ANALISA FAKTOR TYPE HEDONIC SHOPPING MOTIVATION DAN FAKTOR .

3y ago
18 Views
2 Downloads
253.07 KB
23 Pages
Last View : 30d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Tripp Mcmullen
Transcription

ANALISA FAKTOR TYPE HEDONIC SHOPPINGMOTIVATION DAN FAKTOR PEMBENTUK KEPUASANTOURIST SHOPPER DI SURABAYAEdwin JapariantoStaf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Kristen PetraAbstract:This research try to find factors in the hedonic motivation for the tourist shopperand satisfaction, researcher try to find factors can develop the basic motivationtourist shopper. Basic Hedonic motivation have six dimensions: AdventureShopping, Social Shopping, Gratification Shopping, Idea Shopping, RoleShopping, and Value Shopping. Used 349 responden who collect from Judmentalsampling and calculated by factor analysist. Reseracher find 5 hedonic motivationtourist shopper in Surabaya:Moody Shopper, Fashionable Shopper,Community Shopper, Price Sensitive Shopper and Charity Shopper. Satisfactioncan analyst with 3 attributes, they are: attribute related to product, attributerelated to service and attribute related to purchase, use the same correspondentand research tools. Researcher gets 4 variables to build satisfaction: Creativeand uniqueness, excellent program and familiarity, Empathy and goodperformance, Equality cost & benefit managerialKey Words: Hedonic Shopping Motivation, Tourist Shopper, SatisfactionLatar Belakang MasalahDunia pariwisata dikenal sebagai salah satu industri yang menarik bagiwisatawan, berbelanja adalah salah satu aktivitas perjalanan wisata baik itu bagiwisatawan domestik maupun internasional, dan bagi banyak perjalanan tidaklengkap tanpa menghabiskan waktu untuk berbelanja. Berbelanja adalahkegiatan wisata yang disukai dan dapat menghasilkan pendapatan besar di duniapariwisata serta turut menyumbang pembangunan ekonomi. Oleh karena ituPusat perbelanjaan memperluas usahanya untuk menarik wisatawan (tourist)1Universitas Kristen Petra

agar menaikkan jumlah uang yang didapatkan dari hasil pembelanjaan di mallsebagai tempat tujuan wisata.Menurut Didi Woelyadi Simson, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD)Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jatim, Selasa. Dalamkurun lima tahun terakhir, pertumbuhan mal melonjak drastis dibanding satudekade sebelumnya. Dulu, tidak lebih dari lima mal yang dikenal masyarakat.Sebut saja Plasa Tunjungan, Plasa Surabaya (dahulu Delta Plasa), Galaxy Mal,Plasa Marina, dan Jembatan Merah Plasa. Sekarang malah kebalikannya malyang telah ada, total 26 mal telah dan akan bertebaran di ibu kota Provinsi JawaTimur ini. Bahkan, Surabaya kesannya telah dikepung mal dari delapan penjurumata angin.(www.surabaya.go.id, 13/2/2010)Bisnis pusat perbelanjaan yang berkembang cepat ini didorong olehkemajuan masyarakat kota yang semakin modern. Beberapa ciri masyarakatmodern antara lain gaya hidup cepat, tingkat kesibukan yang tinggi, sertawaktu bersantai yang sangat terbatas (Marketing, April 2008). Keadaan yangdemikian kemudian perlahan-lahan telah mengubah kebiasaan masyarakatkota, yang tadinya mengisi waktu luangnya dengan berwisata keluar kota,tetapi sekarang dengan terbatasnya waktu mereka memilih untuk pergi ke mall.Berdasarkan fenomena ini, bisa dikatakan bahwa mall merupakan sarana untukbersantai yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat kota, karena mall denganmudah bisa dijangkau tanpa banyak mengorbankan waktu.Warga kota Surabaya adalah salah satu warga yang memiliki perilakukonsumtif. Belanja menjadi alat pemuas keinginan mereka akan barang-barangyang sebenarnya tidak mereka butuhkan, akan tetapi karena pengaruh trendatau mode yang tengah berlaku, maka mereka merasa akan suatu keharusanuntuk membeli barang-barang tersebut.2Universitas Kristen Petra

