BUKU AJAR PROMOSI KESEHATAN - UINSU

3y ago
74 Views
11 Downloads
1.40 MB
107 Pages
Last View : 16d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Ciara Libby
Transcription

BUKU AJARPROMOSI KESEHATANOLEH:PUTRA APRIADI SIREGARNIP. 198904162019031014FAKULTAS KESEHATANMASYARAKATUNIVERSITAS ISLAM NEGERISUMATERA UTARAMEDAN2020

KATA PENGANTARSegala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. Alhamdulillahi Rabbil’Aalamin, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunanmodul ini. Shalawat dan salam dengan ucapan Allahumma sholli ’ala Muhammad wa ’ala aliMuhammad penulis sampaikan untuk junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw.Dikat Mata Kuliah Dasar Promosi Kesehatan ini disusun untuk memenuhikebutuhan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN Sumatera Utara Medan dalammenempuh mata kuliah Dasar Promosi Kesehatan. Modul ini disusun dengan kualifikasimerangkum semua materi teoritis. Teknik penyajiannya dilakukan pada setiap pertemuansebanyak 2 sks.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa modul ini tentu punya banyak kekurangan.Untuk itu penulis dengan berlapang dada menerima masukan dan kritikan konstruktif dariberbagai pihak demi kesempurnaannya di masa yang akan datang. Akhirnya kepada Allahjualah penulis bermohon semoga semua ini menjadi amal saleh bagi penulis dan bermanfaatbagi pembaca.Medan,Mei 2020PenulisPutra Apriadi Siregar, SKM, M.KesNIP. 198904162019031014i

DAFTAR ISIHalamanBAB 1. SEJARAH PROMOSI KESEHATAN .1.1. Era Globalisasi dan Promosi Kesehatan .1.2. Profil Promosi Kesehatan .1.3. Unit PKM/Promosi Kesehatan di Daerah .1135BAB 2. KONSEP DASAR PENDIDIKAN KESEHATAN .2.1. Konsep Pendidikan .2.2. Batasan Pendidikan Kesehatan .2.3. Sasaran Pendidikan Kesehatan.2.4 Proses Pendidikan Kesehatan .2.5 Teori Proses Belajar .778101114BAB 3. MEDIA PROMOSI KESEHATAN .3.1. Media Promosi Kesehatan .3.2. Jenis Media Promosi Kesehatan.3.2. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media .18181931BAB 4. METODE PROMOSI KESEHATAN4.1. Metode Promosi Kesehatan .4.2. Pembagian Kelompok Besar dalam Promosi Kesehatan .4.3. Pembagian Kelompok Kecil dalam Promosi Kesehatan .4.4. Pembagian Kelompok Massa dalam Promosi Kesehatan .33343641BAB 5. KONSEP PERILAKU DAN PERILAKU KESEHATAN5.1. Batasan Perilaku .5.2. Perilaku Kesehatan .5.3. Domain Perilaku .4.4 Perubahan (Adopsi) Perilaku dan Indikatornya .43454859BAB 6. DETEMINAN DAN PERUBAHAN PERILAKU6.1. Konsep Umum .6.2. Teori Perubahan Perilaku .6.3. Bentuk – Bentuk Perubahan Perilaku .636883BAB 7. KOMUNIKASI KESEHATAN7.1. Komunikasi Kesehatan .7.2. Bentuk Komunikasi Interpersonal .7.3. Komunikasi Terapeutik .7.4. Komunikasi Persuasif .85878991DAFTAR PUSTAKA .103ii

