Semina Sional - Universitas Negeri Yogyakarta

3y ago
25 Views
2 Downloads
590.06 KB
14 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Lilly Andre
Transcription

ISSN 20Aa-7965-01SeminasionalRevitalisasi Nilai-Nilai BudayaJawa Dalam Membentuk Generasiyang BerkarakterPROCEEDINGII:FAKULTAS ILNIU PENDIDIKANUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA23.IULI 201I

ProceedingSeminar NasionalRevitalisasi Nilai-Nilai Budaya Jawadalam Membentuk Generasi Yang BerkarakterTerbit satu tahun sekaliISSN : 2088-7965-01Nomor 1/Th. l/23 Juli 2011Penanggung lawabProf. Dr, H. Achmad Dardiri, M.HumPenyunting AhliProf. Dr. Anik GhufronBambang Saptono, M.Si.Dr SujarwoDwi Siswoyo, M.Hum.TatanE M Amirin, M.5.1.Arif Rohman, M,Si.Ketua PenyuntingMada Sutapa, M.Si.Penyunting PelaksanaNurtanio Agus Purwanto, M.Pd.Unik Ambarwati, M.Pd,PriadiSurya, M.Pd.Tata UsahaDidik Kurniawan, S.Pd.Norma Chunnah Zulfa, S.Pd.Dwi Tunggal Ripto Rahayu, S.Pd.SUSUNAN PANITIA SEMINAR NASIONAT: Dekan Fakultas,lmu PendidikanWakil Dekan lFlPPelindungWakilDekanPenanggungJawab :Wakil Dekan lllKetuaDr Sujarwo:FtpFIPNurtanio Agus Purwanto, M.Pd.Sekretaris:Agus Triyanto, M.Pd.Entoh Tohani, M.Pd.Heri Widodo, SE.Bendahara:Iuwuh Lestari,SlP.Keuangan FIPKoordinator Sekretariat:Thohar Fuaedi, M.Pd.Acara:Dwisiswoyo, M.HumRBSuharto, M.Pd.Sisca Rahmadona, M.Pd.Proceeding:Mada Sutapa, M.Si.PriadiSurya, M.Pd.Unik Ambarwati, M.Pd.PublikasiDokumentasi :PerlengkapandanSarana Prasarana:Deni Hardianto, M.Pd.Didik Kurniawan, S.Pd.UMPER FIP

Membangun Pemimpin Berkarakter Melalui penyadaran Nilai Nilai Budaya Jawa(N urta.63nio Agus Purwanto, M.pd.)MenBgagas Strateti Pengembangan Karakter Berbasis Nilai-Nilai Budaya Jawauntuk MenanggulangiKrisis,.,,,.69(Arif Rohman, M.Si.)Menggali Nilai Hormat, Unggah-Ungguh dan pengageman Budaya Jawadalam Pendidikan Budi Pekerti81(Agus Basuki, M.Pd.)Menilik Nilai-Nilai Budaya Jawa sebagai Modal sosio-Kurturar pembangunan Karakter Bangsa(Ariefa Efi aningrum, M.Si.)Nilai-Nilai lndegeneous Budaya Jawa Menyikapi Bencana dan perannya pada KesehatanMental Korban(Kartika Nur Fathiyah)Membangun Karakter Orang Jawa Dengan Laku prihatin.89.97,.105(Sugiyatno, M.Pd.)Javanese Day ln School As A Means of Language and Cultural Maintena nce(Agustina Ari Wisudawati).Llr35ub TemaPcla Asuh Orangtua dalam perspektif Nilai-Nilai Budaya dan TradisiJawalmplementasi Nilai-Nilai Budaya Jawa dalam pendidikan Karakter padaAnak usia Dini(Nur Choiimah). rzsSeni Gamelan Jawa Sebagai Alternatif pendidikan Karakter Bagi Anak Autisdi Sekolah Luar8iasa.133(Sukina h, M.Pd.)Penerapan Pola Asuh Anak dalam Nilai-Nilai Budaya Jawa dan Aspek perubahannya(Widyaningsih, M.Si.). I4gPembelajaran Dolanan Tradisionar diraman Kanak-Kanak sebagai sarah satuArternatifPendidikan Karakter Sejak Dini .(JokoPa15Lmungkas)Tembang Dolanan Sebagai Alternatif penanaman Karakter pada Anak(Dwi Tunggal Ripto Rahayu, S.pd).:IS7

