BAB II LANDASAN TEORI MANAJEMEN KRISIS

2y ago
14 Views
2 Downloads
748.65 KB
23 Pages
Last View : 10d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Audrey Hope
Transcription

BAB IILANDASAN TEORI MANAJEMEN KRISISA. Pengertian Manajemen KrisisDalam bukunya, Yosal Iriantara, mengatakan “manajemen krisis ialahsalah satu bentuk saja dari ketiga bentuk respon manajemen terhadap perubahanyang terjadi di lingkungan eksternal organisasi”.35 G Harison dalam Kriyantonomemberikan definisi sebagai berikut:“A crisis is a critical period following an event that mightnegatively affect an organization in which decisionshave to be made that will affect the bottom line of anorganization. It is a time of exploration requiring rapidprocessing of information and decisive action to attemptto minimize harm to the organization and to make themost of a potentially damaging situation”(Krisis merupakan suatu masa yang kritis berkaitan dengan suatu peristiwa yangkemungkinanpengaruhnyanegatif terhadaporganisasi. Karena itu,keputusan cepat dan tepat perlu dilakukan agar tidak mempengaruhikeseluruhan operasional organisasi. Pengambilan keputusan pasti memerlukanpemrosesan informasi langkah berani untuk meminimalkan akibat yang tidakdiinginkan. Sebuah krisis cenderung menjadi sebuah situasi yang menghasilkanefek negatif yang mempengaruhi organisasi dan publiknya, produknya, danreputasinya.36 Efek negative krisis seperti yang didefinisikan oleh Laurence3536Yosal Iriantara, Manajemen Strategis Public Relations, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), 116.Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), 173-174.31digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

32Barton bahwa kejadian bisa saja menghancurkan organisasi dan karyawan,produk, jasa, kondisi keuangan dan reputasi.37Dalam hal memetakan atau mendeskripsikan bagaimana langkah responmanajemen PD Muhammadiyah Sidoarjo dalam merespon “kedatangan” pihakeksternal ini peneliti menggunakan teori yang dipaparkan dalam Nova, 2009tentang langkah-langkah mengelola krisis:38B. Ciri-ciri Perusahaan (Organisasi) Berada dalam Situasi KrisisDikarenakan krisis itu sendiri menimbulkan dampak negative yangdapat merugikan perusahaan/ organisasi, maka perlu dan penting pula kiranyamembuka bagaimana indicator atau ciri sebuah perusahaan sudh dalam kondisikrisis. Karena bilamana kita tidak tahu indicator krisis, maka sulit menyadariadanya krisis. Dan berujung pada tidak ada penyikapan terhadap krisis yangterjadi. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena bisa membuyarkan perusahaanbegitu saja. Berikut ini ciri-ciri krisis yang disebutkan oleh Rhenald Kasaliseperti pada tabel di bawah ini:3937Laurence Barton, Crisis in Organizations: Managing and Communicating in the Heat of Chaos,(Cincinnati: South-Western Publishing, 1993),2.38Firsan Nova, Crisis Public Relation, (Jakarta: Grasindo, 2009), 108.39Rhenald Kasali, Change!, (Jakarta: Gramedia, 2005), 89.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

33Tabel 2.1Ciri-ciri KrisisC. Bentuk-bentuk KrisisBentuk-bentuk atau pengelompokan kategori krisis bisa dibedakanmenurt penyebab krisisnya. Menurut Otto Lerbinger kategori krisis dapatdikelompokkan sebagai berikut:401. Krisis teknologis (technological crisis). Dalam era pascaindustri ini makinbanyak koorporasi yang tergantung pada kemajuan dan keandalanteknologi, sehingga bilamana teknologinya gagal maka akibatnya bagimasyarakat sangat dahsyat.Laura Mazur & John White, “Manajemen Krisis”, terj, Miftah F. Rakhmat, Jurnal ISKIManajemen Krisis, No.2 (Oktober, 1998), 32.40digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

