Perencanaan Pemodelan Transportasi - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL .

1y ago
8 Views
2 Downloads
6.72 MB
654 Pages
Last View : 13d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Asher Boatman
Transcription

PENERBIT ITBJl. Ganesa 10 Bandung, Telp./Fax. (022) 2504257e-mail: itbpress@bdg.centrin.net.idISBN 979-9299-10-1Perencanaan dan Pemodelan TransportasiBeberapa masalah transportasi di sejumlah kota besartelah berada pada tahap kritis, antara lain masalahkemacetan, tundaan, serta polusi suara dan udara. Selainitu, permasalahan transportasi regional juga sudahmembutuhkan perhatian serius.Untuk menanggulanginya, perlu dipelajari dan dipahamipola keterkaitan antara berbagai faktor penyebabnya.Buku Perencanaan dan pemodelan transportasi inimenjelaskan pola keterkaitan tersebut, masalah yangdihadapi, serta konsep perencanaan dan pemodelantransportasi yang berkembang sampai saat ini.Pemodelan yang dibahas dapat diterapkan pada modatransportasi darat, laut, dan udara dengan skalapermasalahan yang berbeda-beda. Juga dijelaskanproses pemilihan model, pengembangan, adaptasi, danpenggunaannya untuk konteks yang berbeda.Setiappokok bahasan diterangkan secara terinci, mulai dariteori dasar dan asumsi, pengumpulan data spesifikasimodel, proses pemikiran, pengabsahan, kalibrasi, aplikasi,dan dilengkapi dengan contoh soal.Isinya yang cukup lengkap membuat buku ini sangatberguna bagi para konsultan, perencanaan danpengelola transportasi, pengembang wilayah, mahasiswadan dosen yang menangani mata kuliah perencanaandan pemodelan transportasi, serta masyarakat yangberkecimpung dalam bidang ini.Ofyar Z. TaminPerencanaan dan PemodelanTransportasiEDISI KEDUAPerencanaan&PemodelanTransportasiEDISI KEDUAOfyar Z. TaminJurusan Teknik SipilInstitut Teknologi BandungPenerbit ITB

IsiPrakata Edisi 219aPrakata Edisi 121a11113557Pendahuluan1.1Perencanaan dan pemodelan transportasi1.1.1 Latar belakang1.1.2 Model dan peranannya1.2Ciri permasalahan transportasi1.2.1 Ciri kebutuhan akan transportasi1.2.2 Ciri sistem prasarana transportasi1.2.3 Keseimbangan antara sistem prasarana transportasidan kebutuhan akan transportasi1.3Pemilihan pendekatan model1.4Faktor dalam pemodelan transportasi1.4.1 Spesifikasi model1.4.1.1 Struktur model1.4.1.2 Bentuk fungsional1.4.1.3 Spesifikasi peubah1.4.2 Kalibrasi dan pengabsahan model1.4.3 Beberapa definisi dalam pemodelan1.5Ciri dasar perencanaan transportasi1.5.1 Pendahuluan1.5.1.1 Multimoda1.5.1.2 Multidisiplin1.5.1.3 Multisektoral1.5.1.4 Multimasalah1.5.2 Ciri pergerakan tidak-spasial1.5.2.1 Sebab terjadinya pergerakan1.5.2.2 Waktu terjadinya pergerakan1.5.2.3 Jenis sarana angkutan yang digunakan1.5.3 Ciri pergerakan spasial1.5.3.1 Pola perjalanan orang1.5.3.2 Pola perjalanan barang1.6Campur tangan manusia pada sistem transportasi1.7Perencanaan transportasi sebagai bentuk campur tanganmanusia1.8Pihak yang terlibat dalam perencanaan transportasiKMKO Sipil 31414151515171819202022235a

26aPendekatan perencanaan transportasi2.1Umum2.2Pendekatan sistem untuk perencanaan transportasi2.2.1 Pengertian sistem2.2.2 Sistem transportasi makro2.2.3 Sistem tata guna lahan transportasi2.3Analisis interaksi sistem kegiatan dengan sistem jaringan2.4Aksesibilitas dan mobilitas2.4.1 Apakah aksesibilitas dan mobilitas itu?2.4.2 Hubungan transportasi2.4.3 Aksesibilitas berdasarkan tujuan dan kelompok sosial2.4.4 Aksesibilitas dalam model perkotaan2.4.5 Pengukuran aksesibilitas di daerah perkotaan2.4.5.1 Ukuran grafis aksesibilitas2.4.5.2 Ukuran fisik aksesibilitas2.4.5.3 Aksesibilitas perumahan sebagai fungsitersedianya fasilitas transportasi2.4.6 Aksesibilitas dan perilaku perjalanan2.4.7 Contoh penggunaan aksesibilitas2.4.8 Ringkasan2.5Konsep perencanaan transportasi2.5.1 Bangkitan dan tarikan pergerakan2.5.1.1 Umum2.5.1.2 Jenis tata guna lahan2.5.1.3 Intensitas aktivitas tata guna lahan2.5.2 Sebaran pergerakan2.5.2.1 Umum2.5.2.2 Pemisahan ruang2.5.2.3 Intensitas tata guna lahan2.5.2.4 Pemisahan ruang dan intensitas tata gunalahan2.5.3 Bangkitan dan sebaran pergerakan2.5.4 Pemilihan moda transportasi dan rute2.5.4.1 Pemilihan moda transportasi2.5.4.2 Pemilihan rute2.5.5 Arus lalulintas dinamis (arus pada jaringan jalan)2.5.6 Tingkat pelayanan2.5.6.1 Tingkat pelayanan (tergantung-arus)2.5.6.2 Tingkat pelayanan (tergantung-fasilitas)2.5.7 Hubungan arus lalulintas dengan waktu tempuh2.5.8 Penentuan indeks tingkat pelayanan (ITP)2.5.8.1 Pendekatan linear2.5.8.2 Pendekatan tidak-linear2.5.8.3 Pendekatan rata-rata2.5.9 Penentuan nilai T02.5.10 Ringkasan konsep dasarOfyar Z Tamin, Perencanaan dan pemodelan 40404041424242434343444444454546464748505051535357

