Standar Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik - Rusman Iskandar

1y ago
16 Views
2 Downloads
5.06 MB
83 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Fiona Harless
Transcription

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (Persero) NOMOR : 474.K/DIR/2010 TANGGAL : 11 Agustus 2010. BUKU 2STANDAR KONSTRUKSI SAMBUNGAN TENAGA LISTRIKPT PLN (Persero)Tahun 2010

Penyusun :Standar Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik disusun oleh :Kelompok Kerja Standar Kontruksi Jaringan Disribusi Tenaga Listrikdan Pusat Penelitian Sains dan Teknologi Universitas Indonesia.Tim Pembina :Direktur Operasi Jawa BaliDirektur Operasi Indonesia BaratDirektur Operasi Indonesia TimurTim Pengarah :Kepala Divisi Distribusi dan Pelayanan Pelanggan Jawa BaliKepala Divisi Distribusi dan Pelayanan Pelanggan Indonesia BaratKepala Divisi Distribusi dan Pelayanan Pelanggan Indonesia TimurKelompok Kerja Standar Kontruksi Jaringan Disribusi Tenaga Listrik :Ratno Wibowo, Winayu Siswanto, Parluhutan Samosir, Hedy Nugroho, Agus Bactiar Azis,Adi Subagio, Pedi Sumanto, Tumpal Hutapea, Gunawan, OMA, Hendie Prasetyono,I Made Latera, Sumaryono, Novalince Pamuso, Riyanto, Antonius HP,Sunaryo, Sugeng Rijadi, Tutun Kurnia, Joko Pitoyo, Prihadi,Ngurah Suwena, Elphis Sinabela, Andhy Prasetyo,Ketut Bagus Darmayuda, Agus Prasetyo.Narasumber :PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Bali, PT PLN (Persero) Distribusi Indonesia Barat,PT PLN (Persero) Distribusi Indonesia Timur, PT PLN (Persero) Jasa Engginering,PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan,PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Latihan.Diterbitkan Oleh :PT PLN (PERSERO)Jalan Trunojoyo Blok M-I / 135, Kebayoran BaruJakarta Selatan

Buku 2 : Standar Konstruksi Sambungan Tenaga ListrikPT. PLN (PERSERO)Edisi 1 Tahun 2010iii

Buku 2 : Standar Konstruksi Sambungan Tenaga ListrikPT. PLN (PERSERO)Edisi 1 Tahun 2010

Buku 2 : Standar Konstruksi Sambungan Tenaga ListrikDAFTAR ISIDAFTAR ISI .DAFTAR TABEL .DAFTAR GAMBAR .TERMINOLOGI SAMBUNGAN TENAGA LISTRIK .SISTEM PENOMORAN GAMBAR .KATA PENGANTAR .iiiiiiivixxBAB I. DESKRIPSI UMUM . 1BAB II. SAMBUNGAN TENAGA LISTRIK TEGANGAN RENDAH (SLTR) . 2II.1. Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik Melalui Saluran Udara . 2II.1.1. Persyaratan Konstruksi . 2II.1.2. Jenis-Jenis Konstruksi Sambungan . 3II.1.3 Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik Tipe A . 3II.1.4. Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik Tipe B . 3II.1.5. Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik Tipe C . 3II.1.6. Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik Tipe D . 3II.1.7. Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik Pada Tiang Melalui Kabel BawahTanah Tipe E . 3II.1.8. Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik Tipe F . 4II.1.9. Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik Tipe G . 4II.2. Komponen Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik Saluran Udara . 4II.2.1. Penghantar .4II.2.2. Fixing Collar (Sengkang, Klem Beugel) .5II.2.3. Stainless Steel Strip .5II.2.4. Link .5II.2.5. Plastic Strap/ Plastic Tie .5II.2.6. Service Wedge Clamp .5II.2.7. Strain Clamp/ Klem Tarik .5II.2.8. Pipa Galvanis .5II.2.9. Strain Hook/ Klem Tarik .5II.2.10. Penutup Tiang Atap .6II.2.11. Tule .6II.2.12. Pipa PVC .6II.2.13. Plastic Conduit (PipaPVC atau Plastic Conduit) .6II.2.14. Stopping Buckle .6II.2.15. Papan APP- OK .6II.2.16. Panel Hubung Bagi .6PT. PLN (PERSERO)Edisi 1 Tahun 2010i

