BUKU PEDOMAN - WordPress

1y ago
11 Views
2 Downloads
1.84 MB
55 Pages
Last View : 1d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Cade Thielen
Transcription

BUKU PEDOMANPEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGANPOS PEMBERDAYAAN KELUARGAPOSDAYA

BUKU PEDOMANPEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGANPOS PEMBERDAYAAN KELUARGAPOSDAYAUndang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2007 tentang Hak CiptaLingkup Hak CiptaPasal 21. Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta dan Pemegang Hak Ciptauntuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secaraotomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasanmenurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.Ketentuan PidanaPasal 721. Barang siapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatansebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) danayat (2) dipidana dengan penjara masing-masing paling singkat 1 (satu)bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), ataupidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyakRp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, atau menjualkepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Ciptaatau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana denganpidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyakRp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).Oleh :Prof. Dr. Haryono SuyonoDr. Rohadi Haryanto, MScPenerbit :BALAI PUSTAKA

BUKU PEDOMANPEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGANPOS PEMBERDAYAAN KELUARGAPOSDAYAPertama kali diterbitkan dalam bahasa Indonesiaoleh Penerbit BALAI PUSTAKA, 2009alamatJalan Gunung Sahari Raya No. 4Jakarta PusatPhone : (021) 345 1616email : bp-pusat@balaipustaka.co.idFax : (021) 344 6802Website : http://www.balaipustaka.co.idPenulis: Prof. Dr. Haryono SuyonoDr. Rohadi Haryanto, MScPerwajahan dan Tata Letak: Muhammad Nizar (Imaji Indonesia)Hak Cipta dilindung oleh Undang-Undang,Dilarang mengutip atau memperbanyaksebagian atau seluruh isi buku initanpa izin tertulis dari Penerbitxviii 86 halaman; 148 x 210 mmISBN 979-690-673-2Cetakan Kedua: Maret 2011PENGANTAR

PENGANTAR YAYASAN DAMANDIRIPeningkatan kualitas manusia sebagai sumber dayapembangunan merupakan prasyarat utama untuk memperbaiki derajatkesejahteraan rakyat. Tujuan utama pembangunan millenium atauMillenium Development Goals (MDGs) di Indionesia, dengan prioritaspada pengentasan kemiskinan. Keputusan itu merupakan tekad dankebijaksanaan pemerintah yang perlu didukung semua instansi daninstitusi pembangunan. Agar upaya itu berhasil dengan baik perludiikuti dengan pengembangan gerakan pemberdayaan keluarga yangdilaksanakan secara intensif.Dalam kaitan itu Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyonopada saat menutup Kongres Pembangunan Manusia Indonesiapada akhhir bulan November 2006, menyerukan agar semua pihakbekerjasama menyingsingkan lengan baju untuk ikut membangunmanusia Indonesia yang jumlahnya melimpah. Di samping itu beliaumenegaskan pula, bahwa pembangunan manusia dan keluargatidak saja menjadi tanggung jawab dan monopoli pemerintah, namunmemerlukan kerjasama dan partisipasi masyarakat luas.Sebagai respon terhadap seruan Presiden, YayasanDamandiri meningkatkan inisiatif untuk memeloporidan menganjurkan pembentukan Pos PemberdayaanKeluarga (disingkat Posdaya)viBUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYASebagai respon terhadap seruan Presiden tersebut, YayasanDamandiri yang dalam visi dan misinya memiliki kepedulian dankomitmen yang tinggi terhadap pengembangan Sumber DayaManusia, khususnya melalui pemberdayaan keluarga denganprioritas pada pengentasan kemiskinan, meningkatkan inisiatif untukmemelopori dan menganjurkan pembentukan Pos PemberdayaanKeluarga (disingkat Posdaya) sebagai pusat pengembangan swadayamasyarakat di tingkat akar rumput; baik di perdesaan, maupun diperkotaan. Posdaya adalah forum kebersamaan yang anggotanyamelakukan aktifitas nyata dalam gerakan pembangunan di lingkunganpemukiman yang paling bawah, yaitu di tingkat RT, RW, dukuh ataudusun. Melalui Posdaya keluarga-keluarga sebagai anggota diarahkanuntuk menghidupkan kembali budaya gotong royong dengan bersamasama melakukan kegiatan pemberdayaan keluarga; terutama untukmemperluas cakupan dan meningkatkan mutu pendidikan danpelayanan kesehatan serta untuk mengembangkan kewirausahaan.BUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYAvii

Dalam merumuskan gagasan tersebut, Yayasan Damandiribekerjasama dengan berbagai organisasi dan instansi, antara lainDewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS)melalui suatu tim kerja yang diikuti dengan pertemuan dan kooordinasidengan berbagai organisasi sosial, instansi pemerintah, tingkat pusatmaupun daerah, perguruan tinggi dan lembaga masyarakat. Dalamberbagai pertemuan dipaparkan gagasan dan perumusan bentukbentuk kegiatan pemberdayaan keluarga yang dapat dilakukanmelalui Posdaya. Para peserta menaruh perhatian dan memberikansambutan serta dukunganyang positif. Atas dasarberbagai masukan yangditerima, dirumuskan pokokpokok pikiran dan langkahlangkah yang perlu diambiluntuk membentuk danmengembangkan Posdaya.Gunamemberikantun tunan dalam pemben tukan dan pengembanganPosdaya, Yayasan Daman diri atas kerja samadengan berbagai pihak,telah mener bitkan BukuPedoman Pembentukan danDalam waktu kurang dari dua tahun, konsep Posdaya Pengem banganPosdayatelah mendapat sambutan yang luar biasa serta(Januari 2007). Kemudianditerima di berbagai tingkatan dan berbagai daerahdenganperkembanganpembentukanPosdayadi lapangan yang demikian cepat, baik dari segi jumlah, maupunsubstansi dan bentuk kegiatan serta pendekatan pengembanganyang bervariasi, misalnya ada yang dibentuk melalui SMA/MA Plusbinaan LPM/Perguruan Tinggi, melalui masjid, melalui perorangan,melalui desa/banjar dengan dukungan Pemda dan lain-lain; makatelah dilakukan peyempurnakan dengan Buku menerbitkan PetunjukPembentukan dan Pengembangan Posdaya Edisi II (Oktober 2007).viiiBUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYADalam waktu kurang dari dua tahun, konsep Posdaya telahmendapat sambutan yang luar biasa serta diterima di berbagaitingkatan dan berbagai daerah sebagai suatu gagasan yang sangattepat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat di akar rumput.Pada akhir Oktober 2008 lebih dari 600 Posdaya telah terbentuk dandikembangkan secara meluas di tidak kurang dari 83 kabupaten/kotayang tersebar di 12 provinsi, meliputi seluruh provinsi di pulau Jawa,di Bali, Sulawesi Selatan, Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu danBangka Belitung. Perkembangan yang demikian pesat akan terusbergulir dengan kecepatan yang lebih tinggi di waktu mendatang,melihat keinginan atau permintaan yang terus mengalir dari berbagaipihak, terutama dari Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, untukmendapatkan sosialisasi dan pelatihan serta mengadakan peninjauanlapangan tentang Posdaya.Dengan perkembangan Posdaya yang demikian pesat,dirasakan adanya kebutuhan untuk lebih mempertajam secara teknispenjelasan mengenai langkah-langkah pembentukan dan pengisianPosdaya; terutama yang berkaitan dengan langkah-langkahpersiapan dan pelaksanaan Posdaya, pengorganisasian Posdaya,serta peranan berbagai unsur pembangunan di dalam Posdaya, baikyang berasal dari lembaga masyarakat, pemerintah, maupun sekolah/perguruan tinggi. Di dalam Buku Pedoman, maupun Buku PetunjukPembentukan dan Pengembangan Posdaya yang masing-masingditerbitkan pada Januari 2007 dan Oktober 2007 materi-materitersebut belum dijelaskan secara teknis terinci. Itulah sebabnyabuku Pedoman Pembentukan dan Pengembangan Posdaya EdisiIII ini, yang merupakan penyempurnaan dari kedua buku pedomansebelumnya, disusun dan diterbitkan.Penyempurnaan buku pedoman ini hanya dapat terwujudberkat masukan dan sumbangan pemikiran dari berbagai mitra kerjadan pihak-pihak lainnya yang tak mungkin kami sebutkan satu persatu. Untuk itu kami sampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya. Kendati demikian sebagai saranauntuk mendorong partisipasi masyarakat dan memberdayakaninstitusi di lapangan, sehingga mampu berkontribusi secara sinergis,masih tetap diharapkan masukan yang lebih banyak lagi dari berbagaipihak. Disadari bahwa konsep Posdaya dan penerapannya diBUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYAix

lapangan merupakan sesuatu yang sangat dinamis dan mengalamiperkembangan dari waktu ke waktu, karenanya butir-butir dan langkahlangkah kegiatan yang terurai di dalam buku pedoman ini hanyalahmerupakan acuan dasar yang dapat berkembang dan dikembangkanlagi di lapangan mengikuti situasi, kondisi dan aspirasi setempat.Perlu kami ingatkan bahwa dalam membentuk lembagapemberdayaan keluarga di tingkat pedukuhan, dusun atau RW initidak selalu harus dinamakan dengan Posdaya. Istilah tersebutadalah merupakan kata generik untuk lembaga yang berfungsimemberdayakan keluarga di lapangan. Masyarakat boleh memakaiistilah atau nama sesuai dengan keinginan, memakai bahasadaerah atau format yang cocok sesuai kondisi setempat. PemerintahKabupaten Jembrana menyebut sebagai Pos Pemberdayan danPelayanan Terpadu (Posdayandu). Kabupaten Sragen memakaiistilah Pos Pelayanan Keluarga (Poyanka). Di DKI Jakarta, telahdikukuhkan dengan nama Pusat Informasi dan Komunikasi Keluargadan Kabupaten Purbalingga menyebut Posyandu Plus.PENGANTAR PENERBITIstilah “Pemberdayaan” mulai mengemuka pada periode 1970hingga 1980-an. Pada masa itu Indonesia merupakan negara acuandunia di bidang pembangunan, terutama dalam pemberdayaanmasyarakat. Pemasyarakatan Keluarga Berencana (KB) merupakankunci utama pengembangan pemberdayaan masyarakat saat itu.Ditopang dengan berbagai program lain yang sejalan, KB menjadifaktor penting menurunnya angka kemiskinan secara nyata. Programlain tersebut adalah pengembangan ‘SD Inpres’ di bidang perndidikan,Posyandu dan Puskesmas di bidang kesehatan, Koperasi Unit Desa(KUD) serta Bimas Pertanian di bidang ekonomi, juga infrastrukturListrik Masuk Desa.Keberhasilan Indonesia saat itu telah menginspirasi Dunia untukmembuat program pengentasan kemiskinan secara komprehensif.Disusunnya Millenium Development Goals (MDG’s) atau TujuanMenjadi harapan kita bersama kiranya melalui penerbitan bukupedoman yang disempurnakan ini, upaya-upaya mulia dalam kerangkapemberdayaan keluarga untuk membangun keluarga sejahteradan mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dapat diwujudkan.Semoga Allah SWT memberikan ridho-Nya bagi upaya kerja kerasdan sungguh-sungguh dari kita semua. Amin.Jakarta, 28 Oktober 2008Yayasan DamandiriProf. Dr.Haryono SuyonoKetuaPartisipasi masyarakat akan berkembang hanya bila ditopangoleh lembaga milik masyarakat yang memang dimaksudkan untukpemberdayaan. POSDAYA merupakan lembaga yang dirancanguntuk keperluan tersebut.xBUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYABUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYAxi

Utama Pembangunan Milenium merupakan wujud dari upaya Duniatersebut. Tujuan utama milenium itu telah diadopsi Indonesia untukmenjadi tujuan bersama bangsa. Dengan langkah-langkah untukmencapai tujuan tersebut diharapkan angka kemiskinan akansemakin dapat ditekan, bahkan juga dihilangkan, sesuai dengan citacita kemerdekaan bangsa.Tugas itu tidak akan terwujud tanpa partisipasi masyarakat.Sedangkan partisipasi masyarakat akan berkembang hanya biladitopang oleh lembaga milik masyarakat yang memang dimaksudkanuntuk pemberdayaan. POSDAYA merupakan lembaga yang dirancanguntuk keperluan tersebut. Lembaga ini dapat dikembangkan darilembaga yang sudah ada di masyarakat seperti Posyandu, kelompokarisan, kelompok lansia, kelompok pengajian, maupun kelompoktani, hingga menjadi lembaga yang efektif dalam pemberdayaanmasyarakat oleh masyarakat sendiri. Adalah Yayasan Damandiri yangtelah bertahun-tahun mendarmabaktikan diri dalam pemberdayaanmasyarakat yang telah berjasa mengembangkan model POSDAYAtersebut. Buku petunjuk untuk membentuk dan mengembangkanPOSDAYA ini akan dapat mempermudah langkah masyarakat dalammemberdayakan diri sendiri sesuai dengan Tujuan Utama Miilenium.Jakarta, November 2008P.T. Balai PustakaZaim UchrowiDirekturPENGANTAR PENULISPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. bahwa BukuPedoman Pembentukan dan Pengembangan Pos PemberdayaanKeluarga (Posdaya) Edisi III telah selesai ditulis dan diterbitkanoleh Balai Pustaka (BP) bekerja sama dengan Yayasan Damandiri.Berbeda dengan edisi sebelumnya, untuk penerbitan ini sistematikmaupun teknis penulisan lebih disederhanakan dan bersifat populer.Harapan kami adalah bahwa isi buku pedoman ini mudah diikuti dandapat dijadikan acuan pengembangan Posdaya sebagai forum untukpemberdayaan keluarga oleh masyarakat di tingkat lapangan.Dalam kesempatan ini kami menyampaikan penghargaaan danterima-kasih kepada Sdr. Dr. Zaim Uchrowi, Direktur P.T. Balai Pustaka(BP) yang telah bersedia menerbitkan buku pedoman ini. Saran-saranBP tentang model tulisan serta struktur daftar isi memberikan wajahpenerbitan ini makin menarik. Selanjutnya kesediaan Balai Pustakamenerbitkan Buku Pedoman ini membuka akses yang makin luasuntuk khalayak yang lebih i, khususnya Bapak Subiakto Tjakrawerdaya; BapakDr. Loet Affandi, SpOg; Bapak Moch. Sudarmadi, Bapak Dr. PudjoRahardjo, Bapak Drs. Mazwar Nurdin dan Bapak Dadi Parmadi, MA.,yang telah memberi masukan dan koreksi untuk penyempurnaanbuku ini kami sampaikan penghargaan dan terimakasih yang setinggitingginya. Demikian juga kepada staf IMAJI Indonesia yang telahmemperbaiki format, mengisi foto dan mengatur tata letak, kamisampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya.Kepada para pembaca dan aktifis pengembangan Posdaya,kami undang untuk memberikan masukan atas dasar pengalamanlapangan agar penerbitan berikutnya lebih berguna untuk kalanganyang lebih luas.Mudah-mudahan dengan tersedianya buku edisi ke III ini, parapetugas lapangan, khususnya para aktifis pengembangan Posdaya,bisa memperluas kemitraan dengan lebih banyak sukarelawan lainagar cakupan dan partisipasi keluarga dalam Posdaya bertambahxiiBUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYABUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYAxiii

tinggi. Dengan demikain upaya peningkatan kemampuan ekonomi,pendidikan dan ketrampilan, derajat kesehatan dan gizi, sertapengembangan lingkungan yang kondusif untuk pembangunan yangberkelanjutan dapat dilakukan secara gotong royong. Keberhasilanitu akan mempermudah pencapaian sasaran Pembangunan AbadMilleneum pada tahun 2015 dengan lebih mulus. Semoga Allah SWT.memberikan rahmat dan ridho-Nya kepada bangsa Indonesia dalammengangkat harkat dan martabatnya. Amien.Jakarta, 28 Oktober 2008PenulisProf. Dr. Haryono SuyonoDr. Rohadi Haryanto, MScDAFTAR ISIPENGANTAR YAYASAN DAMANDIRI. viPENGANTAR PENERBIT. xiPENGANTAR PENULIS. xiiiDAFTAR ISI. xvI.PENDAHULUAN. 1II.APA DAN MENGAPA POSDAYA. 6A. PENGERTIAN. 6B. MAKSUD DAN TUJUAN. 91. Maksud. 92. Tujuan. 12C. SASARAN DAN JENIS KEGIATAN. 121. Peningkatan Kepedulian dan Komitmen Pemimpinatau sesepuh masyarakat pada umumnya:. 132. Pemberdayaan Fungsi Keagamaan dan BudiPekerti. 153. Pemberdayaan Fungsi KB dan Kesehatan. 164. Pemberdayaan Fungsi Pendidikan. 175. Pemberdayaan Fungsi Kewirausahaan . 186. Pemberdayaan Lingkungan Hidup dan KeluargaBergizi. 20III.PROSES MEMBANGUN POSDAYA. 22A. PENGORGANISASIAN. 22xivBUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYABUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYAxv

1. Desa. 23C. BINA KELUARGA DEWASA (BKD). 542. Tingkat Dukuh/RW. 23D. BINA KELUARGA LANSIA (BKL). 57B. MEKANISME PEMBERDAYAAN DAN PELAYANAN. 24E. BINA KELUARGA PENYANDANG CACAT (BKPC). 58C. LANGKAH PELAKSANAAN DI LAPANGAN. 25F. BINA KELUARGA EKONOMI. 591. Persiapan. 26a. Pengembangan Kesepakatan. 26VI.b. Pemilihan dan Pembinaan Kader. 29A. APARATUR PEMERINTAH DAN LEMBAGAMASYARAKAT. 61c. Menata Organisasi. 30B. PERGURUAN TINGGI, SEKOLAH DAN GENERASIMUDA. 66d. Penentuan Lokasi. 30e. Penyiapan Dukungan. 302. Pelaksanaan. 30a. Pra Pemberdayaan . 30PERANAN UNSUR-UNSUR PEMBANGUNAN DALAMPOSDAYA. 61VI.PENUTUP. 69LAMPIRAN. 71b. Hari Pemberdayaan. 31c. Purna Pemberdayaan . 32D. SUMBER DAYA. 331. Tenaga. 332. Dana dan Sarana. 34E. PEMANTAUAN . 35IV.STRATEGI PENGEMBANGAN POSDAYA. 35A. PERLUASAN JANGKAUAN. 36B. PEMBINAAN. 44C. PELEMBAGAAN DAN PEMBUDAYAAN. 46V.ARAH DAN JENIS PENGEMBANGAN POSDAYA. 49A. BINA KELUARGA BALITA (BKB) . 50B. BINA KELUARGA REMAJA (BKR). 52xviBUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYABUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYAxvii

BUKU PEDOMANPEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGANPOS PEMBERDAYAAN KELUARGAPOSDAYAI.PENDAHULUANPada akhir bulan Nopember 2006 Presiden RI, SusiloBambang Yudhoyono, telah menutup Kongres PembangunanManusia Indonesia 2006 di Jakarta. Kongres ini merupakanserangkaian Konperensi yang telah diadakan di beberapapropinsi sebagai wujud komitmen pemerintah Indonesia dalampembangunan manusia di Indonesia. Pada peristiwa itu PresidenRI sangat mengkawatirkan pertumbuhan penduduk yangmeningkat melebihi angka pertumbuhan 1,3 persen setahunnya.Karena kekawatiran itu Presiden memerintahkan agar programKB direvitalisasi dan dikembangkan seperti di masa-masa yanglalu.Dalam kesempatan yang sama Presiden jugamengkhawatirkan angka kematian ibu hamil dan melahirkan,angka kematian bayi dan anak, serta bahaya penyakit yangdisebabkan serangan Virus HIV/AIDS. Dikhawatirkan pula masihtingginya prevalensi malaria dan berbagai penyakit lain. Bahkanakhir-akhir ini kita mendapat serangan Virus Flu Burung yangtidak kalah ganasnya dibanding serangan Virus HIV/AIDS yangbelum ada obatnya itu.Presiden juga sangat prihatin pada keadaan gizi anakanak bangsa dan masyarakat yang mengakibatkan mutumanusia Indonesia tidak kunjung maju dibandingkan denganmutu bangsa-bangsa lain di dunia. Rendahnya mutu pendudukitu juga disebabkan karena upaya menuntaskan wajib belajarsembilan tahun belum tuntas. Buta aksara, untuk pendudukmuda, usia 15-24 tahun, yang selama ini kita tangani masihxviiiBUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYABUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYA1

