1ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN FRAKTURA. Konsep Medis1.Anatomi dan Fisiologia. Anatomi TulangTulang terdiri dari sel-sel yang berada pada ba intraseluler. Tulang berasal dari embrionic hyaline cartilage yangmana melalui proses “Osteogenesis” menjadi tulang. Proses inidilakukan oleh sel-sel yang disebut “Osteoblast”. Prosesmengerasnya tulang akibat penimbunan garam kalsium.Ada 206 tulang dalam tubuh manusia, arkanbentuknya :1). Tulang panjang (Femur, Humerus) terdiri dari batang tebalpanjang yang disebut diafisis dan dua ujung yang disebutepifisis. Di sebelah proksimal dari epifisis terdapat metafisis.Di antara epifisis dan metafisis terdapat daerah tulang rawanyang tumbuh, yang disebut lempeng epifisis atau lempengpertumbuhan. Tulang panjang tumbuh karena akumulasitulang rawan di lempeng epifisis. Tulang rawan digantikanoleh sel-sel tulang yang dihasilkan oleh osteoblas, dan tulangmemanjang. Batang dibentuk oleh jaringan tulang yang utrabecular). Pada akhir tahun-tahun remaja tulang rawanNs.Arifianato, S,KS,Kep
2habis, lempeng epifisis berfusi, dan tulang berhenti rangsang pertumbuhan tulang panjang. Estrogen, bersamadengan testosteron, merangsang fusi lempeng epifisis.Batang suatu tulang panjang memiliki rongga yang disebutkanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang.2). Tulang pendek (carpals) bentuknya tidak teratur dan intidari cancellous (spongy) dengan suatu lapisan luar dari tulangyang padat.3). Tulang pendek datar (tengkorak) terdiri atas dua lapisantulang padat dengan lapisan luar adalah tulang concellous.4). Tulang yang tidak beraturan (vertebrata) sama sepertidengan tulang pendek.5). Tulang sesamoid merupakan tulang kecil, yang terletak disekitar tulang yang berdekatan dengan persediaan dandidukung oleh tendon dan jaringan fasial, misalnya patella(kap lutut).Tulang tersusun atas sel, matriks protein dan depositmineral. Sel-selnya terdiri atas tiga jenis ungsidalampembentukan tulang dengan mensekresikan matriks tulang.Matriks tersusun atas 98% kolagen dan 2% subtansi dasar(glukosaminoglikan, asam polisakarida) dan proteoglikan).Matriks merupakan kerangka dimana garam-garam mineralNs.Arifianato, S,KS,Kep
3anorganik ditimbun. Osteosit adalah sel dewasa yang terlibatdalam pemeliharaan fungsi tulang dan terletak dalam osteon(unit matriks tulang ). Osteoklas adalah sel multinuclear (berinti banyak) yang berperan dalam penghancuran, resorpsi danremosdeling tulang.Osteon merupakan unik fungsional mikroskopis tulangdewasa. Ditengah osteon terdapat kapiler. Dikelilingi kapilertersebut merupakan matriks tulang yang dinamakan lamella.Didalam lamella terdapat osteosit, yang memperoleh nutrisimelalui prosesus yang berlanjut kedalam kanalikuli yang halus(kanal yang menghubungkan dengan pembuluh darah yangterletak sejauh kurang dari 0,1 mm).Tulang diselimuti dibagian oleh membran fibrous padatdinamakan periosteum. Periosteum memberi nutrisi ke perlekatan tendon dan ligamen. Periosteum mengandung saraf,pembuluh darah, dan limfatik. Lapisan yang paling dekatdengan tulang mengandung osteoblast, yang merupakan selpembentuk tupi rongga sumsum tulang panjang dan rongga-ronggadalam tulang kanselus. Osteoklast , yang melarutkan tulanguntuk memelihara rongga sumsum, terletak dekat endosteumdan dalam lacuna Howship (cekungan pada permukaan tulang).Ns.Arifianato, S,KS,Kep
4Gambar 1 Anatomi tulang panjangStruktur tulang dewasa terdiri dari 30 % bahanorganik (hidup) dan 70 % endapan garam. Bahan organikdisebut matriks, dan terdiri dari lebih dari 90 % serat kolagendan kurang dari 10 % proteoglikan (protein plus sakarida).Deposit garam terutama adalah kalsium dan fosfat, dengansedikit natrium, kalium karbonat, dan ion magnesium.Garam-garam menutupi matriks dan berikatan dengan menyebabkan tulang memiliki kekuatan tensif (resistensiterhadap tarikan yang meregangkan). Sedangkan garam-garammenyebabkan tulang memiliki kekuatan kompresi (kemampuanmenahan tekanan).Ns.Arifianato, S,KS,Kep
