BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Subjek Penelitian

3y ago
41 Views
1 Downloads
391.23 KB
13 Pages
Last View : 25d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Madison Stoltz
Transcription

33BAB IIIMETODOLOGI PENELITIANPada Bab III ini, penulis menggambarkan metodologi penelitian yangdigunakan dalam melaksanakan penelitian. Lokasi dan subjek penelitian, metodedan desain penelitian, penjelasan istilah, teknik pengumpulan data, instrumenpenelitian hingga analisis data yang digunakan, penulis jabarkan dalam bab ini.Adapun penjelasannya antara lain sebagai berikut.A. Lokasi dan Subjek PenelitianLokasi penelitian ini adalah TK Islam Terpadu Anak Bintang 3 yangterletak di Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung. Adapun subjek dalampenelitian ini adalah anak pada kelompok A di TK Tersebut. Kelompok ini dipilihsebagai subjek penelitian karena berada pada usia dimana kemampuan menyimakdan berbicara tepat diberikan sebelum anak memasuki pembelajaran membacapermulaan. Adapun rincian subjek penelitian digambarkan dalam tabel 3.1sebagai berikut.Tabel 3.1Deskripsi Subjek PenelitianNo.1.NamaInisial AnakCRASL/PNo. 0149.MNAP1516015AlamatTempat, TanggalLahirTarajuKlaten,26 April 2011KamasanMekkah,28 Februari 2011WaasBandung,30 Oktober 2010Batu KarutBandung,5 Oktober 2010Sasak DuaBandung,4 Maret 2011BarosBandung,18 Agustus 2010Batu KarutBandung,3 September 2010BanjaranBandung,1 November 2010Sasak DuaBandung,9 Desember 2010Sumber: Arsip Sekolah TKIT Anak Bintang 3, 2015Intan Permanik, 2016PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DAN BERBICARA ANAK USIA DINI MELALUI MODELDIALOGIC READINGUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

34B. Metode dan Desain PenelitianPenulis menggunakan metode penelitian tindakan dengan desainpenelitian tindakan berbentuk siklus. Mc.Niff (2002, hlm. 46) menyatakan bahwaKemmis’s model of the action research process shows a self-reflective spiral ofplanning, acting, observing, reflecting and re-planning as the basis forunderstanding how to take action to improve an educational situation. Prosedurpenelitian tindakan model Kemmis dipandang sebagai siklus spiral (refleksi diri)yang terdiri dari komponen perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi, danperencanaan kembali sebagai dasar untuk memahami cara mengambil tindakandalam peningkatan kualitas pendidikan. Gambar di bawah ini mendeskripsikanmodel Kemmis dan McTaggart (2014, hlm. 278):Gambar 3.1Siklus Penelitian TindakanKemmis, Mc. Taggart, dan Nixon (2014, hlm. 278)Dalam penelitian tindakan ini, penulis melakukannya dengan carakolaboratif. Kemmis & Mc.Taggart dalam Coats (2005, hlm. 23) menegaskanbahwa penelitian tindakan disebut demikian jika dilakukan secara kolaboratif.Burns (Coats, 2005, hlm. 23) menyatakan bahwa kolaboratif ini terjadi bisa darifeed back, kooperatif, eksplorasi, Challenge lalu berdiskusi, sehingga temuan danpenjelasan dengan feedback dari orang lain akan membuat penelitian itu semakinIntan Permanik, 2016PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DAN BERBICARA ANAK USIA DINI MELALUI MODELDIALOGIC READINGUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

