Pengukuran Kinerja Proses Bisnis - Universitas Indonesia

1y ago
35 Views
2 Downloads
1.29 MB
69 Pages
Last View : 20d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Nadine Tse
Transcription

Pengukuran KinerjaProses BisnisPengembangan Proses BisnisBerbasis Teknologi InformasiOleh: Budi Yuwono, Ph.D.1

Ukuran Kinerja Indikator kuantitatif untuk membantudalam mamahami, mengelola, danmenyempurna-kan apa yang dilakukanorganisasi Seberapa efektif kita bekerjaSejauh apa sasaran-sasaran telah dicapaiBagaimana tingkat kepuasan konsumenKonsistensi hasil kerja kitaApa yang perlu diperbaiki2

Ukuran Sebagai Fokus Bersama Sebagai motivator dan pengarah usaha bersama Partisipan dalam proses perlu tahu: Sasaran yang jelas: dapat diukur secara obyektif dantransparan Hasil seperti apa yang diinginkan Kontribusi kerjanya pada pencapaian sasaran Sejauh apa target dapat tercapai Apa yang harus dilakukan jika target tidak tercapai3

Untuk Apa Mengukur Kinerja? “You can’t manage what you don’t control can’t control what you don’t measure” Siklus manajemen kinerja berbasispengukuran:1.2.3.YouPenetapan target atau standar yang harus dicapaiMendeteksi gap atau penyimpangan dari target ataustandar dengan pengukuranMenganalisa penyebab gap atau penyimpangan4

Untuk Apa Mengukur Kinerja? manajemen kinerja berbasis pengukuran:4.5.Mengambil langkah-langkah perbaikanMengukur dampak langkah-langkah perbaikan, relatifterhadap target atau et &StandarPengukuranAnalisa Gap/Deviasi5

Kategori Ukuran Kinerja Umum Efektivitas Menghasilkan output sesuai spesifikasi – doing the rightthing Efisiensi Menghasilkan output yang diinginkan dengan sumber dayaminimum – doing things right Kualitas Menghasilkan output sesuai permintaan dan ekspektasikonsumen6

Kategori Ukuran Kinerja Umum Ketepat-waktuan Menghasilkan output yang benar dalam waktu yangditetapkan Produktivitas Ratio antara nilai tambah yang dihasilkan dengan nilai asetyang digunakan untuk menghasilkannya Keselamatan Kesehatan dan keamanan lingkungan kerja7

Jenis Ukuran Ukuran satu dimensi Contoh: lamanya proyek, jumlah kesalahan,total biaya, dsb. Ukuran dua dimensi atau lebih Rasio-rasio yang melibatkan dua atau lebihdimensi Contoh: Jumlah kesalahan per 100 unit output,prosentase output yang cacat perhari (jumlahcacat, total produksi, jumlah hari), dsb.8

Kriteria Ukuran Kinerja Ideal Relevant: relevan dengan apa yang ingin diketahui True: indikator yang benar-benar mencerminkan apa yangingin kita ketahui Specific: memperhatikan variabel-variabel lain yang dapatmempengaruhi hasil pengukuran Consistent: hasil pengukuran konsisten oleh siapapun dandimanapun ukuran diambil Clear: tidak dapat diinterpretasikan secara berbeda-beda9

Kriteria Ukuran Kinerja Ideal Accessible: data ukuran dapat diperoleh atau bisa diukur Economical: pengukuran dapat dilakukan secaraekonomis - tidak terlalu mahal Timely: hasil pengukuran dapat diperoleh tepat waktu Actionable: hasil pengukuran dapat ditindak-lanjuti –dijadikan dasar pengambilan keputusan Fool-proof: pengukuran tidak mendorong perilaku yangtidak diinginkan (demi tercapainya target hasilpengukuran)10

