BAB III KAJIAN TEORI A. Pengertian Komunikasi

2y ago
130 Views
2 Downloads
361.53 KB
25 Pages
Last View : 14d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Alexia Money
Transcription

BAB IIIKAJIAN TEORIA. Pengertian KomunikasiKomunikasi Dalam Ruang Organisasi ( Kelompok)Menurut Perspektif Interaksi Simbolik, budaya organisasi adalah produk interaksisosial/komunikasi sosial, dan oleh karena itu juga pemahaman terhadap budaya organisasidipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukan dengan orang-orang yang telah lebih dahulu yangmengusung budaya tersebut. Bertolak dari pendekatan tersebut juga maka kunci untukmemahami budaya organisasi adalah komunikasi atau dalam ungkapan Waber (Charon, 1987;67) kunci untuk memahami budaya organisasi interaksi adalah tindakan komunikasi yangdikontruksi bersama antara para kelompok masyarakat baru dengan masyarakat lama yangmempersentasika organisasi tersebut.1Dengan demikian pula proses pembelajaran budaya organisasi dilakukan dengan melaluikomunikasi. Dan komunikasi itu dapat dilakukan dengan orang-orang yang mempersentasikanbudaya organisasi lewat komunikasi dengan orang-orang yang akan diketahui ‘makna’ apa yangdiletakkan orang pada situasi, gagasan, orang, perilaku, kebiasaan, artepak dan objek budayakomuniukasi lainnya. Dengan demikian pemahaman kita tentang budaya organisasi muncullewat komunikasi. Penelitian ini bermaksud untuk mengesplorasi dan menganalisi bagaimana1Engkus Kuswanto, Komunikasi Kontekstual,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), cet 1,p. 31023

24perilaku komunikasi yang dilakukan masyarakat baru selama menjalani proses sosialisasi budayaorganisasi.21. Pola Mengembangkan Budaya OrganisasiSistem ssosial atau organisasi yang dipimpin oleh pemimpin beranggotakan para pengikutpemimpin mereka yang sikap dan perilakunya terpengaruh oleh pemimpin mereka merekasendiri; mereka juga menolak adanya kepemimpinan-kepemimpinan, dan mereka jugamelakukannya secara netral terhadap pimpinan mereka sendiri. Dan mereka membentukkelompok-kelompok sosial yang sering mempunyai tujuan tertentu, dan mengetahui latarbelakang pendidikan budaya, agama, suku bangsa, jenis kelamin, dan kelas sosial yang berbeda.Keadaan ini terutama jika nilai-nilai demokratis tidak diterapkan akan menimbulkan konflik, dankonflik tersebut konflik destruktif yang dapat menghalangi realisasi visi dan tujuan organisasi.Budaya organisasi adalah norma, nilai-nilai, asumsi, filsafat dari organisasi yangdikembangkan oleh pemimpin organisasi dan para anggota organisasi dan diterapkan dalamperilaku organisasi dalam anggota organisasi. Serta umum organisasi dirumuskan sebagai visi,misi, tujuan strategic, dan nilai-nilai strategic. Budaya organisasi diajarkan kepada para angotaorganisasi dan diawasi pelaksanaannya secara sistematis (Wirawan, 2007).32. Pemimpin dan Pengikut: Hubungan Kekuasaan1. Pola Kepemimpinan TransaksionalKami telah memberi label manajer bahwa bagi beberapa dari pemimpin transaksionalyang berada pada tahap ketiga perkembangan kebutuhan akan kekuasaan individu-individu ini2Engkus Kuswanto, Komunikasi Kontekstual.,p. 311Wirawan, Kepemimpinan Teori Psikologi Perilaku Organisasi Aplikasi Penelitian,(Jakarta: Raja Wali Pers,2014), cet, 2,p. 683