35rigor/teliti dibandingkan dengan hanya berdasar penjelasan dan interpretasisendiri.1. PerencanaanDalam tahap ini penulis melakukan perencanaan terkait denganpenerapan model dialogic reading dalam meningkatkan kemampuan menyimakdan berbicara anak. Tahap ini meliputi kegiatan koordinasi dengan pihak lembaga,pemilihan buku cerita yang akan dibacakan, penyiapan media pembelajaran, alatalat penunjang, sampai pada langkah-langkah pembelajaran untuk setiap siklus.Penulis melakukan koordinasi dengan guru di TK Islam Terpadu Anak Bintang 3dengan diskusi mengenai model dialogic reading sebelum tindakan dilaksanakankepada anak-anak dalam upaya meningkatkan kedua kemampuan tersebut.2. Tindakan/PelaksanaanSetelah dilakukan perencanaan dan persiapan, penulis kemudianmelakukan tindakan pengembangan kemampuan menyimak dan berbicara melaluipenerapan model dialogic reading. Penerapan model dialogic reading ini akandilaksanakan oleh guru di TK Islam Terpadu Anak Bintang 3 denganmenggunakan tema yaitu ‘Kebutuhanku’ dengan sub tema makanan, minumandan K3 (kebersihan, kesehatan, dan keamanan) dan juga tema ‘Binatang’ dengansub tema binatang jinak. Pemilihan tema ini disesuaikan dengan tema yang ada didalam kurikulum TK yang bersangkutan. Selain itu, tema ini merupakan temayang menarik, dekat dengan kehidupan anak sehari-hari dan juga melibatkanpengalaman anak secara langsung.Adapun rancangan pelaksanaan model dialogic reading dalam upayameningkatkan kemampuan menyimak dan berbicara anak antara lain sebagaiberikut.Tabel 3.2Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran MelaluiPenerapan Model Dialogic ReadingTema/SubtemaKebutuhankuBinatangBuku yang digunakanStrawberry: Buah Pemutih GigiFangga: Mangga Juara KelasAyo, Disiplin di JalanChiko, Kelinci yang MurungIntan Permanik, 2016PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DAN BERBICARA ANAK USIA DINI MELALUI MODELDIALOGIC READINGUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

36Data selengkapnya terkait dengan rancangan kegiatan pembelajaranmelalui penerapan model dialogic reading dapat terlihat pada lampiran C.3. ObservasiTahap selanjutnya yaitu observasi atau pengamatan yang akan dilakukanuntuk melihat sejauhmana perkembangan menyimak dan berbicara anak dan jugamelakukan kontrol terhadap pelaksanaan model dialogic reading. Kegiatanobservasi didasarkan pada fakta-fakta yang terjadi di lapangan terkait denganmenyimak dan berbicara anak melalui catatan lapangan dan wawancara denganguru di TK Islam Terpadu Anak Bintang 3.4. RefleksiKegiatan refleksi dilaksanakan oleh penulis untuk mendiskusikan hasildari kegiatan yang telah dilakukan. Pada tahap refleksi dilakukan analisis datamengenai proses, masalah, dan hambatan yang ditentukan dan dilanjutkan denganrefleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Prosesrefleksi ini memegang peran yang sangat penting dalam menemukan suatukeberhasilan penelitian tindakan karena akan dijadikan rujukan untuk prosesperbaikan rencana pada siklus selanjutnya.C. Penjelasan IstilahUntuk memperjelas fokus penelitian ini, maka penulis memberikanpenjelasan terhadap istilah yang tercantum dalam penelitian ini, antara lainsebagai berikut.1. Kemampuan MenyimakKemampuan Menyimak yang dimaksud dalam penelitian ini adalahkemampuan anak dalam menerima sejumlah informasi, fokus mendengarkan,memperhatikan, memahami, dan menanggapi. Kemampuan menyimak yangdifokuskan yakni dalam menentukan tokoh cerita, karakter tokoh, latar tempat,dan latar waktu.2. Kemampuan BerbicaraKemampuan Berbicara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuananak mengungkapkan pikiran, perasaan, gagasan, pendapat dengan ucapanyang jelas tidak ragu. Kemampuan berbicara yang dimaksud adalah dalamIntan Permanik, 2016PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DAN BERBICARA ANAK USIA DINI MELALUI MODELDIALOGIC READINGUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