5Pembentukan tulang berlangsung secara terus menerusdan dapat berupa pemanjangan dan penebalan tulang. Kecepatanpembentukan tulang berubah selama hidup. Pembentukantulang ditentukan oleh rangsangn hormon, faktor makanan, danjumlah stres yang dibebankan pada suatu tulang, dan terjadiakibat aktivitas sel-sel pembentuk tulang yaitu osteoblas.Osteoblas dijumpai dipermukaan luar dan dalam tulang.Osteoblas berespon terhadap berbagai sinyal kimiawi untukmenghasilkan matriks tulang. Sewaktu pertama kali dibentuk,matriks tulang disebut osteoid. Dalam beberapa hari garamgaram kalsium mulai mengendap pada osteoid dan mengerasselama beberapa minggu atau bulan berikutnya. Sebagianosteoblast tetap menjadi bagian dari osteoid, dan disebut osteositatau sel tulang sejati. Seiring dengan terbentuknya membentuk suatu sistem saluran mikroskopik di tulang.Kalsium adalah salah satu komponen yang berperanterhadap tulang, sebagian ion kalsium di tulang tidak mengalarnikristalisasi. Garam nonkristal ini dianggap sebagai kalsium yangdapat dipertukarkan, yaitu dapat dipindahkan dengan cepatantara tulang, cairan interstisium, dan darah.Sedangkan penguraian tulang disebut absorpsi, terjadisecara bersamaan dengan pembentukan tulang. PenyerapanNs.Arifianato, S,KS,Kep
6tulang terjadi karena aktivitas sel-sel yang disebut osteoklas.Osteoklas adalah sel fagositik multinukleus besar yang berasaldari sel-sel mirip-monosit yang terdapat di tulang. Osteoklastampaknya mengeluarkan berbagai asam dan enzim yangmencerna tulang dan memudahkan fagositosis. Osteoklasbiasanya terdapat pada hanya sebagian kecil dari potongantulang, dan memfagosit tulang sedikit demi sedikit. Setelahselesai di suatu daerah, osteoklas menghilang dan munculosteoblas. 0steoblas mulai mengisi daerah yang kosong tersebutdengan tulang baru. Proses ini memungkinkan tulang tua yangtelah melemah diganti dengan tulang baru yang lebih kuat.Keseimbangan antara aktivitas osteoblas dan osteoklasmenyebabkan tulang terus menerus diperbarui atau mengalamiremodeling. Pada anak dan remaja, aktivitas osteoblas melebihiaktivitas osteoklas, sehingga kerangka menjadi lebih panjang danmenebal. Aktivitas osteoblas juga melebihi aktivitas osteoklaspada tulang yang pulih dari fraktur. Pada orang dewasa muda,aktivitas osteoblas dan osteoklas biasanya setara, sehinggajumlah total massa tulang konstan. Pada usia pertengahan,aktivitas osteoklas melebihi aktivitas osteoblas dan kepadatantulang mulai berkurang. Aktivitas osteoklas juga meningkat padatulang-tulang yang mengalami imobilisasi. Pada usia dekadeketujuh atau kedelapan, dominansi aktivitas osteoklas dapatmenyebabkan tulang menjadi rapuh sehingga mudah patah.Ns.Arifianato, S,KS,Kep
7Aktivitas osteoblas dan osteoklas dikontrol oleh beberapa faktorfisik dan asdirangsang oleh olah raga dan stres beban akibat arus listrik yangterbentuk sewaktu stres mengenai tulang. Fraktur tulang secaradrastis merangsang aktivitas osteoblas, tetapi mekanismepastinya belum jelas. Estrogen, testosteron, dan hormonperturnbuhan adalah promotor kuat bagi aktivitas osteoblasdan pertumbuhan tulang. Pertumbuhan tulang dipercepat semasapubertas akibat melonjaknya kadar hormon-hormon tersebut.Estrogen dan testosteron akhirnya menyebabkan tulang-tulangpanjang berhenti tumbuh dengan merangsang penutupanlempeng epifisis (ujung pertumbuhan tulang). Sewaktu kadarestrogen turun pada masa menopaus, aktivitas osteoblasberkurang. Defisiensi hormon pertumbuhan juga mengganggupertumbuhan tulang.Vitamin D dalam jumlah kecil merangsang kalsifikasitulang secara langsung dengan bekerja pada osteoblas dan secaratidak langsung dengan merangsang penyerapan kalsium di gmendorong kalsifikasi tulang. Namun, vitamin D dalam jumlahbesar meningkatkan kadar kalsium serum dengan meningkatkanpenguraian tulang. Dengan demikian, vitamin D dalam jumlahbesar tanpa diimbangi kalsium yang adekuat dalam makananNs.Arifianato, S,KS,Kep
