BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Seni Budaya Dan Prakarya A .

1y ago
7 Views
3 Downloads
1.01 MB
16 Pages
Last View : 8d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Hayden Brunner
Transcription

BAB IIKAJIAN PUSTAKAA.Kajian Teori1.Pembelajaran Seni Budaya dan Prakaryaa.Konsep Dasar Pendidikan Seni Budaya dan PrakaryaMuatan Seni Budaya dan Prakarya sebagaimana yang diamanatkan dalamPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang StandarNasional Pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karenabudaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Dalam mata pelajaran SeniBudaya dan Prakarya, aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri tetapiterintegrasi dengan seni. Karena itu, mata pelajaran Seni Budaya dan Prakaryapada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya. (Barmin, EkoWijiono, 2007:3) menyatakan bahwa Pendidikan Seni Budaya dan Prakaryadiberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatanterhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberianpengalaman estetik dalam bentukkegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasimelalui pendekatan: belajar dengan seni,belajar melalui, seni dan belajar tentangseni.Pendidikan Seni Budaya dan Prakarya memiliki peranan dalampembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikankebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan yang terdiri ataskecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, logicmatematik, naturalis serta kecerdasan adversitas, kecerdasan kreativitas,10

11kecerdasan spiritual dan moral, dan kecerdasan emosional. Bidang seni rupa,musik, tari, dan keterampilan memiliki kekhasan tersendiri sesuai dengan kaidahkeilmuan masing-masing. Dalam pendidikan seni dan keterampilan, aktivitasberkesenian harus menampung kekhasan tersebut yang tertuang dalam pemberianpengalaman mengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi. Semua ini diperolehmelalui upaya eksplorasi elemen, prinsip, proses, dan teknik berkarya dalamkonteks budaya masyarakat yang beragam.b.Sifat Pendidikan Seni Budaya dan PrakaryaSesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Pendidikan SeniBudaya dan Prakarya memiliki sifat multilingual, multidimensional, danmultikultural. Hal ini ditegaskan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).1) Sifat MultilingualSifat multilingual dimaksudkan bahwa melalui seni dapatmengembangkan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatifdengan berbagai cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak,peran, dan berbagai perpaduannya. Untuk memiliki kemampuan ini,peserta didik dapat mempelajari berbagai disiplin pendidikan seniseperti seni rupa, seni musik, seni tari atau seni drama baik secaraterpisah maupun secara terpadu.2) Sifat MultidimensionalMaksud dari sifat multidimensional adalah melalui pendidikan senidapat dikembangkan beragam kompetensi meliputi konsepsi(pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasidengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika,kinestetika, dan etika.3) Sifat MultikulturalSifat multikultural mengandung makna pendidikan senimenumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasiterhadap beragam budaya Nusantara dan Mancanegara. Hal inimerupakan wujud pembentukan sikap demokratis yangmemungkinkan seseorang hidup secara beradab serta toleran dalammasyarakat dan budaya yang majemuk. Melalui pendidikan ini

12peserta didik mengenal keanekaragaman karya dan hasil budayadari berbagai daerah, suku bangsa bahkan dari berbagai negara.c.Ruang Lingkup Pembelajaran Seni Budaya dan PrakaryaBerdasarkan KTSP, ruang lingkup matapelajaran Seni Budaya danPrakarya meliputi aspek-aspek sebagai berikut:1) Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalammenghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetakmencetak, dan sebagainya.2) Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal,memainkan alat musik, apresiasi karya musik.3) Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuhdengan dan tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari.4) Seni drama, mencakup keterampilan pementasan denganmemadukan seni musik, seni tari dan peran.5) Keterampilan, mencakup segala aspek kecakapan hidup (life skills)yang meliputi keterampilan personal, keterampilan sosial,keterampilan vokasional dan keterampilan akademik.2.Kemampuan Mengenal Warnaa.Pengertian Kemampuan Mengenal WarnaSecara etimologi kemampuan diartikan sebagai kesanggupan ataukecakapan. Menurut Robbins (dalam Suratno 2005: 1) kemampuan adalahkapasitas individu melaksanakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Mengenalwarna merupakan salah satu indikator sains termasuk ke dalam bidangpengembangan kognitif. Mengenalkan warna kepada anak dapat membentukstruktur kognitif, dalam proses pembelajaran anak akan memperoleh informasiyang lebih banyak sehingga pengetahuan dan pemahamannya akan lebih kaya danlebih dalam. Dalam hal ini anak mengetahui warna secara konsep berdasarkanpengalaman belajarnya.

