PERGURUAN TINGGI TEKNIK KUNCI MENGATASI KEKURANGAN .

3y ago
32 Views
2 Downloads
333.13 KB
6 Pages
Last View : 30d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Madison Stoltz
Transcription

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015daya saing ASEAN serta dapat menyaingi Tiongkokdan India untuk menarik investasi asing. Modal asingdibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaandan kesejahteraan warga ASEAN. Menghadapipersaingan yang teramat ketat ini, negara-negaraASEAN haruslah mempersiapkan sumber dayamanusia (SDM) yang trampil, cerdas, dan kompetitif.PERGURUAN TINGGI TEKNIK KUNCIMENGATASI KEKURANGAN INSINYURMENGHADAPI MEA 2015tris budiono M.Departemen Teknik Mesin FTUItribuma@eng.ui.ac.idMEA akan berlaku mulai akhir Desember 2015namun Indonesia masih kekurangan 800.000 insinyur.Keprihatinan yang sebenarnya tidak perlu terjadibila para pengelola PTT sejak dini tanggap dan tidakmengabaikan tugas serta tanggungjawabnya sesuaiamanat konstitusi yang termaktub dalam UU No.20/2003 tentang Sisdiknas. Tulisan ini dimaksudkanmemberi pemicu kepada PTT untuk bersinerji danbermitra dengan asosiasi profesi serta masyarakatindustri, agar layak dan pantas menyelenggarakanProgram Profesi Keinsinyuran. Tahun 2000 ide dankursila Program Profesi Keinsinyuran dirancangberdasarkan hasil Studi Mutu dan Relevansi ST/SPterhadap Kebutuhan Industri dengan benchmark 11Profil Mutu ABET. Dilakukan oleh PII untuk maksudmengatasi kesenjangan mutu sekaligus meningkatkandaya-saing ST (outcomes) dengan standar kualifikasimampu-kerja sebagai praktisi konsultan, kontraktormaupun pabrikator. Dengan terbitnya UU No. 11Tahun 2014 tentang Keinsinyuran, mempertegastugas dan tanggungjawab PTT, khususnya untukmengatasi kekurangan insinyur. Maklum bila tidakmaka enjiner luar negeri akan tidak terbendungmasuk ke pasar kerja Indonesia. Ke depan ST akanmenghadap persaingan ketat walau untuk menjadiburuh dan “indekost“ di negara sendiri. Sebagaiupaya sinerji mengemban amanat konstitusi dansekaligus untuk menyikapi tatangan pasar global,Dikti-PII telah menyiapkan kurikulum ProgramProfesi Keinsinyuran dengan bobot 18-20 sks, yangpelaksanaannya bertumpu pada upaya sinerji jalinanjejaring industrial berupa kemitraan mutual antaraPTT dengan asosiasi profesi & industri disekitarnya.Kata Kunci: MEA, amanat-konstitusi, keinsinyuran, dayasaing, program profesi, praktisi, sinerji, kemitraan.1. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015adalah integrasi ekonomi untuk meningkatkanstabilitas perekonomian dikawasan ASEAN 2020 danPTM-06Dari aspek SDM, bangsa Indonesia belum siap,Kita masih sibuk ngurusin DPR, Pilkada, korupsi danlain sebagainya, sementara negara lain sudah lebihsiap untuk menghadapi MEA ini. Ibaratnya kita iniseperti raksasa yang bangun tidur di sebuah pulau,dan begitu pulau dibikin jembatan terhubung denganpulau lain, dan penduduk pulau lain masuk ke pulauini barulah kaget. Contoh konkret dari ketidaksiapanini salah satunya tercermin dalam proyek MRT yangcuma satu tertunda terus. Sementara Singapura diwaktu yang sama telah menyiapkan 5 MRT dansudah beroperasi.Dari aspek ketenagakerjaan, terdapat peluangyang sangat besar bagi para pencari kerja karenabanyak tersedia lapangan kerja dengan berbagaikebutuhan akan keahlian yang beraneka ragam.Namun hasil suatu survei Total Factor Productivity(TFP) produktivitas tenagakerja di Indonesia jauhlebih rendah daripada di Tiongkok, Thailand,Malaysia maupun di Korea.Dilihat dari aspek pendidikan, tingkat pendidikantenaga kerja masih rendah, hingga Febuari 2014 diIndonesia jumlah pekerja berpendidikan SLTP kebawah tercatat sebanyak 76,4 juta orang atau sekitar64% dari total 118 juta pekerja Sedangkan yangsudah bergelar sarjana, mereka baru dapat dikatakansiap berkompetisi setelah mengikuti ManagementTrainee. Di Singapura maupun di Malaysia para freshgraduate-nya sudah siap kerja, seperti contohnyalulusan NUS, Nanyang Technology University dll.Data Tahun 2007, sekedar perbandingan jumlahinsinyur (Ir.) per 1 juta penduduk di: Indonesia 2.671Ir. sedangkan Malaysia 3.333 Ir., Thailand 4.121 Ir.,Vietnam 9.037 Ir., KorSel 25.309 Ir., Tiongkok 5.730Ir. dan India 3.380 Ir. Penambahan Ir. per Tahun per 1juta penduduk: Indonesia 164 Ir. sedangkan Malaysia367 Ir., Thailand 202 Ir., Vietnam 282 Ir., KorSel 836Ir., Tiongkok 273 Ir. dan India 214 Ir.1/6

