BAB II A. Kajian Tentang Pengajian Kitab Tasawuf Maksudnya .

2y ago
157 Views
2 Downloads
370.72 KB
31 Pages
Last View : 5d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Jamie Paz
Transcription

BAB IILANDASAN TEORIA. Kajian Tentang Pengajian Kitab Tasawuf1. Pengertian Pengajian Kitab TasawufPengajian berasal dari kata kaji yang artinya meneliti ataumempelajari tentang ilmu-ilmu agama Islam.18 Maksudnya adalahmembimbing sesering mungkin terhadap umat yang memeluk agamaIslam pada khususnya, agar keimanan semakin meningkat.Sedangkan kitab tasawuf ialah sebuah karya-karya dari paraulama’ sufi atau murid para sufi, yang merujuk pada Al-Qur’an danHadits serta perilaku dan peristiwa hidup Nabi Muhammad Saw. baiksebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul maupun sesudah diangkatmenjadi Nabi dan Rasul. Tasawuf menjelaskan cara untuk mengenaldan mendekatkan diri kepada Allah sehingga memperoleh hubunganlangsung secara sadar dengan-Nya dengan mengikuti konsep-konsepyang ada dalam kitab-kitab tasawuf.19Seperti Kitab Hidayatul Adzkiya’karangan Syech Zainuddin bin Ali Al-Ma’bari, Kitab Al-Hikamkarangan Syech Ibnu Atho’illah, Kitab Jami’ul ushul fil Auliya’18Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa DepartemenPendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1994), h.43119http://kamusbahasaindonesia.org/tasawuf. Diakses pada 19 April 201713 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