13Proses pembelajaran pengenalan warna harus mengacu pada pembelajaranyang sistematis, dalam penilaian hasil pembelajaranpun hendaknya dapat terukurdan teramati. Anak dapat menunjuk artinya anak mampu memperlihatkan warnadengan cara mengacungkan atau mengarahkan warna dengan jarinya, kemampuantersebut dapat terbentuk melalui penguasaan bahasa dan motorik halus anakdengan pemahaman terhadap warna. Anak dapat menyebutkan artinya anakmampu mengucapkan atau menyatakan warna yang dilihat dengan benar,kemampuan tersebut dapat terbentuk melalui penguasaan bahasa anak denganpemahaman terhadap warna, sedangkan anak dapat mengelompokkan artinya anakmampu menggumpulkan satu jenis warna menjadi satu, kemampuan tersebutdapat terbentuk melalui penguasaan bahasa anak dengan pemahaman terhadapwarna. Kemampuan anak dalam hal menunjuk, menyebut, dan mengelompokkanwarna ini sebagai dasar anak usia dini untuk membangun kemampuan kognitiflogika.Sebagaimana pendapat Harun Rasyid, dkk.(2009: 252) bahwa ngwarnamerupakankemampuan kognitif-logika anak yang digunakan sebagai dasar ngkungandansituasibaru.Kemampuan tersebut membentuk skema baru, sehingga anak memilikikemampuan aktivitas memproses informasi.Berdasarkan pendapat di atas, kemampuan mengenal warna adalahkesanggupan anak dalam mengetahui warna dengan cara menunjuk, menyebut,dan mengelompokkan warna yang dimaksutkan guru melalui kegiatan-kegiatanpengenalan warna.

14b.Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Mengenal upperkembangan kognitif yang harus dikuasai anak. Moeslichatoen R. (2004:9)berpendapat bahwa untuk mengembangkan kognisi anak dapat dipergunakanmetode yang mampu menggerakkan anak untuk berpikir, menalar, mampumenarik kesimpulan dan membuat generalisasi. Selain hal tersebut menurutAhmad Susanto (2012: 9) mengatakan “.anak-anak adalah pribadi yang kreatif,suka bertanya, rasa ingin tahu yang tinggi dan suka berimajinasi”. Dilihat darikarakteristik anak tersebut yang selalu bergerak, mempunyai rasa ingin tahu, danimajinasi yang tinggi, guru harus memiliki strategi pembelajaran yang mampumeningkatkan motivasi rasa ingin tahu, dan mengembangkan imajinasi anak.Karena tidak semua anak memiliki motivasi belajar yang baik saat prosespembelajaran. Anak yang tidak memiliki motivasi belajar saat di kelas akanmengalami berbagai masalah dalam hasil belajarnya atau perkembangannya.Seperti halnya dalam kegiatan pengenalan warna, anak-anak yang belum dapatmenunjuk, menyebut, dan mengelompkkan warna pasti dipengaruhi beberapafaktor baik itu faktor eksternal maupun internal.Sugihartono, dkk. (2007: 78)menyatakan faktor yang mempengaruhi belajar seseorang antara lain:1)2)Faktor internalFaktor internal adalah faktor dari dalam diri anak, yang meliputikeadaan jasmani dan rohani anak.Faktor jasmani seperti faktorkesehatan dan cacat tuhuh, sedangkan faktor psikologi sepertiintelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dankelelahan. Faktor kesehatan akan berdampak pada polaperkembangan anak saat mengikuti pembelajaran, karena bilafaktor kesehatan anak terganggu pasti akan mengalami kesulitanbelajar atau konsentrasi berpikir anak saat mengikuti kegiatan dikelas berkurang.Faktor eksternal