25mengekspresikan kebutuhannya akan kekuasaan, yaitu kebutuhannya untuk mengontrolkehidupan mereka dengan mengrahakan kebutuhan mereka akan kekuasaan secara proposial.Dan mereka juga menggunakan kekuasaan dan pengaruh secara produktif dengan berbagikekuasaan dan memperluas pengaruh kepada para pengikutnya, Individu-individu ini adalah parapemimpin transaksional, yakni manajer-manajer yang bagus dan berkualitas serta aktif dalamberekja. Para pemimpin transaksional seringkali dapat mengatur dengan baik dan mereka mampumenyelesaikan pekerjaan dan kegiatan dengan baik dengan menetapkan tanggung jawab kerjadan harapan-harapan yang jelas dari para pengikutnya. Dan mereka juga memberikankewenangan yang diperlukan kepada pengikutnya untuk memenuhi tanggung jawab nya, danmereka juga membuat kontrak dengan pengikutnya yang terkait dengan konsenkuensikonsenkuensi dalam mencapai berbagai harapan yang telah ditetapkan.42. Pola Kepemimpinan KarismatikKami memulai diskusi dengan pola hubungan pemimpin pengikut dengan berbicaratentang orang-orang yang berprestasi secara independen pada tahap kedua dari perkembangankebutuhan akan kekuasaan. Orang-orang yang memiliki ketergantungan bukanlah pemimpintransaksional ataupun pemimpin transformasional. Walaupun beberapa orang adalah pengikutmereka bukan pengikut yang sudah dewasa, agaknya pengikut mereka didasarkan padakeinginan akan relasi ketergantungan dengan pemimpin. Dengan mengidentifikasikan dirinyadengan pemimpin mereka berniat untuk menggabungkan kekuasaan pemimpin dalam dirimereka sendiri. Para pengikut seperti ini secara lebih tepat disebut sebagai ‘bawahan’ Artinya4Erlangga, Marshall Sashkin, Prinsip-Prinsip Kepemimpinan,(Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 2003),p. 72

26dalam segala hal mereka menempatkan diri mereka sendiri menurut keinginan-keinginanpemimpin.3. Pola Kepemimpinan TransformasionalPara pemimpin transformasional mengidentifikasikan, mengartikan dan membantu orang lainuntuk menginternalisasi nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan bersama. Para pemimpin seperti inimendifinisikan control sebagai suatu hal yang diperoleh dari sebuah sumber yang lebih tinggi.Komunitas para pemimpin transformasional organisasi tidak peduli dengan penanaman nilainilai dan keyakinan-keyakinan masa lalu. Mereka juga tidak berniat untuk menanamkankeyakinan dan nilai-nilai yang dimilikinya kepada para anggota komunitas, maka sebaliknyajuga ada pekerjaan pemimpin tranformasional pertama-tama adalah mengambil serangkaian nilaidan keyakinan dari komunitas anggota organisasi sekarang ini (termasuk pemimpin). Parapemimpin transformasional kemudian bertindak untuk membuat nilai-nilai dan keyakinan ininmenjadi eksplisit sehingga mereka bisa dibagi dengan penuh kesadaran.53. Pola dan Arus Komunikasi dalam Organisasi kelompok1. Pola-Pola Komunikasi Kelompok di IndonesiaKomunikasi kelompok di Indonesia ialah merupakan proses hal mana suatu ide dialihkandari sumber kepada suatu penerima atau lebih dengan maksud mengubah perilaku”, demikiandikatakan Everett M. Rogers. Definisi ini menekankan bahwa dalam berkomunikasi ada sebuahproses ide, gagasan, lambing, dan di dalam proses itu juga bisa melibatkan orang lain.Sehubungan dengan kenyataan bahwa berkomunikasi adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkandari aktivitas seorang manusia, tentu masing-masing seseorang mempunyai cara tersendiri atau5Erlangga, Marshall Sashkin, Prinsip-Prinsip Kepemimpinan.,p. 73

