Pengendalian Risiko Lingkungan - Universitas Lampung

3y ago
8 Views
2 Downloads
2.48 MB
53 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Ophelia Arruda
Transcription

Pengendalian Risiko Lingkungandi DAS Sekampung, LampungBustanul ArifinSlamet Budi YuwonoHanung IsmonoKerjasama Universitas Lampung (UNILA),IndonesiadenganResearch Institute for Humanity and Nature(RIHN), Jepang2018

Pengendalian Risiko Lingkungandi DAS Sekampung, LampungBustanul ArifinSlamet Budi YuwonoHanung IsmonoPerancang sampul dan Tata letak: Sarwo EdiHak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyaksebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.ix 44 hlm; 15 cm x 21 cmKerjasama Universitas Lampung (UNILA), IndonesiadenganResearch Institute for Humanity and Nature (RIHN), Jepang2018

Kata PengantarAlhamdulillah, buku yang berjudul "Pengendalian RisikoLimgkungan" ini dapat diselesaikan pada waktunya, walau sempatterkendala kesibukan dan tugas-tugas rutin lainnya. Buku inidimaksudkan sebagai upaya diseminasi kepada masyarakat luas dankomunikasi hasil-hasil penelitian kolaboratif antara UniversitasLampung (UNILA) dan Research Institute for Humanity and Nature(RIHN), Jepang kepada masyarkaat luas. Kerjasama UNILA-RIHNini telah berlangsung selama lima tahun terakhir dan sedangdiupayakan suatu proses transformasi dalam format lain ataupengembangan melalui jaringan kerja lain yang lebih inovatif danaplikatif.Buku ini merupakan ekstraksi atau sintesis hasil-hasil penelitiandalam bidang ekonomi pertanian dan sumberdaya alam, dan disiplinlain seperti manajemen hutan, pengembangan masyarakat dan upayatransdisiplin lain. Sebagai media komunikasi dan diseminasi prosesberfikir ilmiah, buku ditulis dengan bahasa yang lebih datar dansederhana, agar lebih mudah dimengerti dan dipahami olehmasyarakat luas. Namun demikian, beberapa istilah teknis danakademis ternyata masih dijumpai di dalam buku, sesuatu yangbelum dapat terhindarkan secara sempurna.Kami mengucapkan terima kasih kepada Rektor UNILA yangsenantiasa memberikan arahan dan semangat kepada segenap sivitasakademika untuk menghasilkan karya-karya ilmiah dan inovatif yangmampu memberikan kontribusi pada perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi dan membawa manfaat dan kemaslahatanummat. Ucapan terima kasih pantas disampaikan kepada DirekturJenderal RIHN yang memberikan dukungan fasilitas dan pembiayaansehingga buku ini dapat diterbitkan dan diedarkan kepada khalayak.Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Profesor Ryohei Kadaiii

yang telah menjadi inisiator dari program kerjasama UNILA-RIHNselama lima tahun terakhir. Profesor Kada telah memberikaninspirasi berharga dalam mengembangkan pola pikir transdisiplin,termasuk dari kearifan masyarakat dan aransemen kelembagaan yangmelingkupinya. Ucapan terima kasih perlu juga disampaikan kepadapara mahasiswa pascasarjana dan tingkat sarjana, para dosen, stafadministrasi dan pendukung lain yang telah terlibat dan membantupenelitian kolaboratif ini. Terakhir, ucapan terima kasih disampaikankepada Penerbit INDEF dan Bapak Sarwo Edi yang telah membantumengatur tata-letak, perwajahan dan proses penerbitan buku inidalam waktu yang singkat.Kami mengundang komentar, saran dan perbaikan demipenyempurnaan buku ini pada masa-masa yang akan datang. Semogabuku ini bermanfaat.Bandar Lampung, 19 Maret 2018Ketua Tim Penulis,Bustanul Arifiniv

