BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan Anak Usia Dini

3y ago
29 Views
2 Downloads
271.53 KB
29 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Abram Andresen
Transcription

7BAB IILANDASAN TEORI2.1Pendidikan Anak Usia DiniProses pembelajaran pada anak usia dini hendaknya dilakukan dengan tujuanmemberikan konsep-konsep dasar yang memiliki kebermaknaan bagi anak melaluipengalaman nyata yang memungkinkan anak untuk mewujudkan aktivitas dan rasaingin tahu (coriusity) secara optimal (semiawan, 2007 :19). Kemudian menempatkanposisi guru sebagai pendamping, pemimbing serta fasilitator bagi anak (puckett danDiffily, 2004:5).Seldin (2004: 5) menyatakan bahwa pada rentan usia lahir sampai 6 tahun anakmengalami masa keemasan (the golden age) yang merupakan masa dimana anakmulai peka/ sensitifi untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka adalah masaterjadinya kemantangan fisik dan psikis, anak telah siap merespon stimulus yangdiberikan oleh lingkunga (Hainstock, 1999 :12). Masa peka pada masing-masinganak berbeda , seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secaraindividual. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar pertama untukmengembangkan kemampuan kognitif, bahasa, gerak- motorik, dan sosial-emosionalpada anak usia dini.2.2KarakterPengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati,jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen,watak”.Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat,dan berwatak”. Sedangkan menurut M. Furqon dalam Hidayatullah mengutippendapatnya Rutland (2009:1) yang mengemukakan karakter berasal dari bahasa

8Latin yang berarti “di pahat” secara harfiah, karakter artinya adalah kualitas mentalatau moral, kekuatan moral, nama atau reputasinya (Hornby dan Parnwell, 1972:49).Dalam kamus psikologi, dinyatakan bahwa karakter adalah kepribadian di tinjau darititik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, biasanya mempunyai sifatsifat yang relatif tetap (Dali Gulo, 1982;29).Sedangkan Menurut Tadkiroatun Musfiroh, karakter mengacu s,motivasi/motivations,danketerampilan/skills. Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” ataumenandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalambentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus danperilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter jelek.Sebaliknya, orang yangperilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia.Istilah karakter dalam kamus besar bahasa Indonesia (2008: 623) berarti sifatsifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain;tabiat, watak. Sedangkan Doni Koesoema Albertus, karakter diasosiasikan dengantemperamen yang memberinya sebuah definisi yang menekannya unsur psikososialyang dikaitkan dengan pendidikan dan konteks lingkungan. Karakter juga dipahamidari sudut pandang perilaku yang mengutamakan unsur somatopsikis yang di milikiindividu sejak lahir. Di sini, karakter dianggap sama dengan kepribadian. Kepribadiandianggap ciri atau karakteristik, gaya atau sifat khas dari seseorang, yang bersumberdari bentukan –bentukan yang di terima dari lingkungan, misalnya pengaruh keluargapada saat masa kecil dan bawaan seseorang sejak lahir. Jadi pengertian karakter dapatdiartikan sebagai perwatakan dari seseorang dalam mengaplikasikan sikap, watak,terhadap makluk hidup lain dan tuhannya.2.3Pendidikan Karakter Anak Usia DiniMengembangkan karakter harus berjalan seiring dengan proses penyesuaian dirianak dengan lingkungan sosialnya, agar anak dapat mengendalikan prilaku secara