15Faktor eksternal adalah faktor dari luar individu anak, meliputikondisi keluarga, sekolah dan masyarakat. Faktor keluarga seperticara mendidik orang tua, suasana rumah, relasi antar anggotakeluarga, dan keadaan ekonomi. Faktor sekolah meliputi metodemengajar guru, kurikulum, hubungan guru dengan anak, hubunganantar anak, metode belajar, keadaan sekolah, dan sebagainya.Sedangkan faktor masyarakat meliputi teman bergaul, bentukkehidupan masyarakat (kultur), dan masih banyak yang lain.Adapun kategori motivasi belajar anak yang harus dilakukan guru menurutKeller (Sugihartono, 2007: 79- 80) antara lain:1)2)3)4)Perhatian muncul didorong rasa ingin tahu. Oleh karena itu rasaingintahu ini perlu mendapatkan rangsangan sehingga anak selalumemberikan perhatian terhadap materi yang diberikan guru. Peranguru di sini selalu mendorong anak dengan melibatkan anak dalamproses kegiatan di dalam kelas.RelevansiReverensi menunjukkan adanya hubungan antara materipelajarandengan kebutuhan dan kondisi siswa. Motivasi siswa akanterpelihara apabila siswa menganggap apa yang dipelajarimemenuhi kubutuhan pribadi, bermanfaat dan sesuai dengan nilaiyang dipegang.Kepercayaan diriMerasa diri mampu adalah potensi untuk dapat berinteraksi secarapositif dengan lingkungan. Hal ini berhubungan dengan keyakinanpribadi bahwa diri anak memiliki kemampuan untuk melakukantugas yang menjadi syarat keberhasilan. Intinya anak menyadaribahwa untuk mendapatkan sesuatu harus dengan berusaha dankemampuan sendiri.KepuasanKeberhasilan dalam mencapai tujuan akan menghasilkan kepuasan,dan anak akan merasakan motivasi untuk mencapai suatu tujuanserupa. Kepuasan dalam mencapai tujuan dipengaruhi olehkonsekuensi yang diterima baik yang berasal dari dalam atau dariluar diri anak. Untuk meningkatkan dan memelihara motivasi anak,guru dapat memberikan penguatan berupa pujian, pemberiankesempatan, dan sebagainya.3.Materi Warnaa.Pengertian WarnaWarna merupakan unsur pertama yang terlihat oleh matabdari suatu benda.Menurut Depdiknas (2005: 113) warna adalah kesan yang diperoleh mata dari

16cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang dikenainya. Kemampuanmengenal warna pada anak merupakan unsur penting yang dapat membantu anakdalam mengenal unsur-unsur keindahanyang berwujud dan dapat dinikmati olehindra penglihatan sesuai bentuk dari ruang (warna) tersebut.Warna bersumber dari cahaya, apabila tidak ada cahaya warna tidak akanterlihat oleh mata. Dengan demikian unsur penting untuk menikmati warna adalahcahaya dan mata. Sajiman Ebdi Sanyoto (2005: 9) mendefinisikan warna secarafisik dan psikologis. Warna secara fisik adalah sifat cahaya yang dipancarkan,sedangkan secara psikologis warna adalah sebagai bagian dari pengalaman inderapenglihatan. Unsur penting dari warna adalah objek (benda) yang kemudianditerima oleh mata karena adanya pantulan dari cahaya yang mengenai benda.Dengan demikian secara umum, warna didefinisikan sebagai unsur cahayayang dipantulkan oleh sebuah benda dan selanjutnya diintrepetasikan oleh kerjaotak ke mata berdasarkan cahaya yang mengenai benda.b.Penggolongan WarnaMenurut asal kejadian warna dibagi menjadi dua yaitu warna additive dansubtractive.Warna additive adalah warna yang berasal dari cahaya dan disebutspektrum.Warna subtractive sendiri adalah warna yang berasal dari bahan dandisebut pigmen (Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2005: 17-19). Hal tersebut diperkuatdengan pendapat Newton (Sulasmi Darma Prawira, 1989) yang mengungkapkanbahwa warna adalah fenomena alam berupa cahaya yang mengandung spektrumwarna atau 7 warna pelangi dan pigmen. Pigmen sendiri adalah pewarna yanglarut dalam cairan pelarut seperti cat air, cat minyak, akrilik, dan sebagainya.