342. Krisis konfrontasi (confrontation crisis). Krisis timbul karena gerakan masamelakukan proses dan kecaman terhadap korporasi.3. Krisis tindak kejahatan (crisis of malevolence). Krisis timbul sebagai akibatdari tindakan beberapa orang atau kelompok-kelompok terorganisasi.4. Krisis kegagalan manajemen (crisis of management failures). Krisis munculkarena terjadinya salah urus dan penyalahgunaan kekuasaan olehkelompok-kelompok yang diberi kewenangan khusus.5. Krisis ancaman-ancaman lain (crisis involving other threats to theorganization). Dalam perkembangan sekarang, krisis terutama dapatberbentuk likuidasi, pencaplokan, dan merger perusahaanApapun penyebabnya, suatu krisis tidak dapat dibiarkan karena krisismerupakan suatu kejadian yang mempunyai lingkup luas kemasyarakat. Krisissecara potensial dapat mengakibatkan kerusakan jangka panjang pada citraperusahaan, baik kehilangan kepercayaan dari publik dan konsumen maupunmelemahnya moral kerja karyawan.41 Seperti dikatakan Rosady Ruslan suatuorganisasi atau perusahaan yang mengalami krisis, dapat menimbulkan resikosebagai berikut:421. Intensitas masalah menjadi meningkat.2. Menjadi sorotan publik, baik melalui liputan media massa, informasi yangdisebarkan melalui mulut ke mulut.Lena Satlita, “Strategi Komunikasi dalam Menangani Krisis Organisasi”, Efisiensi, N0.2 Volume5, (Agustus, 2005).42Rosady Ruslan, Praktik dan Solusi Public Relations dalam Situasi Krisis dan Pemulihan Citra,(Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999), 73.41digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

353. Mengganggu kelancaran kegiatan dan aktivitas sehari hari, organisasi danmengganggunama baik serta citra organisasi.4. Merusak sistem kerja, etos kerja, dan mengacaukan sendi-sendi organisasisecara total yang mengakibatkan lumpuhnya kegiatan.5. Membuat masyarakat ikut-ikutan panik.6. Mengundang ikut campur tangan pemerintah, yang mau tidak mau harusturut mengatasi masalah yang timbul.7. Dampak atau efek dari krisis tersebut tidak saja merugikan organisasi yangbersangkutan, tetapi juga masyarakat tertentu atau lainnya ikut merasakanakibatnya.8. Lingkup dampak akan dengan cepat meluas, disebabkan oleh kemajuanteknik di bidang komunikasi.D. Faktor Penyebab KrisisMengenai penyebab timbulnya krisis, Shirivasta dan Mitroff (NgurahPutra, 1999:90) membagi krisis kedalam empat kategori berdasarkan penyebabkrisis yang dikaitkan dengan tempat krisis.43 Pertama, yang terkategori dalampenyebab teknis dan ekonomis. Kedua, yang terkategori sebagai penyebabmanusiawi, organisatoris dan sosial. Mereka juga mengategorikan penyebabkrisis dilihat dari sudut tempat asal atau kejadian di dalam atau di luarorganisasi. Berdasarkan kategori ini mereka membuat empat sel untuk melihattipologi krisis, seperti tergambarkan pada bagan berikut ini:43I Gusti Ngurah Putra, Manajemen Hubungan Masyarakat, (Yogyakarta: Penerbitan UniversitasAtmajaya, 1999), 90.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

36Tabel 2.2Tipologi KrisisTeknis/ EkonomisSel 1Sel 2Krisis yang disebabkan adanyaKrisis yang disebabkan faktorkegagalan teknis ekonomis di dalamteknis-ekonomis yang terjadi di luarorganisasi:perusahaan: Kecelakaan kerja Perusakan lingkungan yang Kerusakan produkmeluas Kemacetan computer Bencana alam Informasi yang rusak/hilang Hostile takeover Krisis sosial Kerusakan sistem berskala luasInternalEksternalSel 3Sel 4Krisis yang disebabkan oleh faktor-Krisis yang terjadi karena faktor2faktor sosial/manusia dansosial di luar lingkungan organisasi,manajemen yang bersumber diyakni adanya orang/kelompok yangdalam perusahaan:bereaksi secara negatif terhadap Kegagalan beradaptasi/melakukan perubahanperusahaan: Symbolic projection Sabotase oleh orang dalam Sabotase orang luar Kemacetan organisasional Teroris, penculikan eksekutif On-site prosuct tampering Off-site prosuct tempering Aktivitas illegal Counterfeiting (pemalsuan/ Penyakit karena pekerjaanpeniruan produk)Manusia/ Organisasi/ Sosialdigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