-Naqsyabandi, Kitab Risalatul Qusyairiyah karangan Syech Imam AlQusyairy dan masih banyak lagi kitab-kitab tasawuf yang sering kitajumpai, dikaji dipondok-pondok pesantren dan perguruan tinggi.Tasawuf sendiri menurut sebagaian besar para ilmuwanberpendapat, bahwa tasawuf berasal dari kata-kata yang dikaitkandengan arti suci20, penjelasan para sufi tentang tasawuf, ialah sebagaiberikut:a. Al-Ghazali di dalam kitabnya, al-Muqidz min ad-Dhalal, menulisbahwa para sufi adalah mereka yang menempuh (suluk) jalanAllah, yang berakhlaq tinggi dan bersih, bahkan juga berjiwacemerlang lagi bijaksana.b. Amin al-Kurdi, mengatakan bahwa tasawuf adalah suatu ilmu yangmempelajari tentang kebaikan dan keburukan jiwa, bagaimana caramembersihkan sifat-sifat buruk dan menggantinya dengan sifatsifat terpuji, serta bagaimana jalan menuju keridhaan Allah. 21c. Radim bin Ahmad al-Baghdadi berpendapat, tasawuf memiliki tigaelemen penting, yaitu faqr, rela berkorban dan meninggalkan20Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, Akhlak Tasawuf, (Surabaya : IAINSA Press, 2011), h. 22521Muhammad Amin al-Kurdi, Tanwir al-Qulub fi mu’amalah ‘Alam al-Ghuyub (tt), h.406digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15kebathilan (ghurur).22d. Al-Junaid mendefinisikan bahwa tasawuf sebagai “an-Takunama’a Allah bi-la ‘alaqah”, hendaknya engkau bersama-samadengan Allah tanpa adanya hijab.23e. Abu Yazid al-Bustami menjelaskan tasawuf dengan perumpamaansuatu kondisi dimana seseorang mengencangkan ikat pinggangnya(karena menahan lapar) dan pengekangan terhadap syahwatduniawi sesaat.24Al-Bustami juga menambahkan, yaitu hdenganmenghancurkan secara totalitas kepada-Nya”.25Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa pengajian kitabtasawuf yaitu bimbingan melalaui karya-karya para sufi untuk memahami tatacara mendekatkan diri kepada Allah, sehingga memperoleh hubunganlangsung secara sadar dengan-Nya dengan mengikuti konsep-konsep tasawuf.2. Latar Belakang Pengajian TasawufSebagai salah satu disiplin ilmu dalam Islam, tasawuf menitikberatkan pada pembersihan atau penyucian hati. Hati haruslah terbebasdari penyakit-penyakit hati. Hati haruslah bersih dari najis dan kotor22Qomar Kaylani, Fi at-Tashawwuf al-Islami: Mafhumuhu wa Tathawwuruhu waA’lamuhu, (Beirut : Mathabi’ Samya, 1962), h. 1123Al-Qusyairy, Ar-Risalah al-Qusyairiyah (Mesir: Bab al-Halaby, 1959), h. 55224Abd. Rahman al-Badawi, Shatahat al-Sufiyah (Beirut: Dar al-Qalam, 1978), h. 8325Ibid., h. 138digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16yang bersifat maknawi. Karena keberadaan hati amat menentukan bagianggota tubuh yang lain. jika hati itu baik, maka baik pula sekujurtubuhnya. Sebaliknya, jika hati itu rusak, maka rusak pulalah anggotatubuh yang lainya. Sebegitu penting-nya ajaran tasawuf bagi kaummuslimin, hingga perlu disyiarkan dan didakwahkan secara terusmenerus, agar umat Islam mempunyai pemahaman yang benar akanajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad Saw.26Di saat berbagai krisis melanda manusia modern, mulai dari krisiskepercayaan, krisis social, krisis moral, krisis structural, hingga krisisspiritual, manusia seakan kehilangan akan makna hidup dan kehidupanya.Kekayaan materi boleh jadi semakin menumpuk, jabatan semakin bertumpuk,tapi jiwanya tidak semakin gemuk, jiwanya dilanda kegersangan. Merekapunkehilangan orientasi dan tujuan hidup. Akibatnya, manusia tak ubahnyabagaikan robot. Semuanya serba diukur atas dasar materi dan kebendaan. Efeknegatif modernisasi inilah yang menjadi salah satu pemicu ketertarikanmanusia pada dunia tasawuf. Ajaran tasawuf menjadi kegemaran tersendiri.Tasawuf bak primadona.Asal-usul tasawuf, sejak dulu hingga kini masih diperdebatkankehadiranya. Sebagian menyebutkan, tasawuf berasal dari agama Islam.Sebagian lagi menyatakan bahwa tasawuf bukan berasal dari agamaIslam, tetapi dari sinkretisme berbagai ajaran agama samawi maupun26Tim Redaksi, Majalah Tasawuf As-Shofa, Yayasan Pondok Pesantren Ahlus Shofa WalWafa Jln. Darmo No.1 Simoketawang Wonoayu Sidoarjo, Edisi Perdana (25 Desember 2015-25Maret 2016), h. 1digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17ardli. Pada