17Rustam & Hardi(2003: 80) menyatakan bahwa: “Kita dapat melihat warnakarena adanya seberkas gelombang cahayayang terurai hingga terjadi spektrumwarna, masing-masing mempunyai kekuatan gelombang menuju ke mata sehinggakita dapat melihat warna. Spektrum cahaya itu sendiri terdiri dari warna pelangiyang kita kenal, yakni merah, jingga (oranye), kuning, hijau, biru, nila(indigo) danungu (violet), yang berurutan sehingga membentuk lingkaran warna. Warnawarna ini disebut warna dasar, disamping warna putih dan hitam”. Teori Prangdalam Hakim Rustam dan Hardi Utomo (2003: 80) mengelompokkan kelas warnasebagai berikut:1)2)3)4)5)Primary: merupakan warna utama/ pokok yaitu merah, kuning danbiru.Binary: warna kedua dan terjadi dari gabungan antara dua warnaprimary yaitu merah ditambah biru akan menjadi violet, merah dankuning akan menjadi oranye, dan biru ditambah kuning akanmenjadi hijau.Warna antara (intermedian): warna dari campuran warna primarydan binary, misalnya merah dicampur hijau menjadi merah hijau.Tertiary (warna ketiga): merupakan warna-warna dari campuranwarna binary. Misalkan, violet dicampur dengan hijau dansebagainya.Quanternary: ialah warna campuran dari dua warna tertiary.Sesuai dengan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa warna terdiridariwarna primer, sekunder, dan tersier. Warna primer merupakan warna asliatauwarna utama yan terdiri dari merah, kuning, dan biru, sedangkan warnasekunderdan tersier merupakan hasil campuran dari warna yang akanmenghasilkan warna lain atau di luar warna merah, kuning dan biru. Sehinggauntuk siswa tunagrahita guru dapat mengenalkan bermacam-macam warnaterutama warna primer sebagai dasar awal pengenalan warna. Menurut Sarwo(2015: 34) warna primer disebut warna pertama atau warna pokok. Disebut warna

18primer karena warna tersebut tidak dapat dibentuk dari warna lain. Disebut warnapokok karena warna tersebut dapat digunakan sebagai pokok pencampuran untukmemperoleh warna-warna yang lain. Nama-nama warna primer tersebut adalah:1) Biru, nama warna sebenarnya adalah sian (cyan), yaitu biru semuhijau. Pada tube catsering tidak ada warna sian, maka dapatmenggunakan cerulean blue atau bisa dengan cobalt blue. Warnacyan yang sebenarnya terdapat pada warna bahan tinta cetak.2) Merah, nama sebenarnya magenta, yaitu merah semu ungu. Padatube cat sering tidak ada warna magenta. Yang dekat denganmagenta adalah carmine. Sedangkan warna magenta yangsebenarnya terdapat pada warna bahan tinta cetak.3) Kuning, dalam tube cat disebut lemon yellow, dalam tinta cetakdisebutyello.c.Manfaat Pengenalan WarnaManfaat pengenalan warna yang dikemukakan oleh Montulalu (2005: 74)adalah sebagai berikut:1)2)3)4)5)6)7)8)Menyesuaikan bentuk dan warnaMengkombinasikan warnaMelihat hubungan antara bentuk, ukuran dan warnaMenggores dan menggambar sesuatu sesuai petunjuk guruMengembangkan kreativitas anakMengembangkan kemampuan sensorisMengembangkan kemampuan koordinasi mata-tanganAnak menjadi sangat tertarik dan merasa senang sehingga rasaingin tahu muncul pada saat pembelajaran pengenalan warna, dan9) meningkatkan motivasi belajar anak.Jadi manfaat pembelajaran pengenalan warna antara lain ngkankreativitas,mengembangkan sensori, melatih koordinasi mata dan tangan, menumbuhkanminat belajar, dan meningkatkan motivasi belajar. Namun dalam mengenalkanwarna pada anak dibutuhkan peran pendidik untuk memberikan stimulasi secaraterus menerus agar anak mampu mengenal warna diharapkan secara umum anak