Buku 2 : Standar Konstruksi Sambungan Tenaga ListrikII.2.17. Plastic Glass/ Glass Cover Transparan .7II.2.18. Pemutus Beban Mini (Mini Circuit Breaker) .7II.2.19. Joint Sleeve Bimetal .7II.2.20. Heatshrink dan Coldshrink Sleeve .7II.2.21. Sadapan dan Terminasi (Connector Tap) .7II.2.22. Material Penunjang .7II.2.23. Meter kWH .7II.2.24. Trafo Arus (CT) .8II.2.25. Pipa Galvanis .8II.3. Sambungan Tenaga Listrik Kabel Bawah Tanah Tegangan Rendah . 8II.3.1. Jenis kabel .8II.3.2. Pemasangan Kabel Pada Dinding Bangunan .9II.3.3. Pemasangan Meter kWH .9II.3.4. Panel Meter kWH – APP Kolektif .9II.4. Pemasangan Alat Pembatas Dan Pengukur . 9II.4.1. Pemasangan Di Rumah Pelanggan . 10II.4.2. Pemasangan Di Luar Rumah Pelanggan/ Di Halaman Pelanggan . 10II.4.3. Pemasangan Panel Kolektif . 10II.4.4. Panel Kolektif Pada Sistem AMR (Autometic Meter Reading) . 10BAB III. SAMBUNGAN TENAGA LISTRIK TEGANGAN MENENGAH (SLTM) 11III.1. Konstruksi Pasangan Luar . 11III.2. Konstruksi Pasangan Dalam . 11III.3. Komponen Instalasi . 12BAB IV. PROSEDUR PENYELENGGARAAN KOMISIONING . 13IV.1. Verifikasi Perencanaan . 13IV.2. Review Desain . 13IV.3. Pemeriksaan Fisik . 13IV.4. Pengujian . 13IV.5. Laporan Hasil Pemeriksaan dan pengujian . 14Gambar Standar Konstruksi Sambungan Tenaga LIstrik . 15GLOSARI . 64DAFTAR PUSTAKA . 69PT. PLN (PERSERO)Edisi 1 Tahun 2010ii

Buku 2 : Standar Konstruksi Sambungan Tenaga ListrikDAFTAR TABELNO TABEL2.12.22.32.42.5NAMA TABELJarak Aman Sambungan Luar PelayananPenghantar Kabel Udara Jenis NFA2X-T untuk SambunganPelayanan Fasa 1 dan Fasa 3, t 300C, U 1%, PanjangMaximum 30 meter SirkitJenis-Jenis Strain HookPenghantar Kabel Bawah Tanah Jenis NYFGbY UntukSambungan Pelayanan Fasa -3 Pada Saluran UdaraTegangan Rendah dengan t 300C,dan U 1%, SertaPanjang Maksimum 30 meter SirkitKabel Instalasi dalam Meter kWhPT. PLN (PERSERO)Edisi 1 Tahun 2010HALAMAN24589iii

Buku 2 : Standar Konstruksi Sambungan Tenaga ListrikDAFTAR GAMBARNONAMA GAMBAR123456789Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Rendah Tipe ASambungan Tenaga Listrik Tipe AKonstruksi Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Rendah Tipe BSambungan Tenaga Listrik Tegangan Rendah Tipe BSambungan Tenaga Listrik Tegangan Rendah Tipe CSambungan Tenaga Listrik Tegangan Rendah Tipe DSambungan Tenaga Listrik Tegangan Rendah Tipe EKonstruksi Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Rendah Tipe FDiagram Sambungan Tenaga Listrik Saluran Kabel Bawah TanahTipe FKonstruksi Sambungan Tenaga Listrik Tipe FSambungan Tenaga Listrik Tegangan Rendah Tipe GSambungan Tenaga Listrik Tegangan Rendah Tipe HData Panjang Sambungan Tenaga Listrik Fasa 1 untuk V 1%Panjang Sambungan Tenaga Listrik Kabel Bawah Tanah Fasa 1untuk V 1%Data Panjang Sambungan Tenaga Listrik Fasa 3 untuk V 1%Panjang Sambungan Tenaga Listrik Kabel Tanah Fasa 3 untuk V 1%Data Panjang Sambungan Tenaga Listrik Kabel Tanah Fasa 1untuk V 1%Panjang Sambungan Tenaga Listrik Pada Konstruksi KabelDinding Fasa -3Panjang Sambungan Tenaga Listrik Pada Konstruksi KabelDinding Fasa -1Konstruksi Sambungan pada Tiang -3 Sambungan LuarPelayananKonstruksi Sambungan pada Tiang -1 Sambungan LuarPelayananKonstruksi Sambungan Tenaga Listrik Tipe AKonstruksi Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Rendah Tipe BPapan OK pada Dinding BangunanKonstruksi Tiang AtapKonstruksi Tiang Atap dengan Sambungan SeriGenteng SengKonstruksi Strain Hook/Jangkar pada -A24PT. PLN (PERSERO)Edisi 1 Tahun 2438394041424344iv

