BAB 4 PEMILIHAN KONSEP - Rancang Bangun Keteknikan

3y ago
20 Views
2 Downloads
1.34 MB
19 Pages
Last View : 2m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Jamie Paz
Transcription

the Engineering Design Principles by Kenneth S. Hurst (Draft of Translation)BAB 4 PEMILIHAN KONSEPBab ini mengilustrasikan metode-metode penunjang pembuatan keputusanuntuk konsep desain dengan menggunakan dua studi kasus, yaitu pemasanganroda gigi pada poros dan mekanisme suspensi kursi, yang telah dibahassebelumnya. Argumen bahwa proses pembuatan keputusan dapat dibuatsubjektif terbukti tidak tepat dan metode-metode formal pemilihan konsep yanglebih popular akan disajikan. Metode-metode ini mencakup penggunaandecision tree (pohon keputusan), datum method (metode datum), sertaevaluasi desain menggunakan suatu diagram Harris. Pendekatan dua tahapdirekomendasikan di mana di dalamnya dilakukan pemeringkatan danpembobotan kriteria-kriteria spesifikasi dan kemudian, setelah pembuatankonsep desain, setiap konsep dievaluasi dengan menggunakan kriteria-kriteriaini. Akhirnya, keuntungan penggunaan paket spreadsheet pada komputerpersonal (PC) beserta penggunaan metode yang direkomendasikan untuk ituakan dibahas pula.4.1 PendahuluanDalam BAB 2 dan BAB 3 telah dibahas tahap-tahap pendefinisian PDS danpembuatan konsep. Tahap pembuatan konsep dapat dianggap sebagai prosesdivergen, di mana di dalamnya dieksplorasi secara penuh batasan-batasan yangdibuat dalam PDS. Tahap desain rekayasa selanjutnya adalah pemilihankonsep (concept selection), dan tahap ini bersifat konvergen. Tahap inimencakup pembuatan keputusan dan penolakan sebagian besar konsep yangdihasilkan. Tahap pemilihan konsep diperlihatkan dengan jelas pada Gambar1-5 menggunakan anak panah keputusan antara konsep dan detail.Untuk mengilustrasikan pentingnya tahap pemilihan konsep, marilah kitaperhatikan Gambar 4-1 dan Gambar 4-2. Gambar tersebut menunjukkan biayadan kesempatan untuk melakukan perubahan dalam pengembangan produkserta representasi seluruh pola perubahan teknis yang paling sering terjadi.Dapat dilihat pada Gambar 4-1 bahwa pada tahap awal desain, terdapat sangatbanyak kesempatan untuk membuat perubahan dan menyarankan perbaikankonsep. Akan tetapi, ketika detail desain dimulai, kesempatan ini menjadisangat berkurang dan biaya untuk membuat perubahan meningkat secaraeksponensial, seiring dengan lebih banyaknya sumber daya yang terlibat.Translated by Rahmat Saptono53

the Engineering Design Principles by Kenneth S. Hurst (Draft of Translation)Gambar 4-1 Biaya dan Kesempatan untuk Perubahan Desain ProdukGambar 4-2 Siklus Pengembangan Produk yang Menunjukkan Perubahan DesainGambar 4-2 mungkin lebih menarik karena memberikan gambaran bahwapuncak perubahan desain di dunia barat muncul lebih akhir daripada tahapdetail desain dan biasanya terjadi di sekitar tanggal peluncuran. Perubahan initentu saja sangat memakan biaya dan memberikan dampak sangat signifikanpada keuntungan. Tujuan kita seharusnya adalah mengubah kurva dalamGambar 4-2 sehingga puncaknya akan muncul lebih awal di dalam prosesdesain. Pemilihan konsep optimum yang paling sesuai dengan PDS dilakukanuntuk memenuhi tujuan ini.Tidak perlu dibahas lagi bahwa biaya dan mutu produk sangat tergantung padadesain, dan, sebagaimana digambarkan dalam BAB 3, hampir semua biaya danmutu produk ditentukan oleh keputusan yang diambil pada tahap awal desain.Secara umum dapat diterima bahwa sekali konsep dipilih, maka aplikasi teknikteknik evaluasi desain yang paling canggih sekalipun tidak akan memberikandampak yang signifikan pada biaya dan mutu produk.Aktivitas desain, melibatkan keputusan perancang, baik secara intuitif maupunrasional, serta banyak keputusan-keputusan harus dibuat, pada tingkatantingkatan berbeda.Membuat keputusan adalah aktivitas yang sangatmenegangkan bagi semua orang, tidak terkecuali bagi insinyur desain.Translated by Rahmat Saptono54

