara tes formatif denganTIK, dan (3) tingkat keterbacaan modul UTrendah.Untuk meningkatkan efisiensi danefektifitas proses pembelajaran dalamSBJJ-UT, dipandang perlu mengembangkan bahan ajar yang memiliki fungsi sangatpenting dalam teknologi pembelajaran. Jikapembelajaran dapat tercapai dengan baikmaka tentunya akan dapat menunjangterhadap kualitas pendidikan, karena salahsatu masalah pokok yang dihadapi dalambidang pendidikan sampai saat iniberkaitan dengan masalah kualitas danefisiensi (Ibrahin, 1994:14).Salah satu kegiatan awal dalammeningkatkan pembelajaran adalah merancang bahan ajar yang mengacu padasuatu model pengembangan agar memudahkan belajar (Degeng, 1989). Perancanganpembelajaran dapat dijadikan titik awalupaya perbaikan kualitas pembelajaran. Iniberartibahwaperbaikankualitaspembelajaran haruslah diawali dari perbaikan kualitas desain pembelajaran, danmerancang pembelajaran dengan pendekatan sistem (Degeng, 1999:2).Hal penting dalam merancang bahanajar adalah bahwa organisasi isi bahan ajarharus berpijak pada karakteristik strukturisi mata kuliah, sehinga dapat meningkatkan perolehan belajar dan retensi daripadasekedar mengikuti urutan isi buku teks.(Degeng, 1989). Reigeluth (1992:22) jugamenyarankan sebaiknya rancangan bahanajar memodifikasi salah satu model baku(standard blue print) yang paling sesuaidengan kebutuhan khusus pembelajaran.Dimyati (1993: 2) juga menegaskan bahwapebelajar yang berhubungan dengan sumber belajar mempelajari pesan akan melakukan internalisasi dan diduga meningkatkanranah kognitif, afektif, maupun psikomotoriknya.Kajian penulis terhadap modulmodul DII-PGSD UT, menunjukkan bahwatidak semua tujuan pembelajaran yangterdapat dalam modul dirumuskan secaraoperasional. Seperti halnya, dalam rumusantujuan masih menggunakan kata agarmahasiswa dapat memahami, dan seterusnya. Materi-materi dalam modul jugabanyak yang kadaluwarsa, namun sampaisaat ini masih tetap digunakan, sekalipunsudah kurang sesuai dengan perkembanganilmu pengetahuan dan teknologi dan atauperubahan kurikulum SD. Selain itu, didalam bahan ajar yang ada, juga belum adapedoman khusus untuk mahasiswa (tutee).Mengingat cara belajar di UT mengacupada sistem belajar mandiri yangmenekankan pada proses belajar yangterjadi atas prakarsa sendiri, maka adanyapedoman seperti itu sangat penting artinyabagi kesuksesan belajar mahasiswa.Masalah penelitian adalah bagaimana mengembangkan bahan ajar modelDick & Carey agar dapat meningkatkankualitas pembelajaran mahasiswa DIIPGSD UT? Tujuan penelitian adalahmenghasilkan bahan ajar yang dapat meningkatkankualitaspembelajaranmahasiswa DII-PGSD UT.Bahan ajar yang dikembangkanmelalui penelitian ini adalah bahan ajarmata kuliah Pembelajaran Kelas Rangkap(PKR), terdiri dari: (1) Buku Panduan tutordalam pembelajaran, memuat deskripsiumum tentang petunjuk dan pedomankegiatan yang harus dilakukan tutor dalamproses tutorial, dengan menggunakanbahan ajar yang disediakan; (2) Bahan ajarTutee, yang dapat digunakan oleh tuteeuntuk mencapai tujuan pembelajaran PKR.Kajian PustakaKedudukan Pengembangan Bahan Ajardalam Teknologi PembelajaranTeknologi pembelajaran menurutSeel dan Rechey (1994:9) adalah “ the217