8akan menyebabkan absorpsi steoklas terutama dikontrol oleh hormon paratiroid. Hormonparatiroid dilepaskan oleh kelenjar paratiroid yang terletak tepatdi belakang kelenjar tiroid. Pelepasan hormon paratiroidmeningkat sebagai respons terhadap penurunan kadar kalsiumserum. Hormon paratiroid meningkatkan aktivitas osteoklas danmerangsang pemecahan tulang untuk membebaskan kalsium kedalam darah. Peningkatan kalsium serum bekerja secara umpanbalik negatif untuk menurunkan pengeluaran hormon paratiroidlebih lanjut. Estrogen tampaknya mengurangi efek hormonparatiroid pada osteoklas.Efek lain Hormon paratiroid adalah meningkatkankalsium serum dengan menurunkan sekresi kalsium oleh ginjal.Hormon paratiroid meningkatkan ekskresi ion fosfat oleh ginjalsehingga menurunkan kadar fosfat darah. Pengaktifan vitamin Ddi ginjal bergantung pada hormon paratiroid. Sedangkankalsitonin adalah suatu hormon yang dikeluarkan oleh kelenjartiroid sebagai respons terhadap peningkatan kadar kalsiumserum. Kalsitonin memiliki sedikit efek menghambat aktivitasdan pernbentukan osteoklas. Efek-efek ini meningkatkankalsifikasi tulang sehingga menurunkan kadar kalsium serum.Ns.Arifianato, S,KS,Kep
9b. Fisiologi TulangFungsi tulang adalah sebagai berikut :1). Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh.2). Melindungi organ tubuh (misalnya jantung, otak, dan paruparu) dan jaringan lunak.3). Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengankontraksi dan pergerakan).4). Membentuk sel-sel darah merah didalam sum-sum tulangbelakang (hema topoiesis).5). Menyimpan garam mineral, misalnya kalsium, fosfor.2.PengertianFraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulangyang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer et al, 2000).Sedangkan menurut Linda Juall C. dalam buku Nursing Care Plansand Dokumentation menyebutkan bahwa Fraktur adalah rusaknyakontinuitas tulang yang disebabkan tekanan eksternal yang datanglebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang.Patah Tulang Tertutup adalah patah tulang dimana tidakterdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar(Soedarman, 2000). Pendapat lain menyatakan bahwa patahtulang tertutup adalah suatu fraktur yang bersih (karena kulitmasih utuh atau tidak robek) tanpa komplikasi (Handerson, M. A,1992).Ns.Arifianato, S,KS,Kep
103.Etiologi1) Kekerasan langsungKekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titikterjadinya kekerasan. Fraktur demikian demikian sering bersifatfraktur terbuka dengan garis patah melintang atau miring.2) Kekerasan tidak langsungKekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempatyang jauh dari tempat terjadinya kekerasan. Yang patahbiasanya adalah bagian yang paling lemah dalam jalur hantaranvektor kekerasan.3) Kekerasan akibat tarikan ototPatah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi.Kekuatandapat berupa pemuntiran, penekukan, penekukan danpenekanan, kombinasi dari ketiganya, dan penarikan.4.PatofisiologiTulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatandan gaya pegas untuk menahan. Tapi apabila tekanan eksternalyang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, makaterjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atauterputusnya kontinuitas tulang. Setelah terjadi fraktur, periosteumdan pembuluh darah serta saraf dalam korteks, marrow, danjaringan lunak yang membungkus tulang rusak. Perdarahanterjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma dirongga medula tulang. Jaringan tulang segera berdekatan ke bagianNs.Arifianato, S,KS,Kep