27tujuan sendiri hal itu juga tujuan yang untuk di capai atau bisa di dapatkan, melalui apa ataukepada siapa. Dalam formulasinya Harold D. Laswell itu biasa disebut who (siapa), says what(mengatakan apa), in which channel (lewat saluran mana), to whom (kepada siapa), with whateffect (efek apa yang diharapkan). Dan jelas masing-masing orang mempunyai perbedaan dalamberkomunikasi tersebut. Dan oleh karena itu juga dalam pola komunikasi dikenal sebagai polayang tertentu sebagai menifestasi perilaku manusia dalam berkomunikasi.6Ditinjau dari pola yang dilakukan, ada beberapa jenis yang dapat dikemukakan oleh parasarjana atau yang berpengalaman dalam berkomunikasi atau mereka yang tertarik dengan ilmukomunikasi yang mempunya tipe pola tersendiri dalam mengamati perilaku berkomunikasi.Namun semua itu juga tidak perlu dibedakan secara kontradiktif yang hanya perbedaanpenekanan saja yang disebabkan latar belakang dan lingkunganyang mendukungnya.Joseph A. Devito dalam buku komunikasi antar manusia membagi pola komunikasimenjadi empat: yakni, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok kecil, komunikasi publik,dan komunikasi massa. Guna membedakan pola komunikasi yang berkembang di Indonesia danlebih ditinjau dari aspek sosialnya dan kita juga akan mecoba beberapa pola komunikasi antaralain: komunikasi dengan diri sendiri, komunikasi dengan orang lain, komunikasi dengankelompok, komunikasi dengan masyarakat. Dan beberapa pola komunikasi tersebut ialah nyatatelah adanya dan mampu membentuk sebuah arus komunikasi tersendiri. Dan dengan kelebihanmasing-masing jelas akan mempengaruhi system komunikasi Indonesia. Dan pola komunikasijuga bisa mencapai aspek sebagai komunikasi yang lancer dan berguna untuk masyarakat sekitardan orang yang di sekeliling kita sendiri.767Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), cet 1,p. 26Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia.,p. 28

28Pola komunikasi kelompok adalah sekumpulan orang-orang yang terdiri dari dua atautiga orang bahkan lebih, dan kelompok juga memiliki hubungan yang intensif. Dan kelompok disini adalah kelompok kecil, tidak ada batasan yang jelas tentang berapa jumlah orang yangberada dalam satu kelompok kecil maupun kelompok besar, namun pada umumnya jugakelompok kecil itu terdiri dari 2 sampai 15 orang. Jumlah yang lebih kecil dari dua orangbukanlah kelompok, begitu pula jumlah anggota kelompok yang melebihi 15 orang, akan tetapiini menyulitkan setiap anggota berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya secara intensif.Pola struktur dalam komunikasi kelompok yang formal ialah digambarkan dalam bentukbagan. Dan bagan tersebut menggambarkan ringkasan garis wewenang dalam perusahaan danhirarki formal. Dalam bagan berikut ini setiap kotak melukiskan hubungan dalam rangkaianperintah dan setiap garis menggambarkan saluran formal bagi penyampaian informasi resmi.Informasi dapat bergerak ke atas, ke bawah, atau horizontal melintasi hirarki yang formal.Demikian pula pola dalam komunikasinya mengikuti garis wewenang yang tercantum dalambagan organisasi (komunikasi dari atas, ke bawah, dan dari bawah ke atas, dan lateral).82. Arus KomunikasiKomunikasi ini sangat penting dalam perilaku dalam berorganisasi kelompok, dan dalampraktik berorganisasi. Komunikasi yang efektif juga merupakan persyarat bagi terbinanyakerjasama yang baik demi mencapai tujuan organisasi. Terkait dengan hai itu juga, pembahasanmengenai pola komunikasi dalam organisasi yang mmebentuk arah arus informasinya sanagatpenting. Komunikasi ke atas ke bawah (vertical) dan komunikasi lateral barangkali merupakanhal yang sangat penting. Di samping itu juga kita akan melihat lebih jelas pada pandangan8Abdul Malik, Membangun Komunikasi Membangun Reputasi,(Serang: Cahaya Minolta, 2013, cet 1,p. 24

29informasi samar dan juga pada sebab akibat adanya kepadatan informasi. Di dalam aruskomuniakasi di dalamanya terdiri dari:93. Komunikasi Ke AtasKomunikasi ke atas merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hirarki yang lebih rendahke tingkat yang lebih tinggi, misalnya dari pelaksana ke manajer, atau dari dosen ke dekanfakultas. Komunikasi ke atas juga sangat penting untuk mempertahankan dan bagi pertumbuhanorganisasi.Komunikasi ini memberikan manajemen umpan balik yang diperlukan mengenaisemangat kerja para anggota kelompoknya tersebut. Meski itu semua penting bagi organissai,namun komunikasi ke atas pada pelaksanaannya sulit untuk dikendalikan. Dan salah satumasalahnya adalah pesan yang mengalir ke atas sering kali merupakan pesan yang perlu didengar oleh hirarki yang lebih tinggi.4. Komunikasi ke BawahKomunikasi ke bawah adalah pesan yang dikirim dari tingkatb hirarki yang lebih tinggike tingkat hirarki yang lebih rendah. Permasalahannya adalah komunikasi ke bawah ialahmerupakan komunikasi yang dalam berbahasan sangatlah berbeda dan bisa sedikit sulit untukdipahami.9Abdul Malik, Membangun Komunikasi Membangun Reputasi.,p. 25

