PERAN, FUNGSI KEPALA RUANGAN TERHADAP

2y ago
131 Views
39 Downloads
405.63 KB
14 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Anton Mixon
Transcription

PERAN, FUNGSI KEPALA RUANGAN TERHADAPKOMUNIKASI EFEKTIF DAN KUALITAS HANDOVEROleh : Dian Hadinata1, Widaningsih2, Syamsul Anwar3Program Studi Magister KeperawatanKekhususan Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan,Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah JakartaJl. Cempaka Putih Tengah I/1 Jakarta Pusat 10510E-mail:dian.hd7@gmail.comABSTRAKKepemimpinan merupakan kegiatan untuk mempengaruhi orang lain agar berbuat sesuaidengan keinginan untuk mencapai tujuan bersama, sehingga masih sangat diharapkankepemimpinan, peran dan fungsi yang baik dari seorang pemimpin untuk melaksanakantugasnya seperti penerapan komunikasi efektif (SBAR) dan kualitas handover. Penelitianini bertujuan untuk menganalisis hubungan peran, fungsi kepala ruangan terhadapkomunikasi efektif (SBAR) perawat pelaksana dan kualitas handover di RSD Gunung jatiCirebon. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian korelasional denganpendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 116 perawat pelaksana.Hasil uji korelasi menunjukkan peran kepala ruangan berhubungan sangat kuat danberpola positif dengan handover dengan nilai r 0.808, fungsi kepala ruanganberhubungan sangat kuat dan berpola positif dengan handover dengan nilai r 0.795,peran kepala ruangan berhubungan kuat dan berpola positif dengan handover dengannilai r 0.681, fungsi kepala ruangan berhubungan sangat kuat terhadap komunikasidengan nilai r 0.828, dan komunikasi berhubungan sangat kuat terhadaphandoverdengan nilai r 0.755. Hasil analisis PLS menunjukkan bahwa ada hubunganperan terhadap handover dengan nilai t 4,7120, ada hubungan peran terhadapkomunikasi dengan nilai t 2,0413, ada hubungan fungsi terhadap komunikasi dengannilai t 9,7171, ada hubungan fungsi terhadap handover dengan nilai t 4,4431dan adahubungan komunikasi efektif dengan handoverdengan nilai t 2,4849.Peran, fungsikepala ruangan akan berdampak positif pada peningkatan komunikasi efektif dan kualitaspelaksanaan handover.Peneliti selanjutnya sebaiknya mengkaji lebih dalam variabelterkait peran, fungsi kepala ruangan, komunikasi efektif dan handover.Kata Kunci : Peran dan fungsi kepala ruangan, komunikasi efektif (SBAR), HandoverJurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume V Nomor 9 Februari 20191