Sambutan Profesor Hasriadi Mat AkinRektor Universitas Lampung (UNILA),IndonesiaKami amat bergembira dan menyambut baik terbitnya buku"Pengendalian Risiko Lingkungan di DAS Sekampung, Lampung"yang ditulis oleh Profesor Bustanul Arifin, Dr. Slamet Budi Yuwonodan Dr. Hanung Ismono. Buku ini berisi beberapa temuan pentingdari penelitian kolaboratif Universitas Lampung (UNILA) denganResearch Institute for Humanity and Nature (RIHN) di Kyoto,Jepang. Kami senantiasa mendorong para dosen dan sivitasakademika untuk menghasilkan karya ilmiah yang inovatif untukmendukung tercapainya Visi UNILA, yaitu “Menjadi PerguruanTinggi Sepuluh Terbaik di Indonesia pada Tahun 2025”.Kami mengucapkan terima kasih kepada Direktur JenderalRIHN Profesor Tetsuzo Yasunari atas kerjasama salingmenguntungkan selama lima tahun terakhir. Kami percaya bahwakerjasama akademik seperti ini masih dapat dilanjutkan dandikembangkan pada masa-masa mendatang. Kami di UNILA cukupterbuka untuk melakukan kerjasama akademik dalam bidangpendidikan dan penelitian kolaboratif, kaji-tindak dan pengabdiankepada masyarakat sebagai wujud pelaksanaan Tri DharmaPerguruan Tinggi di Indonesia.Kami mengucapkan selamat dan terima kasih kepada parapenulis buku ini dan peneliti lain yang terlibat dalam kerjasamaUNILA dengan RIHN dan dalam proses penerbitan buku ini.Selamat membaca.Salam SejahteraHasriadi Mat AkinRektor Universitas Lampungv

Sambutan Profesor Tetsuzo YasunariDirektur JenderalResearch Institute for Humanity and Nature(RIHNKami sangat senang mengetahui bahwa kegiatan “PengelolaanSumberdaya Alam Berbasis Masyarakat" telah berhasil dilaksanakandi Provinsi Lampung, Sumatra-Indonesia. Sejak tahun 2010 RIHNmelaksanakan penelitian kolaboratif dengan beberapa lembaga danperguruan tinggi di Asia Tenggara, yang dipimpin oleh ProfesorRyohei Kada. Kami menilai bahwa program pengelolaan umberdayaalam berbasis masyarakat di Asia Tenggara ini sebagai suatu contohkeberhasilan tentang pendekatan interdisiplin dan multidisiplindalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan.Secara khusus, penelitian kolaboratif RIHN dengan UniversitasLampung (UNILA) selama lima tahun terakhir menyimpulkanbahwa kerjasama harmonis antara petani kecil, usaha kecil danmenengah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah, akademisi, danpengampu kepentingan lain telah menjadi kunci keberhasilan dariprogram kolaboratif ini. Kami menyambut baik penerbitan buku inidalam Bahasa Indonesia dengan harapan semangat kerjasama dangotong royong yang menjadi kekhasan Indonesia, dapat dijaga dandikembangkan terus. Kami mengucapkan selamat dan terima kasihkepada para peneliti yang terlibat dalam program kerjasama RIHNdengan UNILA dan kepada penulis dan beberapa pihak yang terlibatdalam penerbitan buku ini dalam Bahasa Indonesia. Harapan kamiadalah bahwa pengelolaan sumberdaya alam berbasis masyarakatmenjadi suatu strategi pengendalian risiko lingkungan yang dapatdikembangkan untuk masa mendatang.Salam kami dari KyotoTetsuzo YasunariDirektur Jenderal RIHNvi

Daftar IsiBabHalamanKata Pengantar . iiiSambutan Rektor UNILA . vSambutan Direktur Jenderal RIHN . vi1. Pendahuluan .11.1 Latar Belakang .1.2 Kontribusi Substantif .132. Kondisi DAS Sekampung Provinsi Lampung .52.1 Bio-Fisik . 52.2 Sosial-Ekonomi . 112.3 Risiko Lingkungan . . 133. Kerjasama UNILA-RIHN dalam Pengendalian RisikoLingkungan . 173.13.23.33.4Agroforestri dan Konservasi Daerah Hulu .Eko-Sertifikasi Kopi untuk Ekonomi dan Lingkungan .Jasa Lingkungan melalui Interaksi Hulu-Hilir .Sumberdaya Air dan Keberlanjutan Usahatani Padi .182328334. Kesimpulan dan Langkah ke Depan .394.1. Kesimpulan .4.2. Langkah ke Depan .3940Referensi . 43vii

