BAB METODE PENUGASAN DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN 2)

3y ago
39 Views
3 Downloads
621.37 KB
13 Pages
Last View : 14d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Ciara Libby
Transcription

BAB .METODE PENUGASANDALAM PELAYANAN KEPERAWATANSetelah mempelajari bagian ini diharapkan mahasiswa mampu:1) Menyebutkan macam metode penugasan asuhan keperawatan2) Menjelaskan metode fungsional dalam pemberian asuhan keperawatan3) Menjelaskan metode tim dalam pemberian asuhan keperawatan4) Menjelaskan metode primer dalam pemberian asuhan keperawatan5) Menjelaskan metode kasus dalam pemberian asuhan keperawatan6) Menjelaskan metode modifikasi dalam pemberian asuhan keperawatanPetunjuk umum mempelajari materiProses pembelajaran paad topic ini dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran teori dan aplikatifpraktek yang mengacu mengacu pada Sistem Kredit Semester (SKS) sebagai berikut :1. Para mahasiswa dituntut untuk mencapai kompetensi pada kegiatan pembelajaran ini secara tuntas,sehingga mahasiswa yang belum menguasai kompetensi yang diharapkan harus mengulang kembalisampai kompetensi yang diharapkan tersebut tercapai.2. Para mahasiswa dituntut untuk belajar secara mandiri tanpa bantuan optimal dari dosen atau fasilitator.3. Para mahasiswa harus mengerjakan tugas-tugas atau latihan yang tertuang di dalam modul ini dandilaporkan kepada dosen/fasilitator pada setiap kegiatan tutorial.4. Para mahasiswa harus mengerjakan tes yang sudah disediakan pada setiap modul. Untuk mengetahuitingkat ketercapaian bahan belajar, para mahasiswa dapat mencocokkan jawaban yang ditetapkandengan kunci jawaban yang telah disediakan serta menghitung sendiri perolehan nilai. Melalui penilaianmandiri ini, para mahasiswa dapat mengetahui dimana letak kekurangannya, sehingga memperbaiki danmemperkaya materi secara mandiri pula.5. Kegiatan pelajaran tatap muka yang terjadwal dan terprogram, akan dilaksanakan didalam kelas dalammembahas teori dan atau dilaksanakan dilaboratorium dalam menerapakan atau mempraktekan teori.6. Para mahasiswa dalam pelaksanaan tutorial dengan dosen/fasilitator wajib mengikutinya, toleransiyangdiberikan bila ada halangan yang benar-benar penting yang menyebabkan tidak dapat mengikuti tutorial.7. Kegiatan mandiri yang mendalami, mempersiapkan atau untuk tujuan suatu tugas akademik lain, seperti :membaca dan mengkaji buku sumber lainnya diperbolehkan untuk mendukung pemahaman terhadapmodul ini. Apabila mahasiswa memungkinkan untuk mempelajari modul ini lebih lama atau melaksanakanpelatihan kegiatan hal tersebut merupakan perjuangan belajarnya yang perlu dikembangkan, karenakegiatan belajar mandiri pada dasarnya tidak terikat oleh jumlah waktu yang harus ditentukan

