PENERAPAN PENDEKATAN ILMIAH (SAINTIFIK) UNTUK MENINGKATKAN .

3y ago
47 Views
2 Downloads
687.76 KB
36 Pages
Last View : 16d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Jewel Payne
Transcription

1PENERAPAN PENDEKATAN ILMIAH (SAINTIFIK)UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENERAPKAN KONSEP SISWAPADA MATERI KALORSKRIPSIDiajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana PendidikanPada Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPAFakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung DjatiOleh:Dwi Irma WidyantyNIM. 1210207023BANDUNG1435 H / 2014 M

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPembelajaran diberbagai jenjang pendidikan dirasakan belum optimalkarena masih banyak aspek yang harus dibenahi yang mencakup terselenggaranyapendidikan dengan baik. Salah satu aspek yang benar-benar mendapat sorotanyaitu pada proses pembelajaran, dimana pada proses yang berlangsung di suatulembaga pendidikan itu diharapkan mampu membuat peserta didik memilikipengetahuan, keterampilan dan sikap. Namun hal tersebut nampaknya masihbelum terwujud karena masih menekankan pada hasil pengetahuan semata.Akibatnya banyak para peserta didik yang sikapnya tidak terpuji serta tidakmemiliki keterampilan untuk bekal mereka dimasyarakat. Ternyata hal inimemicu perlunya suatu pola atau kurikulum yang menuntut ke arah perbaikan.Arah perbaikan ini, sudah nampak dengan diterapkannya kurikulum 2013.Pada kurikulum ini, siswa bukan lagi menjadi objek tetapi menjadi subjekpembelajar dengan ikut mengembangkan tema yang ada. Siswa dituntut untukaktif dalam proses pembelajaran dan membangun pengetahuannya sendiri denganharapan dapat memiliki sikap dan keterampilan. Berdasarkan Permendikbud No.65 tahun 2013, tentang standar proses bahwa proses pembelajaran meliputimengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji dan mencipta. Maka dari itu,pembelajaran harus benar-benar memberikan pengalaman bagi siswa yang sesuaidengan tuntutan kurikulum 2013.Berdasarkan hasil wawancara dengan guru fisika kelas VII SMP Negeri 2Cileunyi menyatakan bahwa kompetensi siswa dalam menerapkan konsep seperti1

2mengaitkan konsep dengan peristiwa serta menghitung masih kurang sehinggasiswa tetap kesulitan untuk mengerjakan soal-soal yang berkaitan denganpenerapan konsep kemudian proses pembelajaran fisika terdahulu menggunakanpendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) dan siswa mengganggap bahwafisika itu pelajaran yang sulit karena banyak melibatkan perhitungan dan konsep.Berdasarkan hasil observasi pembelajaran fisika di sekolah tersebutdiperoleh gambaran proses pembelajaran siswa jarang dilibatkan dalammengamati suatu objek yang berkaitan dengan pembelajaran. Selain itu, siswatidak dituntut untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan apa yang merekaamati. Demikian pula siswa juga sangat jarang melakukan percobaan yangberkaitan dengan materi yang diajarkan, dan akhirnya siswa tidak dapatmenemukan konsep dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. pengamatandalampembelajaran.Kemudian dilihat dari hasil belajar tentang penerapan konsep yangtercermin dari hasil ulangan siswa pada materi kalor, masih tergolong rendahdengan rata-rata 67, di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yangditetapkan 80. Pada proses pembelajaran, ketika siswa diberi pertanyaan tentangketerkaitan antara konsep dan fakta, siswa masih belum mampu mengaitkannya.Siswa pada saat disuruh mengaitkan konsep dengan kehidupan sehari-hari, siswabelum dapat melakukannya. Maka dari itu, pembelajaran IPA yang diterapkanmasih kurang dapat mengembangkan kemampuan menerapkan konsep siswa.

3Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan suatu pendekatan yangmenunjang siswa dalam meningkatkan kemampuan konsep yaitu denganpenerapan pendekatan ilmiah (saintifik) yang merupakan pendekatan dalampenerapan kurikulum 2013. Menurut Lazim, pendekatan ilmiah (saintifik) adalahkonsep dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari pemikirantentang bagaimana metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu.Sedangkan menurut Kemendikbud (2013), memberikan konsepsi tersendiri bahwapendekatan ilmiah (saintifik) dalam pembelajaran, didalamnya ngetahuan dari proses mengamati, menanya, mencoba, menalar, danmengkomunikasikan. Pengetahuan siswa dikonstruksi yang berimplikasi padameningkatnya kemampuan menerapkan konsep. Hal tersebut dapat terjadi karenapada setiap tahapan pendekatan ilmiah (saintifik) melatih dan menuntutkemampuan menerapkan konsep siswa untuk menyelidiki, memilih ,menerapkandanmengemukakan. Dengan demikian, pendekatan ilmiah (saintifik) diharapkanmampu meningkatkan kemampuan menerapkan konsep.Beberapa penelitian terkait tentang pendekatan ilmiah (saintifik) antaralain dilakukan oleh Fauziah (2013: 165) yang menyimpulkan bahwa pendekatansaintifik berdampak positif terhadap peningkatan hard dan soft skill siswa.Menurut penelitian Mulyono (2013: 25) bahwa pengembangan perangkat

4pembelajaran dapat meningkatkan scientific skill. Demikian pula penelitian yangdilakukan Hidayati (2013: 25) yang mengemukakan bahwa pendekatan ilmiah(scientific approach) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, penelitianyang dilakukan Sujarwanta (2012: 75) mengemukakan bahwa metode saintifikdapat meningkatkan pengetahuan siswa. Adapun penelitian yang dilakukan olehAl-Rabadi (2013: 10) mengungkapkan bahwa pendekatan saintifik digunakandalam pengajaran ilmu karena telah terbukti efektif dalam meningkatkan prestasiilmu siswa dan sikap ilmiah siswa. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwapendekatan pembelajaran ilmiah (saintifik) dapat meningkatkan prestasi belajar,hard dan soft skill dan sikap ilmiah siswa. Kemudian apakah pendekatanpembelajaran ilmiah (saintifik) dapat meningkatkan kemampuan menerapkankonsep siswa?, untuk itu dilakukan penelitian dengan penerapan pendekatanilmiah (saintifik) untuk meningkatkan kemampuan menerapkan konsep siswapada pelajaran fisika, khususnya pada materi kalor.Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah kalor. Alasan pemilihanmateri kalor ini dikarenakan masih rendahnya siswa dalam kemampuanmenerapkan konsep dan memiliki kesusaian dengan pendekatan ilmiah (saintifik).Pada materi ini siswa dituntut untuk memiliki kemampuan menerapkan konsepmelalui tahapan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, dengan harapandapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka dilakukanpenelitian dengan judul “Penerapan Pendekatan Ilmiah (Saintifik) untukMeningkatkan Kemampuan Menerapkan Konsep Siswa pada Materi Kalor”.

5B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka dapatdirumuskan permasalahnnya sebagai berikut:1. Bagaimanakah keterlaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakanpendekatan pembelajaran ilmiah (saintifik) di kelas VII SMP Negeri 2Cileunyi pada materi kalor?2. telahmenggunakan pendekatan ilmiah (saintifik) di kelas VII SMP Negeri 2Cileunyi pada materi kalor?C. Batasan MasalahAgar penelitian ini lebih terarah, masalah dibatasi pada aspek-aspek sebagaiberikut:1. Subjek penelitiansiswa kelas VII semester genap SMP Negeri 2 Cileunyi Kabupaten Bandung.2. Penerapan pendekatan ilmiah (saintifik) pada materi kalor dimanaketerlaksanaannya diukur dengan lembar observasi dan lembar kerja siswa.3.Kemampuan menerapkan konsep yang akan diteliti dibatasi pada beberapaaspek diantaranya menentukan, menerapkan, mengaitkan mengemukakan,menghitung, mengkasifikasikan mengurutkan, menyelidiki, memilih danmenyelesaikan, keterlaksanaannya diukur dengan tes berbentuk pilihanganda.