Bab 1Pendahuluan1.1 Latar BelakangDaerah Aliran Sungai (DAS) Sekampung mencakup lebih dari484 ribu hektar lahan dan melewati 8 daerah otonom ataukabupaten/kota, terbentang dari Sekampung Hulu di KabupatenTanggamus, Sekampung Tengah di Kabupaten Lampung Tengah,dan Sekampung Hilir di Kabupaten Lampung Timur.DASSekampung adalah daerah aliran sungai utama di Propinsi Lampung,yang merupakan lumbung pangan utama atau produsen panganpokok, komoditas ekspor dan produk perikanan dan pangan pentinglain yang menghidupi jutaan penduduk. Daerah Sekampung Hulumerupakan penghasil tanaman perkebunan dan komoditas eksporpenting di Indonesia seperti kopi, kako, lada dan lain-lain. DaerahSekampung Tengah menjadi tumpuan penghasil pangan pokokseperti beras, jagung, kedelai dan palawija lain dan tanaman industripenting yang menopang ekspor Indonesia, yaitu kelapa sawit.Jaringan irigasi DAS Sekampung yang membentang dari LampungTengah, Lampung Timur dan Lampung Selatan menjadi salah satufaktor keberhasilan Provinsi Lampung menjaga produksi padi sejakera Indonesia modern. Daerah Sekampung Hilir juga merupakansentra produksi pangan dan perikanan dengan ekosistem tambak dankawasan pesisir yang sesuai dengan agro-ekosistem Lampung Timurdan sebagian Lampung Selatan.Akan tetapi, pola tataguna lahan di DAS Sekampung, di daerahtangkapan air di hulu telah menyebabkan degradasi lahan yang amatserius. Sekitar 49 persen dari 484 ribu hektare telah terdegradasi, 34persen berpotensi untuk terdegradasi dan hanhya 17 persen yangtidak terdegradasi. Laju erosi tanah rata-rata mencapai 67,5 ton perhektar per tahun, jauh lebih tinggi dari laju erosi tanah yang dapat1

ditoleransi, yaitu 25 ton per hektar. Sistem pemanfaatan lahan yangtidak berkelanjutan telah meningkatkan risiko lingkungan,menimbulkan ancaman serius terhadap kerusakan mata pencaharianatau penghidupan masyarakat perdesaan dan kaum perkotaan yangmiskin. Risiko lingkungan atau risiko ekologis semacam itu telahmenyebabkan dampak signifikan pada kualitas tanah dan air,menurunkan produksi dan produktivitas pertanian, mempengaruhisuplai pangan dan ketersediaan air bersih yang amat mempengaruhitingkat ketahanan pangan dan tingkat kesehatan masyarakat.Sejak tahun 2013, Universitas Lampung (UNILA) telahmenjalin kerjasama dengan Resarch Institute for Humanity andNature (RIHN) untuk memetakan dan mengidentifikasi risikolingkungan hidup dari pengelolaan DAS Sekampung. Kerjasamadalam bentuk penelitian kolaboratif, pertukaran akademisi,partisipasi dan penyelenggaraan serangkaian pertemuan ilmiah baikdi Indonesia, maupun di Jepang dan negara mitra lainnya, telahmenghasilkan beberapa temuan dan fakta penting yang berhubungandengan risiko lingkungan hidup. UNILA dan RIHN juga masih akantetap menjaga jaringan kerjasama saling menguntungkan ini dalamupaya meningkatkan efektivitas strategi pengendalian risikolingkungan hidup. Pengendalian risiko lingkungan perlu berbasiskanbukti-bukti ilmiah dan berbasis kearifan masyarakat lokal yang telahmenggantungkan hidupnya dan memanfaatkan sumberdaya alamsehingga visi masa depan yang lebih berkeadilan dan berkelanjutandapat tercapai.Tiga pertanyaan penting dan strategis yang memerlukanjawaban tuntas dalam buku ini adalah: Pertama, bagaimana kondisibio-fisik, sosial ekonomi dan risiko lingkungan dari DASSekampung? Kedua, sejauh mana sistem agroforestri berbasis kopi dihulu dan skema eko-sertifikasi kopi dapat berkontribusi padakeberlanjutan ekonomi dan pelestarian lingkungan hidup? Ketiga,bagaimana strategi intermediasi yang mampu merekatkan hubunganmasyarakat daerah hulu dengan daerah hilir dalam suatu skemapembayaran jasa lingkungan yang lebih fair dan obyektif?2

