BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1

3y ago
90 Views
3 Downloads
788.41 KB
25 Pages
Last View : Today
Last Download : 3m ago
Upload by : Ronnie Bonney
Transcription

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1Anatomi Telinga2.1.1Telinga LuarTelinga luar terdiri dari daun telinga dan kanalis auditorius eksternus. Dauntelinga tersusun dari kulit dan tulang rawan elastin. Kanalis auditorius externusberbentuk huruf s, dengan tulang rawan pada sepertiga bagian luar dan tulang padadua pertiga bagian dalam. Pada sepertiga bagian luar kanalis auditorius terdapatfolikel rambut, kelenjar sebasea, serta kelenjar serumen yang memproduksiserumen pada telinga.6,112.1.2Telinga TengahTelinga tengah berbentuk ruang berongga dan berisi udara sehingga disebutkavum timpani. Bagian lateral dari telinga tengah berbatasan langsung denganmembran timpani dan bagian medial berbatasan dengan membrana ovale danmembrana rotundum.6Membran timpani berbentuk bundar terhadap kanalis auditorius externusdan terlihat oblik terhadap sumbu kanalis auditorius externus. Bagian atas darimembran timpani disebut pars flaksida dan bagian bawahnya disebut pars tensa.Membran timpani dibagi menjadi 4 kuadran, kuadran ini berfungsi untukmenyatakan letak apabila terdapat perforasi membran timpani.66

7Tuba eustachii merupakan saluran yang menghubungkan telinga tengahdengan nasofaring. Tuba eustachii pada bagian telinga dalam terbentuk oleh tulangdan tuba eustachii yang berakhir pada nasofaring terbentuk oleh tulang rawan. Tubaeustachii berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan udara antara telinga tengah danlingkungan sekitar dan proteksi.5Kavum timpani terdiri dari 3 tulang pendengaran yaitu malleus, incus danstapes. Tulang-tulang pendengaran ini dihubungkan oleh sendi-sendi yang fleksibeldan menempel pada dinding kavum timpani melalui ligamen untuk membentukpengungkit yang berfungsi untuk mengantarkan getaran dari membran timpani. M.tensor tympani dan M. stapeideus menempel pada malleus dan stapes, kedua ototini mengatur tingkat ketegangan rangkaian tulang dan transmisi suara.5,12Gambar 1. Anatomi Telinga Tengah132.1.3Telinga DalamTelinga dalam terdiri dari koklea dan vestibulum. Koklea yang berbentukdua setengah lingkaran dengan panjang sekitar 35 mm dan terbagi menjadi skala

8vestibuli, skala media dan skala timpani. Puncak koklea disebut helikotrema,menghubungkan skala timpani dengan skala vestibuli. Skala timpani dan skalavestibuli berisi cairan perilimfe , sedangkan Skala media berada dibagian tengahberisi cairan endolimfe. Vestibuler terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis yaitukanalis semisirkularis superior, posterior, dan lateral yang terletak di atas dan dibelakang vestibulum.5,14Vestibulum merupakan bagian yang membesar dari labirin tulang denganukuran panjang 5 mm, tinggi 5 mm dan dalam 3 mm. Dinding posterior vestibulumterdapat 5 lubang ke kanalis semisirkularis dan pada dinding anterior terdapatlubang berbentuk elips ke skala vestibulum koklea.14Organ corti terletak di membran basilaris dengan lebar 0.12 mm di bagianbasal dan melebar sampai 0.5 mm di bagian apeks, berbentuk seperti spiral. Sel-selrambut tersusun dalam 4 baris, yang terdiri atas 3 baris sel rambut luar denganjumlah 12.000 dan sebaris sel rambut dalam yang berjumlah 3.500. Sel rambutberfungsi untuk mengubah hantaran bunyi dalam bentuk energi mekanik menjadienergi listrik.14