19dapat menunjuk, menyebut, dan mengelompokkan warna terutama warna dasardan komplemennya sesuai kegiatan yang digunakan guru.4.Media Kereta Warnaa.Pengertian Media Kereta WarnaMedia Kereta Warna adalah alat yang berupa gerbong yang terbuat darikayu dan menggunakan cat dan bahan dasar air serta finishing yang halussehingga aman untuk anak serta kartu bergambar dengan warna yang berbeda.Pada sisi luar gerbong kereta, warnanya merah, kuning, biru dan terdapat macammacam kartu berwarna yang bertempelkan gambar benda yang yang nantinyaakan diberi warna oleh siswa. Media ini mengajak siswa untuk belajar mengenalwarna pada kartu berwarna yang terletak di dalam gerbong.b.Kelebihan Media Kereta WarnaBerdasarkan pendapat Depdiknas (2007) kereta angka dapat membantuanak dalam kemampuan berhitungnya, melalui pengamatan terhadap benda-bendakongkrit, gambar-gambar atau angka-angka yang terdapat di sekitar anak.Kelebihan penggunaan media Kereta Warnaadalah sebagai berikut:1)Siswa seakan-akan melihat benda yang nyata dengan media kereta warna2)Siswa lebih tertarik untuk berpikir dan menyelidikinya3)Pembelajaran lebih menyenangkan karena siswa dapat belajar langsungdengan menggunakan bahan-bahan replika atau mirip dengan aslinya4)Siswa lebih mudah memahami warna dengan warna yang bermacammacam disetiap gerbong dan kartu bergambar

20c.Kekurangan Media Kereta WarnaKekurangan penggunaan media Kereta Warna adalah sebagai berikut:1)Biaya pembuatannya membutuhkan banyak waktu dan sedikit mahal2)Membutuhkan keterampilan dalam pembuatannyad.Langkah-Langkah Media Kertas WarnaLangkah-langkah menggunakan media Kereta Warna merujuk padalangkah-langkah menggunakan media Kereta Bernomor berdasarkan penelitianyang telah dilakukan oleh Muji Wistini (2013) yaitu sebagai berikut:1)2)3)Langkah PerencanaanPerencanaan yang dilahirkan oleh guru antara lain yaitu mengemasatau memodifikasi permainan kereta bemomor yang disesuaikandengan tema dan indikator yang akan diajarkan.Langkah danmemperkenalkan kepada anak tentang kegiatan yang akandilakukan dengan permainan kereta bernomor. Pelaksanaan keduaguru mendemonstrasikank egiatan bermain kereta bernomordengan memasang angka secara urut pada gerbong yang telahdisiapkan dan membilang atau menyebut urutan bilangan 1-10.Pelaksanaank etiga, guru mengajak anak untuk bermain.Langkah Tindak LanjutSetelah dilaksanakan demonstasi pelaksanaan pembelajaran denganbermain permainan kereta bemomor oleh guru, dan permainan inidapat dilaksanakan oleh anak, maka untuk memperoleh hasilbelajar yang maksimal, permainan kereta bernomor ini seyogyanyadilaksanakan secara terus menerus dan disesuaikan denganindikator yang diajarkan.5.Tunagrahitaa.Pengertian TunagrahitaAnak tunagrahita secara umum mempunyai tingkat kemampuan intelektualdi bawah rerata. Selain itu juga mengalami hambatan terhadap perilaku adaptifselama masa perkembangan hidupnya dari 0 tahun hingga 18 tahun. Menurut