64. Aktivitas guru dan siswa dalam mengikuti tahapan pada pendekatan ilmiah(saintifik) diukur oleh observer menggunakan lembar observasi.5. Lembar kerja siswa yang meliputi tahapan pendekatan ilmiah (saintifik) yangdiukur sebagai pendukung keterlaksanaan pendekatan pembelajaran ilmiah(saintifik).6. Materi yang dikaji dalam penelitian ini adalah materi kalor yang disesuaikandengan kurikulum yang berlaku di SMP Negeri 2 Cileunyi.D. Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui:1. ekatanpembelajaran ilmiah (saintifik) di kelas VII SMP Negeri 2 Cileunyi padamateri pokok kalor.2. akanpendekatan ilmiah (saintifik) di kelas VII SMP Negeri 2 Cileunyi pada materipokok kalor.E. Manfaat Penelitian1. Bagi peserta didik: untuk meningkatkan/mengembangkan kemampuanmenerapkan konsep yang dimilki oleh siswa dan membantu siswa terlibataktif dalam proses pembelajaran yang berhubungan dengan kalor.

72. Bagi guru: sebagai motivasi untuk terus menerapkan pendekatan ilmiah(saintifik) ini, sehingga memberikan layanan terbaik untuk siswa danmembantu guru dalam menciptakan suatu kegiatan pembelajaran yangmenarik dan menantang untuk siswa.3. Bagi peneliti: memberikan gambaran dan pengetahuan serta menambahpengalaman bagi peneliti mengenai pengembangan pembelajaran yangmenggunakan pendekatan ilmiah (saintifik) pada penerapan kurikulum 2013.F. Definisi OperasionalUntuk memberikan konsep yang sama dan menghindari kesalahanpenafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, makaperlu dijelaskan definisi operasional sebagai berikut:1. Pendekatan ilmiah (saintifik). Proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah(saintifik) harus menyentuh lima aspek keterampilan diantaranya mengamati,menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan.Keterlaksanaanaktivitas guru dan siswa dalam pendekatan pembelajaran ilmiah (saintifik)diamati oleh observer menggunakan lembar observasi. Sedangkan instrumenpendukung keterlaksanaan pendekatan pembelajaran ilmiah (saintifik)menggunakan lembar kerja siswa.2. Kemampuan menerapkan konsep adalah kemampuan menggunakan konsepke dalam situasi baru secara nyata. Kemampuan menerapkan konsep yangakan diteliti mencakup indikator menentukan, menerapkan, mengaitkanmengemukakan, menghitung, mengkasifikasikan mengurutkan, menyelidiki,

8memilih dan menyelesaikan. Kemampuan menerapkan konsep terukur dalambentuk tes pilihan ganda, yang didalamnya memuat indikator-indikator yangtertera di atas.3. Kalor adalah salah satu materi pokok pelajaran IPA yang disajikan di kelasVII SMP yang sesuai dengan Kurikulum 2013 SMP Negeri 2 Cileunyi.Materi tersebut terdapat pada Kompetensi Inti ke-3 memahami pengetahuan(faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadiantampak mata dan Kompetensi Dasar ke- 3.7.1 yaitu melakukan percobaanuntuk menyelidiki suhu dan perubahannya serta pengaruh kalor terhadapperubahan suhu dan perubahan wujud benda.G. Kerangka PemikiranProses pembelajaran merupakan fenomena yang kompleks, dimana didalamnya terlibat banyak sekali komponen yang menentukan keberhasilanpembelajaran. Salah satu faktor yang sangat berperan dalam proses pembelajaranadalah guru. Akan tetapi, proses pembelajaran di SMP Negeri 2 Cileunyi masihdidominasi oleh guru dan hal tersebut berpengaruh pada penerapan konsep siswayang masih rendah. Berdasarkan hasil studi pendahuluan nilai ulangan terkaitkemampuan menerapkan konsep siswa SMP Negeri 2 Cileunyi adalah 67. Selainitu ketika siswa dihadapkan kepada soal penerapan konsep misalnya menghitungatau mengaitkan konsep dengan kehidupan sehari-hari, mereka merasa kesulitansehingga nilai yang didapatkan sangat kecil khususnya pada materi kalor. Oleh