9wajar dan dapat berinteraksi dengan sesamanya, orang dewasa, serta dapat menolongdirinya dalam rangka kecakapan hidup. Peran orang tua dan guru tentu menjadisangat penting. Terutama dalam menentukan dan merancang apa saja hal-hal yangharus diciptakan dalam rangka membentuk lingkungan pembentuk emosi anak-anakyang nantinya dari emosi tersebut akan membentuk prilaku yang akandirepresentasikan dalam lingkungan sosial tempat mereka berada.Untuk mengetahui lingkungan seperti apa yang harus diciptakan oleh guru danorang tua, akan lebih baik jika mengetahui terlebih dahulu tentang karakteristik anakitu sendiri secara umum dan secara khusus berdasarkan rentang usianya. Pandanganpara ahli yang hingga saat ini masih berubah dari waktu ke waktu bahwa, ada yangmemandang bahwa anak sebagai makhluk yang dibentuk oleh lingkungannya. Adayang menganggap anak sebagai miniatur orang dewasa, ada pula yang memandanganak sebagai individu yang berbeda.Menurut pusat penelitian dan pelayanan pendidikan Universitas Sanata Darma(2009) dalam artikel onlinya bahwasanya, pembelajaran holistik (holistic learning)adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pemahaman informasi danmengkaitkannya dengan topik-topik lain sehingga terbangun kerangka pengetahuan.Dalam pembelajaran holistik, diterapkan prinsip bahwa siswa akan belajar lebihefektif jika semua aspek pribadinya (pikiran, tubuh dan jiwa) dilibatkan dalampengalaman siswa.Maria Montessori (dalam Hurlock, 1978) berpendapat bahwa usia 3-6 tahunmerupakan periode sensitif atau masa peka. Masa ini merupakan suatu periodedimana suatu fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga tidak terlambatperkembangannya. Masa sensitif anak pada usia ini mencakup sensitif terhadapketeraturan lingkungan, mengeksplorasi lingkungan dengan lidah dan tangan, sensitifuntuk berjalan, sensitif terhadap objek-objek kecil dan detail, serta terhadap aspekaspek sosial kehidupan.

10Pendapat lain oleh Erik H Erikson (dalam Helms&Turner, 1994), memandangperiode usia 4-6 tahun sebagai fase sense of initiative. Pada periode ini anak harusdidorong untuk mengembangkan prakarsa, seperti kesenangan untuk mengajukanpertanyaan dari apa yang dilihat, didengar dan dirasakan. Jika anak tidak mendapathambatan dari lingkungannya maka anak-anak akan mampu mengembangkanprakarsa dan daya kreatifnya, serta hal-hal yang proaktif di bidang yangdisenanginya. Orangtua yang selalu menolong, memberi nasihat, dan membantumengerjakan sesuatu padahal anak dapat melakukannya sendiri, menurut rikson dapatmembuat anak tidak mendapatkan kesempatan untuk berbuat kesalahan atau belajardari kesalahan itu. Namun sebaliknya kalau terlalu banyak dilarang dan ditegur, makaanak akan diliputi ekspresi serba salah dan berdosa.2.4Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia diniPola perilaku sosial yang terlihat pada masa kanak-kanak awal, seperti yangdiungkap oleh Hurlock (1998:252) yaitu: kerjasama, persaingan, kemurahan hati,hasrat akan penerimaan sosial, simpati, empat, ketergantungan, sikap ramah, sikaptidak mementingkan diri sendiri, meniru, perilaku kelekatan. Erik Erikson (1950)dalam Papalia dan Old, 2008:370 seorang ahli psikoanalisis mengidentifikasiperkembangan sosial anak:1.Tahap pertama: Basic Trust vs Mistrust (percaya vs curiga), usia 0-2 tahun.Dalam tahap ini bila dalam merespon rangsangan, anak mendapatpengalaman yang menyenamgkan akan tumbuh rasa percaya diri,sebaliknya pengalaman yang kurang menyenangkan akan menimbulkanrasa.2.Tahap ke dua : Autonomy vs Shame & Doubt (mandiri vs ragu), usia 2-3tahun. Anak sudah mampu menguasai kegiatan meregang atau melemaskanseluruh otot-otot tubuhnya. Anak pada masa ini bila sudah merasa mampu

11menguasai anggota tubuhnya dapat meimbulkan rasa otonomi, sebaliknyabila lingkungan tidak memberi kepercayaan atau terlalu banyak bertindakuntuk anak akan menimbulkan rasa malu dan ragu-ragu.3.Tahap ke tiga : Initiative vs Guilt (berinisiatif vs bersalah), usia 4-5 tahun.Pada masa ini anak dapat menunjukkan sikap mulai lepas dari ikatan orangtua, anak dapat bergerak bebas dan berinteraksi dengan lingkungannya.Kondisi lepas dari orang tua menimbulkan rasa untuk berinisiatif,sebaliknya dapat menimbulkan rasa bersalah.4.Tahap ke empat : industry vs inferiority (percaya diri vs rasa rendah diri),usia 6 tahun – pubertas. Anak telah dapat melaksanakan tugas-tugasperkembangan untuk menyiapkan diri memasuki masa dewasa. Perlumemiliki suatu keterampilan tertentu. Bila anak mampu menguasai suatuketerampilan tertentu dapat menimbulkan rasa berhasil, sebaliknya bilatidak menguasai, menimbulkan rasa rendah diri.2.4.1Cakupan prilaku sosial anak usia dini1. Perkembangan sosial secara umum, yaitu sebagai berikut;a) Perkembangan sosial-emosional menurut para ahli, bertujuanuntuk mengetahui diri sendiri dan berhubungan dengan oranglain yaitu teman sebaya dan orang dewasa, bertanggung jawabterhadap diri sendiri maupun orang lain, dan berperilaku sesuaidengan perilaku prososial. Perkembangan sosial, sespembentukan social self (pribadi dalam masyarakat), yaknipribadi dalam keluarga, budaya, bangsa, dan seterusnya.

12b) Adapun Hurlock mengatakan bahwa perkembangan sosialmerupakan perolehan kemampuan berperilaku yang sesuaidengan tuntutan sosial. Untuk menjadi individu yang mampubermasyarakat diperlukan tiga proses sosialisasi. Ketiga gberhubungan:1.belajar untuk bertingkah laku dengan cara yang dapatditerima masyarakat2.belajar memainkan peran sosial yang ada di masyarakat3.mengembangkan sikap atau tingkah laku sosial terhadapindividu lain dan aktivitas sosial yang ada di masyarakat(Hurlock:250).2. Proses penanaman nilai sosialDalam perkembangan sosial, setiap anak akan melalui sebuahproses panjang yang pada akhirnya nilai-nilai sosial tersebutmenjadi bagian dalam diri seorang anak. Berikut akan digambarkanalur proses sosialisasi pada setiap individu. Mulai sejak lahir sampaiia menjadi a) proses ImitasiBerupa proses peniruan terhadap tingkah laku atau sikap serta carapandang orang dewasa (model) dalam aktivitas yang dilihat anakyang secara sengaja belajar bergaul dari orang-orang terdekatnya

13(orang tua). Untuk itu selain membimbing dan mengajarkan anakbagaimana bergaul dengan tepat. Orang tua juga dituntut untukmenjadi model yang baik bagi anaknya.b) Proses IdentifikasiBerupa proses terjadinya pengaruh sosial pada seseorang yangdidasarkan pada orang tersebut untuk menjadi seperti individu lainyang dikaguminya Atau dengan perkataan lain proses menyamakantingkah laku sosial orang yang berada di sekitarnya sesuai denganperannya kelak di masyarakat. Untuk itu, selain memberikepercayaan dan kesempatan, orang tua (orang dewasa) jugadiharapkan dapat memberikan penguatan lewat pemberian ganjaranatau hadiah apabila tingkah laku anak positif atau hukuman apabilaia melakukan kesalahan. Proses ini berlangsung terus sampai masaprapubertas.c) Proses InternalisasiBerupa proses penanaman serta penyerapan nilai-nilai. Denganperkataan lain, relatif mantap dan menetapnya suatu nilai-nilaisosial pada diri seseorang sehingga nilai-nilai tersebut tertanam danmenjadi milik orang tersebut. Untuk itu dibutuhkan pemahamanterhadap nilai-nilai sosial yang baik dan yang buruk sehingga kelakanak dapat berkembang menjadi makhluk sosial yang sehat danbertanggung jawab.Bandura mengemukakan tahapan atau fase yang dilalui individudalam mengamati perilaku tertentu, yaitu; (1) tion).

14Menurut Erikson, masa kanak-kanak merupakan gambaran awalindividu sebagai seorang manusia, dimana prola sikap dan agiperkembangan anak selanjutnya. Pada anak usia 4-5 tahun sangatsenang meniru pembicaraan maupun tindakanorang lain.Menurutnya, tahapan perkembangan psikososial pada anak prasekolah adalah tahapan inisiatif atau prakarsa versus rasa bersalah.Pada tahap ini anak terlihat aktif dan mulai bermain serta menjalinkomunikasi dengan anak-anak lain. Anak memiliki rasa ingin tahuyang besar dan menunjukkan perhatian terhadap perbedaan jeniskelamin.Ciri-ciri perkembangan sosial menurut Steinberg (1995), Hughes (1995) danPiaget (1996) adalah:1. Memilih teman yang sejenis2. Cenderung lebih percaya pada teman sebaya3. Agresivitas lebih meningkat4. Senang bergabung dalam kelompok5. Memahami keberadaan bersama kelompok6. Berpartisipasi dengan pekerjaan orang dewasa7. Belajar membina persahabatan dengan orang lain8. Menunjukkan rasa setia kawan

152.5Metode & Pengambangan karakter sosial pada anak usia dini2.5.1Hakikat Pengembangan Kemampuan dasar anak usia 3-4 tahunPestalozzi, seorang tokoh pendidikan anak pada abad ke-18 dalamGunarti (2012:2.3) mengatakan bahwa, ketika dilahirkan, seorang anakmemiliki kecakapan alamiah yang teresmbunyi atau yang dikenal dengan istilahpotensi. Pendidikan merupakan suatu upaya membentangkan kekuatan potensitersebut sehingga menjadi kemampuan aktual yang bermanfaat bagi kehidupananak. Potensi yang tidak pernah distimulasi kemungkinan akan tetap menjadipotensi yang tidak teraktualisasi dan tidak muncul ke permukaan. Olehkarenanya perlu dilakukan usaha mengembangkan potensi tersebut agarmenjadi kemampuan.Potensi yang dibawa anak sejak lahir di antaranya aspek fisik, bahasa,kognitif, seni, sosial dan emosi. Empat aspek yang pertama adalah bagian darikemampuan dasar yang perlu dikembangkan dan dua sisanya sebutperludikembangkan? Apa yang terjadi jika melewatkan usia 3-4 tahun seorang anaktanpa memberikan stimulasi yang memadai? Mengapa stimulasi yang diberikanpada usia ini menjadi sangat penting terhadap perkembangan selanjutnya?,Menurut Hurlock dalam Ginarti (2012:2.3), urgensi pengembangan kemampuandasar anak usia 3-4 tahun adalah sebagai berikut :1.Hasil belajar dan pengalaman semakin memainkan peran dominandalam perkembangan anak seiriring bertambahnya usia. Denganmemberikan pendidikan yang memadai dan sesuai dengan levelanak maka anak akan mendapatkan panduan ke arah penyesuaianyang lebih baik. Sangatlah tidak adil bagi anak apabila kitamembiarkan anak mengerjakan sesuatu tanpa bimbingan danarahan. Hal ini dikarenakan anak sama sekali belum memiliki

16pengalaman yang diharapkan sesuai dengan standar masyarakat.sebagai contoh, bagaimana mereka mengetahui bahwa kata-katayang mereka ucapkan menunjukan ketidak pedulian terhadap oranglain? Dengan memberikan bimbingan yang benar sejak awal makakita telah berusaha meletakkan fondasi yang baik bagi mereka.2.Dasar awal pengembangan kemampuan anak, cepat berkembangmenjadi pola kebiasaan. Hal ini akan mempengaruhi anaksepanjang hidupnya dan mempengaruhi penyesuaian pribadi dansosialnya.3.Dengan bertambahnya usia, ciri bawaan yang tidak disukai tidakakan dilepaskan anak. Sebaliknya, pola dan prilaku yang dibentukdan terbentuk pada awal kehidupan cenderung bertahan.4.Adakalanya ingin diadakan perubahan terhadap sesuatu yangdiajarkan maka semakin cepat perubahan dilakukan, akan semakinmudah bagi anak mengadakan perubahan tersebut. Akibatnya anakakan mau bekerja sama dalam mengadakan perubahan itu.Maka dari urgensi perkembangan anak tersebut di atas perlu jugadiketahui prinsip pengembangannya khususnya bagi anak usia 3-4 tahundengan prinsip-prinsip pengambangan sbb:A.Prinsip pengembangan kognitifMinnet, 1994 dalam Ginarti (2012:2.4) mendeskripsikan bahwapengembangan kognitif seorang anak yang telah berusia lebih dari satutahun dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan pada anak baru,

17mengeksplorasi tempat-tempat baru bermain dengan beragam alatpermainan, menyimak cerita dan melihat-lihat buku bergambar.Selanjutnya, Minnet juga menjelaskan bahwa terdapat beberapa peranorang dewasa yang sangat membentu pengembangan kognitif anak yangdirangkum dalam prinsip-prisip pengembangan kognitif berikut.a) Menyediakan banyak kesempatan bagi anak untuk mempelajariketerampilan dan mendukung pola pengembangan yang sesuaidengan tahapan perkembangannya.b) ya, tetapi jangan mengusik kegiatan bermainmereka dengan cara memberitahu bagaimana seharusnyamereka bermain. Sebaiknya izinkan dan bebaskan anak untukmencari kesenangannya sendiri melalui permainan.c) Bantulah anak untuk memahami informasi yang diterimamelalui indranya (cara mereka menginterpretasikan informasiyang diperoleh melalui indra disebut dengan persepsi)d) Katakan kepada anak apa yang terjadi dan bantu merekamerencanakan aktivitas.e) Berikan contoh yang baik dan tunjukan kepekaan yangmendalam tentang sesuatu yang baik dan/atau yang keliruketika mereka bersikap kepada orang lain.f) Bantulah anak-anak untuk mengingat dan memprediksi sesuatu.B.Prinsip pengembangan BahasaAnak usia prasekolah masih berada dalam tahapan pertama, yaitukesadaran dan eksplorasi dalam perkembangan membaca dan menulis.Oleh karena menurut Neuman (2000), beberapa prinsip yang perlu

18dipertimbangkan oleh pendidik dalam pengembangan bahasa anakantara lain sebagai berikut.a) berbicaralah (dua arah, yaitu konunikasi timbal balik) dengananak, libatkan anak dalam percakapan sehari-hari. Berbicaradua arah tidak sama dengan anda berbicara dan anak lebihbanyak menyimak apa yang anda katakan. Dalam berbicara duaarah, kita meminta anak untuk ikut serta terlibat dalampercakapan. Anak memiliki hak untuk mengajukan ,danmenunjukan ketidaksetujuan. Melalui pengalaman seperti ini,anak akan belajar kosa kata baru dan berbicara dalam berbagaikonteks yang sangat penting guna memperluas pengalamandalam berbahasa.b) Bacakan dan ulangi bacaan cerita dengan teks yang dapatdiprediksi oleh anak. Dengan seringnya kita membacakan bukucerita bagi anak, bukan hanya nilai moral yang dapat kitatanamkan, akan tetapi anak juga akan belajar bahwa tulisan dangambar yang ada dalam buku cerita sebenarnya memiliki artiatau makna. Anak akan belajar memahami sebuah simbol danmemprediksi kelanjutan sebuah cerita.c) ripsikan ide dan kejadian yang penting bagi merekaAnak prasekolah memiliki pengingkatan pengalaman yanglebih luas dibandingkan pada masa sebelumnya. Anak akansenang sekali menceritakan pengalaman yang mereka dapatkansepanjang hari ketika bermain dengan teman-temannnya. Kita

19juga sebaiknya mengizinkan anak untuk menceritakan gagasanyang dimilikinya sekaligus untuk memupuk kepercayaan dirimereka.d) Kunjungi perpustakaan secara teraturMengunjungi perpustakaan secara teratur akan menumbuhkankesadaran akan budaya keaksaraan. Selain itu juga anak akanbelajar bahwa perpustakaan dapat menjadi tempat utama untukmempelajari dunia sekitar mereka dengan membuka mungkinkan, kita dapat meminta orang tua untuk membuatperpustakaan di rumah masing-masing dan memanfaatkansemaksimal mungkin.e) Sediakan kesempatan bagi anak untuk menggambar danmencetak menggunakan alat-alat menulis. Pengalaman ini akanmembantu anak mengungkapkan pengalaman pribadinyamelalui coretan (tertulis). Izinkan anak menggunakan peralatanmenulis seperti pensil, krayon, atau spidol.C.Prinsip pengembangan Fisik/JasmaniBredekamp (1997) dalam Gunarti (2012:2.6) juga menjelaskanbahwa pengembangan fisik anak prasekolah seharusnya dilakukandalam seluruh kegiatan pengembangan dan kurikulum. Berikut adalahbeberapa point yang dapat disimpulkan sebagai prinsip pengembanganfisik adalah sebagai berikut:a) Rencanakan aktivitas fisik bagi anak sepanjang hari. Padaumumnya, implementasi kurikulum lebih banyak meminta

20anak untuk duduk dan mengerjakan tugas di atas meja.Aktivitas anak pada usia dini sebaiknya dikombinasikandengan lebih banyak aktivitas yang meminta anak untukmelakukan banyak gerakan fisik, seperti berpindah tempatdan mengekplorasi sesuatu.b) Ciptakan aktivitas harian yang mencakup banyak an fisik motorik anak sedang berkembang sangatcepat atau sedang berada dalam masa emas perkembangan.Anak akan lebih banyak berlatih keterampilan baru dan terusmenerus memperbaikinya.c) Siapkan lingkungan outdoor dengan baik. Halaman di luarruangan adalah lingkungan terbaik untuk mendukungperkembangan fisik motorik, akan tet

memberikan konsep-konsep dasar yang memiliki kebermaknaan bagi anak melalui pengalaman nyata yang memungkinkan anak untuk mewujudkan aktivitas dan rasa ingin tahu (coriusity) secara optimal (semiawan, 2007 :19). Kemudian menempatkan posisi guru sebagai pendamping, pemimbing serta fasilitator bagi anak (puckett dan Diffily, 2004:5).

Related Documents:

tentang teori-teori hukum yang berkembang dalam sejarah perkembangan hukum misalnya : Teori Hukum Positif, Teori Hukum Alam, Teori Mazhab Sejarah, Teori Sosiologi Hukum, Teori Hukum Progresif, Teori Hukum Bebas dan teori-teori yang berekembang pada abad modern. Dengan diterbitkannya modul ini diharapkan dapat dijadikan pedoman oleh para

BAB II Landasan Teori Dan Pengembangan Hipotesis A. Teori Agency (Agency Theory) . agent (yangmenerima kontrak dan mengelola dana principal) mempunyai kepentingan yang saling bertentangan.3 Aplikasi agency theory dapat terwujud dalam kontrak kerja yang akan mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan tetap memperhitungkan kemanfaatan secara keseluruhan.4 Teori agensi .

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Beberapa tulisan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur seperti tesis, . teori manajemen, dan teori analisis SWOT. Perbedaan penelitian tersebut di atas adalah perbedaaan

BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Nilai Nilai berasal dari bahasa Latin vale’re yang artinya berguna, mampu akan, berdaya, berlaku, sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau sekelompok orang.1

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam penyusunan skripsi ini dibutuhkan tinjauan pustaka yang berisi teori-teori atau konsep-konsep yang digunakan sebagai kajian dan acuan bagi penulis 2.1.1. Pengertian Sistem Suatu sistem t

17 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Stakeholder (Stakeholder Theory) Ramizes dalam bukunya Cultivating Peace, mengidentifikasi berbagai pendapat mengenai stakeholder.Friedman mendefinisikan stakeholder sebagai: “any group or individual who can affect or is affected by the achievment of the organi

BAB II . URAIAN TEORI . 1.1. Landasan Teori . Kerangka teoritis adalah konsep-konsep yang sebenarnya merupakan abstraksi dari ha

6 BAB II LANDASAN TEORI . A. Kajian Teori. 1. Konstruktivisme a. Pengertian Konstruktivisme Konstruktivis