Persentase Rata - Rata Pengeluaran Untuk Ritel Non - Food diSurabaya Dari Tahun 2004 – 2008TahunJumlah (dalam jutaan 8.000.000200884.000.000Sumber : BPS, Distribusi Pengeluaran Rumah Tangga, 2009Orang yang melakukan aktivitas berbelanja sambil berwisata disebutsebagai wisatawan pembelanja atau tourist shopper. Berbelanja menjadi suatukenikmatan ini telah mendorong terjadinya hedonic shopping. Hedonicshopping adalah keinginan seseorang untuk mendapatkan suatu kesenanganbagi dirinya sendiri yang dapat dipenuhi dengan cara mengunjungi suatu pusatperbelanjaan, menikmati suasana yang ada di pusat perbelanjaan walaupunmereka tidak membeli apapun. Berbagai pusat perbelanjaan sengajamenciptakan suasana yang hedonis, dimaksudkan untuk menarik pengunjungdan membuat mereka puas sehingga betah berlama-lama di pusat perbelanjaandan dapat membelanjakan uangnya.Berdasarkan fenomena di atas,maka rumusan masalahnya adalahsebagai berikut:1. Ragam motivasi shopping ke Mall apa sajakah yang ada ditinjau darihedonic shopping motivation di Surabaya?2. Faktor apa sajakah yang membentuk tingkat kepuasan tourist shopperdi Surabaya?Landasan TeoriKepuasan PelangganPengertian kepuasan pelanggan menurut Philip Kotler (2008, p.7) adalah”Customer satisfaction is a person‟s feeling of pleasure or disappointmentresulting from comparing a product‟s perceived performance (or outcome) inrelation to his or her expectations”.3Universitas Kristen Petra

Sedangkan menurut Dhruv Grewall dan Michael Levy (2010, p.158):”Satisfaction is setting unrealistically high customer expectation of the productthrough advertising, personal selling or other types marketing effort”.Hal itu bisa menimbulkan sesuatu yang nyaman secara rohani bukanhanya nyaman karena dibayangkan atau diharapkan untuk itu. Jadi, puas atautidak puas bukan hanya merupakan emosi melainkan suatu hasil evaluasi dariemosi.Atribut – atribut pembentuk kepuasanMenurut Dutka (1994, p.41), atribut – atribut pembentuk kepuasan secarauniversal adalah:a. Attributes Related to Products:i. Value Price Relationshipii. Product Qualityiii. Product Benefitiv. Product Featuresv. Product Designvi. Range of Product or Service.b. Attributes Related to Services:i. Guarantee or Warrantyii. Deliveryiii. Complaint handlingiv. Resolution of problems.c. Attributes Related to Purchases:i. Courtesy,ii. Communication,iii. Ease of Convenience Acquisition,iv. Company Reputation,Motivasi Sebagai Bagian Dari Perilaku KonsumenMenurut Michael R Solomon (2004, p.114) ”Motivation refers to theprocess that lead people to behave as they do. It occur when need is aroused thatthe customer wishes to satisfy. ”4Universitas Kristen Petra

Menurut Leon G. Sciffman dan Leslie L. Kanuk (2000, p.63) ” definisidari motivasi adalah ”The driving force within individuals that impulse them hpendorongyangmengakibatkan seseorang melakukan suatu aktivitas tertentu. Dalam duniapemasaran motivasi seorang konsumen timbul karena upayanya mencapai tingkatkepuasan tertentu.Shopping MotivationAlasan dikembangkannya Shopping Motivation adalah bahwa dalamaktivitas belanja seseorang termotivasi oleh berbagai kebutuhan psikologisdisamping juga faktor dari nilai guna suatu produk.Shopping motivation, telah dipelajari dan disusun berdasarkan tipologimotivasi yang dikemukakan oleh Westbrook dan Black (1985). Menurut tipologimotivasi tersebut, shopping motives dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori :1. Motif orientasi produk, mengunjungi toko untuk kebutuhan pembelianatau keinginan untuk mendapatkan informasi produk.2. Motif pengalaman, berorientasi pada hedonic atau rekreasi. Yaitusebuah toko atau pusat perbelanjaan dikunjungi untuk kesenanganyang melekat pada kunjungan itu sendiri.3. Motif kombinasi dari orientasi produk dan pengalaman.Tourist Shopper (Wisatawan dang-UndangKepariwisataan Nomor 9 tahun 2000, didefinisikan sebagai orang yangmelakukan kegiatan wisata. Jadi menurut pengertian ini, “semua orang yangmelakukan perjalanan wisata disebut “wisatawan” apapun tujuannya yang pentingperjalanan itu bukan untuk menetap dan tidak untuk mencari nafkah di tempatyang dikunjungi.”Jadi, pengertian tourist shopper atau wisatawan pembelanja adalah orangyang melakukan aktivitas berbelanja sambil berwisata. ”Shopping is a preferredactivity for travelers and the shopping center industry responds by developingnew properties or adjusting strategies to encourage patronage by touristshoppers” (Arnold dan Reynolds, 2003).5Universitas Kristen Petra