Struktur Ukuran-ukuran Ukuran-ukuran kinerja harus berorientasi padamisi dan pencapaian tujuan-tujuan strategisorganisasi Bersifat hierarkis Ukuran pencapaian target faktor-faktor keberhasilan utamadi tingkat unit usaha Ukuran kinerja dan kualitas output di tingkat prosesbisnis Ukuran kinerja dan kualitas output di tingkat fungsionalatau sub-proses Ukuran kinerja dan kualitas output masing-masingaktivitas.11

Struktur salahHelp chnical SupportInstalasiKonsumenEngineerOperational Support UnitM1-E – indikator kinerja eksternal unit usahaM1-I – indikator kinerja internal unit usahaM2 – indikator kinerja unit fungsionalM3 – indikator kinerja aktivitas12

Prinsip-prinsip Pengukuran Kinerja Batasi jumlah ukuran, hanya ukur hal-hal yang benar-benarpenting – terutama dari perspektif konsumen Orientasi pada kebutuhan konsumen – konsumen lebihtahu apa yang semestinya diukur Melibatkan subyek yang diukur dalam perancangan danimplementasi pengukuran – memberikan rasa ikutmemiliki dan kepedulian terhadap pencapaian targettarget13

Flowchart Pengendalian KinerjaStart1IdentifikasiprosesutamaTentukan5 penanggung-jawab2Identifikasiaktivitasutama6 KumpulkandataTentukan3 target/standarkinerjaTentukan4 ukurankinerjaEvaluasi &analisaukuran a14

1: Identifikasi Proses Penting Fokus pada proses yang memilikidampak besar pada misi dan tujuanorganisasi Berangkat dari Tujuan Strategis “Menjadi maskapai domestik penerbangan termurah” “Menjadi media berita yang paling uptodate” Proses utama adalah yang output-nya penting bagaitercapainya tujuan strategis Mengacu pada Critical Success Factors15

1: Identifikasi Proses Penting Hampir selalu proses yang dianggappenting dari kacamata konsumen Identifikasi proses membutuhkandefinisi proses yang jelas Apa produk atau layanan (output) yang dihasilkan Siapa konsumennya Model proses: prosedur, aliran kerja (data, barang,dan informasi) dalam proses16

2: Identifikasi Aktivitas Penting Fokus pada aktivitas-aktivitas yang berdampakpada faktor-faktor keberhasilan proses secarakeseluruhan: efektivitas, efisiensi, kualitas, kecepatan,produktifitas, atau keselamatan Prioritas aktivitas harus dikonfirmasikandengan semua pihak yang terkait17

3: Tetapkan Target atau StandarTarget yang baik umumnya ditentukanberdasarkan tuntutan atau kebutuhankonsumen Standar umumnya ditentukan berdasarkanketentuan atau persyaratan eksternal,norma umum, atau dari hasil benchmarksektor industri 18

Kriteria Target dan Standar IdealEconomic: ekonomis (menguntungkan) untukdikontrol Attainable: dapat dicapai dengan usaha dan dalamkondisi yang wajar Customer Focused: dianggap penting olehkonsumen Measurable: tingkat pencapaian dapat diukursecara akurat PAIN: Profitable, Achievable, Important, Numerical19

Kriteria Target dan Standar IdealKriteria lain Consistent: standar, dapat dijadikan ukuranpembanding antar organisasiLegitimate: diterima dan disepakati bersamaEquitable: dianggap sebagai ukuran pembanding yangadil oleh subyek yang diukurApplicable: dapat diberlakukanUnderstandable: tidak memungkinkan interpretasiyang berbeda20

3: Tetapkan Target atau Standar Untuk setiap output yang dihasilkan prosesproses utama, apa faktor-faktor yang menentukankepuasan konsumen atau keberhasilan usaha?21

3: Tetapkan Target atau Standar Yang perlu diperhatikan: Partisipan proses harus dapat mengevaluasikontribusinya pada pencapaian target Apakah ada kendala atau batas intrinsik Apakah ada kendala atau batas keselamatan Apakah ada persyaratan yang sudah ditetapkan Apakah sudah mencapai titik diminishing return Bandingkan dengan tingkat di organisasi lain(benchmarking)22