9Gambar 2. Anatomi Koklea52.1.4Vaskularisasi TelingaVaskularisasi telinga dalam berasal dari A. Labirintin cabang A. Cerebelarisanteroinferior atau cabang A. Basilaris atau A. Verteberalis. Arteri ini masuk kemeatus akustikus internus dan terpisah menjadi A. Vestibularis anterior dan danA.Vestibulokohlearis. A. Vestibularis anterior memperdarahi N. Vestibularis,utrikulus dan sebagian duktus semisirkularis. A.Vestibulokohlearis sampai dimediolus daerah putaran basal kohlea terpisah menjadi cabang terminal vestibularisdan cabang kohlea. Cabang vestibular memperdarahi sakulus, sebagian besarkanalis semisirkularis dan ujung basal kohlea. Cabang koklea memperdarahiganglion spiralis, lamina spiralis ossea, limbus dan ligamen spiralis. A. Kohlearisberjalan mengitari N. Akustikus di kanalis akustikus internus dan didalam kohlea

10mengitari modiolus. Vena dialirkan ke V. Labirintin yang diteruskan ke sinuspetrosus inferior atau sinus sigmoideus. Vena-vena kecil melewati akuaduktusvestibularis dan kohlearis ke sinus petrosus superior dan inferior.152.1.5Inervasi TelingaN. Vestibulokohlearis yang dibentuk oleh bagian kohlear dan vestibular,didalam meatus akustikus internus bersatu pada sisi lateral akar N. Fasialis danmasuk batang otak antara pons dan medula. Sel-sel sensoris vestibularis dipersarafioleh N. Kohlearis dengan ganglion vestibularis (scarpa) terletak didasar dari meatusakustikus internus. Sel-sel sensoris pendengaran dipersarafi N. Kohlearis denganganglion spiralis corti.152.2Fisiologi PendengaranProses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi sumber bunyi olehdaun telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang kekoklea. Getaran tersebut menggetarkan membran timpani diteruskan ke telingatengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaranmelalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membrantimpani dan tingkap lonjong. Energi getar yang telah diamplifikasi ini akanditeruskan ke stapes yang menggerakan tingkap lonjong sehingga perilimfa padaskala vestibuli bergerak. Getaran diteruskan melalui membrana reissner yangmendorong endolimfa, sehingga kan menimbulkan gerak relatif antara membranbasilaris dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yangmenyebabkan terjadinya defleksi streosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ionterbuka dan terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keeadaan ini

elepaskanneurotransmitter kedalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi padasaraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nukleus auditorius sampai korteks pendengaran(area 39-40) di lobus temporalis. 5,62.3Gangguan Pendengaran2.3.1Definisi Gangguan PendengaranGangguan pendengaran merupakan keadaan seseorang tidak dapatmendengar lebih baik dibandingkan dengan orang normal (ambang dengar 25dBatau yang memiliki pendengaran baik pada telinga kanan dan kiri). Gangguanpendengaran dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu gangguan pendengarantipe konduktif dan tipe sensorineural kedua tipe gangguan pendengaran inibergantung pada bagian mekanisme pendengaran yang tidak dapat berfungsiadekuat.5 Gangguan pendengaran tipe konduktif adalah gangguan pendengaranyang disebabkan oleh kelainan atau penyakit di telinga luar atau telinga tengah.Gangguan pendengaran tipe sensorineural adalah gangguan pendengaran yangdisebabkan oleh kelainan pada koklea, dan nervus VIII.62.3.2Klasifikasi Gangguan Pendengaran2.3.2.1 Gangguan Pendengaran Tipe KonduktifGangguan Pendengaran tipe konduktif terjadi akibat adanya gangguanhantaran suara, disebabkan oleh kelainan atau penyakit di telinga luar, membrantimpani, telinga tengah, tulang-tulang pendengaran dan tuba eustachian.6,16Gangguan pendengaran tipe konduktif dapat terjadi oleh karena beberapa penyebabseperti:

