LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PASIEN DENGAN .

3y ago
96 Views
8 Downloads
756.43 KB
33 Pages
Last View : 1d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Javier Atchley
Transcription

LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN JIWA PASIENDENGAN HALUSINASIDisusun Oleh:Kelompok 61) Lina Fajrina(14.401.15.052)2) Putri Intan Sari(14.401.15.064)3) Rina Diana Dita(14.401.15071)4) Winda Rahayu(14.401.15.084)5) Zaky Alghani(14.401.15.086)AKADEMI KESEHATAN RUSTIDAKRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGITAHUN 2016-2017

KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat,karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelasaikan tugasyang berjudul ”Asuhan Keperawatan Jiwa Pasien dengan Halusinasi”.Tugasini kamibuat bertujuan untuk menjelaskan materi tentangAsuhan Keperawatan Jiwa Pasien dengan Halusinasi. Dengan adanya tugasini di harapkan mahasiswa lain dapat memahami materi AsuhanKeperawatan Jiwa Pasien dengan Halusinasi dengan baik.Dalam proses pembuatan tugas ini, banyak pihak yang telah membantudan mendukung untuk menyelesaikannya. Untuk itu pada kesempatan initidak lupa kami menyampaikan terima kasih kepada:1. Ibu AnisYuliastutik, S.Kep. Ns, selaku Direktur Akademi KesehatanRustida Krikilan yang telah membantu dan menyediakan fasilitas.2. Bapak Eko Prabowo, S.Kep, Ns. M.Kes , Siswoto AMK., SPd., Msi ,Hendrik P.S.,Skep.Ns. MM , Sumarman, Skep. Ns. M.Kes. SelakuDosen mata kuliah Keperawatan Jiwa Akademi Kesehatan RustidaKrikilan.3. Rekan-rekan mahasiswa serta semua pihak yang telah membantu danmeyelesaikan dalam penyusunan tugas ini.Tugas ini kami buat dengan semaksimal mungkin, walaupun kamimenyadari masih banyak kekurangan yang harus kami perbaiki. Olehkarena itu kami mengharapkan saran ataupun kritik dan yang sifatnyamembangun demi tercapainya suatu kesempurnaan tugas ini. Kamiberharap tugas ini dapat berguna bagi pembaca maupun kamiKrikilan, pebruari 2017Penulisii

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR . .iiDAFTAR ISI .iiiA. MASALAH UTAMA .1B. PROSES TERJADINYA MASALAH1. Definisi .12. Penyebab .13. Jenis .54. Rentang Respon .65. Proses Terjadinya Masalah .86. Tanda dan Gejala .97. Akibat .108. Mekanisme Koping .109. Penatalaksanaan .1110. Pohon Masalah .1411. Diagnosa Keperawatan .1412. Rencana Asuhan Keperawatan .14C. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN1. Proses Keperawtan .182. Strategi Komunikasi Tindakan Keperawatan .18DAFTAR PUSTAKAiii

LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN JIWA PASIEN DENGAN HALUSINASIA. MASALAH UTAMAGanguan persepsi sensori : halusinasiB. PROSES TERJADINYA MASALAH1. DefinisiHalusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsidimana pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidakterjadi. Suatu penerapan panca indra tanda ada rangsangan elaluipanca indra tanpa stimullus eksteren : persepsi palsu.(Prabowo, 2014 : 129)Halusinasi adaah hilangnya kemampuan manusia dalammembedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsnaganeksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau pendapattentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata.Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara padahal tidakada orang yang berbicara.(Kusumawati & Hartono, 2012:102)Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di manaklien mengalamai perubahan sensori persepsi, merasakan sensasipalsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaaan ataupenghiduan. Klien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada.(Damaiyanti, 2012: 53)2. Penyebaba. Faktor Predisposisi1) Faktor PerkembanganTugas perkembangan pasien terganggu mislnya rendahnyakontrol dan kehangatan keluarga menyebabkan pasien1

