Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

3y ago
138 Views
6 Downloads
309.45 KB
10 Pages
Last View : 17d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Eli Jorgenson
Transcription

Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif MatematisMakalah Disajikan Pada Konferensi Nasional Matematika XVUNIMA Manado, 30 Juni – 3 Juli 2010OlehAli MahmudiJURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA2010

Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif MatematisAli MahmudiJurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY YogyakartaEmail: ali uny73@yahoo.comMakalah Disajikan Pada Konferensi Nasional Matematika XVUNIMA Manado, 30 Juni – 3 Juli 2010AbstrakPengembangan kemampuan berpikir kreatif dan cara mengukurnya menjadisalah satu fokus pembelajaran matematika. Salah satu cara mengukurkemampuan berpikir kreatif adalah dengan soal terbuka, yaitu soal yangmemiliki beragam solusi atau strategi penyelesaian. Cara lainnya adalahdengan metode problem posing, yaitu pembuatan soal, pertanyaan, ataupernyataan terkait soal atau situasi matematis tertentu. Kedua cara tersebutdigunakan untuk mengukur aspek-aspek kemampuan berpikir kreatifmatematis, yaitu kelancaran, keluwesan, kebaruan, dan keterincian.Kata kunci: Kemampuan berpikir kreatif matematis, soal terbuka,problem posing, aspek-aspek kemampuan berpikir kreatifmatematisA. PendahuluanPengembangan kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu fokuspembelajaran matematika. Melalui pembelajaran matematika, siswa diharapkanmemiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, sertamemiliki kemampuan bekerjasama(Depdiknas,2004).Pengembangankemampuan berpikir kreatif memang perlu dilakukan karena kemampuan inimerupakan salah satu kemampuan yang dikehendaki dunia kerja (Career CenterMaine Department of Labor USA, 2004). Tak diragukan lagi bahwa kemampuanberpikir kreatif juga menjadi penentu keunggulan suatu bangsa. Daya kompetitifsuatu bangsa sangat ditentukan oleh kreativitas sumber daya manusianya.Pembelajaran matematika perlu dirancang sedemikian sehingga berpotensimengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Pengembangan kemampuanberpikir kreatif perlu dilakukan seiring dengan pengembangan cara mengevaluasiatau cara mengukurnya. Dalam artikel ini akan dikaji pengertian berpikir kreatifmatematis dan cara mengukurnya serta beberapa contoh soal atau tugas untukmengukurnya.1

B. Berpikir Kreatif MatematisApa itu berpikir kreatif? Isaksen et al (Grieshober, 2004) mendefinisikanberpikir kreatif sebagai proses konstruksi ide yang menekankan pada aspekkelancaran, keluwesan, kebaruan, dan keterincian. Menurut McGregor (2007),berpikir kreatif adalah berpikir yang mengarah pada pemerolehan wawasan baru,pendekatan baru, perspektif baru, atau cara baru dalam memahami sesuatu.Sementara menurut Martin (2009), kemampuan berpikir kreatif adalahkemampuan untuk menghasilkan ide atau cara baru dalam menghasilkan suatuproduk. Pada umumnya, berpikir kreatif dipicu oleh masalah-masalah yangmenantang.Sharp (Briggs dan Davis, 2008) mengidentifikasi beberapa aspek berpikirkreatif, yaitu kebaruan, produktivitas, dan dampak atau manfaat. Kebaruanmerujuk pada strategi penyelesaian masalah yang bersifat unik. Kebaruan tidakharus dikaitkan dengan ide yang betul-betul baru, melainkan baru menurut siswa.Ketika siswa menemukan solusi masalah untuk pertama kalinya, ia telahmenemukan sesuatu yang baru, setidaknya bagi dirinya sendiri. Produktivitasmerujuk pada konstruksi sebanyak mungkin ide, tak peduli apakah ide itu baruatau tidak. Sedangkan dampak atau manfaat merujuk pada kebermanfaatan suatuide. Dalam konteks pembelajaran, salah satu bentuk dampak tersebut adalahmeningkatnya kepercayaan diri siswa setelah mampu menyelesaikan soal yangbaru. Komponen dampak atau manfaat ini penting dikemukakan karena betapapunsuatu produk dikategorikan baru, tetapi bila tidak bermanfaat atau bahkanmerugikan, produk itu tidak dapat dikategorikan kreatif.Menurut Harris (2000) terdapat tiga aspek kemampuan berpikir kreatif,yaitu kesuksesan, efisiensi, dan koherensi. Kesuksesan berkaitan dengankesesuaian solusi dengan masalah yang diselesaikan. Efisiensi berkaitan dengankepraktisan strategi penyelesaian masalah. Sedangkan aspek koherensi berkaitandengan kesatuan atau keutuhan ide atau solusi. Ide yang koheren adalah ide yangterorganisasi dengan baik, holistis, sinergis, dan estetis.Martin (2009) mengemukakan tiga aspek kemampuan berpikir kreatif, yaituproduktivitas, originalitas atau keaslian, dan fleksibilitas atau keluwesan.Produktivitas berkaitan dengan banyaknya hasil karya yang dihasilkan.2

