PANDUAN ASUHAN GIZI NUTRISI ENTERAL - Sumbarprov.go.id

1y ago
21 Views
2 Downloads
568.21 KB
28 Pages
Last View : 21d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Sutton Moon
Transcription

PANDUAN ASUHANGIZI NUTRISI ENTERALINSTALASI GIZIRSUD M NATSIR SOLOK1

DAFTAR ISIBAB I DEFENISI . 3BAB IIRUANG LINGKUP . 5A.Pemberian Nutrisi Enteral . 5B.Indikasi dukungan asuhan gizi enteral menurut keadaan penyakit . 5C. Profesional Pemberi Asuhan (PPA) dalam Pelayanan Asuhan pasien. 8D. Pemasangan Slang NGT Sebagai Akses Terapi Enteral . 10E.Pemilihan Formula Enteral. 11F.Proses Asuhan Gizi Terstandar . 12G. Formula Enteral . 13BAB III TATA LAKSANA . 20BAB IV DOKUMENTASI . 282

BAB IDEFENISINutrisi enteral merupakan terapi pemberian nutrisi lewat saluran cernadengan menggunakan slang khusus (feeding tube). Cara pemberiannya bisamelalui jalur hidung lambung (nasogastric tube) atau hidung-usus (nasoduodenaltube atau nasojejunal route). Pemberian nutrisi enteral juga bisa dilakukandengan cara bolus atau cara infuse lewat pompa infuse enteral.Perkembangan ilmu kedokteran, menjadikan gizi enteral sebagai salahsatu intervensi dalam pemenuhan nutrisi pada pasien yang tidak dapatmengkonsumsi makanan lewat oral. Pemberian nutrisi enteral yang dini akanmemberikan manfaat antara lain memperkecil respon katabolik, mengurangikomplikasi infeksi, memperbaiki toleransi pasien, mempertahankan integritasusus dan memberikan sumber energi yang tepat bagi usus pada waktu sakit.Pemberian nutrisi enteral diberikan pada pasien yang memerlukanasupan nutrisi dengan saluran cerna yang masih berfungsi, seperti pada pasienAIDS/HIV yang disertai malnutrisi, kakeksia pada penyakit jantung atau kanker,penurunan kesadaran/koma, disfagia/obstruksi esophagus, anoreksia padainfeksi yang berat, pembedahan/kanker pada kepala atau leher dan nervosa.Keadaanhipermetabolisme (luka bakar, trauma, infeksi HIV), asupan oral yang tidakcukup, inflamasi usus/penyakit crohn, intubasi/ventilasi, upaya mempertahankankebutuhan usus , seperti pada pankreatitis juga memerlukan nutrisi enteral.Pasien yang mendapatkan makanan secara enteral dalam waktu yanglama, berisiko mengalami malnutrisi ataupun gizi kurang. Hal ini disebabkankarena nutrisi enteral hanya memenuhi 54-88% dari kebutuhannya, sehinggaperalihan bentuk makanan harus segera dilakukan setelah pasien berada padakondisi normal dan mampu mengknsumsi makanan lewat oral.Penyediaan berbagai jenis formula enteral di rumah sakit digunakanuntuk memenuhi berbagai ragam kebutuhan nutrisi pasien. Pemberian nutrisienteral yang tepat akan memberikan nutrisi kepada pasien dalam bentuk yangbisa digunakan dalam metabolisme tubuhnya tanpa menimbulkan gangguanpada saluran cerna seperti kram usus atau diare.3

Profesional pemberi asuhan (PPA) yang terkait dalam pemberian nutrisienteral ini adalah dokter, perawat, ahli gizi, farmasi, dan fisioterapi harus selalumemantau perkembangan pasin, sehingga ancaman malnutrisi pada pasiendapat diatasi. Ahli gizi yang bertanggung jawab dalam penentuan angkakecukupan gizi pasien harus meningkatkan kemampuan dirinya untuk memilihmetode yang tepat dalam melakukan asuhan gizi yang terintegrasi.Tanpa memperhatikan pendekatan, tanggung jawab ahli gizi/dietisienadalah berperan aktif dan bertanggung jawab dalam mempertimbangkanmasalah pemberian makan pasien. American Dietetic Association (ADA)berpendapat, bahwa tanggung jawab seorang ahli gizi di rumah sakit menjadidua kali lipat, yaitu menyusun rancangan asuhan gizi pasien untuk mencapaitujuan yang diinginkan dan memahami keinginan pasien. Ahli gizi/dietisien harusmenempatkan pilihan dan hasil akhir pasien sebagai prioritas dalam prosespemberian makan pasien.Peran ahli gizi/dietisien terangkum dalam beberapa prinsip, yaitu:1.Ahli gizi/dietisien dapat dan harus turut serta dalam mempertimbangkanproses pemberian makan2.Ahli gizi/dietisien perlu memastikan pemahaman informasi mengenaiinformasi yang bersifat tabu dimasyarakat, dan selanjutnya memberikaninformasi terkini terkait hal-hal terkait gizi yang mempengaruhi kondisipenyakit pasien.3.Ahli gizi/dietisien sebaiknya menghindari pemberian edukasi yang bersifatmenggunakan biaya yang besar pada pasien yang tidak memiliki asuransisehingga harus menaggung beban finansialnya.4.Ahli giz/dietisien harus memahami tanda dan gejala klinis pasien, gkinkan,sertapenyampaian hal-hal yang terbukti dapat mempecepat kesembuhan. Dalampenyampaian informasi, ahli gizi juga harus menyeimbangkan antara nilainilai dan keinginan pasien, agama, finansial, serta system dukungan yangtersedia.4