Buku 2 : Standar Konstruksi Sambungan Tenaga ListrikNONAMA GAMBAR24-A24-B24-C24-D24-E24-F252627Konstruksi TuleKonstruksi Angkur Pipa GasKonstruksi Sengkang (Fixing Collar – Klem Begel)Konstruksi Tiang Atap / Dak StandarKonstruksi Penutup Tiang AtapKonstruksi T-DoosJarak Aman Sambungan Tenaga ListrikSambungan Tenaga Listrik dengan Daya 201 kVASambungan Tenaga Listrik Tegangan Menengah PasanganLuar dari Jaringan SUTMSambungan Konsumen Tegangan Menengah dari SUTMdengan Hubungan TCSambungan Tenaga Listrik Tegangan Menengah danJaringan Saluran UdaraSambungan Tenaga Listrik – Tegangan Menengah denganGardu PortalSambungan Tenaga Listrik Tegangan Menengah SpotloadSambungan Tenaga Listrik Tegangan Menengah PengukuranSisi TRSambungan Tenaga Listrik Tegangan Menengah dari SaluranUdaraSambungan Tenaga Listrik Tegangan Menengah PortalMonogram Sambungan Tenaga Listrik dari SKTM2829303132333435PT. PLN (PERSERO)Edisi 1 Tahun /356263v

Buku 2 : Standar Konstruksi Sambungan Tenaga ListrikTERMINOLOGI KONSTRUKSI JARINGAN TENAGA LISTRIKTEGANGAN RENDAH DAN SAMBUNGAN TENAGA LISTRIK1.Sambungan Tenaga Listrik : Jaringan atau instalasi antara jaringan distribusitenaga listrik sampai dengan rel pembatas dan pengukur.2.Sambungan Luar Pelayanan : Bagian dari jaringan sambungan tenaga listrikantara tiang saluran udara tegangan rendah dengan bangunan pelanggan.3.Sambungan Masuk Pelayanan : Bagian dari jaringan sambungan tenaga listrikyang berada di dalam bangunan pelanggan sampai dengan alat pembatas danpengukur.4.Bagian Konduktif : Bagian yang mampu menghantarkan arus listrik walaupuntidak harus di gunakan untuk mengalirkan arus pelayanan (conductive parts).5.Bagian Konduktif Terbuka : Bagian dari instalasi listrik tidak bertegangan namundapat bertegangan jika terjadi kegagalan isolasi.6.Arus Pengenal : Arus pengenal dari alat proteksi yang tercantum sebagai angkapengenal alat proteksi.7.Arus Beban Lebih : Beban listrik yang melampaui nilai arus pengenal alatproteksi beban lebih.8.Arus Lebih : Arus listrik yang timbul akibat gangguan pada instalasi listrik.9.Ruang Bebas Hambatan (Right of Way) : Ruang bebas lintasan sambungantenaga listrik.10.Jarak Aman : Jarak aman atau safety distance adalah jarak antara jaringansambungan tenaga listrik dengan lingkungan hidup khususnya pemanfaattenaga listrik yang di anggap aman.11.Jatuh Tegangan : Jatuh tegangan atau voltage drop adalah perkalian antara arusbeban dengan impedensi antara jaringan teganga rendah sampai dengan APP.12.TN-C : System proteksi pembumian dimana penghantar netral juga berfungsisebagai penghantar pembumian (PE- Protective Earthing)13.Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) : Panel instalasi listrik dimana di dalamnyaterpasang perlengkapan Hubung Bagi, saklar, dan alat proteksi jaringan.14.PHB Utama : PHB yang terpasang pada sirkit utama dan tidak ada tersambungsambungan pelayanan tenaga listrik.15.PHB Cabang : PHB yang merupakan percabangan dari PHB utama dimanatersambung sambungan pelayanan tenaga listrik.PT. PLN (PERSERO)Edisi 1 Tahun 2010vi

