IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN

2y ago
20 Views
3 Downloads
418.18 KB
14 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Dahlia Ryals
Transcription

IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARANPADA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAHOlehWendhie Prayitno, S.Kom. M.TWidyaiswara LPMP D.I.Yogyakartaemail : wendhies@yahoo.comAbstrakDunia pendidikan termasuk yang paling diuntungkan dari kemajuan Teknologi Informasi danKomunikasi karena memperoleh manfaat yang luar biasa. Dari eksplorasi sumber belajarberkualitas seperti literatur, jurnal, dan buku, membangun forum-forum diskusi ilmiah,sampai konsultasi/diskusi dengan para pakar/ahli di dunia. Semua bisa dengan mudahdilakukan tanpa adanya batas karena setiap individu dapat melakukannya sendiri. Dampakyang sedemikian luas tersebut telah memberikan warna atau wajah baru dalam sistempendidikan di dunia ini. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pengembangan model-modelpembelajaran yang mengacu pada pembelajaran berbasis teknologi informasi.Tulisan ini membantu memberikan informasi kepada pendidik mengenai bagaimanamengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan gaya dan preferensi sesuai kebutuhanbelajar siswa. Siswa memiliki pengetahuan tentang bagaimana memberikan peluang yangpraktis dan realistis, salah satunya dengan menggabungkan beberapa aspek yang terbaikdari pembelajaran konvensional (tatap muka) dan pembelajaran berbasis teknologi informasidan komunikasi yang dilakukan secara online. Kelas tatap muka dapat digunakan untukmelibatkan para siswa dalam pengalaman interaktif, sedangkan kelas online memberikanpendidik bagi para peserta dengan konten multimedia yang kaya akan pengetahuan padasetiap saat, dan di mana saja selama tersedia akses internet. Penggabungan kedua bentukpembelajaran ini yang dinamakan sebagai Blended Learning.Kata Kunci : Blended Learning, Pembelajaran Online, Pembelajaran Konvensional

A. PENDAHULUANPerkembangan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini berlangsungbegitu pesat, sehingga sudah sewajarnya para ahli/pakar menyebut hal ini sebagaisuatu revolusi. Sekalipun kemajuan tersebut masih dalam perjalanannya, sejaksekarang sudah dapat diperkirakan bakal terjadi berbagai perubahan di bidanginformasi maupun bidang-bidang kehidupan lain yang berhubungan, sebagai implikasidari perkembangan keadaan tersebut.Perubahan-perubahan yang akan dan sedang terjadi, terutama disebabkan oleh potensidan kemampuan teknologi informasi dan komunikasi yang memungkinkan manusia untuksaling berhubungan (relationship) dan memenuhi kebutuhan mereka akan informasihampir tanpa batas. Dahulu manusia sering mengalami kesulitan-kesulitan dikarenakanadanya beberapa keterbatasan dalam berhubungan satu dengan lainnya. Faktor-faktoryang menyebabkan terjadinya kesulitan-kesulitan yang dialamai manusia seperti faktorjarak, waktu, jumlah, kapasitas, kecepatan, dan lain-lain. Saat ini kesulitan-kesulitanmanusia dapat diatasi dengan dikembangkannya berbagai Teknologi Informasi danKomunikasi mutakhir. Misalnya dengan adanya satelit hampir tidak ada lagi batas,jarak, dan waktu untuk menjangkau khalayak yang dituju di mana pun dan kapan pun.Begitu juga dengan kemampuan menerima, mengumpulkan, menyimpan, danmenelusuri kembali informasi yang dimiliki oleh perangkat teknologi informasi sepertikomputer, videotape, video compact disc, maka hampir tidak ada lagi hambatan yangdialami untuk memenuhi segala kebutuhan dan keperluan yang berkenaan dengankemampuan sasaran yang digunakan. Seorang pakar berpendapat bahwa teknologibaru menjanjikan kepada umat manusia akan terbentuknya “jendela dunia”, dan teknologiinformasi dan komunikasi baru akan membentuk “desa dunia”. Dengan demikianteknologi informasi dan komunikasi baru membuat dunia semakin “kecil”.Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam perkembangannya mempengaruhi duniapendidikan semakin terasa sejalan dengan adanya pergeseran pola pembelajaran daritatap muka yang dilakukan secara konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbukadengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pembelajaran.Bishop G. (1989) meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes(flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun juga yang memerlukannya tanpamemandang faktor jenis kelamin, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya.Sedangkan Mason R. (1994) berpendapat bahwa pendidikan mendatang akan lebihditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi,bukannya gedung sekolah.Pendidikan di Indonesia saat ini dituntut untuk mempersiapkan peserta didik yangcerdas, kreatif serta mandiri. Hal ini sesuai dengan harapan pencapaian keterampilan