BAB 1SEJARAH PROMOSI KESEHATAN1.1. Era Globalisasi dan Promosi KesehatanKurun waktu 2000 an ini juga merupakan era globalisasi. Batas – batas antar negaramenjadi lebih longgar. Persoalan menjadi lebih terbuka. Berkaitan dengan era globalisasi inidapat menimbulkan pengaruh baik positif maupun negatif. Di satu pihak arus informasi dankomunikasi mengalir sangat cepat. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Duniamenjadi lebih terpacu dan maju. Di Pihak lain penyakit menular yang ada di satu negaradapat menyebar secara cepat ke negara lainapabila negara dapat menyebar secara cepat kenegara ,ain apabila negara lain apabila negara itu rentan atau rawan. Misalnya AIDS, masalahmerokok, penyalahgunaan NAPZA, dll sudah menjadi persoalan dunia. Demikian pulabudaya negatif di satu bangsa/negara dengan cepat juga dapat masuk dan mempengaruhibudaya bangsa/ negara lain.Sementara itu khususnya di bidang Promosi Kesehatan, dalam era globalisasi iniindonesia memperoleh banyakmasukan dan perbandingan dari banyak negara. Melaluiberbagai pertemuan internasional yang diikuti, setidaknya para delegasi memperoleh inspirasiuntuk mengembangkan Promosi Kesehatan di indonesia. Beberapa pertemuan adalah sebagaiberikut1 :1.Konferensi Internasional Promosi Kesehatan. Konferensi ini bersifat resmi, parautusannya diundang oleh WHO dan mewakili negara. Selama kurun waktu 1995 – 2005ada tiga kali konferensi internasional, yaitu : The 4th International Conference on HealtPromotion, Jakarta, 1997, the 5th Internasional Conference on Health Promotion, MexicoCity, 2000, dan the 6st Global Conference on Health Promotion, Bangkok, 2005. Padapertemuan di Bangkok istilah International Conference diganti dengan GlobalConference, a.l. Karena dengan istilah “global” tersebut menunjukkan bahwa sekat –sekat antar negara menjadi lebih tipis dan persoalan serta solusinya menjadi lebihmendunia. Menkes RI yang hadir pada konferensi di Jakarta adalah Prof. Dr. Suyudiyang juga menjadi pembicara kunci pada konferensi tersebut; di Mexico City : Dr.Achmad Suyudi, yang juga menjadi salah satu pembicara kunci dan bersama paramenteri kesehatan dari negara negara lain ikut menandatangani “Mexico MinisterialStatements on Health Promotion”; dan yang hadir di Bangkok adalah Drs. Richard1Dwi Susilowati, Promosi Kesehatan( Modul Bahan Ajar Cetak Keparawatan), Cetakan pe (Jakarta: BadanPengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan., 2016).1

Pajaitan, Staf Ahli yang mewakili Menteri Kesehatan yang harus berada di tanah airmenjelang peringatan proklamasi kemerdekaan RI. Konferensi di Bangkok inimenghasilkan “The Bangkok Charter”. Ketiga konferensi tersebut baik proses maupunhasil – hasilnya memberikan sumbangan yang bermakna dalam perkembangan promosikesehatan di indonesia.2.Konferensi Internasional Promosi dan Pendidikan Kesehatan. Konferensi ini bersifatkeilmuan. Utusannya datang atas kemauan sendiri dengan atas kemauan sendiri denganmendaftar lebih dahulu. Penyelenggaranya adalah Organisasi Profesi, yaitu InternationalUnion for Health Promotion and Education. Dalam kurun waktu ini sebenarnya adaempat kali pertemuan, tetapi indonesia hanya hadir di tiga pertemuan yaitu di Ciba,Jepang, tahun 1995, di Paris, Perancis, tahun 2001, dan Melbourne, Australia, 2004.Indonesia tidak hadir pada pertemuan di Pourtorico, tahun 1998, karena situasi tanah airyang tidak memungkinkan untuk pergi. Dengan mengikuti konferensi seperti ini, selainmenambah wawasan dan gagasan, juga menambah teman dan jaringan.3.Pertemuan – pertemuan WHO tingkat regional dan internasional. Pertemuan seperti inibiasanya diikuti oleh kelompok terbatas, antara 20 – 30 orang. Sifatnya merupakanpertemuan konsultasi atau juga pertemuan tenaga ahli (Expert). Pesertanya adalah utusanyang mewakili unit Promosi Kesehatan di masing – masing negara, atau perorangan yangdianggap ahli, yang diundang oleh WHO. Dalam kurun waktu 1995 – 2005 beberapa kalidiselenggarakan pertemuan konsultasi di New Delhi, India, di Bangkok, Thailand, diJakarta, Indonesia, dan beberapa kali di Genewa, Swis, khususnya dalam kaitannyadengan Mega Country Health Promotion Netwwork. Pertemuan – pertemuan seperti inijuga memicu perkembangan Promosi Kesehatan di Indonesia. Khusus dalam MegaCountry network ini diupayakan penanggulangan penyakit tidak menular secara bersamamelalui aktivitas fisik, makan gizi seimbang dan tidak merokok.4.Pertemuan regional ASEAN. Pertemuan ini diselenggarakan oleh negara – negaraASEAN. Pertemuan seperti ini diselenggarakan beberapa kali, tetapi yang menyangkutPromosi Kesehatan diselenggarakan pada tahun 2002 di Vientiane, Laos. Pertemuan inimenghasilkan Deklarasi Vientiane atau kesepakatan Menteri Kesehatan ASEAN tentang“Healthy ASEAN Lifestyle’ (antara lain ditandatangani oleh Dr. Achmad Suyudi selakuMenteri RI) yang pada pokoknya merupakan kesepakatan untuk mengintensifkan upaya– upaya regional untuk meningkatkan gaya hidup sehat penduduk ASEAN akan menujukehidupan yang sehat, sesuai dengan nilai, kepercayaan dan lingkungannya.2

