Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Pendekatan .

1y ago
3 Views
2 Downloads
789.54 KB
7 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Sasha Niles
Transcription

Unesa Journal of Chemical EducationVol. 3, No. 3 , pp.105-111, September 2014ISSN:2252-9454PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGANPENDEKATAN SAINTIFIK (Scientific Approach) PADA MATERI POKOKLARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X MIA 5SMAN 3 SURABAYAIMPLEMENTATION OF GUIDED INQUIRY MODEL WITH SCIENTIFICAPPROACH ON ELECTROLYTE AND NON ELECTROLYTESOLUTION IN CLASS X MIA 5 SMAN 3 SURABAYAYenny Ayu Swara Indah dan Utiya AzizahJurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Negeri Surabayae-mail: ilove rainbow66@yahoo.comAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaraninkuiri terbimbing dengan pendekatan saintifik, aktivitas siswa, hasil belajar siswa,dan respon siswa setelah diterapkannya model pembelajaran inkuiri terbimbing padamateri larutan elektrolit dan non elektrolit. Jenis penelitian yang digunakan adalahpraeksperimen dengan desain penelitian one-shot case study. Penelitian inidilaksanakan di kelas X MIA 5 SMA Negeri 3 Surabaya. Instrumen yang digunakanadalah lembar pengamatan kualitas keterlaksanaan sintaks model pembelajaraninkuiri terbimbing, lembar aktivitas siswa, lembar tes hasil pbelajar, dan lembarangket respon siswa. Data dianalisis dengan metode deskriptif kuantitatif. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa keterlaksanaan model pembelajaran inkuiriterbimbing pada materi pokok larutan elektrolit dan non elektrolit pada pertemuan Idan II terlaksana sangat baik dengan persentase 82,8% dan 88,1%. Aktivitas siswayang paling dominan pada pertemuan I dan II adalah aktivitas mengumpulkaninformasi dengan persentase 13,3% dan 18%. Ketuntasan secara klasikal hasilbelajar siswa pada pertemuan I dan II adalah sebesar 85,3% dan 94,1%. Siswamemberikan respon yang baik terhadap penerapan model pembelajaran inkuiriterbimbing dengan pendekatan saintifik pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan persentase skor sebesar 88,8%.Kata Kunci: inkuiri terbimbing, pendekatan saintifik, larutan elektrolit dan nonelektrolitAbstractThe aim of this research are to know the implementation of guided inquiry learningmodel with scientific approach, the student’s activity, student’s comprehension ofelectrolyte and non electrolyte solution, and student responses. The type of thisresearch is pre experiment with one –shot case study design. The research is carriedout in class X MIA 5 SMA Negeri 3 Surabaya. The instrument used are theobservation sheet of guided inquiry learning model implementation with scientificapproach, observation sheet of student’s activity, sheet of test study result of thestudents, and students respond questioner. Data are analyzed by quantitativedescriptive method. The results showed that implementation guided inquiry learningmodel with scientific approach in sub material electrolyte and non electrolytesolution at the meeting I and II accomplished very well, with the percentage 82,8%and 88,1%. The most student’s activities in meeting I and II is experiments with thepercentage 13,3% and 18%. The classical learning of test study result is 85,3% and94,1%. Student’s give a good responses the implementation of guided inquirylearning with scientific approach in sub material electrolyte and non electrolytesolution with the percentage 88,8%.Keywords: guided inquiry, scientific approach, electrolyte and non electrolytesolution105