BAB IIRUANG LINGKUPA. Pemberian Nutrisi EnteralPemberian nutrisi ini secara sederhana dapat dijelaskan bahwa nutrisienteral diberikan kepada pasien dengan indikasi tidak dapat makan, tidak cukupmakan, atau tidak boleh makan. Terdapat beberapa hal yang menentukankeberhasilan dalam pemberian nutrisi enteral ini, yaitu perlindungan jalan napasuntuk meminimalkan risiko aspirasi, kemampuan gastrointestinal yang baik untukmenghindari lambatnya proses pencernaan makanan yang dapat menyebabkanmuntah, panjang usus halus minimum adalah 100 cm untuk menyerap nutrisienteral yang baik, katup oleocecal yang utuh untuk meningkatkan penyerapanzat gizi melalui penundaan waktu singgah usus.B. Indikasi dukungan asuhan gizi enteral menurut keadaan penyakitPemberian nutrisi enteral diberikan pada pasien yang memerlukan asupannutrisi dengan saluran cerna yang masih berfungsi dengan baik. Pemberian dietdengan nutrisi enteral kepada pasien diberikan jika terjadi penurunan tingkatkesadaran, tidak mampu makan sendiri, atau risiko aspirasi akibat disfagia i,gangguangastrointestinal dan lainnya. Berikut dijelaskan beberapa indikasi dukunganasuhan gizi enteral menurut keadaan penyakit.1. Fistula gastrointestinalDukungan gizi berperan dalam manajemen penyembuhan kondisipenyakit ini, melalui perbaikan status gizi dan pencegahan morbiditasserta mortalitas akibat kehilangan cairan, ketidakseimbangan elektrolit,dan malnutrisi. Asuhan gizi enteral berhasil diberikan kepada pasiendengan keluaran fistula yang terjadi di ileum distal atau kolon. Penelitianmenunjukkan, bahwa pemberian nutrisi enteral secara fistuloklisis amandilakukan, efektif, dan menjadi alternative yang murah dibandingkan giziparenteral pada pasien tertentu.2. Pankreatitis akutPemberian nutrisi enteral pada pasien dengan pankreatitis akut, menjadistandar asuhan karena berhubungan dengan semakin sedikitnya kejadianhiperglikemia dan komplikasi sepsis, memperpendek hari rawatan,5

hilangnya respon fase akut sebagaimana yang diukur dengan proteinreaktif-C.3. Penyakit radang ususPenyakit radang usus mencakup penyakit crohn (Crohn’s desease) dankolitis ulseratif, UC). Pemberian nutrisi enteral merupakan bentukdukungan gizi yang paling cocok bagi pasien UC. Pemberian nutrisienteral pada kondisi ini dapat mempertahankan status gizi dengan risikokomplikasi sepsis yang lebih rendah.4. Penyakit hatiPasien dengan penyakit hati berisiko mengalami ensefalopati hepaticayaitu suatu keadaan terjadinya masalah metabolik yang ditandai denganpeningkatan kadar sirkulasi asam amino aromatik (Aromatic Amino Acid,AAA) dan penurunan asam amino rantai cabang (branched chain aminoacid, BCAA) dalam plasma. Formula enteral yang ditambah BCAAbermanfaat secara teoritis sebagai formula standar yang dapatmeningkatkan keseimbangan nitrogen untuk mencegah kelebihan jumlahasam amino aromatic (AAA).Formula gizi enteral yang kaya ditambahkan dengan BCAA sebaiknyadiberikan kepada pasien dengan ensefalopati hepatica kronis yang tidakmampu menoleransi sumber protein standar. Selain itu, pemberian nutrisienteral segera pasca-operasi pada pasien yang menjalani transplantasihati lebih dianjurkan daripada pemberian nutrisi parenteral karenapemberian nutrisi enteral mempercepat membaiknya keseimbangannitrogen dan berkurangnya infeksi. Penambahan prebiotik dan probiotikdalam nutrisi enteral pasca-operasi juga dapat menurunkan laju infeksidibandingkan dengan pemberian nutrisi enteral saja.5. Penyakit kritis yang memerlukan alat bantu pernapasanPemberian nutrisi yang dibatasi pada pasien dengan penyakit kritis seringdianjurkan karena pasien memulainya dengan gizi parenteral Pemberianmakanan pada pasien kritis yang mempertimbangkan toleransi pemberianjuga harus memperhatikan kerusakan yang mungkin timbul akibatkekurangan kalori yang terus terjadi, hal ini dapat dibuktikan dengan6