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015Penambahan insinyur di Indonesia tidak akantertinggal sekian banyak sekiranya perguruan tinggiteknik (PTT) melaksanakan amanat konstitusi untukmenyelenggarakan Program Profesi Keinsinyuran.2. Amanat Konstitusi dan Esensi Program ProfesiPerihal pendidikan profesi telah diatur dalamUU No 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.Pada Pasal 24 ayat (1) Program profesi merupakanpendidikan keahlian khusus yang diperuntukkan bagilulusan program sarjana atau se derajat untukmengembangkan bakat dan kemampuan memperolehkecakapan yang diperlukan dalam dunia kerja. Ayat(2) Program profesi dapat diselenggarakan olehPerguruan Tinggi yang bekerja sama organisasiprofesi yang bertanggung jawab atas mutu layananprofesi. Ayat (3) Program profesi dimaksudkan untukmenyiapkan profesional. Kewenangan dan kewajibankonstitusional PTT sebagai penyelenggara ProgramProfesi Insinyur ini dipertegas melalui UU No11/2014 tentang Keinsinyuran pada Pasal 7, 8 dan 9.Dengan demikian secara legal, ke depan bagi PTTyang memenuhi kriteria diharapkan berinisiatifmembuka Program Profesi Insinyur (PPI), sehinggaisue kekurangan insinyur dapat diatasi segera.Program profesi pada hakikatnya bertujuanmembentuk kemampuan dasar kompetensi, menatapola pikir dan peri-laku industrial sebagai praktisisekaligus mengasah kapasitas keswadayaan produktifuntuk hidup sejahtera sesuai cita-citanya atau natiointernationalism mindset and professional characterbuilding. Sehingga esensi proses pembelajarannyabukan lagi teori di kelas tetapi lebih pada kajian studikasus industrial sebagai wahana transformasi sosiokultur terstruktur profesionalisme, yang diharapkanefektif meningkatkan dasar kompetensi enjineringsesuai minat dan layak berdaya-saing internasionalsesuai kebutuhan lokal serta kepentingan nasional,namun tetap memperhatikan peluang iptek dan bisnisyang berkelanjutan.3. Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan KeinsinyuranPengertian dasar nan hakiki yang harus dipahamibersama secara benar dan baik adalah esensi dari:Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) dan Iptekadalah Ilmu yang mempelajari sifat, perilaku segalabenda dan gejala alam yang terdapat dan terjadi diseantero alam, mulai dari ilmu dasar Matematika,Fisika, Kimia dan turunannya.Teknologi adalah Penerapan dan PengembanganIlmu Pengetahuan untuk menghasilkan nilai tambah,hasil guna dan daya guna dari benda/materi danpotensi alam serta untuk menghasilkan solusimasalah kehidupan di alam.Keinsinyuran/Enjiniring adalah PembakuanTeknologi untuk menghasilkan kepastian, ketelitian,keakurasian dari segi dimensi, kuantitas, kapasitas,mutu dan waktu dari produk dan besaran-besaranoperasi/kinerja peralatan untuk mencapai persyaratankeberterimaan yang disepakati/dibakukanSkema Korelasi InteraktifBakuanKompetensiKeinsinyuranSolusi InovatifBernilai-tambahIrRumpun IlmuRumpunIlmuIPATProgram ProfesiKeinsinyuranProgram RistekDampak besar dan luas dari keinsinyuran, antaralain:A. Peradaban manusia, merupakan penguasaan ilmupengetahuan disegala bidang selalu berkembangtermasuk dibidang Iptek, Teknologi dan Industri;B. Enjinering, sebagai pembakuan teknologi akanmempunyai dampak luas dan peran stratejik bagipeningkatan kualitas hidup, kehidupan, ekonomidan kesejahteraan manusia;C. Enjinering dan Teknologi harus digunakan secarapositif, benar dan adil untuk menghasilkan nilaitambah , daya dan hasil guna bagi kemanusiaan;D. Enjinering dan Teknologi akan dapat merusak danmendegradasi kehidupan serta lingkungan alamatau menghancurkan bila digunakan secara negatifatau secara tidak etis;PTM-062/6