37mengucapkan kata dengan jelas, merespon pertanyaan yang diberikan, mampuberbicara di depan kelas, mampu menceritakan kembali isi cerita dengankalimat yang sederhana.3. Model Dialogic ReadingDialogic reading dalam penelitian ini adalah praktik guru membacakan bukucerita bergambar dimana selama proses pembacaan cerita anak-anak diajakberdialog dan mengundang anak untuk berbicara, atau berkomentar terhadapcerita yang dibacakan. Dalam pelaksanaan dialogic reading langkah Prompt,Evaluate, Expand, dan Recall digunakan. Dalam pelaksanaan PROMPT jugadilaksanakan Completion, Repeat, Open-ended, Wh-questions, dan Distancingdilaksanakan selama prose pembacaan cerita.D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen PenelitianPenelitian ini menggunakan tiga macam teknik pengumpulan data berupaobservasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan Instrumen dalam penelitianini adalah peneliti sendiri, sesuai dengan prinsip-prinsip metodologi penelitiantindakan yang dijelaskan Somekh (2006, hlm. 8) bahwa selama proses analisisdan interpretasi data melibatkan diri sendiri sebagai instrumen penelitian (.theanalysis of data and the interpretive process of developing meanings involves theself as a research instrument).1. ObservasiDalam penelitian ini yang diobservasi adalah proses penerapan dialogic readingyang meliputi berkembangnya kemampuan menyimak dan berbicara anak.Observasi yang dilakukan oleh penulis diuraikan dalam bentuk catatan lapangan,karena akan membantu penulis merekam secara tertulis kejadian yang terjadi,terutama ketika pelaksanaan dialogic reading ini kepada anak. Contoh formatcatatan lapangan.Catatan LapanganHari/Tanggal : Kamis, 10 September 2015Waktu: 08.00-13.00Tempat: TKIT Anak Bintang 3Catatan:Kamis pagi ini mood MRM kurang bagus, sehingga ketika anak yangIntan Permanik, 2016PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DAN BERBICARA ANAK USIA DINI MELALUI MODELDIALOGIC READINGUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

38lain berbaris mengikuti bunyi tamborin yang digunakan bu guru SS, MRMmalah duduk di bawah dan berada tepat di mainan terowongan. Seperti biasa,pukul 08.15 adalah waktu berbaris di depan halaman sekolah. Anak laki-lakiberbaris di sebelah kiri bu guru sedangkan anak perempuan di sebelah kanan buguru. “Ayo berbaris.mari berbaris.”, nyanyi pembuka untuk memulai aktifitasdi kamis yang cerah ini.Tepuk anak sholeh, pinta bu guru SS. Anak-anak pun mengikutipermintaan bu guru SS walaupun CRA dan MRM masih belum berada dibarisannya. Ternyata M datang terlambat, dan bu guru DP pun menyambut Mdan mengajaknya masuk kelas, menaruh tas, dan langsung ikut ke barisan anaklaki-laki.2. WawancaraWawancara dilakukan oleh penulis untuk menggali informasi terkait denganproses pelaksanaan dialogic reading dalam meningkatkan kemampuan menyimakdan berbicara anak. Narasumber dari wawancara ini adalah guru di TK IslamTerpadu Anak Bintang 3 yaitu bu guru SS. Melalui wawancara ini diharapkaninformasi terkait kelemahan, hambatan, dan hal-hal yang dirasa perlu diperbaikiberdasarkan pandangan guru dapat terakomodasi dengan baik dan maksimal.Adapun panduan wawancara yang diberikan penulis adalah sebagai berikut.Tabel 3.3Panduan Wawancara bagi Guru TKterkait dengan Pelaksanaan Dialogic ReadingNama GuruTanggal/WaktuNo(1)1.2.3.4.::Aspek yang diamati(2)Bagaimanakahgambarankemampuan menyimak dan berbicaraanak di kelompok usia 4-5 tahun?Apakah ibu pernah menyimak dan berbicara?Kegiatan apa saja yang kdanberbicara?Bagaimana respon anak ketikadiberikanpembelajarandenganmodel dialogic reading?Deskripsi(3)Intan Permanik, 2016PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DAN BERBICARA ANAK USIA DINI MELALUI MODELDIALOGIC READINGUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

