BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMSurabaya

3y ago
38 Views
2 Downloads
266.39 KB
34 Pages
Last View : 10d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Maxton Kershaw
Transcription

7BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Ruang Lingkup Etnobotani2.1.1 Definisi EtnobotaniEtnobotani adalah ilmu yang mempelajari tentang pemanfaatan tumbuhansecara tradisional oleh suku bangsa primitif. Secara terminologi, etnobotani adalahstudi yang mempelajari tentang hubungan antara tumbuhan dengan manusia(Kandowangko, Dkk., 2011). Soekarman dan Riswan (1992) dalam Anggana(2011) menyebutkan bahwa “etnobotani berasal dari dua kata, yaitu etnos (berasaldai bahasa Yunani) yang berarti bangsa dan botany yang berarti tumbuhtumbuhan”. Istilah etnobotani sebenarnya sudah lama dikenal, etnobotani sebagaiilmu yang mempelajari pemanfaatan tumbuhan secara tradisional oleh suku-sukuterkecil, saat ini menjadi perhatian banyak pakar karena keberadaan dan statusnya(Soekarman dan Riswan dalam Anggana, 2011)Sementara itu Rifai dan Waluyo (1992) dalam Anggana (2011)mengemukakan bahwa etnobotani adalah “mendalami hubungan budaya manusiadengan alam nabati sekitarnya yang mana dalam hal ini diutamakan pada persepsidan konsepsi budaya kelompok masyarakat dalam mengatur sistem pengetahuantentang tumbuhan yang dimanfaatkan di dalam masyarakat tersebut”.Baroto (2004) dalam Suryadarma (2008) mengemukakan bahwa :Etnobotani merupakan cabang ilmu yang interdispliner, yaitumempelajari hubungan manusia dengan tumbuhan danlingkungannya. Etnobotani menekankan bagaimana mengungkapketerkaitan budaya masyarakat dengan sumberdaya tumbuhan dilingkungannya secaralangsung ataupun tidak langsung.Etnobotani juga mengutamakan persepsi dan konsepsi budaya7

8kelompok masyarakat dalam mengatur sistem pengetahuananggotanya menghadapi tetumbuhan dalam lingkup hidupnya.Selanjutnya Suryadarma (2008) menyatakan bahwa :Etnobotani dapat digunakan sebagai salah satu alat untukmendokumentasikan pengetahuan masyarakat tradisioal yang telahmenggunakan berbagai macam jasa tumbuhan untuk menunjangkehidupannya. Semua kelompok masyarakat sesuai karakterwilayah dan adatnya memiliki ketergantungan pada berbagaitumbuhan dengan cara yang berbeda-beda. Etnobotanimemanfaatkan nilai-nilai pengetahuan masyarakat tradisional danmemberi nilai-nilai maupun pandangan yang memungkinkanmemahami kebudayaan kelompok masyarakat dalam penggunaantumbuhan sesuai dengan kearifan lokal. Pemanfaatan jenistumbuhan oleh etnik tertentu mencakup keseluruhan identitas etnisbersangkutan, sehingga pembahasan etnobotani, bukan hanyamenyangkut tampilan biologi taksonomi satu jenis atau kelompoktumbuhan, tetapi berupa sikap, perilaku, pengetahuan masyarakatterhadap kelompok tumbuhan dalam menjaga dan melangsungkankebudayaan dan etnisitasnya. Etnobotani muncul sebagai sebuahpendekatan multidisiplin keilmuan, pada dekade terakhir terutamadalam metodelogi pengumpulan datanya. Etnobotani berfokusmempelajari hubungan antara suatu etnik atau kelompokmasyarakat dan sumberdaya alam tumbuhan serta lingkungannya.Pengembangan studi etnobotani memberikan kontribusi sangatbesar dalam proses pengenalan sumberdaya alam pada suatudaerah melalui kegiatan pengumpulan kearifan lokal bersamamasyarakat.2.1.2 Sejarah Perkembangan EtnobotaniSejarah perkembangan kajian etnobotani di dunia dimulai sejak tahun1895. Tokoh terkemuka dalam pengembangan etnobtani adalah seorang botanisberkebangsaan Amerika Serikat, John William Harsberger yang memperkenalkanistilah etnobotani untuk pertama kalinya di Pennsylvania. Selanjutnya JohnWilliam Harsberger pada tahun 1896 mempublikasikan etobotani sebagai bidangilmu yang menjelaskan peran budaya pada masyarakat lokal dalam memanfaatkantumbuhan untuk makanan dan tempat tinggal (Uddin, 2010 dalam Anggraeni,2013).