Didaktika, Vol.2 No.1 Maret 2007: 216-226theory and practice of design, development,utilization, management and evaluation ofprocessed and resources for learning”.Mengacu pada definisi tersebut, makapengembangan bahan ajar ter-masuk padaranah pengembangan (develop mentdomain), seperti dapat dilihat pada diagramberikut.Diagram 1Kedudukan Pengembangan Bahan Ajar dalam Kawasan Teknologi PembelajaranDEVELOPMENTPrint TechnologiesAudiovisual TechnologiesComputer-Based TechnologiesIntegrated TechnologiesUTILIZATIONMedia UtilizationDiffusion of InnovationsImplementation and InstitutionalizationPolicies and RegulationTHEORY ANDPRACTICEEVALUATIONProblem AnalysisCriterion-ReferencedFormative EvaluationSummative EvaluationDESIGNInstructional System DesignMessage DesignInstructional StrategiesLearner CharacteristicsMANAGEMENTProjectResourceDelivery System InformationSumber: AECT (1986)Kehadiran teknologi pembelajarandalam dunia pendidikan pada umumnyadimaksudkan untuk memudahkan belajar.Tujuan utama teknologi pembelajaranadalah mengidentifikasi dan memecahkanmasalah yang berkaitan dengan masalahmasalah belajar. Oleh karena itu, prinsiputama teknologi pembelajaran adalahmemberikan perhatian pada kepentinganpebelajar, sedangkan prinsip utama pendidikan adalah membantu meningkatkanefisiensi proses pembelajaran.Efisiensiprosespembelajarantersebut menurut Degeng (1989) tampakpada: (1) peningkat an kualitas belajar, atautingkatpenguasaanpebelajar,(2)penghematan waktu belajar guna mencapaitujuan, (3) peningkatan daya tampungtanpa mengu-rangi kualitas belajar, dan (4)penurunan biaya tanpa mengurangi an bisa dicapai apabila interaksi218pembelajaran mengacu pada aktivitasbelajar, dan situasi belajar sesuai dengankemampuan pebelajar (Miarso, 1987).Dalam perspektif teknologi pembelajaran, sumber belajar diakui sebagaikomponen terpenting dalam pembelajaran.Menurut AECT (1986) sumber belajarterdiri dari enam komponen, yaitu: pesan,orang, bahan ajar, peralatan, teknik, danlingkungan. Di antara keenam komponensumber belajar tersebut, yang palingdominan adalah bahan ajar bagi pebelajar.Bahan ajar dapat dikembangkan dalambentuk: print technologies, audio visualtechnologies, Audiovisual ated Technologies. Dalam penelitianini bahan ajar yang dikembangkan dalambentuk print technologies. Dalam kaidahteknologi pembelajaran, pengembanganbahan ajar merupakan usaha untuk meme-