121.Kelainan Anatomi TelingaAbnormalitas kraniofacial merupakan suatu faktor risiko dari gangguanpendengaranpada anak. Kelainan craniofacial yang dimaksud sepertikelainan anatotomi dari pinna, kanalis auditorius eksterna, lobulus, adanyafistula preaurikula dan abnormalitas tulang temporal. Kelainan anatomitelinga ini biasanya terjadi pada sindroma down, penyakit crouzon, sindromaKlippel Feil dan sindroma goldenhar.172.SerumenSerumen adalah hasil produksi kelenjar sebasea, seruminosa, epitel kulit yangterlepas dan partikel debu. Serumen dipengaruhi oleh faktor keturunan, iklim,usia dan keadaan lingkungan. Akumulasi serumen yang menumpuk di liangtelinga dapat menimbulkan gangguan pendengaran berupa tuli konduktif.63.Otitis eksternaOtitis eksterna merupakan penyakit inflamasi di kulit telinga luar yangdialami oleh sebagian besar orang dewasa. Faktor risiko dari otitis eksternaadalah kerusakan kulit akibat kelembaban, pembersihan telinga yang tidakbenar, gangguan ventilasi dan drainase telinga. Mikroorganisme pemicu yangdominan adalah bakteri gram negatif dan jamur.64.Benda asingBenda asing yang ditemukan di liang telinga sangat bervariasi . Benda asingdapat berupa benda mati, binatang, komponen tumbuh-tumbuhan danmineral. Pengeluaran benda asing yang kurang hati-hati dapat berisiko traumayang akan merusak membran timpani dan komponen telinga tengah.6

135.Otitis Media1) Otitis Media Akut: Faktor penyebab utama dari otitis media akut adalahadanya disfungsi tuba eustachii sehingga tidak dapat mencegah invasibakteri kedalam telinga tengah. Otitis media akut juga dapat didahuluidengan adanya infeksi saluran pernapasan akut.2) Otitis Media Efusi: Otitis media efusi adalah gangguan pada telingatengah yang disebabkan oleh proses inflamasi dan ditandai denganadanya akumulasi cairan pada telinga tengah tanpa gejala infeksi.18Produk metabolik dapat melintas dari telinga tengah sampai koklea atauvestibulum melewati fenestra ovalis dan rotundum.Etiologi otitis mediaefusi antara lain rinitis alergi, hipertrofi adenoid, kelainan anatomihidung (septum deviasi, hipertropi konka) dan tumor nasofaring.193) Otitis Media Supuratif Kronik: Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)dapat menyebabkan gangguan pendengaran tipe konduktif dan tipesensorineural. OMSK ditandai dengan adanya perforasi membrantimpani, yang dapat menghambat konduksi suara ke telinga bagiandalam. Ganguan fungsi pendengaran disebabkan karena adanyakerusakan pada struktur telinga tengah. Dalam beberapa kasus OMSK,dapat terjadi gangguan pendengaran permanen dikarenakan adanyaperubahan jaringan yang bersifat ireversibel dalam pendengaran. 204) Otitis Media Kronik: Otitis media kronik terdiri dari tipe tenang atau inaktif dan tipe aktif yang disebabkan oleh otitis media supuratif kronik.Kedua tipe ini mengakibatkan gangguan pendengaran tipe konduktif.

146.KolesteatomaKolesteatoma dalah suatu kista epiteleal yang berisi deskuamasi epitel(keratin). Kolesteatoma dibagi menjadi dua jenis yaitu kolesteatomakongenital yang terbentuk pada masa embrionik, dan kolesteatoma akuisitalyang terbentuk setelah anak lahir. Kolesteatoma akuisital dibagi menjadikolesteatoma primer yaitu kolesteatoma yang terbentuk tanpa didahului olehadanya perforasi membran timpani dan kolesteatoma akuisita sekunder yaitukolesteatoma yang didahului oleh adanya perforasi membran timpani67.OtosklerosisOtosklerosis merupakan kelainan kapsul tulang labirin yang mengalamispongiosis pada kaki tulang stapes, sehingga stapes menjadi kaku dan tidakdapat menghantarkan getaran suara ke labirin dengan baik. Faktor risikootosklerosis antara lain faktor keturunan dan gangguan pendarahan padastapes.68.BarotraumaBarotrauma merupakan keadaan dengan terjadinya perubahan tekananmelebihi 90cmHg secara tiba-tiba diluar telinga tengah sehinggamenyebabkan adanya tekanan negatif di rongga telinga tengah dan membuatcairan keluar dari pembuluh darah kapiler mukosa. 212.3.2.2 Gangguan Pendengaran Tipe SensorineuralGangguan Pendengaran tipe sensorineural terjadi karena adanya keadaangelombang suara di transmisikan ke telinga dalam, tetapi tidak diterjemahkanmenjadi sinyal saraf yang dapat diinterpretasikan oleh otak sebagai sensasi suara.