9Sejarah Perkembangan ilmu etnobotani di Indonesia dimulai sejak zamankerajaan, era perjuangan kemerdekaan hingga era perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi saat ini (Latief, 2009). Tradisi meracik tanamanmenjadi obat tradisional telah ada sejak zaman Kerajaan Hindu, yang aanMajapahityangmenggambarkan profesi “tukang meracik jamu” , selain itu, terdapat juga dalamnaskah lama “Husodo” yang ditulis pada daun lontar serta beberapa peninggalanpada relief candi-candi di Jawa yang menceritakan tentang penggunaan tanamansebagai obat tradisional (Wasito, 2011).Bukti berkembangnya etnobotani juga ditemukan pada abad ke-17 berupaBuku yang berjudul Herbarii Amboinense telah menggambarkan keberadaan IlmuEtnobotani juga berkembang di abad tersebut. Buku tersebut ditulis olehRhumpius dan dapat dilihat di Herbarium Bogoriense. Buku tersebutmengilustrasikan tentang flora di Indonesia bagian Timur yang memiliki nilaiguna (Walujo, 2008 dalam Anggraeni, 2013). Lebih lanjut etnobotani di Indonesiaterus mengalami perkembangan sampai sekaran ini.2.1.3 Perkembangan Penelitian EtnobotaniStudi etnobotani mempelajari pemanfaatan tumbuhan secara tradisionaloleh suku bangsa yang primitif, yang mana gagasannya telah disampaikan padapertemuan perkumpulan arkeologi tahun 1895 oleh Harsberger (Soekarman, 1992dalam Anggana, 2011). Studi etnobotani tanaman obat merupakan salah satupembahasan dalam etnobotani yang cukup kompleks, dan dalam pelaksanaanyamemerlukan pendekatan yang terpadu dari beberapa disiplin ilmu antara lain

10Taksonomi, Ekologi, Geografi Tumbuhan, Pertanian, Sejarah, dan Antropologi(Tamin dan Arbain, 1995 dalam Suryadarma 2008).Penelitian tentang pengetahuan dan pemanfaatan tumbuhan obat olehmasyarakat lokal telah banyak dilakukan di Indonesia. Ada sekitar 113 spesiestanaman di Indonesia yang berkhasiat sebagai obat tradisional dan 65%diantaranya telah diteliti (Latief, 2009). Beberapa penelitian yang dilakukandiantaranya pemanfaatan suku Zingiberaceae sebagai obat tradisional olehmasyarakat Lembak Delapan, Bengkulu (Siagian & Sunaryo, 1996 dalamKandowangko dkk, 2011). Selain itu, penelitian tentang inventarisasi tumbuhanobat tradisional dan pemanfaatannya telah dilakukan oleh Des (1993) diKotamadya Padang. Kuntorini (2005) telah melakukan penelitian tentang botaniekonomi suku Zingiberaceae sebagai obat tradisional oleh masyarakat DiKotamadya Banjar Baru.Dari hasil penelitian tersebut diketahui jenis-jenistanaman yang dimanfaatkan yaitu lengkuas (Alpinia galangal), kunyit (Curcumalonga L atau C), temu lawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), temu hitam(Curcuma aeruginosa), kencur (Kaempferia galanga L), temu kunci (Kaempferiapandurata Roxb.), jahe (Zingiber officinale Rosc). Etnis yang menggunakan jenisjenis dari suku Zingiberaceae diantaranya adalah etnik Banjar (61 %), etnik Jawa(23 %) dan etnis lain 15 % (gabungan dari etnik Madura, Batak, Dayak, Bugis,Sunda dan sebagian kecil Cina).Santhyami danSulistyawati (2008) juga telah melakukan penelitiantentang etnobotani tumbuhan obat oleh masyarakat adat kampung Dukuh, ampungDukuhmengklasifikasikan penyakit menjadi tiga jenis, yaitu penyakit biasa, penyakit