Hedonic ShoppingMenurut Swarbrooke dan Horner (2003), ”Shopping thus occurs when aconsumer‟s nedd for a particular good is sufficient for allocating time and moneyto travel a store to go shopping, or when a consumer ”need attention, wantssimilar interests, feels a need to exercise, or simply has leisure time”.Pengertiannya adalah aktivitas berbelanja terjadi ketika kebutuhan konsumenuntuk barang – barang tertentu cukup untuk waktu dan uang dialokasikan untukbepergian ke sebuah toko atau pergi berbelanja, atau ketika seorang konsumenmembutuhkan perhatian, ingin bersama sahabat – sahabat, keinginan untukbertemu orang – orang yang mempunyai minat serupa, merasakan kebutuhanuntuk berlatih atau hanya mempunyai waktu luang”.Proses Motivasi KebutuhanGambar 1Dinamika Proses Motivasi KebutuhanUtilitarian(sifat produk yang objektif)Manfaat Yang DiharapkanKebutuhanEvaluasi Alternatif,Pembelian, PemakaianHedonik / pengalaman(subyektif / emosional)Sumber : Buku Perilaku Konsumen, James F. Engel, Roger D. Blackwell, Paul W.Miniard, 1994, ikaadaketidakcocokkan yang memadai antara keadaan yang sebenarnya dan keadaanyang diinginkan dan disukai. Adanya ketidakcocokkan ini, maka hasilnya adalah6Universitas Kristen Petra

pengaktifan suatu kondisi yang diekspresikan dalam perilaku dan pembelian dankonsumsi dalam bentuk dua jenis manfaat :a. Utilitarian need, merupakan atribut produk fungsional yangobjektif.b. Hedonic need, respons emosional, kesenangan panca indera,mimpi, dan pertimbangan estetis. Kriteria yang digunakansewaktu mempertimbangkan manfaat hedonic bersifat subjektifdan simbolik, berpusat pada pengertian akan produk atau jasademi pengertian itu sendiri terlepas dari pertimbangan yanglebih objektif.Kebutuhan hedonic ini lebih menjadi sorotan utama karena dalam memperhatikankondisi dari pengunjung terlihat bahwa ada suatu misteri yang harus diungkapuntuk dapat dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan strategi yang dilakukanoleh suatu perusahaan.Hedonisme adalah suatu paham yang dimiliki oleh seseorang berdasarkansuatu kesenangan semata – mata yang difokuskan demi memenuhi kepuasanpikiran dari orang tersebut.Menurut Babin, Darden, dan Griffin, (1994) nilai berbelanja berorientasipada dua motivasi, yaitu motivasi utilitarian dan motivasi hedonic. Nilaiutilitarian mewakili untuk orientasi pada tugas yang harus dilakukan, sedangkannilai hedonic mengungkapkan kepuasan diri seseorang dan pergaulan seseorangdengan pengalaman berbelanja.Menurut Dawson, and Ridgway, (1990) motif Hedonic shoppingdidasarkan kepada kwalitas dari pengalaman belanja itu senditi daripadapengumpulan dari sustu informasi atau dari suatu pembelian ranguntukmendapatkan suatu kesenangan bagi dirinya sendiri yang dapat dipenuhi dengancara menghabiskan waktu untuk mengunjungi pusat perbelanjaan atau mall,menikmati suasana atau atmosfer yang ada di pusat perbelanjaan itu sendirimesipun mereka tidak membeli apapun atau hanya meliaht – lihat sajaEnam Kategori Motivasi Hedonic ShoppingMenurut Mayer dan Wilkinson (2003, p.1) enam kategori besar darimotivasi Hedonic Shopping ini adalah sebagai berikut :7Universitas Kristen Petra