Buku 2 : Standar Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik16.Gardu Portal : Gardu dengan konstruksi instalasi gardu dengan menggunakan2 buah tiang.17.Gardu Beton : Gardu dengan konstruksi dari beton.18.Kode IP : IP (International Protection) adalah sisitem Kode yang menunjukantingkat proteksi yang di berikan oleh selungkup dari sentuh langsung ke bagianyang berbahaya/bertegangan, dari masuknya benda asing (angka pertama) dandari masuknya air (angka kedua). Contoh : IP 44, IP 45Angka pertama :4 tidak di masuki benda padat yang lebih besar dari 1 mm.Angka kedua :4 terlindung dari air dari segala arah5 terlindung dari air yang di semprotkan dari segala arah.19.Pengukuran Langsung : Pengukuran arus beban langsung dari penghantar sirkitbeban.20.Pengukuran Tidak Langsung : Pengukuran arus beban dengan menggunakantrafo arus dan trafo tegangan.21.Elektroda Bumi : Bagian konduktif atau kelompok bagian konduktif yangmembuat kontak langsung dan memberikan hubungan listrik dengan bumi.22.Bagian Aktif : Bagian yang di aliri arus pelayanan dan bertegangan (live part)23.Penghantar Bumi : Penghantar dengan inpedansi rendah yang secara fisikmenghubungkan titik tertentu pada suatu perlengkapan (instalasi atau sistem)dengan elektroda bumi (earth conductor)24.Penghantar Pembumiana. Penghantar berinpedensi rendah yang di hubungkan ke bumib. Penghantar proteksi yang menghubungkan terminal pembumi utamake elektroda bumi (earthing elektroda)25.Penghantar Pilin : Dua atau lebih penghantar yang dipilin atau dipintal jadi satutanpa isolasi diantaranya.26.Penghantar Proteksi (PE) : Penhantar proteksi dari kejut listrik yangmenghubungkan bagian konduktif terbuka, bagian konduktif extra, terminalpembumian utama elektroda bumi, titik sumber yang di bumikan, atau netralbuatan (Protectif Conductor)27.Bagian Konduktif Extra : Bagian yang bersifat konduktif yang tidak merupakandari bagian instalasi dan dapat menimbulkan potensial, biasanya potensialbumi.28.Kabel Pilin : Dua atau lebih penghantar berisolasi yang di pilin atau dipintal jadiSatu.PT. PLN (PERSERO)Edisi 1 Tahun 2010vii

Buku 2 : Standar Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik29.Jangkauan Tangan : Daerah yang dapat di capai dari ukuran tangan dari tempatberdiri tanpa menggunakan sarana apapun (arm’s reach)30.Jarak Bebas : Jarak terpendek antara bagian bertegangan dengan bagian lain yangbertegangan atau dengan bagian yang terhubung dengan bumi (Clerence)31.Nilai Arus Pengenal : Arus yang mendasari pembuatan perlengkapan listrik(Rated arm)32.Nilai Tegangan Pengenal : Besarnya tegangan yang mendasari pembuatanperlengkapan listrik (Rated voltage)33.Beban Lebih : Kelebihan beban actual atau melebihi beban penuh atau aruspengenal alat proteksi (overload).34.Beban Penuh : Nilai beban tertinggi yang di tetapkan untuk suatu kondisipengenal operasi (full load).35.Saluran Utama : Bagian dari suatu jaringan distribusi dengan luas penampangterbesar. Pada saluran udara tidak termasuk kabel pemasok dari sumber /gardu distribusi.36.Saluran Pencabangan : Bagian dari suatu jaringan distribusi dengan luaspenampang saluran yang lebih kecil dari saluran utama37.Sirkit Cabang : Jaringan kabel antara dua PHB yang di lindungi oleh pengamanlebur, atau pemutus tenaga38.Konektor : Komponen penyambungan untuk sambungan / sadapan saluranpencabangan (TAP Connector).39.Sambungan Bulusan : Komponen penyambungan antara dua penghantar (jointsleeve).40.Kotak Ujung : Bagian ujung dari saluran kabel bawah tanah tegangan rendahyang berada di atas tiang jaringan tegangan rendah.41.Kotak Sambung : Kotak penyambungan antar saluran kabel bawah tanahtegangan rendah.42.NFB : No Fused Breaker, saklar beban yang bekerja berdasarkan arus listrik yangbekerja secara electromagnetic.43.NH, NT, NF : Kode pengaman lebur yang tertutup POR selain dari jenis HRCFuse.44. NYY, NYFGbY : Jenis kabel sesuai nomor laktur kabel yang berlaku.PT. PLN (PERSERO)Edisi 1 Tahun 2010viii