395Apa saja kendala atau hambatan yangmuncul ketika ibu menerapkanmodel dialogic reading?Wawancara yang dilakukan penulis bersifat open-ended dalam artibahwa panduan wawancara sudah dibuat sebagaimana yang sudah dijelaskandalam tabel di atas, tetapi di lapangan ada wawancara yang tidak mengacu padapanduan tersebut sehingga wawancara menjadi mengalir seperti obrolan biasa.Contoh wawancara yang terjadi sebagai berikut.Nama Guru : BA ( Ketua Pengelola TKIT Anak Bintang 3Hari/Tanggal : Kamis, 17 September 2015Aspek yang DiamatiDeskripsiP :”Bu, sebenarnya saya BA : “Sekarang masih proses adaptasi, kurangbelumtahubetul,lebih 2 bulan. Awal-awal masuk, anak-anakbagaimanasoalhampir rata-rata sudah baik adaptasinya.kemampuanawalTetapi masih belum bisa mengikuti prosesmenyimakdanpembelajaran dengan baik, tetapi setelahberbicaraanakproses pembelajaran tadi dan cukup menarik.terutamaanakHal itu terlihat dari keterlibatan anak-anakkelompok usia 4-5dalam proses pembelajaran, antusias sekali.tahun ini, bisa umiTetapi mungkin anak masih malu-malu ataujelaskan sedikit tentangjuga belum tahu aturan mainnya seperti apahal ini?”walaupun sudah tahu bahwa mereka sedangmelakukan proses jual beli. Untuk memahamibahwa tawar menawar, penjual juga masihmalu, diem aja, tetapi memang perlu latihan.Tetapi insya alloh nanti kalau ke depanmetode ini akan diterapkan lagi denganmetode dramatic play dengan cerita yang laindengan aturan main yang lebih baik lagi.Insya alloh akan lebih baik lagiii.3. DokumentasiDokumentasi dipilih agar dapat memperoleh data langsung dari tempat penelitianseperti foto-foto, rekaman kegiatan dalam bentuk video dan juga data relevanyang bisa melengkapi kegiatan penelitian.E. Analisis dataIntan Permanik, 2016PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DAN BERBICARA ANAK USIA DINI MELALUI MODELDIALOGIC READINGUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

40Analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatifmenggunakan analisis tematik. Analisis tematik menurut Daly, Kellehear, danGliksman (Fereday dan Muir-Cochrane, 2008, hlm. 3) adalah mencari tema-temapenting yang muncul yang merupakan gambaran dari suatu fenomena. Selain itu,Braun dan Clarke (2006, hlm. 77) menjelaskan bahwa tema yang penting disinibisa berhubungan dengan pertanyaan penelitian dan mewakili sejumlah pola ataumakna yang ada dari sekumpulan data di lapangan.Dengan memakai analisis tematik ini maka penulis fokus melakukananalisis berdasarkan pada tema yang muncul di rumusan masalah yang ada dalampenelitian.Strategi analisis yang paling mendasar dalam penelitian kualitatif adalahproses coding/pengkodean. Charmaz (2006, hlm. 43) menyatakan bahwa codingmerupakan langkah analitis awal guna memproses data yang didapat. Secaramendetil Saldana (2010, hlm.12) memberikan sejumlah langkah dalam melakukancoding yakni:Real susUmumGambar 3.2.Alur Kode ke Teori pada Penemuan Kualitatif(Sumber: Saldana, 2010, dengan modifikasi)1. Melakukan Pengkodean Data (Coding)Data yang telah diperoleh oleh penulis selama melakukan penelitiandiberikan kode-kode tertentu sesuai yang didasarkan pada rumusan pertanyaanpenelitian. Hal tersebut akan memudahkan penulis dalam melakukan interpretasidata.Dalam tahap ini penulis mengidentifikasi data dari hasil observasi berupacatatan lapangan dan hasil wawancara berdasarkan kode-kode tertentu yang dapatIntan Permanik, 2016PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DAN BERBICARA ANAK USIA DINI MELALUI MODELDIALOGIC READINGUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