ABSTRACTLeadership is an activity to influence other people to act in accordance with the desire toachieve a common goal, so that leadership, roles and functions of a leader are highlyexpected to carry out their duties such as the implementation of effective communication(SBAR) and quality of handovers. This study aims to analyze the relationship of roles,function of the head of the room to the effective communication (SBAR) of implementingnurses and the quality of handovers at RSD Gunung Jati in Cirebon. This study used acorrelational research design with a cross sectional approach. The sample used was 116implementing nurses. Correlation test results showed that the role of the head of the roomwas very strong and positively patterned with a handover with a value of r 0.808, thefunction of the room head was very strong and positive with a handover with a r 0.795,the role of the room head was strongly related and positive with handover r 0.681, thefunction of the head of the room is very strongly related to communication with the valuer 0.828, and communication relates very strongly to the handover with the value r 0.755. The results of the PLS analysis show that there is a relationship between the roleof handover and t 4.7120, there is a relationship between the role of communicationand the value t 2.0413, there is a relationship to communication with the value t 9.7171, there is a relationship with the handover the value of t 4.4431 and there is aneffective communication relationship with the handover with the value t 2.4849. Therole, function of the head of the room will have a positive impact on improving effectivecommunication and the quality of implementing handovers. The next researcher shouldexamine the variables related to the role, function of the head of the room, effectivecommunication and handover.Keyword :Role and function of room head, effective communication (SBAR), n hal dasar dalam mutu layanankesehatan dan keperawatan. Dalam halini, masyarakat akan lebih berharapbahwa dari pelayanan keperawatan yangdiberikan selain bermutu juga berkualitasdengan tidak mengindahkan keselamatandari pasien (Peraturan Menteri Kesehatan,2011).Salahsatucarauntukmeningkatkan kualitas layanan adalahdengan melakukan komunikasi yangdilakukan oleh perawat mengenai rencanaatau intervensi dan evaluasi pelayanan.Komunikasi yang dimaksud yangdigunakan dalam mewujudkan pelayananberkualitas tersebut haruslah komunikasisecara efektif. Sesuai dengan The JointCommissionn on Accreditation of Healthcare Organization (JCAHO) telahmenetapkan komunikasi efektif sebagaisalah satu strategi yang diperuntukkanmengurangi kejadian tidak di inginkan(KTD) dalam memberikan nciuntukperawatmenerapkan standar keselamatan pasien.Sehingga penerapan komunikasi secaraefektif ini diharapkan dapat dilakukan saatpelaksanaan handover.Handoverdilakukansetiappergantian shift dinas dan merupakankegiatan rutin yang harus dilakukan olehperawat. Saat proses handover seorangperawat harus melakukan seefektifmungkin, sejelas mungkin, sesingkatmungkin dan selengkap mungkin terkaittindakan mandiri perawat dan kolaboratif.Keakuratan informasi yang disampaikansangat penting agar asuhan keperawatanyang berkesinambungan dapat berjalanJurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume V Nomor 9 Februari 20192

dengan sempurna. Hampir setiap tindakanpelayanan kesehatan menimbulkan resiko,terutamatindakan-tindakanmedis,beragamnya jenis obat, pemeriksaan danprosedur tindakan ke pasien jugapersonelnya. Perihal ini berpotensialuntuk terjadinya kesalahan medis ataumedical error. Terkait kekeliruan yangterjadi pada proses asuhan maupuntindakan medis ini akan mengakibatkancedera pada pasien, seperti kejadian yangtidak diharapkan (KTD). Pada tahun 2000InstitudeOfMedicieneAmericamengemukan bahwa penelitian yangdilakukan di rumah sakit Utah danColombo ditemukan KTD sebesar 2,9%diantara dari 6,6% meninggal dunia.sebagai seorang pimpinan atau manajerdalam dan selama proses pelaksanaanhandoverdiharapkanakandapatmemperlancar handover dalam layanankeperawatan. Keberhasilan dari penerapankomunikasi efektif saat serah terimapasien sangat berkaitan dengan salah satufungsi manajemen keperawatan yangharusdilaksanakanyaitufungsipengawasan. (Suarli & Bahtiar, 2009).Mintzberg yang dikutip olehSiagian (2014) menjelaskan bahwaseorang manajer harus memiliki peranyang meliputi peran interpersonal,informational dan decisional. Huber(2015) mengemukakan bahwa peraninterpersonal mampu menyampaikanpesan dan mampu memberikan motivasikepada staf serta bagaimana seorangmanajer menjadi penghubung ataubagaimana seorang manajer dapatmemberikan perhatian kepada staf. Peraninformational seorang manajer adalahbagaimana seorang manajer mampumengakses informasi dan memeberikaninformasi kepada staf serta mampumengkomunikasikan segala sesuatu yangberhubungan dengan organisasi termasuktanggung jawab staf. Seorang manajerharus mampu berperan sebagai decitionaldi mana seorang manajer harus -isuyangberkembang khususnya yang ada diruangan yang dipimpinnya.Masalahyangberhubungandengan handover pasien ini agaimanamenurutCohen & Hilliggos (2009) melaporkandalam studinya, bahwa untuk kejadian889 malpraktek ditemukan sebesar 32%berakibat dari komunikasi yang salah saathandover, seperti kesalahan dalampemberian obat, kesalahan prosedur dantindakan, kesalahan dalam pelaporan hasilnilai pemeriksaan, dan terkait pelaksanaankomunikasi yang efektif. Menurut dataWHO (World Healt Organizationt) padatahun 2007 melaporkan terdapat 11,00%dari 25,000-30,000 kejadian di tahuntersebut terjadi karena kesalahan pada saatserah terima pasien antar shift atauhandover.Kepala ruangan sebagai manajermemiliki 5 (lima) fungsi dantaranya darimanajemen yang meliputi perencanaan,pengorganisasian, ketenagaan, pengarahandan pengawasan. Apabila dari kelimaperan fungsi dapat diterapkan dengan baikoleh seorang kepala ruangan maka akanmemberi dampak yang baik terhadapkemampuan komunikasi efektif olehperawat. Hasil penelitian oleh Friesen,White, dan Byers (2009) dalam AustralianResourceCentreforHealthcareInnovation menunjukkan bahwa peranpemimpin saat handover menjadi sangatSalah satu sebagai faktor yangberpengaruhterhadappelaksanaankomunikasi efektif pada saat handoverdiantaranya adalah peran dan fungsimanajemen dari seorang pemimpin dalamhal ini adalah seorang kepala ruangan.Berdasarkan penelitian Dwi Puspita Saritahun 2013 ditemukan bahwa nilaikepemimpinan secara umum ada 45,2%mempunyai kepemimpinan cukup dan2,4% masih ada yang mempunyaikepemimpinan kurang. Adanya peranyang baik dari seorang kepala ruangJurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume V Nomor 9 Februari 20193