tidak mampu mandiri sehjak kecil, mudah frustasi,hilangnya percaya diri dan lebih rentan terhadap stress.2) Faktor SosiokulturalSeseorang yang merasa tidak diterima di ingkungannyasejak bayi akan merasa disingkirkan, kesepian, dan tidakpercaya pada lingkungannya.3) Faktor BiokimiaMempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa.Adanya stress yang berlebih dialami seseorang maka didalam tubuh akan dihasilkan zat yang dapat bersifathalusinogenik neurokimia. Akibat stress berkepanjanganmenyebabakan teraktivasinya neutransmitter otak.4) Faktor PsikologiTipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawabmudah terjerumus padapenyalahgunaan zat adiktif. Hal il keputusan yang tepat demi masa depannya.Pasien lebih memilih kesenangan sesaat dan lari dari alamnyataa menuju alam hayal.5) Faktor Genetik dan Pola AsuhPenelitian menunjukkan bahwaanak sehat yang diasuholeh orang tua skizofrenia cenderung mengalamaiskizofrenia. Hasil studi menunjukkan bahwa aruh padapenyakit ini. (Prabowo, 2014: 132-133)b. Faktor Presipitasi1) BiologisGangguan dalam momunikasi dan putaran balik otak,yang mengatur proses informasi serta abnormalitas padamekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan2

s yang diterima oleh otak untuk diinterprestasikan.2) Stress LingkunganAmbang toleransi terhadap tress yang ukanterjadinya gangguan perilaku.3) Sumber KopingSumber koping mempengaruhi respon individu dalammenamggapi stress.(Prabowo, 2014 : 133)4) PerilakuRespons klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga,ketakutan, perasaan tidak aman, gelisah, dan bingung,perilaku menarik diri, kurang perhatian, tidak mampumengambil keputusan serta tidak dapat membedakan nyatadan tidak.a) Dimensi fisikHalusianasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisifisik seperti kelelahan yang luar biasa, penggunaanobat-obatan, demam hingga delirium, intoksikasialkohol dan kesulitan untuk tidur dalamwaktu yanglama.b) Dimensi emosionalPerasaan cemas yang berlebihan atas dasar problemyang tidak dapat diatasi merupakan penyebabhalusianasi itu terjadi, isi dari halusinasi dapat berupaperitah memaksa dan menakutkan. Klien tidaksanggup lagi menentang perintah tersebut hinggadengan kondisi tersebut klien berbuat sesuatuterhadap ketakutan tersebut.3

c) Dimensi intelektualDalam dimensi intelektual ini menerangkan bahwaindividu dengan halusinasi akan halusinasi merupakan usha dari ego sendiri untukmelawan impuls yang menekan, namun merupakansuatu hal yang menimbulkan kewaspadaan yang dapatmengambil seluruh perhatian klien dan tak jarangakan mengotrol semua perilaku klien.d) Dimensi sosialKlien mengalami gangguan interaksi sosial dalam faseawal dan comforting, klien menganggap bahwa hidupbersosialisasi dialam nyata sangat membahayakan.Klien asyik dengan dengan halusinasinya, seolah-olahia merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhanakan interaksi sosial, kontrol diri dan harga diri yangtidak didapatkan dalam dunia nyata. Isi halusinasidijadikan kontrol oleh individu tersebut, sehingga jikaperintah halusinasiberupa ancaman, dirinya atau oranglain individu cenderung keperawatan klien sahakanklientidakmenyendiri sehingga klien selalu berinteraksi denganlingkungannya dan halusinasi tidak berlangsung.e) Dimensi nasirutinitas,mulaitidakdenganbermakna,hilangnya aktivitas ibadah dan jarang berupaya secara4

