BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu

1y ago
14 Views
2 Downloads
786.36 KB
16 Pages
Last View : 28d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Rosemary Rios
Transcription

BAB IIKAJIAN PUSTAKA DAN TEORI2.1Penelitian TerdahuluPenelitian terdahulu merupakan.salah satu acuan penulis untuk melakukanpenelitian.Dengan adanya penelitian.terdahulu bisa menjadi bahan pertimbangansehingga dapat memberikan referensi dalam.menulis ataupun mengkaji penelitianyang akan dilakukan. Berikut adalah.penelitian yang menjadi acuan dan referensipeneliti dalam melakukan penelitian:1. Wulandari dan Sarwititi Sarwoprasodjo (2014)Pengaruh Status Ekonomi Keluarga.Terhadap Motif Menikah Dini DiPerdesaan. Hasil penelitian: Pernikahan dini yang terjadi dipengaruhi olehtiga motif remaja, yakni motif keamanan, sosial dan harga diri. Motifkeamanan berkaitan dengan dorongan.remaja putri untuk melindungi diridari pergaulan bebas di.kalangan remaja desa. Motif sosial berkaitandengan dorongan remaja putri untuk lebih diperhatikan oleh pasanganmaupun orang tua pasangan, sedangkan.motif harga diri berkaitan dengandorongan remaja putri untuk menutupi.rasa malu atas kehamilan yangterjadi pada dirinya agar tidak menjadi aib keluarga.2. Mubasyaroh (2016)Analisis Faktor Penyebab. Pernikahan Dini Dan Dampaknya BagiPelakunya. Hasil penelitian: Faktor yang menjadi pemicu pernikahan diniyaitu Faktor ekonomi, kesulitan ekonomi.menjadi salah satu faktorpenyebab terjadinya pernikahan dini, keluarga yang mengalami kesulitanekonomi akan cenderung menikahkan anaknya pada usia muda untuk16

melakukan pernikahan dini. Faktor orang tua, Kecelakaan (marride byaccident), Melanggengkan.hubungan, tradisi3. Nurhasanah, Umi dan Susetyo (2015)Perkawinan Usia Muda Dan Perceraian Di Kampung Kotabaru KecamatanPadangratu.Kabupaten Lampung Tengah. Hasil penelitian: Dari hasilpenelitian ada 4 faktor penyebab perkawinan diusia muda yaitu : faktorpergaulan bebas, faktor.ekonomi, faktor pendidikan, dan adanya doronganorang tua. Akibat yang ditimbulkan dari.perkawinan usia muda ini adalahpelaku yang melakukan.perkawinan usia muda rentan dengan perceraian4. Afriani, Riska dan Mufdlilah. 2016Analisis Dampak Pernikahan Dini.Pada Remaja Putri Di Desa SidoluhurKecamatan Godean Yogyakarta. Hasil penelitian: Pernikahan dini padaremaja putri berdampak pada.aspek sosial, psikologi dan kesehatan.Dampak sosial diantaranya.faktor penyebab terjadinya pernikahan diniyaitu faktor pergaulan bebas, ekonomi, keinginan sendiri dan budaya.Hubungan dalam keluarga maupun.hubungan di masyarakat sekitar sepertitetangga ada yang harmonis dan kurang harmonis. Remaja putri dalammengelola keuangan masih perlu.belajar Masalah yang terjadi dalamkeluarga yaitu masalah ekonomi dan adat, dan dapat menghalangi remajaputri dalam mencapai cita-cita atau keinginannya.17

Tabel 2.1 Penelitian TerdahuluNoPenelitianHasil PenelitianRelevansiTerdahuluPersamaan:Pernikahan dini yang terjadi Dalam penelitian inidipengaruhi oleh tiga motif sama-sama adanyaremaja,yaknimotif motifuntukkeamanan, sosial dan harga mendorong wanitadiri.Motifkeamanan melakukanberkaitan dengan dorongan pernikahanWulandari danSarwititiSarwoprasodjo(2014)1.Pengaruh StatusEkonomi Keluargaremajaputrimelindungidiuntuk bawah umurdiridaripergaulan bebas di kalanganremaja desa. Motif sosial Perbedaan:berkaitan dengan doronganremajaputriuntuklebihTerhadap Motifdiperhatikan oleh pasanganMenikah Dini Dimaupun orang tua pasangan,Perdesaansedangkan motif harga diriberkaitan dengan doronganremaja putri untuk menutupirasa malu atas kehamilanyang terjadi pada dirinya agartidak menjadi aib keluarga.Pendekatanpenelitian.Dalampenelitian aroh (2016)2.Analisis FaktorPenyebabPernikahan DiniFaktor yang menjadi pemicu Persamaan:pernikahan dini yaitu Faktorekonomi, kesulitan ekonomimenjadi salah satu faktorpenyebabterjadinyaFaktoryangmemicu terjadinyapernikahan18

