"Analisis Data Hasil Pemantauan Status Gizi Faktor Determinan Kejadian .

1y ago
4 Views
1 Downloads
2.73 MB
76 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Macey Ridenour
Transcription

“ANALISIS DATA HASIL PEMANTAUAN STATUS GIZI “FAKTOR DETERMINAN KEJADIAN STUNTING PADABALITA USIA 6 – 59 BULAN DI KABUPATENKONAWE KEPULAUAN PADA TAHUN 2016SKRIPSIDiajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelarSarjana Terapan GiziPenyusun :YENI SOSTINENGARIP00313014022KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARIDIPLOMA IV GIZI2018

“ANALISIS DATA HASIL PEMANTAUAN STATUS GIZI “FAKTOR DETERMINAN KEJADIAN STUNTING PADABALITA USIA 6 – 59 BULAN DI KABUPATENKONAWE KEPULAUAN PADA TAHUN 2016SKRIPSIDiajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelarSarjana Terapan GiziPenyusun :YENI SOSTINENGARIP00313014022KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARIDIPLOMA IV GIZI2018

i

ii

iii

“ANALISI DATA HASIL PEMENTAUAN STATUS GIZI”FAKTOR DETERMINAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITADIKABUPATEN KONAWE KEPULAUAN PADA TAHUN 2016Yeni sostinengari dengan bimbingan Hariani Dan I Made RaiSudarsonoINTISARILatar belakang :Masalah anak pendek (stunting) merupakan salah satupermasalahan gizi yang dihadapi di dunia, khususnya di Negara – Negaramiskin dan berkembang. Berdasarkan hasil penilaian status gizi tahun2016. Gambaran status gizi balita TB/U atau PB/U secara nasionalkategori stunting mencapai 27,5% di Provinsi Sulawesi Tenggaraprevalensi balita stunting mencapai 29,5%. Berdasarkan hasil penilaianstatus gizi provinsi Sulawesi tenggara 2016, prevalensi KabupatenKonawe Kepualauan mencapai 25,5% berada di atas prevalensi Nasional.Tujuan :Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui hubungan antara,Tinggi badan orang tua, Asi Ekslusif, Pemberian MP-ASI dengan stunting.Metode : Jenis penelitian ini adalah observasional study dengan desainpendekatan cross sectionalstudydengan jumlah sampel 116 anak balitaberdasarkan analisis data pemantauan status gizi di Kabupaten KonaweKepualauan tahun 2016. Variabel bebas dalam penelitian ini yaituAsiEkslusif, Tinggi BadanIbu, Pemberian MP-ASI dan stunting sebagaivariabel terikat. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalahdata sekunder dari hasil pemantauan status gizi di Kabupaten KonaweKepualauan Provinsi Sulawesi Tenggara Pada Tahun 2016.Hasil :Prevalensi stunting di Kabupaten Konawe Kepualauan Tahun 2016mencapai 28,5%. Tidak ada hubungan antara Asi ekslusif dengan stunting(p 0,941). Tidak ada hubungan antara Tinggi badan ibu dengan stunting(p 1,000). Tidak ada hubungan antara pemberian MP-ASI denganstunting (p 0,941).Kesimpulan :Tidak ada hubungan antara Pemberian MP-ASI, Tinggibadan ibu dan ASI Ekslusif dengan kejadian stunting.Kata kunci :stunting,Asi Ekslusif, Tinggi Badan Ibu, Pemberian MP-ASI.iv