Pengembangan Bahan Ajar untuk Peningkakan Kualitas Pembelajaran Program PGSD (M. Harijanto)nuhi fungsi pengembangan sumber belajar,sehingga masalah belajar dapat diatasi.Kedudukan Bahan Ajar dalam PembelajaranPembelajaran mencakup empat komponen, yaitu: pebelajar, media, sumber, danpembelajar. Bahan ajar merupakan mediadan sumber belajar yangg memiliki kedudukan yang strategis, karena pengembangannya mencakup pertanyaan-pertanyaan: (1) sejauh mana tingkat kesiapanpebelajar mencapai tujuan?; (2) metodeproses pembelajaran apa yang dibutuhkanguna mencapai tujuan yang relevan dengankarak-teristik pebelajar?; (3) media danatau sumber belajar apa saja yang sesuai?;(4) dukungan apa selain faktor pembelajaryang dijumpai pada sumber-sumber belajaryang dibutuhkan untuk menyukseskanbelajar?; (5) bagaimanakah keberhasilanpencapaian tujuan yang telah ditetapkan?;dan (6) hal-hal apa yang perlu dilakukanguna memperbaiki proses pembelajaran?Dari keenam pertanyaan tersebut,jelas bahwa bahan ajar memberikaninformasi atau gambaran yang relatif operasional bagi pengelolaan proses pembelajaran. Argumen yang mendasari haltersebut adalah bahwa bahan ajarmenyiapkan pedoman bagi pebelajar baikuntuk kepentingan belajar mandiri maupundalam kegiatan tatap muka terjadwal, jugadilengkapi metode dan evaluasi, danpedoman bagi pembelajar.Gagne, Briggs, dan Wager (Degeng,1998), mengajukan beberapa asumsi tentang arti penting kedudukan bahan ajarkhususnya, dan rancangan pembelajaranpada umumnya, yaitu: (1) membantubelajar secara perorangan; (2) memberikankeleluasaan penyiapan pembelajaran jangka pendek atau segera dan jangka panjang;(3) rancangan bahan ajar yang sistematismemberikan pengaruh yang besar bagiperkembangan sumber daya manusiasecara perorangan; (4) memudahkan pengelolaan proses belajar mengajar denganpendekatan sistem; dan (5) memudahkanbelajar, karena dirancang atas dasarpengetahuan tentang bagaimana manusiabelajarSedangkan Dick dan Carey (1990)mengedepankan pendekatan sistem sebagaidasar atau alasan bagi kedudukan vitalbahan ajar dalam pembelajaran, denganalasan-alasan berikut: (1) fokus pembelajaran. Fokus pembelajaran diartikan sebagaiapa yang diketahui oleh si belajar dan apayang harus dilakukannya. Tanpa pernyataan yang jelas dalam bahan ajar, rencanayang sekuensial dan langkah pelaksanaannya, kemungkinan fokus pembelajarantidak akan jelas dan efektif; (2) ketepatankaitan antar komponen dalam pembelajaran, khususnya strategi dan hasil yangdiharapkan. Melalui bahan ajar akan jelastarget khusus (pengetahuan dan/ataukemampuan) yang diajarkan melaluikondisi belajar yang disiapkan. Ini semuadipaparkan dalam bahan ajar; (3) prosesempirik dan dapat diulangi. Pembelajarandirancang tidak hanya untuk sekali waktu,tetapi sejauh mungkin dapat dilaksanakan.Oleh karena harus dapat diulangi dengandasar proses emperik menurut rancanganyang terdapat dalam bahan ajar.Bahan ajar menspesifikasi pengalaman belajar dalam bentuk penstrukturankegiatan pembelajaran yang kaya denganberbagai variasi, hingga dapat memberikanefek pengiring yang sama efektifnyadengan pencapaian tujuan-tujuan instruksional (Joni, 1984:2). Karenanya, menurutJoni (1984:4) bahan ajar mempunyai fungsiyang sangat penting dalam kegiatanpembelajaran, seperti: (1) memberikan petunjuk yang jelas bagi pembelajar dalammengelola kegiatan belajar mengajar, (2)menye-diakan bahan/alat yang lengkapyang diperlukan untuk setiap kegiatan, (3)merupakan media penghubung antarapembelajar dan pebelajar, (4) dapat dipakaioleh pebelajar sendiri dalam mencapai219

Didaktika, Vol.2 No.1 Maret 2007: 216-226kemampuan yang telah ditetapkan, (5)dapat dipakai sebagai program perbaikan.Setiap bahan ajar memiliki karakteristik khas yang membedakan dengankegiatan belajar mengajar lain, yaitu: (a)menganut pendekatan sistem, (b) mencakup satu satuan bahasan yang utuh sebagaipendukung tercapainya kompetensi tertentu, (c) merupakan perangkat utuh yangmenyediakan segala alat, bahan, dan carauntuk mencapai tujuan tertentu, (c) menyediakan alternatif-alternatif kegiatanbelajar mengajar yang kaya dengan variasi,yang dapat dipilih pebelajar sesuai denganminat dan kemampuannya, (e) dapat digunakan pebelajar dengan atau tanpa bantuan pembelajar, (f) menyediakan seperangkat petunjuk penggunaan bagi pebelajardan pembelajar, (g) mencantumkan rasional dari setiap tindakan instruksional yangdisarankan (Joni, 1984:4). Sementaramenurut Degeng (1989), bahan ajar harusmemiliki karakteristik tertentu, yaitu: (1)isi pesannya harus dianalisis dan diklasifikasi ke dalam katagori-katagori tertentu, (2) setiap katagori harus dibagimenjadi beberapa penggalan teks, (3) perluada penyajian format visualisasi untukmemberikan kemenarikan isi, dan (4)katagori format judul yang berisi bahanyang harus diseleksi.Agar bahan belajar dapat memudahkan pembelajaran, maka setiap bahan ajarharus memenuhi komponen-komponenyang relevan dengan kebutuhan pebelajar.Komponen-komponen tersebut juga harusdapat memberikan motivasi, mudah dipelajari dan dipahami pebelajar. Lebihpenting lagi adalah relevan dengan sifatmata kuliah yang disajikan. Selain itu,bahanajarjugaharus memilikikarakteristik tertentu yang membedakannyadengan buku-buku yang lainnya (Degeng,1989).Bahan ajar yang dapat memudahkanbelajar adalah bahan ajar yang memilikikomponen-komponen yang jelas berupa:(1) tujuan umum pembelajaran, (2) tujuan220khusus pembelajaran, (3) petunjuk khususpemakai buku ajar, (4) uraian isi pelajaranyang disusun secara sistematis, (5) gambar/illustrasi untuk memperjelas isi pelajaran,(6) rangkuman, (7) evaluasi formatif, dantindak lanjut untuk kegiatan belajarberikutnya, (8) daftar bacaan, dan (9) kuncijawaban.Metode Penelitian dan PengembanganModel Pengembangan Bahan AjarPengembangan bahan ajar dalampenelitian ini menggunakan model Dickdan Carey (1990), dengan kriteria-kriteria:(1) menarik, (2) isi sesua