11tulang yang patah. Jaringan yang mengalami nekrosis inimenstimulasi terjadinya respon inflamasi yang ditandai denganvasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi seldarah putih. Kejadian inilah yang merupakan dasar dari prosespenyembuhan tulang nantinyaFaktor-faktor yang mempengaruhi fraktur1) Faktor EkstrinsikAdanya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yangtergantung terhadap besar, waktu, dan arah tekanan yang dapatmenyebabkan fraktur.2) Faktor IntrinsikBeberapa sifat yang terpenting dari tulang yang menentukandaya tahan untuk timbulnya fraktur seperti kapasitas absorbsidari tekanan, elastisitas, kelelahan, dan kepadatan ataukekerasan tulang.5.Klasifikasi FrakturPenampikan fraktur dapat sangat bervariasi tetapi untuk alasanyang praktis , dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:a. Berdasarkan sifat fraktur (luka yang ditimbulkan).1). Faktur Tertutup (Closed), bila tidak terdapat hubunganantara fragmen tulang dengan dunia luar, disebut jugafraktur bersih (karena kulit masih utuh) tanpa komplikasi.2). FrakturTerbuka(Open/Compound),bilaterdapathubungan antara hubungan antara fragmen tulang denganNs.Arifianato, S,KS,Kep
12dunia luar karena adanya perlukaan kulit.b. Berdasarkan komplit atau ketidakklomplitan fraktur.1). Fraktur Komplit, bila garis patah melalui seluruh penampangtulang atau melalui kedua korteks tulang seperti terlihatpada foto.2). Fraktru Inkomplit, bila garis patah tidak melalui seluruhpenampang tulang seperti:a)Hair Line Fraktur (patah retidak rambut)b)Buckle atau Torus Fraktur, bila terjadi lipatan dari .c)Green Stick Fraktur, mengenai satu korteks denganangulasi korteks lainnya yang terjadi pada tulangpanjang.c. Berdasarkan bentuk garis patah dan hubbungannya denganmekanisme trauma.1). Fraktur Transversal: fraktur yang arahnya melintang padatulang dan merupakan akibat trauma angulasi atau langsung.2). Fraktur Oblik: fraktur yang arah garis patahnya membentuksudut terhadap sumbu tulang dan meruakan akibat traumaangulasijuga.3). Fraktur Spiral: fraktur yang arah garis patahnya berbentukspiral yang disebabkan trauma rotasi.Ns.Arifianato, S,KS,Kep
134). Fraktur Kompresi: fraktur yang terjadi karena trauma aksialfleksi yang mendorong tulang ke arah permukaan lain.5). Fraktur Avulsi: fraktur yang diakibatkan karena traumatarikan atau traksi otot pada insersinya pada tulang.d. Berdasarkan jumlah garis patah.1) Fraktur Komunitif: fraktur dimana garis patah lebih dari satudan saling berhubungan.2) Fraktur Segmental: fraktur dimana garis patah lebih darisatu tapi tidak berhubungan.3) Fraktur Multiple: fraktur dimana garis patah lebih dari satutapi tidak pada tulang yang sama.e. Berdasarkan pergeseran fragmen tulang.1). Fraktur Undisplaced (tidak bergeser): garis patah lengkapttetapi kedua fragmen tidak bergeser dan periosteum masihutuh.2). n tulang yang juga disebut lokasi fragmen, terbagiatas:a) Dislokasiadlongitudinamcumcontractionum(pergeseran searah sumbu dan overlapping).b) Dislokasi ad axim (pergeseran yang membentuk sudut).c) Dislokasi ad latus (pergeseran dimana kedua fragmensaling menjauh).Ns.Arifianato, S,KS,Kep