A. PendahuluanKemajuan jaman menuntut perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan untuk bersikap profesional.Profesionalisme perawat dapat diwujudkan dibidang pelayanan kesehatan di rumah sakit. Salah satu usahauntuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional tersebut adalah pengembangan modelpenugasan praktek keperawatan yang memungkinkan perawat professional mengatur pemberian asuhankeperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut. Pengorganisasian kegiatandilakukan untuk memudahkan pembagian tugas pada perawat sesuai dengan pengetahuan dan keterampilanyang dimiliki serta kebutuhan klien. Pengorganisasian tugas perawat disebut metode penugasan. Beberaparumah sakit mengelompokkan klien berdasarkan kombinasi kategori tersebut. selanjutnya,kepala ruanganbertanggung jawab menetapkan metode penyusunan kegiatan perawatan yang tepat untuk digunakan di unitkerjanya untuk mencapai tujuan.Keperawatan diberikan karena ketidaktahuan, dan ketidakmampuan klien dalam melakukan aktivitasuntuk dirinya dalam upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal. Setiap kegiatan keperawatan diarahkankepada pencapaian tujuan dan merupakan tugas manajer keperawatan untuk selalu mengkoordinasi,mengarahkan, dan mengendalikan proses pencapaian tujuan melalui interaksi, komunikasi, integrasi pekerjaandiantara staf keperawatan yang terlibat. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, manajer keperawatan dalamhal ini kepala ruangan bertanggung jawab mengorganisasi tenaga keperawatan yang ada dan kegiatanpelayanan keperawatan yang akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan klien, sehingga kepala ruangan perlumengkatagorikan klien yang ada di unit kerjanya.Banyak metode praktek keperawatan yang telah dikembangkan selama 35 tahun terakhir ini, yangmeliputi keperawatan fungsional, keperawatan tim, keperawatan primer, praktik bersama, dan manajemenkasus. Setiap unit keperawatan mempunyai upaya untuk menyeleksi model yang paling tepat berdasarkankesesuaian antara ketenagaan, sarana dan prasarana, dan kebijakan rumah sakit. Dalam kelompok keperawatanyang tidak kalah pentingnya yaitu bagaimana caranya metode penugasan tenaga keperawatan agar dapatdilaksanakan secara teratur, efesien tenaga, waktu dan ruang, serta meningkatkan ketrampilan dan motivasikerja. Menurut Tappen (1995), model pemberian asuhan keperawatan ada enam macam, yaitu: model kasus,model fungsional, model tim, model primer, model manajemen perawatan, dan model perawatan berfokuspada pasien.B. Macam Model Penugasan Pada Pemberian Asuhan Keperawatan1. Model Penugasan FungsionalModel pemberian asuhan keperawatan ini berorientasi pada penyelesaian tugas dan prosedurkeperawatan. Perawat ditugaskan untuk melakukan tugas tertentu untuk dilaksanakan kepada semua pasienyang dirawat di suatu ruangan. Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhankeperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia II.Model ini digambarkan sebagai keperawatan yang berorientasi pada tugas dimana fungsikeperawatan tertentu ditugaskan pada setiap anggota staff. Setiap staff perawat hanya melakukan 1-2jenis intervensi keperawatan pada semua pasien dibangsal. Misalnya seorang perawat bertanggung jawabuntuk pemberian obat-obatan, seorang yang lain untuk tindakan perawatan luka, seorang lagi mengaturpemberian intravena, seorang lagi ditugaskan pada penerimaan dan pemulangan, yang lain memberibantuan mandi dan tidak ada perawat yang bertanggung jawab penuh untuk perawatan seorang pasien.Seorang perawat bertanggung jawab kepada manajer perawat. Perawat senior menyibukan diridengan tugas manajerial, sedangkan perawat pelaksana pada tindakan keperawatan. Penugasan yangdilakukan pada model ini berdasarkan kriteria efisiensi, tugas didistribusikan berdasarkan tingkatkemampuan masing-masing perawat dan dipilih perawat yang paling murah. Kepala ruangan terlebih dahulumengidentifikasm tingkat kesulitan tindakan, selanjutnya ditetapkan perawat yang akan bertanggung jawabmengerjakan tindakan yang dimaksud. Model fungsional ini merupakan metode praktek keperawatan yangpaling tua yang dilaksanakan oleh perawat dan berkembang pada saat perang dunia kedua.a. Kelebihan Model Fungsional- Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas dan pengawasan yang baik- Efisien karena dapat menyelesaikan banyak pekerjaan dalam waktu singkat dengan pembagian tugasyang jelas dan pengawasan yang baik- Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga

- Perawat akan trampil untuk tugas pekerjaan tertentu saja- Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai kerja.- Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang berpengalaman untuk tugassederhana.- Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta didik yang melakukan praktek untukketrampilan tertentu.b. Kelemahan Model Fungsional- Pelayanan keperawatan terpisah-pisah atau tidak total sehingga kesulitan dalam penerapan proseskeperawatan.- Perawat cenderung meninggalkan klien setelah melakukan tugas pekerjaan.- Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan ketrampilan saja- Tidak memberikan kepuasan pada pasien ataupun perawat lainnya.- Menurunkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat- Hubungan perawat dank klien sulit terbentukBagan 1: Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Fungsional(Marquis & Huston, 1998)2. Model Penugasan Alokasi Pasien atau Keperawatan TotalPengorganisasian layanan asuhan keperawatan dengan model penugasan alokasi pasien atau keperawatantotal merupakan pengorganisasian pelayanan asuhan keperawatan untuk satu atau beberapa pasien olehsatu orang perawat pada saat bertugas atau jaga selama periode tertentu atau sampai pasien pulang. Kepalaruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan menerima semua laporan tentang pelayanankeperawatan pasien.a. Kelebihan Model Penugasan Alokasi Pasien- bahwa fokus keperawatan sesuai dengan kebutuhan pasien;- memberi kesempatan untuk melakukan keperawatan yang komprehensif;- memotivasi perawat untuk selalu bersama pasien selama bertugas;- pekerjaan nonkeperawatan dapat dilakukan oleh staf bukan perawat; mendukung penerapan proseskeperawatan;- kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.b.-Kerugian Model Penugasan Alokasi Pasienbeban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang sederhana terlewatkan;peserta didik sulit melatih keterampilan dalam perawatan besar, misalnya menyuntik, mengukur suhu;pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penanggung jawab pasien bertugas.