37Dengan demikian, penyebab krisis dapat dikategorikan menjadi:1. Karena kesalahan manusia (human error)2. Karena kegagalan teknologi3. Karena alasan sosial (kerusuhan, perang, sabotase, teroris)4. Karena berkaitan dengan bencana alam5. Karena ketidakbecusan manajemenSebuah krisis mungkin disebabkan hanya satu faktor, tetapi sangatsering terjadi krisis akibat kombinasi faktor-faktor di atas. Contohnya adalahkasus kecelakaan Bhopal di bulan Desember 1984. 40 ton gas beracun methylisocyanate bocor dari tank penyimpan bawah tanah pada pabrik pestisida UnionCarbide dan menewaskan 3000 orang serta ratusan ribu orang terkenaradiasinya. Di sini, ada faktor kesalahan manusia karena membiarkan masuknyaair ke dalam tank yang menyebabkan peledakan. Namun juga ada akmemperhitungkankemungkinan human error yang terjadi serta tidak berfungsinya mekanismepenyelamat. Faktor dominan penyebab ledakan tersebut adalah masalahmanajerial berupa kurangnya prosedur penyelamatan serta kurangnya latihanoperator. Secara sosial pun proyek ini kurang layak karena pemerintah Indiamengijinkan pabrik ini beroperasi di kawasan perkampungan yang padat.44Ratna S.A. Ervan, S.S., M.Si., “Manajemen Isu, Krisishttps://belajarkomunikasi.wordpress.com/, (6 Juni 2017), pukul 13.52.44&Konflik”,dalamdigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

38E. Peramalan Krisis (Forcasting)Untuk itu peramalan terhadap krisis (forcasting) perlu dilakukan padasituasi pra-krisis. Hal ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi danmenganalisa peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang terjadi padaorganisasi/ perusahaan. Untuk memudahkannya manajemen dapat melakukanperamalan (forcasting) dengan memetakan krisis pada peta barometer krisis.Dalam peramalan krisis ini, manajemen akan menilai tahapan krisis yangdihadapi oleh organisasinya sesuai anatominya seperti yang diungkap olehSteven Fink:45Gambar 2.145Tahapan Krisis Menurut Steven FinkIbid., Manajemen Hubungan Masyarakat, 9-11.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

391. Tahap prodromal. Krisis yang terjadi pada tahap ini kadang diabaikankarena perusahaan (sepertinya) masih berjalan secara normal. Tahap inidisebut juga dengan warning stage karena sesungguhnya meskipun krisisbelum meledak, namun krisis sudah muncul, yakni gejala-gejala yang harussegera diatasi. Tahap ini merupakan tahap yang menentukan. Apabilaperusahaan mampu mengatasi gejala-gejala yang timbul, maka krisis tidakakan melebar dan memasuki fase-fase berikutnya.46Sayangnya, jarangadanya instansi yang menyadari krisis pada tahap prodromal tetapi ada pulayang menyadarinya hingga diketahui oleh pihak internal instansi kemudianberhasil ditangani.47 Tahap prodromal biasanya muncul dalam salah satudari tiga bentuk ini:48a. Jelas sekali. Gejala-gejala awal terlihat jelas. Misalnya ketikakaryawan datang ke manajemen untuk meminta kenaikan gaji,perbedaan pendapat di antara direksi, kerusakan alat di pabrik(internal); selebaran gelap di masyarakat (eksternal).b. Samar-samar. Gejala yang muncul tampak samar-samar karena sulitmenginterpretasikan dan menduga luasnya suatu kejadian. Misalnyaderegulasi, munculnya pesaing baru, ucapan pembentuk opini kadangkadang tidak langsung terasa dampaknya pada perusahaan, namundapat menjadi masalah besar di kemudian hari.46Ibid., Manajemen Public Relations, 225-226.Kiki Handayani dan Eman Anom, “Peran PR Menerapkan Krisis dalam Memulihkan Citra PT.Garuda Indonesia Pasca Kecelakaan Pesawat Boeing G.737/400 di Yogyakarta”, JurnalKomunikologi, Vol.7 No.1, (Maret, 2010).48Ibid., “Manajemen Isu, Krisis & Konflik”, d (6 Juni 2017), pukul 13.52.47digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