14f. Berdasarkan posisi frakurSebatang tulang terbagi menjadi tiga bagian :1. 1/3 proksimal2. 1/3 medial3. 1/3 distalg. Fraktur Kelelahan: fraktur akibat tekanan yang berulangulang.h. Fraktur Patologis: fraktur yang diakibatkan karena prosespatologis tulang.Pada fraktur tertutup ada klasifikasi tersendiri yangberdasarkan keadaan jaringan lunak sekitar trauma, yaitu:a. Tingkat 0: fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa cedderajaringan lunak sekitarnya.b. Tingkat 1: fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit danjaringan subkutan.c. Tingkat 2: fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringanlunak bagian dalam dan pembengkakan.d. Tingkat 3: cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yangnyata ddan ancaman sindroma kompartement.6.Manifestasi Klinika.Deformitasb.Bengkak/edemac.Echimosis (Memar)Ns.Arifianato, S,KS,Kep
157.d.Spasme otote.Nyerif.Kurang/hilang sensasig.Krepitasih.Pergerakan abnormali.Rontgen abnormalTest Diagnostika. /luasnyatrauma, skan tulang, temogram, scan gidentifikasi kerusakan jaringan lunak.b. Hitung darah lengkap : HB mungkin meningkat/menurun.c. Peningkatan jumlal sop adalah respons stress normal setelahtrauma.d. Kreatinin : traumaa otot meningkatkan beban kreatinin untukginjal.e. Profil koagulasi : perubahan dapat terjadi pada kehilangandarah, transfusi multiple, atau cederah hati.8.Penatalaksanaan Medika. Fraktur TerbukaMerupakan kasus emergensi karena dapat terjadi kontaminasioleh bakteri dan disertai perdarahan yang hebat dalam waktu 68 jam (golden period). Kuman belum terlalu jauh meresapNs.Arifianato, S,KS,Kep
16dilakukan:1) Pembersihan luka2) Exici3) Hecting situasi4) Antibiotikb. Seluruh Fraktur1) Rekognisis/PengenalanRiwayat kejadian harus jelas untuk mentukan diagnosa dantindakan selanjutnya.2) Reduksi/Manipulasi/ReposisiUpaya untuk memanipulasi fragmen tulang sehingga kembaliseperti semula secara optimun. Dapat juga diartikan Reduksifraktur (setting tulang) adalah mengembalikan fragmentulang pada kesejajarannya dan rotasfanatomis (brunner,2001).Reduksi tertutup, traksi, atau reduksi terbuka dapatdilakukan untuk mereduksi fraktur. Metode tertentu yangdipilih bergantung sifat fraktur, namun prinsip yangmendasarinya tetap, sama. Biasanya dokter melakukanreduksi fraktur sesegera mungkin untuk mencegah jaringanlunak kehilaugan elastisitasnya akibat infiltrasi karenaedema dan perdarahan. Pada kebanyakan kasus, roduksifraktur menjadi semakin sulit bila cedera sudah mulaimengalami penyembuhan.Ns.Arifianato, S,KS,Kep
17Sebelum reduksi dan imobilisasi fraktur, pasien harusdipersiapkan untuk menjalani prosedur; harus diperolehizin untuk melakukan prosedur, dan analgetika diberikansesuai ketentuan. Mungkin perlu dilakukan anastesia.Ekstremitas yang akan dimanipulasi harus ditangani denganlembut untuk mencegah kerusakan lebih lanjutReduksi tertutup. Pada kebanyakan kasus, reduksi eposisinya (ujung-ujungnya saling berhubungan) denganmanipulasi dan traksi manual.Ekstremitas dipertahankan dalam posisi yang diinginkan,sementara gips, biadi dan alat lain dipasang oleh dokter. Alatimmobilisasi akan menjaga reduksi dan menstabilkanekstremitas untuk penyembuhan tulang. Sinar-x harusdilakukan untuk mengetahui apakah fragmen tulang telahdalam kesejajaran yang benar.Traksi. Traksi dapat digunakan untuk mendapatkan efekreduksi dan imoblisasi. Beratnya traksi disesuaikan denganspasme ototyang terjadi. Sinar-x digunakan untukmemantau reduksi fraktur dan aproksimasi fragmen tulang.Ketika tulang sembuh, akan terlihat pembentukan kaluspada sinar-x. Ketika kalus telah kuat dapat dipasang gipsatau bidai untuk melanjutkan imobilisasi.Reduksi Terbuka. Pada fraktur tertentu memerlukanNs.Arifianato, S,KS,Kep