21Bandi Delphie (2006) anak dengan hendaya perkembangan kemampuan(tunagrahita), memiliki problema belajar yang disebabkan adanya hambatanperkembangan inteligensi, mental, emosi, sosial dan fisik.Menurut M. Ramadhan, tunagrahita adalah anak yang memiliki gangguanmental intelektual. Anak tunagrahita cenderung memiliki intelegensi di bawahrata-rata normal. Disertai dengan ketidakmampuan dalam perilaku adaptif yangmuncul dalam masa perkembanganjnya.Perilaku adaptif diartikan sebagaikemampuan seseorang memikul tanggung jawab sosial menurut ukuran normalsosial tertentu. Sifatnya kondisional sesuai dengan tahapan perkembangannya.Menurut Smith dkk (2002: 99) bidang perilaku adaptif yang menjadi perhatianuntuk diobservasi meliputi hal-hal sebagai berikut:1)2)3)4)5)6)7)8)9)Menolong diri sebagai bentuk penampilan pribadi, meliputi: maka,minum, menyuap, berpakaian, pergi ke WC, berpatut diri, danmemelihara kesehatan diri.Perkembangan fisik, meliputi keterampilan gerak (gross dan finamotor).Komunikasi, meliputi bahasa reseptif dan bahasa ekspresif.Keterampilan sosial, meliputu keterampilan bermain, keterampilanberinteraksi, berpartisipasi dalam kelompok, bersikap ramah-tamahdalam pergaulan, perilaku seksual, tanggungjawab terhadap dirisendiri, kegiatan memanfaatkan waktu luang, dan ekspresi emosi.Fungsi kognitif, meliputi pengetahuan akademik dasar (sepertipengetahuan tentang warna), membaca, menulis, fungsi-fungsipengenalan terhadap angka, waktu, uang, dan pengukuran.Memelihara kesehatan dan keselamatan diri, meliputi mengatasiluka, berkaitan dengan masalah kesehatan, pencegahan kesehatan,keselamatan diri, memelihara diri secara praktis.Keterampilan berbelanja, meliputi penggunaan uang, berbelanja,kegiatan di bank, dan cara mengatur pembelanjaan.Keterampilan domestic, meliputi membersihkan rumah,memelihara dan memperbaiki barang-barang yang ada di rumah,cara membersihkan atau mencuci, keterampilan dapur, danmenjaga keselamatan rumah tangga.Orientasi lingkungan, meliputi keterampilan melakukan perjalanan,memanfaatkan sumber-sumber lingkungan, penggunaan telepon,dan menjaga keselamatan lingkungan.

2210) Keterampilan vokasional, meliputi kebiasaan bekerja sertaperilakunya, keterampilan mencari pekerjaan, penampilan dirisebagai karyawan/pekerja, perilaku sosial dalam pekerjaan, danmenjaga keselamatan kerja.b.Pengelompokan TunagrahitaKlasifikasi anak tunagrahita yang dikemukakan oleh Munzayanah (200:20) ada 6 macam,yaitu sebagai berikut:1)2)3)4)5)6)c.Klasifikasi menurut derajat kecacatannya terbagi menjadi: idiot (IQ0 – 25), ibesil (IQ 25 – 50), debil (IQ 50 – 70).Klasifikasi menurut etiologi antara lain: anak tunagrahita karenaketurunan, anak tunagrahia karena gangguan fisik, anak tunagrahiakarena kerusakan otak.Klasifikasi menurut tujuan pendidikannya: anak perlu dirawat,anak mampu latih, anak mampu didik.Klasifikasi menurut tipe klinis: mongol (mongolisme, mongoloid),microcephalis, cretinisme (kretin, kerdil, cebol), hidrocephalis,ceberal palsy.Klasifikasi dari ”The American Psychiatric Association” adalah:mild deficiency, moderate deficiency, severe deficiency.Klasifikasi menurut American Association on Mental Deficiency(AAMD) atas dasar tinjauan medik, meliputi: penyakit karenainfeksi, penyakit karena introksitasi, penyakit akibat trauma,penyakit ketergantungan metabolisme, pertumbuhan, penyakitakibat pengaruh hormon.Karakteristik TunagrahitaKarakteristik anak tunagrahita yang dikemukakan oleh Munzayanah (2000: 22) adalah sebagai berikut:a.b.Anak Idiot: mereka tidak dapat bercakap-cakap karena kemampuanberfikir rendah, tidak mampu mengerjakan atau mengurus dirinyasendiri meskipum diberilatihan, hidupnya seperti bayi yang selalumembutuhkan perawatan dan pertolongan, kadang-kadang tingkahlakunya dikuasai oleh gerakan yang berlangsung diluarkesadarannya , jadi bersifat otomatis, jarang mencapai umurpanjang karena adanya proses kemunduran organ-organ di dalamtubuhnya (deteriorisasi).Anak Imbisil: dapat menggunakan kata-kata yang sederhana, dapatdilatih untuk merawat diri sendiri, dapat dilatih untuk aktivitas