1. Adventure ShoppingThe first category is labeled “adventure shopping,” which refers to shoppingfor stimulation, adventure, and the feeling of being in another world SocialShopping“A second category is labeled „social shopping,‟ which refers to theenjoyment of shopping with friends and family, socializing while shopping,and bonding with others while shopping”2. Gratification Shopping“A third category is labeled “gratification shopping,” which involvesshopping for stress relief, shopping to alleviate a negative mood, andshopping as a special treat to oneself”.3. Idea Shopping“A fourth category we label “idea shopping,” which refers to shopping tokeep up with trends and new fashions and to see new products andinnovations”4. Role Shopping“A fifth category of shopping motivations is labeled “role shopping,” whichreflects the enjoyment that shoppers derive from shopping for others, theinfluence that this activity has on the shoppers‟ feelings and moods, and theexcitement and intrinsic joy felt by shoppers when finding the perfect gift forothers”5. Value Shopping“The final category is labeled “value shopping,” which refers to shopping forsales, looking for discounts, and hunting for bargains”Metode PenelitianJenis penelitianPenelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu “is method of organizing,summarizing and presenting data in a informative may” (Lind 2008,6)Populasi dan SampelPopulasi adalah suatu kelompok dari elemen yang lengkap, biasanyaberupa orang, transaksi, atau kejadian di mana kita tertarik untuk mempelajarinyaatau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2003, p.107).8Universitas Kristen Petra

Populasi dari penelitian ini adalah terdiri dari 349 orang responden yangmemilih pusat perbelanjaan sebagai salah satu tempat untuk berwisata, dimanaresponden berusia 17 - 50 tahun yang memiliki tingkat kunjungan ke pusat-pusatperbelanjaan di Surabaya minimal 2 kali dalam satu bulanMetode Penarikan SampelSampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakilipopulasi penelitian (Kuncoro, 2003, p.107). Sampel yang digunakan penulisadalah metode purposive sampling karena peluang dari responden yang dipilihmenjadi sampel adalah berdasarkan pertimbangan dan keputusan peneliti.Responden dikatakan sesuai apabila responden memilih pusat perbelanjaansebagai salah satu tempat untuk berwisata.Metode Analisa DataUji Validitas dan ReliabilitasValiditas adalah suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isisebenarnya yang diukur. Validitas suatu pertanyaan dapat dilihat pada hasil outputSPSS pada tabel Item-Total Statistics. Suatu pertanyaan dikatakan valid jika nilair-hitung yang merupakan nilai dari Corrected Item-Total Correlation dari rtabel (Ghozali, 2002, 45).Realibilitas menunjuk pada pengertian apakah sebuah instrumen dapatmengukur sesuatu yang akan diukur itu tetap konsisten dari waktu ke waktu.Teknik pengujian realibilitas adalah dengan menggunakan nilai Cronbach Alphayaitu sebesar 0,6. Apabila nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 maka alatukur yang digunakan adalah reliable (handal), jika kurang dari 0,6 maka tidakreal. (Ghozali, 2002, 41)Top Two Boxes Analysisadalah metode yang digunakan untuk perhitungan berdasarkan jawabanresponden, atau dapat juga dideskripsikan dengan persentase. Metode inimenggabungkan persentase responden memilih respon positif dan negatif dalamskala likert. Jika diukur dalam lima skala, top two boxes akan menggabungkanpersentase responden yang memilih jawaban dua skala teratas sedangkan bottomtwo boxes akan menggabungkan persentase responden yang memilih jawaban duaskala terendah. Atau merupakan penjumlahan seluruh data dibagi dengan9Universitas Kristen Petra