pentingselainharusmempunyaipengetahuan secara comprehensif harusdimiliki dari seorang kepala ruangan.dalam melakukan cuci tangan 6 benardalam 5 moment 68,77% (taget 100%)dan yang ke enam insiden pasien jatuhyang berakibat kecacatan 0.01% (target0%), dari hasil monitoring ini menujukanpelaksanaan sasaran keselamatan pasienbelum maksimal ditambah dari hasilpraktek aplikasi manajemen yangdilakukan oleh peneliti selama 3 bulan dirawat inap RSD Gunung Jati Cirebondidapat untuk pelaksanaan 6 sasarankeselamatan pasien masih belum optimal,yaitu masih adanya perawat yang belummelakukan identifikasi pasien pada saatmelakukan tindakan dari 10 sampel (60%)tidak melakukan, ada beberapa stempelTBAK yang tidak ditanda tangani olehperawat sebagai pelapor maupun doktersebagai penerima dari 10 sampel status70% tidak dilakukan, pelabelan obat highalert dari 6 jenis obat kategori high alert(50%) tidak dilakukan, pelaksananaancuci tangan five moment tidak dilakukanpada moment sebelum tindakan ke pasiendan sesudah ke lingkungan pasien.Berdasarkan data yang didapatdari laporan yang diberikan oleh seksipengembangan mutu dan pemasaranrumah sakit daerah Gunung jati Cirebonselama periode tahun 2017 tercatat sampai19 insiden keselamatan pasien. Berdasardata ini sehingga yang termasuk dikejadian tidak diharapkan (KTD) berkisar1 kasus, terjadian tidak Cedera (KTC) 2kasus, dan angka kejadian nyaris cedera(KNC) 16 kasus. Semua insidenkeselamatan pasien tersebut diantaranyaada 1 kasus terjadi di ruang perawatanintensive dan selebihnya terjadi diruangan rawat inap. Rumah sakit gunungjati Cirebon disamping melakukanpencatatan pelaporan insiden jugamelakukan pemantauan terhadap 6sasaran keselamatan pasien. Berdasarkanlaporan PMKP (Panitia Mutu DanKeselamatan Pasien) tahun 2017 denganindikator yang pertama ketepatanidentifikasi pasien tercapai 99,00%,(target 100%) yang kedua pelaksanaanTBAK (tulis bacakan dan konfirmasi)tercapai 66.92% (target l00%), yang ketiga kepatuhan label high alert olehfarmasi 79,83% (target l00%) , yang keempat kepatuhan pelaksanaan surgicalsafety pada pasien operasi 100% (target100%), yang kelima kepatuhan petugasDalam menjawab permasalahantersebut diperlukan suatu pengkajian yanglebih mendalam lagi apakah peran danfungsi dari kepala ruangan berpengaruhterhadap kemampuan komunikasi efektif(SBAR) pada pelaksanaan handover dirumah sakit daerah gunung jati KotaCirebon tahun 2018.METODE PENELITIANPenelitian ini merupakan jenispenelitian korelasional dengan pendekatanpenelitian yang digunakan adalah crosssectionalPopulasi pada penelitian iniadalah seluruh perawat pelaksana yangterdapat di ruang rawat inap RSD GunungJati Cirebon yang berjumlah 202perawat.tehniksamplingdandipergunakan yaitu probability samplingsyaitu dengan proportional stratifieldtrandomssamplling adalah tehnikmengambilsamplejugaanggotanyapopulasi dengan acak sesuairuangan perawat yang dijadikan sampel.Kuesioner penelitian ini yaitusejumlah pernyataan yang diajukan secaratertulis dalam format isian untuk diisiresponden. Isian responden ini berupalembar check list meliputi identitasresponden, kuesioner peran fungsi kepalaruangan,danlembarobservasikomunikasi efektif saat handover atautimbang terima. Skala instrumen variabeldiukur dengan skala likert 4 tingkat yangmasing-masing bobot skor item : Nilai 4(SL) untuk kriteria selalu, nilai 3 untukJurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume V Nomor 9 Februari 20194