305. Komunikasi LateralKomunikasi lateral adalah komunikasi pesan antara sesame kelompok ke kelompoklainnya, dan pesan ininadalah pesan semacam ini bisa bergerak di bagian yang sama di dalamorgtanisasi atau mengalir antar bagian. Komunikasi lateral juga bisa mempelancar pertukaran,pengetahuan, pengalaman, metoda dan sebagainya. Dan komunikasi lateral juga membangunsemnagat kerja untuk masyarakat.Pola komunikasi yang terbangun dalam organisasi umumnya juga ikut terbentuk olehgaya manajerial dalam sebuah perusahaan. Dan para ahli juga menerangkan bahwasannyadidalam bidang manajemen menerangkan empat gaya manajemen dasar kegiatan dan setiapkegiatan tersebut mempunyai pendapat tersendiri yang bisa dihubungkan dengan lingkungankomunikasi yang mempunyai ciri masing-masing yang berbeda antara yang satu dengan yanglain.10B. Pengertian Konflik antar KelompokKata konflik ini mengandung banyak pengertian. Ada pengertian yang negatif, yangnetral, dan yang positif. Dalam pengertian yang negatif, konflik dikaitkan dengan me,destruksi/pengrusakan,pengahncuran,pemogokan, perang dan seterusnya.Dalam pengertian positif, konflik dihubungkan dengan peristiwa, petualangan, hal-halbaru, inovasi, pembersihan, pemurnian, pembaharuan, penerangan batin, kreasi, pertumbuhan,perkembangan, rasionalitas, yang dialektis, mawas diri, perubahan, dan seterusnya.10Abdul Malik, Membangun Komunikasi Membangun Reputasi.,p. 26-27

31Sedangkan dalam pengertian yang netral, konflik diartikan sebagai akibat biasa darikeaneka-ragaman individu manusia dengan sifat-sifat yang berbeda, dan tujuan hidup yang tidaksama pula. Dan konflik dapat berupa perselisihan, karena akibat adanya ketegangan ataumunculnya kesulitan-kesulitan yang mengakibtkan timbulnya konflik.Definisi konflik ialah semua bentuk benturan, tabrakan, ketidaksesuaian, pertentangan,perkelahian, oposisi, dan interaksi-interaksi yang antagonistis-bertentangan. Dan konflikmendefinisikan sebagai berikut:1.Konflik ialah relasi-relasi psikologis yang antagonis, berkaitan dengantujuan-tujuan yang tidak disesuaikan. Interest-intrest ekslusif dan tidak bisadipertemukan, sifat-sifat emosional yang bermusuhan dan struktur-struktur nilai yangberbeda.2.Konflik adalah interaksi yang antagonis, mencakup tingkah laku lahiriahyang tampak jelas, mulai dari bentuk-bentuk perlawanan halus, terkontrol, tersembunyi,tidak langsung. Sampai pada bentuk perlawanan terbuka, kekerasan perjuangan tidakterkontrol akibat benturan laten, pemogokan, huru-hara, makar, gerilya, perang dan lainlain.11Pengertian konflik antar kelompok ialah suatu permasalahan yang timbul karena adanyapandangan yang berbeda yang terjadi di dalam masyarakat atau pandangan Negara. Dan konflikjuga proses yang awal mulainya bila salah satu pihak yang mempengaruhi pihak lain secaranegatif. Dan yang saya ketahui mengenai konflik individu ialah yang dialami oleh dirinya sendirikarena adanya tekanan peran dan ekspestasi di luar berbeda dengan keinginan atau harapannya.11Kartini Kartono, Pemimpin Dan Kepemimpinan,(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1998), cet 8,p. 213