Originalitas berkaitan dengan suatu hasil karya yang berbeda dengan hasil karyaserupa di sekitarnya. Fleksibilitas merujuk pada kemauan untuk memodifikasikeyakinan berdasarkan informasi baru. Seseorang yang tidak berpikir fleksibeltidak mudah mengubah ide atau pandangan mereka meskipun ia mengetahuiterdapat kontradiksi antara ide yang dimiliki dengan ide baru.Apakah terdapat kreativitas dalam matematika? Menurut Pehnoken (1997),kreativitas tidak hanya terjadi pada bidang-bidang tertentu, seperti seni, sastra,atau sains, melainkan juga ditemukan dalam berbagai bidang kehidupan, termasukmatematika.Pembahasan mengenai kreativitas dalammatematikalebihditekankan pada prosesnya, yakni proses berpikir kreatif. Oleh karena itu,kreativitas dalam matematika lebih tepat diistilahkan sebagai berpikir kreatifmatematis. Meski demikian, istilah kreativitas dalam matematika atau berpikirkreatif matematis dipandang memiliki pengertian yang sama, sehingga dapatdigunakan secara bergantian.Pentingnya kreativitas dalam matematika dikemukakan oleh Bishop(Pehnoken, 1997) yang menyatakan bahwa seseorang memerlukan duaketerampilan berpikir matematis, yaitu berpikir kreatif yang sering diidentikkandengan intuisi dan kemampuan berpikir analitik yang diidentikkan dengankemampuan berpikir logis. Sementara Kiesswetter (Pehnoken, 1997) menyatakanbahwa kemampuan berpikir fleksibel yang merupakan salah satu aspekkemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan penting yang harus dimilikisiswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Pendapat ini menegaskaneksistensi kemampuan berpikir kreatif matematis.Krutetski (Park, 2004) mendefinisikan kemampuan berpikir kreatifmatematis sebagai kemampuan menemukan solusi masalah matematika secaramudah dan fleksibel. Holland (Mann, 2005) mengidentifikasi aspek-aspekkemampuan berpikir kreatif matematis, yaitu kelancaran, keluwesan, keaslian,elaborasi, dan sensitivitas. Menurut Livne (2008), berpikir kreatif matematismerujuk pada kemampuan untuk menghasilkan solusi bervariasi yang bersifatbaru terhadap masalah matematika yang bersifat terbuka. Dalam tulisan ini,kemampuan berpikir kreatif matematis mencakup aspek-aspek kelancaran,keluwesan, kebaruan, dan keterincian.3

E. Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif MatematisMenurut Worthington (2006), mengukur kemampuan berpikir kreatif siswadapat dilakukan sentasikan proses berpikir kreatifnya. Sementara menurut McGregor(2007), mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa dapat pula dilakukan denganmendasarkan pada apa yang dikomunikasikan siswa, secara verbal maupuntertulis. Apa yang dikomunikasikan siswa tersebut dapat berupa hasil kerja siswaterkait tugas, penyelesaian masalah, atau jawaban lisan siswa terhadap umenuntukmengukurkemampuan berpikir kreatif matematis, seperti Balka dan Torrance (Silver, 1997).Balka mengembangkan instrumen Creative Ability Mathematical Test (CAMT)dan Torrance mengembangkan instrumen Torrance Tests of Creative Thinking(TTCT). Kedua instrumen ini berupa tugas membuat soal matematika berdasarkaninformasi yang terdapat pada soal terkait situasi sehari-hari yang diberikan.Jensen (Park, 2004) mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis denganmemberikan tugas membuat sejumlah pertanyaan atau pernyataan berdasarkaninformasi pada soal-soal yang diberikan. Soal-soal yang diberikan tersebutdisajikan dalam bentuk narasi, grafik, atau diagram.Cara atau metode pengukuran kemampuan berpikir kreatif matematis yangdigunakan Balka, Torrance, dan Jensen di atas sering disebut tugas problemposing atau problem finding atau production divergen. Tes ini mengukur tigaaspek kemampuan berpikir kreatif matematis, yaitu kelancaran, keluwesan, dankebaruan. Aspek kelancaran berkaitan dengan banyaknya pertanyaan relevan.Aspek keluwesan berkaitan dengan banyaknya ragam atau jenis pertanyaan.Sedangkan aspek kebaruan berkaitan dengan keunikan atau seberapa jarang suatujenis pertanyaan.Getzles dan Jackson (Silver, 1997) mengemukakan cara lain untukmengukur kemampuan berpikir kreatif matematis, yakni dengan soal terbuka(open-ended problem). Menurut Becker dan Shimada (Livne, 2008), soal terbuka(open-ended problem) adalah soal yang memiliki beragam jawab. Dalam hal ini,aspek-aspek yang diukur adalah kelancaran, keluwesan, dan kebaruan, dan4