(Degeng, 1989). Reigeluth (1992:22) juga menyarankan sebaiknya rancangan bahan ajar memodifikasi salah satu model baku (standard blue print) yang paling sesuai dengan kebutuhan khusus pembelajaran. Dimyati (1993: 2) juga menegaskan bahwa pebelajar yang berhubungan dengan sum- ber belajar mempelajari pesan akan melaku .

Related Documents:

Pengembangan Bahan Ajar Fisika Bermuatan Lifeskill untuk Siswa SMA Susilawati, Nur Khoiri Pendidikan Fisika IKIP PGRI Semarang Surat-e: susilawati.physics@gmail.com Penelitian ini menjelaskan pengembangan bahan ajar fisika berbasis lifeskill pada kelas XI semester gasal. Bahan ajar disusun untuk membekali siswa dalam memahami pelajaran fisika yang

Kata kunci: kelayakan, bahan ajar, RPP, kurikulum 2013. Bahan ajar pada rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan bahan ajar yang disusun oleh pendidik dan terlampir dalam RPP. Bahan ajar disusun untuk memudahkan peserta didik dalam mencapai kompetensi dasar karena dalam praktik

Fisika Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. 2006. Hal. 2. 5 Yusmanila Dkk. Pengembangan Bahan Ajar Dalam Bentuk Modul Fisika Konstektual Pada Materi Fluida Dalam Pembelajaran Fisika Di SMA/MA. Jurnal Ilmiah Penelitian Dan Pengembangan Fisika. Vol 3, No 2. 2017. Hal, 135. 6 Widya Oktaviani Dkk. Pengembangan Bahan Ajar Fisika Konstektual Untuk

Buku Ajar Teknologi Bahan Alam ini disusun sebagai bahan pengajaran . bahan bantu bagi mahasiswa Farmasi dan Kimia untuk memahami tentang kimia bahan alam, teknologi sediaan bahan alam, dan farmakognosi. . , dilanjutkan dengan teknik seleksi dan penyiapan bahan, teknik ekstraksi, te

prosedur pengembangan bahan ajar berbasis integrasi Nilai-Nilai Tafsir Al-Quran dalam pembelajaran fisika pada materi Hukum Newton, (2) Mendeskripsikan kelayakan bahan ajar terintegrasi Nilai-Nilai Tafsir al-Quran dalam pembelajaran fisika pada materi Hukum Newton untuk siswa kelas X Madrasah Aliyah.

ii ABSTRAK PENGEMBANGAN BAHAN AJAR E -MODUL DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI KVISOFT FLIPBOOK MAKER Oleh Edi Wibowo P enelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar e-modul dengan

ANALISIS KEBUTUHAN BAHAN AJAR Dalam analisis pembuatan bahan ajar terdiri dari 4 point yaitu : 1. Relevansi, menargetkan pada STTPA dan aspek apa yang akan dicapai. 2. Keamanan, media bahan ajar yang kita pilih hendaknya yang aman digunakan oleh anak. Bila menggunakan yang perlu pendampingan orang tua hendaknya kita memberi arahan terlebih

ajar adalah format materi yang diberikan kepada siswa dan dapat dihubungkan dengan media pembelajaran lainnya. Salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam mengembangkan bahan ajar dwi bahasa adalah ketepatan istilah. Sebelum disampaikan hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam mengembangkan bahan ajar dwi bahasa, terlebih dahulu disampaikan teknik pengembangan bahan ajar secara .