1.2 Kontribusi SubstantifBuku “Pengendalian Risiko Lingkungan di DAS Sekampung,Lampung” ini diharapkan dapat memberikan kontribusi substantifyang signifikan, terutama dalam banyak hal yang berhubungandengan identifikasi, pengelolaan dan pengendalian risiko lingkunganhidup di daerah hulu, tengah dan hilir suatu aliran sungai. Buku inimembahas banyak hal yang berhubungan dengan sistem agroforestri,khususnya yang berbasis kopi dan melibatkan petani skala kecil.Sistem rantai nilai kopi dalam konteks sertifikasi berkelanjutan atausering disebut kopi eko-sertifikasi juga memperoleh pembahasanyang memadai, mulai dari dimensi ekonominya, sampai padapersepsi petani tentang kriteria dan indikator eko-sertifikasi tersebut.Ekonomi rantai nilai kopi di sini tidak hanya melibatkan petani kopi,tapi juga pedagang, eksportir, pengolah atau pabrik kopi dalamkonteks industri kopi skala besar dan perusahaan multi-nasional yangmenjadi pemain kopi tingkat global.Buku ini juga memberikan kontribusi substantif tentang sistemproduksi padi di daerah tengah dan hilir aliran sungai yang amatmengandalkan sistem irigasi teknis dengan kompleksitas hidrologi,manajemen sumberdaya air dan kelembagaan sosial kemasyarakatanyang melingkupinya. Pada saat buku ini ditulis, sistem produksi padiyang juga dilaksanakan oleh petani skala kecil memperolehdukungan dan sekaligus tekanan besar untuk memenuhi targetpencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai. Pemerintahbahkan secara khusus menekankan sekian macam programpeningkatan produksi, termasuk strategi super-intensif penanamanpadi tiga kali setahun atau yang sering disebut mencapai indekspertanaman (IP) 300. Para petani padi yang selama ini terbiasadengan pola tanam padi-palawija-padi, padi-padi-palawija, atau padihortikultura-padi ternyata harus mengganti pola tanamnya dengansistem super-intensif padi-padi-padi, atas nama target-targetpeningkatan luas tambah tanam (LTT). Dalam konteks ilmiah dankearifan lokal, sistem super-intensif seperti itu umumnnyamembutuhkan lebih banyak pupuk dan pestisida kimia, yang dapat3

menimbulkan fenomen kelelahan lahan dan rentan serangan hamadan penyakit, termasuk hama wereng coklat yang sangat merusak.Hal penting lain yang menjadi kontribusi substantif buku iniadalah identifikasi dan analisis ekonomi jasa lingkungan hidup yangdihasilkan dari sistem agroforestri berbasis kopi, terutama dalam haljasa pengaturan air. Tiga prinsip panting dalam ekonomi sumberdayaalam adalah pertama tentang estimasi fungsi suplai atau kesediaanmenerima (WTA willingness to accept) pembayaran ataukompensasi jasa lingkungan hidup bagi masyarakat yang tinggal didaerah hulu daerah aliran sungai. Kedua, tentang estimasi fungsipermintaan atau kesediaan membayar (WTP willingness to pay)kompensasi jasa lingkungan hidup oleh masyarkat yang hidup di hilirdaerah aliran sungai, terutama petani padi, palawija dan pemanfaatair irigasi. Ketiga, tentang intermediasi atau “transkasi ekonomi”masyarakat hulu dan hilir dalam suatu mekanisme pasar jasalingkungan yang lebih fair dan objektif. Pola intermediasi itudilakukan melalui sistem pembayaran langsung dan tidak langusung,yang melibatkan modal sosial atau saling percaya antara ketigapihak: pembeli, penjual dan intermediator. Dari sinilah sekianmacam dimensi dan kredibilitas kebijakan publik, governansiekonomi dan aransemen kelembagaan menjadi amat relevan, apalagidalam era demokrasi dan desentralisasi sekarang ini.Setelah Bab Pendahuluan, buku ini kemudian menampilkan Bab2 tentang Kondisi DAS Sekampung dari dimensi bio-fisik, sosialekonomi dan risiko lingkungan hidup yang memerlukanpengendalian yang efektif dan memadai. Substansi penting yangmenjadi temuan hasil-hasil penelitian diuraikan dalam Bab 3 tentangkerjasama UNILA-RIHN dalam pengendalian risiko lingkungan.Sekian macam temuan itu dapat diikhtisarkan dalam konteks sistemagroforestri konservasi daerah hulu, inovasi kelembagaan ekosertifikasi kopi, rantai nilai, dan modal sosial yang bervisi padakeberlanjutan ekonomi dan pelestarian lingkungan, rancanganintermediasi transaksi hulu-hilir dalam skema pembayaran jasalingkungan, serta manajemen sumberdaya air dan jaringan irigasidalam konteks usahatani padi, perbaikan penghidupan petani dan4