berada pada posisi yang menyedihkan. Upaya yang dijalankandengan gigih seakan hanya jalan di tempat.Akibatnya keluarga dan penduduk muda tidak mampumempergunakan kesempatan yang terbuka dengan baik. Ketidakmampuan itu bukan saja karena keluarga dan penduduk tidakmahir dan terampil, tetapi juga sukar mendapatkan modal untukmengembangkan usaha yang nilai tambahnya tinggi.Oleh karena itu sejak tahun 2006 itu Yayasan Damandirimakin gigih menyambut seruan Presiden untuk merevitalisasiPosyandu atau Pos Pelayanan Terpadu sebagai salah satuPosyandu sebagai sarana andalan pelayananmasyarakat pedesaan telah ikut mengantarsuksesnya Program KB dan Kesehatanlembaga pedesaan atau pedukuhan yang menampung danmenjadi wahana partisipasi masyarakat dalam Program KeluargaBerencana (KB) dan Kesehatan. Posyandu di masa lalu telahberkembang menjadi salah satu kunci pendukung dan saranaandalan pelayanan kepada masyarakat pedesaan itu telah ikutmengantar suksesnya Program KB dan Kesehatan.2BUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYADalam hubungan ini Yayasan Damandiri di berbagai provinsimembantu advokasi melalui media massa, radio, surat kabardan televisi, menggelar berbagai pertemuan di tingkat provinsidan kabupaten serta mengembangkan program percontohanyang dengan sederhana bisa diambil alih oleh masyarakatsetempat. Bantuan Yayasan itu sebagian menghasilkanpenyegaran komitmen dan kegiatan operasional di lapangan.Secara bertahap Posyandu disegarkan dan berkembang menjadilembaga pemberdayaan keluarga yang terpadu dan ampuhsehingga memungkinkan keluarga sederhana di pedesaanmampu memberdayakan anggota keluarganya secara mandiri.Seperti diketahui, dimasa lalu Posyandu dikembangkanoleh masyarakat sebagai dua jenis Pos Pelayanan, yaitu PosPelayanan KB dan Pos Pelayanan Kesehatan. Pos PelayananKB dibantu oleh jajaran BKKBN, sedangkan Pos KesehatanDesa dibantu jajaran Departemen dan Dinas Kesehatan.Karena sasaran dan dukungan tehnis yang diperlukan olehdua jenis pos pelayanan itu hampir sama, sehingga akhirnya,dalam praktek, waktu dan kegiatan kedua jenis Pos itu olehmasyarakat dipadukan. Pemerintah, pada tanggal 29 Juni 1983,melalui Keputusan Bersama antara Kepala BKKBN Pusat, Dr.Haryono Suyono, dan Menteri Kesehatan RI, dr. SuwardjonoSuryaningrat, mengukuhkan keterpaduan itu. Keputusanpengukuhan itu tertuang dalam bentuk Instruksi Bersama No296/HK-011/E3/1983 dan No 264/Menkes/VI/1983 tentangIntensifikasi Pelaksanaan Program Kependudukan dan KeluargaBerencana.Sejak saat itu jumlah dan kegiatan Posyandu makin marak.Tim Penggerak PKK, utamanya kelompok kerja ke-IV, atauPokja IV, menjadi penggerak utama pengembangan Posyandudi pedesaan. Sejak saat itu Posyandu diarahkan sebagai wadahpetugas dan sukarelawan dari kalangan masyarakat dalammemberikan pemberdayaan dan pelayanan kepada keluargasecara paripurna. Dengan bantuan tenaga profesional maupunmelalui pelatihan, tenaga-tenaga yang melaksanakan kegiatandi Posyandu makin dikembangkan menjadi tenaga profesional.BUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYA3

Selama lebih duapuluh lima tahun tenaga pelaksanadi Posyandu antara lain adalah Petugas Pembantu KeluargaBerencana Desa (PPKBD) atau sub PPKBD di tingkatpedukuhan, Petugas Pos KB Desa, Pos Kesehatan Desa yangumumnya Ibu-ibu sebagai tenaga sukarela yang dikembangkandan berasal dari organisasi di tingkat Kelurahan dan Perdesaan,seperti PKK, Muslimat NU, Aisyiah dan sebagainya. Umumnyapara kader memperoleh pelatihan terlebih dahulu sebelum giatmemberikan pelayanan secara rutin berupa advokasi, pemberianinformasi, edukasi dan motivasi tentang KB dan Kesehatan.Dalam memberikan pelayanan, para petugas sukarela itu dibantuoleh tenaga profesional seperti Petugas dan Pengawas PetugasLapangan Keluarga Berencana (PLKB dan PPLKB), Bidan Desaserta Dokter, dan Perawat atau tenaga paramedis lain yang adadi Puskemas atau Puskesmas Pembantu.Dalam tahun 2005, Presiden RI, Susilo BambangYudhoyono, dalam rangka Peringatan Hari Kesehatan Nasional,mengeluarkan petunjuk agar segera dilakukan revitalisasiatau penyegaran Posyandu. Penyegaran Posyandu tersebutdiperlukan ketika di masyarakat muncul gejala terjadinya giziburuk, bangkitnya kembali polio serta penyakit menular lainnya.Banyak pihak mengaitkan kejadian tersebut sebagai akibat makinmenurunnya intensitas pembinaan dan kegiatan Posyandu.Di lain pihak, masalah dan kebutuhan masyarakat dankeluarga Indonesia makin berkembang. Kompleksitas masalahyang dihadapi juga bertambah tinggi. Padahal keluarga Indonesiabelum berkembang dengan baik untuk mampu menyelesaikanmasalah dan memenuhi kebutuhannya sendiri secara mandiri.Pembangunan manusia akan sangat efektif apabila dapatdilakukan dalam lembaga keluarga. Keluarga adalah lembagautama, yang terdekat dan paling akrab dengan setiap anggotanya,juga merupakan lembaga terkecil dalam masyarakat. Keluargayang bermutu dan kuat akan menjadi wahana pembangunanbangsa yang sangat efektif.Karena itu diperlukan dukungan pemberdayaan, pelayananparipurna dan dinamis agar setiap keluarga dapat melaksanakan4BUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYADiperlukan dukungan pemberdayaan, pelayanan paripurna dandinamis agar setiap keluarga dapat melaksanakan fungsi-fungsiutamanya dengan baik untuk membangun seluruh anggotanyafungsi-fungsi utamanya dengan baik untuk membangun seluruhanggotanya. Apabila seluruh keluarga dapat membangun anakanaknya dengan baik, maka seluruh anak bangsa akan dapatdikembangkan menjadi sumber daya manusia yang beriman,bermutu, handal dan sanggup membangun negara danbangsanya dengan baik.Karena sifat pemberdayaan keluarga harus paripurna,maka penyegaran Posyandu dengan pengertian sebagailembaga pelayanan terpadu KB dan Kesehatan dianggaptidak cukup. Perlu dikembangkan lembaga pemberdayaandalam masyarakat, oleh masyarakat dan menjadi milik ataukebanggaan masyarakat. Lembaga ini harus bisa menampungberbagai masukan untuk mengembangkan keluarga agarmampu melaksanakan delapan fungsi utamanya. Lembaga iniadalah Pos Pemberdayaan Keluarga atau Posdaya. Posdayamerupakan wahana pemberdayaan 8 fungsi keluarga secaraterpadu, utamanya fungsi agama atau ketuhanan yang mahaBUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYA5

