Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Dismenore Primer Di .

1y ago
10 Views
2 Downloads
945.58 KB
12 Pages
Last View : 14d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Xander Jaffe
Transcription

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN DISMENORE PRIMER DIPONDOK PESANTREN AL-IMDADYOGYAKARTANASKAH PUBLIKASIDisusun oleh :UMI SALAM ADE1710201222PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS ‘AISYIYAHYOGYAKARTA2019

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN DISMENORE PRIMER DIPONDOK PESANTREN AL-IMDADYOGYAKARTANASKAH PUBLIKASIDiajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai GelarSarjana KeperawatanProgram Studi Ilmu KeperawatanFakultas Ilmu Kesehatandi Universitas ‘AisyiyahYogyakartaDisusun oleh :UMI SALAM ADE1710201222PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS ‘AISYIYAHYOGYAKARTA2019

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN DISMENORE PRIMERUmi Salam AdeUniversitas ‘Aisyiyah YogyakartaEmail: umisalamade16@gmail.comAbstract: The purpose of this survey analytic with crosssectional study is to determine the factors related to theincidences of primary dysmenorrhea at Al-Imdad IslamicBoarding School in Yogyakarta. The sampling method usedthe proportionate random sampling technique with a sampleof 74 respondents. Analysis of the data employed KendalTau, showed that family history (p 0.000) and exercise habits(p 0.003) had correlation with primary dysmenorrheaincidences. While, age of menarche (p 0.445), duration ofmenstruation (p 0.236) and nutritional status (p 0.572) didnot have correlation with primary dysmenorrhea incidences.Key word : Age of menarche, duration of menstruation,family history, nutritional status, exercise habits, theincidence of primary dysmenorrhea.Abstrak: Penelitian survey analytic dengan pendekatan crosssectional ini bertujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuifaktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dismenoreprimer di Pondok Pesantren Al-Imdad Yogyakarta. Tekniksampling menggunakan proportionate stratified randomsampling dengan jumlah sampel 74 responden. Analisa datamenggunakan Kendal Tau menunjukkan ada hubungan antarariwayat keluarga dan kebiasaan olahraga dengan kejadiandismenore primer dan tidak ada hubungan antara usiamenarche, lama menstruasi dan status gizi dengan kejadiandismenore primer.Kata Kunci: Usia menarche, lama menstruasi, riwayatkeluarga, status gizi, kebiasaan olahraga, dan kejadiandismenore primer.