the Engineering Design Principles by Kenneth S. Hurst (Draft of Translation)Reputasi dan kepuasan diri sebagai pembuat keputusan yang kompeten adalahpada risiko dan konsekuensi-konsekuensi yang sangat berat dari keputusanyang salah pada kelangsungan hidup perusahan. Namun, kualitas suatukeputusan tidak tergantung pada situasi tertentu tetapi lebih pada prosespembuatan keputusan yang digunakan. Oleh karena itu, diperlukan suatusistem pendukung pembuatan keputusan yang komprehensif untuk perancang.Analogi proses pembuatan keputusan dapat diambil dari proses manufaktur.Selama proses manufaktur, bahan baku dirubah menjadi produk denganproses-proses tertentu. Mutu produk akhir sama-sama tergantung pada mutubahan baku dan proses. Baik produk maupun bahan baku sama-sama dapatterlihat (visible). Setiap cacat yang ditemukan dapat ditelusuri balik padabahan baku atau proses. Kesalahan mudah untuk ditemukan karena peralatanprosesnya terlihat. Salah satu tujuan kita adalah membuat proses pembuatankeputusan dalam desain rekayasa menjadi dapat terlihat sehingga keputusanyang diambil dapat dievaluasi secara efektif.Ada banyak alasan mengapa proses pembuatan keputusan formal harusdigunakan oleh insinyur desain:1.Waktu yang terbuang untuk melanjutkan alternatif yang salah hingga ketahap detail desain dapat dihindari.2.Terlihatnya proses pembuatan keputusan, dapat membantu menjaminproses tersebut dapat diulangi kembali (repeatable).3.Kemampuan mengevaluasi proses berpikir orang lain dapat dikembangkan.4.Perancang dapat mempertahankan keputusan yang telah dibuat denganmanajer atau client.5.Seorang perancang yang sebelumnya tidak memiliki pengalaman dapatsecara rasional melaksanakan evaluasi konsep-konsep alternatif.6.Proses pemilihan konsep merangsang munculnya konsep-konsep baru, ataumendorong kombinasi konsep-konsep.Di dalam tahap inilah pertemuan audit desain pertama kali dilakukan (lihat BAB8). Tim desain harus mepresentasikan baik PDS maupun konsep-konsep yangdihasilkan kepada kolega dari departemen lain dan menjustifikasi pemilihankonsep-konsep yang akan dikembangkan lebih jauh.Sebagaimana disebutkan pada BAB 2, penulisan PDS yang realistis dankomprehensif adalah bagian fundamental dari setiap desain. Hal ini khususnyasangat penting karena kebanyakan metode-metode formal pemilihan konsepmemeriksa sejauh mana setiap konsep dapat memenuhi spesifikasi teknis.Pada tahap akhir, setiap konsep dinilai atas dasar tujuan perusahaan, bersamasama dengan beberapa tujuan yang diturunkan dari spesifikasi.Tujuannya haruslah untuk mereduksi sejumlah konsep yang dihasilkan menjaditidak lebih dari dua atau tiga konsep, untuk dianalisis lebih jauh. Sangat tidakpraktis untuk memeriksa setiap konsep awal lebih dalam karena terbatasnyasumber daya waktu, uang, dan tenaga kerja. Jika hanya satu atau duapersyaratan yang harus dipenuhi, masalah penentuan konsep yang palingTranslated by Rahmat Saptono55

the Engineering Design Principles by Kenneth S. Hurst (Draft of Translation)menjajikan menjadi mudah. Akan tetapi, jika ada banyak tujuan dan kriteriayang harus dipenuhi, maka situasinya dapat menjadi rumit dan metode evaluasiyang sistematik menjadi sangat penting.Perhatikan masalah pemilihan metode pemasangan roda gigi pada poros.Banyak konsep dapat dibuat, bahkan untuk pekerjaan yang relatif sangatsederhana ini.Sketsa-sketsa pada Gambar 4-3 hanya menunjukkan 6kemungkinan umum saja.Gambar 4-3 Konsep-konsep untuk Pemasangan Roda Gigi pada Poros4.2 Pembuatan Keputusan SubjektifTabel 4-1 mengilustrasikan beberapa hal yang harus dipertimbangan oleh timdesain ketika memilih alternatif yang optimum, pada kasus ini misalnya untukpemasangan roda gigi pada poros. Pada kenyataannya, tabel tersebut dapatTranslated by Rahmat Saptono56