banyaknya data yang ada dan melihat dominannya pilihan kusioner lebih ke arahpositif atau negatif. (Lin dan Wathen, 2008, p.61)Analisa FaktorAnalisa faktor adalah jenis analisa yang digunakan untuk mengenalidimensi-dimensi pokok atau keteraturan dari sebuah fenomena. Tujuan daripenggunaan analisa faktor adalah untuk meringkas kandungan informasi variabeldalam jumlah yang besar menjadi sejumlah faktor yang lebih kecil (Kuncoro,2003, p.241).Asumsi Analisis FaktorAnalisis faktor menghendaki bahwa matrik data harus memiliki korelasi yangcukup agar dapat dilakukan analisis faktor. Jika berdasarkan data visual tidak adanilai korelasi yang di atas 0.50, maka analisis faktor tidak dapat dilakukan.Korelasi antar variabel dapat juga dianalisis dengan menghitung partialcorrelation ini lewat anti-image correlation matrix yang berisi nilai negatif daripartial correlation.Rotasi FaktorAlat terpenting untuk interpretasi terhadap faktor adalah rotasi faktor.Tujuan rotasi faktor untuk memperjelas variabel yang masuk ke dalam faktortertentu. Ada beberapa metode rotasi (Ghozali, 2002, 254):a. Rotasi Orthogonal yaitu memutar sumbu 90'. Proses rotasi orthogonaldibedakan lagi menjadi Quartimax, Varimax, Equamax.b. Rotasi Oblique yaitu memutar sumbu ke kanan, tetapi tidak harus 90'. Prosesrotasi Oblique dibedakan lagi menjadi Oblimin, Promax dan Orthoblique.Pada peneliaian ini digunakan Rotasi ortogonal larena bertujuan mencarimereduksi variabel asil sehingga membentuk laten variabel yang baru.ANALISA DATAAnalisa Top Two Boxes & Bottom Two Boxes dari hedonic shopping motivationTabel 1ShopingDeskripsiTTBBTBMotivationAdventure1. Petualang44.9 %30.6 %shopping2. Semangat57.2 %23.2 %10Universitas Kristen Petra

3. Dunia Sendiri34.9%38.3%4. Sosial dengan75.4%7.7%61.4%13.1%6. Kebersamaan74.3%9.1%7. Mengubah suasana hati47.2%32.3%8. Mengatasi stress54.3%28.6%9. Memperlakukan diri46.6%30.9%10. Tren38.2%35.1%11. Mode terbaru39.5%33.2%12. Produk terbaru52.6%23.4%13. Shopping untuk orang40.0%27.7%53.2%16.0%15. Hadiah yang sempurna60.9%16.0%16.Shopping ketika ada66.0%14.0%17.Gemar mencari Social shopping 5. Sosial dengan oranglainGratificationshoppingsecara khususIdea shoppinglainRole shopping14. Shopping untukteman/keluargaValue shoppingdiskonSumber : Diolah PenulisPada tabel tersebut menunjukkan persentase pada kolom top twoboxes lebih besar dari pada persentase pada kolom bottom two boxes,namun banyak yang perbedaan nilai tidak telalu significant. Hal inimenunjukkan bahwa responden memiliki karateristik Hedonic shoppingmotivation tidak terlalu dominan .Motivasi hedonic yang dominan adalah Social Shopping, Roleshopping dan value shopping. Berarti peran sebuah komunitas memilikiperan penting dalam membentuk Hedonic shopping di Surabaya.11Universitas Kristen Petra