PENDAHULUANDismenore primer adalah nyeriperut yang berasal dari kram rahim danterjadi selama menstruasi tanpa disertaikelainan pada alat-alat genital yangnyata dan biasanya terjadi sekitar 2-3tahun setelah menarche. Gejalanyadapat berupa nyeri pada perut bagianbawah, yang bisa menjalar ke punggungbagian bawah dan tungkai (Sukarni,2013).Angka kejadian dismenore didunia cukup besar, lebih dari 50%perempuan di setiap negara mengalamidismenore. Di Indonesia, diperkirakan55%perempuanusiaproduktifmengalami dismenore (Proverawati danMisaroh 2009 dalam Gustina 2015).Terdapat sebanyak 52% pelajar diYogyakarta tidak dapat melakukanaktifitas harian dengan baik selamamengalami dismenore (Widya dkk.,2001 dalam Widiyanti, 2013).Kejadian dismenore primerdapat mempengaruhi kualitas hidup,produktivitas dan pamanfaatan layanankesehatan selama masa reproduksiwanita. Kejadian dismenore primer inijuga mengganggu aktivitas sehari-harisebagian remaja oleh karena nyeri yangdirasakan (Sakinah, 2016). Kram akibathaid yang kuat dapat menyebabkanterjadinya endometriosis (pertumbuhanjaringan uterus di luar uterus yangmenyebabkannyeri),keluhandismenore harus selalu dianggap seriusdan harus dilakukan upaya untukmengurangiinsidensnya(Corwin,2009).Salah satu upaya pemerintahdalam menangani permasalahan remajaadalah dengan pembentukan ProgramPelayanan Kesehatan Peduli Remaja(PKPR) (Depkes, 2009). Secara khusus,tujuan dari program PKPR adalahmeningkatkan penyediaan pelayanankesehatan remaja yang berkualitas,meningkatkan pemanfaatan Puskesmasoleh remaja untuk mendapatkanpelayanan kesehatan, meningkatkanpengetahuan dan keterampilan remajadalam pencegahan masalah kesehatandan meningkatkan keterlibatan remajadalam perencanaan, pelaksanaan danevaluasi pelayanan kesehatan remaja.Pelayanan ini dilakukan di puskesmas,rumah sakit, dan tempat-tempat dimanaremaja berkumpul (Arsani, Agustini, &Purnomo, 2013).Dismenore primer dapat diatasidengan kompres air hangat, olahragaringan, mengonsumsi cukup cairan,kalsium dan vitamin D. Walaupunbegitu,tetappentinguntukmendiagnosis penyebab dismenoreuntuk menemukan pengobatan yangterbaik. Dalam hal ini sangat diperlukanpemeriksaan dokter (Michelia, 2017).Obat analgesik (penghilang rasa sakit)yang banyak dijual di toko obat bolehdikonsumsiuntukmeredakandismenore, namun dosisnya tidak bolehlebih dari tiga kali sehari (Kusmiran,2014).Menurut Smeltzer & Bare(2002) dalam Rahmani (2014), faktorresiko terjadinya dismenore primeradalah usia Menarche, nulipara, lamamenstruasi dan umur. Sementara Hedrik(2006)dalamRahmani(2014)menyebutkan bahwa faktor resikoterjadinya dismenore primer adalahkebiasaan onarko (2006) dalam Wiyono(2017) menambahkan berat badan(IMT) sebagai faktor resiko terjadinyadismenore primer.Setelah peneliti melakukan studipendahuluan di Pondok Pesantren AlImdad Yogyakarta, didapatkan bahwa15 dari 20 reponden mengalamidismenore. Berdasarkan pengkajiandiperoleh 7 responden menarche diusiayang lebih cepat, 5 respondenmempunyai lama menstruasi yang tidaknormal, 3 responden mempunyai beratbadan lebih, dan hampir semuaresponden tidak mempunyai kebiasaan

olahraga serta tidak mengetahui adanyariwayat keluarga dengan dismenore.Berdasarkan latar belakangpenelitian tersebut, peneliti tertarikuntuk melakukan penelitian tentangfaktor-faktor yang berhubungan dengankejadian dismenore primer di PondokPesantren Al-Imdad Yogyakarta.METODE PENELITIANPenelitian ini menggunakandesain penelitian survey analitik yaitupenelitian yang mencoba menggalibagaimana dan mengapa fenomenakesehatanituterjadi.Metodepengambilan data dilakukan dengancross sectional yaitu pengumpulan datasekaligus pada suatu saat untukmempelajari dinamika korelasi antarafaktor-faktor resiko dengan efeknya(Notoatmodjo, 2012).Populasi yang diteliti adalahsantriwati Pondok Pesantren Al-ImdadYogyakarta berjumlah 275. Populasipada penelitian ini yaitu semuasantriwati dengan tingkat pendidikanSMP dan SMA di Pondok Pesantren AlImdad Yogyakarta dengan total jumlahpopulasi 275 orang. Sampel penelitianini adalah responden yang telahmengalami menstruasi serta memenuhikriteria inklusi dan eksklusi sebanyak74 responden.Penelitian ini menggunakantehnik proportionate stratified RandomSampling. Teknik ini digunakan karenapopulasi mempunyai anggota yang o,2014).Instrumenyang digunakan padapenelitian ini adalah kuesioner faktorfaktor dismenore primer dari penelitiansebelumnya yang telah dilakukan ujivaliditas dan reliabilitas oleh peneliti,Timbangan injak (kg) untuk mengukurBB dan microtoise (m) untuk mengkurTB.Pada penelitian ini variabelterikat yaitu kejadian dismenore primermenggunakan skala ordinal dan variabelbebas yaitu usia menarche, kebiasaanolahraga, status gizi menggunakan skalaordinal dan lama menstruasi, riwayatkeluarga menggunakan skala nominal.Analisadatamenggunakankomputerisasi dengan program SPSS22,0 dengan analisis univariat untukmelihatgambaranmasing-masingvariabel dan analisis bivariat untukmelihat hubungan variabel bebas danterikat menggunakan Kendall tau.HASIL DAN PEMBAHASANAnalisis UnivariatTabel 1. DistribusiRespondenMenurutKejadianDismenore Primer, UsiaMenarche, Lam Menstruasi,Riwayat Keluarga, StatusGizidanKebiasaanOlahragaVariabelKejadian Dismenore PrimerTidak DismenoreDismenore RinganDismenore SedangDismenore BeratTotalUsia MenarcheCepatIdealLambatTotalLama MenstruasiNormalTidak NormalTotalRiwayat KeluargaTidak Ada Riwayat KeluargaAda Riwayat KeluargaTotalStatus aan OlahragaKurang AktifCukup 441817432.455.410.81.410070137494.61.44.0100