15Kerusakannya dapat terletak di organ corti, saraf auditorius, atau yang lebih jarangdijalur auditorius asendens atau korteks auditorius.5,16 Gangguan pendengaran tipesensorineural merupakan gangguan pendengaran yang bersifat permanen.Kerusakan ini dapat terjadi karena beberapa penyebab seperti:1.HerediterGangguan pendengaran tipe sensorineural dapat diturunkan secara autosomaldominan, autosomal resesif, atau x-linked resesif. Gen yang terlibat padagangguan pendengaran tipe sensorineural adalah GJB2 dan GJB6.22,232.Infeksi Rubella IntrauterinInfeksi rubella pada masa kehamilan terutama pada trimester pertama dapatmenyebabkan Congenital Rubella Syndrome (CRS) yang terdiri darigangguan pendengaran ( gangguan pendengaran tipe sensorineural), kelainanpada mata (katarak, glaukoma kongenital), dan kelainan pada jantung (patentductus arteriosus).19,24 Pemeriksan patologi anatomi telinga memperlihatkanadanya aplasia organ corti dan sakulus (pars inferior), pars superior umumnyanormal.193.Hipoksia pada masa perinatalHipoksia sistemik yang terjadi terus menerus akan menyebabkan kerusakankoklea dan kerusakan sistem saraf pusat. Kerusakan ini dapat bersifatreversibel jika koklea segera mendapat oksigenasi.254.Trauma1) Trauma akustik: trauma akustik mengakibatkan edema pada striavaskularis sehingga dapat menyebabkan hipoksia, pembentukan ROS

16dan stress oksidatif. Stress oksidatif menginisiasi adanya apoptosis selsehingga menyebabkan nekrosis sel-sel rambut.262) Trauma gelombang tekanan: ledakan atau pukulan yang mengenaitelinga dapat menyebabkan perforasi membran timpani.113) Cedera kepala: Cedera kepala dapat mengakibatkan terjadinya frakturtulang temporal. Fraktur tulang temporal dibedakan menjadi frakturlongitudinal dan fraktur transversal. Pada fraktur longitudinal berawaldari foramen magnum dan berjalan keluar menuju liang telinga, telingabiasanya berdarah dan menyebabkan gangguan pendengaran tipekonduktif. Fraktur transversal sering menyebabkan cedera labirin dansaraf fasialis, cedera labirin mengakibatkan suatu fenomena kontusidengan pemulihan keseimbangan dan pendengaran dengan ketuliantotal.19,274) Trauma iatrogenik (pasca operasi): tulang-tulang pendengaran dantelinga dalam berisiko tinggi mengalami cedera karena strukturnyayang halus.115) Noise Induced Hearing Loss (NIHL) adalah gangguan pendengaranyang disebabkan karena pajanan bising yang lama. Gangguanpendengaran ini ditandai dengan gangguan pendengaran tipesensorineural, bilateral, bersifatireversibel dan progresif. Padagangguan pendengaran ini terjadi penurunan frekuensi dari 3, 4, dan 6kHz.28,29 Penurunan frekuensi ini disebabkan adanya kerusakan padasel rambut.29

175.Otitis Media Supuratif KronikProses inflamasi yang berlangsunng kronis akan melepaskan babkandisfungsimukosilier dapat terjadi pada telinga tengah, sehingga terjadi akumulasimukus di telinga tengah. Akumulasi pus, sekret, mediator inflamasi dantoksin bakteri atau lipopolisakarida (LPS) ini akan meningkatkanpermeabilitas membran tingkap bundar. Hal ini akan meningkatkan absorpsibahan-bahan tersebut ke dalam koklea dan terjadi kontaminasi bahan-bahankimia atau toksin di dalam perilimfe. Toksin tersebut juga merusak sel rambutluar maupun sel rambut dalam koklea, sehingga menyebabkan tulisensorineural.306.MeningitisInfeksi meningeal menyebar secara langsung dari cairan serebrospinal keperilimfe dan menyebabkan labirintis berat, dengan vertigo berkepanjangandan gangguan pendengaran. Infeksi meningeal menunjukan adanyakerusakan di koklea atau saraf pendengaran. Kerusakan ini dapat terjadiunilateral maupun bilateral.19,317.PresbikusisPresbikusis Age Related Hearing Impairment (Presbikusis) adalah gangguanpendengaran pada usia tua.32 Gangguan pendengaran ini ditandai denganmenurunnya sensitifitas pendengaran, menurunnya kemampuan memahamipembicaraan di lingkungan yang bising, melambatnya pusat pengolahanstimulasi akustik dan gangguan lokalisasi suara.33 Gangguan pendengaran ini