5.Pertemuan – pertemuan internasional atau regional lainnya, seperti : InternationalConference on Tobacco and Health di Beijing, 1997; International ConferenceonWorking Together for better health di Cardiff, UK, 1998; dan masih banyakpertemuan lainnya, misalnya tentang HIV/AIDS di Bangkok, Manila, dll.; Pertemuantentang kesehatan lingkungan di Nepal; Pertemuan tentang Health Promotion diBangkok, di Melbourne, dll. Ini semua memperkuat jaringan dan semakin memantapkanlangkah di indonesia.Selain itu, indonesia juga banyak menerima kunjungan persahabatan dari negara –negara sahabat, kebanyakan dari negara – negara yang sedang berkembang seperti dariBangladesh, India, Myanmar, Sri Langka, Maladewa (Maldives) dan beberapa negara diAfrika. Dalam kesempatan diskusi di kelas maupun kunjungan lapangan, mereka juga seringmemberi masukan dan perbandingan tentang kegiatan Promosi Kesehatan.1.2. Profil Promosi KesehatanPada umumnya berbagai permasalahan kesehatan disebabkan oleh tiga faktor yangmuncul secara bersamaan seperti (1) adanya bibit penyakit atau penganggu lainnya, (2)lingkungan yang memungkinkan berkembangnya bibit penyakit (3) perilaku manusia yangcenderung tidak memperdulikan bibit penyakit dan lingkungan yang ada disekitarnya.Perilaku seorang manusia akan menentukan dirinya akan menderita sebuah sakit ataupenyakit. Perubahan perilaku akan berkaitan erat dengan promosi kesehaatn yang dilakukan,oleh karena itu peran promosi keseahatan sangat diperlukan dalam meningkatkan perilakumasyarakat agar terbebas dari permasalahan kesehatan.Promosi Kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melaluipembelajaran dari, oleh untuk dan bersama masyarakat agar masyarakat dapat menolong dirisendiri dari terjadinya sebuah permasalahan kesehatan. Beberapa hal yang dapat dicatatsebagai profil Promosi Kesehatan secara rincidapat dilihat dibuku : Profil Promosi Kesehatansecara garis besar adalah sebagai berikut 2 :1.Dalam upaya advokasi, telah dihasilkan beberapa keputusan yang menyangkut kebijakanyang berkaitan dengan : “Social enforencement” Garam beryodium, kawasan tanparokok, kabupaten/kota sehat, program langit biru, dll. Selain itu sekitar 20 provinsi jugatelah mengeluarkan Surat keputusan atau Edaran yang berkaitan dengan PHBS, garamyodium, penanggulangan AIDS, Kawasan Tanpa Rokok, dll.2Departemen Kesehatan RI., Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan (Jakarta: Pusat Promosi KesehatanKementerian Kesehatan RI, 2005).3

2.Dalam upaya bina suasana atau pembentukan opini masyarakat untuk membudayakanperilaku sehat telah dilakukan penyebaran informasi kesehatan, melalui media televisi,radio, media cetak, pameran, media luar ruang lainnya, penyeluhan melalui kelompokdan diskusi interaktif . Penyebaran informasi kesehatan itu dilakukan baik di Pusatmaupun Daerah, tentang berbagai topik, masalah atau Promosi Kesehatan, seperti :GAKY, AIDS, Gaya Hidup Sehat, dll, termasuk kampanye tentang penanggulangandampak pengurangan subsidi energi.3.Dalam upaya pengembangan perilaku hidup sehat, 30 provinci melaporkan telahmengembangkan PHBS di berbagai tatanan : jumlah kumulatifnya sebanyak 7,5 jutalebih di tatanan rumah tangga, 53 ribu lebih di tatanan sekolah (SD, SMP, SMU), 260ribu lebih di tempat kerja )Kantor pemerintah, kantor swasta, pabrik), 26 ribu lebih ditatanan sarana kesehatan (Pemerintah dan Swasta).4.Dalam upaya peningkatan kemitraan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi upayaPromosi Kesehatan, dilakukan berbagai kegiatan, seperti : reorientasi LSM termasuk diprovinsi, sosialisasi Indonesia Sehat ke partai politik, organisasi kemasyarakatan danwartawan, pertemuan – pertemuan lintas program dan lintas sektor, juga berbagaipertemuan bersama LSM, Sektor Swasta, Organisasi Profesi, Ormas Kemanusiaan,Ormas Wanita, Ormas Keagamaan, dll.5.Pengembangan SDM Promosi Kesehatan, baik bagi pengelola program maupunpelaksana di lapangan. Dalam kaitan itu pada tahun 2002 tercatat ada 54 tenaga PromosiKesehatan di Pusat dan beberapa daerah mengikuti pendidikan formal (D3, S1 dan S2).Sedangkan tenaga yang mengikuti pelatihan tentang pomkes dalam tahun 2002 tidakkurang dari 600 orang. Berasal dari pusat dan sedikitnya dari 20 provinsi. Selain itu jugatelah ditetapkan sebanyak 856 orang tenaga jabatan profesional penyuluh kesehatan (98orang ahli dan 758 orang terampil), baik di Pusat maupun Daerah.6.Dalam upaya pengembangan metode dan teknik Promosi Kesehatan, antara lain,dihasilkan : Pomkes di perusahaan, Pomkes dalam era desentralisasi, Pomkes dalampemberdayaan keluarga, Pengembangan Kawasan Tanpa Rokok, Pomkes di pondokpesantren, Pengembangan Kota Sehat, Pemanfaatan Dana Sosial dan Keagamaan untukkesehatan. Sesuatu yang perlu disebutkan disini adalah : Pengembangan SistemSurveilans Perilaku Beresiko terpadu (Yang dipandang sebagai surveilans generasikedua, setelah surveilans penyakit) dan Pengembangan Sistem Informasi PHBS diberbagai tatanan.4