(SR) sering, nilai 2 untuk (J) jarang dannilai 1 untuk (TP) yaitu tidak pernah.Penelitian menggunakan analisisunivariat dan analisis inferensial. kteristikdanvariabel penelitian, sedangkan analisisinferensial yang digunakan adalah PartialLeast Square (PLS) untuk mengetahuihubungan antara variebel penelitian.HASIL PENELITIANAnalisis UnivariatKarakteristik respondenBerdasarkan data Tabel 5.1.menunjukkan bahwa sebagian besarperawat adalah berumur pada rentang 26-60 tahun, berjenis kelamin perempuan,masa kerja pada rentang 5–10 tahun danberpendidikan Profesi Ners.Diskripsi Variabel PenelitianPeran Kepala RuanganPeran kepala ruangan yang manaterdiri dari beberapa peran diantaranyaperan interpersonal, peran informationaldan peran decisional. Hasil analisis perankepala ruangan di RSD Gunung JatiCirebon untuk tiap indikator serta secarakeseluruhan disajikan pada tabel distribusifrekuensi berikut.Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume V Nomor 9 Februari 20195

Dari hasil analisis jawabanresponden untuk peran kepala ruangan diRSD Gunung Jati Cirebon didapatkannilai mean secara keseluruhan sebesar58.49. Sedangkan hasil pengumpulan datauntuk indikator peran kepala ruanganpada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilaimean tertinggi terdapat pada indikatorInformasional sebesar 20,15 dan untukmean terendah untuk peran kepalaruangan pada indikator decisional sebesar19,06.Fungsi Kepala RuanganHasil analisa fungsi fungsi kepalaruangan yang terdiri dari fungsiPerencanaan,Pengorganisasian,Ketenagaan, Pengarahan, dan fungsiPengawasan, secara keseluruhan disajikanpada tabel berikut.Dari hasil analisis jawabanresponden untuk fungsi kepala ruangan diRSD Gunung Jati Cirebon didapatkannilai mean sebesar 79.29. Sedangkan hasilpengumpulan data untuk indikator darifungsi kepala ruangan pada tabel diatasdapat dilihat bahwa nilai mean tertinggiterdapat pada indikator Perencanaansebesar 16,56 dan untuk mean terendahuntuk fungsi kepala ruangan padaindikator Pengorganisasian sebesar 16,05.Komunikasi efektifDari hasil analisis jawabanresponden untuk komunikasi efektif diRSD Gunung Jati Cirebon didapatkannilai mean sebesar 47.74Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume V Nomor 9 Februari 20196