Buku 2 : Standar Konstruksi Sambungan Tenaga ListrikSISTEM PENOMORAN GAMBARSistem penomoran gambar pada standar konstribusi distribusi jaringan tenaga listrikmengaplikasikan sistem A/B/C dimana :A adalah kode kelompok gambar untuk :1. Jaringan Tegangan Menengah (JTM)2. Jaringan Tegangan Rendah (JTR)3. Gardu (GD)4. Sipil (SIPIL)5. Sambungan Tenaga Listrik (STL)6. Jaringan Campuran (MIX)7. Komponen Konstruksi (KK)8. Peralatan Kerja (PK)9. Peralatan Uji (PU)B adalah kode jenis gambar untuk kelompok A dengan singkatan sebagai berikut :1. Kelompok JTM : SKTM, SUTM, SKUTM, SUTM MIX (SUTMMIX)2. Kelompok Gardu : Gardu Cantol (C) , Gardu Portal (P), Gardu Beton (GB),Gardu Pasangan LuAR(GL), Gardu Kiosk(GK), Gardu Hubung(GH)3. Kelompok JTR : SUTR(SUTR), SUTR MIX (SUTRMIX), SKTR(SKTR),SKUTR(SKUTR)4. Kelompok SIPIL : Jembatan Kabel(JK), Sipil Gardu(SG), Tiang BentanganKhusus (TK)5. Kelompok STL : STL TR 1 Fasa (SLTR1), STL TR 3 Fasa(SLTR3), STL TM (SLTM):STL TM SUTM (SLTMU), SL TM SKTM (SLTMK)6. Kelompok MIX : JTR Underbuilt JTM (JTRUTM), Kabel Telematika UnderbuiltJTM (KTELUTM)7. Kelompok KK : Mengikuti kaidah pada nomor item 1 sampai 6.8. Kelompok PK : Mengikuti kaidah pada nomor item 1 sampai 6.9. Kelompok PU : Mengikuti kaidah pada nomor item 1 sampai 6.C adalah nomor urut gambar.Contoh :Nomor Gambar : GD/C/01Berarti bahwa : nomor urut Gambar 01 pada kelompok Gardu jenis Gardu CantolPT. PLN (PERSERO)Edisi 1 Tahun 2010ix