keterincian. Kelancaran berkaitan dengan banyaknya solusi. Keluwesan berkaitandengan ragam ide. Kebaruan berkaitan dengan keunikan jawaban siswa.Sedangkan aspek keterincian berkaitan keterincian dan keruntutan jawaban.Dalam tulisan ini, aspek-aspek kemampuan berpikir kreatif matematis yangdiukur adalah kelancaran, keluwesan, kebaruan, dan keterincian. Aspekkelancaran meliputi kemampuan (1) menyelesaikan masalah dan memberikanbanyak jawaban terhadap masalah tersebut; atau (2) memberikan banyak contohatau pernyataan terkait konsep atau situasi matematis tertentu. Aspek keluwesanmeliputi kemampuan (1) menggunakan beragam strategi penyelesaian masalah;atau (2) memberikan beragam contoh atau pernyataan terkait konsep atau situasimatematis tertentu. Aspek kebaruan meliputi kemampuan (1) menggunakanstrategi yang bersifat baru, unik, atau tidak biasa untuk menyelesaikan masalah;atau (2) memberikan contoh atau pernyataan yang bersifat baru, unik, atau tidakbiasa. Aspek keterincian meliputi kemampuan menjelaskan secara terperinci,runtut, dan koheren terhadap prosedur matematis, jawaban, atau situasi matematistertentu. Penjelasan ini menggunakan konsep, representasi, istilah, atau notasimatematis yang sesuai.Berikut diberikan dua contoh soal atau tugas untuk mengukur kemampuanberpikir kreatif matematis.Contoh 1Ali dan Joko melakukan perjalanan dari kota A ke kota B. Mereka berangkat padasaat yang sama dan melalui jalan yang sama. Ali menempuh separuh jarakperjalanannya dengan kecepatan V1 dan separuh jarak berikutnya dengankecepatan V2 . Sedangkan Joko menempuh separuh waktu perjalanannya dengankecepatan V1 dan separuh waktu berikutnya dengan kecepatan V2 . Siapakah yanglebih dahulu sampai ke kota B? Gunakan beberapa cara untuk menjelaskanjawabanmu.Soal ini merupakan soal terbuka, baik jawabannya maupun strategipenyelesaiannya. Strategi pertama adalah dengan penalaran. Dalam hal initerdapat dua kemungkinan nilai V1 dan V2. Kemungkinan pertama adalah V1 V2 .Jika Ali menempuh separuh waktu perjalanan dengan kecepatan V1 dan separuh5

waktu berikutnya dengan kecepatan V2 , maka selama paruh waktu pertamaperjalanananya, ia menempuh lebih dari separuh jarak perjalanannya. Jadi, dalamwaktu yang sama, yakni separuh waktu perjalanan Ali, jarak yang ditempuh Alilebih jauh daripada jarak yang ditempuh Joko. Dengan kata lain, jarak yang masihharus ditempuh Ali untuk sampai ke B lebih dekat daripada jarak yang harusditempuh Joko untuk sampai ke kota B. Karena selanjutnya mereka berduamelakukan perjalanan dengan kecepatan sama, yaitu V2 , maka Ali akan sampailebih dahulu ke kota B daripada Joko. Kemungkinan kedua adalah V1 V2 .Dengan penalaran serupa, dapat disimpulkan bahwa Joko akan lebih dahulusampai ke kota B daripada Ali.Strategi kedua adalah dengan skema. Situasi pada soal dapat diilustrasikansebagai berikut.V1JokoAlV2V1V2½½Dari ilustrasi di atas, tampak bahwa jika V1 V2 , maka Ali akan sampailebih dahulu ke kota B daripada Joko. Sebaliknya jika V1 V2 , denganmemodifikasi ilustrasi tersebut, dapat ditunjukkan bahwa Joko akan lebih dulusampai ke kota B daripada Ali.Strategi ketiga adalah dengan grafik. Situasi pada soal dapat disajikan dalamgrafik berikut.sAliJokoV2½S½SV1t½T½T6