HandoverDari hasil analisis jawabanresponden untuk pelaksanaan handover diRSD Gunung Jati Cirebon didapatkannilai mean sebesar 58.28handover sesuai tabel diatas dapat dilihatbahwa nilai mean tertinggi terdapat padaindikator Interaksi sebesar 26,39 danuntuk mean terendah untuk pelaksanaanhandover di RSD Gunung Jati Cirebonada pada indikator Orientasi sebesar12,39Sedangkan hasil pengumpulandata untuk indikator dari pelaksanaanAnalisis BivariatSeluruh antar variabel memilikihasil uji hipotesis yang signifikan pada pvalue 0,05, dengan ini artinya adahubungan antar variabel penelitian.sertaseluruh variabel memiliki arah hubunganyang positif.Analisis InferensialPenelitian ini menggunakantehnik analisis uji model PLS (PartialLeast Square) dengan dua evaluasimendasar, yaitu 1) evaluasi modelpengukuran(outermodel)untukmengetahui validitas dan reliabilitasindikator terhadap konstruk variabel(variabel laten), dan 2) evaluasi modelstruktural (inner model) untuk mengetahuiketetapan model.Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume V Nomor 9 Februari 20197

dengan tingkat kepercayaan 95% (α 0,05). Hal itu berarti, semua indikatorberpengaruh secara signifikan terhadapvariabel yang diteliti.Hasil uji hipotesisBerdasarkan tabel 5.10 hasilpengukuran nilai t-statistik dari setiapindikator ke variabel lebih besar dari 1,96Pengujian Measurement ModelPLSJurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume V Nomor 9 Februari 20198

Berdasarkan tabel 5.11 dandivisualisasi oleh output PLS pada bagan5.1 dapat dinyatakan bahwa seluruh antarvariabel penelitian memiliki pengaruhyang signifikan karena masing-masingnilai t-statistiknya lebih besar dari1,96.Sehingga didapatkan hasil sebagaiberikut :handover dengan nilai t 4,7120 1,96.3. Ada hubungan yang signifikan antarafungsi kepala ruangan dengankomunikasiefektifdengannilait 9,7171 1,96.4. Ada hubungan yang signifikan antarafungsi kepala ruangan denganhandover nilai t 4,4431 1,96.1. Ada hubungan yang signifikan antaraperan kepala ruangan dengankomunikasi efektif dengan nilait 2,0413 1,96.5. Ada hubungan yang signifikan antarakomunikasi efektif dengan handoverdengan nilai t 2,4849 1,96.2. Ada hubungan yang signifikan antaraperan kepala ruangan denganPEMBAHASAN1. Hubungan peran kepala ruangandengan komunikasi efektifHasil uji korelasi pada penelitian inididapatkan peran kepala ruanganberhubungan sangat kuat dengankomunikasi efektif dan berpola positifdengan nilai r 0,808, yang bermaknasemakin baik peran dari kepalaruangan maka komunikasi efektifperawat akan baik. Hasil uji statistikdidapatkan ada hubungan yangsignifikan antara peran kepalaruangan berhubungan sangat kuatdengan komunikasi efektif dengannilai t 2,0413. Di mana ecisionalmerupakan indikator yang memilikikontribusi paling besar dalammenyusun variabel peran kepalaruangan terhadap komunikasi efektif.2. Hubungan peran kepala ruangandengan handoverPeran kepala ruangan berpengaruhpositif terhadap handover dengannilai t 4,7120. Di mana ecisionalmerupakan indikator yang memilikikontribusi paling besar dalammenyusun variabel peran terhadaphandover.MenurutNursalam(2014),menyatakan timbang terima adalahsuatu cara dalam menyampaikansesuatu (laporan) yang berkaitandengan keadaan klien.Handover adalah waktu di manaterjadi perpindahan atau transfertanggung jawab tentang pasien dariperawat yang satu ke perawat yanglain. Tujuan dari handover adalahmenyediakan waktu, informasi yangakurat tentang rencana perawatanpasien, terapi, kondisi terbaru, danperubahan yang akan terjadi danantisipasinya.3. Hubungan fungsi kepala ruangandengan komunikasi efektifHasil penelitian didapatkan fungsikepala ruangan berhubungan dengankomunikasi dengan nilai t 9,7171.Ini berarti bahwa ada hubungan yangsignifikan antara fungsi kepalaruangan dengan komunikasi efektif(SBAR) di RSD Gunung Jati Cirebontahun2018.Indikatorfungsiperencanaan, pengorganisasian danpengarahan merupakan indikator yangmemiliki kontribusi paling besardalam menyusun variabel fungsikepala ruangan terhadap komunikasi.Fungsi manajemen kepala ruangan diRSD Gunung Jati kota CirebonmenunjukkanbahwafungsiJurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume V Nomor 9 Februari 20199