32Dan konflik kebutuhan ialah konflik peran yang di mainkan oleh organisasi yang tidakbertanggung jawab atas tugas-tugas nya masing-masing, dan jarang juga keinginan dankebutuhan kelompok bertentangan atau tidak sejalan dengan kepentingan dan kebutuhanorganisasi. Dan konflik juga harus mempunyai status, tujuan, Hal ini juga yang bisamemunculkan konflik antar kelompok.12 Dan contohnya ialah setiap kelompok organisasi yangmemiliki peran atau pendapat yang berbeda-beda, dan ada kalanya juga perbedaan peran danindividu tersebut memunculkan suatu konflik. Konflik terbagi menjadi dua bagian yaitu :1. Konflik InternalKonflik internal ialah konflik yang dapat terjadi akibat perbedaan penafsiran terhadapkelompok yang berkonflik dan kecurigan serta kecemburuan antar sesama kelompok lain.2. Konflik EkstrenalKonflik eksternal ialah konflik bersifat terbuka situasi yang terjadi ketika ada perbedaanpendapat atau secara pandangan. Dan contoh konflik eksternal ialah permasalahan yang berbedapendapat maupun dari individu dan non individu tersendiri, dan konflik eksternal berbedapemikiran dan pendapatan pemikiran tersendiri dengan pemikiran norang lain yang berseimbangdengan antara perasaan, pikiran, hasrat, dan prilaku seseorang yang terancam.Kelompok konflik terbagi menjadi beberapa kelompok yaitu:a. Kelompok konflik positif , yaitu konflik yang mengenal beberapa tipe konflikpermasalahan yang harus diselesaikan dan menjadi pendorong yang berpotensimenanggapi secara positif dan dijauhkan dari cara negatif.12Joseph A. Devito, Komunikasi AntarManusia,(Tangerang: Karisma Publishing Group, 2011),p. 338-339

33b. Kelompok konflik negatif ialah perdebatan dan permasalahan pemikiran seseorang yangselalu berfikir secara negatif dan susah untuk disatukan dan konflik negatif juga selalutimbul kecurigaan serta permasalahan yang bisa merusak pemikiran seseorang, dankonflik negatifjuga bisa di atasi dengan individu-individu seseorang yang bisamenyelesaikan konflik ini secara kepala dingin dan tingkah laku serta prilaku seseorangyang mampu mengatasi konflik negatif.13c. Kelompok konflik pemecahan masalah adalah sekumpulan individu yang berkumpulyang bertemu untuk memecahkan suatu masalah tertentu atau untuk mencapai suatukeputusan mengenai beberapa masalah tertentu. Dalam beberapa hal cara ini merupakancara yang efektif bagi kelompok yang ikut berpartisipasi. Karena yang diperlukan bukanhanya pengetahuan mengenai teknik-teknik berkomunikasi kelompok kecil, tetapipengetahuan yang menyuruh mengenai masalah tersebut. Dan di samping itu juga adakelompok pemecahan masalah biasanya memerlukan kesetiaan mematuhi serangkaianperaturan procedural yang kaku. Dan tahap-tahap pemecahan masalah juga diperlukansecara ringan dan gampang untuk menyelesaikan suatu masalah . Kelompok mungkinsaja menggunakan metode pembuatan keuputsan yang berbeda-beda, misalnya sajadalam menentukan kriteria umumnya ialah kelompok akan menggunakan salahpemikiran para kelompok yang menyuarakan perasaan dan pendapat mereka. Dankelompok yang menyetujui akan mematuhi keputusan manyoritas dan mengizinkanadanya pemungutan suara untuk mencari penyelesaian suatu masalah. Kelompok juga13Joseph A. Devito, Komunikasi AntarManusia ,p.400