23c.d.B.hidup sehari-hari, masih membutuhkan pengawasan orang lain,sulit mengadakan sosialisasi.Anak Debil atau Moron: dapat dilatih untuk bermacam-macamtugas yang lebih tinggi atau komplek, dapat dilatih dalam bidangsosial atau intelektual dalam batas-batas tertentu, dapat dilatihuntuk pekerjaan-pekerjaam rutin maupun ketrampilan.Anak mongolism atau mongoloid: letak matanya miring danbisanya jarak antara dua mata lebih jauh dibandingkan dengan anaknormal, serta mata sipit, muka datar, bundar, dan lebar, bibir tebaldan lebar, lidah panjang dan lebar sampai biasanya menjulurkeluar, hidung pesek dan pangkal hidung melebar, tengkorak darimuka sampai dengan belakang kepala pendek, leher belakangpendek.Kajian Penelitian yang RelevanPenelitian terdahulu telah dilakukan oleh Adha, Aditya Dwi Taufikul(2015) dengan judul penenelitian Pemanfaatan Media Kereta Huruf untukMeningkatkan Kemampuan Melafalkan Huruf Vokal pada Anak TuangrahitaKelas II SDLB Kendalrejo Kabupaten Blitar. Penelitian ini mengangkat masalahmengenai peningkatan kemampuan melafalkan huruf vokal. Jenis penelitian iniadalah Penelitian Tindakan Kelas. Pendekatan dalam penelitian ini adalahkualitatif. Penelitian ini dilakukan melalui 2 siklus.Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa pada siklus I pertemuan 1 bahwa siswa yang tuntas belajarsebanyak 2 dengan atau 33,33% dengan kriteria rendah. Sedangkan pada siklus Ipertemuan 2 siswa yang tuntas sebanyak 4 anak atau 66,66% dengan kriteria baik.Pada siklus II pertemuan 1 dapat dianalisis bahwa siswa yang tuntas sebanyak 6siswa atau 83,33% dengan kriteria baik sekali. Pada siklus II pertemuan 2 siswayang tuntas sebanyak 6 siswa atau 100% dengan kriteria baik sekali. Terdapatpersamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan olehAdha dkk. Persamaan terletak pada media yang digunakan yaitu media KeretaHuruf. Sedangkan perbedaannya terletak pada tujuan dan subjek penelitian. Pada

24penelitian ini tujuan yang ditingkatkan yaitu kemampuan melafalkan huruf vokaldan subjek penelitiannya yaitu siswa berkesulitan belajar.Penelitian juga telah dilakukan oleh Ajeng AriefDarmawati (2014)dengan judul “Penggunaan Media Kereta Angka untuk MeningkatkanPembelajaran Matematika Siswa Tunagrahita Kelas 1 di SDLB Sari WiyataWlingi Blitar”. Penelitian ini mengangkat masalah mengenai peningkatanpembelajaran matematika. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif danjenis penelitian PTK. Penelitian ini dilakukan melalui 2 siklus. Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa meningkatnya aktivitas belajar dan hasil belajar siswa yangmeningkat, serta ketuntasan klasikal kelas I mencapai 100% dari keseluruhansiswa. Kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran menggunakan mediaKereta Angka juga meningkat hingga mencapai keberhasilan 96,51% yangtermasuk dalam kategori sangat baik. Terdapat persamaan dan perbedaanpenelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Ajeng. Persamaan terletakpada media yang digunakan yaitu media kereta dan subjek penelitian yaitu siswatuangrahita. Sedangkan perbedaannya terletak pada tujuan penelitian yangditingkatkan.Pada penelitian ini tujuan penelitian yang ditingkatkan adalahkemampuan mengenal warna. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ajengmenggunakan adalah pembelajaran matematika.