Unesa Journal of Chemical EducationVol. 3, No. 3 , pp. 105-111, September uannya, sedangkan guru lebihberperan sebagai fasilitator. Selain ranahkognitif, Kurikulum 2013 juga menuntutkompetensisiswadalamranahpsikomotorik dan afektif. Siswa tidakhanya mengetahui fakta, konsep, atauprinsip,tetapiharusterampilmenerapkan pengetahuannya dalammenghadapi masalah kehidupan danteknologi.Kurikulum2013sesuaiditerapkan dalam proses belajarmengajar kimia di sekolah karena ciriilmu kimia adalah ilmu yangberlandaskan praktik dan eksperimen.Oleh karena itu, dengan belajar kimiasiswapun akan memperoleh pengalamandalam menerapkan metode ilmiahmelalui percobaan atau eksperimen [2].Salah satu muatan kimia untukkelompok peminatan matematika danilmu pengetahuan alam dalam standar isikurikulum 2013 adalah merancang danmelakukan percobaan kimia yangmencakupperumusanmasalah,mengajukan hipotesis, engolah,danmenganalisis data, menarik kesimpulan,danmengkomunikasikanhasilpercobaan secara lisan dan tertulis [3].Berdasarkan standar isi diatas, makadalam mempelajari kimia, siswa perludiberisuatupercobaansebagaipendekatan ilmiah (pendekatan saintifik)dalam pembelajaran yang akan mampumembimbing siswa dalam memahamikonsep-konsep dan memcahkan masalahserta menerapkannya dalam ,2013, materi Larutan yakni(1)menganalisis sifat Larutan Elektrolit danNon Elektrolit berdasarkan daya hantarlistriknya. (2) Merancang, melakukan,dan menyimpulkan serta menyajikanhasil percobaan untuk mengetahui sifatLarutan Elektrolit dan Non tukmencapaiPENDAHULUANPendidikan nasional berakarkepada kebudayaan Indonesia danberdasar kepada pembukaan UndangUndang Dasar Negara RepublikIndonesia tahun 1945 pada alenia keempat mengamanatkan PemerintahNegara Indonesia yang melindungisegenap bangsa Indonesia dan seluruhtumpah darah Indonesia dan untukmemajukankesejahteraanumum,mencerdaskan kehidupan bangsa, danikut melaksanakan ketertiban dunia yangberdasarkan kemerdekaan, perdamaianabadi dan keadilan sosial.Salahsatucarauntukmencerdaskan kehidupan bangsa yaknimelalui Pendidikan. Pendidikan adalahusaha sadar dan terencana untukmewujudkan suasana belajar dan prosespembelajaran agar siswa secara aktifmengembangkan potensi dirinya untukmemiliki kekuatan spiritual akhlakmulia,sertaketerampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa dan Negara [1].Salah satu upaya pemerintahuntuk meningkatkan kualitas SDMadalahdengancaramembenahikurikulum sekolah dasar dan menengahyang tertuang dalam Peraturan MenteriPendidikan Nasional Republik IndonesiaNomor 64 Tahun 2013 tentang standarisi dan standar kompetensi lulusan.Adapun tujuan kurikulum 2013 yangditerapkan saat ini yaitu untukmempersiapkan manusia Indonesia agarmemiliki kemampuan hidup sebagaipribadi dan warga negara yang beriman,produktif, kreatif, inovatif, dan afektifserta mampu berkontribusi padakehidupan bermasyarakat, berbangsa,bernegara, dan peradaban dunia [2].Perbedaan antara Kurikulum 2013dengan kurikulum sebelumnya antaralain dalam hal metode pembelajaran.Pada kurikulum sebelumnya, prosespembelajaran bersifat teacher centeredsehingga siswa kurang berperan dalamprosesbelajar-mengajar.DalamKurikulum 2013, proses belajarmengajar mengarahkan siswa yang106