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015E. Tokoh Politik terkemuka dunia sering menyatakan“Engineering is the driving engine for economicgrouth and wellfare of nations”.Mengingat hal tersebut di atas, Bangsa Indonesiadituntut untuk lebih menguasai ilmu pengetahuan,teknologi terutama ilmu rekayasa dan keinsinyuran,dalam mana Kode Etik Insinyur merupakan salahsatu kompetensi wajib yang tidak dapat ditawardalam persyaratan kompetensi Keinsinyuran.Seiring dengan pengalaman profesi di bidangkeinsinyuran maka secara terstruktur akan terbentukKompetensi Insinyur Profesional, yang terdiri dari 3(tiga) indikator utama yang terintegrasi sebagai suatukesatuan yang utuh, yakni: Sikap-Perilaku: Tanggung jawab , Etika ,Kewajiban , Akuntabilitas , Integritas , kerja tim Pengetahuan: Dasar Keteknikan , Permasalahanteknis, isu hukum, isu SHE & Lingkungan , isuSosEkBud, Isu Pembangunan Komunitas Keahlian: Keterampilan Teknis, Kesadaran SHE& Mutu, Manajemen Praktis, KeterampilanKomunikasi , Komunikasi interpersonal ,Kepemimpinan,4. Tantangan Daya-saing Keinsinyuran ke depanDi era globalisasi masa kini dan kedepan,Keinsinyuran (Enjinering) dan Teknologi merupakanprofesi yang mutlak diperlukan oleh tiap bangsa yangingin membangun kemandirian, kedaulatan yangbermartabat secara ekonomi dan budaya. Untuk ituBangsa Indonesia harus menjadi masyarakat berbasisilmu pengetahuan (knowledge based society).Dipasar Industri dan Komersialisasi Teknologi,dimasa kini setiap bangsa yang ingin mandiri,berdaulat dan bermartabat harus mampu bersaingmenghasilkan kinerja inovasi Keinsinyuran dalamQCDSV (Quality, Cost, Delivery Services andVariance). Untuk ini pemerintah harus membanguninfrastruktur teknologi, pengaturan standar, termasukpenguasaan perangkat lunak maupun perangkat kerasfasilitas kerja.Oleh karenanya masyarakat KeinsinyuranIndonesia harus menguasai teknologi dan standarpraktek keinsinyuran yang terbaik (Engineering BestPractices) dalam mengolah seluruh sumberdaya alamdan kebumian untuk menghasilkan rantai nilaitambah (supply and value added chain) baik berupaproduk turunan, peralatan dan produk akhir. Dalampelaksanaan tugas keinsinyuran ke depan, dituntutpenerapan standar pelayanan keinsinyuran dibidangK3ESLH (Keselamatan dan Kesehatan Kerja sertaEko-Sistem Lingkungan Hidup) yang berkelanjutan.Secara geopolitik, persaingan antar bangsadibidang ekonomi dan penerbangan merupakanpeperangan masa modern yang menghindarkankekerasan fisik dan bergeser pada serbuan/invasipemikiran (Ghozul Fikri) berbasis falsafah, nilaibudaya dan dasar pemikiran/mindset yang sebagiandiantaranya berbahaya, yang dapat meng-erosi/mendegradasi keluhuran rohaniah , persatuan bangsa.Harus disadari di bidang penguasaan teknologikeinsiyuran dan rekayasa industri, Indonesia cukupjauh tertinggal dari negara tetangga yang lebihdinamis. Untuk mengejar ketertinggalan tersebut kitaharus melakukan pembaharuan yang menyeluruh,perubahan terutama dalam sikap mental dan budayakerja. Hal ini selaras dengan presiden Jokowi yangmencanangkan revolusi mental untuk mendukungupaya percepatan pembangunan dan penguasaanteknologi di segala bidang.Perlu peningkatan inovasi daya kreatifitas danmelakukan litbang diberbagai bidang iptek sampaiketingkat lanjut (advance technology) rekayasamaterial, teknologi nano, teknologi flasma, fisikakuantum, teknologi nuklir, oleh semua pengakukepentingan keinsinyuran disegala bidang dan sektorindustri terutama untuk mengolah sepenuhnyasumber daya alam yg ada dibumi nusantara karuniaMaha pencipta yg Maha adil.Setidaknya Masyarakat Keinsinyuran Indonesiaharus bersyukur bahwa Pemerintah dan DPR telahmenerbitkan UU No. 11/2014 tentang Keinsinyuran,kita harus proaktif mengawal perubahan sesuai UUuntuk membangun Masyarakat Keinsinyuran yangcerdas dan terpercaya bagi bangsa Indonesia.5. Konsep Dasar Program Profesi InsinyurBertolak dari realita di atas dan menyadari sangatberagamnya tingkat mutu lulusan perguruan tinggi diIndonesia. Di sisi lain adanya standar mutu lulusanperguruan tinggi teknik sebagai prasyarat akreditasiSistem Sertifikasi Insinyur Profesional dalam APECPTM-063/6