2.62.73Perhitungan kapasitas ruas jalan dan persimpangan2.6.1 Perhitungan kapasitas ruas jalan2.6.1.1 Kapasitas dasar C02.6.1.2 Faktor koreksi kapasitas akibat pembagianarah (FCSP)2.6.1.3 Faktor koreksi kapasitas akibat lebar jalan(FCW)2.6.1.4 Faktor koreksi kapasitas akibat gangguansamping (FCSF)2.6.1.5 Faktor koreksi kapasitas akibat ukuran kota(FCCS)2.6.2 Pengaruh parkir pada kapasitas ruas jalan2.6.3 Perhitungan kapasitas persimpangan2.6.3.1 Persimpangan tidak berlampu lalulintas2.6.3.2 Persimpangan berlampu lalulintasContoh sederhana model interaksi2.7.1 Pendahuluan2.7.1.1 Bangkitan pergerakan2.7.1.2 Sebaran pergerakan2.7.1.3 Pemilihan moda transportasi dan rute2.7.2 Contoh penerapan sederhana2.7.2.1 Cara analitis2.7.2.2 Cara grafisKonsep pemodelan3.1Pemodelan sistem3.2Model sistem kegiatan dan sistem jaringan3.3Penggunaan model sistem kegiatan sistem jaringan3.4Pencerminan sistem kegiatan dan sistem jaringan3.4.1 Daerah kajian3.4.2 Zona3.4.3 Ruas jalan3.4.4 Konsep biaya gabungan3.4.4.1 Biaya operasi kendaraan (BOK)3.4.4.2 Nilai waktu3.5Galat dalam pemodelan dan peramalan3.5.1 Galat pengukuran3.5.2 Galat sampel3.5.3 Galat perhitungan3.5.4 Galat spesifikasi3.5.5 Galat transfer3.5.6 Galat pengelompokan3.5.6.1 Pengelompokan data3.5.6.2 Pengelompokan alternatif3.5.6.3 Pengelompokan model3.6Kompleksitas model atau ketepatan 7a

3.748aPengumpulan data3.7.1 Pertimbangan praktis3.7.2 Jenis survei3.7.2.1 Sistem prasarana transportasi3.7.2.2 Sistem tata guna lahanModel bangkitan pergerakan4.1Pendahuluan4.1.1 Definisi dasar4.1.2 Klasifikasi pergerakan4.1.2.1 Berdasarkan tujuan pergerakan4.1.2.2 Berdasarkan waktu4.1.2.3 Berdasarkan jenis orang4.1.3 Faktor yang mempengaruhi4.1.4 Model faktor pertumbuhan4.2Analisis regresi4.2.1 Model analisis regresi-linear4.2.1.1 Pendahuluan4.2.1.2 Koefisien determinasi (R2)4.2.1.3 Regresi-linear-berganda4.2.2 Model regresi berbasis zona4.2.2.1 Model berbasis zona4.2.2.2 Peranan intersep4.2.2.3 Zona kosong4.2.2.4 Total zona vs rata-rata zona4.2.3 Contoh pemodelan4.2.3.1 Bangkitan pergerakan4.2.3.2 Tarikan pergerakan (untuk pergerakanberbasis rumah)4.2.4 Tahapan uji statistik dalam model analisis-regresiberbasis zona4.2.4.1 Uji kecukupan data4.2.4.2 Uji korelasi4.2.4.3 Uji linearitas4.2.4.4 Uji kesesuaian4.2.5 Proses model analisis-regresi berbasis zona4.2.5.1 Metode analisis langkah-demi-langkah tipe 14.2.5.2 Metode analisis langkah-demi-langkah tipe 24.2.5.3 Metode coba-coba4.2.5.4 Penerapan di Propinsi Jawa Barat4.2.6 Kajian empiris yang menggunakan model analisisregresi4.2.6.1 Kajian lalulintas di kota Detroit4.2.6.2 Kajian pengembangan jaringan jalan diPulau Jawa4.2.6.3 Kajian standarisasi bangkitan dan tarikanlalulintas di zona Bandung RayaOfyar Z Tamin, Perencanaan dan pemodelan 25125125126126126127127130130133134