11karena magis dan penyakit karena makanan. Terdapat tiga bentuk pengobatanyang digunakan oleh penduduk untuk mengobati penyakit yaitu tatangkalan ataupengobatan dengan tumbuhan, obat warung, dan jampe. Studi etnobotani tanamanobat pada masyarakat suku Samin, Kabupaten Bojonegoro juga telah dilakukanoleh Al-Susanti (2007). Hasil penelitian menunjukan bahwa masyarakatmengetahui dengan baik jenis tanaman obat, dan peranannya pada masyarakat.Selain beberapa penelitian di atas berikut ini adalah contoh tanaman berkhasiatobat di Indonesia yang bersumber dari hasil penelitian Balai Penelitian KehutananManado pada tahun 2013.Tabel 2.2 Tanaman Berkhasiat ObatNo.Nama LokalTanamanNama Ilmiah1.BinggiladaSterculia sp.2.Rumput macanLantana camara3.4.Mengkudu utangMolondiopoMorinda bracteataBridelia monoica5.Akar kuningArchaugelisia flava6.Kumis kucingOrthosipon mbelBambeletan12.Kuku s asperaSolanum turvumEupathoriumOdoratumColeusKhasiatObat sakit gigi danpinggangDaun untuk luka, batuk,gatal,pembengkakan,sakit perut, dan masalahpencernaan, akarnya untukrematik,demam,keputihan dan bis Bungauntuk batu berdarahObat berak darahObat gatal-gatalObat hidung tersumbatkronisInfeksi saluran kencingdandarahtinggi(hipertensi)Obat reumatik, diaredan lukaMenghilangkan bau badanObat lukaBahan baku obatObat kulitHipertensi (darahtinggi), pemulihan bagiibuseusai melahirkanMenghilangakan

1214.Tapal olotingoCissus sp.17.Kalopa18.Uba makatanaRuelliaStachytarphetaindica19.Fanili utang20.Singsingluat21.Rumpu utang22.DolinggaheVanilla sp.Pipturus sp.Begonia sp.Rubus moloccanusbau badanHipertensi (darahtinggi), pemulihan bagiibu seusai melahirkan- Kulit untuk pengobatanbatu ginjal dan sariawan- Daunmudauntukkencindg manis dan bisul- Getahnya untuk luka dansariawanBengkak/InfeksiPerutBahan baku obatBahan baku obatBahan baku obatObat patah tulangObat sariawan- Batang dan akaruntuk obat tumor- Daun untuk obatbatuk kronisSumber: Balai Penelitian Kehutanan Manado2.2 Faktor-Faktor yang Berkaitan dengan Studi Etnobotani2.2.1 Peranan Studi Etnobotani dalam MasyarakatEtnobotani sebagai ilmu baru yang bersifat interdispliner, di dalamnyamenggambarkan hubungan antara manusia dengan tumbuhan dan lingkungannyayang membentuk kebudayaan dan tercermin dalam realitas kehidupan. Etnobotanimerupakan penelitian ilmiah murni yang mengunakan pengalaman pengetahuantradisional dalam memajukan kualitas hidup masyarakat dalam sebuahkemandirian. Kemandirian yang dimaksud dalam hal ini diantaranya adalah dalambidang kemandirian pangan, seperti yang diketahui masyarakat tradisional yangtinggal di pedesaan sebagian besar memanfaatkan tanaman menjadi makanan

13yang dikonsumsi sehari-hari. Masyarakat memperolehnya dari proses penanamandi pekarangan, ladang maupun memanfaatkan tanaman yang tumbuh secara liar.Studi etnobotani dalam masyarakat juga mampu mewujudkan kemandiriandi bidang kesehatan, yakni melalui pemanfaatan tanaman sebagai obat.Pemanfaatan ini bersumber dari pengetahuan masyarakat lokal yang diperolehsecara turun temurun. Selanjutnya etonobotani juga memberikan manfaat dibidang kemandirian ekonomi, sebagian masyarakat meningkatkan taraf ekonomidengan memproduksi suatu produk yang berasal dari pemanfaatan tumbuhtumbuhan, produk-produk tersebut diantaranya seperti tekstil, perabotan rumahtangga, makanan, bahan banguanan serta obat-obatan.Tidak hanya bagi masyarakat, studi etnobotanijuga bermanfaat bagikualitas suatu lingkungan. Menurut Suryadarma (2008) studi tersebut memilikimanfaat ganda, karena selain bermanfaat bagi manusia dan lingkungan, jugabermanfaat bagi perlindungan warisan pengetahuan tersebut, lebih dari itu, studietnobotani juga mampu membangun kesadaran masyarakat akan pentingnyapemeliharan kekayaan alam khususnya tumbuh-tumbuhan melalui upaya-upayapelestarian jenis-jenis tumbuhan yang digunakan.2.2.2 Pengetahuan MasyarakatPengetahuan lokal atau yang dikenal dengan istilah Indigenous knowledgedapat dikatakan sebagai suatu keunikan dalam satu kultur masyarakat yangmencakup pengetahuan asli, pengetahuan lokal dan nilai-nilai tradisional. Sistempewarisannya dilakukan secara lisan, menggunakan ungkapan kata-kata dalamupacara, ritual, adat istiadat yang bertumpu pada bidang kehidupan praktis(Gough, 1977 dalam Suryadarma, 2008).