18dipengaruhi oleh faktor instrinsik dan ekstrinsik. Faktor instrinsik karenaadanya kelainan pada DNA mitokondria, hipertensi, diabetes melitus,penyakit metabolik dan penyakit sistemik. Faktor ekstrinsik berupa paparankebisingan, obat ototoksik, dan diet dapat menyebabkan presbikusis. 33Perubahan histologis yang terkait dengan penuaan terjadi seluruh sistempendengaran mulai dari sel-sel rambut, koklea, dan korteks pendengaran dilobus temporal otak. Gacek dan Schuknecht membagi presbikusis menjadi 4jenis yaitu presbikusis sensori, neural, metabolik, dan mekanik. 348.Obat OtotoksikObat ototoksik merupakan obat yang mempunyai potensi menimbulkanreaksi toksik pada struktur-struktur di telinga dalam seperti koklea,vestibulum, kanalis semisirkularis, dan otolith. Penggunaan obat sepertiaminoglikosida yang digunakan untuk pengobatan pneumonia, diare, dantuberkulosis paru memiliki ototksisitas yang tinggi. Efek ototoksisitas dapatbersifat permanen karena disebabkan karena adanya kematian sel-sel rambutluar pada organ Corti dan sel sensorik tipe I pada organ vestibular.35Paparan awal obat ototoksik mempengaruhi daerah basal koklea. Paparanlanjutan menyebabkan penyebaran kerusakan ke arah apeks. Seiringmeningkatnya kerusakan pada sel rambut luar, perubahan degeneratif jugaikut terlibat dan dapat memengaruhi sel rambut dalam.359.Neuroma akustikNeuroma akustik merupakan neoplasma tersering pada fossa cranii posteriordan berasal dari sel schwann saraf vestibulokoklearis (90%). Bentuk

19Schwannoma vestibularis dibedakan menurut lokasinya, yaitu antara bentukmedial yang terletak di dalam fossa cranii dan bentuk lateral yang terletak dikanalis audirotis internus.11Tabel 2. Etiologi Gangguan Pendengaran.11KongenitalDidapatTipe konduktifMalformasi telinga dan tulangtulang pendengaranTelinga luar: serumen, otitiseksterna, benda asingTelinga tengah: efusi membrantimpaniPerforasi membran timpani,kolesteatoma, otosklerosisTipe sensorineuralHerediterInfeksi rubella intrauterinPerinatal: hipoksia, ikterusTrauma: bising, trauma kepala, pasca erosis, meningitis, campak, mumps,sifilisPresbikusisObat ototoksikNeuroma akustikTabel 3. Perbedaan Gangguan Pendengaran Tipe Konduktif dan GangguanPendengaran Tipe Sensorineural.16Pemahaman berbicaraIntoleransi terhadap suarakerasBerbicaraParacusis willisiiGejala yang sering timbulProfound hearing lossTes rinneTes weberHantaran TulangPure Tone Audiometry (PTA)air-bone gapPTA: RecruitmentPTA: Tone decayPTA: FrekuensiPTA: Ambang batasDiskriminasi berbicaraLesiTipe konduktifBaikTidak adaTipe sensorineuralBurukAda lesi di kokleaSuara pelanAdaOtorrhea/earacheTidak pernahNegatif (BC AC)Lateralisasi pada telinga yangsakitNormalAdaSuara kerasTidak adaTinitusAdaPositif (AC BC)Lateralisasi padayanng sehatBerkurangTidak adaTidak adaTidak adaBiasanya nada rendah yangterlibatTidak pernah 60-70 dBTidak terpengaruhTelinga luar dan telingatengahAda pada lesi kokleaAda pada lesi saraf auditoriusBiasanya nada tinggi yangterlibatBisa 60-70 dBBurukTelingadalam,sarafauditorius, pusat pendengarantelinga2.3.2.3 Gangguan Pendengaran Tipe CampuranGangguan pendengaran tipe campuran merupakan kombinasi dari gangguanpendengaran tipe konduktif dan tipe sensorineural.36