abad 21. Pendidikan yang bermutu harus mencakup dua orientasi yakni orientasiakademis yang menitik beratkan pada peserta didik, dan orientasi ketrampilan hidup (LifeSkills) untuk memberi bekal kepada peserta didik agar dapat menghadapi kehidupannyata atau sesungguhnya. Teknologi informasi yang telah menjadi bagian daripembelajaran di semua jenjang pendidikan di Indonesia, sehingga menuntut sekolahagar memfasilitasi media pembelajarannya.Dunia pendidikan Indonesia di masa mendatang lebih cenderung berkembang pada bentukpendidikan terbuka dengan menerapkan sistem pendidikan jarak jauh (distancelearning). Berbagi sumber belajar bersama antar lembaga penyelenggara pendidikandalam sebuah jaringan, penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif seperti CDROM multimedia, dalam pendidikan secara bertahap menggantikan televisi dan jaranyangoptimaldalamdikembangkancenderung akan menggabungkan pembelajaran konvensional dengan pembelajaranberbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Pembelajaran-pembelajaran yangmenggabungkan antara pembelajaran konvensional dengan pembelajaran berbasisteknologi informasi dan komunikasi itulah yang dikembangkan sebagai pembelajarancampuran atau lebih dikenal dengan istilah Blended Learning, yaitu menggabungkanpembelajaran konvensional (hanya tatap muka) dengan pembelajaran denganmemanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Melalui Blended Learning sistempembelajaran menjadi lebih luwes dan tidak kaku.B. KONSEP BLENDED LEARNING1. Pengertian Blended LearningIstilah Blended Learning secara ketatabahasaan terdiri dari dua kata yaitu Blendeddan Learning. Kata Blend berarti “campuran bersama untuk meningkatkan kualitasagar bertambah baik” (Collins Dictionary), atau formula suatu penyelarasankombinasi atau perpaduan (Oxford English Dictionary) (Heinze and Procter, 2006:236), sedangkan Learning memiliki makna umum yakni belajar, dengan demikiansepintas mengandung makna pola pembelajaran yang mengandung unsurpencampuran, atau penggabungan antara satu pola dengan pola yang lainnya. Yangmenjadi pertanyaan adalah apa yang dicampurkan? Elenena Mosa (2006)menyampaikan bahwa yang dicampurkan adalah dua unsur utama, yaknipembelajaran di kelas dengan tatap muka secara konvensional (classroom lesson)dengan pembelajaran secara online. Ini yang dimaksudkan adalah pembelajaranyang secara konvensional biasa dilakukan di dalam ruangan kelas dikombinasikandengan pembelajaran yang dilakukan secara online baik yang dilaksanakan secara

independen maupun secara kolaborasi, dengan menggunakan sarana prasaranateknologi informasi dan komunikasi.Gambar 1. Konsep Blended Learning(Sumber : ing-has-arrived-at-ocs/)Selain Blended Learning ada istilah lain yang sering digunakan di antaranya Blendede-Learning dan hybrid learning. Istilah yang disebutkan tadi mengandung arti yangsama yaitu perpaduan, percampuran atau kombinasi pembelajaran. htersebut,Mainnen(2008)menyebutkan “Blended learning mempunyai beberapa alternatif nama yaitu mixedlearning, hybrid learning, Blended e-learning dan melted learning (bahasaFinlandia).” Karena model pembelajaran campuran ini lebih banyak menggunakanblended e-learning pada pembelajaran dari pada tatap muka atau residensial dantutorial kunjung, maka penulis menggunakan istilah Blended e-learning. Selain ituHeinze (2008;1 4) juga berpendapat “A better term for ‘Blended Learning’ is ‘blendedBlended e-learning’.”Pada perkembangannya istilah yang lebih populer adalah Blended e-learningdibandingkan dengan Blended Learning. Kedua istilah tersebut merupakan isupendidikan terbaru dalam perkembangan globalisasi dan teknologi Blended elearning. Zhao (2008:162) menjelaskan “isu Blended e-learning sulit �.Walaucukupsulitmendefinisikan pengertian Blended e-learning tapi ada para ahli dan profesor yangmeneliti tentang Blended e-learning dan menyebutkan konsep dari Blended elearning. Selain itu, pada penelitian Sharpen et.all (2006:18) ditemukan bahwa“banyak institusi yang telah mengembangkan dengan bahasa mereka sendiri,

definisi atau tipologi praktek blended”. Definisi dari Ahmed, et.all (2008:1)menyebutkan :“Blended Blended e-learning, on the other hand, merges aspects of Blended elearning such as: web-based instruction, streaming video, audio, synchronous andasychronous comunication, etc: with tradisional, face-to-face learning.”Jadi Blended Learning dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yangmemanfaatkan berbagai macam pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dapatmemanfaatkan berbagai macam media dan teknologi. Secara sederhana dapatdikatakan bahwa Blended Learning adalah pembelajaran yang mengkombinasikanantara tatap muka (pembelajaran secara konvensional, dimana antara peserta didikdan pendidik saling berinteraksi secara langsung, masing-masing dapat bertukarinformasi mengenai bahan-bahan pegajaran), belajar mandiri (belajar denganberbagai modul yang telah disediakan) serta belajar mandiri secara online.Penerapan Blended Learning tidak terjadi begitu saja. Beberapa hal yang menjadipertimbangan yaitu karakteristik tujuan pembelajaran yang ingin kita capai, aktifitaspembelajaran yang relevan serta memilih dan menentukan aktifitas mana yangrelevan dengan konvensional dan aktifitas mana yang relevan untuk online learning2. KarakteristikBlendedLearningAdapun karakteristik dari Blended Learning yaitu: Pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, modelpendidikan, gaya pembelajaran, serta berbagai media berbasis teknologi yangberagam. Sebagai sebuah kombinasi pendidikan langsung (face to face), belajar mandiri,dan belajar mandiri via online. Pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara penyampaian, caramengajar dan gaya pembelajaran. Pendidik dan orangtua peserta didik memiliki peran yang sama penting, pendidiksebagai fasilitator, dan orangtua sebagai pendukung.

Gambar 2. Komponen Blended Learning(Sumber : Modul diklat Pembelajaran berbasis TIK)3. Tujuan Blended Learning Membantu pendidik untuk berkembang lebih baik didalam proses belajar, sesuaidengan gaya belajar dan preferensi dalam belajar. Menyediakan peluang yang praktis realistis bagi guru dan pendidik untukpembelajaran secara mandiri, bermanfaat, dan terus berkembang Peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi pendidik, dengan menggabungkanaspek terbaik dari tatap muka dan instruksi online. Kelas tatap muka dapatdigunakan untuk melibatkan para siswa dalam pengalaman interaktif. Sedangkankelas online memberikan pendidik, sedangkan porsi online memberikan parasiswa dengan konten multimedia yang kaya akan pengetahuan pada setiap saat,dan di mana saja selama pendidik memiliki akses internet.4. Kelebihan dan Kekurangan Blended LearningKelebihan Blended Learning : Pembelajaran terjadi secara mandiri dan konvensional, yang keduanyamemiliki kelebihan yang dapat saling melengkapi. Pembelajaran lebih efektif dan efisien Meningkatkan aksesbiltas. Dengan adanya Blended Learning maka pesertabelajar semakin mudah dalam mengakses materi pembelajaran.Kekurangan Blended Learning : Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabilasarana dan prasarana tidak mendukung.

Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan aksesinternet. Padahal dalam Blended Learning diperlukan akses internet yangmemadai, apabila jaringan kurang memadai akan menyulitkan peserta dalammengikuti pembelajaran mandiri via online. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan teknologi Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan aksesinternetC. PELAKSANAAN BLENDED LEARNING DI SEKOLAHDalam dunia Pendidikan Tinggi, Blended e-learning banyak digunakan untukpenyelenggaraan pendidikan terbuka dan jarak jauh. Diawali dengan Universitas Terbukayang menyelenggarakan pendidikan jarak jauh yang dilakukan secara konvensional (tanpamenggunakan teknologi informasi dan komunikasi, tetapi saat ini Universitas Terbukasudah memanfaatkan teknologi informasi dalam pelaksanaan pembelajaran, ldanpembelajarandenganmenggunakan teknologi informasi. Penyelenggaran pendidikan di Universitas Terbuka inidapat dikatakan menerapkan Blended Learning.Selain Universitas Terbuka saat ini banyak juga perguruan tinggi yang menerapkanBlended Learning, bahkan lembaga-lembaga pendidikan non-formal seperti LPK dankursus-kursus, pelatihan-pelatihan juga menerapkan Blended Learning.Pertanyaannya, apakah dalam dunia pendidikan formal pada pendidikan dasar danmenengah sudah banyak atau ada yang menerapkan Blended Learning? Pertanyaanselanjutnnya, Apakah Blended Learning benar-benar dibutuhkan? Bagaimana parapenyelenggara pendidikan dasar dan menengah (SD-SMA/SMK) menerapkan BlendedLearning di sekolahnya?Berdasarkan pengamatan di lapangan, sudah banyak lembaga penyelenggarapendidikan dasar dan menengah dalam hal ini pendidikan jenjang SD hingga hatbanyaknyalembagapenyelenggara pendidikan dasar dan menengah yang menerapkan Blended Learning,dapat dikatakan bahwa memang penerapan Blended Learning dalam pendidikan dasardan menengah itu sangat diperlukan atau dibutuhkan. Penerapan Blended Learningdalam pendidikan dasar dan menengah apakah dapat disamakan dengan penerapanBlended Learning dalam dunia pendidikan tinggi.

Penerapan Blended Learning dalam pendidikan dasar dan menengah tidak begitudibutuhkan jika penerapannya disamakan dengan penerapan Blended Learning diPerguruan Tinggi. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan pendekatanan dan metodependidikan terutama di perguruan tinggi yang melaksanakan pendidikan jarak jauh. Padapelaksanaan pendidikan dasar dan menengah, harus menerapkan tatap muka dalampembelajarannya, akan tetapi bukan berarti dalam pendidikan dasar dan menengah tidakdapat menerapkan Blended Learning. Pada pendidikan dasar dan menengah juga dapatmenerapkan Blended Learning, hanya saja secara teknis pelaksanaan pembelajarantidak dapat disamakan dengan pelaksanaan pembelajaran di perguruan tinggi yangmelaksanakan pembelajaran jarak jauh.Kapan Blended Learning dibutuhkan dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolahsekolah pada pendidikan dasar dan menengah? Blended Learning dibutuhkan pada saatmetode pendidikan jarak jauh tidak begitu dibutuhkan. Proses pembelajaran BlendedLearning ini dibutuhkan pada saat penyampaian atau pemberian materi pelajaran,pemberian tugas hingga penugasan-penugasan kepada peserta didik yang dilaksanakandi luar jam sekolah.Blended Learning dibutuhkan pada saat : Proses belajar mengajar tidak hanya tatap muka, namun menambah waktu pembelajarandengan memanfaatkan teknologi internet. Mempermudah dan mempercepat proses komunikasi non-stop antara pendidik dansiswa. Siswa dan pendidik dapat diposisikan sebagai pihak yang belajar. Membantu proses percepatan pendidikan yang salah satunya dengan menerapkan flipclassroom yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi.Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dewasa ini, khususnyaperkembangan teknologi internet turut mendorong berkembangnya konsep pembelajaranjarak jauh ini. Ciri teknologi internet yang selalu dapat diakses kapan saja, dimana saja,multiuser serta menawarkan segala kemudahannya telah menjadikan internet suatumedia yang sangat tepat bagi perkembangan pendidikan jarak jauh selanjutnya. Halinilah mengapa untuk saat ini sistem pembelajaran secara Blended Learning masihsangat baik di terapkan di Indonesia agar lebih dapat terkontrol secara tradisional juga.Pendapat Haughey (1998) tentang pengembangan Blended e-learning mengungkapkanbahwa terdapat tiga kemungkinan model dalam pengembangan sistem pembelajaran

berbasis Internet, yaitu model web course, web centric course, dan web enhancedcourse.Model Web course adalah penggunaan Internet untuk keperluan pendidikan, yangmana peserta didik dan pendidik sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanyatatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dankegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui Internet. Dengan katalain model ini menggunakan sistem jarak jauh. Untuk pendidikan guru model seperti ill”,memperkuatpengetahuannya tentang materi pelajaran sebagai spesifikasi keilmuannya nmelaluisimulasipembelajaran yang disajikan melalui internet misalnya video streaming, videoconference dan lain-lain. Intinya, semua aktivitas belajar mengajar dilakukan secaraonline tanpa adanya tatap muka sama sekali.Model Web centric course adalah penggunaan Internet yang memadukan antarabelajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampaikan melaluiinternet,dan sebagian lagi melalui tatap muka, sedangkan fungsinya saling melengkapi.Dalam model ini pendidik bisa memberikan petunjuk pada peserta didik untukmempelajari materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Peserta didik jugadiberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatapmuka, peserta didik dan pendidik lebih banyak diskusi tentang temuan materi yang telahdipelajari melalui internet tersebut. Model ini lebih relevan untuk digunakan dalampengembangan pendidikan guru, dilihat dari kondisi, kultur dan infrastruktur yang dimilikisaat ini. Secara substansial materi keguruan identik dengan nilai yang tidak hanya dapatditransfer melalui pembelajaran tanpa tatap muka, melainkan diperlukan direct learning,sehingga unsur-unsur modelling dari seorang guru dapat diadaptasi dengan baik. Untukpenguasaan materi konseptual, teoritikal dan keterampilan dapat menggunakan Blendede-learning dengan sistem jarak jauh.Model web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjangpeningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah untukmemberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dengan pendidik, sesamapeserta didik, anggota kelompok, atau peserta didik dengan nara sumber lain. Olehkarena itu peran pendidik dalam hal ini dituntut untuk menguasai teknik mencariinformasi di Internet, membimbing mahasiswa mencari dan menemukan situs-situsyang relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan materi melalui web yang menarikdan diminati, melayani bimbingan dan komunikasi melalui Internet, dan kecakapan lainyang diperlukan.

Berdasarkan ketiga model di atas, Model Web Course sulit untuk dikembang padapembelajaran di sekolah. Hal ini dikarenakan pada model ini menerapkan pembelajaranyang penuh tanpa tatap muka. Semua aktivitas pembelajaran dilakukan secara onlinemelalui media web pembelajaran seperti penyampaian materi pembelajaran, diskusi,ujian dan lain-lain, sedangakan dalam pembelajaran pada pendidikan dasar danmenengah masih mewajibkan adanya kegiatan tatap muka secara langsung antarapeserta didik dengan pendidiknya.Pada model Web Centric Course dan Web Enhanced Course lebih tepat diterapkan disekolah-sekolah pada pendidikan dasar dan menengah. Hal ini dikarenakan pada modelWeb Centric Course masih menerapkan tatap muka untuk menyampaikan sebagianmateri-materi pembelajarannya, dan penerapan pada model Web Enhanced Coursedigunakan sebagai penunjang saja dalam memberikan materi pengayaan, berkomunikasiantar peserta didik atau dengan narasumber lain yang dilakukan di luar jampembelajaran formal.D. PENGEMBANGAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DALAM BLENDEDLEARNINGPada pengembangan pembelajaran baik dengan menerapkan Blended Learning maupunsecara konvensional, pendidik perlu mengembangkan langkah-langkah pembelajaranyang tepat dalam suatu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkankompetensi dasar-kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam pembelajaran.Pengembangan langkah-langkah pembelajaran yang menerapkan Blended Learning jugaperlu dirancang dengan baik, sehingga dalam pelaksanaan pembelajarannya pesertadidik tidak merasa kesulitan secara teknis. Oleh karena itu, pendidik perlumempersiapkan terlebih dulu segala hal yg dibutuhkan, seperti materi-materi yang akandisampaikan atau dibahas, platform yang akan digunakan dalam pembelajaran denganBlended Learning, tutorial penggunaan platform yang digunakan dalam pembelajarandengan menerapkan Blended Learning dan lain sebagainya.Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan Blended Learning, pendidikharus menyiapkan dulu semua kebutuhan pembelajarannya terutama penggunaanplatform teknologi yang akan digunakan dalam pembelajaran yang akan digunakan atdigunakandalampembelajaran dengan Blended Learning seperti Group Miling List (Milis, seperti Yahoo