"DATA ANALYSIS RESULTS OF NUTRITIONAL STATUSREQUIREMENTS"FACTORS OF DETERMINANTS OF STUNTING EVENTS IN BEHAVIORIN KONAWE REGENCY OF ISLANDS IN 2016Yeni Sostinengari with the guidance of Hariani And I Made Rai SudarsonoABSTRACTBackground: Short child problems (stunting) are one of the nutritionalproblems faced in the world, especially in poor and developing countries.Based on the results of the nutritional status assessment in 2016, thenational nutritional status of children under five years old TB / U or PB / Uin the stunting category reached 27.5% in Southeast Sulawesi Province,the prevalence of stunting under five reached 29.5%. Based on the resultsof the nutritional status assessment of the province of Southeast Sulawesi2016, the prevalence of Konawe Regency reached 25.5% above thenational prevalence.Objective: This study aims to determine the relationship between,parental height, exclusive breastfeeding, giving MP-ASI with stunting.Method: This type of research is an observational study with the design ofa cross sectional study with a sample of 116 toddlers based on theanalysis of nutritional status monitoring data in Konawe District, 2016. Theindependent variables in this study were exclusive breastfeeding, motherheight, giving MP-ASI and stunting as the dependent variable. The type ofdata used in this study is secondary data from the results of monitoringnutritional status in Konawe Regency of Southeast Sulawesi Province in2016.Results:Stunting prevalence in Konawe Kepualauan 2016 reached28,5%. There is no relationship between Asi exclusively with stunting (p 0.941). There was no relationship between maternal height and stunting (p 1,000). There was no relationship between administration of MP-ASIwith stunting (p 0.941).Conclusion:. There is no relationships between giving MP-ASI, maternalheight exclusive, breastfeeding with the incidence of stunting.Keywords:stunting, Asi exclusive, maternal height, giving MP-ASI.v

KATA PENGANTARPuji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atasberkat, rahmat dan hidayah-nya, penyusun proposal skripsi dapatdiselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam prosespenulisan proposal skripsi ini banyak mengalami kendala tetapi berkatbantuan, bimbingan, kerja sama dari berbagai pihak dan berkah dariTuhan Yang Maha Esa sehingga kendala – kendala yang dihadapitersebut dapat diatasi. Untuk itu, penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan kepada Ibu Hariani, SST.MPH selaku pembimbingI dan Bapak I Made Rai Sudarsono, S.Gz. MPH selaku pembimbing IIyang telah dengan sabar meluangkan waktu, tenaga dan pikiranmemberikan bimbingan, motivasi, arahan dan saran – saran yang sangatberharga kepada penulis selama menyusun proposal skripsi.Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada :1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku Direktur Poltekes Kendari.2. Ibu Sri Yunenci V.G, SST.MPH selaku Ketua Jurusan Gizi.3. Bapak Dr.S. Akbar Toruntju, SKM, M.Kes selaku Ketua Program StudiDiploma D-IV Gizi.4. Ibu hariani, SST, MPH selaku pembimbing I yang telah ikhlasmeluangkan waktu dan berbagi ilmu guna membantu penulis dalammenyusun skripsi ini.5. Bapak I Made Rai Sudarsono, S.Gz. MPH selaku pembimbing II yangtelah memberi dukungan dan membantu penulis dalammenyusunskripsi ini.6. Ibu Wiralis, STP.Msi.Med selaku penguji I, Ibu Dr. Suriana Koro, Sp.M,kes selaku penguji II, dan Ibu Kasmawati S.Gz, M.kes selaku pengujiIIIyang telah banyak memberikan saran dan kritikan kepada penulisdalam menyusun skripsi ini.7. Bapak Teguh Faturrahman, SKM. MPPM yang juga telah memberidukungan dalam penyusunan skripsi ini.vi

8. Bapak dan Ibu dosen gizi yang telah memberikan bekal ilmupengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi danmenyelesaikan penulisan skripsi ini.9. Seluruh staf pengajar program studi D – IV gizi politeknik kesehatankendariyang selama ini telah banyak memberikan pengetahuanselama penulis mengikuti pendidikan.10. Ucapan terima kasih yang sedalam – dalamnya penulis peruntukankepada kedua orang tua saya Sugeng Suprianto dan Sri Wahyuni yangsangat banyak memberikan bantuan moral, metrial, arahan dan empuhpendidikan.11. Saudara saya Yansen predoli TPyang telah banyak membantu sayadan memberikan motivasi dan dukungan penuh.12. Rekan – rekan mahasiswa/mahasiswi D – IV jurusan Gizi PoliteknikKesehatan Kendari yang telah banyak memberikan masukan kepadapenulis baik selama dalam mengikuti perkuliahan maupun dalampenulisan proposal skripsi ini.Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masihterdapat kekurangan – kekurangan sehingga penulis mengharapkanadanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaanskripsi ini.Kendari, Agustus 2018Penulisvii

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL .HALAMAN PENGESAHAN . iHALAMAN PERNYATAN ORISINALITAS . iiHALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI . iiiNTISARI . ivABSTRACT . vKATA PENGANTAR . viDAFTAR ISI . viiDAFTAR TABEL . viiiDAFTAR GAMBAR . ixDAFTAR LAMPIRAN . xBAB I PENDAHULUAN . 1A. Latar Belakang . 1B. Perumusan masalah . 4C. Tujuan penelitian . 5D. Manfaat penelitian . 5E. Keaslian penelitian . 6BAB II TINJAUAN PUSTAKA .A. Stuntingpada anakbalita . 81. Patofisiologis stunting . 92. DampakStuntingPadaBalita . 103. PemeriksaanAntropometri Stunting. 12a. Umur . 12b. Tinggi badan orang tua . 124. klasifikasi status gizi balita . 135. Faktor – Faktor Yang Berhubungan dengan Stunting pada balita. 15a. Tinggi badan orang tua . 15b. Asi eklusif . 16viii

c. MP-ASI . 18B. Kerangka teori . 20C. Kerangka konsep . 21D. Hipotesis . 22BAB III METODE PENELITIAN. 23A. Jenis dan desain penelitian . 24B. Populasi dan sampel . 24C. Tempat dan waktu penelitian . 24D. Variabel penelitian . 24E. Definisi operasional . 25F. Jenis dan teknik pengumpulan data . 28G. Instrumen dan bahan penelitian . 28H. Prosedur penelitian . 29I. Manajemen data . 30BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 32A. Hasil . 321. Gambaran Umum Kabupaten Konawe Kepuluan . 322. Analisis Univariat . 353. Analisis Bivariate. 40B. Pembahasan . 41BAB V PENUTUP . 45A. Kesimpulan . 45B. Saran. 45DAFTAR PUSTAKA . 46LAMPIRAN. 49ix

DAFTAR TABELTabel 1 Keaslian Penelitian . 6Tabel 2 Klasifikasi Tinggi Badan Ibu . 15Tabel 3 Defenisi Operasional . 25Tabel 4 Kepadatan Penduduk Kabupaten Konawe KepulauanTahun 2016 . 33Tabel 5 Sarana/Fasilitas Kesehatan Kabupaten Konawe KepulauanTahun 2016 . 34Tabel 6 Distribusi Karakteristik keluarga balita Di Kabupaten KonaweKepulauan tahun 2016 . 35Tabel 7 Distribusi Frekuensi Status Jenis Kelamin Balita Di KabupatenKonawe Kepulauan . 36Tabel 8 Distribusi Frekuensi Status Umur Balita Di KabupatenKonawe Kepulauan . 37Tabel 9 Distribusi Frekuensi Stunting Pada Balita Di KabupatenKonawe Kepulauan . 37Tabel 10 Distribusi Frekuensi Stunting Pada Berdasarkan Kelompok UmurBalita Di Kabupaten Konawe Kepulauan . 38Tabel 11 Distribusi Frekuensi Tinggi Badan Ibu Di Kabupaten KonaweKepulauan . 38Tabel 12 Distribusi Frekuensi Pemberian Asi Ekslusif Di KabupatenKonawe Kepulauan . 39Tabel 13 Distribusi Frekuensi Pemberian MP-ASI Di Kabupaten KonaweKepulauan . 39Tabel 14 Hubungan Antara Tinggi Badan Ibu, Pemberian Asi Ekslusif,Pemberian Mp-Asi Dengan Stunting Pada Balita Di KabupatenKonawe Kepulauan . 40x

DAFTAR GAMBARKerangka Teori . 20Kerangka Konsep . 21Prosedur penelitian . 29xi

DAFTAR LAMPIRANLampiran 1 Kuesioner Pemantauan Status Gizi 2016Lampiran 2 Master TabelLampiran 3 Analisis StatistikLampiran 5 Surat Izin Pengambilan Dataxii

BAB 1PENDAHULUANA. Latar BelakangMasalah gizi khususnya pada balita,menjadi masalah besar karenaberkaitan erat dengan indicator kesehatan umum seperti tingginyaangkakesakitan serta angka kematianbayi dan balita. Masalahkekurangan gizi sangat umum terjadi pada anak-anak terutama padabalita. Balita sedang mengalami proses pertumbuhan yang sangat pesatsehingga memerlukan zat-zat gizi yang relative banyak dan kualitas yanglebih tinggi. Kelompok balita juga termasuk kelompok rentan gizi yaitukelompok masyarakat yang paling mudah menderita kelainan gizi bilasuatu masyarakat kekurangan penyediaan bahan makanan. Aspekpertumbuhan dan perkembangan pada balita adalah salah satu aspekyang diperhatikan secara serius oleh para ahli kesehatan karenamerupakan aspek yang menjelaskan mengenai proses pembentukanseseorang, baik secara fisik maupun psikososial (Abdulah, 2012).Stunting atau pendek pada anak merupakan salah satu nomisecarakeseluruhan di masa lampau. Stunting didefinisikan sebagai indeks tinggibadan menurut umur (TB/U) kurang dari minus dua standar deviasi ( -2SD) atau tinggi badan balita itu lebih pendek dari yang seharusnya bisadicapai pada umur tertentu (Kemenkes 2010).Stunting pada balita perlu menjadi perhatian khusus karena dapatmenghambat perkembangan fisik dan mental anak. Stunting berkaitandengan peningkatan risiko kesakitan dan kematian serta terhambatnyapertumbuhan kemampuan motoric dan mental. Balita yang mengalamistunting memiliki risiko terjadinya penurunanproduktivitas dankemampuanintelektual,peningkatan risiko penyakit degenerative dimasamendatang. Halini disebabkan oleh anak stunting juga cenderung lebihrentan terhadap penyakit infeksi sehingga berisiko mengalami penurunan1

kualitas belajar disekolah dan berisiko lebih sering absen, Stunting jugameningkatkan risiko obesitas karena orang dengan tubuh pendek beratbadan idealnya juga rendah. Kenaikan berat badan beberapa kilogramsaja bisa menjadikan Indeks Massa Tubuh (IMT) orang tersebut naikmelebihi batas normal (Anisa, 2012).Banyak faktoryangmempengaruhi stunting, baik faktor langsungmaupun faktor tidak langsung. Akarmasalahekonomi yang memberikan dampak buruktersebutyaitu statusterhadap status gizi anak(Semba dan Bloem,2001). Status gizi (TB/U) memberikan indikasimasalah gizi yang bersifat kronis sebagai akibat dari kemiskinan, polapemberian makan yang kurang, perilaku hidup sehat sejak anakdilahirkanhingga berakibatanakmenjadi pendek. ungandengankejadianstuntingpadabalitausia6-12 bulan(Astari,etal.,2005) selain itu panjang badan lahirpendek (PBLP) bisa disebabkan oleh faktor genetik yaitu tinggi badanorang tua yang pendek maupun karena kurangnya pemenuhan zat gizipada masa kehamilan. Panjang badan lahir pendek pada anakmenunjukan kurangnya zat gizi yang diasuh ibu selama masa kehamilan,sehingga pertumbuhan janin tidak optimal yang mengakibatkan bayi yanglahir memilki panjang badan lahir pendek. Panjang badan lahir pendekmerupakan salah satu faktor resiko stunting pada balita (Trihono, dkk2015)Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007diIndonesia mencatatbahwa prevalensistuntingsebesar35,6% meningkatdari tahun 20103 6,8% dan tahun 2013 37,2%. Persentase tersebutdengan pembagian untuk kategori sangat pendek 19,2% dan pendek18,1% artinya diperkirakan lebihdari sepertiga( 8,9 juta) anak usiadibawah 5 tahun di Indonesia mengalami pertumbuhany ang tidak sesuaiukuran standar internasional untuk tinggi badan berbanding usia. Selainitu, untuk anak Indonesia yang dalam keadaan kurus, diperkirakan adasekitar 3,3 juta anak. Hasil Riskesdas tahun 2007 di Provinsi Sulawesi2

Tenggara mencatat prevalensi stunting sebesar 32% dan meningkat daritahun 2010yang angkanya sebesar 34% dan pada tahun 2013 disebesar 41%. Prevalensi kejadian stunting di konawe kepulauan tahun2016 yaitu sebesar 25,5 %.Secara garis besar penyebab stunting dapat dikelompokan ke dalam3 tingkatan yaitu tingkatan masyarakat, rumah tangga (keluarga) danindividu. Pada tingkat masyarakat sistem ekonomi, sistem pendidikan,sistem kesehatan dan sistem sanitasi dan air bersih menjadi faktorpenyebab kejadian stunting. Pada tingkat rumah tangga (keluarga)kualitas dan kuantitas makanan yang tidak memadai, tingkat pendapatan,jumlah dan struktur anggota keluarga, pola asuh makan anak yang tidakmemadai, pelayanan kesehatan dasar yang tidak memadai, sanitasi danair bersih tidak memadai menjadi faktor penyebab stunting. Faktorpenyebab yang terjadi pada tingkat rumah tangga akan mempengaruhikeadaan individu yaitu anak berumur dibawah 5 tahun dalam hal asupanmakanan menjadi tidak seimbang, berat badan (BBLR) dan statuskesehatan yang buruk (unicef framework).Berdasarkan hasil penelitian Mendez dan Adair (1996), perubahanstatus gizi stunting berhubungan dengan umur.Stunting yang terjadi padausia 7-12 bulan, hanya 9,5% yang berubah menjadi normal pada saatberusia 2 tahun. Peneliti di peru menemukan prevalensi stuntingmeningkat sebesar 9,7% pada anak usia 15 bulan dibandingkan saat anakberusia 12 bulan (Marquis et al, 1997).Berdasarkan hasil penelitian Roudhotun N, dkk (2012) menunjukanbahwa faktor kejadian stunting pada balita usia 24-36 bulan antara laintinggi badan ibu, tinggi badan ayah , pendidikan ayah rendah danpendapatan perkapita yang rendah . Dari hasil penelitian yang dilakukanoleh Rahayu, dkk (2011) menunjukan bahwa terdapat hubungan yangsignifikan antara panjang badan lahir dengan kejadian stunting pada balitadengan nilai p value 0,01 dan nilai RR yang didapat menunjukan bahwapanjang badan lahir yang kurang dari normal memiliki resiko untuk3

mengalami stunting pada usia 6-12 bulan sebesar 2-4 kali dibandingkandengan bayi yang lahir dengan panjang badan normal.Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nadiyah, dkk (2014)menunjukan bahwa anak yang lahir dari ibu yang dengan tinggi badankurang dari 150 cm lebih beresiko 1,77 kali untuk tumbuh stunting jikadibandingkan dengan ibu dengan tinggi badan lebih dari 150 cm.penelitian lain yang dilakukan oleh Lestari , dkk (2014) juga menunjukanbahwa terdapat hubungan signifikan antara tinggi badan orang tua dengankejadian stunting pada balita dengan nilai p value 0,005 denganmenggunakan alat ukur microtoise.Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melihat“Analisis data pemantauan status gizi” kejadian stunting pada balita usia 6– 59 bulan di Kabupaten Konawe Kepulauan”.B. Rumusan Masalah1. Apakah ada hubungan antara Tinggi badan orang tuadengan kejadianstunting pada balita 6- 59 bulan di Kabupeten Konawe Kepulauan ?2. Apakah ada hubungan antaraPemberian ASI Ekslusif dengan kejadianstunting pada balita 6- 59 bulandi Kabupeten Konawe Kepulauan ?3. Apakah ada hubungan Pemberian MP-ASI dengan kejadian stuntingpada balita 6- 59 bulandi Kabupeten Konawe Kepulauan ?4

C. Tujuan Penelitian1. Tujuan UmumUntuk mengetahui hubungan antara, Tinggi badan orang tua, ASIEkslusif, Pemberian MP-ASI dengan stunting pada balita 6- 59 bulandiKabupaten Konawe Kepulauan.2. Tujuan Khususa. Mengetahui hubungan antara Tinggi badan orang tuadengankejadian stunting pada balita 6- 59 bulan di Kabupeten KonaweKepulauan ?b. Mengetahui hubungan antaraPemberian ASI Ekslusif dengankejadian stunting pada balita 6- 59 bulan di Kabupeten KonaweKepulauan ?c. Mengetahui hubungan Pemberian MP-ASIdengan kejadian stuntingpada balita 6- 59 bulan di Kabupeten Konawe Kepulauan?D. Manfaat Penelitian1. Bagi pemerintahDiharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahantinjauan untuk dapat mengambil kebijakan dalam menanggulangistunting pendek di Kabupaten Konawe Kepulauan.2. Bagi peneliti lainHasil penelitian dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitianselanjutnya yang sejenis.3. Bagi mahasiswaPenelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan padamahasiswa tentang hubungan antara Asi Eklusif,Tinggi badan orangibu,Pemberian MP-ASI denganstunting pada balita.4. Bagi penelitiMerupakan pengalaman dalam memperluas wawasan danpengetahuan tentang gizi masyarakat khususnya stunting.5

E. Keaslian penelitianTabel 1. Keaslian penelitianPenelitianLa ParmanHubungantinggi badanorang tua,berat badanbadan lahirdan panjangbadan lahirdenganstatus gizipendek(stunting)pada balita dikabupatenkonawesulawesitenggara.Tahun f- Menggunakan 1. Variabel0-59dengandata sekunderyang ditelitibulanmenggunakanPSG2. Metode yangdata sekunder - PopulasidigunakanPSG tahunsampelyaitu2015- Usia DalimunthebulanGambaranfaktor –faktorkejadianstunting padabalita usia 24– 59 bulan diprovinsi nusatenggarabarat tahun2010kuantitatif- Menggunakan 1. Variabeldengandata sekunderyang ditelitidesain studi- Metode yang 2. Usia ndatariskesdastahun 2010Dwi EtyKusminartiFaktor –faktor yangberhubunganSurveyanalitikdenganpendekatanstudi crossBalitausia 24tahun- Variabel1. Variabelpenelitiannyapenelitianada yang2. metodeologsamai penelitian3. Usia subjek6

denganpertumbuhanbalita usia 24 tahundikelurahansalmanmloyokecamatansemarangbarat kotasemarangTahun 2009sectional.Kukuh EkaAnakKusumausia 2Faktor resiko 3kejadianstunting padaanak usia 2-3tahun (studidikecamatansemarangtimur)Tahun 2013FriskaMeilyasariFaktor –faktorkejadianstunting padabalita usia 12bulan di n 2014Penelitian inimenggunakanmetodeobservasidengandesain case ancangankasus control.7Variabel1. Usia subjekpenelitiannyapenelitianada yangsamaVariabelpenelitiannyaada yang samaTidak adakesamaan

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Stunting Pada Anak BalitaStunting adalah masalah kurang gizik ronis yang disebabkanoleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibatpemberian makanan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadimulai janin masih dalam kandungan dan baru nampaksaatanakberusiadua tahun. Kekurangan gizi pada usia dini meningkatkan angkakematian bayi dan anak, menyebabkan penderitanya mudah sakit danmemiliki postur tubuh tidak maksimal saat dewasa. gamengakibatkankerugian ekonomi jangka panjang bagi Indonesia.Balita Pendek (Stunting) adalah status gizi yang didasarkan padaindeks PB/U atau TB/U dimana dalam standar antropometri penilaianstatus gizi anak, hasil pengukuran tersebut berada pada ambang batas(Z-Score) -2SD sampai dengan -3SD (pendek/stunting) dan 2).Stuntingdigunakan sebagai indikator malnutrisi kronik yang menggambarkanriwayat kurang gizi anak dalam jangka waktu lama sehingga kejadian inimenunjukkan bagaimana keadaan gizi sebelumnya (Kartikawati,2011).Pada anak balita masalah stunting lebih banyak dibandingkan masalahkurang gizi lainnya.Stunting yang telah terjadi bila tidak diimbangi dengan catchupgrowth (kejar tumbuh) mengakibatkan menurunnya pertumbuhan.Masalah stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yangberhubungan dengan meningkatnya risiko kesakitan, kematian danhambatan pada pertumbuhan baik motoric maupun mental. Padapenelitian yang dilakukan oleh Kusharisupeni (2011) menyatakanbahwa stunting dibentuk oleh growth falteringdan catcth up growthyangtidak memadai dan mencerminkan ketidak mampuan untuk mencapai8

pertumbuhan optimal. Hal tersebut mengungkapkan bahwa kelompokbalita yang lahir dengan berat badan normal dapat mengalami stuntingbila pemenuhan kebutuhan selanjutnya tidak terpenuhi dengan baik.1. Patofisiologis stuntingMasalah gizi merupakan masalah multidimensi, dipengaruhi olehberbagai faktor penyebab. Masalah gizi berkaitan erat dengan masalahpangan. Masalah gizi pada anak balita tidak mudah dikenal iolehpemerintah, atau masyarakat bahkan keluarga karena anak tidaktampak sakit. Terjadinya kurang gizi tidak selalu didahului olehterjadinya bencana kurangpangan dan kelaparan seperti kurang gizipada dewasa.Hal ini berarti dalam kondisi pangan melimpah masihmungkin terjadi kasus kurang gizi pada anak balita. Kurang gizi padaanak balita bulan sering disebut sebagai kelaparan tersembunyi atauhidden hunger.Stunting merupakan reterdasi pertumbuhan linier dengan deficitdalam panjang atau tinggi badan sebesar -2Z-score atau lebihmenurut buku rujukan pertumbuhan World Health Organization/NationalCenterfor Health Statistics (WHO/NCHS). Stunting disebabkan olehkumulasi episode stress yang sudah berlangsung lama (misalnyainfeksi dan asupan makanan yang buruk), yang kemudian tidakterimbangi oleh catchup growth (kejartumbuh).Dampak dari kekurangan gizi pada awal kehidupan anak akanberlanjut dalam setiap siklus hidup manusia. Wanita usia subur (WUS)dan ibu hamil yang mengalami kekurangan energy kronis (KEK) akanmelahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). BBLR iniakan berlanjut menjadi balita gizi kurang (stunting) dan berlanjut keusia anak sekolah dengan berbagai konsekuensinya. Kelompok kembangnya dari tanpa penanggulangan yang memadai kelompok inidikuatirkan lostgeneration. Kekurangan gizi pada hidup manusia perludiwaspadaidengan seksama, selain dampak terhadap tumbuh9

kembang anak kejadian ini biasanya tidak berdiri sendiri tetapi diikutimasalah defisiensi zat gizimikro.2. DampakStuntingPadaBalitaLaporan UNICEF tahun 1998, beberapa fakta terkait stuntingdanpengaruhnyaadalah sebagai berikut:a. Anak-anak yang mengalami stunting lebih awal yaitu sebelum usiaenam bulan, akan mengalami stunting lebih berat menjelang usiadua tahun. Stunting yang parah pada anak-anak akan terjadi deficitjangka panjang dalam perkembangan fisik dan mental sehinggatidak mampuuntuk belajar secara optimal disekolahdibandingkan,dibandingkan anak-anak dengan tinggi badan normal. Anak-anakdengan stunting cenderung lebih lama masuk sekolah dan lebihsering absen dari sekolah dibandingkan anak-anak dengan statusgizi baik. Hal ini memberikan konsekuensi terhadap kesuksesananak dalam kehidupannya dimasa yang akan datang.b. Stunting akan sangat mempengaruhi kesehatan dan perkembangananak. Faktor dasar yang menyebabkan stunting dapat menganggupertumbuhan dan perkembang aninteletual. Penyebab dari stuntingadalah bayi berat lahir rendah ASI yang tidak memadai, feksipernapasan. Berdasarkan penelitian sebagian besar anak-anakdengan stunting mengonsumsi makananyang berbeda dibawahketentuan rekomendasi kadar gizi, berasal dari keluarga munitaspedesaan.c. Pengaruh gizi padaanak usia dini yang mengalami stunting dapatmenganggu pertumbuhan dan perkembangan kognitif yang kurang.Anak stunting pada usia lima tahun cenderung menetap sepanjanghidup, kegagalan pertumbuhan anak usia dini berlanjut pada masaremaja dan kemudian tumbuh menjadi wanita dewasa yang stunting10

ivitas,sehingga meningkatkan peluang melahirkan anakBBLR. Stunting terutama berbahaya pada perempuan, karena lebihcenderung menghambat dalam proses pertumbuhan dan berisikolebi

Masalah gizi khususnya pada balita,menjadi masalah besar karena berkaitan erat dengan indicator kesehatan umum seperti tingginya angkakesakitan serta angka kematian bayi dan balita. Masalah kekurangan gizi sangat umum terjadi pada anak-anak terutama pada balita. Balita sedang mengalami proses pertumbuhan yang sangat pesat

Related Documents:

ISO 9001:2015 Rekaman kesesuaian produk / jasa dengan kriteria penerimaan 8.6 Rekaman output/hasil yang tidak sesuai 8.7.2 Pemantauan dan pengukuran hasil 9.1.1 Program Audit Internal 9.2 Hasil Audit Internal 9.2 Hasil dari Tinjauan manajemen 9.3 Hasil Tindakan korektif 10.1 2. Dokumen Non Wajib

Hal apa saja yang dipantau terhadap subyek/pelaku di TPS dan PPS ? 21 3. Apa yang menjadi fokus pemantauan pada H -1 Pemungutan dan Penghitungan Suara ? . pemungutan dan penghitungan suara. 6 Buku Panduan Pemantauan Pemilu 2014. 3. Apakah Kemitraan sudah terakreditasi sebagai pemantau? . Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) adalah panitia yang .

BAB IV PEMANTAUAN DAN EVALUASI PERENCANAAN PENGADAAN BARANG/JASA 53 4.1 Maksud Dan Tujuan 53 4.2 Ruang Lingkup 53 4.3 Prosedur Pemantauan dan Evaluasi 54 4.3.1 Pemantauan 54 4.3.2 Evaluasi dan Pelaporan 54 4.3.3 Pembinaan 54 BAB V PENUTUP 55 LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Lampiran (2 – 1) Bagan Alir Proses Penyusunan Rencana Kerja dan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian studi lapangan yang dimulai dari statistik deskriptif yang berhubungan dengan data penelitian (meliputi gambaran umum responden, variabel penelitian, uji kualitas data, uji normalitas, dan asumsi klasik); hasil pengujian hipotesis dan .

Berikut dipajankan analisis data dan pembahasan hasil temuan dalam penelitian ini. 4.1 Hasil Tes Kemampuan Membaca Siswa Kelas VII SMPN 1 Wanayasa Kabupaten Purwakarta Tahun 2008/2009 Pengolahan data hasil tes Kemampuan Membaca Siswa SMPN 1 Wanayasa Kabupaten Purwakarta Tahun 2008/2009 dilakukan dengan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil pengembangan yang dilakukan oleh peneliti ini adalah menghasilkan media pembelajaran berbasis game edukasi pada materi peluang matematika. Berdasarkan prosedur yang telah dipaparkan maka hasil validasi desain diperoleh pada beberapa validator yaitu meliputi validator ahli media dan .

2. Kepala sekolah memberikan arahan teknis tentang analisis butir soal kepada TPK sekolah dan guru/MGMP sekolah, antara lain mencakup: a. Dasar dan acuan pelaksanaan analisis butir soal b. Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan analisis butir soal c. Manfaat analisis butir soal d. Hasil yang diharapkan dari analisis butir soal e.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Pengembangan Penelitian Hasil dari penelitian dan pengembangan ini adalah modul pembelajaran IPA Terpadu Tema Ekosistem dengan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) untuk meningkatkan kepedulian lingkungan dan kemampuan analisis. Bahan kajian Standar