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDAYA JAWA DALAMPENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DININUR CHOLIMAH, M.Pd (0010077704)Dosen S1 PG PAUD FIP UNYEmail: nurcholimah@uny.ac.idAbstrakProblema anak Jawa tentang sopan santun dalam berperilaku serta bertuturkata sekarang tidak hanya di kota-kota , namun telah merambah ke desa-desa.Banyak kita temui anak-anak yang kurang tepat menggunakan bahasa.Betapa pentingnya bahasa jawa dalam membangun karakter seseorang, dalampembahasan telah dipaparkan bahwa karakter harus dimulai sejak dini, olehkarenanya budaya jawa dapat ajarakan di sekolah mulai dari Pendidikan anakusia Dini, baik dari Taman Penitipan Anak, Kelompok Bermain, dan Tamankanak-kanak. Adapun memulai budaya jawa sejak dini dapat diawali denganhal-hal yang sederhana, bahasa jawa bukan sekedar mata pelajaran.Para praktisi di Pendidikan Anak Usia Dini untuk konsisten menerapkan budayajawa seperti : 1) Pembiasaan bahasa krama madya di lingkungan sekolah, 2)Mengenalkan karakter tokoh wayang, dengan cerita, dan bermain drama, 3)Mengajarkan unggah ungguh dengan contextual learning, dan 4) Denganmemperdengarkan mereka tembang mocopat.Jika hal tersebut dilakukan terus menerus, maka anak-anak kita sejak usia dinitelah memiliki karakter berupa unggah-ungguh dan tutur bahasa yang halus.Kata Kunci: Karakter Jawa Di PAUDA. PENDAHULUANProblema anak Jawa tentang sopan santundalam berperilaku sertabertutur kata sekarang tidak hanya di kota-kota , namun telah merambah kedesa-desa. Banyakkita temui anak-anak yang kurang tepat menggunakanbahasa.Berikut ini salah satu contoh komunikasi Anak dan Ibu yang kita tidakasing mendengar, ―BU Aku arep madang, ono lawuhe urung yo bu, !‖ dengannada sedikit tinggi dan muka cemberut bilang dengan Ibunya ketika pulangsekolah, tanpa melihat-lihat kondisi Ibunya yang bekerja dari pagi bekerjamembersihkan rumah, masak, belum istirahat anaknya pulang sudah direpotkananaknya minta makan. Menurut saya dari ucapan di atas yang pas paling tidak