masa Rasulullah Saw dan Khulafa ar-Rosyidin, istilahtasawuf tidak pernah dikenal. Istilah tasawuf baru dipakai padapertengahan abad ke-2 Hijriah oleh Abu Hasyim al-Kufi (w.250H),dengan meletakkan Ash-Shufi dibelakang namanya.27Ada lagi yang berpendapat bahwa tasawuf dan sufi berasal dari kotaBashrah di negeri Irak. Dan karena suka mengenakan pakaian yang terbuatdari bulu domba (shuuf), maka mereka disebut dengan sufi.Dari penjelasan diatas bisa diambil kesimpulan bahwa, latarbelakang pengajian tasawuf pada umumnya untuk membersihkan ataupenyucian hati, dan hati-lah penentu seluruh anggota tubuh. Di sisilainpengajian tasawuf juga untuk membentuk akhlaqul kaarimah karenapelajaran tasawuf awal hingga akhir berisikan tentang adab (tata kramasempurna), baik berhubungan dengan Kholiq (Hablun min Allah)maupun dengan makhluq seluruhnya. Dan lebih dari itu semua,pengajian tasawuf hadir karena rindunya para ulama’ Sufi dan kaumMuslimin akan kedamaian dan kebahagiaan yang haqiqi.3. Tujuan dan Hikmah Pengajian TasawufSesungguhnya ruh Islam sebagaimana yang tergambar dalam27Ustad wahab, Rozy, Majalah Tasawuf As-Shofa, Yayasan Pondok Pesantren AhlusShofa Wal-Wafa Jln. Darmo No.1 Simoketawang Wonoayu Sidoarjo, Edisi Perdana (25 Desember2015-25 Maret 2016), h. 10digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18beberapa ayat-ayat berikut ini28 : “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allahmengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, danSesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. AsySyams: 7-10) “Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (denganberiman), dan Dia ingat nama Tuhannya, lalu Dia sembahyang.”(QS. Al-A’la: 14-15) “Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkandiri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu28Abul Qosim Abdul Karim Hawazin Al Qusyairi An Naisaburi, Risalah Qusyairiyah(Pustaka Amani Jakarta 2007), h. 17digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19pagi dan petang, dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yanglalai.” (QS. Al-A’raf: 205)Pada dasarnya hakikat tasawuf adalah mendekatkan diri kepadaAllah SWT. Melalui penyucian diri dan perbuatan-perbuatan (amaliyah)Islam.29 Oleh karena itu, beberapa tujuan tasawuf adalah Ma’rifatullah(mengenal Allah secara mutlak dan lebih jelas) dan tercapainya derajatkesempurnaan yaitu insan kamil (manusia yang mengenal dirinyasendiri, keberadaanya dan memiliki sifat-sifat utama).30Pengikut pengajian tasawuf yang sesungguhnya adalah merekayang berjalan di atas dasar Al-Qur’an dan Hadits, tidak keluar darinyameski seujung jari. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti jalanulama’ salaf, baik dalam keimanan, akidah, maupun praktek ritual. 31Sesungguhnya tasawuf bukan sesuatu yang bersifat tambahanatau pengadaan kandungan Al-Quran dan hadis, tetapi justru merupakanbentuk abstraksi konkrit tentang keagungan Islam yang selama itu tidakdiperhatikan para ulama’ fikih setelah periode ulama salaf. Merekasibuk dalam pertikaian perbedaan pendapat, terpecah-pecah dalamberbagai pendapat, sehingga kurang memperhatikan praktek ritual(dunia sufistik) yang pernah dipraktekkan periode sahabat dan %20tasawuf. Diakses pada 19 April 2017Ust. Drs. Moh. Saifulloh Al Azis S., Risalah Memahami Ilmu Tashawwuf, (TerbitTerang Surabaya), h. 44.31Abul Qosim Abdul Karim Hawazin Al Qusyairi An Naisaburi, Risalah Qusyairiyah(Pustaka Amani Jakarta 2007), h. 19.30digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20salaf.32Generasi Islam dewasa ini seandainya mengikuti jejak para ulamasalaf yang saleh yang hidup di kurun-kurun pertama, tentu kehidupankeagamaan mereka berada di garis nilai kebenarannya meliputi aspekpendidikan, praktek ritual, dan pemahaman; mereka tidak mungkinmenafsirkan secara negative bahwa kecenderungan kemunduran umatIslam abad ini disebabkan oleh keberadaan “madrasah sufi” yangterpisah dari “madrasah ulama fikih dan kaum teolog”. Asumsi inididasarkan pada satu sebab bahwa generasi Islam periode pertamamengambil Islam secara utuh; menjadikan pemikiran, yangutuh;menggabungkan kejernihan hukum dan nilai ketakwaan