7.Pengembangan me

Dikat Mata Kuliah Dasar Promosi Kesehatan ini disusun untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN Sumatera Utara Medan dalam menempuh mata kuliah Dasar Promosi Kesehatan. Modul ini disusun dengan kualifikasi merangkum semua materi teoritis. Teknik penyajiannya dilakukan pada setiap pertemuan sebanyak 2 sks. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa modul ini tentu punya .

Related Documents:

pemerintahan 4.4. kompetensi petugas promosi kesehatan di Lembaga Swadaya Masyarakat 4.5. kompetensi petugas promosi kesehatan di tempat kerja 4.6. monitoring dan evaluasi program promosi kesehatan di berbagai setting KEGIATAN PEM ELAJARAN (METODE) Metode pembelajaran yang akan digunakan dalam mata kuliah ini adalah active learning

Analisis Buku Ajar Biologi SMA Kelas X Di Kota Bandung Berdasarrkan Literasi Sains, 1–13. Adisendjaja, Y. H., & Romlah, O. (2007). Analisis Buku Ajar Sains Berdasarkan Literasi Ilmiah Sebagai Dasar Untuk Memilih Buku Ajar Sains ( Biologi ) Literasi Ilmiah Sebagai Dasar Untuk Memilih Buku Ajar Sains (Biologi). FPMIPA-UPI, 1–8.

vi Buku Ajar Keperawatan Kesehatan JiwaTeori dan Aplikasi Praktik Klinik buku ini diharapkan dapat menjadi dasar mahasiswa memasuki dunia keperawatan dan menjadi seorang perawat professional dalam memberikan pelayanan keperawatan jiwa pada klien dan keluarga dalam berbagai kondisi, baik ditatanan rumah sakit maupun komunitas. Buku ajar ini disusun dengan mengacu pada kurikulum pendidikan .

buku ajar dalam pembelajaran Akidah Akhlak yaitu buku ajar siswa Akidah Akhlak untuk SMA/MA kelas X. Buku ajar yang telah diterbitkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia Tahun 2014 tentunya masih banyak

penyempurnaan buku ajar ini. 6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan banyak bantuan kepada tim penulis sehingga buku ini dapat terwujud. Tim penulis berharap semoga buku ajar ini dapat menjadi salah satu buku yang dapat membentuk karakter generasi penerus bangsa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

C. Analisis Kebijakan Kesehatan 12 D. Sistem Nasional Kesehatan Indonesia 16. BAB 2 METODE ANALISIS KEBIJAKAN KESEHATAN 19. A.engertian Metode Analisis Kebijakan Kesehatan P 19 B. Metode Analisis Kebijakan Kesehatan 21 C. Pengaruh . Stakeholder. Terhadap Kebijakan . esehatan K 24 D.roses Analisis Kebijakan Kesehatan P 26

BUKU AJAR ANTROPOLOGI SOSIAL KESEHATAN 1 BAB I KONSEP DASAR BUDAYA DAN MASYARAKAT A. PENDAHULUAN Materi ini merupakan mata kuliah lanjut yang menekankan pada pemahaman mengenai konsep dasar budaya dan masyarakat melalui ranah ilmu antropologi. Mengingat bidang ilmu kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan ilmu

Additif très dangereux E249 : Nitrite de potassium . Conservateur chimique. Risques : essoufflements, vertiges, maux de tête, chez les nourrissons les nitrites peuvent provoquer la mort par asphyxie car ils empêchent les globules rouges de transporter l'oxygène, cancérigène. Très répandu dans les charcuteries, les salaisons, le foie gras et le bacon traité, MÊME DANS LES .