infeksi dan komplikasi total, lama rawat inap (LOS) di Intensive Care Unit(ICU) dan penggunaan alat bantu pernapasan.6. Luka bakarLuka bakar adalah suatu keadaan yang secara metabolik mengalamipeningkatan pengeluaran energi. Seiring dengan terjadinya peningkatanpengeluaran energi, pasien dengan luka bakar juga harus mendapatkanpeningkatan asupan. Penelitian menunjukkan, pasien luka bakar yangmendapatkan nutrisi enteral sebesar 30 kkal/kg BBI, secara signifikanmenurunkan angka kematian dan kejadian sepsis. Pemberian nutrisienteral yang diperkaya dengan glutamin dapat mepercepat penyembuhanluka.7. KehamilanTerdapat hubungan langsung antara gizi maternal selama kehamilan danberat badan janin. Dukungan gizi dianjurkan pada wanita yang mengalamikehilangan berat badan akibat hyperemesis gravidarum, yang tidak jugamembaik dengan terapi anti-emesis, hidrasi intravena, dan modifikasidiet. Gizi enteral merupakan rute dukungan gizi yang lebih disukai dantelah terbukti memicu kenaikan berat badan serta mengontrol gejala mualdan muntah pada pasien.8. Gangguan atmenyebabkan malnutrisi. Dukungan gizi enteral dianjurkan pada pasienyang gagal meningkatkan berat badan melalui nutrisi oral. Pemberiannutrisi enteral melalui Nasogastrik Tube (NGT), lebih efektif dibandingkanpemberian nutrisi secara oral.9. Human Immunodeficiensy Virus (HIV)/ Acquired ImmunodeficiencySyndrom (AIDS)Penggunaan pengobatan antiretrovirus yang sangat sering diberikanpada pengobatan pasien dengan HIV, pengobatan tersebut berhasilmenurunkan insiden infeksi oportunistik, namun memberikan efekterhadap penurunan berat badan secara drastis. Sebesar 22-23% pasiendengan infeksi HIV mengalami sindrom penyusutan otot (wasting), salahsatu penyebab kematian. Diare dan dugaan malabsorpsi seharusnyatidak menghalangi suplemen oral dan gizi enteral. Pada kasus diare7

kronis, formula yang diberikan bersama dengan trigliserida rantai-sedangsebagai sumber lemak telah terbukti mengurangi frekuensi buang airbesar dan memperbaiki konsistensi tinja.10. KankerMalnutrisi pada pasien kanker dapat terjadi pada tahap sekunderperjalanan penyakit atau sebagai efek samping pengobatan. Kehilanganberat badan dapat dihubungkan dengan penurunan usia harapan hidupdan status kinerja. Sebanyak 20-67% pasien dengan kanker di areakepala dan leher mengalami malnutrisi. Status gizi dapat terus memburukakibat toksisitas, kemoterapi, radiasi dan pembedahan. Pemasanganslang Nasogastrik Tube (NGT) dini, sering dihubungkan denganmenurunnya angka pasien yang mengalami penurunan berat badan,gangguan pengobatan, dan dehidrasi. Pasien kanker yang belum dapatmengkonsumsi makanan secara oral, umumnya masih membutuhkan gizienteral jangka panjang akibat adanya disfagia persisten sehingga gizienteral tersebut tidak hanya berperan sebagai tambahan, melainkansebagai intervensi gizi yang utama untuk mempertahankan hidup.11. Gangguan neurologiGangguan neurologi seperti stroke, cedera otak traumatik, dan cederasum-sum tulang makan dapat menggangu fisiologi normal. Dukungan gizisering diusulkan jika terjadi penurunan tingkat kesadaran, tidak mampumakan sendiri, atau risiko aspirasi akibat disfagia yang mengahalangiasupan gizi oral yang adekuat. Rowan et al melaporkan bahwapemberian gizi enteral dini aman dilakukan bahkan pada tahap akutcedera sum sum tulang belakang. Permulaan gizi enteral dalam 72 jamsejak masuk rumah sakit telah terbukti memperpendek lama rawat inappada pasien stroke.C. Profesional Pemberi Asuhan (PPA) dalam Pelayanan Asuhan pasienPelayanan asuhan kepada pasien dilakukan oleh Tim PPA untuk melakukanpelayanan kesehatan secara kolaboratif dan terintegrasi. Adapun tim PPAtersebut adalah sebagai berikut:8

a. DokterDokter berperan sebagai ketua tim asuhan gizi, yang bertanggung jawabatas pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Adapun beberapa tugasdokter dalam asuhan gizi yaitu:-Menegakkan diagnosa dan menetapkan terapi keseluruhan-Memberi penilaian akhir tentang status gizi pasien-Menetapkan preskripsi diet-Mengirim pasien ke dietisien untuk dilakukan konsultasi erikanberdasarka masukan dari dietisien dan perawat serta melakukanperubahan diet.b. PerawatPerawat merupakan penghubung utama antara pasien dengan anggotatim lain, karena perawat memiliki kontak secara terus menerus denganpasien. Adapun tugas perawat dalam asuhan gizi, yaitu:-Melakukan pemesanan makanan sesuai dengan preskripsi diet yangtelah ditetapkan-Mengamati pasien sewaktu makan serta hal-hal yang muncul yangberkaitan dengan makanan atau diet yang diberikan.-Bertanggung jawab dalam pemberian makanan secara oral, enteral,maupun parenteral.-Memberi penjelasan secara garis besar kepada pasien dankeluarganya tentang makanan atau diet yang diberikan.c. Dietisien/ Ahli GiziDietisien/ Ahli gizi yang mempunyai keahlian khusus tentang hubunganantara makanan, zat-zat gizi, kesehatan, dan penyakit. Adapun beberapatugas dietisien/ahli gizi, yaitu:-Mengkaji asupan makan dan zat-zat gizi pasien serta kemungkinanhubungannya dengan keadaan kesehatan dan penyakit pasien.-Memberi masukan kepada dokter tentang kemungkinan terapi dietyang perlu diberikan-Bertanggung jawab dalam menjelaskan preskripsi diet ke dalam menumakanan yang memenuhi syarat diet serta selera makan sehinggadapat diterima pasien9

-Memberikan masukan kepada dokter tentang produk-produk diet dansuplemen gizi yang ada dipasaran untuk suatu keadaan tertentu-Memberikan konsultasi dan penyuluhan diet kepada pasien dankeluarganya sesuai dengan informasi yang dibutuhkan.d. FarmakologFarmakolog adalah orang yang bertanggung jawab terhadap obat-obatandan cairan parenteral yang dibutuhkan. Adapaun tugas farmakolog dalamasuhan gizi, yaitu:-Memberikan masukan tentang sifat-sifat obat, metabolisme obat,interaksi obat dengan obat, dan interaksi obat dan makanan-Memberikan penjelasan tentang produk-produk enteral dan parenteralyang ada di pasaran-Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap cairan parenteralpendukunge. FisioterapisFisoterapis adalah orang yang bertanggung jawab dalam perawatanpasien dengan berbegai gangguan neuromuskuler, musculoskeletal,kardiovaskuler, paru, serta gannguan gerak dan fungsi tubuh laiinnya.Dalam asuhan gizi, pasien yang mendapatkan nutrisi secara enteralmengalami gangguan menelan yang bersifat persisten. Tindakan terapisyang diberikan adalah terapi pasif dan terapi bicara dan menelan.D. Pemasangan Slang Nasogastric Tube (NGT) Sebagai Akses TerapiEnteralSlang pemberian makanan biasanya dipilih berdasarkan estimasi durasiwaktu kebutuhannya. Terapi jangka pendek biasanya berlangsung kurang dariempat hingga enam minggu melalui penggunaan slang yang masuk melaluihidung atau mulut dengan ujung slang yang ditempatkan didalam perut,duodenum, atau jejenum. Slang yang digunakan dalam pemberian terapi gizisecara enteral dipasang oleh dokter dan perawat yang terlatih.Pemberian makanan secara langsung melalui abdomen biasanya banyakdipilih karena memungkinkan adanya digesti dan absorpsi normal. Pemasanganslang Nasogastrik tube (NGT), merupakan yang paling sering dilakukan karenalebih bersifat fleksibel dan berbahan lunak dan berukuran lebih kecildibandingkan dengan slang dengan rute lainnya.10

Hal- hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan slang Nasogastrik tube(NGT), bertujuan untuk memastikan ujung slang masuk ke dalam perut, bukanmasuk kedalam paru ataupun esophagus. Adapun hal tersebut adalah sebagaiberikut:a.Pastikan ujung dari slang NGT berada di dalam lambung.b.Pengumpulan gas yang ikut bersama masuknya slang ke dalamperut.c.Penarikan cairan lambung dari slang atau konfirmasi radiografikbahwa ujung slang masuk dengan baik ke dalam perut.E. Pemilihan Formula EnteralPeran utama ahli gizi/dietisien sebagai pemberi asuhan nutrisi secara enteraladalah memilih formula enteral yang tepat. Proses monitoring dan evaluasi sematahanyamemperhitungkan diagnose medis, namun yang utama adalah memperhitungkankebutuhan pasien. Berikut dijelaskan komposisi zat gizi dalam formula enteral,sebagai berikut:a. KarbohidratKandungan karbohidrat maksimal dalam formula enteral sangatberagam jika dikaitkan dengan proporsi zat gizi makro lain yang telahdimodifikasi. Sumber karbohidrat pada nutrisi enteral beragam sepertiglukosa oligo sakarida, malto dekstrin, pati jagung, sukrosa, fruktosa.Laktosa sudah tidak digunakan lagi karena intoleransi laktosa seringterjadi pada pasien dewasa. Jumlah minimum kandungan karbohidratpada nutrisi enteral sebesar 30% (umumnya untuk pasien diabetes) danmaksimal sebesar 80% dalam formula rendah lemak.b. ProteinUmumnya protein pada susu formula berasal dari biji kedelai ataukasein. Jumlah protein dalam formula enteral sangat bervariasi, sebesar 5% hingga 25% kalori. Protein dalam gizi enteral berasal dariberbagai sumber, seperti kedelai, kasein, dan albumin telur.c. LemakKebutuhan lemak pada pasien dengan nutrisi enteral sebesar 15-25gram perhari yang digunakan untuk penyerapan vitamin larut lemak, dansekitar 3-4% kalori berasal dari asam linoleat yang dapat mencegah11

defisiensi asam lemak essensial. Kandungan lemak dalam formulaenteral sering kali jauh lebih tinggi dibandingkan kebutuhan minimalnya,minyak jagung dan minyak biji kedelai merupakan sumber lemak yangumum digunakan.d. SeratFormula enteral komersial awalnya di produksi untuk menghasilkanresidu yang rendah sehingga bebas serat. Namun, modifikasi re,upayapenambahan serat kedalam formula enteral dilakukan untuk menambahkepadatan feses. Formula enteral mengandung serat terlarut dan ikolonuntukmembentuk asam lemak rantai pendek; asetat, butirat, dan propionateyang berfungsi untuk mengurangi angka kejadian diare.e. Vitamin dan mineralSebagian formula enteral mengandung vitamin dan mineral yang cukupuntuk memenuhi kebutuhan. Dalam situasi ketidakadekuatan volumedan tidak terdapatnya kandungan vitamin dan mineral, tambahanterhadap zat gizi tersebut perlu dilakukan untuk mencukupi kekuranganterhadap jenis vitamin dan mineral tersebut.F.Proses Asuhan Gizi TerstandarAsuhan gizi dilakukan setelah pasien melewati skrining gizi. Skrining adalahsuatu prosedur pemeriksaan terstandar digunakan untuk mengidentifikasi pasienyang memerlukan intervensi khusus. Skrining gizi adalah metode yangdigunakan untuk mengidentifikasi faktor risiko yang berhubungan dengandiagnosis gizi sekaligus faktor-faktor yang mungkin berhubungan dengankebutuhan edukasi dan konseling gizi. Indikator yang digunakan dalam skrininggizi adalah perubahan berat badan dan penurunan nafsu makan.Proses asuhan gizi terstandar atau dikenal dengan istilah Nutrition CareProcess (NCP) terdiri dari empat langkah yaitu asesmen, diagnosis gizi,intervensi, monitoring, dan evaluasi gizi. Meskipun skrining gizi bukan tahapandalam NCP, skrining gizi menjadi titik awal dalam melakukan asuhan gizi secaraindividu.12

Tabel 2.1 Proses Asuhan GiziLangkahDefenisiAsesmen GiziMengidentifikasi dan mengevaluasi informasi ukan apakah terdapat masalah gizi.Diagnosis GiziMengidentifikasi dan menandai masalah gizi yang harusditangani secara independent.Intervensi GiziSuatu tindakan yang terencana dan dengan denganmaksud tertentu, yang bertujuan untuk memperbaikiatau mengubah diagnosis gizi. Intervensi gizi terdiri dariperencanaan dan implementasi. Ahli gizi menuliskanpreskripsi diet sebagai bagian dari intervensi.Monitoring danMenelusuri hasil akhir yang berhubungan denganEvaluasi giziintervensi, untuk menentukan apakah kemajuan yangada sudah sesuai dengan arah tujuan dan apakah adaperubahan atau penyesuaian yang diperlukan dalamintervensi.Diagnosis gizi adalah masalah gizi yang ditegakkan berdasarkan hasilpenilaian data asesmen pasien. Diagnosis gizi bersifat independen yang artinyaharus ditangani langsung oleh ahli gizi. Ketika ahli gizi tidak yakin dengandiagnosis gizi yang tepat, ahli gizi harus menentukan apakah diperlukan dataasesmen tambahan untuk mengurangi ketidakpastian. Diagnosis gizi sepertiasupan oral indekuat, perubahan fungsi saluran pencernaan, dan kesulitanmenelan akan mengarahkan kepada pemberian nutrisi secara enteral. Ahli giziharus melakukan evaluasi yang teratur terhadap status cairan dan elektrolit,catatan asupan, perubahan berat badan, dan parameter klinis lainnya.G. Formula EnteralPemberian nutrisi enteral kepada pasien diberikan dalam bentuk makanancair. Makanan cair adalah makanan yang mempunyai konsistensi cair hinggakental. Makanan ini diberikan kepada pasien yang mengalami gangguanmengunyah,menelan, dan mencerna makanan yang13disebabkan oleh

menurunnya kesadaran, suhu tinggi, rasa mual, muntah, pasca pendarahansaluran cerna, serta pra dan post bedah. Makanan dapat diberikan secara oraldan enteral. Menurut konsistensi makanan, makanan cair terdiri atas tiga jenisyaitu makanan cair jernih, makanan cair penuh dan cair kental.a. Makanan cair jernihMakanan cair jernih adalah makanan yang disajkan dalam bentuk cairanjernih pada suhu ruang dengan kandungan sisa (residu) minimal dantembus pandag bila diletakkan dalam wadah bening. Jenis cairan yangdiberikan tergantung pada keadaan penyakit atau jenis operasi yangdijalani.-Tujuan1. Memberikan makanan dalam bentuk cair, yang memenuhikebutuhan cairan tubuh yang mudah diserap dan hanya sedikitmeninggalkan sisa (residu)2. Mencegah dehidrai dan menghilangkan rasa haus.-Syarat1. Makanan diberikan dalam bentuk cair jernih yang tembus pandang2. Bahan makanan hanya terdiri dari sumber karbohidrat3. Tidak merangsang saluran cerna dan mudah diserap4. Sangat rendah sisa (residu)5. Diberikan hanya selama 1-2 hari6. Porsi kecil dan diberikan sering-Indikasi pemberianMakanan cair jernih diberikan kepada pasien sebelum dan sesudahoperasi tertentu, keadaan mual atau muntah, dan sebagai makanantahap awal pasca pendarahan saluran cerna. Nilai gizinya sangatrendah karena hanya terdiri dari sumber karbohidrat.-Bahan makanan yang boleh diberikanBahan makanan yang boleh diberikan antara lain teh, sari buah, sirup,air gula, kaldu jernih, serta cairan mudah cerna seperti cairan yangmengandungmaltodekstrin.Makanan dapat ditambah dengansuplemen energi tinggi dan rendah sisa.14

Tabel 2.2 Contoh Pemberian makanan cair jernih dalam sehariPagiPukul 10.00TehAirSiangbubur Kaldu jernihkacang hijauPukul 16.00MalamTehKaldu jernihAir jerukAir jerukb. Makanan Cair PenuhMakanan cair penuh adalah makanan yang berbentuk cair atau semicair pada suhu ruang dengan kandungan serat minimal dan tidak “tembuspandang” bila diletakkan dalam wadah benin. Jenis makanan yangdiberikan bergantung pada keadaan pasien. Makanan ini dapat langsungdiberikan kepada pasien atau sebagai perpindahan dari makanan cairjernih ke makanan cair kental.-Tujuan1. Memberikan makanan dalam bentuk cair dan setengah cair yangmemenuhi kebutuhan gizi2. Meringankan kerja saluran cerna-Syarat diet1. Tidak merangsang saluran cerna2. Bila diberikan lebih dari 3 hari harus dapat memenuhi kebutuhanenergi dan protein3. Kandungan energi minimal 1 kkal/ml. Konsentrasi cairan dapatdiberikan secara bertahapa dari ½ , ¾ sampai penuh.4. Berdasarkan masalah pasien, dapat diberikan formula rendahatau bebas laktosa formula dengan asam lemak rantai sedang(MCT), formula dengan protein yang terhidrolisa, formula tanpasusu, formula dengan serat, dan sebagainya.5. Untuk memenui kebutuhan vitamin dan mineral dapat diberikantambahan ferosulfat, vitamin B kompleks, dan vitamin C.6. Sebaiknya osmolaritas 400 Mosml.-Macam makanan cair penuh dan indikasi rikan kepadamengunyah,pasienyangmenelan,ataumencernakan makanan padat, misalnya pada operasi mulut atautenggorokan, atau pada kesadaran menurun. Makanan ini dapat15

diberikan malalui oral, pipa, atau enteral (nasogastrik tube (NGT),secara bolus atau drip (tetes).Ada dua golongan makanan cair penuh, yaitu formula rumah sakit (FRS)dan formula komersial (FK).1. Formula Rumah Sakit (FRS)Ada 4 macam formula rumah sakit dengan indikasi pemberian seperti:Jenis formula rumah sakit dan indikasi pemberian:Tabel 2.3 Jenis Formula Rumah Sakit dan Indikasi PemberianNoJenis FRSIndikasi pemberian1Dengan susuLambung,usushalusdankolonbekerja normal2Makanan blenderMemerlukantambahanmakananberserat3Rendah laktosaTidak tahan terhadap laktosa4Tanpa susuTidak tahan protein susuTabel 2.4 Contoh Bahan Makanan Sehari dengan Formula Rumah SakitBahanMakananMaizenaTelur ayamJerukMargarinSusu bubukSusu skimGula pasirAir1500 kkalBeratUrt(gr)204sdm1503Btr1002Bhsdg101sdm12024 sdm408sdm808sdm15007gls½1800 kkalBerat sdgsdmsdmsdmsdmgls2000 kkalBeraUrtt (gr)204Sdm1503Btr1002Bhsdg202Sdm16032 Sdm10020 Sdm10010 Sdm2000 10 Gls

2. Formula KomersialBerikut dijelakan beberapa jenis formula komersial, dan indikasi pemberian sebagai berikut.Tabel 2.5 jenis formula komersial dan indikasi lOtsukaPeptamenNestleAbbotKomposisiFruktosa, malitol protein,lemak terutama MUFA,vitamin dan mineralKonsentrat protein, MCT,maltodekstrin,sukrosa,vitamindanmineral.Bebas laktosa dan residuAsam amino in, dan mineralNutrient dengan seratpangan yang memenuhipanduandiabetesinternasionalSemua nutrient denganrasio kalori: HA: lemak 50:50Nutrientelementalkhususnya peptide danasam aminoIndikasiCara pemberianDiabetesDyslipidemia52 gram (6 sdk takar) dalam air 200 ml akan memberikan 237ml susu yang setara dengan 22 kkal.Glucerna memiliki Indeksglikemik 31Kakeksia dan 53 gram isocal (3 sdk takar) yang dilarutkan dalam 200 cc airmalnutrisidingin akan menghasilkan larutan standar yang akanmemeberikan 1 kkal/ml. terutama digunakan sebagai formulaenteral.Insufisiensi1 sachet (81gr) 250 kkal dan 2,29 gram asam amino.ginjalPencampuran 1 sachet nephrisol dengan200 ml air dingin akanmenghasilkan 250 cc larutan yang mengandung 250 kkalDiabetes45 gram (5 sdk takar) yang dilarutkan dalam 180 ml airmemberikan 200 ml susu yang setara dengan 200 kkalKakeksia,COPD40 gram (1 sahet) dilarutkan dengan air hangat sampai 200 mluntuk memberikan 200 kkalKakeksia26 sendok takar peptamen dalam 850 ml air akan memberikangangguan1000 ml susu yang setara dengan 1000 kkal dan 39,8 gramcerna, absorpsi protein.hipoalbumin17

ialNestleSama dengan komposisientresol tetapi memiliikanungan protein yanglebih tinggi yaitu 24%(entresol 12%)Proteinnyamengandugsekitar 61% asam olitrendahDisuplementasikandengan vitamin, prebiotic,DHA, inPenyakitgangguan ginjalSama dengan entrasol jangan dilarutkan dengan air panasyang melebihi 50 derajat C, dapat derikan lewat NGT sampai 6sachet (1500 kkal/hari)Pasien lukaSetiap penyajian dilarutkan dengan air hangat sampai 250 ml,dapat derikan lewat NGT sampai 6 kali pemberian (1500kkal/hari), dimana setiap ml mengandung 1,2 kal/ml,karbohidrat 107 gr/L, 76 gr/L, 55 gr/L.Jangan dirutkan dengan air yang terlalu panas. Setiappenyajian dilarutkan dengan air hangat sampai 200 ml. Angkakecukupannya minimum sebesar 1000 ml, dimana setiap mlmengandung 1,5 kal/ml, karbohidrat 135 gr/L, 94 gr/L, 68 gr/LDisuplementasikanPenyakit kritisdengan arginine, asamlemak omega 3, vitaminA, C, betakaroten danzink18Jangan dirutkan dengan air yang terlalu panas. Setiappenyajian dilarutkan dengan air hangat sampai 200 ml. Angkakecukupannya minimum sebesar 1000 ml, dimana setiap mlmengandung 2 kal/ml, karbohidrat 290 gr/L, 34 gr/L, 82 gr/L.