18reduksi terbuka. Dengan pendekatan bedah, fragmen tulangdireduksi. Alat fiksasi interna dalam bentuk pin, kawat,sekrup, plat paku, atau batangan logam digunakan untukmempertahankan fragmen tulang dalam posisnya sampaipenyembuhan tulang yang solid terjadi. Alat ini dapatdiletakkan di sisi tulang atau langsung ke rongga sumsumtulang, alat tersebut menjaga aproksimasi dan fiksasi yangkuat bagi fragmen tulang.3) Retensi/ImmobilisasiUpaya yang dilakukan untuk menahan fragmen tulangsehingga kembali seperti semula secara optimun.Imobilisasi fraktur. Setelah fraktur direduksi, fragmentulang harus diimobilisasi, atau dipertahankan dalam posisikesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan. Imobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atauinterna. Metode fiksasi eksterna meliputi pembalutan, gips,bidai, traksi kontinu, pin dan teknik gips, atau fiksatoreksterna. Implan logam dapat digunakan untuk fiksasiinternayang berperan sebagai bi
Anatomi dan Fisiologi a. Anatomi Tulang Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada ba intra-seluler. Tulang berasal dari embrionic hyaline cartilage yang mana melalui proses “ Osteogenesis ” menjadi tulang. Proses ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut “ Osteoblast”. Proses mengerasnya tulang akibat penimbunan garam kalsium. Ada 206 tulang dalam tubuh manusia, Tulang dapat .
2. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan dari hasil pengkajian, pada klien 1 maupun klien 2 ditegakkan diagnosa keperawatan yang sama yaitu Nyeri Akut. 3. Intervensi Keperawatan Pada Klien 1 dan Klien 2 telah ditetapkan rencana keperawatan yang telah disesuaikan dengan tinjauan pustaka berupa observasi nyeri secara komperhensif
keperawatan yang dapat dilakukan adalah menggunakan standar praktek asuhan keperawatan klinis kesehatan jiwa yaitu asuhan keperawatan jiwa. Tujuan : Untuk memahami bagaimana respon klien setelah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien perilaku kek
Jurnal ilmiah Research Sains Vol.2 No. 2 Juni 2016, 4. Doenges. (2000). Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Fraktur Mandibula. Jakarta: Salemba Medika. Hakim, A. H., & Adhani, R. (2016). Deskripsi Fraktur Mandibula pada Pasien Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasih Periode
- keperawatan tidak langsung 15 orang klien : 5 x 1 jam 15 jam - penyuluhan kesehatan 15 orang klien : 15 x 0,25 jam 3,75 jam Jadi total jam keperawatan secara keseluruhan adalah 73,75 jam Menentukan jumlah jam keperawatan per klien per hari 73,75 jam / 15 klien 4,9 jam b. .
asuhan keperawatan teoritis. BAB III KASUS DAN PEMBAHASAN Pada BAB ini berisi laporan kasus Asuhan keperawatan Ny.N dengan Diabetes Melitus di Ruang Kirana Rumah Sakit Tk. II dr. Soetarto Yogyakarta yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, evaluasi keperawatan.
adalah “Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan Masalah Gastritis di Puskesmas Rawat Inap Kampar Kiri”. 1.3. Tujuan Penulisan 1.3.1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu melaksanakan dan menerangkan proses Asuhan Keperawatan terhadap klien dengan masalah gastritis. 1.3.2. Tujuan Khusus a.
diagnosa keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan respon individu. Data Dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data Fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan .
KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA OSTEOPOROSIS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN MOBILITAS FISIK DI UPTD GRIYA WERDHA JAMBANGAN SURABAYA Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan Pada Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya Disusun Oleh : DESSY ARMADANI 20150660010 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN .