BAB II KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN

3y ago
39 Views
2 Downloads
243.05 KB
13 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Kaydence Vann
Transcription

1BAB IIKONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARANA. Landasan Teori Belajar Pendekatan SaintifikDijelaskan dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Ahkam Zubairbahwa “pendekatan saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar, teoriBurner, teori Piaget, dan teori Vygotsky”.11. Teori Belajar BrunerAhmad Johari Sihes menjelaskan:Menurut Bruner, pembelajaran penemuan tidak terhad pada benda atauobjek yang belum diketahui oleh manusia, tetapi meliputi sebarangaktiviti yang menggunakan otak dan usaha sendiri untuk mendapatkansuatu ilmu. Sungguhpun ilmu pengetahuan yang diperoleh bukanmerupakan suatu yang baru dan belum diketahui, asalkan ia diperolehmelalui daya usaha pelajar sendiri boleh dikategorikan sebagai satu“penemuan” . Dalam pengajaran penemuan, guru bertindak sebagaipereka bentuk, permuda cara dan pembekal bahan serta menggalakkanpelajar melibatkan diri secara aktif untuk menemui teori ataukesimpulan tertentu. Guru tidak membekalkan jawapan sebaliknyamemberi peluang kepada pelajar memikir dan ‘menemui’ ilmu sendiri. Menurut bukunya The Act of Discovery (1961), kaedah pembelajaranpenemuan sememangnya dapat meningkatkan motivasi intrinsik danminat pelajar dalam pembelajaran serta membantu perkembanganpotensi intelek, pemikiran kritis dan kreatif individu sekiranyadirancang dan dilaksanakan dengan baik.2Dengan demikian, pembelajaran menurut Bruner merupakan sebuahproses belajar yang memandu peserta didik untuk mendapatkan pengetahuanmelalui usahanya sendiri. Sehingga, pendekatan ilmiah merupakan pendekatanpembelajaran yang bersesuaian dengan teori belajar Bruner.Ahkam Zubair, “Kebermaknaan Pendidikan Sains dalam Pendekatan Saintifik”, E-Buletin,(Januari, 2015), 3.2Ahmad Johari Sihes, http://eprints.utm.my/10358/1/bab11.pdf , diakses pada tanggal 4 April2015.1

22. Teori Belajar gmenjelaskan berubahnya pemikiran logis seseorang karena merekamengkonstruk pengetahuan berdasarkan pengalaman yang didapatsehingga, bisa terbentuk sebuah keyakinan dan pemahaman yang kuat.Selain itu, dalam terminologi Piaget, hal-hal yang dipelajari dan dilakukanoleh seseorang akan diorganisasikan sebagai skema (schemes)3.Skema seorang anak tidak akan berhenti berubah dan justru akanterus berkembang menjadi skemata dewasa. Adapun berkembangnyaskema tersebut bisa terjadi karena hasil dari dua proses yangkomplementer (saling melengkapi) yakni asimilasi dan akomodasi.Asimilasi merupakan proses merespon suatu peristiwa baru secarakonsisten dengan skema yang dimiliki. Sedangkan akomodasi merupakanproses merespon suatu peristiwa baru dengan memodifikasi skema yangtelah ada atau membentuk skema baru.4Dapat disimpulkan bahwa dalam teori Piaget ketika seseorangmendapatkan stimulus yang berupa persepsi, konsep, hukum, atau bahkanpengalaman baru ia akan segera meresponnya dan memodifikasi sertamengonstruksikan pengetahuan awal yang telah dimiliki sebelumnyadengan stimulus yang ia dapatkan.3Sekumpulan konsep atau sekelompok tindakan (pikiran) yang serupa dan terorganisasi dandigunakan secara berulang dalam rangka merespon lingkungan. Bentuk jamaknya Skemata. Lihat:Jeane Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang, terj.Wahyu Indianti, et. al. (Jakarta: Erlangga, 2008), 41.4Ibid.

3Dengan demikian, teori belajar Piaget ini dapat dijadikan sebagailandasan teori pendekatan saintifik dikarenakan dalam teorinya Piagetbahwa seseorang memegang kendali terhadap perkembangan kognitifmereka sendiri. Dan hal tersebut sesuai dengan konsep pendekatansaintifik bahwa peserta didik dituntut untuk menemukan jawaban dengancaranya sendiri.3. Teori Belajar VygotskyVygotsky meyakini bahwa orang dewasa sangat membantu dalammendorong perkembangan kognitif seorang anak secara sengaja dansistematis. Vygotsky mengemukakan bahwa saat berinteraksi denganseorang anak, orang yang dewasa atau orang yang lebih mampumemberikan makna yang dilekatkan dengan objek atau peristiwa kepadasebuah pengalaman. Sehingga, dari sinilah seorang anak dapat menanganitugas yang belum didapat dengan sedikit stimulus dari orang dewasa.5Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ahkam Zubair, bahwa:Vygotsky, menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila pesertadidik bekerja atau belajar menangani tugas‐tugas yang belumdipelajari namun tugas‐tugas itu masih berada dalam jangkauankemampuan atau tugas itu berada dalam zone of proximaldevelopment, daerah yang terletak antara tingkat perkembangananak saat ini yang didefenisikan sebagai kemampuan pemecahanmasalah dibawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yanglebih mampu.6Dalam hal ini dapat dilihat bahwa Vygotsky tidak jauh berbedadengan Piaget yang mengakui adanya manfaat membiarkan peserta didik56Ibid, 55.Zubair, Kebermaknaan, 4.

4membuat penemuannya untuk memecahkan permasalahannya sendiri. DanVygotsky juga memandang adanya manfaat meminta orang dewasamenjelaskan penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh generasisebelumnya.7 Dan dari sinilah dapat dilihat jika teori Vygotsky sesuaidengan esensi pendekatan saintifik.Kemudian, dari keterangan di atas, dapat ditarik kesimpulan lajarantelahmenggabungkan ketiga pemikiran ahli psikologi tersebut. Sehingga, hasilbelajar peserta didik bisa didapat dengan menghadapkan mereka pada suatumasalah yang kemudian seorang pendidik menfasilitasi atau mengarahkanmereka untuk memecahkan permasalahan tersebut dengan cara merekasendiri.B. Esensi Pendekatan Saintifik dalam PembelajaranDalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pendekatan adalah perbuatanatau cara mendekati atau mendekatkan.8 Dalam bahasa Inggris pendekatandiistilahkan dengan “approach”. Sedangkan saintifik berarti “scientific” yangartinya ilmiah. Jadi, pendekatan saintifik sering kali disebut denganpendekatan ilmiah atau scientific approach.Pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah merupakan sebuah prosesberpikir secara ilmiah. Adapun pendekatan ini merujuk pada teknik-teknikinvestigasi terhadap beberapa fenomena atau gejala untuk mengoreksi atau78Jeane, Psikologi Pendidikan, 55.Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1982), 237.

5memperoleh pengetahuan baru dengan memadukan pengetahuan sebelumnya.9Karena karakteristik yang sama, maka pada pelaksanaannya ada yangmenjadikan pendekatan saintifik sebagai metode.Adapun metode saintifik pertama kali dikenalkan pada ilmupendidikan Amerika pada akhir abad ke-19, sebagai penekanan pada metodelaboratorium formalistik yang mengarah pada fakta-fakta ilmiah. Metode inimemiliki karakteristik “doing science” yang memberikan tahapan-tahapanatau langkah-langkah secara rinci dengan memuat instruksi agar peserta didikmelaksanakan kegiatan pembelajaran.10 Dengan demikian, maka dapat dilihatbahwa pada implementasinya, pembelajaran dengan pendekatan saintifik akanmenjadikan peserta didik lebih mandiri, aktif, juga kreatif. Sehingga, merekatidak pasif.Adapun sebuah pembelajaran yang berbasis pendekatan saintifik harusdipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan ilmiah. Pendekatan saintifik sendirimempunyai ciri pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, danpenjelasan tentang kebenaran. Sehingga, pembelajaran bisa dikatakan ilmiahjika memenuhi kriteria berikut ini:1. Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta ataufenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalarantertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongengsemata.2. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif gurupeserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiransubjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.3. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis,analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami,9Fita, Implementasi, 1-2.Maria Varelas dan Michael Ford, The Scientific Method and Scientific Inquiry: Tensions inTeaching and Learning (USA: Wiley InterScience, 2009), 31.10

64.5.6.7.memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materipembelajaran.Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikirhipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu samalain dari substansi atau materi pembelajaran.Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami,menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional danobjektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran.Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapatdipertanggungjawabkan.Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas,namun menarik sistem ndekatansaintifikmenekankan bahwa pentingnya kerjasama antara pendidik dan peserta didikdalam menyelesaikan permasalahan saat proses pembelajaran. Selain itu,pembelajaran dengan pendekatan saintifik harus berbasis pada fakta ataufenomena dengan berfikir kritis dan rasional.C. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan SaintifikDalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tujuan berarti arah, maksud,atau sasaran.12 Jadi, tujuan pembelajaran merupakan arah atau pedoman dalamproses pembelajaran. Bisa juga diartikan sasaran yang ingin dicapai pada akhirpembelajaran. Oleh karenanya, tujuan pembelajaran merupakan hal yangurgen. Sehingga, perlu ditentukan atau dirumuskan sebelum pembelajarandimulai.Apabila melihat dari pemaparan tentang pendekatan saintifik di atasdapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifikantara lain:11Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Diklat Guru dalam Rangka Implementasi Kurikulum2013 Analisis Materi Ajar Jenjang SD/SMP/SMA, Konsep Pendekatan Scientific (Jakarta:Kemendikbud, 2013), 2-3.12Tim , Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), 1757.

71. Meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikirtingkat tinggi.2. Membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatumasalah secara sistematik.3. Agar tercipta kondisi pembelajaran di mana peserta didik merasa bahwabelajar itu merupakan suatu kebutuhan.4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.5. Melatih peserta didik dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalammenulis artikel ilmiah.6. Mengembangkan karakter peserta didik.13Dengan demikian, pembelajaran dengan pendekatan saintifik melatihpeserta didik untuk lebih tajam dalam berfikir, meningkatkan kemamapuanuntuk menyelasaikan permasalahan, memunculkan kesadaran bahwa belajaradalah kebutuhan.D. Prinsip-prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan SaintifikPrinsip berarti asas atau dasar, dengan kata lain kebenaran yangdijadikan pokok dasar dalam berfikir atau bertindak.14 Adapun pokok dasarpembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah:(1) berpusat pada peserta didik, (2) mengembangkan kreativitas pesertadidik, (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4)bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan (5)menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapanA. Machin. “Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter dan Konservasi padaPembelajaran Materi Pertumbuhan”, JPII (Jurnal Pendidikan IPA Indonesia), 1 (April, 2014), 2829.14Tim, Kamus, 1214.13

8berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan,kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.15Dengan demikian, lima prinsip tersebut di atas merupakan pokok dasarpelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Dan dapat disimpulkanbahwa adanya prinsip-prinsip tersebut adalah agar implementasi pendekatansaintifik dalam pembelajaran dapat menghasilkan out put yang berkualitas danberkarakter.E. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan SaintifikProses pembelajaran dengan pendekatan saintifik menyentuh tigaranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pada ranah sikapmengandung substansi agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah pengetahuanmengandung agar peserta didik “tahu apa”. Sedangkan pada ranahketerampilan, agar peserta didik “tahu bagaimana”.16Dari itu semua maka, hasil akhir dari pembelajaran dengan pendekatansaintifik adalah meningkatnya atau seimbangnya antara kemampuan untukmenjadi manusia yang baik (soft skill) dan manusia yang cakap atauberpengetahuan (hard skill).Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan aninformasi,mengasosiasikan dan yang terakhir mengkomunikasikan. Lima langkahtersebut, haruslah melalui beberapa kegiatan belajar, yakni:1. Mengamati1516Kementrian, Implementasi. 33.Kementrian, Diklat Guru, 5.

9Kegiatan ini dibutuhkan untuk dapat memahami proses terjadinyapenemuan data. Mengutip dari Patton, Andayani menyatakan “Tujuanpengamatan adalah mendeskripsikan setting yang dipeljari, aktivitasaktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, danmakna kejadian dilihat dari prespektif mereka yang terlihat dalam kejadianyang diamati tersebut”.17Oleh karenanya, kegiatan belajar pada tahap ini seorang pendidikharus memfasilitasi peserta didiknya untuk melakukan pengamatan denganatau tanpa alat. Adapun kegiatan mengamati ini adalah dengan membaca,mendengar, menyimak, atau melihat (dengan atau tanpa alat). Denganbegitu, peserta didik dilatih untuk bersungguh-sungguh, teliti, sertamencari informasi untuk memecahkan permasalahan.2. MenanyaSedangkan kegiatan belajar pada tahap ini adalah mengajukanpertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamatiatau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yangdiamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yangbersifat hipotetik. Adapun kompetensi yang dikembangkan adalahkreatifitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untukmembentuk pikiran kritis akan perlunya hidup cerdas dan belajarsepanjang hayat.18 Dengan demikian, kegiatan menanya ini merupakan17Andayani, Problema dan Aksioma: dalam Metodologi Pembelajaran Bahasa Indonesia(Yogyakarta: Deepublish, 2015), 386.18Kementrian, Implementasi, 36.

10tindak lanjut dari mengamati dengan tujuan mendapatkan informasitambahan. Sehingga, peserta didik pun menjadi lebih kritis.3. Mengumpulkan informasiPada langkah ini dilakukan dengan cara, membaca sumber lain(selain buku teks), mengamati objek atau kejadian, juga tensiyangdikembangkan adalah sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat oranglain, kemampuan dalam berkomunikasi dan mengumpulkan informasimelalui berbagai cara yang dipelajari, selain itu juga mengembangkankebiasaan belajar.19 Sehingga, pada tahap ini peserta didik menjadi lebihbanyak tahu dengan hal-hal yang baru dan berhubungan dengan apa yangdibutuhkan.4. Mengasosiasikan atau mengolah informasiDalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata asosiasi bisa berartipembentukan hubungan atau pertalian antara gagasan, ingatan, ataukegiatan pancaindra. Sedangkan, mengasosiasikan berarti menautkansesuatu pada orang atau barang lain. 20Adapun langkah pembelajaran mengasosiakan ini siyangsudahdikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan informasi(langkah pembelajaran ketiga) maupun hasil dari kegiatan mengamati(langkah pembelajaran kedua).1920Ibid.Tim, Kamus, 96.

11Pengolahan informasi yang dikumpulkan melalui langkah keempatini bersifat menambah keluasan dan kedalaman. Sampai pada pengolahaninformasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memilikipendapat yang berbeda sampai pada pendapat yang bertentangan.21Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap jujur,teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedurdan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan .5. MengkomunikasikanPada langkah yang terakhir ini peserta didik menyampaikan hasildari pengamatan. Dengan kata lain, peserta didik menyampaikankesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, ataupun medialainnya. Oleh karena itu, kompetensi yang dikembangkan adalahmengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikirsistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, danmengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.22Kesimpulannya, pada tahap ini peserta didik dilatih untukmenyusun ucapan atau tulisan untuk mengkomuinikasikan hasil darisemua yang didapat.F. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Saintifik dalam PembelajaranDilihat secara rinci, maka hemat penulis kelebihan dan kekuranganpendekatan saintifik secara khusus atau dilihat dari masing-masing langkahpembelajaran adalah:2122Kementrian, Implementasi, 36.Kementrian, Implementasi Kurikulum, 35-37.

12No.1.2.3.4.5.LangkahMengamatiKelebihan- Peserta didik dapatmenemukan faktadengan sendirinya- Menjadikan peserta didiklebih teliti dan sungguhsungguh dalam mencariinformasiMenanya- Membentuk pemikiranyang kritis- Mendorong peserta didikuntuk berani bertanya.- Peserta didikmendapatkan info ataujawaban dari apa yangkurang dipahami.Mengumpulk - Mendorong peserta didikn informasiuntuk lebih aktif dalamataumencari sumber laineksplorasi(selain buku)- Peserta didikmendapatkan jawabandari apa yangdipertanyakan denganusahanya sendiri.Mengasosiasi - Melatih peserta didikatauuntuk lebih teliti dalammengolahmegolah data yanginformasidiperolehnya.- Meningkatkankemampuan dalamhubungan sebab akibat.- Pengetahuan yangdihasilkan lebihmendalam dan luas.Mengkomuni - Menumbuhkan-kasikankeberanian dalammengemukakanpendapat atau hasil kerja.- Mengembangkankemampuan berbahasa.- Mengembangkankemampuanberkomunikasi dengansingkat, padat, dan jelas.Kekurangan- Pendidik memerlukanpersiapan yangmatang agar apa yangdisajikan untukdiamati sampai padamaksud yangdiinginkan- Tidak semua pesertadidik mempunyaikeberanian untukbertanya.- Pendidik harus siapdengan segalapertanyaan takterduga.- Memerlukan waktuyang agak lama untukmendapatkanjawaban.- Informasi yangdiperoleh pesertadidik terkadangkurang sesuai ataukurang tepat.- Tidak semua pesertadidik siapmengemukakanpendapat di depan.- Pendapat yangdisampaikanterkadang tidak jelas.

13Melihat penjelasan itu semua maka dapat disimpulkan kelebihan dankelemahan dari implemantasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran secaraumum adalah sebagai berikut:1. Mendorong atau melatih peserta didik untuk lebih aktif dalampembelajaran.2. Mengembangkan kreatifitas berfikir atau menjadikan peserta didikberinovasi saat pembelajaran berlangsung.3. Melatih peserta didik dalam mengkomunikasikan ide-ide.4. Penilaian hasil akhir dari pembelajaran didapat dari semua aspek, tidaksebatas pengetahuan saja. Oleh karenanya, pembelajaran denganpendekatan saintifik diharapkan menjadikan peserta lebih berkarakter baikdan berpengatuhuan.5. Karena proses pembelajarannya berpusat pada pesera didik dan denganpraktek secara langsung maka, pengetahuan yang diperoleh peserta didikakan lebih melekat dalam ingatan.6. Mendorong pendidik untuk meningkatkan kualitasnya dalam penerapanpendekatan saintifik.Sedangkan kekurangan atau kelemahan dari pendekatan saintifikdalam pembelajaran adalah memerlukan waktu yang relatif lama jugapersiapan yang matang agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

“Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter dan Konservasi pada Pembelajaran Materi Pertumbuhan”, JPII (Jurnal Pendidikan IPA Indonesia), 1 (April, 2014), 28-29. 14 Tim, Kamus, 1214. 8 berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, .

Related Documents:

implementasi pendekatan saintifik pada pembelajaran PPKn era daring di MAN Kota Batu (2) hasil pendekatan saintifik pada pembelajaran PPKn era daring di MAN Kota Batu. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif diskriptif dengan pendekatan saintifik yang dilakukan di MAN Kota Batu pada September 2020.

“Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran IPA di SDN Cepit, Bantul” hasil penelitiannya adalah pemahaman guru mengenai kurikulum 2013 masih rendah. Sehingga guru lebih nyaman menerapkan kurikulum 2006 (KTSP), namun guru tetap menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Implementasi pendekatan

pendekatan pembelajaran ilmiah (saintifik) dapat meningkatkan prestasi belajar, hard dan soft skill dan sikap ilmiah siswa. Kemudian apakah pendekatan . Penerapan pendekatan ilmiah (saintifik) pada materi kalor dimana keterlaksanaannya diukur dengan lembar observasi dan lembar kerja siswa.

pembelajaran. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses

pembelajaran pendekatan saintifik mengacu pada indikator yang telah dirumuskan dan teknik penilaian tes tertulis dan tes lisan namun yang lebih seringnya yakni tes tertulis untuk penilaian keterampilan menggunakan unjuk kerja siswa. 3.1.4 Hambatan dan solusi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada kelas I tema 5 pengalamanku di SD Muhammadiyah .

Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Fiqih di MAN 4 Aceh Besar. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru 4 Aceh besar. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif. Pengumpulan data dengan observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian menunujukan bahwa implementasi pendekatan saintifik yang

Tabel 4.5: Distribusi Frekuensi dan Persentase Penerapan Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Akidah Akhlak. 67 Tabel 4.6: Kategorisasi Penerapan Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran . Pada perubahan dan implementasi kurikulum 2013 harus diantisipasi dan dipahami oleh berbagai pihak, karena kurikulum sebagai rancangan pembelajaran .

PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN IPA SECARA TERPADU Dadan Rosana Pendidikan IPA, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, email:danrosana.uny@gmail.com ABSTRAK Kurikulum 2013, yang menekankan pada penerapan pendekatan saintifik, menuntut pembelajaran IPA yang menekankan pada pembelajaran terpadu juga menerapkan