4: Tentukan UkuranUkuran yang relevan adalah yang menjawab “apa yangingin kita ketahui tentang aktivitas penting tersebut?” Mutu ukuran ditentukan oleh pertanyaan apa yangakan dicarikan jawabnya dengan pengukuran tersebut Kebutuhan InformasiPertanyaanKomunikasiDataAnalisa23

4: Tentukan Ukuran Pertanyaan-pertanyaan, antara lain: Sejauh mana tujuan strategis telah tercapai? Bagaimana dampak output suatu proses padapencapaian tujuan strategis? Apa yang menghambat tercapainya tujuan strategis? Dimana kelemahan proses bisnis ini? Apakah langkah-langkah perbaikan telah berjalansebagaimana mustinya? Apakah langkah-langkah perbaikan efektif?24

4: Tentukan Ukuran Tahapan: Identifikasi ukuran kinerja yang dapat menjawabpertanyaan Identifikasi data mentah yang dapat digunakan untukmengukurnya Identifikasi lokasi data dan pencatat data Identifikasi aplikasi sumber data atau metodapengumpulan data ukuran Identifikasi seberapa sering data harus diambil25

Identifikasi Ukuran Ukuran kinerja harus dirumuskan secara spesifik– untuk menghindari salah interpretasi Misalnya: % pengiriman tepat-waktu (TW) perbulan Rumus: 100% x (jumlah pengiriman TW dalamsebulan)/(jumlah pengiriman dalam sebulan) Test “daya jawab” ukuran denganmensimulasikannya dalam presentasi grafik26

Identifikasi Ukuran Kategori umum ukuran kinerja:UkuranRumusan: ratio antaraEfisiensi(input aktual)/(input ideal menurut rencana)Efektifitas(output aktual)/(output ideal menurutrencana)Kualitas(jumlah produk yang benar)/(total produkyang dihasilkan)Ketepat-waktuan (jumlah produk yang dihasilkan tepatwaktu)/(total produk yang dihasilkan)Produktifitas(output)/(input)27

Identifikasi Pencatat Data Pertimbangan: Macam data yang dibutuhkanLokasi/sumber dataApakah nilai data berupa ya/tidakApakah harus mengukur derajad intensitas ataumenghitung kemunculannya Seberapa akurat/teliti pengukuran Kapan data harus diambil Frekuensi pengambilan data disesuaikandengan periodisitas siklus aktivitas28

5: Tentukan Penanggung-jawab Penanggung-jawab pengukuran sebaiknyaadalah pemilik/pengelola proses: Tahu target atau standar yang harus dicapai Tahu kinerja aktual yang tercapai Memiliki wewenang untuk melaksanakan langkahlangkah perbaikan Bertanggung-jawab atas pengumpulan data, analisadeviasi atau gap, menentukan dan melaksanakanlangkah-langkah perbaikan29

6: Kumpulkan Data Dua kategori utama data Data Variabel Mengukur nilai atribut numerik suatu proses atau aktivitas Contoh: biaya perbaikan, lama waktu pengiriman, dsb. Data Hitungan Mengukur atribut non-numerik (ya-tidak, rusak-tidak, dsb),diperoleh dengan menghitung jumlah kemunculan. Contoh: apakah kereta-api tiba tepat waktu, apakah telepondiangkat setelah dering ke 2, dsb.30

6: Kumpulkan Data Data diambil dari sistem-sistem aplikasi Identifikasi data yang sudah tersedia pada sistemsistem aplikasi yang dapat diman-faatkan Data dicatat secara manual Data tidak tersedia pada sistem aplikasi Menggunakan formulir, misal: check sheet31

6: Kumpulkan Data Simpan data dalam database (Data Warehouse) Bersifat kronologis/historis Data lapangan, termasuk dari checksheet dan datasheet,diproses dulu sebelum disimpan – diubah ke formatyang memudahkan analisa Volume data umumnya berkembang dengan pesat32