34akan mematuhi suatu keputusan dari kelompok lain dan keputusan kelompok yang akanmenyetujuinya dan mereka tridak ingin adanya konflik di antara keduanya.14Kelompok pengembangan ide yang sama hal nya dengan kelompok kecil yang dibentuksemata-mata hanya untuk mengembangkan ide. Dalam hal ini ada juga cara untukmempengaruhi konflik yang caranya hanya dalam perdebatan dan perseteruan di antarakeduanya. Saran masalah merupakan teknik untuk menyelesaikan suatu masalah dengan caramemunculkan gagasan sebanyak mungkin. Dan prosedurnya cukup sederhana. Suatu masalahdipilih yang memungkinkan dapat dilakukannya pengembangan sebanyak mungkin gagasan.Para anggota kelompok diberi tahu mengenai masalahnya dan sebelum mereka memikirkanmasalah tersebut sebelunya ketika kelompok bertemu, setiap anggota berkontribusi memberikangagasan sebanyak yang ia pikirkan. Semua gagasan dicatat, bisa ditulis atau direkam selamaproses perekmbangan ide, dan harus dipatuhi empat aturan umum berikut.1. Kritik negatif tidak diperbolehkan. Semua gagasan dicatat. Pada tahap ini setiap gagasanyang muncul tidak dievaluasi, ataupun didiskusikan setiap kritik negatif baik yang verbalmaupun nonverbal, di kecam sendiri oleh pimpinan maupun para anggota.2. Kuantitas lebih baik. Semakin banyak gagasan semakin baik. Dalam segudang gagasandiharapkan terdapat satu atau dua gagasan yang baik. Kombinasi dan penambahandiperkenankan. Sementara para anggota tidak boleh mengkritik gagasan tertentu, merekaboleh mengombinasika atau mengembangkan gagasan yang ada dengan cara-caratertentu. Nilai dari suatu gagasan tertentu adaalah kemampuannya untuk merangsanggagasan lain dari para anggota untuk mengobinasikan atau menmgembangkannya.14Muhammad Budyatna, Teori Komunikasi Antarpribadi,(Jakarta: Kencana Media Group, 2011),p. 276

353. Kebebasan diperkenankan. Gagasan yang aneh dan gila pun dianggap lebih baik.Gagasan gila dapat dengan mudah diperhalus, tetapi tidak mudah diterangkan secarasederhana.4. Jika semua anggota sudah menumpuhkan semua gagasannya dari tidak bisa lagimenambah kontribusinya, dan pada saat ini moderator boleh mengemukakan beberapakomentar kepada para anggota.15Umat manusia juga bisa mencerminkan kumpulan yang bera

3. Pola dan Arus Komunikasi dalam Organisasi kelompok 1. Pola-Pola Komunikasi Kelompok di Indonesia Komunikasi kelompok di Indonesia ialah merupakan proses hal mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih dengan maksud

Related Documents:

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori Kajian teori merupakan deskripsi hubungan antara masalah yang diteliti dengan kerangka teoretik yang dipakai. Kajian teori dalam penelitian dijadikan sebagai bahan rujukan untuk memperkuat teori dan mem

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori Kajian teori berfungsi sebagai landasan teoretik yang digunakan oleh peneliti untuk membahas dan menganalisis masalah yang diteliti. Kajian teori disusun berdasarkan perkembangan terkini bidang ilmu yang berkaitan dengan inti penel

tentang teori-teori hukum yang berkembang dalam sejarah perkembangan hukum misalnya : Teori Hukum Positif, Teori Hukum Alam, Teori Mazhab Sejarah, Teori Sosiologi Hukum, Teori Hukum Progresif, Teori Hukum Bebas dan teori-teori yang berekembang pada abad modern. Dengan diterbitkannya modul ini diharapkan dapat dijadikan pedoman oleh para

29 BAB II KAJIAN TEORI A. Landasar Teori 1. Teori Ekonomi Ekonomi atau economic dalam banyak literature ekonomi disebutkan berasal dari bahasa Yunani yaitu kata “Oios atau Oiuku” dan “Nomos” yang berarti peraturan rumah tangga.

BAB II KAJIAN TEORETIK Bab kedua ini penulis sebut dengan kajian teoretik yang dikenal juga dengan istilah kerangka teoritik; isinya membahas tentang teori-teori yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Sehingga pada bab ini, penulis akan menguraikan teori mengenai

22 BAB II KAJIAN TEORI Dalam teori ini berisi tentang kajian-kajian yang dijadikan sebagai rujukan langsung penelitian dan penulisan, serta sebagai pisau pembedah masalah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Beberapa tulisan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur seperti tesis, . teori manajemen, dan teori analisis SWOT. Perbedaan penelitian tersebut di atas adalah perbedaaan

A. Teori-teori sosial moden timbul sebagai tin& bdas kepada teori-teori sosial klasik yang melihat am perubahan rnasyarakat manusia dengan pendekatan yang pesimistik. Teori sosial moden telah berjaya menerangkan semua gejala sosial kesan perindustrian dan perbandaran. Teori sosial moden adalah lanjutan teori klasik dalam kaedah dan faIsafah. B. C.