groups, Google , dan lain-lain), Web Blog Guru, Social Media (Facebook, Twitter,Instagram, Path, dan lain-lain), Aplikasi-aplikasi Learning Management Systems atauLMS (seperti Moodle, Edmodo, Quipper, Kelase, dll) dan sebagainya. Selanjutnya,bagaimana platform-platform yang sudah ditentukan oleh pendidik diterapkan dalampembelajaran dengan sebelmnya disusun terlebih dahulu dalam langkah-langkahpembelajaran yang dirancang.Gambar 3. Contoh Web Blog Guru(Sumber : http://materipenjasorkes.blogspot.com/)Contoh sederhana langkah-langkah pembelajaran secara umum dengan menerapkanBlended Learning.NoAktivitas Pembelajaran1Pendahuluana. Gurumemberikanmemberikan tugas kepadasiswa untuk membaca materipelajaran dan menjawabbeberapa pertanyaan awalyang ada di Blog Gurub. Siswa mengakses Blog guru,selanjutnya membaca danmengerjakanbeberapapertanyaan guru.c. Guru memberikan jadwaluntuk melakukan diskusi darihasil jawaban siswa terhadapbeberapa pertanyaan gurumelalui Blog ansekolahPlatformBlog Guru disekolahdenganjadwal yang telahditentukansebelumnyaGroup Facebook :www.facebook.com/page/ipa3

23d. GurumenyampaikankompetensiDasar,danTujuan PembelajaranKegiatan Intia. Siswamempresentasikanhasil diskusi sebelumnyadengan menayangkan BlogSiswab. Siswadimintamembuatartikel hasil diskusi dsnpresentasiyangdipublikasikan ke dalam websekolahPenutupa. Guru mengajak siswa untukmenyimpulkan bersamab. Guru memberikan tugasselanjutnya melalui BlogGuruPertemuan 1 (2 x40 menit) (tatapmuka) (10 menit)30 menitBlog Siswa30 menitWebsite Sekolah10 menitBlog Guru :ipa3.blogspot.comBerdasarkan contoh sederhana langkah-langkah pembelajaran yang menerapkanBlended Learning di atas, pendidik telah menerapkan pembelajaran dengan BlendedLearning. Hal ini dibuktikan dengan memanfaatkan platform-platform teknologi informasiseperti Blog, dan Facebook yang digunakan dalam proses pembelajarannya yangdilaksanakan di luar jam pelajaran. Pendidik mengaktifkan peserta didik dalammemahami materi pelajaran yang di-upload pendidik dalam Web Blog Guru. Selain itujuga, pendidik mengaktifkan peserta didik untuk berdiskusi dari hasil tugas yangdikerjakan peserta didik melalui Social Media Facebook.Gambar 4. Contoh Platform Edmodo(Sumber : -edmodo/)

E. PENUTUPBlended Learning merupakan proses pembelajaran yang memanfaatkan berbagaimacam pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dapat memanfaatkan berbagai macammedia dan teknologi. Pembelajaran berlangsung secara konvensional (tatap muka),mandiri, dan mandiri via online. Bahan belajar mandiri secara offline disiapkan dalambentuk digital, seperti dalam bentuk CD, MP3, DVD, dll,sedangkan bahan belajarmandiri secara online disiapkan dalam bentuk Mailing List, Social Media, LearningManagement Systems (LMS) dan lain sebagainya. Pelaksanaan pembelajaran denganBlended Learning secara online dapat diterapkan dalam beberapa model yaitu webcourse, web centric course, dan web enhanced course. Pada implemenatasinya,pembelajaran dengan blended learning pada lembaga pendidikan dasar dan menengahlebih tepat dengan menerapkan model web centric course, dan web enhanced course,karena pada pendidikan dasar dan menengah masih diwajibkan adanya tatap muka didalam kelas.Pada penerapan Blended Learning pendidik seharusnya dapat memastikan bahwaseluruh pesertanya memiliki sarana dan prasarana yang memadai, sehingga dalambelajar secara mandiri via online tidak banyak hambatan dikarenakan faktor sarana danprasana yang kurang memadai. Selain itu pendidik sudah menyiapkan solusi terbaikdalam mengatasi permasalahan yang mungkin ndenganbaik,denganmempertimbangkan isi bahan ajar, serta tujuan pembelajarannya, mana yang harusdibahas secara tatap muka, atau dapat dipelajari secara mandiri. Dalam mengorganisirpembelajaran, pendidik juga harus menyiapkan jadwal yang terorganisir untuk tatapmuka dan pembelajaran mandiri diawal, agar peserta mengetahui secara jelas jadwaltersebut.