manajemenkepalaruangandidapatkan 50,9% berada padakategori baik. Dan hasil indikatortertinggi pada fungsi kepala ruangandengan kategori baik adalah padafungsi pengarahan yaitu sebesar 63,8%, sedangkan hasil indikator tertinggipada fungsi kepala ruangan dengankategori kurang baik adalah padafungsi ketenagaan yakni sebesar75,0%.Penelitian ini sejalan denganpenelitian sebelumnya oleh Parmin2010 di RSUD Undata Palumenemukan hasil yang sama denganhasil yang diperoleh dimana fungsipengorganisasian, fungsi ketenagaan,fungsi pengarahan dan fungsipengawasan lebih dari 50% beradapada kategori baik.4. Hubungan fungsi kepala ruangandengan handoverFungsi kepala ru

100%), yang kelima kepatuhan petugas dalam melakukan cuci tangan 6 benar dalam 5 moment 68,77% (taget 100%) dan yang ke enam insiden pasien jatuh yang berakibat kecacatan 0.01% (target 0%), dari hasil monitoring ini menujukan pelaksanaan sasaran

Related Documents:

Hasil analisis memperlihatkan tiga tema, yaitu (1) pengetahuan kepala ruangan tentang fungsi manajemen masih terbatas pada hal-hal yang biasa dilakukan di ruangan perawatan masing-masing dan belum mengetahui pembagian fungsi manajemen secara umum; (2) mengenai penerapan pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruangan, hanya satu

PERAN, FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU PAI A. Pengertian Kepala Sekolah Kepala sekolah tersusun dari dua kata yaitu kepala dan sekolah. Kepala dapat diartikan sebagai ketua atau pemimipin dalam suatu organis

Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam pemecahan masalah 1.2 Kompetensi Dasar Menggunakan sifat limit fungsi untuk menghitung bentuk tak tentu fungsi aljabar dan tri-gonometri 1.3 Indikator 1.Menjelaskan pengertian limit fungsi melalui perhitungan nilai-nilai fungsi

1. Menghitung limit fungsi aljabar sederhana di suatu titik 2. Menggunakan sifat limit fungsi untuk menghitung bentuk tak tentu fungsi aljabar Konsep turunan fungsi sangat berguna membantu memecahkan masalah ekonomi, namun demikian konsep turunan fungsi didasarkan atas konsep limit fungsi.

Fungsi kuadrat merupakan merupakan fungsi polinom berderajat dua bentuk umum persamaan fungsi kuadrat adalah : y a bx cx2 atau y cx2 bx a dimana cz0. Contoh fungsi kuadrat dalam bentuk grafik di gambarkan sebagai berikut : y y x2 x 3.1.1 Penyelesaian Persamaan Kuadratik Penyelesaian persamaan kuadratik merukan pencarian akar-akar dari persamaan .

Fungsi kuadrat tersebut merupakan fungsi kuadrat dalam peubah x. Grafik fungsi kuadrat ditulis dengan notasi y f(x) ax 2 bx c, dan grafik fungsi kuadrat dise but parabola. Langkah -langkah menggambar sketsa grafik fungsi kuadrat yang sederhana: Langkah 1: Tentukan beberapa anggota fungsi f, yaitu koordinat titik -titik yang

Ruangan-ruangan pada laboratorium kultur jaringan rnenghendaki beberapa ruangan standart, narnun dalarn kenyataannya selalu dilakukan rnodifikasih dan hal ini sudah dilakukan oleh penulis dalam rnendesain beberapa laboratorium kultur jaringan. Dibawah ini adalah beberapa ruangan yang hams ada dalarn sebuah laboratorium kultur jaringan: 1.

Ujian Tengah Semester 9. dan 10 Mahasiswa mampu memahami peran dan fungsi komputasi pada pembelajaran matematika Peran dan fungsi komputasi - Diskusi - Tanya-jawab - Inquiry - Discovery - Penugasan 2 x 100 menit Merumuskan dan menyimpulkan kembali peran dan fungsi komputasi pada pembelajaran matematika - Kehadiran - Memberikan pendapat