Dan DampaknyapernikahanBagi Pelakunyayangdini,keluargamengalami kesulitanekonomiakanPerbedaan:cenderungmenikahkan anaknya pada Dalampenelitianusia muda untuk melakukan terdahulutidakpernikahan dini. Faktor orang terdapatteoritua, Kecelakaan (marride by sedangkanaccident),Melanggengkan penenitianakanhubungan, tradisiyangdilakukandikajidenganmenggunakan teoriPersamaan:Sama-samamembahas tentangDari hasil penelitian ada 4 perkawinanNurhasanah, Umidan Susetyo (2015)Perkawinan UsiaMuda DanPerceraian Di3.faktor penyebab perkawinan pernikahan di usiadiusia muda yaitu : faktor mudapergaulanbebas,faktorekonomi, faktor pendidikan,dan adanya dorongan orang Perbedaan:Kampung Kotabarutua. Akibat yang ditimbulkanKecamatandari perkawinan usia muda iniPadangratuadalahKabupatenmelakukan perkawinan usiaLampung enelitianterdahulu fokus diperceraian sebagaidampak konstruksimasyarakat19

Persamaan:Pernikahan dini pada remajaputri berdampak pada taranya faktor penyebabterjadinya pernikahan dini4.Afriani, Riska danyaitu faktor pergaulan bebas,Mufdlilah. 2016ekonomi, keinginan sendiriAnalisis Dampakdan budaya. Hubungan dalamPernikahan Dinikeluarga maupun hubungan diSama-samapernikahanmelibatkan kahanPerbedaan:seperti DalampenelitianPada Remaja PutrimasyarakatDi Desa Sidoluhurtetangga ada yang harmonis terdahulu pergaulanKecamatan Godeandan kurang harmonis. Remaja bebasyang menjadiYogyakartaputrisekitaryangmengelola masalahdalamkeuangan masih perlu belajar dalamutamaterjadinyaMasalah yang terjadi dalam pernikan,masalah sedangkandalamekonomi dan adat, dan dapat penelitianyangkeluargayaitumenghalangiremajaputri akandilakukandalam mencapai cita-cita atau tidak semua yangkeinginannya.menikah di desa inimelakukanpergaulan bebasSumber: Data Penelitian Tahun 2014-201620

2.2Tinjauan Pustaka2.2 1 PernikahanPernikahan adalah suatu ikatan janji setia antara suami dan.istri yangdi dalamnya terdapat suatu tanggung jawab dari kedua belah pihak. Sebelummelakukan sebuah pernikahan.haruslah ada kesiapan dari masing-masingpasangan untuk menjalankan kehidupan baru. Baik kesiapan psikologismaupun fisiologis. Dan oleh karena itu, setiap manusia yang merencanakanpernikahan perlu.memahami, bahwa untuk memenuhi segala kebutuhankebutuhan tersebut harus melalui.cara-cara yang ditentukan oleh agamamasing-masing dan juga tidak melanggar.ketentuan hukum yang berlaku dinegara ini.Adapun jenis-jenis pernikahan menurut Kertamuda (2009:19-23):1.Pernikahan kontrakAdalah sebuah pernikahan yang dilandasi pada waktu tertentu(lama atau sebentar) setelah masa berakhir, maka.berakhir pulamasa pernikahan tersebut. Pernikahan ini dianggap tidak sah, baiksecara agama maupun secara hukum.di Indonesia. Akan tetapi halini masih sering dilakukan di negara kita.2.Pernikah siriPernikahan siri merupakan pernikahan yang secara agama (Islam)dinyatakan sah. Pernikahan ini dinyatakan sah karena syarat danprosedur sesuai dengan aturan yang berlaku dalam agama. Akantetapi dari segi hukum atau.undang-undang yang berlaku di negaraini, pernikahan tersebut tidak sah . hal ini dikarenakan legalitas dari21