bahkan ketahanan pangan rumah tangga, wilayah dan bahkannasional. Bab 4 adalah kesimpulan dan langkah ke depan yang lebihbanyak menekankan pada strategi konservasi sumberdaya alamberbasis masyarakat dan tindak lanjut pendampingan petani untukmewujudkan skema pembayaran lingkungan hidup yang bervisipembangunan berkelanjutan.5

6

Bab 2Kondisi DAS Sekampung2.1 Bio-FisikKondisi bio-fisik DAS Sekampung sebenarnya tidak terlalu jauhberbeda dari kondisi biofisik Provinsi Lampung. Curah hujan ratarata tahunan DAS Sekampung sangat tinggi, lebih dari 2,350milimeter (mm), terendah terjadi pada bulan Agustus 83 mm dantertinggi pada bulan Desember 320 mm. Di DAS Hulu Sekampungtermasuk tipe hujan B karena nilai Q atau rata-rata bulan keringdibagi dengan bulan basah masih di bawah 20 persen. Bulan basahatau curah hujan di atas 200 mm terjadi sebanyak 6 kali berturutturut dan bulan kering atau cura hujan di bawah 100 mm terjadisebanyak 2 kali (Banuwa, 2016). Akan tetapi, dengan fenomenaglobal perubahan iklim seperti saat ini, kondisi curah hujan di DASSekampung dapat saja berubah. Dampak perubahan iklim itu padakehidupan masyarakat Lampung dan Indonesia secara umumtergantung pada kemampuan mitigasi dan adaptasi yang dilakukanmasyarakat serta respon kebijakan oleh Pemerintah.Gambar 1. Peta Tataguna Lahan di DAS Sekampung, ProvinsiLampung7

Topografi DAS Hulu Sekampung didominasi oleh perbukitandan dataran tinggi pada kisaran 200 – 1.750 di atas permukaan laut(dpl). Pada daerah yang berbatasan dengan Taman Nasional BukitBarisan Selatan (TNBBS), satuan morfologi kerucut gunung api,memiliki elevasi cukup tinggi, yaitu sekitar 500 – 1.750 dpl,terutama di sekitar Gunung Rindingan. Pada DAS Hilir Sekampung,topografi dataran rendah, persawahan, dan tambak cukupmendominasi, bahkan hanya sekian meter saja dari permukaan laut.DAS Hilir Sekampung masih sering dilanda banjir dan luapan airlaut (rob) setiap saat, yang sangat mengganggu penghidupanmasyarakat di sekitar DAS Hilir Sekampung.Tata guna lahan di DAS Hulu Sekampung didominasi hutanprimer, hutan sekunder dan pertanian lahan kering di hulu, sertagenangan air pada Bendungan Batu Tegi sebagai pembangkit tenagalistrik. Di daerah hulu ini, usahatani berbasis kopi baik tanpakonservasi maupun dengan konservasi melalui sistem wanataniagroforestri sebagai sumber penghidupan utama masyarakat yanghidup di daerah hulu. Sebagian lagi, tataguna lahan juga meliputiusahatani kakao beserta tanaman multi-guna lainnya, serta tentu sajakawasan lindung TNBBS sebagai daerah tangkapan air, suakamargasatwa dan sumber megabiodiversity lainnya. Di DAS TengahSekampung, tataguna lahan juga didominasi persawahan ataupertanaman padi beririgasi, palawija berbais jagung, kedelai, dantanaman sayuran dataran rendah. Di DAS Hilir Sekampung, tatagunalahan didominasi persawahan, yang sebagian berasal dari reklamasiatau drainase rawa, yang dilakukan secara massal pada awal dekade1980an. Di Hilir Sekampung, yang termasuk kawasan pesisir danperikanan, tataguna lahan juga berupa tambak, budidaya ikan danudang, serta sekitar 200 hektar kawasan konservasi bakau. Kawasankonservasi ini telah dicanangkan sebagai hutan penelitian danpendidikan berbasis masyarakat yang dilaksanakan UniversitasLampung (UNILA) bersama masyarakat setempat dan PemerintahDaerah Lampung Timur.8

