ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM

3y ago
115 Views
6 Downloads
254.83 KB
10 Pages
Last View : 24d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Bria Koontz
Transcription

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM AKTIVITASBELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI IPASMA NEGERI 11 KOTA JAMBIAstuti WAHYUNI1), GARDJITO1), Bambang HARIYADI1)1)Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas JambiEmail: astuti wahyuni@yahoo.co.idAbstrak. Proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah.Untuk menciptakan suasana yang menumbuhkan gairah belajar, meningkatakan prestasisiswa, maka diperlukan pengorganisasian proses belajar yang baik. Untuk mencapaiproses belajar yang baik, hendaknya siswa mampu mengenali kemampuan berpikirkritis mereka sendiri untuk menciptakan suasana aktivitas belajar yang baik. Penelitianini mengkaji tentang kemampuan berpikir kritis siswa dalam aktivitas belajar biologi dikelas XI IPA SMA Negeri 11 Kota Jambi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuikemampuan berpikir kritis siswa dalam aktivitas belajar biologi pada siswa kelas XIIPA SMA Negeri 11 Kota Jambi. Penelitian dilaksanakan pada bulan april-mei 2014.Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik. Sampel pada penelitianadalah siswa kelas XI IPA Negeri 11 Kota Jambi. Pengumpulan data dilakukan dengancara observasi, angket dan wawancara. Hasil analisis persentase angket per-indikatorsecara keseluruhan yaitu watak untuk berpikir kritis sebesar 56,8% (cukup tinggi),kriteria dalam berpikir kritis sebesar 68,9% (tinggi), argumen sebesar 70,1% (tinggi),pertimbangan atau pemikiran sebesar 65,2% (tinggi), sudut pandang sebesar 70,5%(tinggi), dan prosedur penerapan kriteria sebesar 71,6% (tinggi). Berdasarkan hasiltersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa dalam aktivitasbelajar biologi di kelas XI IPA SMA Negeri 11 Kota Jambi sudah dikatakan mampuuntuk berpikir kritis dalam belajar.Kata Kunci : Berpikir, Kritis, Aktivitas, Belajar.1

PENDAHULUANProses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Belajarmerupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman terhadapsuatu konsep, sehingga dalam proses pembelajaran siswa merupakan sentral kegiatan,dari perlakuan utama. Guru hanya menciptakan suasana yang dapat mendorongtimbulnya motivasi belajar siswa. Untuk itu proses pembelajaran harus mengacu padabeberapa prinsip yaitu, berpusat pada siswa, belajar dengan melakukan,mengembangkan perlakuan sosial, mengembangkan keterampilan pemecahan masalah,mengembangkan kreativitas siswa, mengembangkan kemampuan menggunakan ilmudan teknologi, belajar sepanjang hayat, perpaduan kompetisi, kerja sama dan solidaritas(Suryosubroto, 1997 : 3).Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dariinteraksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahanperubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajardapat didefinisikan sebagai berikut: “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukanseseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secarakeseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya”.Perubahan tingkah laku seseorang yang berada dalam keadaan mabuk, perubahan yangterjadi dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan dan perkembangan tidak termasukperubahan dalam pengertian belajar (Daryanto, 2010: 2). Dalam kegiatan belajar,motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yangmenimbulkan kegiatan belajar. yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar danyang memberikan kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah padakegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai(Sardiman, 2004: 75).Proses pengajaran yang baik adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapaisuatu tujuan pengajaran. Keaktifan anak didik disini tidak hanya dituntut dari segi fisik,tetapi juga dari segi kejiwaan (Djamarah, 2010: 38). Kejiwaan juga mempengaruhiproses belajar anak kalau kejiwaannya terganggu tentu saja proses belajarnya tidakberjalan dengan baik dan juga bisa mengganggu teman sekelasnya saat prosespembelajaran, fisik juga misalnya anak yang tuli jelas proses belajar mengajarnya akanterganggu karena pendengarannya kurang bagus.Berpikir kritis sebagai sebuah “proses aktif” dan “cara berpikir secara teratur atausistematis” untuk memahami informasi secara mendalam, sehingga membentuk sebuahkeyakinan kebenaran informasi yang didapat atau pendapat yang disampaikan. Prosesaktif menunjukan keinginan atau motivasi untuk menemukan jawaban dan mencapaipemahaman. Dengan berpikir kritis, maka pemikir kritis menelaah proses berpikir diri2

sendiri dan proses berpikir orang lain untuk mengetahui apakah proses berpikir yangdigunakan sudah benar (masuk akal atau tidak). Secara tersirat, pemikir kritismengevaluasi pemikiran yang tersirat dari apa yang mereka dengar dan baca, danmeneliti proses berpikir diri sendiri saat menulis, memecahkan masalah, membuatkeputusan, atau mengembangkan sebuah proyek. Pemikir kritis secara sistematismenganalisis sebuah informasi menggunakan pendekatan yang terorganisir berdasarkanlogika untuk menguji kendala dari sebuah informasi, tidak hanya menerima begitu sajacara mengajarkan sesuatu hanya karena selama ini begitu cara mengerjakannya dantidak menganggap suatu pernyataan benar hanya karena orang lain membenarkanya(Hendra, 2013: 159).Menurut Desmita (2009: 158) beberapa karakteristik yang diperlukan dalampemikiran kritis atau membuat pertimbangan, yaitu:1. Kemampuan untuk menarik kesimpulan dari pengamatan,2. Kemampuan untuk mengidentifikasi asumsi,3. Kemampaun untuk berpikir secara deduktif,4. Kemampuan untuk membuat interparetasi yang logis, dan5. Kemampuan untuk mengevaluasi argumentasi mana yang lemah dan yang kuat.Aktivitas atau kegiatan pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegitan dalamproses pembelajaran. Aktivitas belajar disusun secara sistematis agar pembelajarandapat belajar secara efisen dan produktif. Tujuan aktivitas ini secara khusus agar semuapotensi siswa optimal dalam belajar. Aktivias belajar dapat dilaksanakan di dalam ataudi luar kelas sesuai dengan konteks pembelajaran (Sutrisno, 2012: 84).Dalam proses belajar, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikirmaupun berbuat. Penerimaan pembelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itutidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalambentuk yang berbeda. Atau siswa akan bertanya, menganjurkan pendapat, menimbulkandiskusi dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakantugas, membuat grafik atau diagram, inti sari dari pelajaran yang di sajikan oleh guru.Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu/pengetahuan itudengan baik (Slameto, 2010: 36).METODERancangan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang bertujuanmendeskripsikan data secara sistematik dan faktual sebagaimana dikemukakan olehSayuti (2010:49) penelitian deskritif analitik berupaya memberikan gambaran tentangkeadaan dan gejala-gejala sosial tertentu, sedangkan menurut Sukardi (2003:3)penelitian deskritif analitik bertujuan mendeskripsikan data secara sistematik danfaktual sehingga dapat menggambarkan keadaan subjek pada saat itu ataumenggambarkan keadaan lapangan . Penelitian ini bertujuan untuk memotivasi siswaagar dapat berpikir kritis dalam pembelajaran, dan tidak mendengar atau menerima3

begitu saja apa yang dikatakan gurunya. Siswa tersebut diharapkan mampu berpikirsecara kritis untuk membuat dan mempertahankan argumennya berdasarkanpengetahuannya.Menurut Arikunto (2010: 188) subjek penelitian merupakan subjek yang dituju untukditeliti oleh penelitian. Berdasarkan penelitian ini subjek yang diambil adalah siswakelas XI IPA SMA Negeri 11 Kota Jambi, jumlah subjek penelitian ini sebanyak 123siswa, yang terdiri dari 3 kelas yaitu, kelas XI IPA1, IPA 2, dan IPA 3, jumlah siswa ditiap-tiap kelas XI IPA1: 42, IPA 2 : 40, dan IPA 3 : 41.Data dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh langsung darijawaban angket siswa-siswa kelas XI IPA SMA Negeri 11 Kota Jambi mengenaikemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran biologi. Data juga diperolehpenulis dari wawancara langsung dengan Guru Biologi Kelas XI SMA Negeri 11 KotaJambi yang dianggap mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dalam aktivitasbelajar. Selain itu data juga diproleh dari observasi yang dilakukan secara langsunguntuk lebih menyakinkan dalam pengambilan data.1. Analisis observasiTeknik analisis data pada observasi dianalisis secara kuantitatif denganmenggunakan daftar cek (check list), Instrumen observasi bisa dilihat dilampiran 2.Penelitian ini dilakukan oleh pengamat itu sendiri. Persentase analisis kemampuanberpikir kritis siswa dalam aktivitas belajar biologi di kelas XI IPA SMA Negeri 11Kota Jambi sebagai berikut:P x 100% (Riduwan, 2011: 89)Dimana:P persentase analisis kemampuan berpikir kritis siswa dalam Aktivitas belajarbiologi dikelas XI IPA SMA Negeri 11 Kota JambiF skor jawaban respondenN skor total maksimum.Tabel 3.3 Interval dengan mengunakan Skala GuttmanInterval12YaTidak2. Anaslisi angketKeterangan:P Persentase4

F Skor jawaban responden N Skor totalMenurut Arikunto (2010: 71) kriteria pengukuran reabilitas instrumen sebagaiberikut:Tabel 3.4 Kriteria pengukuran reabilitasNO1234Persentase (%)81-10061-8041-6021-400-20Kategori/ Aspek KualitasSangat tinggiTinggiCukupRendahSangat rendah3. Analisis wawancaraPada penelitian ini pengelolaan data hasil wawancara dilakukan melalui tahapan sebagaiberikut:1. Membuat pertanyaan wawancara tentang kemampuan berpikir kritis siswa dalamaktivitas belajar pada pembelajaran biologi di kelas XI IPA SMA Negeri KotaJambi.2. Semua hasil wawancara yang didapat dalam bentuk tulisan3. Menganalisis jawaban hasil wawancaraHASIL DAN PEMBAHASAN1. Deskripsi hasil validasi instrumen penelitianValidasi pada instrumen penelitian diperlukan agar angket dapat dikatakan layakuntuk digunakan. Hasil validasi angket yang disajikan oleh tabel berikut:5

Tabel .Data hasil validasi instrumen penelitianNo12IndikatorWatak untuk berpikir kritisKeriteria dalam berpikirkritisArgumenPertimbanganataupemikiran kritisSudut validasiJumlah soal1713SetelahdivalidasiJumlah rangcocokuntuktiap-tiapindikator2. Deskripsi hasil observasi instrumen penelitianObservasi yang dilakukan di SMA Negeri 11 Kota Jambi mengenai kemampuanberpikir kritis siswa dalam aktivitas belajar diperoleh hasil sebagai berikut :Tabel. Distribusi hasil observasi kemampuan berpikir kritis siswa dalam aktivitasbelajarNo123KelasXIIPA 1XIIPA 2XIIPA 3Per 1260Tinggi0323211155Cukup66KategoriCukup

3. Deskripsi hasil angket instrumen penelitian secara keseluruhanTabel. Distribusi hasil persentase angket secara keseluruhan dari indikator kemampuanberpikir kritis siswa dalam aktivitas belajar biologi di kelas XI IPA SMA Negeri 11Kota JambiNoIndikatorFrekuensiPersentase Rentang %Kategori1 Watakuntuk188065,8661-80Tinggiberpikir kritis2 Keriteriadalam150668,961-80Tinggiberpikir kritis3 Argumen70670,161-80Tinggi4 Pertimbangan atau21965,261-80Tinggipemikiran kritis5 Sudut pandang23770,561-80Tinggi6 Prosedur penerapan36171,661-80TinggikriteriaPada Tabel diatas dapat dijelaskan dari tabel yang ada, hasil keseluruhan setiapindikator kemampuan berpikir kritis siswa dalam aktivitas belajar biologi di kelas XIIPA SMA Negeri 11 Kota Jambi sebagai berikut: terlihat semua indikator tersebuttermasuk dalam kategori tinggi.Berdasarkan hasil observasi dan angket dapat diterangkan bahwa siswa kelas XIIPA SMA 11 Kota Jambi sudah mampu berpikir kritis dalam aktivitas belajar. Haltersebut tersebut ketika siswa melakukan kegitan membaca, menulis, berbicara,mendengar, berdiskusi, dan sebagainya. Akan tetapi ada juga siswa kelas XI IPA SMA11 Kota Jambi yang hanya dan menerima begitu saja apa yang dikatakan guru atauteman-teman di kelas. Menurut Hendra (2013: 169) berpikir kritis itu sangat penting,karena memungkinkan seseorang untuk menganalisis, menilai, menjelaskan, danmerestrukturisasi pemikirannya, sehingga mampu berpikir dan bertindak untukmemcahkan suatu masalah.Dari hasil angket diperoleh dengan cara distribusi persentase secara keseluruhandari semua indikator angket kemampuan berpikir kritis siswa dalam aktivitas belajarbiologi di kelas XI IPA SMA Negeri 11 Kota Jambi, sebagai berikut:7

80prosedur penerapan kriteriapersentase (%)7060sudut pandang50pertimbangan ataupemikiranargumen4030kriteria dalam berpikir kritis201065.8668.970.165.270.571.60Gambar. Distribusi persentase secara keseluruhan hasil angket pada indikatorkemampuan berpikir kritis siswa dalam aktivitas belajar biologi di kelas XI IPASMANegeri 11 Kota JambiBerdasarkan distribusi angket dapat dilihat bahwa prosedur penerapan kriteria dikelas XI IPA SMA Negeri 11 Kota Jambi, berada pada kategori tinggi. Pada dasarnyakemampuan berpikir kritis tersebut harus mampu mengidentifikasi informasi yangrelevan dan mampu memecahkan masalah yang ada. Menurut Hendra (2013: 170)berpikir kritis akan memudahkan dalam memahami bidang ilmu tertentu secara lebihmendalam persis ketika seseorang memiliki sikap untuk tidak percaya begitu saja padaapa yang telah dipaparkan, seseorang berusaha mencari informasi secara lebihmendalam dan lengkap, mengevaluasi konsistensi logis dari pemikiran-pemikiran yangdisajikan, dan sebagainya.Didalam aktivitas belajar dibutuhkan siswa yang mampu berpikir kritis dalammemecahkan masalah yang ada. Menurut Hendra (2013: 162) seseorang yangmempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis (tidak mudahpercaya), sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap kejelasan danketelitian, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikapketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik.Ketekunan siswa dalam memahami pelajaran biologi dengan kemampuanberpikir kritisnya berada pada kategori tinggi, karena sebagian siswa sudah bisamemecahkan masalah dengan mencari referensi buku lain atau pun dengan menggunkaninternet, serta sudah kelihatan siswa mampu menyelesaikan tugas dengan sendiri,apabila siswa tidak mengerti dia berusaha bertanya kepada guru dan disini guru jugaberperan penting dalam pemikiran kritis siswa. Menurut Desmita (2009: 157) jika anaktidak didorong untuk mencari alternatif penjelasan dan interprensi tentang masalah-8

masalah dan isu-isu, kemukinan kesimpulan-kesimpulan yang mereka ambil lebihdidasarkan pada harapan-harapan mereka sendiri, prasangka, dan pengalamanpengalaman pribadi, yang pada gilirannya dapat mengarah pada kesimpulan-kesimpulanyang keliru. Perkembangan pemikiran kritis terjadi bersamaan dengan perkembanganaspek kognitif lainnya.Berdasarkan analisis wawancara pada guru biologi tentang kemampuan berpikirkritis siswa dalam aktivitas belajar biologi di kelas XI IPA SMA Negeri 11 Kota Jambi,siswa sudah mampu berpikir kritis karena siswa sudah termasuk beberapa karakteristikyang diperlukan dalam pemikiran kritis seperti kemampuan untuk menarik kesimpulandari pengamatan, kemampuan untuk mengidentifikasi asumsi, kemampuan untukberpikir secara deduktif, kemampuan untuk membuat interprensi yang logis dankemampuan untuk mengevaluasi argumentasi mana yang lemah dan yang kuat. MenurutHendra (2013: 162) berpikir kritis juga melatih kemampuan untuk memahami danmengunakan bahasa dengan akurat, jelas, dapat membedakan setiap makna, kemampuanuntuk menafsirkan data, menilai bukti-bukti dan argumentasi serat mengenali adatidaknya hubungan yang logis antara dugaan satu dan dugaan lainnya.Tetapi disetiap kelas itu tidak semua siswa mampu untuk berpikir kritis masihada siswa yang belum mampu berpikir kritis itu disebabkan tingkatan-tingkatankemampuan berpikir siswa ada yang tinggi dan ada yang rendah, karena siswa malasuntuk belajar dan tingkatan kemauan belajarnya sangat kurang. Sedangkan untukmampu berpikir kritis itu harus bersemangat dan gigih untuk mencari informasiinformasi yang lebih banyak sehingga wawasan dalam berpikir bisa berkembang danbutuh keingin tahuan memecah masalah yang ada. Menurut Hendra (2013: 170)pemikiran kritis membantu mempelajari bidang ilmu tertentu dengan perspektif yanglebih terfokus. Berpikir kritis akan memudahkan memahami bidang ilmu tertentu secaralebih mendalam memiliki sikap untuk tidak percaya begitu saja pada apa yangdipaparkan, berusaha mencari informasi secara lebih mendalam dan lengkap,mengevaluasi konsentrasi logika dari pemikiran-pemikiran yang disajikanPENUTUPSimpulan. Setelah dilakukan analisis pada penelitian ini mengenai kemampuan berpikirkritis siswa dalam aktivitas belajar biologi di kelas XI IPA SMA Negeri 11 Kota Jambi,dapat disimpulkan bahwa:1. Secara keseluruhan terlihat kemampuan berpikir kritis siswa dalam aktivitas belajarbiologi di kelas XI IPA SMA Negeri 11 Kota Jambi. Dari 6 indikator terlihat siswasudah termasuk dalam kategori tinggi. Persentase indikator tersebut adalah sebagaiberikut: watak untuk berpikir kritis sebesar 65,86% (tinggi), kriteria dalam berpikirkritis sebesar 68,9% (tinggi), argumen dalam berpikir kritis sebesar 70,1%,9

pertimbangan atau pemikiran sebesar 65,2% (tinggi), sudut pandang sebesar 70,5%(tinggi) dan prosedur penerapan kriteria sebesar 71,6% (tinggi).2. Dari hasil wawancara kepada guru biologi mengenai kemampuan berpikir kritissiswa dalam aktivitas belajar biologi sebagian siswa sudah mampu berpikir kritis,tetapi ada juga siswa cenderung hanya menerima begitu saja apa yang diberikan olehguru atau teman-temannya.Saran. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka disarankan:1. Perlunya peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan cara mengantimetode-metode mutu pembelajaran yang membuat siswa termotivasi.2. Diharapkan dengan adanya penelitian ini, lembaga pendidikan terkait dapatmengasah kemampuan berpikir kritis siswa dalam belajar biologi dengan carameningkatkan motivasinya untuk belajar dalam memecahkan suatu masalah didalamaktivitas belajar biologi.DAFTAR RUJUKANArikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Satuan Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta.Daryanto. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Yrama WidyaDesmita. 2009. Piskologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT RemajaRosdakarya.Djamarah, B. S.,2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka cipta.Hendra,S. 2013. Belajar orang Genius. Jakarta: Gramedia.Riduwan. 2011. Dasar –Dasar statistik. Bandung : AlfabetaSardiman, A. M. 2004. Interkasi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.Sayuti. 2010. Diakses tanggal 22 Januari 2014. Ahmad Sayuti Unair Bad 4.http://www. Damandiri.or.id/id/file/ahmad sayuti unair bab4/PdfSlameto. 2010. Belajar dan faktor-fakto yang mempengaruhi. Jakarta : RinekaCipta.Sutrisno.2012 . Kreatif mengembangkan aktivitas pembelajaran berbasis TIK.Jakarta: Referensi.Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya.Jakarta: Bumi Aksara.Suryosubroto,B. 1997. Proses belajar mengajar di sekolah. Jakarta: Reneka cipta10