Pada grafik di atas, sumbu mendatar menyatakan waktu (t) dan sumbu tegakmenyatakan jarak (s). Dari grafik di atas, jika V1 V2 , maka Ali akan sampailebih dahulu ke kota B daripada Joko. Dengan memodifikasi grafik di atas, dapatdisimpulkan sebaliknya, yakni Joko lebih dahulu sampai ke kota B daripada Ali.Soal tersebut mengukur aspek kelancaran, keluwesan, kebaruan, danketerincian. Aspek kelancaran ditunjukkan oleh kemampuan menemukan solusimasalah tersebut dengan suatu strategi tertentu. Aspek keluwesan ditunjukkanoleh kemampuan mengidentifikasi dua kemungkinan hubungan dua kecepatan,yaitu atau . Aspek keluwesan ditunjukkan oleh beragamnyastrategi penyelesaian masalah yang digunakan, yakni dengan logika ataupenalaran, memberikan contoh, ilustrasi skematis, atau ilustrasi grafik.Aspek kebaruan ditunjukkan oleh kemampuan menggunakan strategi yangbaru, unik, atau berbeda. Dalam hal ini strategi grafik seperti di atas dikategorikanbaru. Kebaruan juga ditunjukkan seberapa jarang suatu strategi digunakan. Misal,strategi yang hanya digunakan oleh kurang dari 10% siswa di kelas dikategorikansebagai strategi baru. Sedangkan aspek keterincian ditunjukkan oleh kemampuanmemberikan penjelasan secara rinci terhadap jawaban yang diberikan, misalnyadengan menggunakan konsep-konsep terkait. Aspek keterincian juga terkaitdengan keruntutan atau koherensi penjelasan yang diberikan.Contoh 2Diagram berikut menunjukkan acara TV favorit dari seluruh siswa SMP CerdasCendekia.Banyak SiswaAcara TV eritaSinetronJenis Acara7Olah Raga

Berdasarkan diagram di atas, buatlah 3 soal atau pertanyaan berbeda yangberkaitan dengan topik pecahan.Beberapa soal yang mungkin disusun siswa adalah sebagai berikut.a. Berapa persen siswa yang menyukai kartun?b. Berapakah perbandingan banyaknya siswa yang menyukai berita danolahraga?c. Tuliskan sebuah pecahan yang menunjukkan banyaknya siswa yangmenyukai sinetron dibandingkan banyaknya siswa keseluruhan.Soal ini mengukur aspek-aspek kelancaran, keluwesan, dan kebaruan.Kelancaran dan keluwesan berturut-turut ditunjukkan oleh banyak dan ragampertanyaan. Kebaruan ditunjukkan oleh seberapa jarang suatu pertanyaan disusun.Misalnya, bila suatu jenis pertanyaan hanya diajukan oleh kurang dari 5% siswa dikelas, maka pertanyaan tersebut dikategorikan baru.D. PenutupSalah satu cara mengukur kemampuan berpikir kreatif adalah denganmenggunakan soal terbuka, yaitu soal yang memiliki beragam solusi atau strategipenyelesaian. Cara lain mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis adalahdengan metode problem posing, yaitu pembuatan soal, pertanyaan, ataupernyataan terkait soal atau situasi matematis tertentu. Kedua cara tersebutdigunakan untuk mengukur aspek-aspek kemampuan berpikir kreatif matematis,yaitu kelancaran, keluwesan, kebaruan, dan keterincian.E. Daftar PustakaBriggs, M & Davis, S. (2008). Creative Teaching Mathematics in the Early Years& Primary Classrooms. Madison Ave, New York, USACareer Center Maine Departmeny of Labor (2001). Today’s Work Competence inMaine. [Online]. Tersedia: ompetencies.pdf. [9 Mei 2008]Depdiknas (2004). Kurikulum 2004. Standar Kompetensi Mata PelajaranMatematika Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah.Jakarta: Depdiknas.Grieshober, W. E. (2004). Continuing a Dictionary of Creativity Terms &Definition. New York: International Center for Studies in Creativity StateUniversity of New York College at Buffalo. [Online]. dingRoom/theses/Grieswep.pdf.[7 Juni 2008]8

Harris, R. (2000). Criteria for Evaluating a Creative Solution. [Online]. Tersedia:http://www.virtualsalt.com/creative.htm. [20 Juni 2008]Livne, N.L. (2008) Enhanching Mathematical Creativity through MultipleSolution to Open-Ended Problems Online. [Online] u/Research/NECC Research Paper Archives/NECC2008/Livne.pdf. [ 7 Mei 2009]Mann, E. L. (2005). Mathematical Creativity and School Mathematics: Indicatorsof Mathematical Creativity in Middle School Students. Disertasi Universityof Connecticut. [Online]. Tersedia: ric%20Mann.pdf. [15 November 2007]Martin. (2009). Convergent and Divergent Thinking. [Online] vergent-creative-thinking/[20Maret 2009]McGregor, D. (2007). Developing Thinking Developing Learning. Poland: OpenUniversity PressPark, H. (2004). The Effects of Divergent Production Activities with Math Inquiryand Think Aloud of Students With Math Difficulty. Disertasi. [Online]Tersedia: 28/etd-tamu2004;jsessionid BE099D46D00F1A54FDB51BF2E73CC609?sequence 1.[15 November 2007]Pehnoken, E. (1997). The State-of-Art in Mathematical Creativity. Zentralblatt fürDidaktik der Mathematik (ZDM)–The International Journal on mis.de/journals/ZDM/zdm973a1.pdf. [13 Desember 2008]Silver, E. A. (1997). Fostering Creativity through Instruction Rich inMathematical Problem Solving and Problem Posing. Zentralblatt fürDidaktik der Mathematik (ZDM) – The International Journal onMathematics Education. [Online]. Tersedia di:http://www.emis.de/journals/ZDM/zdm973a3.pdf. ISSN 1615-679X. [15 Januari 2008]Worthington, M. (2006). Creativity Meets Mathematics. [Online] tivity meets mathematics.pdf.[15 Januari 2008]9

keterampilan berpikir matematis, yaitu berpikir kreatif yang sering diidentikkan dengan intuisi dan kemampuan berpikir analitik yang diidentikkan dengan kemampuan berpikir logis. Sementara Kiesswetter (Pehnoken, 199

Related Documents:

berpikir kreatif tingkat 4 (sangat kreatif). Siswa dengan kemampuan matematika sedang cenderung memiliki kemampuan berpikir kreatif tingkat 4 (sangat kreatif), sedangkan siswa dengan kemampuan matematika rendah tidak dapat memenuhi ketiga indikator berpikir kreatif. Kata Kunci: Berpikir Kreatif, Menyelesaikan Soa Open Ended, Keliling dan Luas

Kemampuan matematis terdiri dari kemampuan pemecahan masalah, kemampuan penalaran matematis, kemampuan komunikasi matematis, kemampuan koneksi matematis, dan kemampuan representasi matematis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kemampuan matematis siswa dalam memahami materi eksponen dan logaritma.

Kreatif), sedangkan satu subjek lain hanya dapat memenuhi dua aspek berpikir kreatif yaitu kelancaran dan keluwesan sehingga kemampuan berpikir kreatifnya masuk pada tingkat ke-3 (Kreatif). Hal ini menunjukkan adanya perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa yang berada pada jenjang pendidikan dan kemampuan akademik yang sama.

PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP PADA MATERI GEOMETRI MELALUI PEMBELAJARAN . Indikator Keterampilan Berpikir Kritis . 18 TABEL 2.2. : Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis dan Profil Kemampuan . 20 TABEL 2.3 : Kisi-kisi dan Butir Tes Berpikir Kritis Matematis SMP.

kemampuan serta pengetahuan mereka secara bertahap. Dengan demikian kemampuan berpikir kreatif siswa kurang berkembang sehingga menurut hasil tes awal kemampuan berpikir kreatif hanya 25 persen siswa yang memenuhi kemampuan berpikir kreatif. Ada pun soal tes yang diberikan adalah soal yang berkaitan materi segiempat. Soal 1.

Instrumen tes berupa tes kemampuan menulis teks deskripsi berpikir kreatif dan soal non tes berupa angket dan wawancara. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, diperoleh kesimpulan bahwa: Kemampuan menulis teks deskripsi siswa yang menggunakan model sinektik lebih baik dibandingan dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvesional. Kemampuan berpikir kreatif siswa yang .

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALAUI PEMBELAJARAN MODEL PJBL DENGAN PENDEKATAN STEM DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA Oleh : Rizky Aditia Pratama Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui model pembelajaran PJBL dengan pendekatan

Artificial Intelligence in geotechnical engineering Only for private and internal use! Updated: 29 May 2020 Page 3 of 35 Fig. 1: Formalism of neuronal processing (company material of Dynardo GmbH: MOST et al. 2019) In 1980, Prolog was the first formalism language, which allowed a programming of logical terms and knowledge.