dalamkeutuhan dunia sufistik; dan memahami aspek hukum tanpa harusmeninggalkan aspek lain. Inilah yang disebut Islam.33Hikmah pengajian tasawuf pada intinya adalah sebagai usahauntuk menyingkap hijab (tabir) yang membatasi diri manusia denganAllah SWT dengan system yang tersusun melalui latihan ruhaniyah atauriyadlotun nafs.34 Sebagaimana firman Allah didalam surat Al Kahfiayat 110 yang berbunyi :32Abul Qosim Abdul Karim Hawazin Al Qusyairi An Naisaburi, Risalah Qusyairiyah(Pustaka Amani Jakarta 2007), h.19- 20.33Ibid., h. 20.34Ust. Drs. Moh. Saifulloh Al Azis S., Risalah Memahami Ilmu Tashawwuf, (TerbitTerang Surabaya), h. 29.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21 Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu,yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu ituadalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaandengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang salehdan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadatkepada Tuhannya".Jadi, tujuan dan hikmah pengajian kitab tasawuf adalah untukmendekatkan diri kepada Allah Swt, menghilangkan hijab-hijab antarakita dengan Allah, dan mencapai derajat kesempurnaan yaitu insankamil (manusia yang mengenal dirinya dan keberadaanya sertamemiliki sifat-sifat utama) melalui konsep-konsep yang diajarkan olehpara ulama salaf yang sedikitpun tidak keluar dari Al-Quran dan hadis.4. Metode Pengajian Kitab TasawufMetode berasal dari kata Yunani “Metodos” kata ini terdiri daridua kata yaitu “Metod” yang berarti melalui atau melewati, dan“Hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu jalan yangdigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22dilalui untuk mencapai tujuan. Metode pengajaran adalah carapenyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.Metode harus sesuai dengan materi yang akan diajarkan. 35Sedangkan pengajian kitab identik dengan pengajian kitab kuningala pesantren, yang menyangkut guru – murid dan sumber belajar.Dibawah ini model-model pengembangan kajian kitab kuning besertadefinisinya :a.Metode BandonganMetode pembelajaran yang mana seorang guru membacakankitab, menerjemahkan, menerangkan dan seringkali mengulas isibuku atau kitab kuning, dihadapan murid atau santri.36Metode bandongan adalahkiyaimenggunakandaerahsetempat, kiyai membaca, menerjemahkan, menerangkan, kalimatdemi kalimat kitab yang dipelajarinya, santri secara cermatmengikuti penjelasan yang diberikan oleh kyai dengan memberikancatatan-catatan tertentu pada kitabnya masing-masing dengan kodekode tertentu sehingga kitabnya disebut kitab jenggot karenabanyaknya catatan yang menyerupai jenggot seorang kiai.Dengan metode pengajaran bandongan ini lama belajar santri35Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,(Jakarta: Ciputat Pers,2002), h.135-13636Faiqoh, Pola Pembalajaran di Pesantren. Jakarta: Direktorat Jendral KelembagaanAgama Islam, 2003, h. 176digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23tidak tergantung lamanya tahun belajar tetapi berpatokan kepadawaktu kapan murid tersebut menamatkan kitabnya yang telahditetapkan.b.Metode SoroganMetode sorogan ialah seorang murid mendatangi guru yangakan membacakan beberapa baris al Qur’an dan kitab – kitabbahasa arab dan menerjemahkan kata demi kata kedalam bahasatertentu dan pada gilirannya murid mengulangi dan menerjemahkankata perkata seperti yang dilakukan gurunya.37c.Metode HalaqohSistem ini merupakan kelompok kelas dari sistem bandongan.Halaqoh yang arti bahasanya lingkaran murid atau sekelompoksiswa yang belajar dibawah bimbingan seorang guru atau belajarbersama dalam suatu tempat. Halaqoh ini juga merupakan diskusiuntuk memahami isi kitab, bukan untuk mempertanyakankemungkinan benar salahnya apa-apa yang diajarkan oleh kitabakan tetapi untuk memahami apa maksud yang diajarkan olehsebuah kitab.38Metode halaqoh ini dimaksudkan sebagai penyajian bahanpelajaran dengan cara murid atau santri membahasnya bersama-3738Ramakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, (Cet. Ke-1. Jakarta: LP3ES, 1982), h. 28Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 1, No. 2, Juli 2012, h. 234digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24sama melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalahtertentu yang ada dalam kitab kuning. Dalam metode ini kyai atauguru bertindak sebagai moderator dengan tujuan agar santri aktifdalam belajar dan dengan melalui metode ini santri akan tumbuhdan berkembang pemikiran yang kritis, analitis dan logis.d.Metode MusyawarahSebentuk latihan berbahasa arab yang diwajibkan kepadasemua santri. Muhawaroh ini dilakukan dalam upaya memperlancarpara santri menguasai bahasa arab secara aktif di dalam pesantrenmaupun dalam masyarakat. Dalam hal ini semua santri diajurkanmampu berbicara dalam bahasa arab dan berpidato, berkhutbahdalam bahasa arab.39e.Metode MudzakarohMerupakan pertemuan ilmiah yang spesifik membahasmasalah diniyah seperti ibadah dan aqidah serta masalah agamapada umumnya. Mudzakarah ada dua; 1). Mudzakarah yangdipimpin oleh kyai, 2). Mudzakarah sesama santri.Ada beberapa metode tasawuf dalam berdakwah, antara lain40 :a. Shuhbah (berguru atau bersama seorang guru)39Hamdani Ikhsan dan Fuad Ikhsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PustakaSetia, 2001), h. mis/107-konsep-tasawuf-dalamdinamika-berdakwah. Diakses pada tanggal 07 Mei 2017.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25Seseorang pembimbing yang sempurna (al-Mursyid alKamil) sangat dibutuhkan sekali oleh para pencari ilmu hakikat.Sebab dengan berguru kepada seorang yang sempurna, sedikitbanyak akan memberikan pengaruh yang langsung bisa dirasakanoleh orang tersebut. Pengaruh itu bisa berupa akhlaq yang mulia,etika yang luhur, atau tabiat yang terpuji.b. Mujahadah (berjuang)Mujahadah atau jihad berarti mencurahkan segenap usahademi mengatasi musuh atau tantangan. Mujahadah ini terbagimenjadi 3, yaitu: berjuang memerangi musuh yang dhahir,bejuang memerangi syetan dan berjuang memerangi nafsunyasendiri.c. ZikirZikir dalam hal ini dibagi menjadi 2, yaitu: (1) sirri (suarapelan), (2) jahr (suara keras). Yang zikir itu sendiri didapat dariseoarang guru Mursyid atau biasa disebut bimbingan dzikir.d. TarekatDi dalam istilah tasawuf, tarekat berarti perjalananseoarang salik menuju Tuhan dengan cara menyucikan diri endekatkan dirinya sedekat-dekatnya kepada Tuhan.Dari sekian banyak metode pengajian kitab, yang paling seringdigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26digunakan dalam pengajian tasawuf adalah metode bandongan atauwetonan ala pesantren.B. Kajian Tentang Kecerdasan Spiritual (SQ)1. Pengertian Kecerdasan Spiritual (SQ)Pada abad ke-20 alat untuk mengukur kecerdasan manusia adalahkecerdasan intelektual (IQ). Namun pada pertengahan 1990-an, DanielGoleman menunjukkan penemuan barunya, bahwa kecerdasan manusiatidak hanya bisa diukur dengan IQ, ada jenis kecerdasan lain yang lebihpenting dari IQ, yaitu EQ (EmotionalQuotient).Akan tetapi di akhir abad ke 20 (1999-an), Danah Dohar dan IanMarshall melalui penelitian ilmiahnya menemukan jenis kecerdasanyang disebut sebagai The Ultimate Intellience (kecerdasan tertinggi)yaitu SQ (Spiritual Quotient).Istilah Spiritual Quotient adalah istilah yang digunakan kalipertama oleh Danah Zahar dan Ian Marshall, walaupun pada akhirnyamereka terjebak pada tipologi “Quotient” karena pada dasarnya kaaQuotient digunakan pada sesuatu yang bisa diukur dengan angka.Sedangkan Spiritual Quotient adalah kajian yang bersifat spirit atauyang tidak nyata. Dan memang pada akhirnya Spiritual Quotient yangdimaksud oleh Danah Zahar adalah kecerdasan spiritual.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27Adapun pengertian spiritual itu sendiri adalah sesuatu yang tidaknyata, immaterial, inkoporeal, yang tidak dilihat dan sebagainya. Dalamkamus filsafat spiritual didefinisikan sebagai immaterial, inkonforeal,yang terdiri atas ruh atau fakultas-fakultas yang lebih tinggi (mentalintelekrual, estetika, dan religius) serta nilai-nilai berfikir.41DanahZohar dan Lan Marshall mendefinisikan :“Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapiperilaku atau hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dankaya, kecerdasan untuk menilai bahwa hidup seseorang lebihbermakna bila dibandingkan dengan yang lain. S