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015Engineer Register. Menurut survei Depnaker keindustri, aspek utama yang dipertimbangkan dalampenerimaan pegawai (ST/SP) adalah: attitude (38 %),skill / work experience (27 %), dan knowledge (23 %)e. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dandapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasilkerja organisasi.Merujuk hasil Studi Tingkat Kebutuhan Mutudan Relevansi ST/SP yang dilakukan PII bersamaDIKTI pada tahun 2000 dengan acuan profil mutuABET Engineering Criteria 2000, diperoleh indikasiadanya kesenjangan mutu tertinggi terhadap harapanmasyarakat industri / bisnis sebagai berikut : Kemampuan mengidentifikasi, memformulasikan,dan memecahkan masalah enjinering; Kemampuan untuk berperan dalam tim kerja multidisiplin; Pemahaman terhadap tanggungjawab dan etikaprofesional; Kemampuan berkomunikasi secara efektif; Kesadaran akan kebutuhan serta kemampuan untukmemenuhinya melalui proses pembelajaransepanjang hayat (Lifelong Learning); Pengetahuan terhadap permasalahan mutakhir/aktual.Dalam KKNI (Kerangka Kualifikasi NasionalIndonesia) diakui 4 (empat) jalur jenjang kualifikasi,yaitu Pendidikan, Otodidak, Profesi dan Industri.Dengan 9 level, posisi ST baik Sarjana Teknik danSarjana Teknik Terapan dalam hal ini berada di level6. Sedangkan jalur Profesional mulai di level 7.a. Pada Level 6 yang meliputi Sarjana atau DiplomaIV diklasifikasikan sebagai mereka yang:b. Mampu mengaplikasikan bidang keahliannya danmemanfaatkan IPTEK pada bidangnya dalampenyelesaian masalah serta mampu beradaptasiterhadap situasi yang dihadapi.c. Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuantertentu secara umum dan konsep teoritis bagiankhusus dalam bidang pengetahuan tersebut secaramendalam, serta mampu memformulasikanpenyelesaian masalah prosedural.d. Mampu mengambil keputusan yang tepatberdasarkan analisis informasi dan data, danmampu memberikan petunjuk dalam memilihberbagai alternatif solusi secara mandiri dankelompok.Sedangkan pada level 7, Profesi diklasifikasikansebagai mereka yang:a. Mampu merencanakan dan mengelola sumberdaya di bawah tanggungjawabnya, dan mengevaluasi secara komprehensif kerjanya denganmemanfaatkan Iptek untuk menghasilkan langkahlangkah pengembangan strategis organisasi.b. Mampu memecahkan permasalahan sains,teknologi, dan keinsinyuran di dalam bidangkeilmuannya melalui pendekatan monodisiplinersekaligus mampu bekerjasama antar disiplin.c. Mampu melakukan riset & mengambil keputusanstrategis dengan akuntabilitas dan tanggung jawabpenuh atas semua aspek yang berada di bawahtanggung jawab bidang keahliannya.Penyiapan Tenaga Kerja Berkualitas yang siap kerjapada hakikatnya merupakan tanggungjawab bersamayang memerlukan sinerji jejaring kemitraan mutualkhususnya antara Perguruan Tinggi - Asosiasi Profesi– Masyarakat atau Asosiasi Industri/Usaha.Program Profesi Insinyur (PPI) diprioritaskanseyogyanya dirancang untuk mengatasi kesenjanganmutu dan relevansi ST/SP/STT sekaligus membentukkemampuan kompetensi dasar praktek keinsinyuran,khususnya bagi mereka yang berkendak meniti karirprofesional sebagai praktisi di bidang keinsinyuran.Sehingga insinyur yang dihasilkan dipastikan mampubekarya dalam suatu Tim Kerja Teknis, khususnya dibisnis jasa konsultansi, kontraktor maupun pabrikatoratau sebagai owner engineer. Proses pembelajaranakan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan magangindustrial dan metoda Problem Base Learning (PBL)serta Collaboration Learning (CL) dengan topikpemicu kasus-kasus terapan industrial (industrial bestpractice). Oleh karena itu adanya jalinan dan jejaringkemitraan mutual dengan asosiasi profesi terkait sertaasosiasi industri dan masyarakat industrial disekitarnya merupakan prasyarat utama bagi perguruantinggi yang ingin menjadi penyelenggara.Peserta Didik adalah para ST/SP/STT yang lulusseleksi tertulis dasar kompetensi enjinering. Seleksiini difungsikan sebagai sarana standarisasi kualifikasiST/SP/STT, yang nyatanya masih sangat beragam.PTM-064/6