Buku 2 : Standar Konstruksi Sambungan Tenaga ListrikKATA PENGANTARDalam membangun instalasi sambungan tenaga listrik di PT PLN(Persero) diperlukanStandar Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik, yang merupakan penjabaran dari KriteriaDesain Enjiniring Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik. Selama ini konstruksiinstalasi tenaga listrik di PT PLN (Persero), masih mengacu pada tiga macam StandarKonstruksi Distribusi yang dibuat oleh Konsultan dari manca negara.Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi dan Standar Konstruksi Jaringan Tenaga Listriktermasuk Standar Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik ini masih mengacu padaKonsultan Sofrelec dari Perancis, dengan pembumian system tahanan rendah (12 Ωdan 40 Ω) berlaku di Jaringan Distribusi DKI Jakarta, Jawa Barat, Bali dan sebagianUnit di luar Jawa. Konsultan Chas T Main dari Amerika Serikat, dengan pembumiansystem solid (langsung ke bumi) atau “multi grounded common neutral, low andmedium voltage network” berlaku di Jawa Tengah & DIY dan sebagian Unit di luarjawa. Sedangkan Konsultan New Jec dari Jepang, dengan pembumian sistem tahanantinggi (500 Ω ) berlaku di Jawa Timur dan sebagian Unit di luar Jawa.Disamping Standar Konstruksi yang masih berbeda-beda, ada hal-hal lain yang perludiperhatikan, adalah ; pemanfaatan tiang listrik untuk telematika, semakin sulitnyamemperoleh lokasi tanah gardu yang cukup dan tepat serta kemajuan teknologimaterial distribusi tenaga listrik.Untuk mencapai efektifitas dan efisiensi dengan pertimbangan keamanan lingkungan,PT PLN (Persero) secara bertahap, perlu memperbaruhi Standar Konstruksi SambunganTenaga Listrik yang ada sekarang, sehinga menjadi acuan teknik yang sesuaiperkembangan teknologi dan lingkungan.Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi dan Standar Konstruksi Jaringan Distribusi TenagaListrik, terdiri dari :Buku 1. Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik.Buku 2. Standar Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik.Buku 3. Standar Konstruksi Jaringan Tegangan Rendah Tenaga Listrik.Buku 4. Standar Konstruksi Gardu Distribusi dan Gardu Hubung Tenaga Listrik.Buku 5. Standar Konstruksi Jaringan Tegangan Menengah Tenaga Listrik.Dalam aplikasinya, Standar Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik dapat dirubah sesuaituntutan kebutuhan yang bersifat lokal. Unit Induk dapat membuat Standar KonstruksiSambungan Tenaga Listrik khusus, sebagai modifikasi dari buku 2 ini, dengan catatantidak menyimpang dari Kriteria Enjinering, yang ada pada buku 1. Perubahan standarkonstruksi agar dilaporkan ke PLN Pusat melalui Direktorat terkait.Terima kasih.Jakarta, Juli 2010.TTDKelompok Kerja Standar KonstruksiJaringan Distribusi Tenaga Listrik.PT. PLN (PERSERO)Edisi 1 Tahun 2010x

Buku 2 : Standar Konstruksi Sambungan Tenaga ListrikBAB I. DESKRIPSI UMUMSambungan Tenaga Listrik adalah penghantar di bawah ataupun di atas tanah termasukperalatannya sebagai bagian instalasi milik PLN yang menghubungkan jaringan tenagalistrik milik PLN dengan instalasi listrik pelanggan untuk menyalurkan tenaga listrik.Dapat juga dikatakan sebagai sambungan pelanggan yang merupakan titik akhir daripelayanan listrik kepada pelanggan, dengan tingkat mutu pelayanan yang dapat di lihatdari mutu tegangan dan tingkat kehandalan dari sisi pelayanan tersebut (sesuai SPLNNo. 1:1995). Berdasarkan jenis tegangannya pada sistem distribusi terbagi atas :1)Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Rendah (SLTR) Pelanggan tegangan rendah Fasa 1 dan dilayani dengan tegangan 220 V. Pelanggan tegangan rendah Fasa 3 dan dilayani dengan tegangan 220/380Volt.2) Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Menengah (SLTM)Sambungan tenaga listrik tegangan menengah dilayani dengan tegangan 20 kVdan dengan pengukuran pada sisi 20 kV.Konfigurasi Sambungan Tenaga ListrikKonfigurasi sambungan tenaga listrik terdiri dari :1) Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Rendah (SLTR)Sambungan tenaga listrik tegangan rendah fasa 1 atau fasa 3 disesuaikandengan ketentuan besarnya daya tersambung.2) Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Menengah (SLTM) Konstruksi Terbuka : menggunakan peralatan pengukuran konstruksiterbuka (outdoor). Konstruksi Tertutup : menggunakan peralatan pengukuran konstruksitertutup (indoor).PT. PLN (PERSERO)Edisi 1 Tahun 20101