4.2.74.2.84.2.94.2.104.34.45Model regresi berbasis rumah tanggaMasalah ketidaklinearanMendapatkan nilai zona keseluruhanMencocokkan hasil bangkitan pergerakan dengantarikan pergerakanAnalisis klasifikasi silang atau analisis kategori4.3.1 Model klasik4.3.1.1 Pendahuluan4.3.1.2 Definisi peubah dan spesifikasi model4.3.1.3 Penerapan model pada tingkat agregat4.3.1.4 Tahapan perhitungan4.3.1.5 Contoh sederhana4.3.1.6 Komentar tentang pendekatan analisiskategori4.3.2 Perbaikan model dasar4.3.2.1 Analisis klasifikasi ganda (MultipleClassification Analysis/MCA)4.3.2.2 Analisis regresi untuk tingkat rumah tangga4.3.3 Pendekatan kategori-orang4.3.3.1 Pendahuluan4.3.3.2 Definisi peubah dan spesifikasi modelPeramalan peubah dalam analisis bangkitan pergerakanModel sebaran pergerakan5.1Pendahuluan5.2Kegunaan matriks pergerakan5.3Definisi dan notasi5.4Metode konvensional5.4.1 Metode langsung5.4.1.1 Wawancara di tepi jalan5.4.1.2 Wawancara di rumah5.4.1.3 Metode menggunakan bendera5.4.1.4 Metode foto udara5.4.1.5 Metode mengikuti-mobil5.4.2 Metode tidak langsung5.5Metode analogi5.5.1 Metode tanpa-batasan5.5.2 Metode dengan-satu-batasan5.5.2.1 Metode dengan-batasan-bangkitan5.5.2.2 Metode dengan-batasan-tarikan5.5.3 Metode dengan-dua-batasan5.5.3.1 Metode rata-rata5.5.3.2 Metode Fratar5.5.3.3 Metode Detroit5.5.3.4 Metode Furness5.5.4 Keuntungan dan 3164165166166167167168169170171173Isi9a

5.65.75.85.95.105.11Metode sintetisModel gravity (GR)5.7.1 Analogi5.7.2 Fungsi hambatan5.7.3 Sebaran panjang pergerakan5.7.4 Jenis model gravity5.7.4.1 Model UCGR5.7.4.2 Model PCGR5.7.4.3 Model ACGR5.7.4.4 Model DCGR5.7.5 Saat penggunaan model gravity5.7.6 Kalibrasi model gravity5.7.6.1 Metode sederhana5.7.6.2 Metode Hyman5.7.6.3 Metode analisis regresi-linear5.7.6.4 Metode penaksiran kuadrat-terkecil (KT)5.7.6.5 Metode penaksiran kemiripan-maksimum(KM)5.7.6.6 Metode penaksiran inferensi-bayes (IB)5.7.6.7 Metode penaksiran entropi-maksimum (EM)5.7.6.8 Metode lain5.7.6.9 Penggunaan data MAT parsial5.7.6.10 Metode kalibrasi Newton Raphson5.7.6.11 Program komputer dan prosedur kalibrasi5.7.7 Penurunan model gravity dengan pendekatan entropimaksimum5.7.8 Beberapa perilaku model gravityModel intervening-opportunity (IO)Model gravity-opportunity (GO)5.9.1 Latar belakang5.9.2 Definisi5.9.2.1 MAT terurut5.9.2.2 Normalisasi5.9.2.3 Transformasi5.9.3 Spesifikasi fungsi kesempatan5.9.4 Struktur faktor proporsi5.9.5 Aksioma IIA dan model GO5.9.6 Model GO yang diusulkanBeberapa permasalahan praktis5.10.1 Penanganan zona eksternal5.10.2 Pergerakan intrazona internal5.10.3 Tujuan pergerakan5.10.4 Matriks yang mempunyai banyak sel kosong5.10.5 Bangkitan tarikan dan asal tujuan5.10.6 Faktor ‘K’Ketelitian MAT yang dihasilkan oleh metode konvensional10a Ofyar Z Tamin, Perencanaan dan pemodelan 15215216216217220221221221222223223224224225

67Model pemilihan moda6.1Pendahuluan6.2Faktor yang mempengaruhi pemilihan moda6.3Model pemilihan moda ujung-perjalanan6.4Model pemilihan moda pertukaran-perjalanan6.5Model pemilihan moda dan kaitannya dengan model lain6.5.1 Model jenis I6.5.2 Model jenis II6.5.3 Model jenis III6.5.4 Model jenis IV6.5.5 Beberapa komentar tentang model pemilihan moda6.5.5.1 Biaya6.5.5.2 Angkutan umum captive6.5.5.3 Lebih dari dua moda6.6Model sintetis6.6.1 Model kombinasi sebaran pergerakan pemilihan moda6.6.2 Model pemilihan multimoda6.6.3 Model logit-biner6.6.3.1 Metode penaksiran kemiripan-maksimum(KM)6.6.3.2 Metode penaksiran regresi-linear6.6.3.3 Model logit-biner-selisih6.6.3.4 Model logit-biner-nisbah6.6.4 Kalibrasi model pemilihan moda berhierarki6.7Model kebutuhan-langsung6.7.1 Pendahuluan6.7.2 Model abstrak dan model kebutuhan-langsung6.7.3 Model simultan6.8Model pemilihan diskret6.8.1 Pertimbangan umum6.8.2 Kerangka teori6.9Model logit-multinomial (LM)6.10Contoh penggunaan model logit-biner6.10.1 Model logit-biner-selisih6.10.2 Model logit-biner-nisbah6.10.3 Analisis uji 238238240242Model pemilihan rute7.1Konsep dasar7.1.1 Pendahuluan7.1.2 Definisi dan notasi7.1.3 Kurva kecepatan arus dan biaya arus7.2Metode pemilihan rute7.2.1 Pendahuluan7.2.2 Proses pemilihan 5025025325625625926126226326526711a