pernikahan tersebut tidak tercatatat. Bukti-bukti administrasi tidakada sehingga status pernikahan tersebut ilegal.3.Pernikahan lintas agama dan negaraa. Pernikahan lintas agamaAdalah pernikahan dua anak manusia yang saling mencintaimamun.mereka dibatasi oleh prinsip dan nilai hidup yang berbedayaitu agama. Perbedaan agama satu dengan yang lain atar keduapasangan tersebut menjadi.halangan mereka untuk membentuksuatu ikatan yang dapat disahkan. Di Indonesia, pasangan yangberbeda agama atau berbeda keyakinan tidak dapat menikahkecuali mereka harus memenuhi persyaratan dari salah satu agamakedua pasangan tersebut.b. Pernikahan lintas negaraAdalah pernikahan dua insan manusia yang berbedakewarganegaraan. Pasangan yang berasal dari dua negara yangberbeda harus memenuhi persyaratan yang ada di negara di manamereka akan akan melangsungkan pernikahan. Di Indonesia,terdapar prosedur yang harus dilalui antara lain persyaratanadministrasi tentang status kewarganegaraan dari pihak yangberasal dari negara lain, izin tinggal, dan status yang ada saat dinegara ini, serta beberapa hal lain yang harus dipenuhi olehpasangan tersebut.22

2.2 3 Pernikahan Dini (Usia ndasar.terhadap hak anak perempuan. Perkawinan usia anak melanggarKonvensi Hak Anak (KHA), Konvensi tentang Penghapusan Segala BentukDiskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW), dan Deklarasi Universal HakAsasi Manusia (DUHAM). Hukum HAM internasional.menyatakan bahwaperkawinan merupakan perjanjian formal dan mengikat antara orangdewasa. CEDAW menyatakan bahwa.perkawinan usia.anak tidak bolehdinyatakan sah menurut hukum (Pasal 16 ayat 2). KHA mendefinisikansetiap orang di bawah usia 18 tahun sebagai anak dan berhak atas.semuaperlindungan anak. Perkawinan usia anak melanggar sejumlah hak asasimanusia yang dijamin oleh KHA yang di antaranya sebagai berikut:1. Hak atas pendidikanPerkawinan usia anak mengingkari hak anak untuk memperolehpendidikan, bermain, dan memenuhi potensi mereka karena dapatmengganggu atau mengakhiri pendidikan mereka2. Hak untuk hidup bebas. dari kekerasan dan pelecehan (termasuk kekerasanseksual)Perkawinan usia anak meningkatkan kerentanan anak perempuan terhadapkekerasan fisik, seksual, dan mental3. Hak atas kesehatanPerkawinan usia anak dapat meningkatkan risiko anak perempuan terhadappenyakit dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinandini. Selanjutnya, perkawinan usia anak membatasi kontrol anak perempuan23

atas tubuh mereka sendiri, termasuk kemampuan seksual dan reproduksimereka4. Hak untuk dilindungi dari eksploitasiPerkawinan usia anak seringkali terjadi tanpa persetujuan anak ataumelibatkan pemaksaan yang menghasilkan keputusan yang ditujukan untukmengambil keuntungan dari mereka atau merugikan mereka daripadamemastikan bahwa kepentingan terbaik mereka terpenuhi.5. Hak untuk tidak dipisahkan dari orang tua mereka (dipisahkan dari orangtua bertentangan dengan keinginan mereka)Perkawinan usia anak memisahkan anak perempuan dari keluarga merekadan menempatkan mereka dalam hubungan dan lingkungan yang asingdimana mereka mungkin tidak dirawat atau dilindungi, dan dimana merekatidak memiliki suara atau kekuasaan dalam pengambilan keputusan ataskehidupan mereka sendiriDengan membatasi pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi,kesempatan untuk memperoleh.penghasilan di masa yang akan datang,keamanan, aktivitas dan kemampuan anak perempuan, serta status dan peranmereka baik di dalam.rumah maupun di masyarakat; perkawinan usia anakpada dasarnya melanggar hak anak perempuan.atas kesetaraan danmenghambat kemampuan anak perempuan untuk hidup setara dalammasyarakat. Untuk.memenuhi hak anak perempuan, diperlukan adanyakepastian bahwa anak perempuan tidak menikah ketika dia masih anak-anak.Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia, anak perempuan yang telahmenikah cenderung memiliki tingkat.pendidikan yang lebih rendah. Hal ini24