Buku 2 : Standar Konstruksi Sambungan Tenaga ListrikBAB II. SAMBUNGAN TENAGA LISTRIK TEGANGAN RENDAH (SLTR)Sambungan tenaga listrik tegangan rendah (SLTR) adalah sambungan listrik dengantegangan pelayanan sebesar 220/380 Volt dan dengan daya sebesar-besarnya 197kVA. Terdapat 2 jenis konstruksi sambungan listrik tegangan rendah, baik untuk fasa 1ataupun fasa 3 sebagai berikut :a. Konstruksi melalui saluran udarab. Konstruksi melalui kabel bawah tanahBerdasarkan sistem pengukuran bebannya di bagi menjadi 2.a. Pengukuran langsung (tanpa trafo arus)b. Pengukuran tidak langsung (menggunakan trafo arus)II.1 Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik Melalui Saluran UdaraKonstruksi ini merupakan sambungan tenaga listrik dengan menggunakan konstruksisaluran udara baik untuk sambungan Fasa 1 atau Fasa 3. Jenis konstruksi di golongkandalam jenis-jenis konstruksi tipe A, Tipe B, Tipe C, tipe D, Tipe E, tipe F dan tipe G.II.1.1 Persyaratan KonstruksiKonstruksi fisik sambungan melalui saluran udara harus memenuhi dua syarat, yaitu:a. Mempunyai ruang bebas (RoW).b. Mempunyai jarak aman (safety distance) yang cukup dari sekelilingnya.Jarak aman di pertimbangkan berdasarkan pertimbangan mekanis dan elektris agarpenghantar sambungan luar pelayanan tidak terjangkau oleh tangan manusia.Tabel 2.1 Jarak Aman Sambungan Luar Pelayanan1.2.3.4.5.6.7.8.ObjekPermukaan jalan rayaPermukaan jalan lingkunganHalaman pendudukBalkon rumahMenara/ tower reklameAtap rumahSaluran Telkom non OptikJalan Kereta ApiJarak (meter) 6m5m4m2,5 m2,5 m1m2,5 mTidak di anjurkanII.1.2 Jenis-Jenis Konstruksi SambunganBerdasarkan jenis konstruksi dibedakan sambungan tipe A, Tipe B, Tipe C (pada SPLNNo 56 – 1984 disebut tipe D), Tipe D (pada SPLN No 56 – 1984 disebut tipe F), Tipe E(pada SPLN No 56 – 1984 disebut tipe UG), tipe F (APP terpusat pada tiang) dan G (APPterpusat pada bangunan)PT. PLN (PERSERO)Edisi 1 Tahun 20102

Buku 2 : Standar Konstruksi Sambungan Tenaga ListrikII.1.3 Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik Tipe AKonstruksi tipe A adalah konstruksi sambungan tenaga listrik tanpa memakai tiang atap/dak standar dan di pergunakan jika jarak antara tiang dan bangunan (sambungan luarpelayanan) sampai dengan APP tidak melebihi 30 meter. Sambungan masuk pelayanantidak mengenai fisik bangunan dan di lindungi dengan pipa PVC tahan mekanis atausejenis.II.1.4 Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik Tipe BKonstruksi tipe B adalah konstruksi sambungan tenaga listrik memakai tiang atap/dakstandar dan di pergunakan apabila jarak aman terhadap lingkungan atau permukaanjalan tidak memenuhi syarat jika memakai sambungan tipe A. Penghantar sambunganmasuk pelayanan, diluar pipa dak standar, dilindungi dengan pipa PVC atau sejenis;ujung pipa bagian atas di tutup dengan protective cup dan bagian bawah di tutupdengan cable gland.II.1.5 Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik Tipe CKonstruksi tipe C adalah sambungan pelayanan dengan sambungan luar pelayananmendatar dimana jarak bangunan dan tiang atap sangat dekat ( 3 meter). Umumnyadi gunakan pada daerah pertokoan/ruko/rukan. Ketentuan mengenai SMP samadengan Tipe A atau B.II.1.6 Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik Tipe DKonstruksi tipe D untuk sambungan tenaga listrik seri pada ruko, rumah petak, tokodan pertokoan atau mall. Sambungan pelayanan memakai kabel jenis NYFGbY atauNYY yang di masukan dalam pipa PVC tahan mekanis. Semua kabel dilindungi secarafisik dari sentuhan tangan.Pada konstruksi ini sadapan pencabangan dapat dilakukan dengan:a. T doos atau kotak pencabanganb. Konektor/H atau O Pressed Connector atau tipe piercingII.1.7 Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik pada Tiang Melalui Kabel Bawah TanahTipe EKonstruksi E menggunakan kabel NYFGbY yang di tarik dari tiang SUTR. Ujung kabelpada tiang harus diterminasi. Sambungan ke jaringan harus memakai bimetal joint AlCu yang di bungkus dengan heathshrink sleeve. Kabel turun ke tanah di beri pelindungpipa galvanis 11/2 inci sepanjang 2,5 meter di atas tanah dan tiap 1,5 meter di ikatdengan stainless steel dan link dan protective plastic tape Selanjutnya persyaratankonstruksi sama dengan persyaratan konstruksi kabel bawah tanah. Kabel naik didalam bangunan di lindungi dengan pipa galvanis 1 1/2 inci yang di ikatkan pada tembokPT. PLN (PERSERO)Edisi 1 Tahun 20103