seperti ini “BU kulo badhe maem, sampun wonten lawuhipun dereng nggihBu?.‖ Dengan muka senyum, dan bicara berhadapan dengan ibu tidak sambillalu. Miris memang itu terjadi di jogjakarta, contoh di atas adalah salah satucontoh kata yang disampaikan anak kepada orang tuanya, dengan bahasa ngoko,masih banyak kita jumpai saat ini anak-anak yang sudah tidak paham bahasajawa, orang jawa tidak jawani lagi.Semua problematika di atas tak lepas dari peran orang tua dalammendidik anak-anaknya untuk mengajarkan unggah ungguh dan bebahasa jawa(bahasa jawa alus) yang pas sejak dini . Unggah ungguh atau tata krama menjadisesuatu yang wajib diajarkan, dijalankan dan dikuasai oleh masyarakat Jawa.Jangan cuma mengajarkan bahasa Indonesia tapi bahasa daerah pun juga wajibdiajarkan, mengingkat betapa pentingnya melestarikan sebuah kebudayaan agartidak hilang di telan jaman. Jangan sampai kita mendapat cap ―Wong Jawa KokIlang Jawane”. Artinya kita orang jawa kehilangan bukan tanah jawanya tapisegala kultur atau budaya yang baik dari jawa itu sendiri. Terutama budaya yangdisini adalah karakter sopan santun, dan lembut dalam berbahasa.B. PEMBAHASANNgoko menurut Farid: 2010 Ngoko digunakan untuk bahasa seharihari antara sesama teman sebaya yang sudah kenal akrab, itupun kurang pas jikayang menggunakan orang ningrat. Kromo biasanya digunakan untuk bahasaseseorang kepada orang lain yang dianggap lebih tua dan sangat dihormati,misal antara murid dengan bapak aau ibu guru, anak dengan orang tuanya,dengan saudara atau kerabat yang lebih tua, (dengan paman, pakdhe, eyangdsb), bawahan dengan atasanya, atau dengan orang lain yang sama sekali belumdikenal. Madya (tengahan) jadi biasanya campur aduk, kromo di campur ngoko.Sekarang kita sudah tau bagaimana kita harus berbahasa dengan baik kepadaorang lain. Dengan siapa kita berhadapan dan tingkatan bahasa yang mana yangharus digunakan. dengan orang yang lebih tua atau dengan teman sebaya.

semakin tinggi derajatnya orang yang kita ajak bicara, semakin tinggi pulatingkatan bahasa yang digunakan (kromo inggil).Salah satu budaya yang memiliki kearifan lokal yang dapat digunakanuntuk membentuk karakter peserta didik adalah tembang macapat yang berasaldari masyarakat Jawa. Penggalian dari nilai-nilai yang terdapat dalam tembangmacapat tentu saja untuk ditujukan kepada peserta didik yang berdomisili danmenikmati pendidikan di daerah Jawa. Hal tersebut karena pada prinsipnyapendidikan karakter tetap harus memerhatikan konteks dan lingkungan pesertadidik. Jadi, tidak ada pemaksaan bahwa satu nilai ini dapat digunakan di seluruhdaerah di Indonesia. Pembacaan tembang-tembang macapat disebut dengankegiatan macapatan. Macapatan merupakan kegiatan seni tradisi yang cukuppopular, terutama di kalangan masyarakat Jawa. Selain tidak membutuhkansarana dan prasarana yang kompleks, macapatan juga bisa menjadi ajanghiburan dan silaturahmi di kalangan masyarakat. Teks yang dikembangkandalam tembang macapat merupakan teks pilihan yang mengandung nilai-nilaibudi pekerti dan kearifan lokal yang masih relevan hingga saat ini. Jika maknayang terkandung dalam syair tersebut dikaji dan dipahami secara mendalam,apalagi disampaikan melalui lembaga pendidikan dengan cara yang tepat akandapat menjadi tambahan ilmu dan membentuk kepribadian peserta didik untukmenjalani proses kehidupan selanjutnya. Lebih lanjut, lulusan pendidikanIndonesia akan dapat menjawab tantangan zaman untuk bersaing dalam kancahinternasional.Karakter memang harus diukir sejak dini, kita mengetahui bahwamengukir atau memahat patung maupun topeng dengan karakter tertentu sajabutuh waktu yang tidak cepat, apalagi mengukir karakter seseorang. Olehkarenanya untuk mengukir maka dibutuhkan waktu seawal mungkin, yaitu usiadini. Anak pada dasarnya adalah manusia muda yang mempersepsi segalasesuatu secara konkrit dan lugas. Aktifitas yang melibatkan kinerja fisik danotak sekaligus, dapat menjadi pelajaran berharga yang lebih mudah di cerna,dipahami dan diingat oleh anak. Oleh karena itu, bermain menjadi media belajar

yang sangat penting dan memiliki peran vital dalam perkembangan anak, baiksecara fisik, emosi, maupun pikiran.Karakter suatu bangsa merupakan aspek penting yang mempengaruhipada perkembangan sosial-ekonominya. Kualitas karakter yang tinggi darimasyarakatnya akan menumbuhkan keinginan yang kuat untuk meningkatkankualitas bangsanya. Pengembangan karakter yang terbaik adalah jika dimulaisejak usia dini. Sebuah ungkapan yang dipercaya secara luas menyatakan ― jikakita gagal menjadi orang baik di usia dini, di usia dewasa kita akan menjadiorang yang bermasalah atau orang jahat‖. Thomas Lickona mengatakan ―seorang anak hanyalah wadah di mana seorang dewasa yang bertanggung jawabdapat diciptakan‖. Karenanya, mempersiapkan anak adalah sebuah strategiinvestasi manusia yang sangat tepat. Sebuah ungkapan terkenal mengungkapkan―Anak-anak berjumlah hanya sekitar 25% dari total populasi, tapi menentukan100% dari masa depan‖.Sudah terbukti bahwa periode yang paling efektif untuk membentukkarakter anak adalah sebelum usia 10 tahun. Diharapkan pembentukan karakterpada periode ini akan memiliki dampak yang akan bertahan lama tiliereffect)daripembentukan karakter positif anak akan dapat terlihat, seperti yang digambarkanoleh Jan Wallander, ―Kemampuan sosial dan emosi pada masa anak-anak akanmengurangi perilaku yang beresiko, seperti konsumsi alkohol yang merupakansalah satu penyebab utama masalah kesehatan sepanjang masa; perkembanganemosi dan sosial pada anak-anak juga dapat meningkatkan kesehatan manusiaselama hidupnya, misalnya reaksi terhadap tekanan (stress), yang akanberdampak langsung pada proses penyakit; kemampuan emosi dan sosial yangtinggi pada orang dewasa yang memiliki penyakit dapat membantumeningkatkan perkembangan fisiknya.‖Membentuk karakter, kata Ratna Megawangi, merupakan proses yangberlangsung seumur hidup. Anak-anak, jelas ketua bagian Tumbuh KembangAnak, Fakultas Ekologi Manusia, IPB, ini, akan tumbuh menjadi pribadi yangberkarakter jika ia tumbuh pada lingkungan yang berkarakter pula. Dengan

begitu, fitrah setiap anak yang dilahirkan suci bisa berkembang optimal. Untukitu, ia melihat tiga pihak yang mempunyai peran penting. Yakni, keluarga,sekolah, dan komunitas.Dalam pembentukan karakter, jelas Ratna, ada tiga hal yang berlangsungsecara terintegrasi. Pertama, anak mengerti baik dan buruk, mengerti tindakanapa yang harus diambil, mampu memberikan prioritas hal-hal yang baik.Kemudian, mempunyai kecintaan terhadap kebajikan, dan membenci perbuatanburuk. Kecintaan ini merupakan obor atau semangat untuk berbuat kebajikan.Misalnya, anak tak mau berbohong. ‘Karena tahu berbohong itu buruk, ia tidakmau melakukannya karena mencintai kebajikan,'‘ kata Ratna, mencontohkan.Ketiga, anak mampu melakukan kebajikan, dan terbiasa melakukannya.Lewat proses itu, Ratna menyebut sembilan pilar karakter yang pentingditanamkan pada anak. Ia memulainya dari cinta Tuhan dan alam semestabeserta isinya; tanggung jawab, kedisiplinan, dan kemandirian; kejujuran;hormat dan santun; kasi sayang, kepedulian, dan kerja sama; percaya diri,kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah; keadilan dan kepemimpinan; baikdan rendah hati; toleransi, cinta damai, dan persatuan. Karakter baik ini harusdipelihara. Lalu, bagaimana menanamkan karakter pada anak? Mengutip hasilriset otak mutakhir, Ratna : 2011menyebut usia di bawah tujuh tahunmerupakan masa terpenting. ‘Salah didik memengaruhi saat ia dewasa,'‘katanya. Mana yang disimpan?Pendidikan karakter seharusnya dimulai saatanak masih balita.Pendidikan karakter menurut Edy Wiyono: 20011, menggambarkanbetapa balita masih kosong pengalaman. ‘Jika ia melihat sesuatu langsungdimasukkan tanpa dipilih-pilih,'‘ katanya. Itu bisa terjadi karena dalam benakbalita belum ada ‗program‘ penyaring.Nah, materi yang pertama masuk padaotak anak akan berfungsi sebagai penyaring. Karena itu, mengingatkan orang tuaagar waspada. Sebab, jika terlambat mengisi pengalaman pada anaknya, makabisa lebih dulu diisi pihak lain. ‗‘Orang tua yang jarang berinteraksi dengan anakpada usia ini, berhati-hatilah,'‘ katanya. Anak tak hanya merekam materi yangmasuk. Tapi juga yang lebih dipercaya, yang lebih menyenangkan, dan yang