spiritual untuk menyucikan diri, irama sirkardiannyaterganggu.(Damaiyanti, 2012 : 57-58)3. JenisHaluinasi terdiri dari beberapa jenis, dengan karakteristiktertentu, diantaranya:a.Halusinasi Pendengaran ( akustik, audiotorik)Gangguan stimulus dimana pasien mendengar suara-suaraterutama suara-suara orang, biasanya pasien mendengar suaraorang yang sedang membicarakan apa yang sedangdipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.b.Halusinasi Pengihatan (visual)Stimulus visual dalam bentuk beragam seperti bentukpencaran cahaya, gambaraan geometrik, gambar kartun dan/atau panorama yang luas dan komplesk. Bayangan bias bisamenyenangkan atau menakutkan.c.Halusinasi Penghidu (Olfaktori)Gangguan stimulus pada penghidu, yamg ditandai denganadanya bau busuk, amis, dan bau yang menjijikan seperti :darah, urine atau feses. Kadang-kadang terhidu bau harum.Biasnya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dandementia.d.Halusinasi Peraba (Taktil, Kinaestatik)Gangguan stimulus yang ditandai dengan adanya sara sakitatau tidak enak tanpa stimulus yang terlihat. Contohmerasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atauorang lain.e.Halusinasi Pengecap (Gustatorik)Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasakan sesuatuyang busuk, amis, dan menjijikkan.f.Halusinasi sinestetik5

Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasakan fungsitubuh seperti darah mengalir melalui vena atau arteri,makanan dicerna atau pembentukan urine. (Yosep Iyus, 2007:130)g.Halusinasi ViseralTimbulnya perasaan tertentu di dalam tubuhnya.1) Depersonalisasi adalah perasaan aneh pada dirinya bahwapribadinya sudah tidak seperti biasanya lagi serta tidaksesuai dengan kenyataan yang ada. Sering padaskizofrenia dan sindrom obus parietalis. Misalnya seringmerasa diringa terpecah dua.2) Derelisasi adalah suatu perasaan aneh tentang lingkunganyang tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya perasaansegala suatu yang dialaminya seperti dalam mimpi.(Damaiyanti, 2012 : 55-56)4. Rentang ResponPersepsi mengacu pada identifikasi dan interprestasi awaldari suatu stimulus berdasarkan informasi yang diterima melaluipanca indra. Respon neurobiologis sepanjang rentang sehat sakitberkisar dari adaptif pikiran logis, persepsi akurat, emosikonsisten, dan perilaku sesuai sampai dengan respon maladaptifyang meliputi delusi, halusinasi, dan isolasi sosial. Rentangrespon dapat digambarkan sebagai berikut:6

Rentang Respon NeurobiologistRespon adaptifMaladaptifResponPikiran logisPersepsi akuratEmosi konsistenPerilaku sesuaiHubunngan sosialKetidakteraturanPikiran kadang menyimpang kelainan pikiranIlusiHalusinasiReaksi emosionalKetidakmampuanPerilaku tidak azimEmosimengalamimenarik diriRentang respon neurobiologis (Stuart and Sundeen, 1998)Rentang Respona. Respon adaptifRespon adaptif adalah respon yang dapat diterima norma-normasocial budaya yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebutdalam batas normal jika menghadapi suatu masalah akan dapatmemecahkan masalah tersebut. Respon adaptif :1) Pikiran logis adalah pandangan yang mengarah padakenyataan2) Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyataan3) Emosi konsisten dengan pengalaman yaitu perasaan yangtimbul dari pengalaman ahli4) Perilaku social adalah sikap dan tingkah laku yang masihdalam batas kewajaran5) Hubungan social adalah proses suatu interaksi dengan oranglain dan lingkunganb. Respon psikosossialMeliputi :1) Prosespikerterganggumenimbulkan gangguan7adalahprosespikiryang