Buku 2 : Standar Konstruksi Sambungan Tenaga Listrikdengan expanding fixing collar (dyna bolt fixing collar) sampai ke titik pasang meterkWh.II.1.8 Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik tipe FKonstruksi tipe F merupakan sambungan tenaga listrik dengan alat pengukur kWh danpembatas terpasang terpusat pada tiang untuk beberapa rumah/bangunan.II.1.9 Konstruksi Sambungan Tenaga LIstrik tipe GKonstruksi tipe G sama dengan tipe F, hanya alat pengukur kWh dan pembatasterpasang terpusat pada bangunan.II.2 Komponen Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik Saluran UdaraKonstruksi s

8. Arus Lebih : Arus listrik yang ti mbul akibat gangguan pada instalasi listrik. 9. Ruang Bebas Hambatan (Right of Way) : Ruang bebas lintasan sambungan tenaga listrik. 10. Jarak Aman : Jarak aman atau safety distance adalah jarak antara jaringan sambungan tenaga listrik dengan lingkungan hidup khususnya pemanfaat tenaga listrik yang di anggap .

Related Documents:

2. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 32 3. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) 40 4. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) 44 5. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) 47 6. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 52 7. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 54 8.

Buku Teknik Pembangkitan Tenaga Listrik ini terdiri dari 13 Bab, yaitu: Bab I: Pendahuluan, berisi tentang pembangkitan tenaga listrik, jenis-jenis pusat pembangkit listrik, instalasi pada pusat pembangkit listrik, masalah utama dalam pembangkitan tenaga listrik, sistem interkoneksi, proses penyaluran tenaga listrik, dan mutu tenaga listrik.

3). Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 4). Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) 5). Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sedangkan pembangkit tenaga listrik non konvensional meliputi : 1). Pembangkit Listrik Tenaga Angin 2). Pembangkit Listrik Tenaga Matahari 3). Pem

LISTRIK DINAMIS Listrik Dinamis A. PENDAHULUAN Listrik bergerak dalam bentuk arus listrik. Arus listrik adalah gerakan muatan-muatan listrik berupa gerakan elektron dalam suatu rangkaian listrik dalam waktu tertentu karena adanya tegangan listrik. Arus listrik termasuk ke dalam besaran pokok dengan satuan Ampere (A). Arus listrik dapat dirumuskan:

SISTEM TENAGA LISTRIK A. TEKNIK TENAGA LISTRIK Teknik Tenaga Listrik ialah ilmu yang mempelajari konsep dasar kelistrikan dan pemakaian alat yang asas kerjanya berdasarkan aliran elektron dalam konduktor (arus listrik). Dalam Teknik Tenaga Listrik dikenal dua macam arus : 1. Arus searah dikenal dengan istilah DC (Direct Current) 2.

umum bab vi ketentuan penutup standar kompetensi lulusan standar isi standar proses standar penilaian standar dosen & tenaga kependi standar sarana & prasarana standar pengelolaan standar pendanaan & pembiayaan standar hasil .

bab 4 konsep dasar konstruksi jaringan distribusi tenaga listrik 4.1 4.1 konsep dasar sistem tenaga listrik 4.1 4.2 konfigurasi sistem distribusi 4.3 4.3 keandalan kontinuitas penyaluran 4.8 4.4 sistem pembumian 4.8 4.4.1 pembumian transformator daya gardu induk pada sisi tm 4.9

The new 2nd grade Reading Standard 6 has been created by merging two separate reading standards: “Identify examples of how illustrations and details support the point of view or purpose of the text. (RI&RL)” Previous standards: 2011 Grade 2 Reading Standard 6 (Literature): “Acknowledge differences in the