40c. Sama sekali tidak terlihat. Gejala-gejala krisis bisa tak terlihat samasekali. Misalnya kerugian yang dialami salah satu produk atau salahsatu lini yang dirasakan wajar oleh sebuah perusahaan. Namun yangterpikirkan oleh perusahaan tersebut adalah seberapa jauh kerugian itudapat menjadi kanibal seperti kasus Bank Summa yang menelan sahamkeluarga Suryadjaya pada PT. Astra Internasional.2. Tahap akut. Inilah tahap ketika orang mengatakan: “telah terjadikrisis”.49 Tahap ini terjadi karena tidak berhasil mendeteksi ataumenangani gejala-gejala krisis yang terjadi pada tahap prodromal.Orang menganggap suatu krisis dimulai dari sini karena gejala yangtidak jelas itu mulai kelihatan jelas. Pada tahap ini krisis akandipindahtangankan ke Crisis Management Team (CMT). Pada tahapini gejala yang semula samar atau bahkan tidak terlihat sama sekalimulai tampak jelas. Krisis akut sering disebut sebagai the point of noreturn, artinya apabila gejala yang muncul pada tahap peringatan(tahap prodromal) tidak terdeteksi sehingga tidak tertangani, makakrisis memasuki tahap akut yang tidak akan bisa kembali lagi.Kerusakan sudah mulai bermunculan, reaksi mulai berdatangan, isumenyebar luas.50Arief Fajar, “Sistem Kendali dan Strategi Penanganan (Manajemen) Krisis Dalam Kajian PublicRelations”, Jurnal Komunikasi, Volume 1 Nomor 3, (Juli 2011), 282.50Suharyanti dan Achmad Hidayat Sutawidjaya, “Analisis Krisis Pada Organisasi BerdasarkanModel Anatomi Krisis dan Perspektif Public Relation”, Jornal Communication Spectrum, Vol. 2No.2, (Agustus 2012-Januari 2013), 169.49digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

413. Tahap kronik. Apabila krisis diibaratkan badai, pada tahap ini badaitelah berlalu, yang tersisa hanya reruntuhan bangunan akibat badai.Berakhirnya tahap kronik dinyatakan dengan langkah-langkahpembersihan. Tahap ini disebut juga sebagai the cleanup phase atau thepost mortem. Seringkali tahap ini juga diidentifikasi sebagaitahap recovery atau selfanalysis. Tahap ini ditandai dengan perubahanstruktural, seperti penggantian manajemen, penggantian pemilik, ataubahkan mungkin juga perusahaan dilikuidasi. Perusahaan harus segeramengambil keputusan apakah akan mau hidup terus atau tidak.4. Tahap resolusi. Tahap resolusi merupakan tahap resolusi kembalikondisi perusahaan. Harus dicatat bahwa dari berbagai riset jugaditemukan bahwa dalam tahap ini krisis tidak akan berhenti begitu saja.Karena tahap-tahap krisis ini merupakan siklus yang berputar, makabila telah memasuki tahap resolusi perusahaan tetap harus waspada bilaproses penyembuhan tidak benar-benar tuntas, krisis akan kembali ketahap prodromal. Bisa dikatakan, tahap ini merupakan tahap lanjutanyang mesti dirumuskan setelah startegi pemulihan krisis untukmemastikan atau membuat antisipasi dari kemungkinan munculnyakembali kondisi pra-krisis.51Menurut Fink keempat tahap tersebut saling berkaitan danmembentuk suatu siklus seperti gambar diatas. Lama waktu yang ditempuholeh setiap tahap tidak menentu tergantung krisis yang dialami oleh51Ibid, Crisis Management Planning For The Inevitable, 28.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