2) Ilusi adalah miss interprestasi atau penilaian yang salahtentang penerapan yang benar-benar terjadi (objek nyata)karena rangsangan panca indra3) Emosi berlebih atau berkurang4) Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah lakuyangmelebihi batas kewajaran5) Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari interaksidengan orang lain.c. Respon maladapttifRespon maladaptive adalah respon individu dalam menyelesaikanmasalah yang menyimpang dari norma-norma social budaya danlingkungan, ada pun respon maladaptive antara lain :1) Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokohdipertahankan walaupun tidak diyakin ioleh orang lain danbertentangan dengan kenyataan social.2) Halusinasi merupakan persepsi sensori yang salah ataupersepsi eksternal yang tidak realita atau tidak ada.3) Kerusakanproses emosi adalah perubahan sesuatu yangtimbul dari hati.4) Perilaku tidak terorganisi rmerupakan sesuatu yang tidakteratur5) Isolasi sosisal adalah kondisi kesendirian yang dialami olehindividu dan diterima sebagai ketentuan oleh orang lain maiyanti,2012: 54)5. Proses Terjadinya MasalahTahapan terjadinya halusinasi terdiri dari 4 fase dansetiap fase memiliki karakteristik yang berdeda yaitu:a. Fase IPasien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas,kesepian, rasa bersalah dan takut serta mencoba berfokus pada8

pikiran yang menyenangkan untuk meredakan ansietas. Di gerakkan lidah tanpa suara, pergerakan mata yang cepat,diam dan asyik sendiri.b. Fase IIPengalaman sensori menjijikan dan menakutkan. Pasien mulailepas kendali dan mencoba untuk mengambil jarak dirinyadengan sumberdipersepsikan. Disini terjadi peningkatan tandatanda sistem saraf otonom akibat ansietas seperti peningkatantanda-tanda vital ( denyut jantung, pernapasan, dan tekanandarah), asyik dengna pengalaman sensori dan kehilangankemampuan untuk membedakan halusinasi dengan reaita.c. Fase IIIPasien berhenti menghentikan perlawanan terhadap halusinasidan menyerah pada halusinasi tersebut. Di sini pasien sukarberhubungan dengan orang ain, berkeringat, tremor, tidakmampu mematuhi perintah dari orang ain dan berada erhubungan dengan orang lain.d. Fase IVPengalaman sensori menjadi mengancam jika pasien mengikutiperintah halusinasi. Di sni terjadi perikalu kekerasan, agitasi,menarik diri, tidak mampu berespon terhadap perintah yangkomplek dan tidak mampu berespon lebih dari 1 orang.Kondisi pasien sangan membahayakan. ( Prabowo, 2014: 130131)6. Tanda dan GejalaPerilaku paisen yang berkaitan dengan halusinasi adalahsebagai berikut:a. Bicara, senyum, dan ketawa sendiri9

b. Menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata cepat, danrespon verba lambatc. Menarik diri dari orang lain,dan berusaha untuk menghindaridiri dari orang aind. Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan keadaanyang tidak nyatae. Terjadi peningkatan denyut ajntung, pernapasan dan tekanandarahf. Perhatian dengan lingkunganyang kurang atau hanya beberapadetik dan berkonsentrasi dengan pengalaman sensorinya.g. Curiga, bermusuhan,merusak (diri sendiri, orang lain danlingkungannya) dan takuth. Sulit berhubungan dengan orang laini. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung,jengkel dan marahj. Tidak mampu mengikuti perintahk. Tampak tremor dan berkeringat, perilaku panik, agitasi dankataton. (Prabowo, 2014: 133-134)7. AkibatAkibat dari hausinasi adalah resiko mencederai diri, orang laindan ingkungan. Ini diakibatkan karena pasien berada di bawahhalusinasinya yang meminta dia untuk melakuka sesuatu haldiluar kesadarannya.( Prabowo, 2014: 134)8. Mekanisme Kopinga. Regresi : menjadi malas beraktivitas sehari-harib. Proyeksi : menjeslaskan perubahan suatu persepsi denganberusaha untuk mengaliskan tanggung jawab kepada oranglainc. Menarik diri : sulit mempercayai orang lain dan asyik denganstimuus internal. (Prabowo, 2014 :134)10