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015Untuk mengoptimalkan keberhasilan mengikuti ujianseleksi, para ST/SP/STT mendapat kesempatan ikutklas penyegaran terlebih dahulu. Sebagai percepatanmengatasi kekurangan insinyur, maka dimungkinkanpeserta kolektif dari satu perusahaan atau kelompokperusahaan sejenis. Namun tidak ada perlakuankhusus, semua ketentuan serta prosedur yang berlakuharus diikuti. Mengingat PPI merupakan pintu masukmenuju kualifikasi Sertifikasi Insinyur Profesional,maka soal seleksi maupun soal ujian harus mendapatrekomendasi dari PII.Lulusan PPI akan mendapat ijazah dari perguruantinggi penyelenggara dan berhak menyandang GelarProfesi Insinyur yang selanjutnya disingkat Ir. dandapat dibubuhkan di depan nama. Khusus bagi yangingin praktek di bidang keinsinyuran, ijazah profesitersebut didaftarkan di Sekretarian PII, yang akandicatat oleh Biro Sertifikasi Insinyur Profesional PII.Pencatatan tersebut merupakan prasyarat untuk dapatmengikuti Program Sertifikasi Insinyur Profesional dikemudian hari.Kurikulum PPI direncanakan bobot 18 – 20 sksdengan materi enjinering yang masih generik sifatnya.Karena pada hakikatnya dalam proyek keinsinyuranbaik dalam kapasitas sebagai pemberi pekerjaan,konsultan, kontraktor maupun pabrikator/pemasok,seorang enjiner muda diawal karirnya akan dibebanitugas dengan tahapan pengerjaan yang relatif sama.Struktur dan komposisi kurikulum dirancang bersamaoleh perguruan tinggi penyelenggara dan PII, yangdisesuaikan dengan kebutuhan pasar dan berdasarkankapasitas serta kompetensi program studi terkait.Merujuk beberapa referensi dan hasil studi, makadirancang komposisi dan struktur kurikulum disusundalam 3 (tiga) kelompok sebagai berikut :A. Basic Industrial Knowledge & Skills ( 25 % )1. Communication Skills – Computer Based2. Project Planning, Scheduling and Costing(Project Management, Software)3. SHE & Community Development4. Hukum dan Peraturan,Lelang, serta Kontrak5. Professional and Engineering Business EthicsB. Basic Engineering Business Knowledge - Job &Carrier Orientation ( 10 % )1. Basic Professional Skill for EngineeringDesign and Consultant2. Basic Professional Skill for EngineeringConstruction and Project Execution3. Basic Professional Skill for Production,Fabrication, and Manufacturing4. Basic Professional Skill for CommercializationEngineering Product and ServicesC. Basic Professional Competency of Engineer ( 65 % )Materi dasar kompetensi pembuka prospek menitikarir profesi sebagai pemberi pekerjaan, konsultan,kontraktor atau pabrikator/pemasok.Selama studi, Peserta Didik wajib mengisi BukuRekam Kinerja dengan uraian rinci terukur darisetiap aktifitas yang direncanakan dan dilakukandalam setiap kegiatan kajian, dengan isian rincimencakup: jenis aktifitas yang dilakukan, gambarantentang tingkat kesulitan dan peranan dalam aktifitasterkait serta tingkat keberhasilan pencapaian dariyang ditetapkan sebagai tolok-ukur keberhasilan. Halini dimaksudkan agar Rekam Kinerja ini dapat sahuntuk diperhitungkan dalam isian Formulir AplikasiSertifikasi Insinyur Prosesional.Penyelenggara PPI, merujuk karakteristik prosespembelajaran maka perguruan tinggi teknik yanglayak dan memenuhi kriteria antara lain:a. Program Studi Terkait telah terakreditasi A selama5 (lima) tahun berturut;b. Ratio Dosen terhadap Mahasiswa sebesar 1 : 20yang berarti cukup dosen untuk rangkap tugasmengajar mahasiswa reguler;c. Memiliki fasilitas kelas dan laboratorium yangcukup untuk proses pendampingan terstruktursecara intensif;d. Memiliki jalinan dan jejaring kemitraan jangkapanjang dengan pelaku bisnis Jasa Enjinering baikdalam kapasitas sebagai konsultan, kontraktor,pabrikator ataupun pemberi kerja serta asosiasiprofesi terkait;e. Memiliki Tenaga Dosen yag bersertifikat IPM(Insinyur Profesional Madya) sekurang-kurangnya6 (enam) Dosen. Dapat menggunakan bantuanpara praktisi sebagai Dosen sejauh tidak timbulbenturan kepentingan.Bagi perguruan tinggi

Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) dan Iptek adalah Ilmu yang mempelajari sifat, perilaku segala benda dan gejala alam yang terdapat dan terjadi di seantero alam, mulai dari ilmu dasar Matematika, Fisika, Kimia dan turunannya. Teknologi . adalah Penerapan dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan untuk menghasilkan nilai tambah,

Related Documents:

Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi di Perguruan Tinggi oleh Perguruan Tinggi, untuk mengawasi penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh Perguruan Tinggi secara berkelanjutan [1]. Dalam SPMI konsep yang digunakan ialah konsep PDCA (Plan, Do, Check, Action) dalam Kaizen. Kaizen berasal .

Proses manajemen mutu perguruan tinggi melalui fungsi-fungsinya, yaitu: menetapkan standar pendidikan tinggi, melaksanakan standar pendidikan tinggi, evaluasi pelaksanaan . (UU Dikti) mengokohkan Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi yang telah dilaksanakan sejak tahun 2008. Walaupun dengan nama baru, yaitu Sistem Penjaminan Mutu.

Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, Dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta Peraturan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor 4 Tahun 2017 Tentang Kebijakan Penyusunan Instrumen Akreditasi SISTEM PENJAMIN MUTU PENDIDIKAN TINGGI SISTEM PENJAMIN MUTU PENDIDIKAN TINGGI SISTEM PENJAMIN MUTU

TEKNIK TRANSMISI TELEKOMUNIKASI (057) 2. TEKNIK SUITSING (058) 3. TEKNIK JARINGAN AKSES (060) Kelas X Semester : Ganjil / Genap Materi Ajar : Teknik Kerja Bengkel Teknik Telekomunikasi CPE e m baga) t em n ex er Kelas XI dan Kelas XII C3:Teknik Elektronika Komunikasi Teknik Kerja Bengkel Teknik Listrik Teknik Elektronika Simulasi Digital Dasar .

Buku Kebijakan SPMI. ISI Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Garis Besar Isi Dokumen/Buku Kebijakan SPMI. Uraian: 1. Visi, Misi, Tujuan Perguruan Tinggi, dan/atau sejarah singkat, serta kekhasan Perguruan Tinggi (bila dipandang perlu); 2. Latar Belakang atau alasan, serta tujuan Perguruan Tinggi

peranan jejaring perpustakaan dalam meningkatkan kompetensi pustakawan konferensi call for paper& musda iii fppti jawa timur sekolah tinggi keguruan dan ilmu pendidikan pgri sumenep sumenep, 21-23 september 2016 forum perpustakaan perguruan tinggi indonesia jawa timur 2016 forum perpustakaan perguruan tinggi indonesia - jawa timur

32 Teknik Instalasi Tenaga Listrik 617 33 Teknik Otomasi Industri 618 Pilihan : 34 Teknik Pengelasan 421 35 Teknik Fabrikasi Logam 422 9 Teknik Mesin Umum 420 36 37 38 Teknik Pengecoran Logam Teknik Pemesinan Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin 423 424 425 39 Teknik Gambar Mesin 426 .

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI (STIKes Budi Luhur Cimahi) 2 PENGESAHAN Ka. Biro Hubungan dan Kerjasama . Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan tinggi yang berbentuk universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, akademi, atau akademi komunitas yang menyelenggarakan . Budi Luhur Cimahi dengan perguruan tinggi lain .