41membantu peneliti untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian ini, yaituberkaitan dengan kemampuan menyimak dan berbicara anak, proses penerapandialogic reading dan hambatan yang muncul pada pelaksanaan dialogic reading.Proses Coding yang dilakukan penulis sesuai dengan yang disarankan olehSaldana (2010, hlm. 17) yakni dimulai dengan kolom teks (raw data), lalu kekode awal (preliminary code) dan kode akhir (final code). Adapun contoh prosespengkodean dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut.Tabel 3.4Contoh Proses Coding/Pengkodean DataTeksKode AwalKode AkhirBu guru SS lalu menunjuk kegambar di buku, yang ditunjukoleh bu guru adalah gambarChiko (si kelinci). Tuuh lihat, Prompt Penerapan modelkenapa yaa chiko ini?dialogic readingMRM: nangiiis. Strategi PEERBu guru Ss: ayo coba Wh-question Strategi CROWDekspresikan gimana nangis Kemampuantuuh.menyimakHampirsemuaanak Respon pertanyaan Kemampuanmemperagakan menangis, dan Expandberbicarabahkan bu guru meminta QA Menyimakmenirukan gimana nangisnya.apresiatif dengan(tetapi QA hanya tertawa).memeragakanLalu bu guru menunjuk lagi kekarakter kelincigambar awal buku, dimana di(menangis)gambar ini banyak bunga,pohon, lalu bu guru bertanya:naah kalo yang suka banyak Distancingbunga dan pohon ini, kira-kira Wh-questiondimana yaaa?DMS: di taman miniiii. Respon pertanyaan(pengalaman anak). EvaluateBu guru: di tamaaan RepeatDi jalan bukan yaaa?Lalu FRA menjawab: da itu Distancingmah di hutaaan. Kemampuan anakBu guru: Oh iya di hutaaan.berbicara tentangMNA menyebutkan jugapengalaman.pengalamannya pernah pergike taman kota.Proses coding terhadap hasil observasi dan wawancara dalam penelitianini dapat dilihat selengkapnya pada lampiran E.Intan Permanik, 2016PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DAN BERBICARA ANAK USIA DINI MELALUI MODELDIALOGIC READINGUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

422. Kategorisasi Kode ke dalam TemaTahapan yang kedua yang dilakukan oleh penulis adalah melakukankategorisasi kode-kode yang muncul pada data sesuai tema yang ada padapertanyaan penelitian. Proses kategorisasi kode ke dalam penelitian ini antara lainsebagai berikut.Tabel 3.5Kategorisasi Kode Kode yang MunculKemampuan menentukan tokohdalam cerita.Kemampuan menyebutkan karaktertokoh dalam cerita.Kemampuan menyebutkan latartempat dalam cerita.Kemampuan menyebutkan latarwaktu dalam cerita.Kemampuanmengucapkan katadengan jelas.Kemampuan merespon pertanyaanyang diberikan.Kemampuan berbicara di depan kelas.Kemampuan menceritakan kembaliisi cerita dalam kalimat yangsederhana.Proses Penerapan model DialogicReadingStrategi PEER, CROWD.Pengkondisian.Durasi waktu yang efektif. TemaKemampuan menyimak anak Kemampuan berbicara anak Penerapan Dialogic Reading Hambatan yang muncul dalampenerapan Dialogic ReadingBerdasarkan tahapan pengkodean dan pengembangan tema seperti yangtelah diuraikan di atas, hasil analisis data dalam penelitian ini akan digambarkansecara naratif pada hasil penelitian dan pembahasan dalam bab IV.Setelah tema yang muncul dari data sudah diperoleh, kemudian penulisfokus pada menghubungkan kategori dan teori yang muncul sehingga padaakhirnya penulis memperkuat teori yang sudah ada. Hal ini berdasarkan padapendapat Glaser (Creswell, 2015, hlm. 855) yang menyatakan bahwa teorididasarkan pada data dan tidak dipaksakan menjadi kategori.F. Validitas dan ReliabilitasIntan Permanik, 2016PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DAN BERBICARA ANAK USIA DINI MELALUI MODELDIALOGIC READINGUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

43Creswell (2014, hlm. 286) menyatakan bahwa validitas ini didasarkanpada kepastian apakah hasil penelitian sudah akurat dari sudut pandang peneliti,partisipan, atau pembaca secara umum. MacNaughton dan Hughes (2009, hlm.129-130) juga mempertegas bahwa validasi penelitian tindakan bisa dilihat salahsatunya adalah dengan melihat sejauhmana siklus dan refleksi kritis dalampenelitian itu dilakukan.Berbicara mengenai reliabilitas kualitatif, Creswell (2014, hlm. 285)mengindikasikan bahwa pendekatan yang digunakan peneliti konsisten jikaditerapkan oleh peneliti-peneliti lain dan untuk proyek-proyek yang berbeda.Adapun proses validitas dan reliabilitas pada penelitian ini dilakukanmelalui tiga cara antara lain sebagai berikut.1. TriangulasiPenelitian ini menggunakan triangulasi jenis data yang diperoleh daricatatan lapangan, observasi, hasil wawancara dan dokumentasi. Dalam triangulasiini juga, penulis menguji setiap sumber informasi dan bukti-bukti temuan untukmendukung sebuah tema. Melalui triangulasi ini penulis berharap bahwapenelitian yang dilakukan akan menjadi lebih akurat dan kredibel karenainformasi diperoleh dari berbagai sumber, individu atau proses.2. Member emuandalampenelitian ini kepada partisipan untuk melihat apakah temuan tersebut akurat atautidak. Dalam hal ini, penulis menanyakan pada guru TK Islam Terpadu ‘AnakBintang 3’ sebagai partisipan dalam penelitian ini untuk mengecek keakuratandari keterangan yang penulis peroleh selama melaksanakan penelitian, terutamaterkait dengan interpretasi penulis terhadap temuan penelitian.3. RefleksivitasRefleksivitas dianggap salah satu karakteristik kunci dalam penelitiankualitatif (Creswell, 2014, hlm. 287). Strategi untuk meningkatkan refleksivitasyang digunakan penulis dalam penelitian ini dengan melakukan kritik diri denganmerefleksi posisi penulis selama proses penelitian. Penulis datang ke TamanKanak-kanak Islam Terpa

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan tiga macam teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, sesuai dengan prinsip-prinsip metodologi penelitian tindakan yang dijelaskan Somekh (2006, hlm.

Related Documents:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Berdasarkan uraian sebelumnya, maka penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengann teknik survey. Menurut Sugiyono (2014, h.8), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif, yang artinya pendekatan yang berangkat dari .

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Dalam penelitian dekriptif, penelitian diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan di dalam suatu komunitas atau masyarakat. Dalam penelitian ini mendeskripsikan gambaran perilaku remaja putri dalam .

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian Research and Development (penelitian dan pengembangan) karena yang dihasilkan peneliti berupa produk bahan ajar. Metode penelitian dan pengembangan merupakan proses/langkah- langkah untuk mengembangkan suatu produk baru, atau menyempurnakan produk .

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan ADDIE. Model ADDIE ini memiliki satu kesatuan utuh yang saling berhubungan satu sama . (3) Pengembangan (Development), (4) Implementasi (Implementation), (5) Evaluasi (Evaluation). 46 B. Prosedur Penelitian dan .

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PROFIL DESA A. Metodologi Penelitian . dengan menggunakan prosedur statistik atau dengan cara-cara 1 . yayasan penerbit Fakultas Psikologi UGM, 1994) Hal. 44 2 Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pensekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta. 1998) Hal. 44 . 49 kuantifikasi. Penelitian ini .

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Sugiyono dalam bukunya metode kuantitatif kualitatif dan R & D, menyatakan bahwa penelitian merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvaliditasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. yang dikutip oleh. (Sugiyono, 2010: 9)

49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek dan Objek penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek Penelitian yang dimaksud adalah pihak-pihak yang menjadi