Didalam aktivitas belajar dibutuhkan siswa yang mampu berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Menurut Hendra (2013: 162) seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis (tidak mudah percaya), sangat terbuka, m

Related Documents:

PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP PADA MATERI GEOMETRI MELALUI PEMBELAJARAN . Indikator Keterampilan Berpikir Kritis . 18 TABEL 2.2. : Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis dan Profil Kemampuan . 20 TABEL 2.3 : Kisi-kisi dan Butir Tes Berpikir Kritis Matematis SMP.

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palembang. Pembimbing 1) Drs. Nizkon, M.Si. 2) Sapta Handaiyani, S.Pd., M.Si. Kata Kunci: Kemampuan, Berpikir Kritis, Siswa MTS Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu skill kemampuan yang dituntut pada abad 21. Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu kecakapan hidup

Kemampuan berpikir kritis siswa mengacu pada 4 kategori yaitu: interpretasi, analisis, evaluasi dan inferensi. Hasil penelitian yang menjadi subjek wawancara yaitu subjek penelitian dari masing-masing tingkatan, Tinggi (KT) mampu . kritis siswa agar menjadi dasar peningkatan kemampuan siswa terkhusus pada cara berpikir kritis siswa. Maka .

Kisi-kisi Tes Uji Coba Keterampilan Berpikir Kritis Teori Berpikir Kritis Ennis Berpikir kritis itu adalah sebuah proses berpikir yang kompleks yang melibatkan banyak hal. Proses dasar berpikir kritis adalah menemukan hubungan, menghubungkan sebab akibat, mentransformasi,

berpikir kreatif tingkat 4 (sangat kreatif). Siswa dengan kemampuan matematika sedang cenderung memiliki kemampuan berpikir kreatif tingkat 4 (sangat kreatif), sedangkan siswa dengan kemampuan matematika rendah tidak dapat memenuhi ketiga indikator berpikir kreatif. Kata Kunci: Berpikir Kreatif, Menyelesaikan Soa Open Ended, Keliling dan Luas

kemampuan berpikir kritis, kemampuan metakognisi, dan hasil belajar peserta didik 4 . 15 15 yang relatif masih rendah. Selain itu, sebelumnya juga tidak pernah dilakukan penelitian untuk mengukur kemampuan berpikir kritis di sekolah tersebut. Hasil wawanca

Rofi’uddin. 2000. Model pendidikan Berpikir Kritis-Kreatif untuk Siswa Sekolah Dasar. Informasi Pendidikan Nasional, (Online), (www.infodiknas.com) diakses 15 Januari 2018. Setyawan , D. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Oidde Pada Matakuliah Zoologi Vertebrata Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan

Kreatif), sedangkan satu subjek lain hanya dapat memenuhi dua aspek berpikir kreatif yaitu kelancaran dan keluwesan sehingga kemampuan berpikir kreatifnya masuk pada tingkat ke-3 (Kreatif). Hal ini menunjukkan adanya perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa yang berada pada jenjang pendidikan dan kemampuan akademik yang sama.