Bias Dalam Pengumpulan Data Waspadai kecenderungan bias: Eksklusi: tidak memasukkan proses atau datatertentu tanpa alasan yang sah Interaksi: aktivitas pengumpulan data sendirimempengaruhi hasil pengukuran Persepsi: distorsi data karena persepsi pengukur Operasional: prosedur pengukuran yang salah,kurang jelas, atau ambigu33

Bias Dalam Pengumpulan Data Waspadai kecenderungan bias: Tidak Lengkap: ada data yang hilang atau tidakdiambil Estimasi: estimasi yang tidak akurat Waktu Pengukuran: frekuensi atau periodepengambilan data menghasilkan distorsi data34

Mengejar Target “Gunakan ukuran untuk membantu orangmemperbaiki diri, bukan untuk menghakimi” Mengejar target demi target itu sendiri dapatmenimbulkan: KetakutanMenutupi hasil kerja yang tidak memenuhi targetMemanipulasi data atau pengukuranMerusak hubungan antara sesama anggota timkerja35

7: Evaluasi Hasil Pengukuran Sebelum menarik kesimpulan, evaluasi Apakah data yang diperoleh dapat menjawabpertanyaan yang mendasarinya? Apakah ada tanda-tanda terjadinya bias dalampengumpulan data? Apakah frekuensi pengambilan data telahdipatuhi? Kalau tidak, mengapa? Apakah data yang diperoleh cukup representatifuntuk menarik kesimpulan?36

7: Analisa Hasil Pengukuran Tampilkan data untuk mempermudah analisa Tabulasikan dan plot dalam grafik Bandingkan nilai data dengan nilai target/standar Gunakan ringkasan atau nilai-nilai total untuk memudahkanmemilih data yang harus dilihat Waspadai pemilihan skala grafik yang dapatmenyembunyikan permasalahan atau menjerumuskan Waspadai efek siklus bisnis dalam data Gunakan standar yang sama untuk semua grafik untukmenghindari persepsi yang salah37

8: Bandingkan dengan Target Dilakukan terutama oleh pelaksana prosessendiri Jika deviasi/gap dengan standar/target tidaksignifikan, lanjutkan proses pengukuran Jika deviasi/gap signifikan Laporkan pada penanggung jawab Identifikasi bagian-bagian yang dapat diperbaiki,atau Tinjau kembali target atau standar yang berlaku38

9: Tentukan Langkah Perbaikan Root Cause Analysis: mencari akar penyebabdeviasi/gap Dilakukan secara kolektif Menggunakan fish-bone diagram untukmemetakan ide-ide dalam proses brainstorming39

9: Tentukan Langkah Perbaikan Menyusun rencana kerja (action plan)dengan tujuan: Memperbaiki kelemahan-kelemahan Menghilangkan penyebab kelemahankelemahan tsb. Mencapai tingkat kinerja proses baru tanpakelemahan-kelemahan tsb. Mempertahankan atau meningkatkan efisiensidan efektivitas proses40

Daur Ulang Proses Pengendalian Pelaksanaan langkah-langkah perbaikanPenetapan ukuran serta target atau standar baru,dengan mempertimbangkan: Tingkat keberhasilan mencapai target atau standarsebelumnya Perubahan ruang-lingkup pengendalian proses Cukup-tidaknya ukuran-ukuran untukmengkomunikasikan status perkembangan usahaperbaikan proses-proses41

Teknik & Alat Bantu PengukuranKinerja ProsesPengembangan Proses BisnisBerbasis Teknologi Informasi42

Pengukuran Kinerja“Tanpa data, semuanya hanya opini belaka” Pengukuran membantu dalam memahami danmemperbaiki kinerja Pengukuran atau cara pengukuran yang salahjustru merugikan Merusak iklim lingkungan kerja Menghasilkan kesimpulan yang salah dan tindak-lanjutyang salah pula43

Pengukuran Langsung Pengukuran langsung pada obyek yang diukuradalah cara pengukuran terbaikPengukuran langsung tidak selalu bisadilakukan, terutama karena: Keterlibatan banyak faktorBandingkan mengukur kemampuan: lari, golf, dantennis Bersifat subyektifDiukur dari perilaku yang tampak dengan tingkatakurasi yang terbatas44

Teknis Operasional Pengukuran Prosedur pengukuran harus jelas danspesifikRincian: Lokasi dan waktu pengambilan dataSecara periodik, dengan sampling, dsbCara pengambilan dataLangkah-langkahnyaCara menghitung/komputasi dataRata-rata, total, dsb.45

Pemahaman Proses Tanpa pemahaman tentang proses yang diukur,perbaikan sulit dilakukanPerlu flow-charting atau teknik pemodelan proseslainnyaKalau kita tidak bisa membuat diagram prosesnya,hasil pengukuran tidak akan banyak gunanya46

Variasi Normal Tidak semua faktor dalam proses bisnis dapatdikontrolVariasi (dari standar) atau gap (dari target)random dapat terjadiVariasi pada batas tertentu adalah normalPengendalian Statistik Reaksi yang berlebihan atas variasi random justrudapat memperbesar variasi (tampering) Variasi yang terlalu besar adalah indikasi adanyapermasalahan dalam proses47

Variasi Normal Ketidak-tahuan akan variasi normal dapatberakibat Mendeteksi trend (kecenderungan) yang sesungguhnyatidak ada Menyalahkan/memuji pekerja atas sesuatu yangsebenarnya diluar kontrol pekerja tsb. Bingung dalam memahami data ukuran kinerja selamaini Bingung dalam membuat rencana ke depan48

Variasi Normal Variasi normal berada pada batas 3 standar deviasi(6 ) – 99.73% dari data-3 -2 -1 1 2 3 mean adalah akar variansi: 2 2 adalah jumlah kuadrat penyimpangan dari mean dibagijumlah data49

Histogram Untuk visualisasi distribusi hasil pengukuran Rata-rata dan pola variasi mudah dilihat denganmenampilkan frekuensi untuk setiap interval nilai Diagram batang dengan komponen: Sumbu Y – frekuensiSumbu X – nilai dataLebar batang – interval nilai dataTinggi batang – frekuensi untuk suatu interval50

Histogram Rancangan histogram dimulai denganmenentukan jumlah interval yang diinginkanRange nilai tiap interval ditentukan denganmenghitung range dari nilai data terbesardikurangi nilai data terkecil, kemudianmembaginya dengan jumlah intervalHitung frekuensi kemunculan data untuk tiapinterval dan plot sebagai tinggi batang dalamhistogram51

Histogram Mengamati distribusi dari histogram52

Histogram Distribusi yang tidak normal bisadisebabkan oleh: Apakah cara pengukuran konsisten Apakah ada siklus atau faktor periodik dalamproses Ada trend yang sedang berlangsung53

Root Cause Analysis Pencarian akar penyebab gap/deviasi daritarget/standar dapat menggunakan: Fish bone diagram untuk brainstorming faktorfaktor penyebab Check-sheet dan pareto diagram untuk seleksifaktor-faktor Scatter-plot untuk verifikasi Tahapan: open, narrow, dan close54

Fish Bone Diagram Untuk memetakan faktor-faktor dalam tahapopen: proses brainstormingPekerjashift 8-jammasih baruBahantidak standarmutu menurunProsentaseproduk cacatdiatas targetkurang praktissudah usangmelelahkanProsedurPeralatan55

Fish Bone Diagram Tahap narrow: melakukan voting untuk Seleksi faktor-faktor, atau Pengurutan prioritas faktor-faktor Tahap close: menggunakan data untukverifikasi faktor-faktor penyebab Menggunakan alat bantu visualisasi data Faktor “pemenang” menjadi dasarperumusan langkah perbaikan56