disebabkan perkawinan dan pendidikan dianggap bertentangan ketika anakperempuan yang menikah menghadapi keterbatasan mobilitas, kehamilan dantanggung jawab terhadap.perawatan anak. Menurut salah satu laporan, 85persen anak perempuan di Indonesia mengakhiri pendidikan mereka setelahmereka menikah, namun keputusan untuk menikah dan mengakhiri pendidikanjuga dapat diakibatkan.kurangnya kesempatan kerja. Terdapat sekolah diIndonesia yang menolak anak perempuan.yang telah menikah untukbersekolah. Anak perempuan dengan tingkat pendidikan yang lebih rendahlebih tidak siap untuk.memasuki masa dewasa dan memberikan kontribusi,baik terhadap keluarga mereka.maupun masyarakat. Mereka memiliki lebihsedikit suara dalam pengambilan.keputusan dalam rumah tangga dan kurangmampu mengadvokasi.diri mereka sendiri atau anak-anak mereka. Merekajuga kurang mampu untuk.memperoleh penghasilan dan memberikankontribusi finansial bagi keluarga. Hal-hal tersebut dapat meningkatkan.angkakemiskinan.Perkawinan pada usia muda membebani anak perempuan dengantanggung.jawab menjadi seorang istri, pasangan seks, dan ibu, peran-peranyang seharusnya.dilakukan orang dewasa, yang belum siap untuk dilakukanoleh anak perempuan. Perkawinan ini juga menimbulkan beban psikologis danemosional yang.hebat bagi mereka. Selain itu juga terdapat kesenjangan usia,dimana anak perempuan jauh lebih muda.dari pasangan mereka. Berbagaikajian menunjukkan bahwa anak perempuan.yang menikah pada usia diniberisiko tinggi untuk mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). DiIndonesia, kekerasan dalam rumah tangga dianggap wajar oleh sebagian besar25

orang muda: 41 persen anak perempuan usia 15-19 tahun percaya bahwa suamidapat dibenarkan dalam memukul istrinya karena berbagai alasan termasukketika istri memberikan argumen yang bertentangan.2.2 3 GenderGender adalah suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupunperempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural. Perbedaangender sesungguhnya tidaklah menjadi masalah sepanjang tidak melahirkanketidak adilan gender (gender innequalities). Namun menjadi persoalanternyata perbedaan gender telah melahirkan berbagai ketidak adilan dertermanifestasikan dalam berbagai bentuk, seperti pelabelan negatif ataustereotipe. Salah satu jenis stereotipe itu adalah bersumber dari pandangangender. Banyak sekali ketidak adilan terhadap jenis kelamin tertentuumumnya adalah perempuan yang bersumber dari penandaan yandilekatkan kepada mereka (Fakih, 2001). Misalnya, pandangan-pandanganmengenai perempuan desa yang kurang terampil, sebagai kelompok yanghomogen, kurang pendidikan malas (petan dan ngerumpi), dan masihbanyak lagi (Murniati, 2004)Ideologi gender hasil dari konstruksi masyarakat menimbulkanberbagai masalah di dalam keluarga karena tidak ada kesetaraan dalamrelasi antar manusia. Pemahaman bahwa setelah menikah istri adalah miliksuami. Dianggapnya istri adalah milik suami. Istri akan tergantung karenadia dimiliki dan harus dilindungi. Padahal dalam kenyataannya belum tentu26

laki-laki sebagai seorang pribadi memiliki kemampuan tersebut. (Murniati,2004)2.2.4 Masyarakat PedesaanMasyarakat merupakan hasil dari suatu periode perubahan budayadan.akumulasi budaya. Masyarakat bukan sekedar jumlah penduduk sajamelainkan.sebagai suatu sistem yang dibentuk dari hubungan antaramereka, sehingga menampilkan suatu realita tertentu yang mempunyai ciriciri tersendiri. Dimana dari hubungan ini terbentuk suatu kumpulanmanusia yang kemudian.menghasilkan suatu kebudayaan.Seorang ahli sosiologi Ferdinand Tonnies memperkenalkan teoriGemeinschaft, yaitu teori.yang menjelaskan tentang bentuk kehidupanbersama dalam.suatu wilayah tertentu, dimana anggota-anggotanya diikatoleh hubungan batin yang murni.bersifat alamiah dan kekal, dan banyakdijumpai pada.kehidupan bersama dalam keluarga, kelompok kekerabatan,dan masyarakat yang hidup.di pedesaan.Masyarakat pedesaan merupakan masyarakat.yang dapat diartikansebagai satu organisasi dan sistem sosial, yakni suatu masyarakat yangmenunjukkan keteraturan pada kelompok-kelompok sosial. MenurutRedfield (dalam Wisadirana, 2005), masyarakat pedesaan adalahmasyarakat tradisional dengan memiliki ciri-ciri, sebagai berikut:1.Jumlahnya kecil, dengan tempat tinggal yang terpencil, jauh darikeramaian kota.2.Relatif bersifat homogen dengan rasa persatuan yang kuat.3.Memiliki sistem sosial yang teratur dengan perilaku tradisionalnya.27