Gambar 2Model penugasan alokasi pasien dalam pemberian asuhan keperawatanPesienAPerawatPesienBPesienC3. Model Penugasan TIMMetode tim adalah pengorganisasian pelayanan keperawatan dengan menggunakan tim yangterdiri atas kelompok klien dan perawat. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah danberpengalaman kerja serta memiliki pengetahuan dibidangnya (Regestered Nurse). Pembagian tugasdalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/ ketua group dan ketua group bertanggungjawab dalam mengarahkan anggota group / tim. Selain itu ketua group bertugas memberi pengarahandan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota timdalam menyelesaikan tugas apabila menjalani kesulitan dan selanjutnya ketua tim melaporkan padakepala ruang tentang kemajuan pelayanan / asuhan keperawatan terhadap klien.Keperawatan Tim berkembang pada awal tahun 1950-an, saat berbagai pemimpin keperawatanmemutuskan bahwa pendekatan tim dapat menyatukan perbedaan katagori perawat pelaksana dansebagai upaya untuk menurunkan masalah yang timbul akibat penggunaan model fungsional. Pada modeltim, perawat bekerja sama memberikan asuhan keperawatan untuk sekelompok pasien di bawaharahan/pimpinan seorang perawat profesional (Marquis & Huston, 2000).Dibawah pimpinan perawat professional, kelompok perawat akan dapat bekerja bersama untukmemenuhi sebagai perawat fungsional. Penugasan terhadap pasien dibuat untuk tim yang terdiri dariketua tim dan anggota tim. Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompokmempunyai kontriibusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga timbulmotivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi. Setiap anggota tim akan merasakan kepuasankarena diakui kontribusmnya di dalam mencapai tujuan bersama yaitu mencapai kualitas asuhankeperawatan yang bermutu. Potensi setiap anggota tim saling melengkapi menjadi suatu kekuatan yangdapat meningkatkan kemampuan kepemimpinan serta menimbulkan rasa kebersamaan dalam setiapupaya dalam pemberian asuhan keperawatan.Pelaksanaan konsep tim sangat tergantung pada filosofi ketua tim apakah berorientasi pada tugasatau pada klien. Perawat yang berperan sebagai ketua tim bertanggung jawab untuk mengetahui kondisidan kebutuhan semua pasien yang ada di dalam timnya dan merencanakan perawatan klien. Tugas ketuatim meliputi: mengkaji anggota tim, memberi arahan perawatan untuk klien, melakukan pendidikankesehatan, mengkoordinasikan aktivitas klien.Menurut Tappen (1995), ada beberapa elemen penting yang harus diperhatikan:- Pemimpin tim didelegasikan/diberi otoritas untuk membuat penugasan bagi- anggota tim dan mengarahkan pekerjaan timnya.- Pemimpin diharapkan menggunakan gaya kepemimpinan demokratik atau partisipatif dalamberinteraksi dengan anggota tim.- Tim bertanggung jawab terhadap perawatan total yang diberikan kepada kelompok pasien.- Komunikasi di antara anggota tim adalah penting agar dapat sukses. Komunikasi meliputi: penu!isanperawatan klien, rencana perawatan klien, laporan untuk dan dari pemimpin tim, pentemuan timuntuk mendiskusikan kasus pasien dan umpan balik informal di antara anggota tim.