D AFTAR PUSTAK AAyala, Gerardo, dkk., (2008), Towards Computatonal models for Mobile LearningObjects, Journal IEEE.Chaeruman,Uwes A. 5 Kunci Meramu Blended Learning secara Efektif.http://www.teknologipendidikan.net/?p 499 diakses tanggal 24/02/2014 pukul ing,ducause.edu/ir/library/pdf/E RB0407.pdf) diakses 20 Februari 2015.(http://net.eHoic-bozic, Natasa, dkk, (2009), A Blended Learning Approach to Course andImplementation, IEEE Transactions on Education, Vol. 52,Hunaiyan, Ahmed, dkk, (2009), The Design Of Multimedia Blended e-Learning System :Cultural Consideraion, Journal IEEE.McGinnis, M. (2005). Building A Successful Blended Learning Strategy,(http://www.ltimagazine.com/ltimagazin e/article/articleDetail.jsp?id 167425),diakses tanggal 20 Januari 2011.Noer, Muhammad. Blended Learning Mengubah Cara Kita Belajar Di an/ diakses tanggal 24/02/2014 pukul 14:22 WIBOliver, Martin & Trigwell, Keith, (2005), e - Learning Journal, Volume 2, Number 1Rooney, J. E. 2003, Blended learning opportunities to enhance educational programmingand meetings. Association Management, 55(5), 26-32.Soekartawi, A. Haryono dan F. Librero, (2002), Greater LearningOpportunitiesThrough Distance Education: Experiences in Indonesia and the Philippines. SoutheastJournal of Education.Tang, Xian, dkk, (2008), Study on The Application of Blended Learning In The CollegeEnglish Course, Journal IEEE.Wang, 2009, Handbook of Research on E-Learning Applications for Career and TechnicalEducation:Technologies for Vocational TrainingWhitelock, D. & Jelfs, A. (2003), Editorial: Journal of Educational Media Special Issue onBlended Learning, Journal of Educational Media, 28(2-3), pp. lended-approach/), diakses tanggal 24Februari a-blended-approach/), diakses tanggal 24Februari 2015

Selain Blended Learning ada istilah lain yang sering digunakan di antaranya Blended e-Learning dan hybrid learning. Istilah yang disebutkan tadi mengandung arti yang sama yaitu perpaduan, percampuran atau kombinasi pembelajaran. Untuk lebih mudah memahami perbedaan istilah File Size: 418KB

Related Documents:

1 IMPLEMENTASI ANIMASI DALAM PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB Norhayati Che Hat,1 Shaferul Hafes Sha'ari,2 Mohd Fauzi Abdul Hamid 3. norhayatich@unisza.edu.my 1,2,3 Universiti Sultan Zainal Abidin. Abstrak: Implementasi animasi sebagai bahan bantu mengajar (BBM) dalam pembelajaran bahasa Arab merupakan satu inovasi dalam mewujudkan suasana yang mampu

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING BERBASIS EDMODO DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KELAS XI PADA MATERI GELOMBANG Ilmu pengetahuan Teknologi dalam dunia pendidikan telah mengubah sistem pembelajaran konvensional menjadi sistem pembelajaran modern, menuntut untuk melakukan inovasi dalam penyampaian pembelajaran. Sehingga penelitian ini

Nurhikma, 2020, Model pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Pembelajaran Fisika, Skripsi. Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguaran dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Bagaimana konsep penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam proses pembelajaran fisika, (2)

1. Definitions of blended learning 2. Advantages and disadvantages 3. Models of blended learning 4. Examples of blended learning 5. Two online frameworks of mine Myth #1: If you read the enough research you will be able to know the impact of blended learning. 1. Improved Pedagogy More interactive instead of transmissive Authentic, real .

pembelajaran. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses

Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Fiqih di MAN 4 Aceh Besar. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru 4 Aceh besar. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif. Pengumpulan data dengan observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian menunujukan bahwa implementasi pendekatan saintifik yang

“Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran IPA di SDN Cepit, Bantul” hasil penelitiannya adalah pemahaman guru mengenai kurikulum 2013 masih rendah. Sehingga guru lebih nyaman menerapkan kurikulum 2006 (KTSP), namun guru tetap menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Implementasi pendekatan

APPLIED ENGLISH GRAMMAR AND COMPOSITION [For Classes IX & X] English (Communicative) & English (Language and Literature) By Dr Madan Mohan Sharma M.A., Ph.D. Former Head, Department of English University College, Rohtak New Saraswati House (India) Pvt. Ltd. Second Floor, MGM Tower, 19 Ansari Road, Daryaganj, New Delhi-110002 (India) Ph: 91-11-43556600 Fax: 91-11-43556688 E-mail: delhi .