9. PenatalaksanaanPengobatan harus secepat mungkin harus diberikan, disini perankeluarga sangat penting karena setelah mendapatkan perawatan diRSJpasiendinyatakanbolehpulang sehinggakeluargamempunyai peranan yang sangat penting didalam hal merawatpasien, menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif dansebagai pengawas minum obata. FarmakoterapiNeuroleptika dengan dosis efektif bermanfaat pada penderitaskizofrenia yang menahun,hasilnyalebih banyak jika mulaidiberi dalam dua tahun penyakit.Neuroleptika dengan dosisefek tiftinggi bermanfaat pada penderita psikomotorik yangmeningkat.KELAS KIMIANAMA GENERIKDOSIS HARIAN(DAGANG)FenotiazinAsetofenazin (Tidal)60-120 mgKlopromazin30-800 mg(Thorazine)1-40 mgFlufenazine(Prolixine, Permit)Mesoridazin30-400 mg( 12-64 mgSerentil)15-150 mgPerfenazin (Trialon)40-1200 mgProkloperazin150-800 mg(Compazine)2-40 mgPromazine (Sparine)60-150 mgTiodazin (Mellani)Trifluopromazine(Stelazine)11

00 mg(Tarctan)8-30 mgTioktiksen (Navane)ButirofenonHaloperidol (Haldol)1-100 mgDibenzondiazepinKlozapin (Clorazil)300-900 mgDibenzokasazepinLoksapin (Loxitane)20-150 mgDidraindolonMolindone (Moban)225-225b. Terapi kejang listrikTerapi kejang listrik adalah pengobatan untuk menimbulkankejang grand mall secara artificial dengan melewatkan aliranlistrik melalui electrode yang dipasang pada satu atau duatemples, terapi kejang listrik dapat diberikan pada skizofreniayang tidak mempan dengan terapi neuroleptika oral atauinjeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5 joule/detik.c. Psikoterapi dan rehabilitasiPsikoterapi suportif individual atau kelompok sangatmembantu karena berhubungan dengan praktis denganmaksud mempersiapkan pasien kembali kemasyarakat, selainitu terapi kerja sangat baik untuk mendorong pasien bergauldengan orang lain, perawat dan dokter. Maksudnya supayapasien tidak mengasingkan diri karena dapat membentukkebiasaan yang kurang baik, dianjurkan untuk mengadakanpermainan atau latihan bersama, seperti therapy modalitasyang terdiridari :d. Terapi aktivitas1) Terapi music12

Focus ; mendengar ; memainkan alat musik ; bernyanyi.yaitu menikmati dengan relaksasi music yang disukaipasien.2) Terapi apapekerjaan seni.3) Terapi menariFocus pada: ekspresi perasaan melalui gerakan tubuh4) Terapi relaksasiBelajar dan praktik relaksasi dalam kelompokRasional : untuk koping/perilaku mal adaptif/deskriptifmeningkatkan partisipasi dan kesenangan pasien dalamkehidupan.5) Terapi socialPasien belajar bersosialisai dengan pasien lain6) Terapi kelompoka). Terapi group (kelompok terapeutik)b). Terapi aktivitas kelompok (adjunctive group activitytherapy)c). TAK Stimulus Persepsi; HalusinasiSesi 1 : Mengenal halusinasiSesi 2 ; Mengontrol halusinasi dengan menghardikSesi 3 ; Mengontrol halusinasi dengan melakukankegiatanSesi 4 ; Mencegah halusinasi dengan bercakap-cakapSesi 5 : mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat13

e.Terapi lingkunganSuasana rumah sakitdibuatseperti suasana d idalamkeluarga( Home Like Atmosphere).(Prabowo,2014: 134136)10. Pohon MasalahEffectResiko perilaku kekerasanPerubahan sensori persepsiIsolasi sosial : menarik diriCor ProblemCause11. Diagnosa Keperawatana. Perubahan sensori persepsi: halusinasi b/d menarik diri12. Rencana asuhan KeperawatanTujuan UmumPasien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminyaTujuan Khususa. TUK 1 : pasien dapat membina hubungan saling percaya1) Kriteria HasilSetelah 1 X interaksi, pasien mampu membina hubungansaling percaya dengan perawat dengan kriteria: ekspresiwajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, da kontakmata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama,mau dududk berdampingan dengan perawat, maumengungkapkan perasaannya2) Intervensi14