4.Rasa persaudaraan yang kuat.5.Taat pada ajaran-ajaran agama dan menurut kepada pemukamasyarakat2.3Landasan Teori : Teori Konstruksi Sosial Peter L. Berger & ThomasLuckmannTeori konstruksi sosial atau social construction Peter L. Berger danThomas.Luckman merupakan teori sosiologi kontemporer yang berpijak padasosiologi pengetahuan. Di dalam teori ini terkandung pemahaman bahwa kenyataandibangun secara.sosial serta kenyataan dan pengetahuan merupakan dua istilahkunci untuk memahaminya. Kenyataan didefinisikan sebahgai suatu kualitas yangterdapat dalam.fenomena-fenomena yang kita akui sebagai memiliki keberadaan(being) yang tidak.tergantung kepada kehendak kita sendiri (kita tidak dapatmeniadakannya dengan angan-angan), sedangkan pengetahuan didefinisikansebagai kepastian bahwa fenomena-fenomena itu nyata (real) dan memilikikarakteristik yang spesifik (Berger, 2018:1)Berger & Luckmann berpandangan bahwa kenyataan itu dibangun secarasosial, dalam pengertian individu-individu.dalam masyarakat itulah yangmembangun masyarakat. Maka pengalaman individu tidak terpisahkan denganmasyarakatnya. Berger memandang manusia sebagai pencipta kenyataan sosialyang objketif melalui tiga.momen dialektis yang simultan yaitu eksternalisasi,objektivasi dan internalisasi.1.Eksternalisasi, yaitu usaha pencurahan atau ekspresi diri manusia kedalamdunia, baik dalam.kegiatan mental maupun fisik. Proses ini merupakan bentukekspresi diri untuk menguatkan.eksistensi individu dalam masyarakat. Pada28

tahap ini masyarakat dilihat sebagai produk manusia ( Society is a humanproduct ).2.Objektifikasi, adalah hasil yang telah dicapai, baik mental maupun fisik darikegiatan.eksternalisasi manusia tersebut. Hasil itu berupa realitas objektif yangbisa jadi akan menghadapi si penghasil itu sendiri sebagai suatu faktisitas yangberada diluar dan. berlainan dari manusia yang menghasilkannya (hadir dalamwujud yang nyata). Realitas objektif itu berbeda dengan.kenyataan subjketifperorangan. Ia menjadi kenyataan empiris yang bisa dialami oleh setiap orang.Pada tahap ini masyarakat dilihat sebagai.realitas yang objektif ( Society is anobjective reality), atau proses interaksi sosial dalam dunia intersubjektif yangdilembagakan atau mengalami proses institusionalisasi.3.Internalisasi, merupakan penyerapan kembali dunia objektif ke dalamkesadaran sedemikian rupa.sehingga subjektif individu dipengaruhi olehstruktur dunia sosial. Berbagai macam unsur dari dunia yang telahterobjektifikasi tersebut akan.ditangkap sebagai gejala realitas diluarkesadarannya, sekaligus sebagai gejala internal bagi kesadaran. Melaluiinternalisasi manusia menjadi hasil dari masyarakat ( Man is a social product ).Eksternalisasi, objektifikasi dan internalisasi adalah.tiga dialektis yangsimultan dalam proses pernikahan dini. Secara berkesinambungan adalah agensosial yang mengeksternalisasi realitas sosial. Pada saat yang bersamaan,pemahaman akan realitas yang dianggap objektif pun terbentuk. Pada akhirnya,melalui.proses eksternalisasi dan objektifasi, individu dibentuk sebagai produksosial. Sehingga dapat dikatakan, tiap individu.memiliki pengetahuan dan identitassosial sesuai dengan peran institusional yang terbentuk atau yang diperankannya.29