7.2.37.37.47.57.67.7Pembentukan pohon7.2.3.1 Inisialisasi7.2.3.2 Prosedur7.2.4 Alasan pemilihan rute7.2.4.1 Pembebanan all-or-nothing7.2.4.2 Pembebanan banyak-ruas7.2.4.3 Pembebanan berpeluang7.2.5 Faktor penentu utama7.2.5.1 Waktu tempuh7.2.5.2 Nilai waktu7.2.5.3 Biaya perjalanan7.2.5.4 Biaya operasi kendaraanModel all-or-nothing7.3.1 Umum7.3.2 Algoritma7.3.2.1 Pendekatan pasangan-demi-pasangan7.3.2.2 Pendekatan sekaligusModel stokastik7.4.1 Model Burrell7.4.2 Model Sakarovitch7.4.3 Model stokastik-proporsional7.4.4 Model perilaku-kebutuhan-akan-transportasiModel batasan-kapasitas7.5.1 Metode all-or-nothing-berulang7.5.2 Metode pembebanan-bertahap7.5.3 Metode pembebanan stokastik dengan batasan-kapasitas7.5.4 Metode pembebanan-berulang7.5.5 Metode pembebanan-kuantal7.5.6 Metode pembebanan-banyak-rute7.5.7 Metode pembebanan-berpeluangModel keseimbangan7.6.1 Pendekatan pemrograman-matematika7.6.2 Algoritma Frank Wolfe7.6.2.1 Algoritma7.6.2.2 Kriteria konvergensi7.6.3 Pembebanan keseimbangan-sosial (KS)7.6.4 Pembebanan keseimbangan-pengguna-stokastik (KPS)Pembebanan keseimbangan lanjut7.7.1 Batasan metode klasik7.7.2 Metode interaksi persimpangan7.7.3 Pengaruh tingkat resolusi sistem jaringan7.7.3.1 Pendahuluan7.7.3.2 Kebutuhan data7.7.3.3 Tingkat resolusi7.7.3.4 Prosedur analisis7.7.3.5 Analisis jaringan7.7.3.6 Hasil analisis12a Ofyar Z Tamin, Perencanaan dan pemodelan 335

7.87.97.1087.7.3.7 KesimpulanKeseimbangan sistem transportasi7.8.1 Pendahuluan7.8.2 Kombinasi pemilihan moda dengan pembebanan7.8.3 Moda, tujuan, dan metode pemilihan rute padakondisi keseimbangan7.8.3.1 Kombinasi sebaran dan pembebanan7.8.3.2 Kombinasi sebaran, pembebanan, danpemilihan moda7.8.3.3 Kombinasi bangkitan, sebaran, pembebanan,dan pemilihan modaModel kurva diversi7.9.1 Model JICA7.9.1.1 Model I7.9.1.2 Model II7.9.2 Model logit-binomial dan regresi-pengali7.9.2.1 Model logit-binomial7.9.2.2 Model regresi-pengaliMasalah pembebanan-berlebih7.10.1 Metode pembebanan keseimbangan-elastis7.10.1.1 Prinsip dasar7.10.1.2 Algoritma7.10.1.3 Kriteria konvergensi7.10.1.4 Fungsi permintaan pergerakan dan fungsibiaya7.10.1.5 Contoh penerapan7.10.2 Metode pemangkasan matriks pergerakan7.10.2.1 Prosedur pemangkasan7.10.2.2 Struktur metode pemangkasan matriks7.10.2.3 Prosedur pemangkasan matriks pergerakan7.10.2.4 Contoh 3354355356356356359360362363363365366368Model transportasi berdasarkan data arus lalulintas8.1Pendahuluan8.2Pemikiran dasar8.3Penelitian yang telah dilakukan8.3.1 Pendekatan penaksiran model kebutuhan-akantransportasi8.3.1.1 Penaksiran model gravity8.3.1.2 Penaksiran model kebutuhan-langsung8.3.1.3 Penaksiran model gravity-opportunity (GO)8.3.2 Pendekatan penaksiran keseimbangan-jaringan8.3.3 Pendekatan penaksiran teori informasi8.3.3.1 .2 Model minimum-informasi (MI)8.3.3.3 Model Bayes369369371372Isi13a372372373375376378378385386