esa, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksidan kesehatan, fungsi pendidikan, fungsi sosial budaya, fungsiekonomi atau wirausaha dan fungsi lingkungan.Kedelapan fungsi keluarga itu secara internasionaldimantapkan sebagai delapan sasaran Millennium DevelopmentGoals (MDGs). Delapan sasaran MDGs tersebut telah disepakatioleh 189 Kepala Negara atau pemimpin dunia pada SidangUmum PBB di New York. MDGs itu kemudian disempurnakandan disepakati kembali oleh para pemimpin dunia pada SidangPBB tahun 2005.Buku ini berisi pedoman umum yang singkat dansederhana agar setiap keluarga atau pimpinan di desa denganmudah dan bebas dapat mengembangkan Posdaya. Denganpedoman sederhana dan singkat ini diharapkan setiap pemimpindi desa dapat mengembangkan acuan yang lebih rinci sesuaidengan dinamika di lingkungannya. Dinamika itu diperlukan agarpengembangan Pos Pemberdayaan Keluarga atau POSDAYA,yang tidak dapat dipaksakan, bisa berjalan mulus. Kecepatan dandinamika pengembangan Posdaya tergantung pada komitmendan ketersediaan dukungan di setiap desanya.II.Program melalui kegiatan advokasi harus bisameyakinkan para pejabat formal dan fungsional sertapara pemimpin non formal untuk membantu mengisi danmeningkatkan dinamika pembangunan melalui kerjasamadengan seluruh unsur yang tergabung dalam Posdaya.Dengan dukungan dan partisipasi para pemimpin tersebutproses pemberdayaan pembangunan ditawarkan melaluiPosdaya berupa program-program yang mendukungpenyegaran hidup gotong royong, mampu memberikantambahan bekal ilmu pengetahuan dan ketrampilan sertamendorong dalam pemantapan fungsi-fungsi keluargaseperti telah disampaikan di atas. Penguatan fungsi-fungsiutama tersebut diharapkan memungkinkan setiap keluargamakin mampu membangun dirinya menjadi keluargasejahtera, keluarga yang mandiri, dan keluarga yang sanggupmenghadapi tantangan masa depan dengan lebih baik.Lebih dari itu keluarga sejahtera yang bermutu dan mandiridiharapkan mampu memenuhi kebutuhan kesejahteraankeluarga yang intinya adalah keikutsertaan dalam KB,APA DAN MENGAPA POSDAYAA. PENGERTIANPosdaya adalah forum silaturahmi, advokasi,komunikasi, informasi, edukasi dan sekaligus bisadikembangkan menjadi wadah koordinasi kegiatanpenguatan fungsi-fungsi keluarga secara terpadu. Dalamhal-hal tertentu bisa juga menjadi wadah pelayanan keluargasecara terpadu, yaitu pelayanan pengembangan keluargasecara berkelanjutan, dalam berbagai bidang, utamanyaagama, pendidikan, kesehatan, wirausaha dan lingkunganhidup, sehingga keluarga secara harmonis bisa tumbuhmandiri di desanya.6BUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYAPosdaya adalah forum silaturahmi, advokasi, komunikasi,informasi, edukasi dan sekaligus bisa dikembangkanmenjadi wadah koordinasi kegiatan penguatan fungsifungsi keluarga secara terpaduBUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYA7