A. Kajian Tentang Pengajian Kitab Tasawuf 1. Pengertian Pengajian Kitab Tasawuf Pengajian berasal dari kata kaji yang artinya meneliti atau mempelajari tentang ilmu-ilmu agama Islam.18 Maksudnya adalah membimbing sesering mungkin terhadap umat yang memeluk aga

Related Documents:

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

1.2 Permasalah Kajian 4 1.3 Kajian Terdahulu 8 1.4 Skop Kajian 21 1.5 Objektif Kajian 21 1.6 Kepentingan Kajian 22 1.7 Metodologi Kajian 26 1.7.1 Sumber-Sumber Primer 27 1.7.2 Sumber-Sumber Sekunder 28 1.7.3 Metode Analisis Data 28 1.8 Huraian Istilah Tajuk Kajian 29 .

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORETIK Bab ini membahas kajian teori yang bisa memotret fenomena penelitian, meliputi kajian tentang Komunikasi sebagai Interaksi Sosial, Komunikasi sebagai . penyandang autism dalam keran

BAB II KAJIAN TEORETIK Bab kedua ini penulis sebut dengan kajian teoretik yang dikenal juga dengan istilah kerangka teoritik; isinya membahas tentang teori-teori yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Sehingga pada bab ini, penulis akan menguraikan teori mengenai

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori Kajian teori merupakan deskripsi hubungan antara masalah yang diteliti dengan kerangka teoretik yang dipakai. Kajian teori dalam penelitian dijadikan sebagai bahan rujukan untuk memperkuat teori dan mem

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori Kajian teori berfungsi sebagai landasan teoretik yang digunakan oleh peneliti untuk membahas dan menganalisis masalah yang diteliti. Kajian teori disusun berdasarkan perkembangan terkini bidang ilmu yang berkaitan dengan inti penel

bab ii penerimaan pegawai . bab iii waktu kerja, istirahat kerja, dan lembur . bab iv hubungan kerja dan pemberdayaan pegawai . bab v penilaian kinerja . bab vi pelatihan dan pengembangan . bab vii kewajiban pengupahan, perlindungan, dan kesejahteraan . bab viii perjalanan dinas . bab ix tata tertib dan disiplin kerja . bab x penyelesaian perselisihan dan .

Bab 24: Hukum sihir 132 Bab 25: Macam macam sihir 135 Bab 26:Dukun,tukang ramal dan sejenisnya 138 Bab 27: Nusyrah 142 Bab 28: Tathayyur 144 Bab 29: Ilmu nujum (Perbintangan) 150 Bab 30: Menisbatkan turunnya hujan kepada bintang 152 Bab 31: [Cinta kepada Allah]. 156 Bab 32: [Takut kepada Allah] 161