Berdasarkan tabel 1 dapatdiketahui bahwa sebagian besarresponden mengalami dismenore ringanyaitu 42 responden (56,7%), menarchedi usia cepat yaitu 37 responden(50,0%), lama menstruasi normal yaitu42responden(56,8%),tidakmempunyai riwayat dismenore primerdalam keluarganya yaitu 54 responden(73%), status gizi normal yaitu 41responden (55,4%) dan kebiasaanolahraga kurang aktif yaitu 70responden (94,6%).Morgan (2009) dalam Suliawati(2013) menjelaskan bahwa dismenoreprimer muncul berupa serangan ringan,kram pada bagian tengah, bersifatspasmoid yang dapat menyebar kepunggung atau paha bagian dalam.Teori ini sejalan dengan hasil analisiskuesioner yang dilakukan penelitibahwa sebagian besar keluhan yangdirasakan responden saat mengalamidismenore adalah nyeri pada punggungdan paha serta sakit kepala.Usia menarche dikelompokkanmenjadi kurang dari 12 tahun tergolongcepat, 13-14 tahun tergolong normaldan lebih dari 15 tahun tergolong lama.Usia menarche yang cepat dapat terjadikarena faktor internal dan eksternal.Faktor internal adalah faktor genetikyang diturunkan, sedangkan faktoreksternal seperti faktor makanan, polahidup, dan status gizi (Santrock, 2003dalam Purba, 2013).Menurut Data (2010) dalamSirait(2015),umumnyalamamenstruasi normal adalah 4–7 haridengan jumlah darah 30–80 mL sekalimenstruasi.Gangguanmenstruasidengan lama menstruasi lebih dari 7hari disebut hipermenorea (menoragia).Nugroho (2011) dalam Putri (2014)menjelaskan bahwa lama menstruasidapat disebabkan oleh faktor psikologismaupun fisiologis. Secara psikologisbiasanya berkaitan dengan tingkatemosional remaja putri yang labil ketikabaru menstruasi. Sementara secarafisiologis lebih kepada kontraksi ototuterus yang berlebihan.Menurut Burnside (1995) dalamPurba (2013), Riwayat penyakit padakeluarga adalah riwayat medis di masalalu dari anggota keluarga yangmempunyai hubungan darah. Padaumumnya terdapat persamaan kondisifisik dalam keluarga. Adanya riwayatkeluarga dan genetik berkaitan denganterjadinya dismenore primer yang berat(Ehrenthal, 2006 dalam Wiyono 2017).Almatsier (2005) dalam Sirait(2015) menjelaskan bahwa status gizinormal merupakan suatu ukuran statusgizi dimana terdapat keseimbanganantara jumlah energi yang masuk kedalam tubuh dan energi yangdikeluarkan dari luar tubuh sesuaidengankebutuhanindividu.Rahmadhayanti (2015) menjelaskanbahwa status gizi yang rendah(underweight) atau status gizi yanglebih(overweight)selainakanmempengaruhi pertumbuhan, fungsiorgan tubuh, juga akan menyebabkanterganggunya fungsi reproduks.Kebiasaanolahragaadalahserangkaian aktivitas yang dilakukansecara terstruktur dengan berpedomanpada aturan-aturan atau kaidah-kaidahtertentu yang tidak terikat padaintensitas dan waktunya (Afriwardi,2009 dalam Bahri, Afriwardi &Yusrawati, 2015). Olahraga yangdianjurkan adalah 3-4x dalam seminggudan setiap kali olahraga minimal 30menit (Sharkey, 2011).Berdasarkanhasilanalisiskuesioner yang dilakukan peneliti,kebiasaan olahraga kurang aktif yangterdapat pada sebagian besar respondendisebabkan karena mereka lebih banyakmelakukan olahraga ringan seperti jalansantai, dimana jenis olahraga ini tidakmemiliki efek besar terhadap kesehatan.