Unesa Journal of Chemical EducationVol. 3, No. 3 , pp. 105-111, September 2014ISSN:dihitung berdasarkan penilaian kognitifyang ditentukan secara individu danklasikal. Secara individu siswa telahtuntas belajar apabila telah mencapaiskor 75. Secara klasikal suatu kelasdianggap tuntas belajar bila 75% darisiswa tuntas secara individual. Responsiswa dihitung berdasarkan skalaGuttman yaitu dibuat dalam bentukpilihan jawaban “Ya” (skor 1) dan“Tidak” (skor 0) [6].Skorhasilpersentasediinterpretasikan dengan kriteria 0 –20% (buruk sekali); 21 – 40% (buruk);41 – 60% (sedang); 61 – 80% (baik);dan 81 – 100% (sangat baik) [6].listriknya,sertapertemuanke-2mempelajari tentang mendeskripsikanlarutan elektrolit dapat berupa senyawaion dan senyawa kovalen polar. Dari datapengelolahan pembelajaran tersebut,pada pertemuan pertama dan keduaterlaksana dengan kategori sangat baik.Berdasarkan hasil penelitian Syarifuddinyang menyimpulkan bahwa denganmodel pembelajaran inkuiri terbimbingterlaksana dengan sangat baik denganpersentase sebesar 80% pada pertemuanke-I, 89% pada pertemuan ke-II, dan92% pada pertemuan ke-III [7].Hal ini sesuai dengan pendapatyang menyatakan pembelajaran inkuiriterbimbingmerupakanmodelpembelajaran yang memungkinkan siswauntuk menggunakan cara berpikir danbekerja para ilmuwan dalam menemukansesuatu. Model pembelajaran katansaintifiksehingga dapat menjadi jalan keluaruntuk memenuhi karakteristik ilmukimia tersebut [8].HASIL DAN PEMBAHASANKualitasKeterlaksaaanSintaksModel Inkuiri Terbimbing denganPendekatan Saintifik Pada MateriLarutan Elektrolit dan Non ElektrolitPenilaian dilakukan oleh tigaorangpengamatselamaprosespembelajaran berlangsung. Adapun hasilpengamatan yang ditunjukkan padagambar 1.Persentase (%)90PenilaianKeterlaksanaanSintaks Tiap 2252-9454Aktivitas SiswaAktivitas siswa diamati olehtujuh orang pengamat dari mahasiswakimia Unesa. Aktivitas siswa yangdamati disesuaikan dengan komponenpendekatan saintifik dalam setiap fasemodel pembelajaran inkuiri terbimbing.Aktivitas siswa diamati selama 1 x 45menit (pertemuan ke-1) dan 2 x 45menit (pertemuan ke-2) dan dicatataktivitas yang dominan pada waktu gdidominasiolehaktivitasmengkomunikasikan pada pertemuanpertama sebesar 32% dan pertemuankedua sebesar 23%. Pendekatan saintifikditunjukkanmelaluikegiatanmengamati, menanya, mengumpulkaninformasi, mengolah informasi padapertemuan pertama rata-rata sebesar23,1%, 11,2%, 13,3%, dan 20,4%. Padapertemuan kedua rata-rata sebesar23,2%, 16,7%, 18%, dan 18,7%.Aktivitas siswa selama pembelajarandisajikan dalam diagram berikut:Keterlaks 80Pertemuanke- IIPertemuanI PertemuanGambar 1. Keterlaksanaan SintaksTiap lpembelajaran inkuiri terbimbing denganpendekatan saintifik pada pertemuan ke1 sebesar 82,8% dan pertemuan ke-2sebesar 88,1%. Pembelajaran inkuiriterbimbing dengan pendekatan saintifikdilaksanakansebanyakduakalipertemuan. Pada pertemuan ke-1, siswamempelajari tentang menganalisis sifatlarutanberdasarkandayahantar108

Unesa Journal of Chemical EducationVol. 3, No. 3 , pp. 105-111, September 2014ISSN:2252-9454Gambar 2. Aktivitas SiswaAktivitassiswayang jumlah siswa mencapai skor 75.mendominasipada pertemuan ke-1, Diketahui pada pertemuan ke-1, siswapertemuan ke-2, yaitu mengamati, yang mengikuti postest adalah 34 siswa,mengolahinformasidan dengan 29 siswa dinyatakan tuntas dan 5mengkomunikasikan merupakan aktivitas siswa dinyatakan tidak tuntas. Padayang mencerminkan indikator dari pertemuan 2, siswa yang mengikuti postestpendekatan saintifik. Hal ini sesuai dengan adalah 34 siswa, dengan siswa yangpendapat yang menyatakan bahwa dinyatakan tuntas adalah 32 siswa dan 2pendekatansaintifikmerupakan siswa dinyatakan tidak tuntas. Ketuntasanpembelajaran yang mengadopsi langkah- klasikal tersebut telah sesuai menurutlangkah saintis dalam membangun kriteria ketuntasan minimal (KKM) yangpengetahuan melalui metode ilmiah. ada di SMAN 3 Surabaya, yaitu kelasDengan langkah-langkah tersebut, nantinya dikatakan tuntas jika 75% dari jumlahsiswa dapat mengembangkan pengetahuan siswa tuntas secara individu. Ketuntasanyang mereka miliki sebelumnya serta hasil belajar siswa pada pertemuan ke-1memecahkan masalah yang mereka dan pertemuan ke-2 disajikan dalamdapatkan[9].Pendapattersebut, Gambar 3:menunjukkan bahwa penerapan modelpembelajaran inkuiri terbimbing yangtelah dilakukan mampu memfasilitasimunculnya aktivitas siswa yang menjadiindikator dari pendekatan saintifik,85.3 94.1100.0sehinggasiswadapatmelakukan50.014.7 5.9pendekatan saintifik.TuntasHasil BelajarData hasil belajar siswa diperolehdari instrumen lembar soal tes. Tesdilakukan dua kali yaitu proses setelahpembelajaran dengan model inkuiriterbimbing dengan pendekatan saintifik.Hasil data dapat menunjukkan bahwasiswa dikatakan tuntas secara individu jikamemperoleh nilai 75 dan secara klasikaldapat dikatakan tuntas jika 75% dari% hasil belajarGrafik PersentaseHasil Belajar Siswa0.0Tidak TuntasGambar 3. Peningkatan Hasil BelajarBerdasarkan Gambar 3 dapatdilihat perubahan hasil belajar siswa mulaidari pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2secara berturut-turut yang mencapai 85,3%dan 94,1%. Hasil tersebut, tidak terlepasdari adanya pendekatan saintifik selamapembelajaran berlangsung.109