Masyarakat dalam pandangan Berger & Luckmann adalah sebuahkenyataan objektif yang di dalamnya terdapat.proses pelembagaan yang dibangundi atas pembiasaan (habitualisation), di mana terdapat tindakan yang selaludiulang-ulang sehngga kelihatan polanya.dan terus direproduksi sebagai tindakanyang dipahaminya. Jika habitualisasi ini telah berlangsung maka terjadilahpengendapan dan tradisi. Keseluruhan pengalaman.manusia tersimpan dalamkesadaran, mengendap dan akhirnya dapat memahami dirinya dan tindakannya didalam.konteks sosial kehidupannya dan melalui proses pentradisian. Akhirnyapengalaman yang terendap dalam.tradisi diwariskan kepada generasi penerusnya.Proses transformasi pengalaman ini salah satu medianya adalah menggunakanbahasa.Menurut Berger dan Luckmann, realitas sosial tidak berdiri sendirimelainkan dengan.kehadiran individu, baik di dalam maupun di luar realitastersebut. Realitas sosial tersebut memiliki makna ketika.realitas sosial tersebutdikonstruksi dan dimaknakan secara subjektif oleh individu lain sehinggamemantapkan.realitas itu secara objektif. Individu mengkonstruksi realitas sosialdan merekonstruksinyadalam dunia realitas, memantapkan realitas itu berdasarkansubjektifitas.individu lain dalam institusi sosialnya.Realitas yang obyektif ini dipantulkan.oleh orang lain dan diinternalisirmelalui proses sosialisasi oleh individu pada masa kanak-kanak, dan disaat merekadewasa merekapun tetap menginternalisir situasi-situasi baru yang mereka temuidalam dunia sosialnya. Oleh karena itu dalam memahami suatu konstruksi sosialdiperlukan tiga tahapan penting yaitu.eksternalisasi, obyektivasi, dan internalisasi.30

Peneliti memilih teori konstruksi sosial atas realitas dari Peter L. Berger danThomas Lukhmann karena konsep.yang dikemukakan pada teori tersebutdirasa.relevan dengan kajian yang akan diteliti. Penelitian yang akan mencari tahubagaimana kontruksi sosial masyarakat desa kerjen dengan secara mendalam. Halini akan dilihat dari teori Peter L. Berger dan Thomas Luckmann proses sosialdalam tiga momen, eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi. Berikut ini skemadari 3 momen proses sosial tersebut:EKSTERNALISASI(Pencurahan danPenyerapan asan dan penentuannilai)(Penyerapan danpernerimaan terhadapnilai)Gambar 1.1 Skema 3 Momen Proses SosialPeter L. Berger dan Thomas Luckmann31

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu merupakan.salah satu acuan penulis untuk melakukan penelitian.Dengan adanya penelitian.terdahulu bisa menjadi bahan pertimbangan sehingga dapat memberikan referensi dalam.menulis ataupun mengkaji penelitian yang akan dilakukan.

Related Documents:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Gaya Hidup 2.1.1.1 Definisi Gaya Hidup Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2016:187) "A lifestyle is a person pattern of life as expressed in activities, interests, and opinions. It portrays the whole person interacting with his or her environment." .

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORETIK Bab ini membahas kajian teori yang bisa memotret fenomena penelitian, meliputi kajian tentang Komunikasi sebagai Interaksi Sosial, Komunikasi sebagai . penyandang autism dalam keran

bab ii penerimaan pegawai . bab iii waktu kerja, istirahat kerja, dan lembur . bab iv hubungan kerja dan pemberdayaan pegawai . bab v penilaian kinerja . bab vi pelatihan dan pengembangan . bab vii kewajiban pengupahan, perlindungan, dan kesejahteraan . bab viii perjalanan dinas . bab ix tata tertib dan disiplin kerja . bab x penyelesaian perselisihan dan .

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran SBDP . etika dan estetika, dan multikultural berarti seni bertujuan menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan berapresiasi terhada

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Beberapa tulisan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur seperti tesis, . teori manajemen, dan teori analisis SWOT. Perbedaan penelitian tersebut di atas adalah perbedaaan

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL. PENELITIAN . 2.1 Tinjauan Pustaka. Tinjauan pustaka adalah kajian mengenai penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi permasalahan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian terhadap penelitiapenelitian sebelumnya diharapkan memberikan wawasan agar n-

12 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pendidikan Karakter 2.1.1.1 Pengertian Pendidikan Karakter Secara etimotologi, istilah karakter berasal dari bahasa latin character, yang berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlah (Agus