Analisis BivariatTabel 2. Hubungan Usia Menarche, Lama Menstruasi, Riwayat Keluarga,Status Gizi dan Kebiasaan Olahraga dengan Kejadian DismenorePrimerKarakteristikUsia MenarcheCepatIdealLambatTotalLama MenstruasiNormalTidak NormalTotalRiwayat KeluargaTidak Ada RiwayatKeluargaAda Riwayat KeluargaTotalStatus aan OlahragaKurang AktifCukup AktifAktifTotalTidakDismenoref%Kejadian Dismenore Primer (n 90020022.700Berdasarkan tabel 2 dapatdiketahui bahwa responden yangmenarche di usia normal lebih banyakmengalami dismenore ringan yaitu 23responden(31.1%)dibandingkankategori yang lain. Tidak terdapathubungan antara usia menarche dengankejadian dismenore primer (p 0,445).Hasil analisis ini sejalan denganpenelitian dari Sulistyorini dkk (2017)yang menemukan bahwa tidak adahubungan antara usia menarche dengankejadian dismenore primer. Hal ini bisadisebabkan karena terdapat faktorfaktorlainyangmungkinmempengaruhi kejadian disminoreasalah satunya adalah asupan nutrisi padaremaja berbeda-beda. Jenis makananyang tersedia di setiap sekolahan da. Sebagian besar remajamemiliki pola makan yang tidak sehat(sering makan junk food, merokok,tidak pernah berolah raga, dll) akansemakin memicu peningkatan rasa nyerisaat menstruasi.Hasil penelitian ini menemukanbahwa kejadian dismenore ringan lebihbanyak dialami oleh responden denganusia menarche ideal yaitu 23 responden(31,1%) dibadingkan dengan usiamenarche cepat yaitu 19 responden(25,7%). Hal ini berbeda dengan teoridan penelitian sebelumnya. Penelitiberasumsi bahwa perbedaan ini bisadisebabkan oleh faktor lain yang jugaberhubungan dengan dismenore primerseperti tidak adanya riwayat dismenoreprimer dalam keluarga.

Respondendenganlamamenstruasi normal lebih banyakmengalami dismenore ringan yaitu 27responden(36.5%)dibandingkankategori yang lain. Tidak terdapathubungan antara lama menstruasidengan kejadian dismenore primer(p 0,236). Hasil penelitian ini sejalandengan beberapa penelitian sebelumnya.Penelitian dari Nasution (2015)menemukan bahwa tidak terdapathubunganantaravariabellamamenstruasi dengan dismenore primer.Penelitian dari Sirait (2015) juga tidakmenemukan adanya hubungan antaralama menstruasi dengan kejadiandismenore primer, begitupun hasil yangsama ditemukan oleh penelitian dariAsma’ulludin (2016).Lamamenstruasidapatdisebabkan oleh faktor psikologimaupun fisiologi. Faktor psikologiberkaitan dengan tingkat emosionalremaja putri yang cenderung labil,sedangkan faktor fisiologis berkaitandengan produksi hormon prostaglandin.Wanita yang mengalami menstruasilebih lama dari menstruasi normal akanmengalami nyeri ketika mentruasi. Halini dikarenakan kontraksi otot uterusyang berlebih dalam fase sekresisehinggaproduksihormonprostaglandin menjadi berlebih (Sirait,Hiswani, & Jemadi, 2014).Hasil penelitian ini berbedadengan teori yang telah dijelaskansebelumnya. Perbedaan ini bisadisebabkan oleh produksi hormonprostaglandin yang berbeda-beda padasetiap wanita. Peningkatan hormonprostaglandin menyebabkan kontraksiuterus yang tidak teratur dan tidakterkoordinasi (Reeder dan Koniak, 2011dalam Ammar, 2016).Responden yang mempunyairiwayat keluarga dengan dismenoreprimer lebih banyak mengalamidismenore ringan yaitu 34 responden(45.9) dibandingkan kategori yang lain.Terdapat hubungan antara riwayatkeluarga dengan kejadian dismenoreprimer (p 0,000) dengan kekuatanhubungan kategori kuat (r 0,592).Koefisien korelasi (r) bertanda positifberarti adanya riwayat dismenore dalamkeluargameningkatkankejadiandismenore primer pada santri putriPondokPesantrenAl-ImdadYogyakarta.Hasil ini sejalan denganpenelitian dari Zivanna (2017) yangmenemukan bahwa riwayat keluargamemiliki hubungan yang signifikandengan dismenorea primer (p 0,05).Hasil yang didapatkan ini didukungoleh teori dari Pilliteri (2003) dalamPurba (2013) yang menyebutkan bahwariwayat keluarga (ibu atau saudaraperempuan kandung) merupakan salahsatu faktor risiko dismenore. Kondisianatomi dan fisiologis dari seseorangpada umumnya hampir sama denganorang tua dan saudara–saudaranya.Penelitian lainnya dari Sirait,Hiswani & Jemadi (2014) menunjukkanbahwa terdapathubunganyangbermakna antara riwayat dismenorepadakeluargadengankejadiandismenore pada siswi SMA Negeri 2Medan. Riwayat dismenore padakeluarga merupakan faktor resiko yangtidak dapat diubah. Oleh karena itu, halini berpengaruh terhadap kondisikesehatan anggota keluarga itu sendiridan merupakan faktor resiko yangsangat mendukung terjadinya suatupenyakit yang sama di lingkungankeluarga tersebut.Responden dengan status gizinormal lebih banyak mengalamidismenore ringan yaitu 18 responden(24.3%). Tidak terdapat hubunganantara status gizi dengan kejadiandismenore primer (p 0,572). Hasil inisejalandenganpenelitiandariTrimayasari dan Kuswandi (2014) yangmenemukan bahwa tidak ada hubunganantara status gizi dengan kejadiandismenore primer. Hasil yang sama juga

ditemukan dalam penelitian dariAsma’ulludin (2016).Penelitian ini juga menemukanhasil bahwa responden yang mengalamidismenore ringan, sedang dan beratcenderung mempunyai status gizinormal. Hal ini berbeda angmenunjukkan bahwa responden denganstatus gizi tidak normal lebih banyakmengalami kejadian dismenore primer(90,5%), dibandingkan dengan statusgizi normal (9,5%). Perbedaan ini bisadisebabkan karena faktor lainnya sepertiriwayat keluarga yang lebih cenderungmeningkatkankejadiandismenoredalam penelitian ini. Status gizi normalpada responden yang tinggal di pondokpesantren juga bisa didukung oleh polamakan dan kebutuhan gizi yang sudahterpenuhi.Responden dengan kebiasaanolahraga kurang aktif lebih banyakmengalami dismenore ringan yaitu 42responden(56.8%)dibandingkanketegori yang lain. Terdapat hubunganantara kebiasaan olahraga dengankejadian dismenore primer (p 0,003)dengan kekuatan hubungan kategoricukup (r -0,326). Koefisien korelasi (r)bertanda negatif berarti andismenoreprimer pada santri putri PondokPesantren Al-Imdad Yogyakarta.Hasil ini sejalan denganpenelitian dari Sirait dkk (2015) yangmenunjukkan bahwa terdapat hubunganyang bermakna antara kebiasaanolahraga dengan kejadian dismenore.Ketika seseorang melakukan olahraga,tubuh akan memproduksi hormonendorphin.Hormonendorphindihasilkan di sistem saraf pusat yaitu diotak dan sumsum tulang belakang.Hormon ini membuat seseorang merasanyaman dan juga dapat menurunkankadar stres dan secara tidak langsungjuga menurunkan rasa nyeri saatmenstruasi.Kebiasaan olahraga yang kurangaktif juga dapat dilihat pada analisiskuesioner yang menunjukkan bahwasebagian besar responden hanyamelakukan olahraga ringan seperti jalansantai. Hedrik (2006) dalam Rahmani(2014) menjelaskan bahwa kurangnyaaktivitasdanolahragaselamamenstruasi menyebabkan sirkulasi danoksigen pada uterus menurun danmenyebabkan nyeri. Hal ini dapatmeningkatkankejadiandismenoreprimer.SIMPULAN DAN SARANSimpulanBerdasarkan hasil penelitiandapat disimpulkan bahwa sebagianbesar responden mengalami kejadiandismenore primer dengan kategoriringan yaitu 42 responden (56,7%).Hasil penelitian menunjukkan adahubungan antara riwayat keluarga dankebiasaan olahraga dengan kejadiandismenore primer dan tidak adahubungan antara usia menarche, lamamenstruasi dan status gizi dengankejadian dismenore primer.SaranSaran kepada para remaja adalahmelakukanpengendalianterhadapfaktor-faktor dismenore primer yangdapat diubah seperti status gizi dankebiasaan olahraga melalui peningkatanpengetahuan serta penerapan pola hidupsehat. Saran kepada pihak PondokPesantren adalah memotivasi para santriagar lebih memperhatikan terkaitkebiasaan olahraga serta memfasilitasiadanya pendidikan kesehatan terkaitremaja khususnya tentang dismenoreprimer. Saran untuk peneliti selanjutnyaadalah meneliti tentang faktor-faktorlain yang juga mempengaruhi kejadiandismenore primer seperti usia, stres,nulipara, kebiasaan mengkonsumsialkohol dan merokok.

DAFTAR RUJUKANAmmar, U. R. (2016). Faktor RisikoDismenore Primer Pada WanitaUsia Subur Di Kelurahan emiologi, Vol. 4, No. 1 , 37–49.Arsani, N. L., Agustini, N. N. danPurnomo, I. K. (2013). PerananProgram PKPR (PelayananKesehatanPeduliRemaja)terhadap Kesehatan ReproduksiRemaja Di Kecamatan Buleleng.JurnalIlmuSosialdanHumaniora Vol. 2, No. 1, , 131.Asma'ulludin, A. K. (2015). KejadianDismenoreBerdasarkanKarakteristik Orang dan Waktuserta Dampaknya pada RemajaPutri SMA dan Sederajat DiJakarta Barat Tahun 2015.Retrievedfromrepository.uinjkt.ac.idBahri, A. A., Afriwardi, & Yusrawati.(2015).HubungananatarKebiasaan Olahraga denganDismenore pada Mahasiswa PreKlinikProgramStudiPendidikan Dokter FakultasKedokteran Universitas AndalasTahun Ajaran 2012-2013. JurnalKesehatan Andalas, Vol 4, No 3, 815-821.Corwin, E. J. (2009). Buku SakuPatofisiologi Ed. 3. Jakarta:EGC.Depkes.(2009).Undang-undangRepublik Indonesia Nomor 36Tahun 2009 Tentang Kesehatandalam http://www.depkes.go.id,diakses tanggal 8 April 2018.Gustina, T. (2015). Hubungan antaraUsia Menarche dan LamaMenstruasi dengan KejadianDismenore Primer pada RemajaPutri di Smk Negeri 4 Surakarta.dalam eprints.ums.ac.id diaksestanggal 19 Oktober 2017.Kusmiran, E. (2014). KesehatanReproduksi Remaja dan Wanita.Jakarta: Salemba Medika.Michelia, L. (2017). Cara MengatasiNyeri Haid secara Alami dalamhttp://m.kaskus.co.id,diaksestanggal 29 Desember 2017.Nasution, F. U. (2015). Hubungan UsiaMenarche, Lama Menstruasi,dan Riwayat Keluarga denganKejadian Dismenore pada SiswiSmk Negeri 8 Medan Tahun2015 dalam repository.usu.ac.id,diakses tanggal 23 Oktober2017.Notoatmodjo, S. (2012). MetodologiPenelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta.Purba, F. S. (2013). Faktor - FaktoryangBerhubungandenganDismenore pada Siswi SMKNegeri10Medan.Gizi,Kesehatan Reproduksi danEpidemiologi Vol 2, No 5.Putrie, H. C. (2014). Hubungan antaraTingkat Pengetahuan, UsiaMenarche, Lama Menstruasidan Riwayat Keluarga denganKejadian Dismenore pada Siswidi Smp N 2 KartasuraKabupaten Sukoharjo dalameprints.ums.ac.id,diaksestanggal 23 Oktober 2017.Rahmadhayanti, E. (2016). HubunganStatus Gizi dan Usia Menarchedengan Dismenorhea Primerpada Remaja Putri Kelas XISMA Negeri 15 Palembang.Jurnal Kesehatan Vol 7, No 2.Rahmani, K. (2014). PerbedaanEfektivitas Aromaterapi, Yogadan Kompres Hangat terhadapPenurunan Nyeri Dismenoredalamrepository.ump.ac.id,diakses tanggal 12 Desember2017.Sakinah. (2016). Faktor-Faktor yangBerhubungan dengan Kejadian