the Engineering Design Principles by Kenneth S. Hurst (Draft of Translation)merupakan satu halaman yang diambil dari buku catatan seorang insinyurdesain. Tabel ini terdiri atas konsep-konsep pada sumbu horizontal dan tujuantujuan pada sumbu vertikal. Para perancang mengisi setiap kotak denganpemeriksaan subjektif tentang sejauh mana setiap konsep-konsep individudapat memenuhi tujuan-tujuan individu. Sebagai contoh, konsep 2, keying,memberikan transmisi torsi yang sangat baik (excellent) tetapi menyebabkankonsentrasi tegangan yang tinggi.Perlu dicatat bahwa daftar konsep-konsep dan tujuan-tujuan tersebut tidakkomprehensif karena daftar tersebut telah disederhanakan untuk keperluanilustrasi. Banyak tujuan lain, seperti kesulitan perakitan dan keseimbanganroda gigi dan poros, dapat dimasukkan ke dalamnya.Perancang yang sangat berpengalaman jarang memilih untuk menuliskanpikirannya, tetapi lebih suka menimbang semua faktor dan memilih konsepberdasarkan intuisinya, tanpa merasa perlu mengikuti prosedur formal. Akantetapi, kecenderungan ini merupakan kesalahan. Sebagaimana diilustrasikan didalam Tabel 4-1, bahkan masalah yang relatif sederhana, seperti pemilihanmetode pemasangan roda gigi ke poros, dapat mengandung banyak faktorfaktor yang sulit untuk dibandingkan satu sama lain selama pemeriksaansubjektif.Tabel 4-1 Matriks Pemilihan Subjektif untuk Pemasangan Roda Gigi pada PorosOleh karena itu, penggunaan prosedur pembuatan keputusan yang sistematikpada waktu pemilihan konsep sangat penting untuk mahasiswa teknik dan jugaperancang yang paling berpengalaman.Translated by Rahmat Saptono57

the Engineering Design Principles by Kenneth S. Hurst (Draft of Translation)Pembuatan keputusan di dalam desain barangkali dapat diibaratkan sepertisederet saringan-saringan, sebagian kasar dan sebagian halus, yang mereduksidaftar mula-mula ke proporsi yang dapat dikelola.Mula-mula digunakan saringan kasar, yang dapat mencakup perhitungan dasaruntuk menentukan ketidakberlangsungan, ekperimen keadaan sederhana, danpemodelan sederhana. Tabel 4-1 dapat dipertimbangkan sebagai saringankasar, karena saringan ini tetap membiarkan pemilihan akhir konsep-konsepsebagai proses subjektif dan terbuka terhadap pengaruh individu.Bagaimanapun, setiap bentuk dokumentasi proses pembuatan keputusan tetaplebih baik daripada tidak ada sama sekali, dan pemilihan konsep terbaik yanglebih rasional akan dihasilkan dari penggunaan pendekatan tertentu.Aplikasi teknik-teknik pembuatan keputusan yang lebih pasti daripada teknikteknik yang digambarkan, telah terbukti dapat menghasilkan solusi menyeluruhmasalah desain yang lebih baik. Akan tetapi, seorang perancang tidakdianjurkan untuk selalu menggunakan setiap proses pembuatan keputusansecara terisolasi. Sebaliknya, hasil terbaik dicapai ketika dibentuk tim yangterdiri atas perancang dan personil perusahaan lain.Insinyur desain seringkali kali beranggapan salah bahwa hanya merekalah yangmampu untuk membuat keputusan yang masuk akal. Yang terjadi bukanlah halini, dan pegawai perusahaan dari banyak bagian lain membuat keputusan yangsama banyak, jika tidak lebih banyak, sebagaimana yang dilakukan olehinsinyur pada tugas sehari-harinya. Demikian pula, ketika bekerja pada proyekyang kompleks, sangat bijaksana untuk melibatkan client di dalam pembuatankeputusan.4.3 Pemeringkatan KriteriaLangkah pertama dalam prosedur formal pemilihan konsep adalah membuatperingkat kriteria PDS berdasarkan kepentingan relatifnya.Kebanyakanmetode-metode pemeringkatan kriteria melibatkan pembuatan matriks dansalah satu metode yang diajukan oleh Pugh mungkin adalah yang palingbanyak digunakan. Matriks ini dikenal sebagai matriks dominansi binair (thebinary dominance matrix).Di dalam metode ini suatu matriks dibentuk, seperti diperlihatkan dalam Tabel4-2 untuk contoh pemasangan roda gigi, dengan kriteria didaftar baik padasumbu vertikal maupun sumbu horisontal. Angka 1 atau 0 diletakkan di dalamsetiap kotak matriks tergantung dari derajat kepentingan relatif dari sepasangkriteria yang dibandingkan. Beberapa orang menganjurkan penggunakaanangka 0.5 untuk kriteria yang sama pentingnya. Akan tetapi, kebanyakanorang yang telah memiliki pengalaman dengan metode-metode ini berpendapatbahwa keputusan yang relatif minor harus dipaksakan untuk diambil. Jikatidak, maka semuanya cenderung mengambil jalan mudah dan banyakmengalokasikan angka 0.5, sehingga keseluruhan proses pada akhirnyamenjadi hampir tidak berguna.Translated by Rahmat Saptono58

the Engineering Design Principles by Kenneth S. Hurst (Draft of Translation)Tabel 4-2 Matriks Pemeringkatan KriteriaProsedur yang digunakan dan diilustrasikan di dalam Tabel 4-1 adalahmempertimbangkan setiap baris secara bergiliran. Pada contoh pertamadiambil keputusan tentang apakah kapasitas torsi (torsion capacity) lebih (ataukurang) penting daripada seluruh kriteria secara bergiliran. Jika kriteria padasumbu vertikal (kapasitas torsi) dianggap lebih penting daripada kriteria padasumbu horisontal maka dialokasikan angka 1. Jadi, angka 1 dialokasikan untukseluruh baris pertama, karena kapasitas torsi dinilai lebih penting daripadasemua kriteria lain. Setiap pasang kriteria dibandingkan dua kali, di atas dan dibawah diagonal. Keputusan yang dibuat untuk kedua kalinya dapat digunakanuntuk memeriksa konsistensi dan diperlukan untuk kelengkapan dari jumlahangka 1 yang dialokasikan untuk setiap kriteria.Di dalam matriks permeringkatan kriteria yang besar tanda periksa bahwabahwa semua keputusan telah dibuat dan bahwa setiap keputusan tidakkontradiktif pada saat sepasang kriteria dipertimbangkan kembali untuk keduakalinya adalah bahwa jumlah total dari angka 1 harus sama dengan 0.5n(n-1),di mana n adalah jumlah dari kriteria. Untuk kasus di mana digunakan 9kriteria, maka ada 36 buah angka satu yang dialokasikan, sebagaimanadiverifikasi dengan menjumlahkan total kolom.Jika seluruh pasang kriteria telah dibandingkan, maka total baris akanmengindikasikan urutan peringkat kriteria. Langkah selanjutnya di dalamproses pembuatan keputusan adalah mengalokasikan nilai-nilai yangmenunjukkan nilai relatif setiap kriteria.4.4 Pembobotan KriteriaSelama prosedur pembobotan, mula-mula kriteria harus disusun kembalidengan kriteria paling penting di urutan pertama. Penyusunan kembali iniuntuk memastikan bahwa kriteria yang memiliki pengaruh paling besar dalampemilihan konsep telah dipertimbangkan pertama kali. Hal ini terutama sangatpenting ketika banyak kriteria dilibatkan dan banyak keputusan harus dibuat.Pengalokasian bobot untuk tiap-tiap kriteria mengundang banyak perdebatan.Ada beberapa orang yang bahkan berpendapat bahwa susunan peringkatadalah contoh skala ordinal dan bahwa operasi aritmatik tidak dapat dilakukanpada skala ordinal. Secara lugas hal ini dapat dibenarkan, tetapi tujuannya disini, haruslah untuk sedapat mungkin membantu perancang. Tanpa adanyaTranslated by Rahmat Saptono59

the Engineering Design Principles by Kenneth S. Hurst (Draft of Translation)metode formal untuk melakukan pembobotan, lagi-lagi perancang akan dibawake urusan pembobotan subjektif yang menegangkan dan pembuatan keputusansubjektif.Satu metode pasti untuk menilai pembobotan adalah dengan menggunakanpohon keputusan (decision tree).Pohon keputusan adalah alat untukmenyajikan struktur keputusan dalam bentuk objektif, dan walaupun lebihumum digunakan di dalam manajemen proyek di mana keputusan-keputusandibuat suksesif ke depan, teknik ini cukup baik untuk pembobotan kriteriadesain. Pohon keputusan adalah alat untuk mengintegrasikan semua faktorfaktor dan kemungkinan yang menyusun masalah, serta mempresentasikannyadi dalam bentuk kuantitatif. Adopsi teknik ini memiliki keuntungan, secaraumum dibandingkan dengan metode-metode lain, paling sedikit dapatmencegah terjadinya pemaksaan kehendak oleh orang yang paling banyakbicara.Pada tingkat tertinggi, keseluruhan objektif (objective) diberi angka 1. Padasetiap tingkat lebih bawah, sub-objektif (sub objective) diberi bobot relatifterhadap lainnya, akan tetapi masih dengan total 1. Bobot sebenarnyakemudian dihitung sebagai fraksi bobot objektif di atasnya. Menggunakanprosedur ini, lebih mudah untuk mengalokasikan bobot secara konsisten karenarelatif lebih mudah untuk membandingkan sub objektif di dalam kelompok kecilyang terdiri atas 2 atau 3 objektif sesuai serta dengan satu tingkat objektifyang lebih tinggi. Semua bobot sebenarnya dijumlahkan hingga 1.0 untukmemastikan validitas aritmatika bobot-bobot tersebut.Pohon pembobotan objektif untuk pemasangan roda gigi pada porosdiperlihatkan dalam Gambar 4-4. Perlu diingat bahwa kriteria spesifikasi yangdigunakan dalam metode terdahulu harus dimodifikasi terlebih dahulu menjadiobjektif dan sub-objektif. Dalam contoh ini, diidentifikasi 4 tingkat objektif, dimana objektif tingkat 1 merupakan keseluruhan objektif. Pada objektif tingkat2, 3 objektif diidentifikasi sebagai kapasitas torsi, biaya produksi, dankehandalan. Tingkat 3 dan tingkat 4 mengandung sub-objektif-sub-objektif dimana objektif tergantung padanya.Translated by Rahmat Saptono60

the Engineering Design Principles by Kenneth S. Hurst (Draft of Translation)Gambar 4-4 Pohon Objektif untuk Pemasangan Roda Gigi pada PorosBobot yang dialokasikan untuk objektif individu disajikan pada bagian sebelahkanan gambar dan sudah tentu jumlahnya adalah 1.000. Alokasi nilai pertamadi dalam tiap kotak merepresentasikan penilaian subjektif perancang tentangderajat kepentingan relatif dari objektif-objektif yang diperbandingkan. Sebagaicontoh pada tingkat 2, biaya produksi, kapasitas torsi, dan kehandalan diberialokasi nilai relatif berdasarkan kepentingannya berturut-turut 0.3, 0.4, dan 0.3.Pada tingkat 3 biaya produksi dibagi menjadi tiga sub bagian, yaitu kemudahanperakitan, penggunaan komponen yang dapat dibeli, dan kemudahanpermesinan. Kotak pertama kotak-kotak ini adalah nilai relatifnya, yang sekaliTranslated by Rahmat Saptono61

the Engineering Design Principles by Kenneth S. Hurst (Draft of Translation)lagi dialokasikan secara subjektif. Akan tetapi, karena biaya produksi secarakeseluruhan hanya boleh berjumlah total 0.3, maka tiap-tiap nilai, yaitu 0.3,0.2, dan 0.5, harus dikalikan 0.3.Kotak kedua di dalam tiap-tiap kotak adalah bobot relatif setiap objektif.Perhatikan faktor bobot untuk kapasitas torsi. Faktor ini nilainya 0.4 karenatidak dapat dipecah lagi menjadi sub objektif. Untuk kemudahan menggantiroda gigi, nilai faktornya jauh berkurang, yaitu 0.036 karena faktor ini adalahsub-objektif dari kemudahan pemeliharaan yang merupakan sub-objektif darikehandalan. Pembobotan dialokasikan dari kiri ke kanan dengan kotak keduadalam jumlah nilai-nilai dalam setiap kumpulan sub objektif-sub objektif samadengan nilai kotak sebelah kanan objektif yang lebih tinggi.Metode alokasi pembobotan yang direkomendasikan untuk digunakan disajikanpada Tabel 4-3. Kriteria dialokasikan faktor bobot yang telah dinormalkandengan membagi jumlah total keputusan yang diambil (untuk contohpemasangan roda gigi adalah 36) menjadi total-total individu. Jelas bahwajumlah seluruh faktor bobot harus sama dengan 1 seperti telah diperlihatkan.Juga perlu dicatat bahwa di dalam Tabel 4-3 kriteria telah disusun kembalidengan kriteria paling penting pada urutan atas.Tabel 4-3 Matriks Pemeringkatan dan PembobotanSeperti telah disebutkan sebelumnya, langkah pertama dari kebanyakanmetode pemilihan konsep adalah memberi peringkat dan bobot. Namun, babini tidak akan lengkap tanpa menyebutkan metode-metode pemilihan konseplain di mana di dalamnya tidak dilakukan pemeringkatan dan pembobotan. Duametode itu adalah Datum Method (diajukan oleh Pugh) dan EVAD (DesignEVAluation) yang cukup panjang pembahasannya.4.5 Metode DatumMetode datum adalah metode yang disusun berdasarkan penggunaan matriksdengan konsep pada satu sumbu, dan kriteria (objektif) pada sumbu lain, dimana kriterianya adalah bentuk dasar dari PDS. Satu konsep kita ambil sebagaidatum dan setiap konsep lainnya dinilai dengan cara membandingkannyadengan datum. Kategorisasi yang digunakan adalah: lebih baik ( ), sama (s),Translated by Rahmat Saptono62

the Engineering Design Principles by Kenneth S. Hurst (Draft of Translation)dan lebih buruk (-). Setelah iterasi pertama, satu konsep harus muncul sebagaikonsep yang paling sesuai dengan kriteria.Marilah kita perhatikan sekali lagi contoh pemasangan roda gigi pada poros.Untuk iterasi pertama, seperti diperlihatkan pada Tabel 4-4, konsep 1 (pinning)dipilih sebagai dat

Selama proses manufaktur, bahan baku dirubah menjadi produk dengan proses-proses tertentu. Mutu produk akhir sama-sama tergantung pada mutu . Pada tahap akhir, setiap konsep dinilai atas dasar tujuan perusahaan, bersama-sama dengan beberapa tujuan yang diturunkan dari spesifikasi.

Related Documents:

Nomor 13 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pemberian Keterangan dalam Perselisihan Hasil Pemilihan Umum di Mahkamah Konstitusi bagi Badan Pengawas Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, dan Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sudah tidak sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan hukum sehingga perlu diganti; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam .

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN . PENGEMBANGAN KAMPUNG NELAYAN . Pada bab ini akan dilakukan sinstesis analisis guna mendapat arahan konsep desain Pengembangan Kampung Nelayan Karangwuni yang tepat sasaran. 6.1 KONSEP SISTEM LINGKUNGAN . 6.1.1 KONSEP KONTEKS FISIKAL . Kampung Nelayan berlokasi di Dusun Karangwuni, Desa Karangwuni,

Komisi Pemilihan Umum Nomor 06 Tahun 2013. Memperhatikan : Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 26 Februari 2013; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH UNTUK PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini, yang .

bab ii penerimaan pegawai . bab iii waktu kerja, istirahat kerja, dan lembur . bab iv hubungan kerja dan pemberdayaan pegawai . bab v penilaian kinerja . bab vi pelatihan dan pengembangan . bab vii kewajiban pengupahan, perlindungan, dan kesejahteraan . bab viii perjalanan dinas . bab ix tata tertib dan disiplin kerja . bab x penyelesaian perselisihan dan .

Bab 24: Hukum sihir 132 Bab 25: Macam macam sihir 135 Bab 26:Dukun,tukang ramal dan sejenisnya 138 Bab 27: Nusyrah 142 Bab 28: Tathayyur 144 Bab 29: Ilmu nujum (Perbintangan) 150 Bab 30: Menisbatkan turunnya hujan kepada bintang 152 Bab 31: [Cinta kepada Allah]. 156 Bab 32: [Takut kepada Allah] 161

bab iii. jenis-jenis perawatan 7 . bab iv. perawatan yang direncanakan 12 . bab v. faktor penunjang pada sistem perawatan 18 . bab vi. perawatan di industri 28 . bab vii. peningkatan jadwal kerja perawatan 32 . bab viii. penerapan jadwal kritis 41 . bab ix. perawatan preventif 46 . bab x. pengelolaan dan pengontrolan suku cadang 59 . bab xi.

BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Konsep perencanaan dilakukan melalui pendekatan desain sebagai berikut : 1. Tempat produksi animasi lokal dari tahap awal hingga akhir yang mengedepankan kenyamanan dan membentuk suasana menyenangkan. 2. Mampu menciptakan sumber tenaga kerja animasi lokal yang mampu bersaing dan