Unesa Journal of Chemical EducationVol. 3, No. 3 , pp. 105-111, September 2014ISSN:siswa secara individu dapat terukurdengan baik.2. Soal post test yang digunakansebaiknya lebih bervariasi denganadanya soal essay tidak hanya pilihanganda saja agar dapat mengetahuisecara maksimal kemampuan siswadengan pendekatan saintifik.DAFTAR PUSTAKA1. Departemen Pendidikan Nasional.2006. Peraturan Menteri PendidikanNasional Republik Indonesia Nomor20 Tahun 2003 Tentang SistemPendidikanNasional.Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.2. Departemen Pendidikan Nasional.2013. Peraturan Menteri PendidikanNasional Republik Indonesia Nomor 70Tahun 2013 Tentang Sistem PendidikanNasional.Jakarta:DepartemenPendidikan Nasional.3. Departemen Pendidikan Nasional.2013. Peraturan Menteri PendidikanNasional Republik Indonesia Nomor 64Tahun 2013 Tentang Standar IsiPendidikan Dasar dan Menengah.Jakarta:DepartemenPendidikanNasional.4. Alberta. 2004. Focus On Inquiry ATeacher’s Guided to ImplementingInquiry-Based Learning.Canada: StreetNW.5. 2013. Kurikulum 2013Kompetensi Dasar Sekolah MenengahAtas (SMA) / Madrasah Aliyah (MA).Jakarta: Kementerian Pendidikan danKebudayaan.2252-94546. Riduwan. 2011. Skala PengukuranVariabel-Variabel Penelitian. Bandung:Alfabeta.7. Syarifuddin, Sony. 2012. ningkatkanKemampuan Metakognitif Regulasi DiriKelas XI IPA 1 SMAN 1 Manyar dipublikasikan. Surabaya: UNESA8. Nur, Mohammad & Prima Retno. 2008.Pengajaran Berpusat Kepada Siswadan Pendekatan Konstruktivis dalamPengajaran (edisi 5). Surabaya:UNESA9. Poerwati, Loeloek. 2013. PanduanMemahami Kurikulum 2013. Jakarta:PT. Prestasi Pustaka Raya.10. Fitriyani, Rizky Dwi. 2013. PenerapanModel Pembelajaran BerdasarkanMasalahuntukMelatihkanKeterampilan Proses Pada MateriLarutan Elektrolit dan Non ElektrolitKelas X. Skripsi tidak dipublikasikan.Surabaya: UNESA11. Trianto.2007.Model-ModelPembelajaran Inovatif BerorientasiKonstruktivistik. Surabaya: PrestasiPustaka.12. Wahyuningtyas,Devi.2013.Implementation of Inquiry LearningModel to Train Process Skill In AcidBase Matter For Grade XI Student ofSMAN 15 Surabaya. Skripsi tidakdipublikasikan. Surabaya: UNESA13. Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajardan Pembelajaran. Cetakan Kedua.Jakarta: PT. Rineka Cipta, DepartemenPendidikan dan Kebudayaan RI.111