c. Makanan Cair KentalMakanan cair kental adalah makanan ya mempunyai konsistensi kentalatau semi padat pada suhu kamar yang tidak membutuhkan prosmegunyah dan mudah telan. Menurt keadaan penyakit, makanan cairkental dapa diberikan langsung kepada pasien dengan perpindahan darimakanan cair penuhke makanan saring.- Tujuan : Memberikan makanan yang tidak membutuhkan prosesmengunyah, mudah telan, dan mencegah terjadinya aspirasi sertadapat memenuhi kebutuhan gizi.- Syarat diet1. Mudah ditelan dan tidak merangsang saluran cerna2. Cukup energi dan protein3. Diberikan bertahap menuju makanan lunak4. Porsi diberikan kecil dan sering- Indikasi pemberian : makanan ini diberikan kepada pasie ng tidakmampu mengunyah dan menelan, serta untuk mencegah aspirasi(caira masuk ke dalam cairan nafas), seperti pada penyakit angdisertai peradangan, ulkus peptikum, atau gangguan struktural, ataumotorik pada rongga mulut.Tabel 2.6 Contoh Menu Sehari Makanan Cair Kental07.00Supjagung10.00krim Milk shake12.0015.0018.0021.00KentangJus pepayaPuddingSusupuremaizena Jusfla

hati lebih dianjurkan daripada pemberian nutrisi parenteral karena pemberian nutrisi enteral mempercepat membaiknya keseimbangan nitrogen dan berkurangnya infeksi. Penambahan prebiotik dan probiotik dalam nutrisi enteral pasca-operasi juga dapat menurunkan laju infeksi dibandingkan dengan pemberian nutrisi enteral saja. 5.

Related Documents:

Keadaan gizi dan kesehatan masyarakat tergantung pada tingkat konsumsi, Dewasa ini Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yakni masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Di satu pihak masalah gizi kurang yang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan .

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN GIZI DENGAN SISA MAKANAN PASIEN DI RUANG VIP RS PANTI RAPIH YOGYAKARTA BERNADETH DWI WAHYUNANI NIM : P07131216054 . Asuhan gizi pasien rawat jalan 2) Asuhan gizi pasien rawat inap 3) Penyelenggaraan makanan 4) Penelitian dan pengembangan gizi (Kemenkes, 2013). .

saat masuk dalam kurikulum ilmu kedokteran di Universitas Indonesia. (Sumber: Kamus Gizi, Persagi 2009) Sejak tahun 1990-an di masyarakat awam dan periklanan beredar kata [nutrisi di samping gizi. Secara profesional kata [nutrisi digunakan sejak tahun 1950-an di kalangan ilmu peternakan dan kedokteran hewan.

Buku panduan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini digunakan sebagai pedoman bagi : 1.3.1 Mahasiswa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah. 1.3.2 Pembimbing dalam proses pembimbingan kepada mahasiswa. 1.4. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian mahasiswa D-III Gizi adalah salah satu di antara topik berikut : 1. Gizi Masyarakat 2. Gizi Klinik 3.

buku panduan praktikum asuhan keperawatan keluarga penyusun: firdawsyi nuzula, s.kp.,m.kes akademi kesehatan rustida prodi d iii keperawatan semester iv tahun 2017 krikilan glenmore banyuwangi . ii buku panduan praktikum asuhan keperawatan keluarga tim fasilitator: firdawsyi nuzula, s.kp.,m.kes maulida nurfazriah, s.kep.,ns.,m.kes sayektiningsih, sst.,mm akademi kesehatan rustida prodi d iii .

tentang asuhan keperawatan yang terdiri dari 4 tahapan asuhan keperawatan yaitu pengkajian awal, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Formulir yang digunakan untuk asuhan keperawatan adalah formulir kajian awal pasien rawat inap (RMI.2), rencana asuhan keper

Konseling gizi yang diberikan pada ibu nifas agar dapat memberikan dampak pada status gizi ibu, terutama anemia gizi serta meningkatkan kesehatan bayi yang baru dilahirkan. Berdasarkan hal tersebut di tasa, maka perlu dilakukan penelitian hubungan Konseling

Article 505. Class I, Zone 0, 1, and 2 Locations Figure 500–2. Mike Holt Enterprises, Inc. www.MikeHolt.com 888.NEC.CODE (632.2633) 25 Hazardous (Classified) Locations 500.4 500.4 General (A) Classification Documentation. All hazardous (classified) locations must be properly documented. The documentation must be available to those who are authorized to design, install, inspect .