d,diaksestanggal 19 Oktober 2017.Sharkey, B. J. (2011). Kebugaran danKesehatan. Jakarta: RajawaliPers.Sirait, D. S., Hiswani dan Jemadi.(2014). Faktor–Faktor yangBerhubungan dengan KejadianDismenore pada Siswi SMANegeriI 2 Medan Tahun 2014dalam jurnal.usu.ac.id, diaksestanggal 6 September 2018.Sugiyono. (2014). Metode PenelitianPendidikan. Bandung: Alfabeta.Sukarni K, I. dan P, W. (2013). BukuAjar Keperawatan Maternitas.Yogyakarta: Nuha MedikaSuliawati, G. (2013). Hubungan Umur,Paritas Dan Status Gizi DenganKejadianDismenorePadaWanita Usia Subur Di GampongKlieng Cot Aron KecamatanBaitussalam Aceh Besar dalamsimtakp.uui.c.id, diakses tanggal17 Januari 2018.Sulistyorini, Suci., Santi., Monica,Septi, dan Ningsih, Selvi Septia.(2017). Faktor-Faktor yangMempengaruhiKejadianDisminorhea Primer pada SiswiSMA PGRI 2 Palembang.Masker Medika 5 (1), 223-231.Trimayasari, D. dan Kuswandi, K.(2014).HubunganUsiaMenarche dan Status Gizi SiswiSMP Kelas 2 dengan KejadianDismenore. Jurnal ObstretikaScientia, Vol. 2, No. 2 , 208.Widiyanti, D. E. (2013). ivitasSehari-hariPadaRemaja Di SMP N 2 Ponorogodalamhttp://eprints.umpo.ac,diakses tanggal 19 Oktober2017.Wiyono, S. (2017). Sembilan PuluhTiga Persen Remaja PutriTengah Pubertas MengalamiDismenore dalam dokupdf.com,diakses tanggal 7 Juni 2018.Zivanna, A. dan Wihandani, D. M.(2017).HubunganantaraObesitas dengan PrevalensiDismenoreaPrimerpadaMahasiswi Fakultas KedokteranUniversitas Udayana. E-JurnalMedika, Vol. 6, No. 5 , 1-11.

faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dismenore primer di Pondok Pesantren Al-Imdad Yogyakarta. Teknik sampling menggunakan proportionate stratified random sampling dengan jumlah sampel 74 responden. Analisa data menggunakan Kendal Tau menunjukkan ada hubungan antara riwayat keluarga dan kebiasaan olahraga dengan kejadian .

Related Documents:

lintas diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu faktor pengendara, faktor kendaraan, faktor lingkungan dan faktor jalanan yaitu sarana dan prasarana.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Safety Riding Remaja di SMAN 7 Kota Bengkulu.

penurunan pada tahun 2019. Hal yang mendasari ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat. Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan antenatal care (ANC) pada ibu hamil selama masa pandemi COVID-19 di Kota Makassar.

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 DI KLINIK UTAMA VIDYAN MEDIKA . Terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap pada bayi selama masa pandemi COVID-19 yaitu umur ibu, pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, .

SKRIPSI . Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) . dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pengetahuan merupakan faktor yang dominan dalam membentuk suatu . penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan WUS dalam memilih jenis kontrasepsi di Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK JAMBI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Skripsi Oleh : Marsis Mayanti 1903021419 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL INSYRIAH . Beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanan IMD seperti faktor

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN LOW BACK PAIN (LBP) PADA PEKERJA KONSTRUKSI PROYEK PEMBANGUNAN 6 RUAS TOL DALAM KOTA JAKARTA SEKSI 1A SKRIPSI ZEFANYA GERALDINE RUTHIN 1710713108 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA . Low Back Pain (LBP) dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor individu, lingkungan, dan juga .

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN TIDAK AMAN PADA PELAKU USAHA RPH UNGGAS RAWA KEPITING TAHUN 2019 SKRIPSI DIAN KOMALASARI 1510713027 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN" JAKARTA . Tindakan tidak aman disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor manajemen, desain peralatan, lingkungan fisik, pekerjaan, lingkungan .

Skripsi yang berjudul "Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker Payudara di RSUD Kota Yogyakarta Tahun 2016" adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Tia Arsittasari NIM : P07124213036 Tanggal : 05 Juli 2017 Yang menyatakan, ( Tia Arsittasari )