202.4Pemeriksaan Pendengaran2.4.1Tes PenalaPenala terdiri dari 1 set (5 buah) dengan frekuensi 128 Hz, 512 Hz, 1024Hz, dan 2048 Hz. Pemeriksaan ini merupakan uji kualitatif.1. Tes RinneTes Rinne ialah tes untuk membandingkan hantaran melalui udara danhantaran melalui tulang pada telinga yang diperiksa.62. Tes WeberTes weber ialah tes pendengaran untuk membandingkan hantaran tulangtelinga yang sakit dengan telinga yang sehat.63. Tes SchwabachTes schwabach ialah tes yang digunakan untuk membandingkan hantarantulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang pendengaranyanormal.64. Tes BingUji Bing adalah aplikasi dari apa yang disebut sebagai efek oklusi, yaitukeadaan penala terdengar lebih keras bila telinga normal ditutup.65. Tes Stenger: Digunakan pada pemeriksaan tuli anorganik.6Tabel 4. Interpretasi Uji Penala.6Uji RinneUji WeberUji SchwabachDiagnosisPositifNegatifTidak ada lateralisasiLateralisasi ke telinga yangsakitLateralisasi ke telinga yangsehatSama dengan pemeriksaMemanjangNormalGangguan pendengarantipe konduktifGangguan pendengarantipe sensorineuralPositifMemendek

212.4.2Audiometri Nada MurniAudiometri nada murni merupakan suatu alat elektroakustik yangdigunakan untuk mengukur adanya gangguan pendengaran, jenis dan derajatgangguan pendengaran. Audiometri nada murni dapat mengukur kemampuanpendengaran seseorang pada frekuensi 125 Hz, 250 Hz,

2.1 Anatomi Telinga 2.1.1 Telinga Luar Telinga luar terdiri dari daun telinga dan kanalis auditorius eksternus. Daun telinga tersusun dari kulit dan tulang rawan elastin. Kanalis auditorius externus berbentuk huruf s, dengan tulang rawan pada sepertiga bagian luar dan tulang pada dua pertiga bagian dalam. Pada sepertiga bagian luar kanalis auditorius terdapat folikel rambut, kelenjar sebasea .

Related Documents:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini menggunakan beberapa pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini berfungsi untuk pedoman dan pembanding penelitian yang akan dilakukan. Urfan (2017) melakukan penelitian berjudul Aplikasi Kalender Event Seni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL. PENELITIAN . 2.1 Tinjauan Pustaka. Tinjauan pustaka adalah kajian mengenai penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi permasalahan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian terhadap penelitiapenelitian sebelumnya diharapkan memberikan wawasan agar n-

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang aplikasi mobile berbasis android yang dibuat oleh universitas atau berisi info seputar kampus atau panduan bagi mahasiswa atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Keagenan Keagenan adalah hubungan yang mempunyai kekuatan hukum yang terjadi bilamana kedua pihak bersepakat, memuat perjanjian, dimana salah satu pihak diamakan agen, setuju untuk mewakili pihak lainnya yang

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Chronic kidney disease (CKD) a. Definisi Chronic kidney disease merupakan suatu keadaan kerusakan ginjal secar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini mengacu pada beberapa sumber dan tinjauan yang sudah ada dimana masing-masing penulis menggunakan metode yang berbeda sesuai dengan permasalahan yang di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Umum tentang Arbitrase 1. Pengertian Arbitrase Suatu hubungan keperdataan yakni dalam suatu perjanjian selalu akan ada resiko kemungkinan timbulnya suatu perselisihan dalam prosesnya baik antar pihak maupun dengan objek perjanjian. Sengketa tersebut dapat