a.-b.-Kelebihan Model Penugasan TimDapat memfasilitasi pelayanan keperawatan secara komprehensif.Memungkinkan pelaksanaan proses keperawatan.Konflik antar staf dapat dikendalikan melalui rapat dan efektif untuk belajar.Memberi kepuasan anggota tim dalam berhubungan interpersonal.Memungkinkan meningkatkan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda secara efektif.Peningkatan kerja sama dan komunikasi di antara anggota tim dapat menghasilkan sikap moral yangtinggi, memperbaiki fungsi staf secara keseluruhan, memberikan anggota tim perasaan bahwa iamempunyai kontribusi terhadap hasil asuhan keperawatan yang diberikanAkan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat dipertanggungjawabkanMetode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien selama bertugasKelemahan Model Penugasan TimKetua tim menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi dan supervisi anggota tim dan harusmempunyai keterampilan yang tinggi baik sebagai perawat pemimpin maupun perawat klinikKeperawatan tim menimbulkan fragmentasi keperawatan bila konsepnya tidak diimplementasikandengan totalRapat tim membutuhkan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan, sehinggakomunikasi antar angota tim terganggu.Perawat yang belum trampil dan belum berpengalaman selalu tergantung staf, berlindungkepada anggota tim yang mampu.Akontabilitas dari tim menjadi kabur.Tidak efisien bila dibandingkan dengan model fungsional karena membutuhkan tenaga yangmempunyai keterampilan tinggi.Konsep Model Penugsan Tima. Tanggung jawab Kepala Ruang1) Tahap perencanaan- Menunjukkan ketua tim akan bertugas di ruangan masingmasing- Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya- Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi, dan persiapan pulang bersama ketuatim- Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan kebutuhan klien bersamaketua tim, mengatur penugasan/penjadwalan- Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan- Mengikuti visit dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan,program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukanterhadap pasien- Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatano Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatano Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilaio asuhan keperawatano Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalaho Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yango baru masuk rumah sakit- Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri- Membantu membimbing peserta didik keperawatan- Mewujudkan visi dan misi keperawatan dan rumah sakit2) Pengorganisasian- Merumuskan metode penugasan yang digunakan- Merumuskan metode penugasan- Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim- Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi dua ketua tim dan ketua tim membawahi 2-3perawat

- Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan membuat proses dinas, mengatur tenaga yangada setiap hari- Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan- Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik- Mendelegasikan tugas saat kepala ruangan tidak berada di tempat kepada tim- Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien- Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya- Identifikasi masalah dan cara penanganan3) Pengarahan- Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim- Memberikan pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan baik- Memberikan motivasi dalam memberikan pengetahuan, ketrampilan dan sikap- Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan asuhan keperawatanklien- Melibatkan bawahan dari awal hingga akhir kegiatan- Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain4) Pengendalian- Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun pelaksanamengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien- Melalui supervisio Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui laporan langsung lisano Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim, membaca dan memeriksarencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatandilaksanakan, mendengarkan laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugaso Evaluasi yaitu mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana keperawatanyang sudah disusun bersama ketua timo Audit keperawatanb. Tanggung jawab ketua tim :- Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinandalam tim- Mengatur jadual dinas timnya yang dikoordinasikan dengan kepala ruangan,- Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenangannya yang didelegasikan oleh kepalaruangan.- Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi asuhan keperawatan bersama-samaanggota timnya,- Mengkoordinasikan rencana keperawatan dengan tindakan medik.- Membuat penugasan kepada setiap anggota tim dan memberikan bimbingan melalui konferens.- Mengevaluasi asuhan keperawatan baik proses ataupun hasil yang diharapkan sertamendokumentasikannya.- Memberi pengarahan pada perawat pelaksana tentang pelaksanaan asuhan keperawatan,- Menyelenggarakan konferensi- Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya dalam pelaksanaan asuhan keperawatan,- Melakukan audit asuhan keperawatan yang menjadi tanggungjawab timnya,- Melakukan perbaikan pemberian asuhan keperawatan,c. Tanggung jawab anggota tim- Melaksanakan tugas berdasarkan rencana asuhan keperawatan.- Mencatat dengan jelas dan tepat asuhan keperawatan yang telah diberikan berdasarkan respon klien.- Berpartisipasi dalam setiap memberiikan masukan untuk meningkatkan asuhan keperawatan- Menghargai bantuan dan bimbingan dan ketua tim.- Melaporkan perkembangan kondisi pasien kepada ketua tim.- Memberikan laporan