Check SheetCocok untuk pengukuran ad-hoc dalam rangkaroot cause analysis Berupa form yang di-contreng (checked) olehkaryawan di lokasi kerjanya Stratifikasi: Kode contrengan yang berbeda dapat digunakan untukmencatat nilai parameter aktivitas (operator, shift,mesin, batch, dsb.) yang berbeda Atau, kolom yang berbeda untuk tiap nilai parameteraktivitas57

Check SheetCacat di Bagian Produksi BingkaiLokasi: BengkelbingkaiWaktu pengukuranMulai: 01-10-2004 Sampai: 31-10-2004Cacat:Kemunculan:Cat tergoresXTCat menetesTTTTTXTTTTTTTTTBingkai penyokTTOTXTTTBingkai bengkok T T O X X O TCatatan: T shift pagi, O shift siang, X shift malam58

Pareto Analysis Prinsip Pareto sering dikenal sebagai aturan80/20 - adanya konsentrasi kontribusi: 80% peningkatan kinerja dapat diperoleh denganmemperbaiki 20% dari semua faktor penghambat Mencari langkah perbaikan minimal yangmemiliki konsentrasi dampak positif terbesarAnalisa secara grafis dengan mengurutkanfaktor-faktor berdasarkan prosentasekontribusinya59

Pareto Diagram Pembuatan diagram Pareto: Urutkan faktor-faktor penyebab berdasarkankontribusinya pada gap/deviasi kinerja Hitung prosentase kontribusi tiap faktor denganmembaginya dengan total kontribusi semua faktordikali 100% Plotkan prosentase kontribusi dengan diagrambatang, mulai dari faktor dengan kontribusiterbesar (kiri) sampai terkecil (kanan)60

Pareto DiagramProsentase Cacat80Bingkaipenyok706050% 40302010Cat s Cacat61

Pareto Diagram Fokus pada faktor (atau faktor-faktor) disebelah kiri diagram yang: Memiliki kontribusi 80% pada deviasi/gap daristandar/target Atau 20% dari total faktor yang teridentifikasi Iterasi root cause analysis berikutnya dapatdilakukan terhadap faktor penyebab utamatersebut Sub-level Pareto Analysis62

Sub-level Root Cause Analysis Untuk memetakan faktor-faktor dalam tahapopen: proses brainstormingRuang kerjaBahantidak standarRak sempitBingkaitertimbunProsedurmutu menurunFrekuensibingkaipenyok tinggiBantalankaret ausPeralatan63

Scatter Diagram Menampilkan secara visual korelasi antar duavariabel Variabel dependen: indikator kinerja proses(sumbu Y) Variabel independen: parameter proses (sumbuX) Contoh: korelasi antara temperatur oven(independen) dengan kualitas kue yangdihasilkan (dependen)Plot data sebagai titik pada diagram64

Scatter DiagramYYKorelasi PositifXKorelasi NegatifXYTidak Ada KorelasiX65

Data Warehousing Data ukuran-ukuran kinerja proses besertaparameter-paremeter proses yang relevandapat disimpan dengan memanfaatkan teknologiData Warehouse Disimpan dalam skema data multidimensional –sering disebut juga model data kubus: Data ukuran (variabel dependen) direpresentasikansebagai volume Parameter (variabel independen) direpresentasikansebagai dimensi66

Data WarehousingModel data kubus: Memungkinkan stratifikasi: operasi slice, dice, roll-updan drill-downPenjualanFinanceProductWilayah ProdukAccountAd Hoc67

Contoh Ukuran-ukuran Kinerja Akuntansi Prosentase laporan terlambatProsentase kesalahan dalam laporanJumlah kesalahan dalam input data ke sistemJumlah kesalahan yang ditemukan auditor luarJam per minggu untuk mengkoreksi atau mengubahdokumenJumlah keluhan tentang inefisiensi atau isian form yangterlalu banyakLama waktu untuk memperbaiki kesalahan inputLama pemrosesan daftar gajiProsentase kesalahan dalam daftar gajiLama waktu untuk membuat dan mengirimkan tagihanLama waktu antara tagihan dan pembayaranJumlah rekomputasi proses akuntansi68