Tabel 1. Status Penutupan Vegetasi DAS Sekampung 2015-2016Sub DASSekampungHuluBulokKandisSemahTuguh BalakKatibungSekampungHilirDASSekampungVegetasi 2015Luas (Ha)%Vegetasi 2016Luas (Ha)%Penutupan at 73,0843.116,1485,3284,6886,6668,4577,16Sangat BaikBaikSangat BaikSangat BurukSangat 73421.681,5287,09Sangat Baik0,500,500,750,501,500,500,750,50Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2017) (diolah)DAS Sekampung terdiri dari 7 Sub-DAS, yaitu SekampungHulu, Bulok, Kandis, Semah, Tuguh Balak, Katibung, danSekampung Hilir, dengan kondisi biofisik yang cukup bervariasi.Berdasarkan evaluasi dari Kementerian Lingkungan dan Kehutananpada tahun 2017, status penutupan DAS Sekampung sebenarnyatermasuk sangat baik, dengan skor 0,50 (Tabel 1). Tutupan vegetasidi Sub-DAS Tug

Akan tetapi, pola tataguna lahan di DAS Sekampung, di daerah tangkapan air di hulu telah menyebabkan degradasi lahan yang amat serius. Sekitar 49 persen dari 484 ribu hektare telah terdegradasi, 34 persen berpotensi untuk terdegradasi dan hanhya 17 persen yang tidak terdegradasi. Laju erosi tanah rata-rata mencapai 67,5 ton per

Related Documents:

mengelola risiko. 4. Proses atau tahapan dalam pengelolaan risiko. 5. Enterprise Risk Management (pengelolaan risiko dalam suatu . sebagian besar instrumen keuangan atau komoditas di dunia. Dengan . risiko: risiko murni dan risiko spekulatif, risiko subjektif dan objektif, dan dinamis dan statis. Gambar 1.2.

likuiditas. Risiko kredit adalah risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan pihak memenuhi kewajibannya.9 Selain risiko-risiko tersebut, bank syariah juga menghadapi satu risiko yang mempengaruhi tingkat keuntungan bank, yaitu risiko pembiayaan. Risiko pembiayaan adalah

Tata Kelola Risiko 30 4. Sumber Daya Penerapan Manajemen Risiko 36 BAB III ASPEK OPERASIONAL 38 1. Pengantar 38 2. Manajemen Perubahan 40 3. Panduan Manajemen Risiko 42 4. Implementasi Manajemen Risiko 44 5. Komunikasi dan Konsultasi 45 6. Menentukan Konteks 46 7. Asesmen Risiko 51 8. Perlakuan Risiko 60 9. Monitoring dan Review 62 10.

Tim Pembimbingan dan Konsultasi Manajemen Risiko Kementerian Keuangan Formulir 1.0 Piagam Manajemen Risiko 33 9. Selera Risiko Ditetapkan oleh Komite Manajemen Risiko Persepsi UPR terhadap tinggi rendahnya risiko Tingkat risiko yang bersedia diambil oleh sebuah organisasi (instansi) da

tetap diadakan analisis risiko. 2.3 Manajemen Risiko 2.3.1 Pengertian Manajemen Risiko Definisi tentang manajemen risiko banyak sekali pendapat dari berbagai pakar, seperti: 1. Menurut Darmawi, (2000). Manajemen risiko adalah proses pengukuran atau penilaian risiko serta pengembangan

BAB II : KONSEP SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang dan perkembangan sistem pengendalian, pengertian sistem pengendalian manajemen, konsep dasar pengendalian, jenis-jenis pengendalian, dan keterbatasan suatu sistem pengendalian manajemen, serta soal latihan.

manajemen risiko adalah tentang cara menghindari, mengurangi, menyerap atau mentransfer risiko dan memanfaatkan peluang potensial. Menurut Thompson dan Perry (1991), proses manajemen risiko ini sebenarnya dibagi menjadi dua yaitu analisis risiko dan manajemen risiko. Anal

dikelola. Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko sehingga proyek tersebut dapat bertahan, atau barangkali mengoptimalkan risiko.(Hanafi, 2006) Manajemen risiko proyek mencakup proses melakukan perencanaan manajemen risiko, identifikasi, analisa, perencanaan respon, dan pemantauan dan pengendalia