berlangsung terus-menerus. Saat anak sudah memasuki dunia sekolah, anakbiasanya lebih percaya pada guru. Bila demikian adanya, sebagai pertanda orangtua untuk mengevaluasi diri. ‘Kita harus meningkatkan kemampuan kita untuklebih dipercaya.'‘Solo (Espos)–Budaya Jawa seharusnya diperhatikan ketika suatu sekolahakan menerapkan pendidikan karakter. Pasalnya nilai-nilai yang terkandungdalam falsafah budaya Jawa banyak yang mengajarkan tentang penghormatandan tata krama. Pendapat itu disampaikan pakar pendidikan dari Salatiga, ProfDr Muh Zuhri, saat ditemui wartawan di sela-sela kegiatan Diskusi Panelbertema Pendidikan Islam dan Muatan Kearifan Lokal di gedung Yayasan ArRahman, Pajang, Laweyan, Solo, Sabtu (30/10). Lebih lanjut Zuhri mengatakanjika budaya Jawa ditanamkan dengan benar, akan menciptakan kepribadian yangsantun. Namun Zuhri menegaskan, nilai-nilai budaya Jawa yang ditanamkantidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai agama. ―Poin penting daripendidikan karakter adalah bagaimana membentuk kepribadian muslim yangberakhlak mulia,‖C. IMPLEMENTASI BAHASA DAN BUDAYA JAWA DI PAUDBetapa pentingnya bahasa jawa dalam membangun karakter seseorang,dalam pembahasan telah dipaparkan bahwa karakter harus dimulai sejak dini,oleh karenanya budaya jawa dapat ajarakan di sekolah mulai dari Pendidikananak usia Dini, baik dari Taman Penitipan Anak, Kelompok Bermain, danTaman kanak-kanak. Adapun memulai budaya jawa sejak dini dapat diawalidengan hal-hal yang sederhana, bahasa jawa bukan sekedar mata pelajaran.Karakter memang harus diukir sejak dini, kita mengetahui bahwa mengukir ataumemahat patung maupun topeng dengan karakter tertentu saja butuh waktu yangtidak cepat, apalagi mengukir karakter seseorang. Oleh karenanya untukmengukir maka dibutuhkan waktu seawal mungkin, yaitu usia dini. Anak padadasarnya adalah manusia muda yang mempersepsi segala sesuatu secara konkritdan lugas. Aktifitas yang melibatkan kinerja fisik dan otak sekaligus, dapatmenjadi pelajaran berharga yang lebih mudah di cerna, dipahami dan diingat