8.48.58.68.78.88.98.108.118.128.138.3.3.4 Model kemiripan-maksimum (KM)8.3.3.5 Model MODCOSTKesimpulanKeuntungan penggunaan data arus lalulintasPermasalahan dalam penggunaan data arus lalulintas8.6.1 Masalah perhitungan arus lalulintas8.6.1.1 Ketergantungan8.6.1.2 Ketidakkonsistenan8.6.2 Masalah kurang-terspesifikasiModel transportasi berdasarkan data arus lalulintas8.7.1 Prinsip dasar8.7.2 Beberapa metode pembebanan rute8.7.3 Konsep dasarPenaksiran model kombinasi SPPM dengan data aruspenumpang8.8.1 Prinsip dasar8.8.2 Model kombinasi sebaran pergerakan pemilihanmoda (SPPM)8.8.2.1 Model gravity sebagai model transportasi8.8.2.2 Model logit-multinomial (LM) sebagai modelpemilihan moda8.8.2.3 Persamaan dasarMetode penaksiranMetode penaksiran kuadrat-terkecil (KT)8.10.1 Metode penaksiran kuadrat-terkecil-linear (KTL)8.10.2 Metode penaksiran kuadrat-terkecil-tidak-linear(KTTL)Metode penaksiran kemiripan-maksimum (KM)8.11.1 Pendahuluan8.11.2 Definisi8.11.2.1 Kemiripan8.11.2.2 Nisbah kemiripan8.11.2.3 Dukungan8.11.3 Aksioma kemungkinan8.11.3.1 Hukum kemiripan8.11.3.2 Prinsip kemiripan8.11.3.3 Aksioma kemiripan8.11.4 Tafsiran kemiripan8.11.5 Kemiripan sampel multinomial8.11.6 Kerangka metode penaksiran kemiripan-maksimumjenis I (KM1)8.11.7 Kerangka metode penaksiran kemiripan-maksimumjenis II (KM2)Metode penaksiran inferensi-bayes (IB)8.12.1 Dasar pendekatan8.12.2 Penerapan metode IBMetode penaksiran entropi-maksimum (EM)14a Ofyar Z Tamin, Perencanaan dan pemodelan 07407407407408408409411413413414416

8.148.158.168.178.18Penggunaan data MAT parsial8.14.1 Pendahuluan8.14.2 Solusi yang diusulkanPemecahan metode penaksiran8.15.1 Pendahuluan8.15.2 Beberapa metode kalibrasi8.15.2.1 Perbandingan beberapa metode kalibrasi8.15.2.2 Metode kalibrasi hibrid8.15.3 Metode Newton Raphson8.15.3.1 Kasus satu-tujuan-perjalanan8.15.3.2 Kasus K-tujuan-perjalanan8.15.4 Teknik eliminasi matriks Gauss JordanProgram komputer dan prosedur kalibrasi8.16.1 Pendahuluan8.16.2 Paket program MOTORS8.16.2.1 Representasi jaringan8.16.2.2 Simpul dan ruas8.16.2.3 Ruas jalan berbasis satu-arah8.16.3 Program komputerIndikator uji statistik untuk membandingkan MAT8.17.1 Pendahuluan8.17.2 Root Mean Square Error (RMSE) dan StandardDeviasi (SD)8.17.3 Mean Absolute Error (MAE)8.17.4 Koefisien Determinasi (R2)8.17.5 Normalised Mean Absolute Error (NMAE)Beberapa penerapan yang telah dilakukan8.18.1 Pemodelan pergerakan kendaraan perkotaandi kota Ripon (Inggris)8.18.2 Pemodelan pergerakan angkutan barang di pulau Bali8.18.2.1 Beberapa uji kepekaan dan keabsahan8.18.2.2 Kesimpulan8.18.3 Uji kedalaman tingkat resolusi sistem zona dan jaringanterhadap akurasi MAT8.18.3.1 Penomoran titik simpul, kodefikasi zonadan penghubung pusat zona8.18.3.2 Pengolahan data8.18.3.3 Hasil analisis8.18.3.4 Kesimpulan8.18.4 Pemodelan kebutuhan akan angkutan umum di Jakarta8.18.5 Pemodelan transportasi regional di propinsi Jawa Timur8.18.5.1 Umum8.18.5.2 Pendekatan model8.18.5.3 Analisis kebutuhan akan pergerakan8.18.5.4 Penerapan di Propinsi Jawa 244244445045946046346346446746815a

8.198.2098.18.6 Aplikasi lain8.18.7 Saran untuk penelitian lanjutan8.18.7.1 Nilai awal untuk metode Newton Raphson8.18.7.2 Pengembangan dengan metodepembebanan-keseimbangan8.18.7.3 Memasukkan parameter ε dan µ dalamproses kalibrasi8.18.7.4 Penelitian lanjutan dengan modeltransportasi lain8.18.7.5 Simplifikasi algoritma untuk jaringan luasPemanfaatan data arus lalulintas (ATCS) untuk mendapatkaninformasi MAT di daerah perkotaan8.19.1 Latar belakang8.19.2 Pengembangan sistemPemanfaatan data arus lalulintas (IRMS) untuk mendapatkaninformasi MAT regional8.20.1 Latar belakang8.20.2 Pengembangan sistem informasi transportasi (SIT)8.20.2.1 Konfigurasi dasar8.20.2.2 Sistem transfer data (STD)8.20.2.3 Pusat pengolahan data (PPD)8.20.2.4 Pusat pengolahan keluaran (PPK)8.20.2.5 Uji keabsahan8.20.3 Potensi penggunaan dalam pengembangan sistemjaringan jalanPermasalahan transportasi di negara sedang berkembang9.1Permasalahan transportasi perkotaan9.2Permasalahan transportasi regional9.2.1 Pentingnya sistem transportasi regional propinsi9.2.2 Rencana tata ruang wilayah nasional (RTRWN)9.2.3 Rencana tata ruang wilayah propinsi (RTRWP)9.2.4 Sistem transportasi nasional (Sistranas)9.2.5 Sistem transportasi regional propinsi9.3Pendekatan sistem transportasi9.3.1 Umum9.3.2 Keterkaitan tata ruang dengan transportasi9.4Sistem integrasi transportasi antarmoda terpadu9.4.1 Umum9.4.2 Waktu tempuh dan biaya transit sebagai kendala utama9.4.3 Tempat pertukaran moda9.4.4 Peranan peti kemas dalam usaha menunjangperekonomian9.5Kebijaksanaan pengembangan sistem transportasi perkotaan9.6Aspek permasalahan9.6.1 Kondisi sistem transportasi di perkotaan9.6.2 Kebutuhan akan transportasi di perkotaan16a Ofyar Z Tamin, Perencanaan dan pemodelan 03504504504505506508510511513

9.6.39.6.49.6.59.6.69.79.89.9Organisasi dan kelembagaanPeraturan pelaksanaanUndang-undang dan peraturanAnalisis permasalahan9.6.6.1 Aspek organisasi9.6.6.2 Peraturan pelaksanaan9.6.6.3 Aspek transportasi9.6.6.4 Undang-undang dan peraturanAlternatif pemecahan masalah9.7.1 Umum9.7.2 Kebutuhan akan transportasi9.7.3 Prasarana transportasi9.7.3.1 Pembangunan jalan baru9.7.3.2 Peningkatan kapasitas prasarana9.7.4 Rekayasa dan manajemen lalulintas9.7.4.1 Perbaikan sistem lampu lalulintas dan sistemjaringan jalan9.7.4.2 Kebijakan perparkiran9.7.4.3 Prioritas angkutan umum9.7.5 Permasalahan9.7.6 Hal lain yang dapat dilakukan9.7.6.1 Pelatihan transportasi perkotaan bagi stafpemerintah daerah9.7.6.2 Analisis Dampak Lalulintas (Andall)9.7.6.3 Sosialisasi peraturan dan penegakan hukumKonsep manajemen kebutuhan akan transportasi (MKT)9.8.1 Pendahuluan9.8.2 Pengembangan konsep9.8.2.1 Pergeseran waktu9.8.2.2 Pergeseran rute atau lokasi9.8.2.3 Pergeseran moda9.8.2.4 Pergeseran lokasi tujuanAnalisis dampak lalulintas (Andall)9.9.1 Pendahuluan9.9.2 Metode analisis dampak lalulintas9.9.2.1 Tahap penyajian informasi awal9.9.2.2 Tahapan andall9.9.2.3 Tahapan penyusunan rencana pengelolaandan pemantauan9.9.3 Analisis ruas jalan dan persimpangan9.9.3.1 Kinerja lalulintas di ruas jalan danpersimpangan9.9.3.2 Kinerja ruas jalan9.9.3.3 Kondisi persimpangan9.9.3.4 Nilai bobot9.9.3.5 Pemeringkatan permasalahan9.9.4 Bangkitan 53353353353453453653954054054054354554554617a

9.109.119.129.9.4.1 Umum9.9.4.2 Tingkat bangkitan lalulintas9.9.4.3 Bangkitan lalulintas9.9.4.4 Sebaran bangkitan lalulintas9.9.5 Analisis penanganan masalah9.9.5.1 R1: Manajemen lalulintas9.9.5.2 R2: Peningkatan ruas jalan9.9.5.3 R3: Pembangunan jalan baruSistem angkutan umum massa (SAUM)9.10.1 Permasalahan9.10.2 Kendala yang dihadapiSistem angkutan umum transportasi perkotaan terpadu(SAUTPT)9.11.1 Kasus DKI-Jakarta9.11.2 Kasus Kotamadya BandungKesimpulan dan saran9.12.1 Kesimpulan9.12.2 556558Notasi dan singkatanNotasiSingkatan559559562Padanan kata Inggris Indonesia567Padanan kata Indonesia Inggris576Pustaka585Penjurus61518a Ofyar Z Tamin, Perencanaan dan pemodelan transportasi

Prakata edisi 2Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan berkahNya, akhirnya buku Perencanaan dan Pemodelan Transportasi edisi ke-2 ini dapatdiselesaikan. Buku ini merupakan penyempurnaan dari buku edisi ke-1 yang telahditerbitkan pada tahun 1997. Banyak sekali hal yang ditambahkan pada edisi inikhususnya mengenai penurunan rumus secara lebih rinci, contoh penerapan, contohsoal, pengembangan konsep dan teknik mutakhir, serta hasil-hasil penelitian terbaruyang telah dilakukan oleh penulis dan rekan-rekan peneliti di Sub-Jurusan RekayasaTransportasi, Jurusan Teknik Sipil, ITB, selama 2 tahun terakhir ini; yang secarakeseluruhan membuat buku ini menjadi jauh lebih lengkap dan lebih sempurnadibandingkan dengan edisi sebelumnya.Buku ini juga berisikan koreksi atas kesalahan khususnya editorial yang ditemukanpada edisi ke-1 dan juga berisikan penyempurnaan sebagai jawaban atas komentar,saran, dan kritik atas buku edisi ke-1 yang diterima dari teman sejawat dan paraahli.Bab 2 pada buku edisi ke-1, mengenai Persyaratan Matematika, terpaksa kamihilangkan pada edisi ke-2 ini dengan alasan karena isi bab tersebut merupakanpengetahuan dasar matematika yang secara umum harus sudah diketahui oleh setiappembaca, dan sekaligus juga untuk mengurangi halaman buku edisi ke-2 ini.Sehingga, bab 3 pada edisi ke-1 menjadi bab 2 pada edisi ke-2, dan seterusnya. Bab8 dan 9 buku edisi ke-1 digabung menjadi bab 7 pada edisi ke-2, sehingga jumlahbab pada edisi ke-1 yang semulanya sebanyak 11 bab menjadi hanya 9 bab padaedisi ke-2.Pada buku edisi ke-2 ini, beberapa hal yang ditambahkan adalah sebagai berikut: Bab 2.5: Tingkat Pelayanan, Hubungan Arus Lalulintas dengan WaktuTempuh, Penentuan Indeks Tingkat Pelayanan (ITP), dan Penentuan Nilai T0. Bab 2.6: Perhitungan Kapasitas Ruas Jalan dan Persimpangan, Pengaruh Parkirpada Kapasitas Ruas Jalan, dan Contoh Sederhana Model Interaksi (CaraAnalitis dan Cara Grafis). Bab 3: Konsep Biaya Gabungan dan Metoda Pengumpulan Data Bab 4: Tahapan Uji Statistik Dalam Model Analisis-Regresi Berbasis Zona,Proses Model Analisis-Regresi Berbasis Zona, dan Kajian Empiris YangMenggunakan Model Analisis-Regresi. Bab 5: Metode Penaksiran Entropi-Maksimum (EM) dan BeberapaPermasalahan Praktis. Bab 6: Metode Penaksiran Kemiripan-Maksimum (KM) dan Regresi-Linear,model Logit-Biner-Selisih dan Logit-Biner-Nisbah, Model Simultan, sertaContoh Penggunaan Model Logit-Biner termasuk analisis uji kepekaan.19a

Bab 7: Pengaruh tingkat resolusi sistem jaringan terhadap pembebanan, metodepembebanan-kuantal dan masalah Pembebanan Berlebih yang terdiri dariMetode Pembebanan Keseimbangan-Elastis dan Metode Pemangkasan MatriksPergerakan. Bab 8: Metode Penaksiran Inferensi-Bayes (IB), Metode Penaksiran EntropiMaksimum (EM), Indikator Uji Statistik untuk membandingkan MatriksAsal Tujuan (MAT), penerapan model di Propinsi Jawa Timur, uji kedalamantingkat resolusi sistem zona dan jaringan terhadap akurasi MAT, pemanfaatandata arus lalulintas (ATCS) untuk mendapatkan informasi MAT di daerahperkotaan, dan pemanfaatan data arus lalulintas (IRMS) untuk mendapatkaninformasi MAT regional. Bab 9: Permasalahan transportasi perkotaan dan transportasi regional, SistemIntegrasi Transportasi Antarmoda Terpadu, Kebijaksanaan pengembangansistem transportasi perkotaan, Konsep Manajemen Kebutuhan akanTransportasi (MKT), dan Analisis Dampak Lalulintas (Andall).Sekali lagi, buku edisi ke-2 ini tidak akan pernah terwujud jika tidak ada doronganpenuh dari seluruh keluarga khususnya Mami, Ekha dan Yozzi. Sekali lagi, penulismempersembahkan buku ini buat mereka.Secara khusus, penulis juga mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnyakepada Dra. Sofia Niksolihin atas bantuannya menyunting buku edisi ke-2 ini dankepada saudara Ir. Wiradat Anindito, Ir. Ricky Kusmawan, dan Suhendin, DadiSumardi yang telah membantu membuat gambar, tabel, dan grafik. Tulisan manusiatidak akan pernah luput dari kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, penulis sangatmengharapkan komentar, kritik, dan saran yang membangun dari teman sejawat danpara ahli untuk sekali lagi menyempurnakan buku edisi ke-2 ini.20a Ofyar Z Tamin, Perencanaan dan pemodelan transportasi

Prakata edisi 1Permasalahan transportasi berupa kemacetan, tundaan, serta polusi suara dan udarayang sering kita temui setiap hari di beberapa kota besar di Indonesia ada yangsudah berada pada tahap yang sangat kritis. Sebelum dapat ditentukan carapemecahan yang terbaik, hal pertama yang perlu dilakukan adalah mempelajari danmengerti secara terinci pola keterkaitan antarfaktor yang menyebabkan timbulnyapermasalahan tersebut dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif (terukur).Perencanaan dan pemodelan transportasi adalah media yang paling efektif danefisien yang dapat menggabungkan semua faktor tersebut dan keluarannya dapatdigunakan untuk memecahkan permasalahan transportasi baik pada masa sekarangmaupun pada masa yang akan datang.Ilmu pengetahuan tentang perencanaan dan pemodelan transportasi makin dirasakanpentingnya dalam menangani permasalahan transportasi, khususnya di daerahperkotaan. Keberadaan buku yang membahas transportasi pada umumnya sertaperencanaan dan pemodelan transportasi pada khususnya sangat jarang dijumpai diIndonesia. Di samping itu, adanya mata kuliah Perencanaan dan PemodelanTransportasi sebagai mata kuliah wajib dalam kurikulum Program Sarjana (S1) diJurusan Teknik Sipil dan Teknik Planologi dan juga di Program Magister (S2) yangberkaitan dengan bidang transportasi di semua perguruan tinggi (negeri dan swasta)di Indonesia, telah mendorong penulis untuk menyusun buku ini dengan harapandapat mengisi kekurangan buku yang ada. Selain itu, buku ini dapat juga digunakansebagai buku ajar bagi para mahasiswa atau sebagai bahan rujukan bagi parapeneliti muda, perencana transportasi, pengembang wilayah, dan lain-lain.Buku ini menjelaskan secara terinci pola keterkaitan antarfaktor, permasalahan yangdihadapi, serta konsep tentang perencanaan dan pemodelan transportasi yang telahberkembang sampai dengan saat ini. Pemodelan dan pendekatan yang dipakai dapatdigunakan untuk setiap moda transportasi (darat, laut, maupun udara) dengan skalapermasalahan yang berbeda (regional atau perkotaan). Juga, diterangkan carapemilihan model, pengembangan, adaptasi, dan penggunaannya untuk setiapkonteks yang berbeda. Setiap subjek diterangkan secara terinci, mulai dari teoridasar dan asumsi, pengumpulan data, spesifikasi model, proses perkiraan,pengabsahan, kalibrasi, dan aplikasinya. Beberapa teknik juga dijelaskan untukmemilih tingkat kecermatan analisis yang disyaratkan sesuai dengan kebutuhanserta keuntungan dan kerugian dari setiap model yang dikembangkan.Secara keseluruhan, buku ini mencakup sebagian besar disertasi penulis sewaktumengambil program doktor, kumpulan tulisan dan hasil pemikiran terdahulu,termasuk hasil-hasil penelitian dan modul pelatihan yang telah dilakukan penulisbeserta beberapa peneliti lainnya di Sub-Jurusan Rekayasa Transportasi, JurusanTeknik Sipil, ITB. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banyak bagian buku iniyang berisikan tulisan Batty, Bell, Edwards, Robillard, Ortuzar, Spiess, Van Vliet,21a

Willumsen, Wardrop, Wilson, serta penulis lain yang namanya tidak dapatdisebutkan satu per satu.Isinya yang cukup lengkap membuat buku ini sangat berguna bagi para praktisi(konsultan, pengelola transportasi), para perencana transportasi

model, proses pemikiran, pengabsahan, kalibrasi, aplikasi, dan dilengkapi dengan contoh soal. Isinya yang cukup lengkap membuat buku ini sangat berguna bagi para konsultan, perencanaan dan pengelola transportasi, pengembang wilayah, mahasiswa dan dosen yang menangani mata kuliah perencanaan dan pemodelan transportasi, serta masyarakat yang

Related Documents:

Integrasi dan Harmonisasi dalam Perencanaan Pembangunan i. ii Perencanaan Desa Terpadu PERENCANAAN D E S A T E R P A D U. Perencanaan Desa Terpadu iii. . Partisipasi dalam Perencanaan Desa Perencanaan Desa dalam Kerangka Pembangunan Kabupaten Peran Pemangku Kepentingan 32 34 34 36 37 38 42 44

2. Pemodelan pola dan box Pemodelan jenis ini merupakan jenis pemodelan yang membutuhkan tingkat ketelitian dan kesabaran yang tinggi. Langkah yang diperlukan yaitu menyiapkan pola mobil kemudian membuat box yang akan dibentuk dengan cara edit vertex dari box tersebut sehingga dihasilkan objek mobil. 3. Pemodelan pola dan plane

RPKPS Geografi Transportasi 1 Nama Matakuliah : Geografi Transportasi 2 Kode / SKS / Sifat : GEL 3314 / 2 / Pilihan 3 Prasyarat : - 4 Deskripsi Singkat konsep

Jakarta membawahi enam program studi yaitu Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan, Program Studi Profesi Ners, Program Studi S-1 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Diploma III Keperawatan, Diploma III Fisioterapi dan Program Studi S-1 Giz

PERENCANAAN BISNIS INDUSTRI TEMPE (STUDI KASUS DI IKM BAROKAH BANDUNG) TUGAS AKHIR Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pasundan Oleh RISKI YULITASARI NRP : 123010158 PROGRAM STUDI

Drainase perkotaan awalnya tumbuh dari kemampuan manusia mengenali lembah – lembah sungai yang mampu mendukung kebutuhan pokok hidupnya. Pemodelan & Perencanaan Drainase Teknik Sipil Universitas Gunadarma 6 Kebutuhan pokok tersebut berupa ketersedian air bagi keperluan rumah tangga

adalah aplikasi pemodelan perencanaan energi untuk menganalisis kondisi permintaan hingga penyediaan secara terintegrasi. Sedangkan Balmorel adalah aplikasi pemodelan perencanaan energi khususnya untuk penyediaan energi listrik dengan pendekatan optimasi. Pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan harga energi menjadi dasar

López Austin, Alfredo, “El núcleo duro, la cosmovisión y la tradición mesoamericana”, en . Cosmovisión, ritual e identidad de los pueblos indígenas de México, Johanna Broda y Féliz Báez-Jorge (coords.), México, Consejo Nacional para la Cultura y las Artes y Fondo de Cultura Económica, 2001, p. 47-65. López Austin, Alfredo, Breve historia de la tradición religiosa mesoamericana .