kesehatan, pendidikan, dan kemampuan ekonomi keluargayang mencukupi dan berkelanjutan.Dalam melaksanakan fungsinya, Posdaya merancangkegiatan sesuai dengan kemampuan masyarakat dananggotanya sehingga pelaksanaan kegiatan itu bisadilakukan oleh, dari dan untuk keluarga dan masyarakatsetempat. Atau dengan pengertian lain, kegiatan tersebutdilaksanakan atas kemampuan dan swadaya masyarakatsebagai upaya memberdayakan keluarga sejahtera danmembangun kesejahteraan rakyat secara luas.Dari pengertian tersebut, beberapa hal perlu diperjelasantara lain :Posdaya, bukan dimaksudkan untuk menggantipelayanan sosial e

BUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA POSDAYA Oleh : Prof. Dr. Haryono Suyono Dr. Rohadi Haryanto, MSc Penerbit : BALAI PUSTAKA Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2007 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2 1. Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta dan Pemegang Hak Cipta

Related Documents:

Petunjuk Penggunaan Buku Buku Proyek Profil Pelajar Pancasila adalah buku pedoman untuk guru PAUD yang merupakan bagian yang tidak teripisahkan dari kelima buku pedoman lain. Buku ini memberikan contoh penerapan pendekatan proyek yang di dalamnya mengandung muatan Profil Pelajar Pancasila. Beragam teori dan metode yang

Buku Kebijakan SPMI Dokumen/ Buku Manual SPMI Dokumen/ Buku Standar SPMI en SPMI Dokumen/ Buku Formulir SPMI Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Alternatif 1 Menjilid Dokumen/Buku SPMI Misalnya terdapat 50 Standar dalam SPMI suatu perguruan tinggi Buku I KEBIJAKAN SPMI Buku III STANDAR SPMI Buku IV FORMULIR SPMI

SPESIFIKASI TEKNIS I. Persyaratan umum pengadaan buku perpustakaan: 1. buku yang dibeli adalah buku baru (cetakan baru minimal cetakan tahun 2014), tanpa kerusakan atau cacat; 2. buku yang diadakan adalah buku nonteks yang terdiri dari buku pengayaan, buku referensi, dan buku panduan pendidik

Untuk mengetahui apakah buku guru dan buku siswa dapat digunakan guru dalam membimbing proses pembelajaran, perlu diadakan telaah dan analisa kesesuaian buku guru dan buku siswa. Karena itu penulis mencoba untuk menganalisis Kesesuaian Buku Guru dan Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas

Buku Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Akademik Non-Perkuliahan Tahun 2007/2008 ini merupakan edisi revisi dari Buku Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Akademik Non-Perkuliahan Tahun 2006/2007. Penyempurnaan dilakukan dalam Buku Pedoman ini dilakukan unt

PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH iii PRAKATA Buku pedoman penulisan karya ilmiah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sriwijaya (Unsri) tahun akademik 2020/2021 ini merupakan hasil revisi dari buku pedoman tahun 2019/2020. Dalam buku ini, beberapa bagiante

2 3 A Pendahuluan 1. Gambaran Umum Buku Guru Ekonomi Buku Guru Ekonomi untuk SMA/MA Kelas XI disusun sebagai panduan untuk memudahkan para guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Buku guru ini juga sebagai penunjang buku siswa sehingga ada keterkaitan antara buku pegangan siswa dan buku pegangan guru.

Pedoman Pembinaan Kemahasiswaan Universitas Negeri Jakarta Buku 7. Pedoman Pola Pengembangan Kemahasiswaan Universitas Negeri Jakarta Buku 8. Pedoman Kredit Keaktifan Mahasiswa . lembaga akademik lain dalam dan luar negeri, maupun pembinaan kesarjanaan di unit masing-masing.