Contoh Ukuran-ukuran Kinerja Ketata-usahaan: Jumlah kesalahan mengarsip per mingguJumlah kertas terbuangJumlah kesalahan ketik per halaman dokumenJumlah kasus kesalahan prosedurJumlah pesan yang tidak tersampaikanProsentase kegiatan yang tidak terlaksana sesuai jadwalProsentase telepon yang diangkat setelah satu atau duadering Prosentase menelepon dengan nomor yang benar Prosentase halaman yang dicetak ulang Lamanya keterlambatan laporan69

Kriteria Ukuran Kinerja Ideal Accessible: data ukuran dapat diperoleh atau bisa diukur Economical: pengukuran dapat dilakukan secara ekonomis - tidak terlalu mahal Timely: hasil pengukuran dapat diperoleh tepat waktu Actionable: hasil pengukuran dapat ditindak-lanjuti - dijadikan dasar pengambilan keputusan Fool-proof: pengukuran tidak mendorong perilaku yang

Related Documents:

Pengukuran kinerja bisnis yang tepat merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan perusahaan. Sistem pengukuran kinerja dalam manajemen tradisional ditekankan pada aspek keuangan saja, disisi lain aspek non keuangan sangat penting. Untuk itu pengukuran kinerja bisnis yang tepat yaitu dengan menggunakan Balanced Scorecard.

Selama ini sistem pengukuran kinerja di PT Petrokimia Gresik belum merepresentasikan kinerja organisasi secara komprehensif dan integratif karena hanya menggunakan pengukuran kinerja berdasarkan individu (SKI). Perancangan dan pengukuran kinerja dengan metode Performance Prism digunakan karena dapat merefleksikan

Pengukuran kinerja Pengertian pengukuran kinerja menurut Mulyadi (2007:419) dalam (Sapardianto, 2013) adalah sebagai penentu secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah di tetapkan sebelumnya. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor

Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja terhadap Kinerja Karyawan dihubungkan dengan pekerjaan yan Sistem pengukuran kinerja merupakan mekanisme perbaikan secara periodik terhadap keefektifan tenaga kerja dalam melaksanakan kegiatan operasional di perusahaan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Tujuan pengukuran

2.1. Sistem Pengukuran Kinerja 2.1.1. Pengertian Kinerja Pengertian kinerja secara bahasa menurut Sobirin, (2014) adalah pertunjukan, pekerjaan, perbuatan, pergelaran prestasi, hasil. Menurut Neely, et al., (1997) mengatakan bahwa kinerja sama dengan efektifitas dan efisiensi. Kinerja menurut

2.1.5 Pengukuran Kinerja Menurut Amirullah (2015:235) menyatakan bahwa "pengukuran kinerja merupakan suatu hal yang penting dalam proses perencanaan, pengendalian, dan proses transaksional seperti marger, akuisisi, dan misi saham. Menurut Wibowo (2017:155) menyatakan bahwa "pengukuran kinerja yang tepat dapat dilakukan dengan cara: 1.

E. Hubungan Lingkungan Kerja dengan Kinerja Karyawan 17 F. Pengertian Kinerja 19 G. Pengertian Karyawan 21 H. Pengukuran Kinerja 21 I. Evaluasi Kinerja dan Manfaatnya 23 J. Hambatan dalam Evaluasi Kinerja 26 K. Teknik-Teknik Penilaian Kinerja 27 L. Rerangka Pikir 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31

Grade 2 collected 25 books. Grade 3 collected 15 books. Grade 4 collected 10 books. The school had a book drive to support the local shelter. Grades 1, 2, 3, and 4 collected books. Organize the book data into the pictograph above. 1. Who collected the most books? _ 2. What was the total amount of books collected? _ 3. Which grade .