25C.Kerangka PikirKerangka berpikir dari kajian teori di atas adalah peningkatan kemampuanmengenal warna pada mata pelajaran SBDP melalui media Kereta Warna padasiswa Tunagrahita kelas II SDN Jatimulyo 1 Malang diharapkan dapatmeningkatkan kemampuan belajar siswa. Adapun bagan kerangka berpikirsebagai berikut:Penyebab:Masalah:1. Pembelajaranmasihmenggunakanmetodeceramah2. Kemampuan menjawabsiswa hanya sekitar 20%untuk jawaban yangbenar3. Konsentrasisiswaselamapembelajaranhanya 5-10 menitJudul:“PeningkatanKemampuan Mengenal Warnapada Mata Pelajaran.SBDP melalui MediaKeretaWarnapadaAnakTunagrahitaKelas II di SDNJatimulyo 1 Malang”1. Konsep pembelajaran yangkurang menarik dan hanyamenggunakan buku teks gurusebagai sumber belajar2. Kegiatan pembelajaran hanyaberfokus pada penyampaianmateri oleh guru sehinggasiswa kurang termotivasi untukberperanaktifdalampembelajaranMetode Penelitian:Solusi:Jenis Penelitian :Penelitian TindakanKelasMenggunakanmedia KeretaWarnaSumber Data :Guru &Siswa TunagrahitaKelas II SDNJatimulyo 1 Malang2.1 Bagan Kerangka Pikir

Wijiono, 2007:3) menyatakan bahwa Pendidikan Seni Budaya dan Prakarya diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian . seperti seni rupa, seni musik, seni tari atau seni drama baik secara . terhadap beragam budaya Nusantara dan Mancanegara. Hal .

Related Documents:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Gaya Hidup 2.1.1.1 Definisi Gaya Hidup Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2016:187) "A lifestyle is a person pattern of life as expressed in activities, interests, and opinions. It portrays the whole person interacting with his or her environment." .

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORETIK Bab ini membahas kajian teori yang bisa memotret fenomena penelitian, meliputi kajian tentang Komunikasi sebagai Interaksi Sosial, Komunikasi sebagai . penyandang autism dalam keran

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran SBDP . etika dan estetika, dan multikultural berarti seni bertujuan menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan berapresiasi terhada

12 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pendidikan Karakter 2.1.1.1 Pengertian Pendidikan Karakter Secara etimotologi, istilah karakter berasal dari bahasa latin character, yang berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlah (Agus

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Beberapa tulisan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur seperti tesis, . teori manajemen, dan teori analisis SWOT. Perbedaan penelitian tersebut di atas adalah perbedaaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL. PENELITIAN . 2.1 Tinjauan Pustaka. Tinjauan pustaka adalah kajian mengenai penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi permasalahan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian terhadap penelitiapenelitian sebelumnya diharapkan memberikan wawasan agar n-

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

1.2 Permasalah Kajian 4 1.3 Kajian Terdahulu 8 1.4 Skop Kajian 21 1.5 Objektif Kajian 21 1.6 Kepentingan Kajian 22 1.7 Metodologi Kajian 26 1.7.1 Sumber-Sumber Primer 27 1.7.2 Sumber-Sumber Sekunder 28 1.7.3 Metode Analisis Data 28 1.8 Huraian Istilah Tajuk Kajian 29 .