42perusahaan. Apabila krisis yang terjadi termasuk krisis yang berat, danjuga tidak tertangani dengan baik, maka memungkinan terburuk yang bisadialami perusahaan bisa saja runtuh atau bahkan bangkrut.52Sedangkan menurut Rhenald Kasali, tahapan itu tidak bersifatbaku, dalam pengertian bahwa tahap yang satu secara otomatis diikuti olehtahap berikutnya. Sebab bila PR tidak memberi perhatian lebih, bukantidak mungkin tahap kronik akan kembali ke tahap akut. Untuk itulah,antisipasi krisis harus benar-benar disiapkan secara matang. Persiapanyang matang untuk menghadapi sebuah krisis akan mempercepat prosespemulihan krisis yang terjadi hingga tidak perlu melalui tahap akut dantahap kronik.53 Bila perusahaan sudah menyiapkan antisipasi krisis secaramatang, bisa jadi akan mempercepat upaya pemulihan krisis, hingga tidakperlu melewati tahap akut dan kronik.F. Pencegahan Krisis (Prevention)Langkah-langkah pencegahan sebaiknya diterapkan pada situasipra-krisis. Untuk mencegah kemungkinan terjadinya krisis. Namun, jikakrisis tidak dapat dicegah, manajemen harus mengupayakan agar krisistidak jika kelak krisis betul-betul terjadi. Untuk itu, begitu terlihat tandatanda krisis, segera arahkan ke tahap penyelesaian.54Ibid., “Analisis Krisis Pada Organisasi Berdasarkan Model Anatomi Krisis dan Perspektif PublicRelation”, 169.53Silih Agung Wasesa, Strategi Public Relations Bagaimana Strategi Public Relations dari 36 MerkGlobal dan Lokal Membangun Citra, Mengendalikan Krisis, dan Merebut Hati Konsumen, (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama), 20.54Ibid., Crisis Public Relation, 143.52digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

43G. Intervensi (Pengendalian) KrisisLangkah intervensi dalam situasi krisis bertujuan untuk mengakhirikrisis. Penanggulangan terhadap kerusakan (damage control) dilakukanpada tahap akut. Berikut langkah-langkah penanggulangan krisis menurutKasali:551. Identifikasi (penyebab krisis),Selain melakukan meramalkan tahapan krisis, manajemen organisasi jugaperlu mengidentifikasi krisis ini ialah mengenai apa penyebab terjadinyakrisis sebuah organisasi. Jadi dalam tahap ini peneliti akan memaparkanbagaimana PD Muhammadiyah Sidoarjo mengidentifikasi hal-hal apa yangmenyebabkan bisa masuknya Subyek Sha lafi ke dalam ketakmiran masjidAn-Nur. Apakah itu bersumber dari lemahnya internal (kinerja takmir,materi dakwah, fasilitas penunjang dakwah), atau dari faktor eksternal(jamaahnya, pesaingnya, pemerintah, masyarakat lingkungan sekitar).Identifikasi penyebab krisis ini tentu akan mempengaruhi pendekatanpenanganan krisis. Apakah sebabnya karena faktor teknis atau ekonomis,atau karena sebab faktor manusia/ organisasi/ sosial. Dilihat dari teori faktorpenyebab krisis, kedua faktor itu bisa bersumber dari 2 sisi:a. kekeliruan di pihak internal,b. ataukah pengaruh, desakan, dorongan dari pihak eksternal55Ibid., Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, 231-234.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