14Khasanah pengetahuan lokal keanekaragaman hayati dapat direalisasikandalam pola pemanfaatan sumberdaya hayati, pertanian tradisional serta aktivitassejenis. Berbagai jenis diantaranya bermakna sebagai nilai budaya, adat dantradisi keagamaan, yang dimanfaatkan melalui sistem pengetahuan lokal secaradinamis. Masyarakat lokal mengembangkan pengetahuan tradisionalnya secarapraktis dimana mereka melangsungkan kehidupannya. Fenomena pengetahuantradisional dapat digunakan sebagai pijakan konservasi (Fien, 1977 dalamSuryadarma. 2008).Pengetahuan lokal masyarakat pada gilirannya akan mampu menampilkanpola pemanfaatan berbagai jenis tumbuhan. Persepsi kelompok masyarakatterhadap jenis tumbuhan yang sama, dapat sama, berbeda atau bahkankebalikannya. Misalnya persepsi masyarakat Bali dan Jawa terhadap keberadaanpohon kamboja, kayu cendana dan terhadap berbagai jenis binatang. ( Ardhana,2004: 96 dalam Suryadarma, 2008). Pola pemanfaatan tersebutlah yang akanmenjadi suatu kearifan lokal yang secara keseluruhan setara dengan culturalidentity, yaitu kepribadian budaya satu bangsa. Perkembangan terakhir mengacupada kearifan lokal yang berlangsung sepanjang masa, tidak hanya terbatas padamasa lampau. Sifat utama kearifan lokal adalah; (1) mampu bertahan terhadapbudaya luar, (2) memiliki kemampuan mengakomodasi budaya luar, aluardalamkebudayaan asli, (4) mampu mengendalikan, dan (5) mampu memberikan arahpada perkembangan budaya (Ardhana 2004: 114 dalam Suryadarma, 2008).

152.2.3Kepercayaan MasyarakatMasyarakat tradisional di berbagai belahan bumi memiliki keperayaankuat terhadap bumi sebagai ibu pertiwi dan tumbuhan sebagi sumber kehidupan.Keberadaan tumbuhan bahan pangan, bahan pakaian, obat-obatan dan upacaraadat istiadat merupakan elemen penunjang dasar kehidupan dan kebudayaanmanusia mulai awal sejarahnya (Suryadarma, 2008). Hubungan manusia denganalam tidak jarang memunculkan kepercayaan-kepercayaan terhadap kekuatanbesar di luar alam itu sendiri atau yang biasa dikenal dengan istilah mitologi.Mitologi inilah yang pada akhirnya memunculkan sosok manusia imanen yangmemiliki kesadaran dengan akal budinya serta manusia deterministik yangpercaya akan hukum kausalitas. Dua sosok manusia seperti inilah yangmenempatkan dirinya sebagai bagian dari alam (Suryadarma, 2008).Primack (1994) dalam Suryadarma (2008) mengungkapkan mitologitumbuhanyang hidup dalam masyarakat sebaiknya dilacak sumber-sumbernormanya dalam sebuah kajian etnoekologi dan etnobotani sebab lingkunganbiofisik memang tidak dapat dipisahkan dengan lingkungankehidupansosiokultural masyarakat, sehingga yang tercakup di dalamnya meliputipemanfaatan keanekaragaman hayati beserta budayanya.Mitologi atau kepercayaan masyarakat yang timbul dari hubungannyadengan lingkungan mampu memunculkan variasi cara hidup dalam pemanfaatanlingkungan sehingga tidak dapat disederhanakan pada seluruh kelompok. Hal initerjadi karena keanekaragaman hayati berkaitan dengan keanekaragamanmasyarakat yang melahirkan keanekaragaman budaya dan berbeda satu denganyang lainnya (Primack, 1994 dalam Suryadarma, 2008). Studi etnobotani ialah