Analisa Top Two Boxes & Bottom Two BoxesAtribut PembelianTabel 2AtributDeskripsiTTBBTB1. Harga sesuai kwalitas64.9%10.9%2. Fasilitas menunjang kenyamanan71.5%4%3. Program yang menguntungkan62.9%6.6%78.33.4%64.2%7.4%81.7%3.7%7. Pengkategorian outlet yang jelas74.9%6.9%Atribut8. Tanggap pada Keluhan45.1%17.4%Pelayanan9. Membantu Memecahkan masalah41.7%21.1%10. Adanya Jaminan Kwalitas48.6%16.0%11. Aktif komunikasi program63.8%9.7%12. Keramahan karyawan60.9%12.9%13. Reputasi baik76.3%3.1%14. Kemampuan mewujudkan64.8 %4.9%kepuasan4. Karateristik shopping centre yangAtributunikProduk5. Melakukan maintenance tanpamengganggu kenyamanan6. Variasi produk & program yanglengkapAtributPembeliankeinginan konsumenSumber : diolah PenulisBerdasar tabel diatas dapat dilihat nilai top two boxes lebih besar darinilai bottom two boxes, sehingga kepuasan responen cenderung baik. Namunmasih ada beberapa nilai TTP yang tingkat kepuasan di bawah 50% sehinggamembutuhkan perbaikan lebih serius, variable itu ádalah:a. Cara menanggapi keluhan consumenb. Cara membantu memecahkan masalah.c. Jaminan kualitas dari pihak shopping center.12Universitas Kristen Petra

Uji ValiditasTabel 3Item-Total amasuasana ankomunikasiramahreputasikemampuanScale Mean ifItem caleVariance ifItem 319.356.340.386.392.420.372.317.318.338Cronba

Menurut Babin, Darden, dan Griffin, (1994) nilai berbelanja berorientasi pada dua motivasi, yaitu motivasi utilitarian dan motivasi hedonic. Nilai utilitarian mewakili untuk orientasi pada tugas yang harus dilakukan, sedangkan nilai hedonic mengungkapkan kepuasan diri seseorang dan pergaulan seseorang dengan pengalaman berbelanja.

Related Documents:

lintas diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu faktor pengendara, faktor kendaraan, faktor lingkungan dan faktor jalanan yaitu sarana dan prasarana.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Safety Riding Remaja di SMAN 7 Kota Bengkulu.

penurunan pada tahun 2019. Hal yang mendasari ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat. Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan antenatal care (ANC) pada ibu hamil selama masa pandemi COVID-19 di Kota Makassar.

2. BESAR BEBAN GEMPA RENCANA 37 3. POLA PEMBEBANAN DALAM ANALISA PUSHOVER 45 3.1 Gaya Statik Lateral Hasil Analisa Beban Statik Ekivalen . 45 3.2 Gaya Statik Lateral Hasil Analisa Ragam Spektrum Respons 48 V. INPUT DATA UNTUK PROGRAM SAP2000 53 1. INPUT DATA UNTUK STRUKTUR YANG DITINJAU 53 2. INPUT DATA UNTUK ANALISA PUSHOVER PADA PROGRAM .

pengurusan masa (min 4.02) dan diikuti oleh faktor kewangan (min 3.69), faktor persekitaran pembelajaran (min 3.03) dan akhir sekali faktor persekitaran pekerjaan (2.56). Ujian-T menunjukkan tidak terdapat perbezaan yang signifikan antara faktor-faktor stres yang mempengaruhi stres berdasarkan jantina dan status perkahwinan.

Dari analisis faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam pemilihan sekolah, faktor sekolah mempunyai pengaruh paling besar kemudian diikuti oleh faktor lokasi dan paling kecil pengaruhnya adalah faktor ekonomi. Sementara berdasarkan hasil analisis statistik Crosstab diketahui bahwa terdapat hubungan

2007) menemukan ada lima faktor yang mempengaruhi peran ayah dalam pengasuhan, yakni: faktor ibu, faktor ayah sendiri, faktor anak, faktor coparental dan faktor kontekstual. Semua faktor saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam penelitian Simons, dkk ditemukan bahwa sikap, harapan dan dukungan ibu

Skripsi yang berjudul ―Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat untuk Menabung (Studi Kasus pada Nasabah BMT An-Nur Rewwin Sidoarjo)‖ menggunakan Penelitian Kuantitatif untuk menjawab Rumusan Masalah mengenai Faktor-Faktor yang dapat mempengaruhi minat dan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi minat.

Origins 2: Russian Language Textbook for Bilingual Children Living Abroad (QR-code for audio is included!). "Istoki 2" course is designed for teaching Russian to children aged 11-13 who live outside Russia and know the basics of Russian vocabulary and practical grammar required for everyday communication. It can be used at schools where children learn Russian as a foreign language, as well as .