Unesa Journal of Chemical EducationVol. 3, No. 3 , pp. 105-111, September 2014ISSN:Penelitian Fitriani menyimpulkanbahwa adanya peningkatan nilai tes padamodel pembelajaran berdasarkan masalahuntuk melatihkan keterampilan prosesmateri larutan elektrolit dan non elektrolitdengan nilai g sebesar 0,65 yangtermasuk kategori sedang, selain itu tiaptiap aspek pada keterampilan proses jugamengalami peningkatan [10].Hal ini sesuai dengan tujuan modelpembelajaran inkuiri terbimbing, di manainkuiri yang terarah persoalan memangharus sangat jelas. Bila muncul banyakpersoalan yang diajukan oleh siswa denganmelihat gejala yang ada, dapat dipilih salahsatu yang terpenting dan soal itu memangdipecahkan oleh siswa [11].Respon SiswasAngket respon siswa diberikankepada siswa pada pertemuan ke-2 yangterdiri dari 9 pertanyaan. Data angketresponsiswadigunakansebagaipendukung peneliti atas keberhasilanpenerapan model pembelajaran inkuiriterbimbing ini dengan pendekatan saintifikkelas X-MIA 5. penerapan modelpembelajaran inkuiri terbimbing dapatmenarik minat belajar siswa denganpersentase sebesar 94,1%. Siswa menjadilebih aktif dalam pembelajaran di kelasserta sebesar 85,3%. Siswa terlatih untukproses pendekatan saintifik. Siswamenginginkan kegiatan pembelajaran yangtelah dilakukan dapat diterapkan padamateri lainnya sebesar 91,2%. Siswa sudahdapat menyebutkan pengertian larutanelektrolit dan non elektrolit sebesar 91,2%.Siswa dapat mendeskripsikan bahwalarutan elektrolit dapat berupa senyawa iondan senyawa kovalen polar sebesar 88,2%.Selama berkelompok siswa terlibat aktifberdiskusi dengan anggota kelompoksebesar 94,1%. Siswa mudah memahamimateri yang diajarkan dengan pendekatansaintifik sebesar 88,2%. Pembelajaranyang telah dilakukan mampu melatih siswauntuk dapat menemukan sendiri tentangkonsep materi yang diajarkan sebesar85,3%. Serta siswa dapat mengelompokanlarutan elektrolit dan non elektrolitberdasarkan daya hantar listriknya sebesar82,3%.2252-9454Bedasarkan hasil respon siswa daripenelitian Wahyuningtyas menyimpulkanbahwa hasil respon siswa menunjukkanrespon positif terhadap n proses siswa sebesar 89%[12].Hal tersebut sesuai denganpendapat yang menyatakan bahwa inkuirimerupakan pembelajaran bukan berpusatpada guru, melainkan pada siswa. Prosesproses yang terdapat dalam inkuiriterbimbing dapat dialami oleh siswasehingga akhirnya siswa akan menemukansendiri suatu konsep atau pengetahuantertentu embahasan disimpulkan bahwa:1. Keterlaksanaan model pembelajaraninkuiri terbimbing dengan pendekatansaintifik telah berlangsung dengansangat baik dengan rincian padapertemuan I mendapat nilai rata-rata82,8 % dan 88,1% pada pertemuan II.2. Aktivitas siswa yang mengalamipeningkatan pada pendekatan saintifikyakni aktivitas mengamati, menanya,dan mengumpulkan informasi sebesar23,1%, 11,2%, dan 13,3% padapertemuan I dan 23,2%, 16,7%, dan18% pada pertemuan II dari totalwaktu 2x 3jp.3. Ketuntasan belajar klasikal (tercapaiapabila 75%) pada pertemuan I danpertemuan II telah tercapai denganrincian adalah 85,3% siswa tuntas padapertemuan I dan 94,1% siswa tuntaspada pertemuan II.4. Respon siswa dapat dikatakan mbingdengan pendekatan saintifik persentaserata-rata tiap item adalah 88,8%.SaranDari hasil penelitian yang telahdilakukan, saran yang dianjurkan adalah:1. Siswa diberikan cukup waktu dalampengerjaan post test agar hasil belajar110