oleh anak. Oleh karena itu, bermain menjadi media belajar yang sangat pentingdan memiliki peran vital dalam perkembangan anak, baik secara fisik, emosi,maupun pikiran.Berikut ini beberapa kegiatan dengan salah satu budaya Jawa yang dapatdilakukan lembaga PAUD dalam rangka menstimulasi sejak dini, sehinggamenjadi kebiasaan mereka sampai besar nanti.1. Pembiasaan Bahasa yang dapat digunakan dalam kegiatan sehari-harioleh Guru PAUD:No. Kata-katayangdibiasakana. Selamat pagib. Ayo dek . beri salamdulu dengan bu gurusemuac. Kalau sudah salim,Silahkan masuk, tasnya dibawa masukditaruh loker yad. Siapa hari ini yangtidak masuk sekolahe. Tadiberangkatdengan siapa?f. Tadiberangkatsekolah dengan apa?g. Tadi sudah makanbelumh. De. tadi sarapandengan apa?i. Anak-anak mari kitasekarangberhitungsatu sampai sepuluhj.Bahasa JawaKeteranganSugeng enjang Dik.DipagihariMriki de. salim rumeyen ketikapenyambutankalian bu guru sedayaanak.Menawi sampun salim,tasipun di asta mlebet,dilebetaken loker.Sinten dinten niki engkangmboten mlebet sekolahKala wau dateng sekolahkalihan sinten?Kala wau dateng sekolahnitih napa?Kala wau sampun maemsarapan dereng?De. kala mau sarapannganggeh napa?Anak-anaksaknikingitung setunggal dugisedasa. (setunggal, kaleh,tiga, sekawan, gangsal,enem, pitu wolu, sangga,sedasa)Sekarangsudah Sekmenikasampunwaktunya pulang, ayo wedalipunwangsul,anak anak duduk yang monggoanak-anakrapi, kita mau berdo‘a linggahipun engkang rapi,kita ajeng ngunjukakendo‘a2.Kegiatan di kelasPertanyaan ringankepadaanak,untuk sehari-hariKetikaanakbelajar berhitungKetika anak maupulang

2. Mengenalkan Karakter Tokoh ceritamenggunakan tokoh wayang yang sekaligus digunkaan untuk menamnamkankarakter seperti:a.Arjuna memiliki karakter orang yang menepati janji, disamping rupawan,budi pekertinya yang besar.b.Bima mempuyai karakter teguh pebdrian, berjiwa kesatria.c.Gareng mempuyai karakter mudah berteman, sederhana, tapi sukamencari kesalahan orang lain.d.Bagong mempuyai karakter asal bicara, tidak mempuyai malu, tetapi apayang dibicarakan banyak benarnya.e.Sumantri mempuyai karakter sopan-santun gemar menolong danrupawan.f.Yudhistira mempuyai karakter jujur dan tidak punya niat berbohong.g.Sadewa mempunyai karekter selalu mendukung saudara-saudaranya.h.Sri kandi mempunyai karakter ksatriai.Pandu mencerminkan raja yang memberikan teladan sikap satria kepadaanak-anaknya.j.Karna mencerminkan seorang yang selalu membalas budi.k.Rama karekternya bijaksana dan mempunyai sikap ksatria.l.Sinta mempunyai karakter selalu menepati janji,jujur, tabah,dan setia.m.Petruk mempunyai karakter jujur, selalu memandang rendah orang lain.n.Wisnu karakternya seperti dewa, pengayom—bersifat melindungi.o.Kresna mempunyai karakter jujur, berwibawa dan ksatria.3. Unggah Ungguh yang langsung dengan contektual learning.Cara yang ketiga ini adalah dengan belajar lewat pengalaman langsung,hal ini dapat dilakukan ketika anak-anak diajak berjalan-jalan dilingkungansekitar ketika mereka melewati orang yang lebih tua, bu guru mengajarkandengan ucapan :