442. Isolasi/ pengucilan,Krisis adalah penyakit. Kadang bisa juga berarti lebih dari sekadarpenyakit biasa, ia adalah penyakit menular. Makna isolasi itu sendiriialah 1 pemisahan suatu hal dari hal lain atau usaha untuk memencilkanmanusia dari manusia lain; pengasingan; pe-mencilan; pengucilan; 2keadaan terpencilnya satu wilayah karena jauh dari hubungan lalulintas; 3 penyekatan (pengham-batan atau penahanan) arus listrik olehsuatu bahan sehingga arus itu tidak dapat mengalir; 4 Ikn pemisahansatu kelom-pok ikan dari kelompok ikan lain sehingga perkawinanantarkelompok dapat dihindari.56 Untuk mencegah krisis menyebarluas ia harus diisolasi, dikarantinakan sebelum tindakan seriusdilakukan.57 Mengisolasi krisis bisa juga dimaknai sebagai mengisolasikemungkinan dampak krisis itu bisa menyebar. Dengan begitu krisis,selain tidak menyebar pada aspek lainnya, juga tidak menimbulkandampak yang lebih parah.3. Pemetaan internal-eksternalAnalisis situasi berupa tahapan untuk membaca situasi danmenentukan kekuatan–kelemahan–peluang–ancaman yang akan menjadidasar perumusan strategi.5657KBBIIbid., Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, 231-232digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

454. Pilihan StrategiUntuk menanggulangi krisis, perusahaan membutuhkansejumlah dana yang digunakan untuk me

46 Ibid., Manajemen Public Relations, 225-226. 47 Kiki Handayani dan Eman Anom, “Peran PR Menerapkan Krisis dalam Memulihkan Citra PT. Garuda Indonesia Pasca Kecelakaan Pesawat Boeing G.737/400 di Yogyakarta”, Jurnal Komunikologi, Vol.7 No.1, (Maret, 2010). 48 Ibid., “Manajemen Isu, Krisis & Konflik”, d (6 Juni 2017), pukul 13.52.File Size: 748KB

Related Documents:

teori manajemen secara umum dapat dibagi menjadi empat bagian antara lain: a. Manajemen Ilmiah (1870-1930) b. Manajemen Klasik (1900-1940) c. Manajemen Hubungan Manusia (1930-1940) d. Manajemen Modern (dari 1940 sampai dengan saat ini). Konsep dasar manajemen menurut beberapa teori sebagai berikut: a. Teori Manajemen Ilmiah

tentang teori-teori hukum yang berkembang dalam sejarah perkembangan hukum misalnya : Teori Hukum Positif, Teori Hukum Alam, Teori Mazhab Sejarah, Teori Sosiologi Hukum, Teori Hukum Progresif, Teori Hukum Bebas dan teori-teori yang berekembang pada abad modern. Dengan diterbitkannya modul ini diharapkan dapat dijadikan pedoman oleh para

BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) 1. Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah suatu proses yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pemimpin dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan,

BAB II LANDASAN TEORI A. MANAJEMEN STRATEGIK 1. Pengertian Manajemen Strategik . B. ANALISIS SWOT 1. Pengertian Analisis SWOT Analisis situasi merupaka awal proses perumusan strategi. Selain itu, analisis situasi juga mengharuskan para manajer strategik untuk menemukan

BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen Sumber Daya Manusia Didalam pengembangan perusahaan, sumber daya manusia faktor terpenting pendukung berlangsungnya suatu perusahaan. Manajemen sumber daya manusia merupakan proses mendayagunakan manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar potensi fisik dan psikis yang dimilikinya

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan pustaka 1. Manajemen sumber daya manusia (Laut) Manajemen adalah kegiatan atau proses pengarahan menggerakan sekelompok orang dan fasilitas dalam usaha untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam lingkup sebuah perusahaan, sistem kepengelolaan ini merupakan sebuah hal yang wajib untuk diadakan .

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Manajemen Pemasaran a. pengertian Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran merupakan kegiatan penganalisisan, perencanaan, untuk membentuk, membangun, dan memelihara, keuntungan dari pertukaran melalui sasaran pasar

BAB II KERANGKA TEORITIS A. Landasan Teori 1. Manajemen Strategi . Analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, threats) a. Pengertian analisis SWOT . Berdasarkan teori yang telah di paparkan diatas maka dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah suatu teknik yang digunakan oleh manajemen untuk mengidentifikasi berbagai faktor .