9karena itu, hal ini mengindikasikan kemampuan menerapkan konsep siswa masihrendah.Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka perlu adanya perbaikandalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajak siswa untukterlibat aktif dan mendapatkan konsep serta mengaitkan konsep untukmeningkatkan kemampuan menerapkan konsep siswa pada mata pelajaran fisikakhususnya materi kalor.Salah satu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan siswauntuk aktif, mandiri dan mengembangkan kemampuan menerapkan konsep salahsatunya adalah pendekatan ilmiah (saintifik). Pendekatan saintifik adalah konsepdasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari pemikirantentang bagaimana metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu.Untuk dapat disebut ilmiah (saintifik), metode pencarian (method of inquiry) harusberbasis pada bukti-bukti dari obyek yang dapat diobservasi, empiris dan terukurdengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Oleh karena itu, kondisipembelajaran yang diharapkan untuk mendorong siswa dalam mencari tahu dariberbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu (Lazim, 2013: 1).Menurut Donosepoetro (1990) (dalam Trianto, 2012: 137) pada hakekatnyaIPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah dan sikap ilmiah. Selain itu,IPA dipandang sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur. Sebagaiproses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuantentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai produkdiartikan hasil proses berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah ataupun

10diluar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran atau disiminasipengetahuan. Sebagai prosedur dimaksudkan adalah metodologi atau cara yangdipakai untuk mengetahui sesuatu (riset pada umumnya) yang lazim disebutmetode ilmiah (scientific method).Para ahli pendidikan telah berusaha untuk mengembangkan berbagaipendekatan pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA. Dari pernyataan di atastentang hakekat IPA sangat sesuai dengan kebijakan Kemendikbud padapenerapan kurikulum 2013. Menurut Kemendikbud (dalam Husamah, 2013: 11)proses pembelajaran pada kurikulum 2013 menggunakan pendekatan ilmiah(saintifik) dengan memenuhi aspek menanya, mengamati, mencoba, menalar danmengkomunikasikan.Pembelajaran merupakan proses ilmiah, karena itu kurikulum ajaranilmiah.Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan sikap, keterampilandan pengetahuan siswa (Kemendikbud, 2013).Kurikulum 2013, menekankan pada dimensi padagogik modern dalampembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah(scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputimengamati, menanya, mencoba mengolah, menyajikan, menyimpulkan, danmencipta untuk semua mata pelajaran. Pada kondisi seperti ini, tentu saja prosespembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah danmenghindari sifat-sifat non ilmiah. Menurut Kemendikbud (2013), pendekatanilmiah (saintifik) pembelajaran disajikan sebagai berikut:

11a. MengamatiMetode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulantertentu, sepertimenyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, sertamudah dalam pelaksanaannya. Kegiatan mengamati dalam pembelajarandilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut: Menentukan objek apa yang akan diobservasiMembuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akandiobservasiMenentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primermaupun sekunderMenentukan di mana tempat objek yang akan diobservasiMenentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untukmengumpulkan dataMenentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi(Tim Penyusun, 2013: 5)b. MenanyaGuru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkandan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saatguru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknyabelajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketikaitu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajaryang baik. Mengajukan pertanyaan indikatornya meminta penjelasan tentang apa,mengapa, bagaimana, atau menanyakan latar belakang hipotesis (Tim Penyusun,2013: 7).c. MencobaUntuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harusmencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang

12sesuai. Pada mata pelajaran IPA, misalnya peserta didik harus memahami konsepkonsep IPA dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Langkah-langkahmencoba diantaranya: Merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakanMempersiapkan perlengkapan yang akan dipergunakanMemperhitungkan tempat dan waktuMenyediakan LKSMembicarakan masalah yang akan dijadikan eksperimenMembagikan LKSMelaksanakan eksperimenMengumpulkan hasil kerja siswaMengevaluasi(Tim Penyusun, 2013: 17)d. MenalarIstilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatanilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa gurudan peserta didik merupakan pelaku aktif. pembelajaran pada Kurikulum 2013dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi ataupembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk padakemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragamperistiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Selamamentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalamreferensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan dimemori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yangsudah tersedia. Proses itu dikenal sebagai asosiasi atau menalar. Untukmeningkatkan daya menalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut ini: Guru menyusun bahan pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulumGuru memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-contoh

13 Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang dari yang sederhana sampaipada yang kompleksKegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamatiMengoreksi atau memperbaiki kesalahanMelakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapatmenjadi kebiasaanPenilaian didasarkan pada perilaku yang nyata atau otentikMencatat kemajuan siswa(Tim Penyusun, 2013: 11)e. MengkomunikasikanPada pendekatan ilmiah (saintifik), guru diharapkan memberi kesempatankepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari.Kegiatan “mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran un2013,adalahmenyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secaralisan, tertulis, atau media lainnya. Adapun kompetensi yang diharapkan dalamkegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuanberpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, danmengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar (Lazim, 2013: 8)Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaranilmiah (saintifik) ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan menerapkankonsep siswa. Kemampuan menerapkan konsep merupakan manfaat dari konsepyang telah dipelajari untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.Sehingga seseorang dikatakan cerdas bila dapat menyelesaikan masalah yang diajumpai dalam waktu singkat.Nuryantini(2014: 37)menyatakanbahwaproses kognitifmengaplikasikan penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal-

14soal latihan atau menyelesaikan masalah. Masalah yang dimaksud dalampembelajaran yaitu berupa konsep, fakta, prinsip, prosedur dan sebagainya. Olehkarena itu mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural.Sedangkan menurut Bloom (dalam Mulyono, 2013: 9) , penerapan (application)adalah seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur,metode, rumus, teori, prinsip di dalam berbagai situasi. Penerapan ini adalahmerupakan proses berfikir setingkat lebih tinggi dibandingkan pemahaman.Kemampuan menerapkan konsep adalah menggunakan informasi dalamsituasi lain. Tujuannya mengembangkan kemampuan siswa untuk menggunakanatau menerapkan informasi/pengetahuan yang dipelajarinya. Pertanyaan tingkatsedang ini sudah memasuki ranah kemampuan be

pendekatan pembelajaran ilmiah (saintifik) dapat meningkatkan prestasi belajar, hard dan soft skill dan sikap ilmiah siswa. Kemudian apakah pendekatan . Penerapan pendekatan ilmiah (saintifik) pada materi kalor dimana keterlaksanaannya diukur dengan lembar observasi dan lembar kerja siswa.

Related Documents:

Tabel 4.5: Distribusi Frekuensi dan Persentase Penerapan Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Akidah Akhlak. 67 Tabel 4.6: Kategorisasi Penerapan Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran . Pada perubahan dan implementasi kurikulum 2013 harus diantisipasi dan dipahami oleh berbagai pihak, karena kurikulum sebagai rancangan pembelajaran .

Negeri 25 Medan. 3) Penerapan model pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 25 Medan. 4) Daya . Daya Dukung Sekolah Terhadap Proses Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik Model Inkuiri Dalam Pembelajaran PAI di SMP Negeri 25 Medan 70 5. Pandangan Guru dan Siswa Terhadap Penerapan Pendekatan Saintifik dalam

implementasi pendekatan saintifik pada pembelajaran PPKn era daring di MAN Kota Batu (2) hasil pendekatan saintifik pada pembelajaran PPKn era daring di MAN Kota Batu. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif diskriptif dengan pendekatan saintifik yang dilakukan di MAN Kota Batu pada September 2020.

“Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran IPA di SDN Cepit, Bantul” hasil penelitiannya adalah pemahaman guru mengenai kurikulum 2013 masih rendah. Sehingga guru lebih nyaman menerapkan kurikulum 2006 (KTSP), namun guru tetap menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Implementasi pendekatan

PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN IPA SECARA TERPADU Dadan Rosana Pendidikan IPA, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, email:danrosana.uny@gmail.com ABSTRAK Kurikulum 2013, yang menekankan pada penerapan pendekatan saintifik, menuntut pembelajaran IPA yang menekankan pada pembelajaran terpadu juga menerapkan

pembelajaran pendekatan saintifik mengacu pada indikator yang telah dirumuskan dan teknik penilaian tes tertulis dan tes lisan namun yang lebih seringnya yakni tes tertulis untuk penilaian keterampilan menggunakan unjuk kerja siswa. 3.1.4 Hambatan dan solusi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada kelas I tema 5 pengalamanku di SD Muhammadiyah .

Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Fiqih di MAN 4 Aceh Besar. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru 4 Aceh besar. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif. Pengumpulan data dengan observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian menunujukan bahwa implementasi pendekatan saintifik yang

Diversity of Algae, Lichens, & Bryophytes 50 Paper III Diversity of Pteridophytes & Gymnosperms 50 Practical Practical Syllabus based on theory papers 50 B.Sc. II Year Papers Title of Paper Max. Marks Paper I Diversity of Angiosperms: Systematics, Development & Reproduction 50 Paper II Cytology, Genetics, Evolution & Ecology 50 Paper III Plant Physiology and Biochemistry 50 Practical Practical .