a. ―Derek langgkung bu/ mbah/ pak‖b. ‗Nyuwun sewu bu/ mbak/ pak‖c. ―Nyuwun pirso .‖d. ―Matur sembah nuwun .‖e. ―Nyuwun pamit .‖4. Dengan Bernyanyi Melalui Tembang Mocopat.Pendidik PAUD belajar tentang mocopat, sehingga kalau sejak dinitembang tersebut diperdengarkanmereka akan menyukai, ada pepatajhmengatakan ― Tak kenal maka tak sayang‖ begitu pula tembang mocopat inijika tidak pernah diperdengarkan sejak kecil, tentu ketika mereka besar tidakmenyukai.D. PENUTUPKarakter sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, salah satunyaadalah karakter budaya jawa, yang disitu banyak mengandung nilai-nilai positifyang sekarang ini banyak ditinggalkan. Oleh karenanya lewat makalah inimencoba mengajak kepada para praktisi di Pendidikan Anak Usia Dini untukkonsisten menerapkan budaya jawa seperti : 1) Pembiasaan bahasa krama madyadi lingkungan sekolah, 2) Mengenalkan karakter tokoh wayang, dengan cerita,dan bermain drama, 3) Mengajarkan unggah ungguh dengan contextual learning,dan 4) Dengan memperdengarkan mereka tembang mocopat.Jika hal tersebut dilakukan terus menerus, maka anak-anak kita sejak usiadini telah memiliki karakter berupa unggah-ungguh dan tutur bahasa yang halus.Untuk anak usia dini kita menggunakan bahasa jawa tingkatannya kramamadya.

E. DAFTAR PUSTAKAEdy Waluyo. 2010, MembangunKarakter Melalui Pendidikan tion com content&view article&id -dini-&catid 3:newsDoni Koesoema, A. (2007). Tiga Matra Pendidikan Karakter. Dalam Majalah oto. Budiono.1987. Simbolisme dalam Budaya Jawa. Yogyakar

Mengenalkan karakter tokoh wayang, dengan cerita, dan bermain drama, 3) Mengajarkan unggah ungguh dengan contextual learning, dan 4) Dengan . ―BU Aku arep madang, ono lawuhe urung yo bu, !‖ dengan . dapat menjadi tambahan ilmu dan membentuk kepribadian peserta didik untuk menjalani proses kehidupan selanjutnya. Lebih lanjut, lulusan .

Related Documents:

Nomor 5 Tahun 2015 tentang Kode Etik Dosen Universitas Negeri Yogyakarta; Peraturan Rektor UNY Nomor 10 Tahun 2015, tentang Sistem Penjaminan Mutu Internal Universitas Negeri Yogyakarta; MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Pembekalan Ujian Dinas Tahun 2011 Badan Kepegawaian Daerah Kota Yogyakarta Tanggal 14 Juni 2011 Oleh: Udik Budi Wibowo Universitas Negeri Yogyakarta BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA 2011 . Udik Budi . Udik Budi Wibowo adalah Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP Universitas Negeri Yogyakarta. Pemimpin Proyek Pendidikan Guru SD .File Size: 584KB

35 86Universitas Negeri Manado 001035 36 Universitas Negeri Makassar 001036 37 Universitas Negeri Jakarta 001037 88 38 Universitas Negeri Yogyakarta 001038 39 Universitas Negeri Surabaya 90001039 . 73 Politeknik Negeri Manado 005013 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya 005

24 Politeknik Negeri Manado PTN 25 Politeknik Negeri Medan PTN 26 Politeknik Negeri Media Kreatif PTN 27 Politeknik Negeri Nusa Utara PTN . 68 Universitas Negeri Manado PTN 69 Universitas Negeri Medan PTN 70 Universitas Negeri Pa

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Diperiksa oleh : Estu Miyarso, M.Pd. Dr. Sugeng Bayu W. RPP UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA RPP. STRATEGI BELAJAR & PEMBELAJARAN

2. Membangun Kultur Universitas Negeri Yogyakarta yang Cendekia, Mandiri, dan Bernurani (Penelitian Institusional 2008 oleh Prof. Dr. Sarbiran dkk.) 3. Berbagai penelitian yang ditawarkan Lembaga Penelitian UNY dengan skim khusus tentang Pendidikan Karakter di Universitas Negeri Yogyakarta (2009)

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah berkenan memberikan kesempatan untuk belajar di Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Yang telah memberikan ijin penelitian. 3. Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yang telah memberikan ijin penelitian. 4.

Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Bapak Dr. Cepi Safruddin Abdul Jabar, M. Pd. selaku Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. 4. Bapak Sudiyono, M. Si. selaku pembimbing penulisan tugas akhir skripsi yang telah melua