Gambar 3 : Sistem pemberian asuhan keperawatan tim(Marquis & Huston, 1998)4. Model Penugasan PrimerModel primer dikembangkan pada awal tahun 1970-an, menggunakan beberapa konsepdan perawatan total pasien. Keperawatan primer merupakan suatu metode pemberian asuhankeperawatan di mana perawat primer bertanggung jawab selama 24 jam terhadap perencanaanpelaksanaan pengevaIuasi satu atau beberapa klien dan sejak klien masuk rumah sakit sampaipasien dinyatakan pulang. Selama jam kerja, perawat primer memberikan perawatan langsungsecara total untuk klien. Ketika perawat primer tidak sedang bertugas, perawatandiberikan/didelegasikan kepada perawat asosiet yang mengikuti rencana keperawatan yangtelah disusuni oleh perawat primer.Pada model ini, klien, keluarga, stafmedik dan staf keperawatan akan mengetahui bahwapasien tertentu akan merupakan tanggung jawab perawat primer tertentu. Setiap perawatprimer mempunyai 4-6 pasien. Seorang perawat primer mempunyai kewenangan untukmelakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial masyarakat membuatjadual perjanjian klinik, mengadakan kunjungan rumah, dan lain sebagainya. Dengandiberikannya kewenangan tersebut, maka dituntut akontabilitas yang tinggi terhadap hasilpelayanan yang diberikan.Tanggung jawab mencakup periode 24 jam, dengan perawat kolega yang memberikanperawatan bila perawat primer tidak ada. Perawatan yang yang diberikan direncanakan danditentukan secara total oleh perawat primer. Metode keperawatan primer mendorong praktekkemandirian perawat, yang ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antarapasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi asuhankeperawatan selama pasien dirawat. Perawat primer bertanggung jawab untuk membangunkomunikasi yang jelas di antara pasien, dokter, perawat asosiet, dan anggota tim kesehatan lain.Walaupun perawat primer membuat rencana keperawatan, umpan balik dari orang laindiperlukan untuk pengkoordinasian asuhan keperawatan klienDalam menetapkan seseorang menjadi perawat primer perlu

keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia II. Model ini digambarkan sebagai keperawatan yang berorientasi pada tugas dimana fungsi keperawatan tertentu ditugaskan pada setiap anggota staff. Setiap staff perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi keperawatan pada semua pasien dibangsal.

Related Documents:

PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dapat dipilih sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Secara umum, metode yang digunakan dalam penelitian yaitu (a) metode deskriptif, (b) metode eksperimen, (c) metode historis, (d) metode pengembangan, (e) metode tindakan, dan (f) metode kualitatif.

7. Metode Exstended Quadratic Interior Point (EQIP) Sama dengan metode Karmakar, metode EQIP merupakan salah satu metode untuk menyelesaikan masalah program linier. Metode EQIP adalah metode deterministik yang merupakan pengembangan metode Karmakar. Metode EQIP dikembangakan oleh James A. Momoh. Metode EQIP bisa digunakan untuk

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

biasa digunakan dalam pembelajaran IPA diantaranya metode ceramah, demonstrasi, eksperimen dan diskusi. Selain itu ada metode-metode lain yang dapat dilakukan seperti metode proyek, brainstorming, bermain peran dan karyawisata. Pada pelaksanaannya setiap metode pembelajaran memiliki langkah-langkah yang berbeda.

METODE PENELITIAN A. Penelitian Eksperimen Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Seperti yang dijelaskan dalam sugiyono (2010, hlm.11) bahwa metode penelitian eksperimen meruoakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu. Adapun, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Metode drill dan metode demonstrasi merupakan metode yang cocok digunakan untuk melatih kemandirian anak tunagrahita menjalankan ibadah mahdhah. Sebab mereka memiliki keterbatasan IQ, memori yang sangat pendek dan selalu bergantung dengan orang lain. Dan kedua metode tersebut bisa digabungkan dengan metode-metode yang

Terdapat beberapa metode perhitungan curah hujan, antara lain; metode perhitungan rata-rata aljabar, metode . isohyet, dan metode poligon . thiessen. Metode perhitungan rata-rata aritmatik atau juga disebut . arithmatic mean . merupakan cara sederhana yang dapat digunakan dalam menghitung curah hujan. Metode . arithmatic mean. biasanya digunakan untuk daerah yang datar dengan jumlah pos curah .

bukan merupakan kebidanan komunitas karena pelayanan klinis (pasien mengunjungi/meminta pelayanan, pelayanan berorientasi pada pelayanan kuratif). Peran nyata bidan di komunitas adalah home visite dalam memberikan pelayanan ANC, INC, dan PNC. Peran