Unesa Journal of Chemical EducationVol. 3, No. 3 , pp. 105-111, September 2014ISSN:siswa secara individu dapat terukurdengan baik.2. Soal post test yang digunakansebaiknya lebih bervariasi denganadanya soal essay tidak hanya pilihanganda saja agar dapat mengetahuisecara maksimal kemampuan siswadengan pendekatan saintifik.DAFTAR PUSTAKA1. Departemen Pendidikan Nasional.2006. Peraturan Menteri PendidikanNasional Republik Indonesia Nomor20 Tahun 2003 Tentang SistemPendidikanNasional.Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.2. Departemen Pendidikan Nasional.2013. Peraturan Menteri PendidikanNasional Republik Indonesia Nomor 70Tahun 2013 Tentang Sistem PendidikanNasional.Jakarta:DepartemenPendidikan Nasional.3. Departemen Pendidikan Nasional.2013. Peraturan Menteri PendidikanNasional Republik Indonesia Nomor 64Tahun 2013 Tentang Standar IsiPendidikan Dasar dan Menengah.Jakarta:DepartemenPendidikanNasional.4. Alberta. 2004. Focus On Inquiry ATeacher’s Guided to ImplementingInquiry-Based Learning.Canada: StreetNW.5. 2013. Kurikulum 2013Kompetensi Dasar Sekolah MenengahAtas (SMA) / Madrasah Aliyah (MA).Jakarta: Kementerian Pendidikan danKebudayaan.2252-94546. Riduwan. 2011. Skala PengukuranVariabel-Variabel Penelitian. Bandung:Alfabeta.7. Syarifuddin, Sony. 2012. ningkatkanKemampuan Metakognitif Regulasi DiriKelas XI IPA 1 SMAN 1 Manyar dipublikasikan. Surabaya: UNESA8. Nur, Mohammad & Prima Retno. 2008.Pengajaran Berpusat Kepada Siswadan Pendekatan Konstruktivis dalamPengajaran (edisi 5). Surabaya:UNESA9. Poerwati, Loeloek. 2013. PanduanMemahami Kurikulum 2013. Jakarta:PT. Prestasi Pustaka Raya.10. Fitriyani, Rizky Dwi. 2013. PenerapanModel Pembelajaran BerdasarkanMasalahuntukMelatihkanKeterampilan Proses Pada MateriLarutan Elektrolit dan Non ElektrolitKelas X. Skripsi tidak dipublikasikan.Surabaya: UNESA11. Trianto.2007.Model-ModelPembelajaran Inovatif BerorientasiKonstruktivistik. Surabaya: PrestasiPustaka.12. Wahyuningtyas,Devi.2013.Implementation of Inquiry LearningModel to Train Process Skill In AcidBase Matter For Grade XI Student ofSMAN 15 Surabaya. Skripsi tidakdipublikasikan. Surabaya: UNESA13. Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajardan Pembelajaran. Cetakan Kedua.Jakarta: PT. Rineka Cipta, DepartemenPendidikan dan Kebudayaan RI.111

penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan pendekatan saintifik (scientific approach) pada materi pokok larutan elektrolit dan non elektrolit kelas x mia 5 sman 3 surabaya implementation of guided inquiry model with scientific approach on electrolyte and non electrolyte solution in class x mia 5 sman 3 surabaya

Related Documents:

Untuk penelitian ini, model inkuiri yang digunakan adalah model inkuiri terbimbing. Inkuiri terbimbing (guided inquiry) adalah inkuiri yang mengacu pada tindakan utama guru mengajukan permasalahan, peserta didik menentukan proses dan penyelesaian masalah. (Zulfiani, 2009, hlm. 121-122). Pembelajaran yang menggunakan model inkuiri terbimbing .

Nurhikma, 2020, Model pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Pembelajaran Fisika, Skripsi. Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguaran dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Bagaimana konsep penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam proses pembelajaran fisika, (2)

hasil belajar dengan berpikir kreatif siswa setelah penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan nilai korelasi sebesar 0,455 termasuk dalam kategori cukup dengan taraf signifikansi 0,033 0,05; (4) pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar dan berpikir kreatif siswa pada .

model inkuiri yang penetapan masalahnya ditentukan sendiri oleh . INKUIRI BEBAS MODIFIKASI Metode Pembelajaran Inkuiri Dalam proses belajar mengajar dengan metode inkuiri terbimbing, siswa dituntut untuk menemukan konsep melalui petunjuk-petunjuk . penerapan metode Inkuiri di tempat kerja Anda, dilihat dari: 1. Karakteristik siswa 2 .

Inkuiri terbimbing adalah suatu pendekatan dimana siswa diarahkan untuk mendapatkan suatu kesimpulan dari serangkaian aktivitas yang dilakukan sehingga siswa seolah-olah mendapatkan sendiri pengetahuan tersebut (Asy'ari, 2006: 51). Penerapan model pembelajaran ini Penerapan Model Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa

Penerapan model pembelajaran inkuiri berbantuan . Menurut Suharini dkk pembelajaran dengan model inkuiri yang . 7Metaputri, N. K., Margunayasa, I. G., & Garminah, N. N, "Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Minat Belajar terhadap Keterampilan Proses Sains Pada Siswa Kelas IV SD". MIMBAR PGSD .

2. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan proyek video pada materi laju reaksi dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas XII MM 1 SMK Negeri 1 Amuntai D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa Pembelajaran Kimia dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing

pembelajaran yaitu dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Berdasarkan hasil pra penelitian bahwa kemampuan literasi sains dan sikap ilmiah peserta didik masih rendah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap literasi sains dan sikap ilmiah peserta didik