16satu pengkajian yang relevan dalam mengungkap mitologi tersebut. Studietnobotani menjelaskan penggunaan tumbuh-tumbuhan asli dalam kebudayaandan agama bagi sesuatu kelompok masyarakat yang unik dan aktual.Mitologi masyarakat tradisional Indonesia sendiri juga memiliki keunikandan variasi yang menjadi identitas budaya asli. Mitologi masyarakat tardisionalIndoneisa memberikan sebutan ibu bumi pemberi hidup sebagai suatupenghormatan terhadap hutan dan lahan yang menjadi legenda, mitologitumbuhan sebagai pelindung manusia. Tumbuh-tumbuhan memiliki semua sifatsifat dewa, dan tumbuhan adalah juru selamat kemanusiaan. Jika manusiamenghancurkan tetumbuhan, maka ia menghancurkan “penjaga kemanusiaan”(Titib 2004, dalam Suryadharma, 2008). Mitologi inilah yang lamupaya-upayapemeliharaan alam.2.2.4Prospek Studi EtnobotaniIndonesia memiliki keunikan geografis kepulauan yang sangat luar ikikekayaankeanekaragaman hayati terbesar kedua setelah Brazil. Kombinasi uralyangmembentukkeindonesiaan adalah sebuah fakta pra sejarah dan sejarah (Simanjuntak, 2014).Sejarah mengungkapkan bahwa kawasan hutan hujan tropik dan keunikanmasyarakat tradisional Indonesia telah mampu terpelihara kelestariannya.Keunikan Indonesia yang memiliki keanekaragaman biodiversitas terbesarkedua setelah Brasil memiliki keunggulan komparatif dalam menumbuhkan ilmupengetahuan tersebut. Keanekaragaman kultur Indonesia yang tersebar dalam

17ribuan pulau akan membentuk mosaik kehidupan yang tidak ada duanya di dunia.Realitas dan kombinasi keduanya memungkinkan bangsa Indonesia meningkatanperbaikan dalam paparan ekonomi, kesehatan, ekowisata. Prospek etnobotani diIndonesia di masa depan melaiputi semua aspek kehidupan yang berhubungandengan tumbuhan, yang dikaji secara interdisipliner. Kombinasi keanekaragamanhayati dan keunikan kultural mengakibatkan Indonesia memiliki peluang sangatbesar dalam mengembangkan kajian –kajian dan penelitian etnobotani (Suryadarma, 2008). Kajian-kajian dan penelitian tersebut berimplikasi padamanfaat terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat melalui pendidikan nonformal. Pendidikan non formal tersebut dapat memanfaatkan media brosur sebagaimedia sosialisasi informasi-informasi hasil studi etnobotani. Dalam penelitianBakri (2000) disebutkan bahwa brosur menjadi salah satu media yang efektifdalam menyalurkan informasi kepada publik, selain tampilannya yang menarikyang bearasal dari pemilihan paduan warna dan gambar juga dikarenakan isibrosur yang padat akan memudahkan masyarakat dalam menangkap informasiyang ada di dalamnya.2.2.5Karakteristik Botani Tanaman(1) Bagian Tanaman yang Digunakan sebagai ObatPemanfaatan tanaman obat Indonesia akan terus meningkat mengingatkuatnya keterkaitan bangsa Indonesia terhadap tradisi kebudayaan memakai jamu.Bagian-bagian yang digunakan sebagai bahan obat yang disebut simplisia.Adapun bagian-bagian tanaman yang digunakan dalam pembuatan obattradisional menurut Widyastuti (2004), dalam Munawarah, (2012) antara lain:(a) Kulit (cortex)

18Kortek adalah kulit bagian terluar dari tanaman tingkat tinggi yangberkayu.(b) Kayu (lignum)Simplisia kayu merupakan pemanfaatan bagian dari batang atau cabang.(c) Daun (folium)Folium merupakan jenis simplisia yang paling umum digunakan sebagaibahan baku ramuan obat tradisional maupun minyak atsiri.(d) HerbaSimplisia herba pada umumnya berupa produk tanaman obat dari jenisherba yang bersifat herbaceous.(e) Bunga (flos)Bunga sebagai simplisia dapat berupa bunga tungga atau majemuk, bagianbunga majemuk serta komponen penyusun bunga.(f) Akar (radix)Akar tanaman yang sering dimanfaatkan untuk bahan obat dapat berasaldari jenis tanaman yang umumnya berbatang lunak dan memiliki kandungan airyang tinggi.(g) Umbi (bulbus)Bulbus atau bulbi adalah produk berupa potongan rajangan umbi lapis,umbi akar, atau umbi batang. Bentuk ukuran umbi bermacam-macam tergantungdari jenis tanamannya.(h) Rimpang (rhizoma)Rhizoma atau rimpang adalah produk tanaman obat berupa potonganpotongan atau irisan rimpang.

19(i) Buah (fructus)Simplisia buah ada yang lunak dan ada pula yang keras. Buah yang lunakakan menghasilkan simplisia dengan bentuk dan warna yang sangat berbeda,khususnya bila buah masih dalam keadaan segar.(j) Kulit buah (perikarpium)Sama halnya dengan simplisia buah, simplisia kulit buah pun ada yanglunak, keras bahkan adapula yang ulet dengan bentuk bervariasi.(k) Biji (semen)Semen (biji-bijian) diambil dari buah yang telah masak sehingga umumnyasangat keras. Bentuk dan ukuran simplisia biji pun bermacam- macam tergantungdari jenis tanaman.(2) Tinjauan Morfologi TumbuhanBotani merupakan ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan dan perantumbuhan bagi kehidupan. Setiap tumbuhan memiliki karakteristik botani yangberbeda, adapun ruang karakteristik botani suatu tanaman bisa dilihat dari segitaksonomi, morfologi, dan habitat atau wilayah geografis. Tiga aspek itulah yangkemudian menjadi dasar kegiatan identifikasi karakteristik botani suatu tanaman.Indah (2009) yang mengacu Lawrence dalam bukunya Taxonomy ofVascular Plants membagi unsur utama yang menjadi ruang lingkup TaksonomiTumbuhan adalah pengenalan (identifikasi), pemberian nama dan penggolonganatau klasifikasi. Kata taksonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani „taxis’ yangartinya susunan (arrangement) dan nomos artinya aturan (hukum), taksonomimerupakan susunan berdasarkan aturan tertentu. Sementara itu menurut L

Etnobotani juga mengutamakan persepsi dan konsepsi budaya 7 . 8 . Studi etnobotani dalam masyarakat juga mampu mewujudkan kemandirian di bidang kesehatan, yakni melalui pemanfaatan tanaman sebagai obat. . tradisional dapat digunakan sebagai pijakan konservasi (Fien, 1977 dalam Suryadarma. 2008).

Related Documents:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini menggunakan beberapa pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini berfungsi untuk pedoman dan pembanding penelitian yang akan dilakukan. Urfan (2017) melakukan penelitian berjudul Aplikasi Kalender Event Seni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL. PENELITIAN . 2.1 Tinjauan Pustaka. Tinjauan pustaka adalah kajian mengenai penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi permasalahan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian terhadap penelitiapenelitian sebelumnya diharapkan memberikan wawasan agar n-

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang aplikasi mobile berbasis android yang dibuat oleh universitas atau berisi info seputar kampus atau panduan bagi mahasiswa atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Keagenan Keagenan adalah hubungan yang mempunyai kekuatan hukum yang terjadi bilamana kedua pihak bersepakat, memuat perjanjian, dimana salah satu pihak diamakan agen, setuju untuk mewakili pihak lainnya yang

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Chronic kidney disease (CKD) a. Definisi Chronic kidney disease merupakan suatu keadaan kerusakan ginjal secar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini mengacu pada beberapa sumber dan tinjauan yang sudah ada dimana masing-masing penulis menggunakan metode yang berbeda sesuai dengan permasalahan yang di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Umum tentang Arbitrase 1. Pengertian Arbitrase Suatu hubungan keperdataan yakni dalam suatu perjanjian selalu akan ada resiko kemungkinan timbulnya suatu perselisihan dalam prosesnya baik antar pihak maupun dengan objek perjanjian. Sengketa tersebut dapat