Bina hubungna saling percaya dengan menggunakanprinsip komunikasi terapeutika) Sapa pasien dengan ramah baik verbal maupun nonverbalb) Perkenakan nama, nama panggilan dan tujuan perawatberkenalanc) Tanyakan nama lengkap dan panggilan yang disukaipasiend) Buat kontrak yang jelase) Tunjukkan sikap jujur dan menunjukkan sikap empatiserta menerima apa adanyaf) Beriperhatiankepadapasiendanperhatikankebutuhan dasar pasieng) Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkanperasaannyah) Dengarkan ungkapan pasien dengan penuh perhatianada ekspresi perasaan pasien.b. TUK 2 : pasien dapat mengenal halusinasinya1) Kriteria HasilSetelah 2 X interaksi, pasien dapat menyebutkan:a) Isib) Waktuc) Frekuensid) Situasi

Asuhan Keperawatan Jiwa Pasien dengan Halusinasi. Dengan adanya tugas ini di harapkan mahasiswa lain dapat memahami materi Asuhan Keperawatan Jiwa Pasien dengan Halusinasi dengan baik. Dalam proses pembuatan tugas ini, banyak pihak yang telah membantu dan mendukung untuk menyelesaikannya. Untuk itu pada kesempatan ini

Related Documents:

3. Menerapkan paradogma keperawatan jiwa dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah psikososial dan gangguan jiwa 4. Menerapkam model konsep keperawatan jiwa dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah psikososial dan gangguan jiwa.

keperawatan yang dapat dilakukan adalah menggunakan standar praktek asuhan keperawatan klinis kesehatan jiwa yaitu asuhan keperawatan jiwa. Tujuan : Untuk memahami bagaimana respon klien setelah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien perilaku kek

Mahasiswa mampu mengidentifikasi asuhan keperawatan jiwa masalah utama Perilaku Kekerasan pada Tn Y dengan diagnosis medis Skizofrenia di ruang Jiwa A Rumkital Dr.Ramelan Surabaya. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Melakukan pengkajian dengan asuhan keperawatan jiwa masalah utama Perilaku Kekerasan pada Tn Y dengan diagnosis medis Skizofrenia di ruang Jiwa

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PASIEN DENGAN KECEMASAN Disusun oleh : Kelompok 1 1. Indra Kurniawan (14.401.15.044) 2. Indri istiani (14.401.15.045) 3. Ratih Lutvi G (14.401.15.067) 4. Venty Dwi Agustin (14.401.14.080) 5. Vina Muslimatus S. (14.401.15.081) AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA PRODI DIII KEPERAWATAN

gangguan jiwa. Sedangkan setiap tahun di RSJD Surakarta khususnya pasien dengan gangguan jiwa perilaku kekerasan selalu mengalami peningkatan. Tujuan penulisan adalah untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien Ny. J dengan gangguan jiwa perilaku kekerasan meliputi pengkajian, intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan.

4. Asuhan keperawatan kedaruratan psikiatrik pada area intensif psikiatri. 5. Asuhan Keperawatan Jiwa Komunitas: Screening kesehatan jiwa masyarakat, Pembentukan dan Pelatihan Kader, Penyuluhan kesehatan jiwa pada masyarakat, askep kelompok sehat dan kelompok dengan masalah psikososial. IV. MATERI YANG HARUS DIKUASAI 1.

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN Tn. A DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS SKIZOFRENIA UNDIFFERENTIATED DI RUANG GELATIK RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan Pada Program Studi D3 keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Member of the Choir/Folk Group Church decoration/Cleaning Children’s Liturgy Eucharistic Minister Hands That Talk Offertory Gifts Parish Youth Council Passion Play Preparing Articles for Parish Bulletin Youth Alpha Hike to Croagh Patrick (Top Up) Hope Camp (Top Up) Pilgrimage to Lourdes (Top Up) Retreats (Top Up) SOCIAL AWARENESS ACTIVITIES Faith Friends Ongoing fundraising Music Tuition at